BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam melakukan penelitian ilmiah, langkah awal yang dilakukan adalah membuat hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Selama penelitian Kebenaran hipotesis diuji berdasarkan fakta empiris yang diperoleh selama proses penelitian. Penelitian tidak akan terjadi jika peneliti belum membuat hipotesis. Hipotesis itu sendiri dibagi menjadi dua bagian hipotesis “a” yang ditandai dengan kalimat “ada hubungan” sedangakn hipotesis “o “ ditandai dengan kalimat “ tidak ada hubungan “. Hasil akhir penelitian akan menentukan masuk hipotesis apakah penelitian itu. Untuk definisi operasional, setiap peneliti mempunyai definisi operasional sendiri-sendiri atau berbeda dengan peneliti yang lainnya walaupun judulnya sama, disesuaikan dengan kebutuhan si peneliti. Sedangkan untuk skala pengukuran digunakan sebagai acuan atau tolak ukur untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada pada alat ukur sehinga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data. (Ramli, 2011).
Jadi dalam suatu penelitian merupakan hal yang wajib terdapat hipotesis, definisi operasional dan skala pengukuran karena tanpa ada unsur-unsur tersebut tidak akan ada penelitian. B. TUJUAN PENULISAN 1. Mahasiswa mampu memahami definisi hipotesis 2. Mahasiswa mampu membuat definisi operasional dalam penelitian 3. Mahasiswa mampu menggunakan skala pengukuran sesuai penelitian
1
C. RUMUSAN MASALAH 1. apakah definisi hipotesis, definisi operasional dan skala pengukuran?” 2. bagaimana cara membuat hipotesis, definisi operasional dan penggunaan skala pengukuran?”
2
BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN 1. Definisi Hipotesis Hipotesis berasal dari kata hipo (lemah) dan tesis (pernyataan), yaitu suatu pernyataan yang masih lemah dan membutuhkan pembuktian untuk menegaskan apakah hipotesis tersebut dapat diterima atau harus ditolak, berdasarkan fakta atau data empiris yang telah dikumpolkan dalam openelitian. Hipotesis juga merupakan sebuah pernyataan tentang hubungan yang diharapkan antara dua variable atau lebih yang dapat di uji secara empiris (Hidayat, 2009).
Biasanya hipotesesis terdiri dari pernyaaan yang tehadap yang adanya atau tidak adanya hubungan antara dua variable, yakni variable bebas (Independent variable ) dan variable terikat (dependen variable). Variable bebas ini merupakan variable penyebabnya atau pengaruh, sedang variabel terikat adalah merupakan variable akibat variabel terpengaruh. Jadi hipotesis merupakam suatu kesimpulan sementara atau jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan penelitian (Nursalam, 2003).
Hipotesis disusun sebelum penelitian dilaksanakan, karena hipotesis dapat mengarahkan penelitian, memperkecil jangkauan penelitian, memberikan petunjuk pada tahap pengumpulan data, [anduan dalam pengujian antara dua variable atau lebih, dan membantu mengarahkan mengidentifikasi varabel yang akan diteliti. a. Perumusan hipotesis yang baik : 1) Hipotesis harus dinyatakan dalam bentukk pernyataan (statement), bukan dalam bentuk kalimat Tanya.
3
2) Hipotesis harus muncul dari ilmu pengetahuan yang diteliti, karena berkaitan dengan bidang ilmu pengetahuan yang sedang atau akan diteliti. 3) Hipotesis harus dapat di uji, Karena suatu hipotesis harus terdiri atas variable-variabel yang dapat diukur dan dapat disbanding-bandingkan. Hipotesis yang tidak jelas cara pengukuran variabelnya. Akan sult mencapai hasil akhir yang objektif. 4) Hipotesis harus sederhana, jelas, tegas dan terbatas, artinya hipotesis tidak boleh menimbulkan perbedaan dalam pengertian dan tidak terlalu luas sifatnya ( Notoadmodjo, 2003) b. Jenis Hipotesis Dalam penelitian ini terdapat beberapa jenis hipotesis, di antaranya : 1) Hipotesis kerja Hipotesis ini meruakan suatu rumusan hipotesis dengan tujuan untuk membuat ramalan tengang peristwa yang terjadi bila suatu gejala muncul.n hipotesis ini biasaya menggunakan rumusan pernyataan : Jika…., maka…., artinya…., jika suatu factor atau variable terdapat atau terjadinya pada suatu situasi, maka ada akibat yang dapat ditimbulkannya. Contoh : 1. Jika persalinan dilakukan oleh dukun yang belum dilatih, maka angka kematian bayi di daerah tersebut tinggi. 2. Jika status gizi ibu hamil buruk, maka berat badan lahir anak akan rendah. 2) Hipotesis nol atau Hipotesis Statistik Hipotesis ini dapat dilambangkan dengan Ho adalah hipotesis yang menyatakan hubungan yang definitife dan tepat diantara dua variable. Secara umum hipotesis nol di ungkapkan debagaii tidak terdapatnya hubungan yang signifikan antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lainnya. Didalam analisis statistic, uji statistic biasanya mempunyai sasaran untuk menolak kebenaran hipotesis nol. hipotesis lain bukan hipotesis nol tersebut hipotesis alternative yang biasa dilambangkan Ha.
4
Hipotesis alternatif ( Ha) menyatakan adanya hubungan antara dua variabel atau lebih, bisa juga menyatakan adanya perbedaan dalam hal tertentu pada kelompok yang berbeda. Pada umumnya kesimpulan uji statistik yang digunakan adalah jika niai hitungan (resultant value) lebih besar dari pada nilai kritis, maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Sementara jika nilai hitung lebih kecil dari pada nilai kritis maka hipotesis nol diterima dan hipotesis alternatif ditolak (Sekaran, 2006). Contoh : a) adanya hubungan antara status gizi ibu hamil dnegan berat badan bayi baru lahir. b) Adanya pengaruh cara perawatan payudara dnegan kelancaran pengeluartan ASI. 3) Hipotesis Hubungan dan Hipotesis Perbedaan Hipotesis ini digunakan untuk menentukan atau membedakan hubungan atau perbedaan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis hubungan berisi tentang dugaan adanya hubungan antara dua variabel. Contoh : a) adanya hubungan antara status gizi ibu hamil dengan berat badan bayi baru lahir. Maka hipotesis ini dapat diperjelas menjadi : “makin baik statsu gizi ibu hamil, makin baik pula berat badan bayi baru lahir. “
2. DEFINISI OPRASIONAL Definisi oprasional adalah mendefinisikan variabel secara oprasional berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi tau pengukuran secara cermat terhadap suatu obbjek atau fenomena. Definisi oprasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian. Sedangkan cara pengukuran meruakan cara dimana variable dapat diukur dan ditentukan karakteristiknya. (Hidayat, 2009).
5
Definisi oprasional adalah suatu definisi ketika variabel-variabel penelitian menjadi bersifat oprasional. Definisi dari oprasional menjadi konsep yang masih bersifat abstrak menjadi oprasional yang memudahkan pengukuran variabel tersebut. (Wasis, 2008). Definisi operasional variabel adalah pengertian variabel (yang diungkap dalam definisi konsep) tersebut, secara operasional, secara praktik, secara nyata dalam lingkup obyek penelitian/obyek yang diteliti. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. a. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi, yang menyebabkan timbulnya atau berubahnya variabel terikat. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah locus of control dan kepribadian. b. Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel bebas.Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja. Definisi operasional variable penelitian merupakan penjelasan dari masingmasing variabel yang digunakan dalam penelitian terhadap indikator-indikator yang membentuknya. Definisi operasional penelitian ini dapat dilihat pada table berikut ini :
Jenis Variabel
Definisi
Indikator
Locus Of Control
Locus of Control
(Chi
(X1)
didefinisikan
etal., 2010)
sebagai persepsi
Internal Locus of
seseorang tentang
Control
sumber nasibnya
1. Segala
(Robbins, 2003).
Skala
Hsinkuang Skala Likert
yang
dicapai individu hasil dari usaha sendiri
6
2. Keberhasilan individu karena
kerja
keras 3. Segala
yang
diperoleh individu bukan karena keberuntungan 4. Kemampuan individu dalam menentukan kejadian dalam hidup 5. Kehidupan individu ditentukan oleh tindakannya 6. Kegagalan yang dialami individu akibat perbuatan sendiri 7. Individu bertanggungjaw ab penuh pada setiap pengambilan keputusan yang saya lakukan
7
External Locus of Control 1. Kegagalan yang dialami individu karena ketidakmujuran 2. Perencanaan jauh ke depan pekerjaan yang sia-sia. 3. Kejadian yang dialami
dalam
hidup ditentukan oleh orang
yang
berkuasa. 4. Kesuksesan individu karena faktor nasib. 5. Percaya
diri
dalam menyelesaikan tugas. 6. Merasa dapat mengendalikan tujuan hidup
8
Kepribadian(X2)
Kepribadian
Menurut Costa dan
merupakan
McCrae
organisasi dinamis
Feist (2010) :
dalam
dalam sistem psikologis
Neuroticsm (N)
individu yang
1. Menyelesaikan
menentukan
tugas
caranya untuk
benar
dengan
menyesuaikan diri
2. Percaya diri
secara unik
3. Mudah bergaul
terhadap
4. Dapat menahan
lingkungannya.
emosi
(Robbins, 2007).
baik
dengan
Extraversion (E) 1. Mudah menyesuaikan diri 2. Mudah bekerjasama 3. Merasa nyaman berinteraksi dengan orang lain. 4. Senang berkelompok
Openness (O)
9
1. Terbuka terhadap
ide
baru 2. Penasaran 3. Bertanggung Jawab 4. Inovatif
Agreeableness (A) 1. Toleran 2. Berhati lembut 3. Mampu menahan tekanan 4. Mudah percaya
Conscientiousness (C)
1. Teliti 2. Bekerja keras 3. Teratur 4. Tepat waktu Kinerja
Menurut Mathis
(Y)
(2002), kinerja karyawan
Kuantitas kerja
Skala Likert
1. Volume
kerja
mempengaruhi
yang dihasilkan
seberapa banyak
di atas kondisi
mereka memberi
normal.
10
kontribusi kepada
2. Target
organisasi
kerja
dapat terpenuhi dengan
penuh
perhitungan 3. Standar
kerja
ditentukan oleh perusahaan
Kualitas kerja
1. Kerapihan 2.
Ketelitian
3. Keterkaitan hasil
dengan
tidak mengabaikan volume pekerjaan 4. Cekatan tuntas
dan dalam
mengerjakan suatu pekerjaan
Pemanfaatan waktu 1. Pekerjaan diselesaikan dengan tuntas 2. Semua
11
pekerjaan diselesaikan tepat waktu. 3. Kesadaran tinggi
untuk
menyelesaikan semua tugas.
Kerjasama
1. Toleransi 2. Kemampuan menangani hubungan dalam pekerjaan 3. Dapat dipercaya rekan kerja 4. Dapat bekerjasama dengan baik.
3. Definisi Skala pengukuran Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalamalat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuranakan menghasilkan data kuantitatif. Sebagai contoh misalnya timbanganemas akan menghasilkan data Kuantitatif
berat
emas
dalam
satuan
mg bila digunakan untuk mengukur
; meteran sebagai instrumen untukmengukur panjang dibuat dengan skala mm, dan akan menghasilkandata kuantitatif panjang dengan satuan mm.
12
Selain itu, ketika menyusun instrument, peneliti itu juga harus mengetahui tentang jenis skala pengukuran data, agar instrument dapat diukur sesuai dengan permasalahan penelitian. Terdapat beberapa jenis skalara pengukuran data yang digunakan dalam penelitian, yakni : 1. Skala Nominal Merupakan skala paling sederhana yang di sususn sebagai pembeda atau menurut jenis kategori, sepeti jenis kulit ada hitam, putih, kuning, angka 1, 2, 3: suku seperti Madura, bugis, sunda, dan lain-lain: agama islam, katolik, hindu, budha, dan lain-lain; jenis kelamin, laki-laki dan perempuan. 2. Skala Ordinal Merupakan skala berjenjang atau tingkatan, seperti kurang, kucup, baik; tingkat 1, tingkat 2, tingkat 3; rendahn sedang, tinggi; miskin, sederhana, kaya; atau kepangkat, dan lain-lain. 3. Skala Interval Merupakan skala yang menunjukan jarak antara satu data dengan data lainnya yang memiliki bobot yang sama, tidak mempunyai nilai nol mutlak, contohnya seperti tempratur atau suhu, dan lain-lain. 4. Skala Ratio Merupakan skala pengukuran yang mempunyai no mutlak dan mempunyai jarak yang sama seperti pengukuran berat badan, umur, usia manusia, jarak, panjang, dan lain-lain selain keempat skala pengukuran. Terdapat skala pengukuran dalam sikap yang dikembangkan dari skala interval 5. Skala Likert Skala yang digunkan untuk mengukur sikap, pendapat, presepsi seseorang tentang gejaka atau masalah yang ada dimasyarakat atau yang dialaminya. Beberapa bentuk jawaban pertanyaan pertanyaan yang masyk kedalam kategori skala likert (Hidayat, 2009). Secara umum teknik dalam pemberian skor yang digunakan dalam kuesioner penelitian ini adalah teknik skala Likert. Penggunaan skala Likert menurut ( Sugiyono, 2014) adalah: “skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang
13
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Menurut (Sugiyono, 2014) mengemukakan bahwa: “Macam-macam skala pengukuran dapat berupa: skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala rasio, dari skala pengukuran itu akan diperoleh data nominal, ordinal, interval, dan rasio”. 6. Skala guttman Skala ini merupakan skala yang bersifat tegas dn konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pernyataan/pernyataan : ya dan tidak, positif dan negative, setuju dan tidak setuju, benar dan salah. Skala guttman ini pada umumnya dibuat seperti checklist dengan interorestasi penilaian, apabila skor benar nilai 1 dan apabila salah nilai 0 dan analisisnya dapat dilakukan seperti skala likert. 7. Skala diferensial semantic Merupakan skala perbedaan semantic yang berisi pernyataan sikap seseorang, yang memberikan jawaban rentang dari positif ke negatif. 8. Skala rating Merupakan skala sikap yang memberikann peryataan dengan jawaban yang berupa angka yang telah disediakan, yang hamper sama dengan skala likert akan tetapi tersedia jawaban berupa interval angka. 9. Skala thrustone Merupakan sekala yang memberikan sejumlah pernyataan pada responden. Responden diminta untuk memilih sebagian dari pernyataan, kemudian dihituung oleh peneliti sesuai dengan nilai yang telah di tetapkan.
14
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN Dalam penelitian langkah awal yang dilakukan adalah melihat fenomena kemudian peneliti membuat hipotesis. Hipotesis sendiri harus terdiri dari dua variable at au lebih. Biasanya variabel yang sering digunakan adalah variable dependant dan variable independent. Define operasional Definisi operasional variabel adalah pengertian variabel (yang diungkap dalam definisi konsep) tersebut, secara operasional, secara praktik, secara nyata dalam lingkup obyek penelitian/obyek yang diteliti. Define operasional itu sendiri dibuat oleh peneliti sesuai dengan kebutuhan peneliti itu sendir sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi tau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek . sedangkan skala pengukuran digunakan sesuai objek yang akan diukur B. SARAN Penulis menyadari terdapat kekurangan dalam penulisan makalah, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
15
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, a. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika. Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrument Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika UNILA. (2009). digilib.unila.ac.id Metodologi Penelitian. Diakses Pada Tanggal 30 April 2018 Pukul 15.00 WIB Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,. Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
16