TUGAS METEOROLOGI DAN PENGUKURAN ALAT UKUR TAK LANGSUNG
Disusun Oleh Nama NPM Jurusan
: Indah Dwi Wardani :1701002 :Teknik Perkapalan
SEKOLAH TINGGI ILMU MARITIM MUTIARA JAYA LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2018/2019
KATA PENGATAR Puji syukur kehadirat ALLah SWT yang memeberikan kemudahan atas segala Rahmat dan Karunia-Nya Sehingga saya dapat menyeselesaikan makalah tugas meteorologi dan pengukuran yang berjudul alat ukur tidak langsung. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan,oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran agar kedepanya lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat menjadi media pembelajaran yang bermanfaat.
II
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN ...................................................................................... i KATA PENGANTAR ................................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...... ...................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 2 1.3 Tujuan Penulisan ...... .................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 pengertian pengukuran................................................................... 3 2.2 jenis-jenis alat ukur........................................ .............................. 4 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ................................................................................... 16 3.2 Saran.......................................................................................... .....16 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................17
III
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Dalam fisika dan teknik, pengukuran merupakan aktivitas yang membandingkan
kuantitas fisik dari objek dan kejadian dunia-nyata. Alat ukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur benda atau kejadian tersebut. Seluruh alat pengukur dapat terkena kesalahan peralatan yang bervariasi. Bidang ilmu yang mempelajari cara-cara pengukuran dinamakan metrologi. Fisikawan menggunakan banyak alat untuk melakukan pengukuran mereka. Ini dimulai dari alat yang sederhana seperti penggaris dan stopwatch sampai ke mikroskop elektron dan pemercepat partikel. Instrumen virtual digunakan luas dalam pengembangan alat pengukur modern. Alat-alat ukur dalam peralatan kerja itu sendiri sangat banyak dan berbeda-beda bentuknya sesuai dengan fungsinya masing-masing. Benda ukur menurut geometrisnya tidak selamanya mempunyai dimensi ukuran dalam bentuk panjang. Akan tetapi ada kalanya disamping mempunyai dimensi panjang juga mempunyai dimensi. Peralatan kerja bengkel adalah sekumpulan alat/perkakas yang sering dipakai oleh mekanik dalam melakukan pekerjaan di bengkel, misalnya dalam kegiatan-kegiatan produksi, perawatan, perbaikan dan reparasi.Bagi seorang mekanik yang sehari-harinya melakukan aktifitas tersebut, jelas memerlukan peralatan guna membantu agar pekerjaannya bisa terselesaikan secara efektif dan efisien. Penggunaan peralatan yang benar dan sesuai fungsinya merupakan keharusan.
1
1.2
Perumusan Masalah
1. Apa saja macam-macam alat ukur linier, baik alat ukur linier langsung maupun alat ukur linier tak langsung? 2. Bagaimana cara menggunakan bermacam-macam alat ukur linier untuk mengukur benda dengan cara yang tepat dan benar? 3. Bagaimana cara membaca skala alat-alat ukur linier langsung dengan benar? 4) Apa itu alat ukur pembatas?
1.3
Tujuan
1. Mengetahui bermacam-macam alat ukur linier, baik alat ukur linier langsung maupun alat ukur linier tak langsung. 2. Mengetahui cara menggunakan bermacam-macam alat ukur linier untuk mengukur benda dengan cara yang tepat dan benar. 3. Mengetahui cara membaca skala alat-alat ukur linier langsung dengan benar.
2
BAB II PENGUKURAN LINIER 2.1. Pengertian Pengukuran Linear Pengukuran Linear adalah proses pengukuran untuk mengetahui dimensidari suatu benda kerja yang belum diketahui ukurannya. Pengukuran Linear Pembacaan Langsung Alat ukur langsung adalah alat ukur yang mempunyai skala ukur yangtelah dikalibrasi dan hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada skalatersebut.Contoh alat ukur langsung : a.
Mistar Ukur
b.
Mistar Ingsut
c.
Mikrometer
Jadi, Pengukuran linear pembacaan langsung adalah proses pengukuran dimana hasil pengukuran dapat dilihat langsung dari skala alat ukur yang dipakai. Pengukuran Linear Pembacaan Tidak Langsung Pengukuran Linear pembacaan tidak langsung yaitu pengukuran dengan instrumen pembanding, maksudnya dengan membandingkan dimensi yang diperoleh dari hasil pengukuran kemudian membacanya dengan bantuan alatukur langsung. Pada pengukuran ini, kita melakukan dua kali proses pengerjaan. Macam-macam alat ukur yang tergolong alat ukur tidak langsung yaitu a.
Dial Indikator
b.
Bore Gage atau Cylinder Gage
c.
Caliper Gage
d.
Telescoping gage
3
2.2 Jenis – jenis Alat Ukur Lineara. A. Alat Ukur Linier Langsung a.
Mistar ukur Mistar ukur merupakan alat ukur linier yang paling dikenal, biasanya berupa pelat
baja atau kuningan di mana pada kedua tepi salah satu permukaannya diberi skala (metrik dan inchi) dengan panjang ukurannya bervariasi dari 100 s.d. 300 mm dengan kecermatan ukuran yaitu pembagian skala dalam 0.5 atau 1.0 mm. Cara Pengukuran Cara pengukuran dengan mistar ini ialah dengan cara menempelkan mistar pada objek ukur sampai tepi mistar berimpit dengan tepi benda yang diukur sehingga secara tidak langsung panjang objek yang diukur tersebut dapat langsung dibaca dengan memakai ujung objek ukur sebagai indeks pembacaan skala. Jenis – Jenis Mistar 1.
Meteran Lipat Merupakan gabungan dari mistar ukur degan sambungan engsel pada ujungnya.
Hasil dari pengukurannya kurang baik dibandingkan dengan menggunakan mistar ukur biasa.
Gambar 2.1 Mistar lipat
4
2.
Meteran Gulung Merupakan meteran yang dibuat dari pelat baja tipis berbentuk pita yang dapat
digulung dan ditempelkan dalam suatu wadah.
Gambar 2.2 Mitar Gulung
b.
Mistar ingsut Merupakan alat ukur linear serupa dengan mistar ukur yang mana mempunyai
skala linier pada batang dengan ujungnya yang berfungsi sebagai sensor penahan benda ukur (disebut rahang ukur tetap) dan juga terdapat peluncur dengan sisi yang dibuat sejajar dengan permukaan rahang ukur(disebut rahag ukur gerak) yang biasanya dapat digeserkan pada batang ukur. Cara Pengukuran. Cara kerjanya ialah benda ukur ditahan padasalah satu sisi permukaannya oleh rahang ukur tetap, kemudian peluncur digeserkan sehingga rahang ukur gerak menempel pada sisi lainnya, pada saat benda ukur dijepit maka orang yang melakuka pengukuran dapat membaca posisi garis indeks pada skala ukur. Hal – hal yang harus diperhatikan saat memakai mistar ingsut ialah sebagai berikut : a)
Rahang ukur gerak (peluncur) harus dapat meluncur pada batang ukur dengan bik tanpa
bergoyang, 5
b)
Periksa kedudukan nol serta kesejajaran permukaan ke dua rahang dengan cara
mengatupkan rahang, c)
Benda ukur sedapat mungkin jangan diukur hanya dengan menggunakan ujung rahang
ukur (harus agak kedalam), supaya kontak antara permukaan sensor dengan benda ukur cukup panjang sehingga terjadi efek pemosisian mandiri yang akan meniadakan kesalahan kosinus, d)
Tekanan pengukuran jangan terlampau kuat yang bisa melenturkan rahang ukur ataupun
lidah ukur kedalaman sehingga mengurangi ketelitian, e)
Pembacaan skala nonius mungkin dilakukan setlah mistar ingsut diangkat dari objek
ukur dengan hati – hati.
Gambar 2.3 Mistar Ingsut / Jangka Sorong
c.
Mikrometer Merupkan alat ukur linier yang mempunyai kecermataan yang lebh tinggi dari
pada mistar ingsut, mempunyai kecermatan sebesar 0.01 mm (meskipun namanya “mikrometer”). Jenis khusus memang ada yang dibuat dengan kecermataan 0.005 mm, 0.002 mm, 0.001 mm dab bahkan sampai dengan 0.0005 mm.
6
Pemakaian Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemakaian mikrometer ialah sebagai berikut : 1. Permukaan benda ukur dan mulut ukur mikrometer harus dalam kondisi bersih. 3.
Sebelum dipakai, kedudukan mikrometer harus diperiksa.
4.
Bukalah mulut ukur sampai sedikit melebihi dimensi objek ukur.
5.
Beda ukur dipegang dengan tangan kiri dan mikrometer dengan tangan kanan.
6.
Pada waktu mengukur, penekanan poros ukur pada benda ukur tidak boleh terlalu keras
sehingga memungkinkan kesalahan ukur karena adanya deformasi. 7.
Kalibrasi
8.
Untuk melakukan kalibrasi mikrometer dapat dilakukan beberapa pemeriksaan sebagai
berikut : 9.
Gerakan silinder putar/poros ukur. harus berputar dengan baik, rasakan tidak terjadi
goyangan karena keausan ulir utama. 10. Kedudukan nol apabila. Apabila mulut ukur dirapatkan garis referensi/indeks harus menunjuk nol. 11. Keberfungsian beberapa bagian yang lain seperti gigi gelincir (ratchet) dan pengunci poros ukur. 12. Kerataan dan kesejajaran muka ukur (permukaan sensor). Karena keausan, muka ukur dapat menjadi tidak rata dan tidak sejajar sehinggia memungkinkan kesalahan ukur. 13.
Kebenaran penunjukan harga pengukuran. Sehingga harga yang ditunjukan oleh
mikrometer harus sesuai dengan ukuran standar yang benar 9 harga nominal dengan toleransi yang diterapkan sesuai dengan standar)
7
Gambar 2.4 Mikrometer
B. Alat Ukur Linier Tak Langsung Pada pengukuran linier langsung hasil pengukurannya dapat dibaca langsung pada skala ukur alat ukur yang digunakan karena memang dari alat ukur tersebut memungkinkan untuk maksud-maksud di atas. Akan tetapi, kadang-kadang kita tidak bisa melakukan pengukuran langsung dikarenakan adanya pengukuran yang memerlukan kecermatan yang tinggi ataupun karena bentuk benda ukur yang tidak memungkinkan untuk diukur dengan alat ukur langsung. Untuk keadaan seperti di atas maka biasanya dilakukan pengukuran tak langsung, dalam hal ini adalah pengukuran linier. Seperti penjelasan di atas tadi Pengukuran linier tidak langsung adalah pengukuran dengan instrumen pembanding, maksudnya dengan membandingkan dimensi yang diperoleh dari hasil pengukuran kemudian membacanya dengan bantuan alat ukur langsung. Pada pengukuran ini, akan terjadi dua kali proses pengerjaan. Macam-macam alat ukur linier tidak langsung dibagi menjadi dua yaitu alat ukur standar dan alat ukur pembanding.
a. Dial Indikator Dial indikator atau dial gage digunakan untuk mengukur kebengkokan, run out, kekocakan, end play, back lash, kerataan, dan sebagainya. Didalam dial indikator terdapat mekanisme yang dapat memperbesar gerakan yang kecil. Pada saat spindle bergerak sepanjang permukaan yang diukur, gerakan tersebut diperbesar oleh mekanisme pembesar dan selanjutnya ditunjukkan oleh jarum penunjuk.
8
Gambar 2.5 Dial Indikator Prosedur penggunaan dial indikator 1. Posisi spindle dial indikator harus tegak lurus dengan permukaan yang diukur. 2. Garis imajinasi dari mata si pengukur ke jarum penunjuk harus tegak lurus pada permukaan dial indikator pada saat sedang membaca hasil pengukuran 3. Dial indikator harus dipasang dengan teliti pada batang penyangganya, artinya dial indikator tidak boleh goyang. 4. Putarlah outer ring dan stel pada posisi nol. Gerakkan spindle ke atas dan ke bawah, kemudian periksalah bahwa jarum penunjuk selalu kembali ke posisi nol setelah spindle dibebaskan. 5. Usahakan dial indicator tidak sampai terjatuh, karena terdapat mekanisme pengubah yang sangat presisi. 6. Jangan memberi oli atau grease diantara spindle dan tangkainya, karena akan menghambat gerakan spindle.
b. Bore Gage atau Cylinder Gage Bore gage adalah merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur diameter 9
silinder. Pada bagian atas terdapat dial gage dan pada bagian bawah terdapat measuring point yang dapat bergerak bebas. Pada sisi lainnya terdapat replacement rod yang panjangnya bervariasi tergantung keperluan. Dalam satu set, terdapat bermacam-macam ukuran replacement rod dengan panjang tertentu. Disamping itu juga terdapat replacement washer yang tebalnya mulai dari 1 – 3 mm. Replacement securing thread adalah semacam mur pengikat yang fungsinya untuk mengunci agar replacement rod dan washernya tidak lepas pada saat bore gage digunakan.
Gambar 2.6 Bore Gage atau Cylinder Gage Pengukuran diameter silinder dengan bore gage memerlukan alat ukur lain yaitu mistar geser dan mikrometer. Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk mengukur diameter silinder. Cara I : a)
Ukurlah diameter silinder dengan mistar geser, misal diperoleh hasil pengukuran : 75,40 mm.
b) Pilih replacement rod yang panjangnya lebih besar dari hasil pengukuran tersebut, misal 76 mm. c) Pasang replacement rod pada bore gage. d) Ukur panjang replace-ment rod dengan mikrometer luar seperti pada gambar 36 di samping dan usaha-kan jarum dial gage tidak bergerak, misal diperoleh hasil pengukuran = 76,20 mm. 10
e) Masukkan replacement rod ke dalam lubang (silinder), goyangkan tangkai bore gage ke kanan dan ke kiri seperti pada gambar 37 sampai diperoleh penyimpangan terbesar (posisi tegak lurus) f) Baca besarnya penyimpangan yang ditunjukkan dial gage, misal diperoleh 0,13 mm. g) Besarnya diameter silinder adalah selisih antara hasil pengukuran panjang replacement rod dengan besarnya penyimpangan jarum bore gage. Jadi diameter silinder = 76,20 – 0,13 = 76,07 mm. Cara II : a) Ukurlah diameter silinder dengan mistar geser, misal diperoleh hasil pengukuran : 75,40 mm. b) Pilih replacement rod yang panjangnya lebih besar dari hasil pengukuran tersebut, misal 76 mm. c) Pasang replacement rod pada bore gage. d) Set mikrometer luar pada 76 mm, kemudian tempatkan replacement rod antara anvil dan spindle mikrometer e) Set jarum dial gage pada posisi nol dengan cara memutar outer ring f) Masukkan replacement rod ke dalam lubang (silinder), goyangkan tangkai bore gage ke kanan dan ke kiri sampai diperoleh penyimpangan terbesar (posisi tegak lurus) g) Baca besarnya penyimpangan yang ditunjukkan dial gage. h) Apabila penyimpangan jarum dial gage : (1) Di sebelah kanan nol: Ǿsilinder = 76 – penyimpangan (2) Di sebelah kiri nol : Ǿsilinder = 76 + penyimpangan
11
c. Caliper Gage Caliper gage adalah merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur diameter dengan ukuran kecil, misalnya diameter lubang laluan katup, diameter dalam rocker arm dan sebagainya. Pada bagian atas caliper gage terdapat dial gage dan pada bagian bawah terdapat kaki (lug) yang dapat bergerak bebas. Fungsi tombol yang terdapat pada dial gage untuk menggerakkan kaki-kaki. Apabila tombol ditekan, maka kaki-kaki tersebut akan saling berhimpitan (menyempit). Untuk menset nol dapat dilakukan dengan memutar outer ring sehingga jarum penunjuk bertepatan dengan angka nol pada skala pengukuran.
Gambar 2.7 Caliper Gage
Prosedur penggunaan Caliper Gage Pengukuran komponen mesin dengan caliper gage memerlukan alat ukur lain yaitu mistar geser dan mikrometer. Adapun prosedur pengukuran diameter dalam dengan caliper gage dapat dilakukan sebagai berikut: (1) Ukur diameter dalam dengan mistar geser, misal diperoleh hasil pengukurannya = 8,40 mm (2) Set mikrometer luar mendekati hasil pengukuran dengan mistar geser, misal : 8,50 mm 12
(3) Tempatkan kaki-kaki caliper diantara anvil dan spindle mikrometer luar (4) Gerakkan caliper sampai diperoleh penunjukan jarum maksimal (posisi tegak lurus). (5) Putar outer ring sampai angka nol pada skala pengukuran lurus dengan jarum penunjuk. (6) Tekan tombol caliper, kemudian masukkan kaki-kaki caliper ke dalam lubang dan bebaskan tombol. (7) Gerakkan caliper sampai diperoleh penunjukkan maksimal. (8) Baca penunjukkan jarum penunjuk pada caliper gage. Apabila hasil pembacaan = 0,07 mm, maka diameter dalam lubang tersebut adalah = 8,50 – 0,07 = 8,43 mm
d. Telescoping gage Telescoping gage atau pengukur T merupakan alat ukur pembanding yang biasa digunakan untuk mengukur diameter dalam komponen yang agak ke dalam. Hal tersebut dimungkinkan karena alat ukur ini mempunyai batang ukur yang cukup panjang. Poros ukur atau sensornya dapat bergerak memanjang sendiri karena adanya pegas didalamnya. Pada batang pengukur dilengkapi dengan pengunci yang dihubungkan dengan poros ukur sehingga dengan pengunci tersebut, poros ukur dapat dimatikan gerakannya. Alat ukur ini biasanya terdiri atas satu set yang berisi beberapa pengukur T yang masing-masing mempunyai kapasitas pengukuran yang berbeda (lihat gambar 43). Pada batang ukurnya biasanya sudah dicantumkan kapasitas pengukurannya, misalnya 10 – 25 mm. Ini berarti ukuran terkecil yang dapat diukur adalah 10 mm dan ukuran maksimumnya 25 mm.
13
Gambar 2.8 Telescoping gage
Prosedur penggunaan Telescoping gage adalah sebagai berikut : a. Pilihlah telescoping gage dengan kapasitas ukur tertentu sesuai dengan range dari komponen yang akan diukur. b. Masukkan telescoping gage ke dalam lubang dan kendorkan penguncinya sehingga poros ukur benar-benar menyentuh bidang yang diukur. c. Kuncilah gerakan poros ukur dengan cara memutar pengunci ke kanan sehingga poros ukur tidak dapat bergerak lagi. d. Keluarkan telescoping gage yang sudah terkunci tersebut dari lubangnya. e. Ukurlah panjang poros ukur dengan mikrometer luar. Besarnya diameter lubang sama dengan angka yang ditunjukkan pada mikrometer.
2.3 alat ukur pembatas APP merupakan singakatan dari Alat Pengukur da Pembatas, adalah alat yang digunakan untuk keperluan transaksi energo listrik -
14
Pengukuran : Yang dimaksud dengan Pengukuran ialah untuk menentukan besarnya pemakaian daya dan energy listrik Alat pengukur : meter KWH, meter Kvrh, meter Kva maksimum, meter arus, meter tegangan.
Pembatasan : Yang dimaksud dengan pembatasan ialah untuk menentukan batas pemakaian daya sesuai daya tersembung . Yang termasuk alat Pembatas : MCB, MNCB, NFB, Fuse, OCR +PMT.
15
BAB III PENUTUP 3.1
Kesimpulan Saat ini alat ukur mengalami banyak perubahan. Alat ukur jaman sekarang lebih banyak
jenisnya, lebih canggih, dan juga kebanyakan tidak memakai cara manual lagi dalam penggunaannya. Terutama dipabrik-pabrik besar. Dalam hal mengukur barang produksi, pabrik tersebut tidak menggunakan alat ukur manual yang masih menggunakan tenaga manusia, namun menggunakan sistem komputer. Manusia hanya tinggal mengatur dan mensetingnya melalui komputer tanpa perlu bersusah payah, apalagi pabrik yang memproduksi mesin berskala besar. Banyak juga kelebihan alat ukur otomatis daripada alat ukur manual. Terutama dalam hal kespesifikan ukurannya. Namun semua alat ukur mempunyai kegunaan yang sama, yaitu sebagai alat pengukur bahan. Maka dari itu alat ukur akan berfungsi maksimal apabila kita menggunakan pada tempatnya, seperti contoh jangka bengkok digunakan untuk mengukur tebal, lebar, panjang dan garis tengah benda bulat secara kasar.Di samping itu cara penggunaan dan perawatan alat ukur juga bisa berpengaruh pada nilai guna dari alat ukur presisi atau tidaknya dan ketepatan pengukuran.Maka dari itu hal tersebut juga harus di perhatikan guna mempertahankan nilai guna dan kepresisian alat ukur.
3.2
Saran Alat ukur linear langsung maupun tak langsung memang masih menggunakan tenaga
manusia, banyak kekurangan alat ukur manual ini, contoh nya, kurang teliti,memakan waktu yang cukup lama, dll. di bandingkan alat ukur otomatis, alat ukur manual kurang efisien pada saat ini, namun masih banyak juga yang menggunakan alat ukur manual, jadi kami menyarankan kepada yang memakai alat ukur manual unruk bisa meningkatkan agar memakai alat ukur otomatis. namun ada baik nya juga kita belajar mengenai alat ukur manual, karna masih banyak yang menggunakan alat ukur manual, maka kami mengharapkan pada pembaca agar memahami isi makalah ini dan menerapkan di lingkungan kerja, dan jika terdapat ada kekurangan dalam makalah ini,, kami mengharapkan kritik dan saran pembaca agar lebih memperjelas tentang materi pembelajaran ini. Atas perhatian pembaca, kami ucapkan terima kasih. 16
DAFTAR PUSTAKA Agoest, Pratikum Metrologi, diakses dari : http://www.pdfcoke.com/agoest_adi/d/33990247Bab-2-Praktikum-Metrologi, tanggal 16 April 2012. Anonim. (t.th.). Materi Pelajaran Engine Group Step 1.,Jakarta : PT Toyota Astra Motor. Anonim. (1995). Materi Pelajaran Engine Group Step 2.,Jakarta : PT Toyota –Astra Motor. Crouse, William H, dan Anglin, Donald L (1986). Automotive Engines. Depdikbud : Dirjen Dikti, Proyek Pengembangan LPTK. Dirjen Dikti, Proyek Pengembangan LPTK. Encyclopedia. South Holland : The Goodheart Willcox. New York : Mc Graw Hill. Roni, alat ukur linier pada SMK, diakses dari : http://teknologi.kompasiana.com/terapan/2011/04/13/alat-ukur-linear-pada-smk-jurusanteknik-mesin/, tanggal 16 April 2012 Sudji Munadi. (1988). Dasar-Dasar Metrologi Industri. Jakarta : Toboldt, William K, dan Johnson, Larry. (1977). Automotive Wardan Suyanto. (1986). Teori Motor Bensin. Jakarta : Depdikbud :
17