Tugas Manajemen Investasi Dan Portofolio.docx

  • Uploaded by: YUSRIL
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Manajemen Investasi Dan Portofolio.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 7,007
  • Pages: 31
MAKALAH MANAJEMEN INVESTASI DAN PORTOFOLIO Tentang PENGENALAN PASAR MODAL

DISUSUN OLEH : I GDE ANGGA JAYA PRATAMA

(A1B017060)

M. YUSRIL MAHENDRA

(A1B017075)

MUHAMMAD OSCAR

(A1B017097)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MATARAM

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya penulis selaku penyusun Makalah Pengenalan Pasar Modal dapat menyelesaikan tugas yang diberikan ini. Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Investasi dan Portofolio. Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan tambahan ilmu kepada penulis sendiri dan para pembaca. Penulis juga menyadari bahwa Makalah ini masih perlu ditingkatkan lagi mutunya dan informasinya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat penulis harapkan.

Mataram, 09 Maret 2019 Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……................................................ B. Rumusan Masalah....................................................... BAB II. PEMBAHSAN A. Pengertian Pasar Modal............................................... B. Sejarah Perkembangan Pasar Modal........................... C. Organisasi Pasar Modal di Indonesia.......................... D. Prosedur Pendaftaran Sekuritas di Bursa Efek............ E. Sistem Perdagangan Sekuritas pada BEI..................... F. Instrumen Pasar Modal............................................... G. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)...................... H. Reksa Dana di Indonesia............................................. BAB III KESIMPULAN........................................................... DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1) Latar Belakang Pasar Modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh dengan pasar tradisional yang selama ini kita kenal, di mana ada pedagang, pembeli, dan juga tawar menawar harga. Pasar modal dapat juga diartikan sebagai sebuah wahana yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang menyediakan dana sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal telah menggariskan bahwa Pasar Modal mempunyai posisi yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Pertumbuhan suatu Pasar Modal sangat tergantung dari kinerja perusahaan efek. Untuk mengkoordinasikan modal, dukungan teknis, dan sumber daya manusia dalam pengembangan Pasar Modal diperlukan suatu kepemimpinan yang efektif. Untuk mengembangkan prasarana industri Efek diperlukan investasi yang besar. Investasi tersebut tergantung pada keuntungan ekonomis yang dapat diperoleh para usahawan. Faktor-faktor yang dapat mengurangi jumlah investasi yang dapat diperlukan untuk membangun prasarana dan mengurangi biaya

operasi perusahaan efek, akan

mendorong perkembangan Pasar Modal melalui peningkatan kelangsungan hidup Perusahaan Efek. Perkembangan yang dimaksud dapat dicapai apabila faktor-faktor tersebut juga mampu menghasilkan layanan dan alternative investasiyang aman dan berkualitas tinggi terutama dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada para investor sehingga perkembangannya nanti akan sangat mempengaruhi minat dari para calon investor baru yang ingin coba-coba berinvestasi di Pasar Modal. 2) Rumusan Masalah a. Pengertian Pasar modal b. Sejarah perkembangan pasar modal c. Organisasi pasar modal di indonesia d. Prosedur pendaftaran sekuritas di Bursa Efek e. Sistem perdagangan sekuritas di BEI f. Instrumen pasar modal g. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) h. Reksa Dana di indonesia

BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN PASAR MODAL Pengertian sebagaimana yang ada di Negara-negara kapitalis seperti Amerika Serikat, yaitu “suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, oblogasi dan sekuritas efek”. Sebagai salah satu elemen ekonomi, maka aspek utama memperoleh keuntungan yang optimal adalah tujuan yang menjiwai pasar modal sebagai lembaga jual beli efek. Di pasar modal, perusahaan mengharapkan akan memperoleh modal dengan biaya murah melalui penjualan dari sahamnya. Ada tiga definisi pasar modal : a. Definisi yang luas pasar modal adalah kebutuhan sistem keuangan yang terorganisasi termasuk bankbank komersil dan semua perantara di bidang keuangan, serta surat-surat kertas berharga/klaim, jangka penjang dan jangka pendek, primer dan yang tidak langsung. b. Definisi dalam arti menengah pasar modal adalah semua pasar yang terorganisasi dan lembaga-lembaga yang memperdagangkan warkat-warkat kredit (biasanya yang berjangka waktu lebih dari satu tahun) termasuk saham-saham, obligasi, pinjaman berjangka hipotek, dan tabungan serta deposito berjangka. c. Definisi dalam arti sempit pasar modal adalah tempat pasar terorganisasi yang memperdagangkan saham-saham dan obligasi-obligasi dengan memakai jasa dan makelar, komisioner dan para underwriter. Secara umum pengertian pasar modal adalah pasar abstrak, sekaligus pasar konkret dengan barang yang diperjualbelikan adalah dana yang bersifat abstrak, dan bentuk konkretnya adalah lembar surat-surat berharga di bursa efek.

Sedangkan pengertian bursa efek menurut J. Bogen : “Bursa efek adalah suatu sistem yang terorganisasi dengan mekanisme resmi untuk mempertemukan penjual dan pembeli efek secara langung atau melalui wakil-wakil. B. SEJARAH PERKEMBANGAN PASAR MODAL DI INDONESIA Pasar modal di Indonesia sudah dimulai sejak zaman pemerintahan kolonial Belanda. Perdagangan efek dimulai pada tanggal 14 Desember 1912 bersamaan dengan berdirinya vereniging voor de Effevtenhadel, anggotanya adalah semula 13 makelar yang diperjualbelikan adalah saham dan obligasi perusahaan perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia, juga obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah Belanda, sertifikat saham perusahaan Amerika dan efek Belanda lainnya. Perkembangan selanjutnya adalah dibukanya Bursa Efek Surabaya dan Semarang pada tahun 1925. 1. Periode 1926-1959 Pasar modal ini mulai masuk dikalangan perbankan Belanda untuk turut serta sebagai makelar. Semua anggota bursa adalah pengusaha Belanda dan pemodalnya adalah perseorangan, pensiunan, lembaga investasi dan perusahaan yang dikuasai Belanda. Sehingga praktis bursa efek pada saat itu hanya untuk kepentingan masyarakat Belanda Pada saat berlangsungnya Perang Dunia II sekitar tahun 1939. Buesa Surabaya dan Semarang ditutup menyusul kemudian Bursa Efek Jakarta, hingga aktivitas pasar modal di Indonesia terhenti. Tahun 1950 Pemerintah Indonesia mengeluarkan obligasi, ini mendorong untuk mengaktifkan kembali pasar modal di Indonesi. Dengan UU Darurat No. 13 tanggal 1 September 1951, yang berubah menjadi UU No. 15/1952 tentang Bursa dan Keputusan Menteri Keuangan No. 189737/UU tanggal 1 November 1951. Hingga tanggal 3 Juni 1952 dibuka kembali Bursa Efek Jakarta, setelah terhenti selama kurang lebih 12 tahun. Dengan dibukanya kembali Bursa Efek Jakarta, aktivitas pasar modal semakin berkembang, hanya keadaan ini berlangsung sampai tahun 1958. Mulai tahun 1958 aktivitasnya lesu dan mundur. Hal ini disebabkan Warga Negara belanda meninggalkan Indonesia dan juga karena nasionalisasi perusahaan Belanda. Kelesuan ini terus berlangsung hingga berakhirnya Orde Lama.

2. Periode 1967-1976 Dengan demikian berkembangnya perekonomian, mulainya Orde Baru semakin banyak pula kebutuhan pendanaan pembangunan. Sehingga pemerintah pada tahun 1971 memperkenalkan Deposito dan Tabanas serta Taska. Bersamaan dengan itu Bank Indonesia mengeluarkan Sertifikat Bank Indonesia. Pada tahun 1974, bank-bank diberi kesempatan untuk mengadakan interbank call money market Di samping pengerahan dana di atas, pemerintah juga mempersiapkan untuk dibentuknya pasar modal dengan membentuk, Tim Persiapan Uang dan Modal. Akhimya dengan Keppres No. 52/1976, ditetapkan pendirian pasar modal, membentuk BPPM dan Bapepam, serta membentuk badan pemecah saham dalam sertifikar yang dilakukan oleh PT Danareksa. Dengan PP No. 25/1976 ditetapkan penyertaan modal sebesar Rp 50 miliar bagi PT Danareksa, memberikan keringanan pajak bagi perusahaan yang go-public dan membeli saham serta peraturan permainan di pasar modal. Pada tanggal 10 Agustus 1977 kegiatan pasar modal diresmikan oleh Presiden Suharto di Jalan Merdeka Selatan Jakarta, dengan misi dan motivasi khas Pasar Modal Indonesia, seperti yang telah disebutkan di muka, yaitu pemerataanlah yang menjadi tujuan adanya Pasar Modal Indonesia. Sehingga kepemilikan saham tidak jatuh ke tangan segolongan orang saja. Untuk tujuan itu kemudian dibentuk Bapepam dan PT Danareksa. Bapepam memberi prioritas kepada PT Danareksa untuk membeli sedikit - dikitnya 50 % saham yang ditawarkan Perkembangan selanjutnya ternyata menunjukkan bahwa prioritas yang diberikan kepada PT Danareksa telah menyebabkan berkurangnya kegairahan Pasar Modal Indonesia. Karena sedikitnya banyak mempergaruhi penciptaan capital again sebagai hal yang ménarik pemodal untuk meramaikan pasar modal, karena fungsinya sebagai stabilisator harga. Juga adanya pembatasan fluktuasi harga yang hanya boleh sebesar 4 % saja menyebabkan Pasar Modal Indonesia tidak mengalami perkembangan yang menyenangkan, hingga praktis pasar modal kita lesu hingga tahun 1987 Untuk lebih menggairahkan Pasar Modal Indonesia dan untuk menciptakan pasar modal yang sehat, maka pemerintah telah melakukan berbagai deregulasi seperti Paket

Kebijaksanan Desember 1987. Paket Desember 1988, dan Paket Januari 1990, yang pada prinsipnya merupakan langkah-langkah penyesuaian peraturan-peraturan yang bersifat mendorong tumbuhnya pasar modal yang sehat. Beberapa penyesuaian kebijaksanaan tersebut, antara lain meliputi: 1. Perlindungan terhadap investor dengan mewajibkan persyaratan keterbukaan (disclosure) yang lebih baik kepada emiten dengan penyajian data perusahaan di prospektus secara lebih terbuka dan menyeluruh 2. Proses emisi efek yang lebih cepat. 3. Upaya pengembangan pasar yang lebih likuid 4. Peningkatan profesionalisme lembaga menunjang. 3. Paket Kebijaksanaan Desember 1987 Paket kebijaksanaan ini memuat empat perubahan mendasar di bidang pasar modal antara lain : 1.) Menyederhanakan proses penerbitan saham/obligasi Sebelum Pakdes diumumkan oleh pemerintah, penerbitan saham/ obligasi lebih ketat persyaratannya dibandingkan dengan sekarang ini. Dahulu perusahaan yang ingin go-public harus memenuhi persyaratan keuntungan 10 % dari modal sendiri dalam dua tahun berturutturut. Sekarang persyaratan itu sudah dihapuskan, yaitu hanya disebutkan memperoleh laba bersih dan laba operasional dalam dua tahun buku terakhir. Di samping itu proses emisi yang dilaksanakan oleh Bapepam juga jauh lebih sederhana, yaitu hanya memerlukan waktu 90 hari apabila persyaratan-persyaratannya telah dipenuhi. 2) Investor asing diperkenankan berpatisipasi di pasar modal. Sejak Paket Kebijaksanaan Desember 1987 diumumkan, terbuka kesempatan bagi penanam modal asing berpartisipasi secara aktif. Di samping obligasi, pemodal asing dapat membeli saham pada setiap emisi sejumlah 49 % dari jumlah emisi . Dengan kebijaksanaan ini diharapkan akan ada kenaikan dalam jumlah transaksi efek di Bursa Efek Jakarta, di samping kenaikan jumlah dana bagi pembangunan nasional.

3) Pengenalan saham atas unjuk Sebelum adanya deregulasi pasar modal, seluruh saham yang diterbitkan dan diperdagangkan di bursa adalah saham atas nama tetapi sekarang sudah diperkenankan saham atas unjuk. Kebijaksanaan baru ini dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah transaksi dan jumlah instrumen efek yang diperdagangkan di pasar modal. 4) Memperkenalkan bursa paralel Bursa paralel berbeda dengan bursa reguler dalam banyak hal Salah satu perbedaan utama adalah bahwa di bursa paralel perusahaan yang baru didirikan atau perusahaan yang masih merugi pun boleh go-public. Sedangkan operasional perdagangan efek di bursa paralel dilakukan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE). Dengan adanya bursa paralel dapat disimpulkan bahwa perusahaan kecil dan menengah yang punya prospek baik serta perusahaan baru diberi kesempatan yang sama untuk dapat memanfaatkan pasar modal sebagai alternatif untuk mendapatkan tambahan dana. Kemudian untuk menunjang isi Pakdes 1987 dan meningkatkan volume perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia yang sebelumnya dibatasi maksimum 4 % naik maupun turun , dihapuskan . Dengan kemudahan-kemudahan ini diharapkan banyak perusahaan yang akan turut meramaikan pasar modal. modal, juga meningkatkan hubungan komplementer antara bank dan pasar modal. Adapun isi kebijaksanaan tersebut antara lain: 1. Dipajakinya bunga deposito. Pengenan pajak atas bunga deposito jumlahbunga obligasi sebesar 15 % final , bagi penabung setidak - tidaknya memberikan rangsangan dalam persaingan investasi. Dengan demikian terdapat perlakuan yang sama atas pengenaan pajak terhadap dividen/bunga obligasi. 2. Ditentukannya legal lending limit yang membatasi bank-bank untuk memberikan kredit kepada nasabahnya. Dengan dibatasinya kebebasan bank tersebut, akan berakibat pada usaha perbankan untuk mencari dana melalui pasar modal dalam upaya meningkatkan modal sendirinva.

3. Ketentuan capital adequay ratio (CAR) bagi bank, juga akan mendorong bank-bank yang kekurangan equity untuk masuk pasar modal 4. Paket Desember 1988 (Pakdes 1988) 1.) Company listed, artinya perusahaan dapat mencatat seluruh saham yang sudah ditempatkan dan disetor penuh di bursa, meskipun saham yang diterbitkan tersebut kecil sekali. 2) Kepada swasta nasional diberi kesempatan untuk menyelenggarakan bursa. Dengan demikian di daerah-daerah nantinya akan tumbuh pusat-pusat keuangan baru yang penting bagi pembangunan ekonomi. 3) Besarnya fee diserahkan kepada masing-masing pihak 4) Prioritas PT Danareksa untuk membeli saham emiten di bursa tidak lagi sebesar 50 % . Jadi pemodal kecil diutamakan dalam perjatahan saham. Dengan demikian saham di bursa sekunder akan lebih banyak, harga lebih fair dan akan semakin banyaknya penjual maupun pembeli saham di bursa. C. ORGANISASI PASAR MODAL DI INDONESIA Organisasi atau lembaga yang terlibat dalam Pasar Modal Indonesia, adalah : 1. Pemerintah, dalam hal ini adalah Bapepam. 2. Perusahaan Emiten. 3. Lembaga penunjang emisi seperti penjamin emisi, perusahaan penilai, akuntan public, notaries dan konsultan hukum. 4. Perantara perdagangan efek, antara lain, makelar, komisioner, dan perdagangan efek. 5. Para pemodal, baik perorangan maupun lembaga. Organisasi diatas dipersiapkan agar tujuan pembentukan pasar modal sebagai alat untuk mempercepat perluasan partisipasi masyarakat dalam pembiayaan pembangunan dan pemerataan pendapatan akan dapat terlaksana. Badan Pembina Pasar Modal (Bapepam) Sesuai Keputusan Presiden N0. 60 Tahun 1988, tujuan utama dibentuknya Badan Pembina Pasar Modal, adalah :

a. Untuk memberikan pengarahan dan pertimbangan kebijaksanaan kepada Menteri Keuangan di bidang pasar modal b. Memberikan pertimbangan kebijaksanaan kepada Menteri Keuangan dalam melaksanakan wewenangnya terhadap PT. Danareksa. Sedangkan dapam Keppres No. 37 tahun 1978, susuan personalia Badan Pembinaan Pasar Modal, adalah : a. Menteri Keuangan sebagai ketua merangkap anggota b. Menpan/Wakil Ketua Bappenas, wakil ketua merangkap anggota. c. Menteri Perindustrian, selaku anggota d. Menteri Sekretaris Negara, selaku anggota e. Menteri Perdagangan, selaku anggota f. Menteri Muda Sekretaris Kabinet, selaku anggota g. Gubernur Bank Indonesia, selaku anggota h. Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal, selaku anggota. D. PROSEDUR PENDAFTARAN SEKURITAS DI BURSA EFEK Sebuah perusahaan yang akan going public mengikuti prosedur yang terdiri dari : 1. Persiapan diri 2. Memproleh izin registrasi dari BAPEPAM – LK (sekarang OJK). 3. Melakukan penawaran perdana ke public ( initial public offering ) 4. Memasuki pasar sekunder dengan mencatat efeknya di bursa

A. Persiapan untuk going public 1. Manajemen harus memutuskan suatu rencana untuk memperoleh dana melalui public dan rencana ini harus diajukan dirapat umum pemegang saham dan harus disetujui. 2. Perusahaan bersangkutan harus menugaskan pakar – pakar pasar modal dan institusi – institusi dan pendukung untuk membantu di dalam membantu di dalam penyediaan dokumen – dokumen yang dibutuhkanya itu sbb :

a. Underwriter (Penjamin Emisi ) yang akan mempersiapkan segala sesuatunya berkaitan dengan proses penempatan saham di pasar primer b. Profesi – profesi yang terdiridari : 

Kantor akuntan public yang independen untuk mengaudit laporan keuangan selama tahun terakhir dengan pendapatan unqualified opinion



Notaris public yang akan mempersiapkan dokumen persetujuan dari pemegang saham, persetujuan – persetujuan lainnya yang berkaitan dengan going public dan hasil rapat –rapat yang dilakukan



Konsultan hukum akan menyediakan opini opini yang berhubungan dengan hukum



Perusahaan penilai (appraisal company )yang akan menilai kembali akan (jika diperlukan ) aktiva –aktiva tetap yang akan dimiliki perusahaan

c. Institusi – inistusi pendukung 

Trustee untuk mewakili kepentingan dari pemegang obligasi ( untuk perusahaan yang menjual obligasinya )



Penjamin (guarantor)



Biro administrasi sekuritas



Custodian

3. Mempersiapkan semua dokumen yang diperlukan untuk penawaran ke public 4. Mempersiapkan kontrak awal dengan bursa 5. Mengumumkan ke public 6. Menandatangani perjanjian – perjanjian yang berhubungan dengan going public 7. Unutk yang akan menjual obligasi, perusahaan harus mendaftarkannya keagen peringkat untuk mendapatkan peringkat untuk obligasi yang ditawarkan. Agen peringkat yang ditunjau adalah PT Pemeringkat Efek Indonesia ( PEFINDO ) 8. Mengirimkan pernyataan regstrasi dan dokumen – dokumen pendukung lainnya ke BAPEPAM – LK B. Registrasi di BAPEPAM – LK Setelah semua persiapan yang dibutuhkan telah diselesaikan dan semua dokumen yang dibutuhkan untuk registrasi di BAPEPAM –LK sudah dikirimkan, berikutnya adalah tugas dari BAPEPAM – LK untuk mengevaluasi usulan go public ini, yang dilakukan oleh BAPEPAM – LK adalah SBB :

1. Menerima pernyataan registrasi dan dokumen – dokumen pendukung dari perusahaan yang akan going public dari underwriter 2. Pengumuman terbatas di BAPEPAM – LK 3. Mempelajari dokumen – dokumen yang diperlukan Deklarasi pernyataan registrasi efektif berlaku didasarkan pada 3 hal utama, yaitu kelengkapan dokumen, kebenaran dan kejelasan dari informasi pengungkapan ( disclosure ) tentang aspek – aspek legalitas akuntansi, keuangan, manajemen. Jika selama 30 hari BAPEPAM tidak memberikan jawaban, maka pernyataan registrasi akan secara otomatis dianggap efektif C. Pencatatan di bursa Setelah BAPEPAM – LK mendeklarasikan keefektifan dari pernyataan registrasi, selanjutnya underwriter dapat menjual saham perdana tersebut di pasar primer. Setelah penawaran perdana selesai, emiten ( perusahaan yang going public ) dapat melakukan proses –proses berikut ini untuk mencantumkan sahamnya di pasar sekunder ( bursa ). 1. Emiten mengisi dan menyerakan aplikasi yang formulirnya disediakan oleh BEI untuk permintaan mencantumkan sahamnya di bursa efek 2. BEI akan mengevaluasi aplikasi ini berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan 3. Jika aplikasi ini memenuhi kriteria yang disaratkan, BEI akan menyetujuinyai 4. Emiten kemudian harus membayar biaya jasa pencantuman (listing fee). Biaya jasa pencantum anter diri dari 2 macam, yaitu biaya jasa pencantuman awal ( initial listing fee ) dan biaya jasa pencantuman tahunan ( annual listing fee ). Untuk biaya saham awal ( initial listing fee ) ditentukan sebesar 10 juta dan maksimum 150 juta ( jika ada tambahan biaya listing berikutnya dibebankan biaya tambahan sebesar minimum sebesar minimum 1 juta untuk tiap kelipatan 1 miliar dari kapitalisasi pasarnya dengan minimum 10 juta dan maksimum 150 juta ). Untuk annual listing fee ditentukan sebesar 500.000 untuk setiap satu miliar dari nominal sahamnya minimum 5 juta dan maksimum 100 juta 5. BEI kemudian akan mengumumkan pencantuman darisekuritas ini 6. Sekuritas yang telah dicantumkan ini siap untuk diperdagangkan

D. Pelaporan yang diwajibkan Setelah perusahaan mencantumkan sahamnya di pasar Bursa, perusahaan ini menjadi perusahaan public yang sahamnya juga dimiliki oleh public.Untuk melindungi public

yang juga merupakan pemilik dari perusahaan, BAPEPAM dan BEI mengharuskan perusahaan public menyerahkan laporan – laporan rutin atau laporan – laporan khusus yang menerangkan peristiwa peristiwa penting yang terjadi. Laporan laporan ini akan segera disebarkan ke public melalui pengumuman di bursa atau investor dapat mendapatknya dengan meminta langsung BEI atau lewat broker.

E. SISTEM PERDAGANGAN SEKURITAS PADA BURSA EFEK INDONESIA 1. Mekanisme perdagangan saham Pelakasanaan perdagangan Efek di Bursa diakukan dengan menggunakan fasilitas JATS NEXT-G. Perdagangan Efek di Bursa hanya dapat dilakukan oleh Anggota Bursa (AB) yang juga menjadi Anggota Kliring KPEI. Anggota Bursa Efek bertanggung jawab terhadap seluruh transaksi yang dilakukan di Bursa baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah. PROSES PELAKSANAAN PERDAGANGAN DI BURSA

PELAKSANAAN PERDAGANGAN Segmentasi Pasar dan Penyelesaian Transaksi

Segmen Pasar Pasar Reguler Pasar Tunai

Waktu Penyelesaian Transaksi Hari Bursa ke-2 setelah terjadinya Transaksi Bursa (T+2) Hari Bursa yang sama dengan terjadinya Transaksi Bursa

Pasar Negosiasi

(T+0) Berdasarkan kesepakatan antara Anggota Bursa jual dengan Anggota Bursa Beli

Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) hanya dapat diperdagangkan di Pasar Tunai dan Pasar Negosiasi pada Sesi I. Pra-pembukaan Pelaksanaan perdagangan di Pasar Reguler dimulai dengan Pra-pembukaan. Anggota Bursa dapat memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli sesuai dengan ketentuan satuan perdagangan, satuan perubahan harga (fraksi) dan ketentuan auto rejection.Harga Pembukaan terbentuk berdasarkan akumulasi jumlah penawaran jual dan permintaan beli terbanyak yang dapat dialokasikan oleh JATS NEXT-G pada harga tertentu pada periode Pra-pembukaan. Pra-penutupan dan Pasca Penutupan Pada masa Pra-Penutupan, Anggota Bursa dapat memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli sesuai dengan ketentuan satuan perdagangan, satuan perubahan harga (fraksi) dan ketentuan auto rejection. JATS melakukan proses pembentukan Harga Penutupan dan memperjumpakan penawaran jual dengan permintaan beli pada Harga Penutupan berdasarkan price dan time priority. Dalam Pelaksanaan Pasca Penutupan, Anggota Bursa Efek memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli pada Harga Penutupan, dan JATS memperjumpakan secara berkelanjutan (continuous auction) atas penawaran jual dengan permintaan beli untuk Efek yang sama secara keseluruhan maupun sebagian pada Harga Penutupan berdasarkan time priority. Pasar Reguler dan Pasar Tunai Penawaran jual dan atau permintaan beli yang telah dimasukkan ke dalam JATS NEXT-G diproses oleh JATS NEXT-G dengan memperhatikan: 

Prioritas harga (price priority):

Permintaan beli pada harga yang lebih tinggi memiliki prioritas terhadap permintaan beli pada harga yang lebih rendah, sedangkan penawaran jual pada harga yang lebih rendah memiliki prioritas terhadap penawaran jual pada harga yang lebih tinggi. 

Prioritas Waktu (time Priority)

Bila penawaran jual atau permintaan beli diajukan pada harga yang sama, JATS NEXT-G memberikan prioritas kepada permintaan beli atau penawaran jual yang diajukan terlebih dahulu.

Pasar Negosiasi Perdagangan Efek di Pasar Negosiasi dilakukan melalui proses tawar menawar secara individual (negosiasi secara langsung) antara:   

Anggota Bursa atau Nasabah melalui satu Anggota Bursa atau Nasabah dengan Anggota Bursa atau

Selanjutnya hasil kesepakatan dari tawar menawar tersebut diproses melalui JATS NEXT-G. Perdagangan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai harus dalam satuan perdagangan (round lot) Efek atau kelipatannya, yaitu 100 (seratus) Efek. Perdagangan di Pasar Negosiasi tidak menggunakan satuan perdagangan (tidak round lot). Satuan Perubahan Harga (Fraksi) sesuai Peraturan II-A Kep-00023/BEI/04-2016: Auto Rejection Harga penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan ke dalam JATS NEXT-G adalah harga penawaran yang masih berada di dalam rentang harga tertentu. Bila Anggota Bursa memasukkan harga diluar rentang harga tersebut maka secara otomatis akan ditolak oleh JATS NEXT-G (auto rejection). Khusus untuk Waran, Harga penawaran jual atau permintaan beli atas Waran yang dimasukkan ke JATS sama atau melebihi harga terakhir perdagangan saham yang mendasari Waran tersebut. Acuan Harga yang digunakan untuk pembatasan harga penawaran tertinggi atau terendah atas saham yang dimasukkan ke JATS NEXT-G dalam perdagangan saham di Pasar Reguler dan Pasar Tunai ditentukan sebagai berikut:  

Menggunakan harga pembukaan (Opening Price) yang terbentuk pada sesi Pra-Pembukaan; atau Menggunakan harga penutupan (Closing Price) di Pasar Reguler pada Hari Bursa sebelumnya (Previous Price) apabila Opening Price tidak terbentuk.

PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA Pasar Reguler dan Pasar Tunai

Penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar Reguler dan Pasar Tunai antara Anggota Bursa jual dan Anggota Bursa beli dijamin oleh KPEI.   

Transaksi Bursa Pasar Reguler wajib diselesaikan pada Hari Bursa ke-2 (T+2). Transaksi Bursa Pasar Tunai wajib diselesaikan pada Hari Bursa yang sama (T+0). Penyelesaian Transaksi Bursa yang dilakukannya di Pasar Reguler dan Pasar Tunai akan ditentukan oleh KPEI melalui proses Netting dan dilakukan melalui pemindahbukuan Efek dan atau dana ke rekening Efek Anggota Bursa yang berhak yang berada pada KSEI.

Dalam hal kewajiban Anggota Bursa untuk menyerahkan Efek tidak dilaksanakan sesuai dengan ketentuan maka Anggota Bursa tersebut wajib untuk menyelesaikan kewajibannya dengan uang pengganti (ACS= Alternate Cash Settlement) yang besarnya ditetapkan sebesar 125% (seratus dua puluh lima perseratus) dari harga tertinggi atas Efek yang sama yang terjadi di:  

Pasar Reguler dan Pasar Tunai yang penyelesaiannya jatuh tempo pada tanggal yang sama; dan Pasar Reguler pada Sesi I pada hari penyelesaian transaksi yang jatuh temponya sebagaimana di atas. Pasar Negosiasi

Waktu penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar Negosiasi ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara AB jual dan AB beli dan diselesaikan secara per transaksi (tidak Netting). Bila tidak ditetapkan, penyelesaian Transaksi Bursa dilakukan selambat-lambatnya pada Hari Bursa ke2 setelah terjadinya transaksi (T+2) atau Hari Bursa yang sama dengan terjadinya transaksi (T+0) khusus untuk Hari Bursa terakhir perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. Penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar Negosiasi dilakukan dengan pemindahbukuan secara langsung oleh Anggota Bursa jual dan Anggota Bursa beli dan tidak dijamin KPEI. BIAYA TRANSAKSI DI BURSA EFEK INDONESIA Anggota Bursa wajib membayar biaya transaksi kepada Bursa, KPEI dan KSEI yang dihitung berdasarkan nilai per transaksi Anggota Bursa sebagai berikut : Pasar Reguler

Pasar Tunai

Pasar Negosiasi

Biaya Transaksi BEI

0,018%

0,018%

0,018%

Biaya Kliring KPEI

0,009%

0,009%

0,009%

Biaya Penyelesaian KSEI

0,003%

0,003%

0,003%

Dana Jaminan KPEI

0,010%

0,010%

-

PPN 10%

0,003%

0,003%

0,003%

0,100%

0,100%

0,100%

0,143% (Jual)

0,143% (Jual)

0,133% (Jual)

0,043% (Beli)

0,043% (Beli)

0,033% (Beli)

PPh Final 0,1%* (Hanya Transaksi Jual) Total

* Dibayarkan ke Bursa sebagai Wajib Pungut, sesuai ketentuan yang berlaku.

Biaya transaksi tersebut diatas belum termasuk komisi transaksi yang dikenakan Anggota Bursa kepada nasabah.

2. Mekanisme Perdagangan Obligasi dan Sukuk di Bursa Perdagangan obligasi (Korporasi & Negara) serta Sukuk melelui Bursa dilakukan dengan menggunakan sistem Fixed Income Trading System (FITS). Pengguna sistem FITS adalah Perusahaan Efek yang sudah menjadi Anggota Bursa (AB), juga menjadi Anggota Kliring KPEI. Dalam kegiatan transaksi melalui FITS, Anggota Bursa (AB) bertanggungjawab terhadap seluruh transaksi baik untuk kepentingan nasabah , maupun kepentingan sendiri. Fixed Income Trading System (FITS) Fixed Income Trading System (FITS) adalah sarana perdagangan obligasi dan sukuk yang disediakan oleh Bursa Efek Indonesia. Obligasi dan Sukuk yang dapat ditransaksikan melalui sistem FITS ini adalah Obligasi dan Sukuk yang dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. Mekanisme perdagangan Obligasi Dan Sukuk melalui sistem FITS merupakan transaksi yang terintergrasi antara sistem perdagangan, kliring dan penyelesaian, seperti halnya dalam bagan di atas ada tiga mekanisme yang berbeda yaitu : perdagangan, kliring dan penyelesaian. Kegiatan perdagangan Obligasi dan Sukuk melalui sistem FITS ini didukung oleh peraturan perdagangan yang dibuat oleh BEI dengan persetujuan Bapepam&LK, salah satu yang diatur adalah Satuan Perdagangan (Lot Size), dimana satuan perdagangan (Lot Size) adalah 1 Lot sama dengan nilai lima juta rupiah (1 Lot = 5 Juta) hal ini didasarkan dalam rangka pemerataan investor agar investor individu dapat memiliki Obligasi ataupun SUKUK yang diterbitkan baik oleh Perusahaan Swasta Nasional maupun oleh Negara. Sistem FITS menggunakan metode remote acsess dari masing-masing kantor Anggota Bursa, sehingga AB tersebut dapat memberikan pelayanan order (Jual ataupun Beli) kepada para Nasabahnya secara efektif dan efisien. Segmen Pasar di Bursa Perdagangan melalui sistem FITS terdiri dari dua papan perdagangan yaitu : Pasar Reguler Outright; merupakan mekanisme perdagangan secara lelang berkesinambungan secara anonym (anonymous continuous auction) dengan metode pembentukan harga yang didasarkan atas prioritas harga dan waktu (price and time priority). Pasar Negosiasi; merupakan fasilitas yang memungkinkan para Anggota Bursa melakukan pelaporan hasil kesepakatan transaksi yang telah terjadi sesama Anggota Bursa atau dengan pihak lain Biaya Transaksi Obligasi & Sukuk di Bursa Efek Indonesia

Anggota Bursa wajib membayar biaya transaksi yang dihitung berdasarkan perhitungan berikut : Nilai Nominal

Dana Jaminan

Pasar Negosiasi

Rp 20.000

Rp 35.000

≤Rp500.000.000

Biaya Transaksi, Kliring dan Penyelesaian

>Rp500.000.000 – Rp10.000.000.000

0,0050 %

>Rp10.000.000.000

0,0037 5% 10%

PPN 10%*

dari Biaya

0,0075%

0,0050%

10% dari Biaya

*Dibayarakan sebagai Wajib Pungut, sesuai ketentuan yang berlaku

3. Mekanisme Perdagangan Derivatif di Bursa Perdagangan Produk Derivatif dilakukan dengan menggunakan Jakarta Automated Trading System (JATS). Pengguna sistem JATS adalah Perusahaan Efek yang sudah menjadi Anggota Bursa. Penawaran jual dan/atau permintaan beli produk derivatif hanya dapat dilakukan melalui Anggota Bursa Derivatif. Pelaksanaan Perdagangan Produk Derivatif yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia saat ini ada 2 (dua), yaitu Kontrak Berjangka Indeks Efek (KBIE) LQ-45 dan KBSUN. Anggota Bursa Efek bertanggung jawab atas seluruh transaksi Derivatif yang dilakukan di Bursa baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah. Perdagangan Derivatif diselenggarakan melalui JATS berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang berkesinambungan (continuous auction). Penawaran jual dan/atau permintaan beli produk derivatif yang diterima oleh JATS diproses oleh JATS dengan memperhatikan prioritas harga (price priority). Dalam hal penawaran jual dan/atau permintaan beli diajukan pada harga yang sama JATS memberikan prioritas kepada penawaran jual dan/atau permintaan beli yang diajukan terlebih dahulu (time priority). Dalam hal Anggota Bursa Efek memasukkan Penawaran jual dan/atau permintaan Produk Derivatif ke JATS, dan penawaran jual dan/atau permintaan beli Produk Derivatif tersebut terjadi (match), maka transaksi dimaksud adalah sah sebagai Transaksi Bursa. Produk Adapun produk derivative yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut:

Derivatif

Produk

Periode Kontrak

KBIE LQ-45

5-Year Benchmark Indonesia Government Bond Futures

1 bulan, 2 bulan, 3 bulan

KB SUN

10-Year Benchmark Indonesia Government Bond Futures

3 bulan (Seri Maret, Juni, dan September)

Liquidity Provider Dalam mekanisme perdagangan Derivatif, Bursa mengenalkan mekanisme baru yaitu Liquidity Provider. Anggota Bursa Derivatif yang menjadi Liquidity Provider dapat menyampaikan kuotasi (penawaran jual dan permintaan beli) secara continuous selama jam perdagangan guna menciptakan likuiditas perdagangan Derivatif. Auto Rejection Apabila terdapat penawaran jual dan/atau permintaan beli derivatif yang melampaui batasan harga yang ditetapkan oleh Bursa, maka penawaran jual dan/ permintaan beli tersebut akan ditolak secara otomatis oleh JATS. Adapun batasan auto rejection sesuai peraturan yang berlaku saat ini adalah sebagai berikut: Derivatif KBIE LQ-45 KB SUN

Fraksi Harga 0,05 0,01% (1 bp)

Batas Auto Rejection 10% dari harga pembukaan 300 bp dari HPH Hari Sebelumnya

Penyelesaian Transaksi Derivatif Penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar KBIE LQ-45 dilaksanakan setelah melalui Kliring secara Netting oleh KPEI, dengan ketentuan sebagai berikut: Derivatif

Transaction Settlement

KBIE LQ-45

1st Trading Day After Transaction (T+1)

KB SUN

1st Trading Day After Transaction (T+1)

Hak dan kewajiban dari setiap Anggota Bursa Efek yang berkaitan dengan Transaksi Bursa Derivatif sebagaimana dimuat di dalam daftar transaksi bursa akan ditentukan oleh KPEI melalui proses Netting pada setiap Hari Bursa. Biaya Transaksi Derivatif Anggota Bursa wajib membayar biaya transaksi yang dihitung berdasarkan perhitungan berikut :

Biaya Transaksi (Tidak termasuk

LQ-45 Futures Rp3.000,- (tiga ribu rupiah) per transaksi

KB SUN Rp10.000,- (tiga ribu rupiah) per kontrak

biaya Kliring dan Settlement) PPN 10%*

10% dari Biaya

10% dari Biaya

*Dibayarakan sebagai Wajib Pungut, sesuai ketentuan yang berlaku

F. INSTRUMEN PASAR MODAL Secara umum ada 4 instrumen pasar modal yaitu saham, obligasi, derivatif (terdiri dari opsi, right dan warrant) serta reksadana. Apa saja pengertian dan penjelasan instrumen pasar modal tersebut? Berikut pembahasan daftar instrumen pasar modal dan penjelasan lengkapnya. 1. Saham Instrumen paling umum yang dijual di bursa efek adalah saham. Saham merupakan surat tanda ikut penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan atas suatu perusahaan. Saham merupakan instrumen yang paling banyak dipilih investor, karena memberikan keuntungan yang menarik. Secara umum terdapat 2 jenis saham yaitu saham biasa dan saham istimewa atau preferen. Saham biasa merupakan jenis saham dimana pemegang saham mewakili kepemilikan di suatu perusahaan sebesar modal yang ditanamkannya di perusahaan tersebut. Sementara saham istimewa memiliki karakteristik berupa deviden, kumulatif dan convertible. 2. Obligasi Instrumen pasar modal berikutnya adalah obligasi. Pengertian obligasi adalah instrumen berbentuk sertifikat atau yang berisi kontrak antara pemberi pinjaman (pemodal) dan yang diberi pinjaman (emiten). Secara umum obligasi adalah selembar kertas yang berisi tentang pernyataan pihak pemilik kertas ini berarti telah membeli hutang suatu perusahaan yang telah menerbitkan obligasi ini. Obligasi dapat disamakan dengan deposito berjangka, namun obligasi dapat diperjualbelikan, sedangkan deposito berjangka tidak dapat diperjualbelikan. Obligasi memberikan penghasilan tetap kepada investor berupa bunga yang diterima per tahun, per bulan atau dalam satuan waktu lainn sesuai kesepakatan dalam obligasi.

3. Derivatif Selain saham dan obligasi, ada juga instrumen pasar modal berupa derivatif. Derivatif merupakan salah satu surat berharga turunan dari saham dan atau obligasi yang antara lain terdiri dari opsi, right dan warrant.  Opsi Opsi merupakan salah satu derivatif yang berisi surat pernyataan yang dikeluarkan seseorang atau lembaga yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli atau menjual sahamnya dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya.  Right Right merupakan salah satu instrumen yang termasuk ke dalam produk derivative atau sering disebut dengan produk turunan dari saham yang berupa surat berharga yang bentuknya memberikan hak bagi pemodal untuk membeli saham baru yang dikeluarkan oleh emiten pada suatu harga tertentu dan pada waktu yang telah ditetapkan dan ditentukan.  Warrant Warrant merupakan surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham perusahaan dengan persyaratan yang telah ditentukan sebelumnya. 4. Reksadana Instrumen pasar moda lain adalah reksadana. Definisi reksadana adalah wadah dan pola pengelolaan dana atau modal bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang tersedia di Pasar dengan cara membeli unit penyertaan reksadana. G. INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) Umumnya di bursa saham dunia mengenal lebih dari satu indeks. Contohnya di AS, ada S&P500, Dow Jones, Nasdaq. Sedangkan di BEI, ada Indeks Harga Saham Gabungan

(IHSG) atau Jakarta Composite Index (JCI), Indeks LQ45, Jakarta Islamic Index (JII), Indeks Sektoral, serta Indeks Individual. Selain indeks utama tersebut, indeks lainnya adalah Kompas-100 dan Bisnis-27. IHSG pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 April 1983. Tapi, hari dasar perhitungan IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982 dengan nilai 100. Kalau IHSG merepresentasikan ratarata dari seluruh saham di BEI, LQ45 hanya menghitung indeks untuk 45 saham unggulan yang cukup aktif. Jakarta Islamic Index (JII) memuat 30 saham pilihan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI. Indeks sektoral sesuai namanya memuat saham yang memiliki kesamaan bidang bisnis. Sedangkan Indeks Individual, tentu saja satu saham saja. Kompas-100 adalah indeks dari 100 saham yang diterbitkan para analis harian Kompas. Sedangkan Bisnis-27 adalah indeks yang dirilis harian Bisnis Indonesia. FUNGSI IHSG Indeks harga saham mempunyai tiga manfaat utama. Yaitu: sebagai penanda arah pasar, pengukur tingkat keuntungan, dan tolok ukur kinerja portofolio. 2. Penanda Arah Pasar Boleh dibilang, Indeks merupakan nilai representatif atas rata-rata dari sekelompok saham. Karena menggunakan harga hampir semua saham di BEJ dalam perhitungannya, IHSG menjadi indikator kinerja bursa saham paling utama. Gampangnya, jika ingin melihat kondisi bursa saham saat ini, kita tinggal melihat pergerakan angka IHSG. Jika IHSG cenderung meningkat seperti yang terjadi akhir-akhir ini, artinya hargaharga saham di BEI sedang meningkat. Sebaliknya, jika IHSG cenderung turun, artinya harga-harga saham di BEI sedang merosot. Sekedar catatan, persentase kenaikan atau penurunan IHSG akan berbeda dibanding dengan kenaikan atau penurunan harga masingmasing saham. Kadang ada kalanya peningkatan atau penurunan harga saham melebihi atau bahkan berlawanan dengan pergerakan angka IHSG. 3. Pengukur Tingkat Keuntungan

Misalnya kita dapat menghitung secara rata-rata berapa keuntungan berinvestasi di pasar saham. Sekarang di tahun 2013, IHSG bernilai 4400. Lima tahun lalu IHSG bernilai 1400. Kita dapat menghitung secara sederhana berinvestasi selama 5 tahun dari tahun 20082013 menghasilkan keuntungan (4400-1400)/1400*100% = 214%. Secara rata-rata per tahun keuntungan berinvestasi di pasar saham adalah 214%. Berarti per tahun 42,8%. Angka tersebut belum termasuk keuntungan dari dividen. Tahun

IHSG

2008

1400

2013

4400

Keuntungan

214%

4. Tolok ukur kinerja portofolio Bila Anda memiliki reksadana atau portofolio saham, Anda bisa membandingkan kinerjanya dengan IHSG. Misalnya dalam 5 tahun terakhir IHSG naik sebanyak 214%. Kalau reksadana atau portofolio Anda kinerjanya di bawah angka tersebut, sebaiknya Anda perlu berganti strategi. CARA MENGHITUNG IHSG Secara umum, ada dua cara untuk menghitung indeks saham. Cara pertama adalah dengan Price Weight / Simple Average. Rumusnya adalah sebagai berikut:

P adalah harga saham. Nd adalah nilai dasar, yaitu nilai yang dibentuk berdasarkan jumlah saham yang tercatat dalam suatu waktu tertentu. Metode ini dipakai untuk menghitung indeks saham Dow Jones (Dow Jones Industrial Average/DJIA).

Jadi jumlah harga 30 saham langsung dibagi nilai dasar. Indeks ini tidak menggunakan pembobotan pada masing-masing saham karena karena DJIA merupakan indeks 30 saham terpilih di bursa New York. Sebanyak 30 saham yang masuk dalam DJIA diasumsikan telah memiliki bobot yang setara, sehingga penghitungan bobot dianggap tidak perlu lagi. Sebagai catatan, 30 saham ini boleh dibilang mewakili setiap industri di Amerika Serikat (AS) dan memiliki likuiditas transaksi

yang tinggi. Cara kedua adalah dengan

menggunakan Capitalization Weight / Weighted Average. Cara inilah yang digunakan untuk menghitung IHSG dan S&P500. Rumusnya adalah:

P adalah harga saham di pasar reguler. Q adalah bobot atau jumlah masing-masing saham. Nd adalah nilai dasar, yaitu nilai yang dibentuk berdasarkan jumlah saham yang tercatat dalam suatu waktu. Nilai dasar ini bisa berubah jika ada aksi korporasi yang menyebabkan jumlah saham berkurang atau bertambah. Sederhananya, setiap saham dihitung terlebih dahulu kapitalisasi pasarnya. Kemudian dijumlahkan seluruh kapitalisasi pasar untuk semua saham, lalu dibagi dengan nilai dasar, kemudian dikalikan dengan 100. Menurut informasi, kapitalisasi pasar yang dijumlahkan ini berbeda dengan nilai kapitalisasi pasar seluruh saham di BEI, karena ada saham-saham yang tidak perhitungkan dalam penghitungan indeks. Kenapa demikian? Saham-saham yang tidak diperhitungkan ini menjadi rahasia BEI. Pihak BEI memiliki kriteria sendiri atas sahamsaham yang bisa dimasukkan dalam penghitungan IHSG.

H. REKSADANA DI INDONESIA A. Pendirian Reksa dana di Indonesia Reksa Dana merupakan suatu bentuk pemberian jasa yang didirikan untuk membantu investor yang ingin berpartisipasi dalam pasar modal tanpa adanya keterlibatan secara langsung dalam prosedur, administrasi, dan analisis dalam sebuah pasar modal. 1. Reksa Dana Perseroan Penjelasan Pasal 18 Ayat (1) Huruf a UUPM mengatakan bahwa: “Reksa Dana berbentuk perseroan adalah Emiten yang kegiatan usahanya menghimpun

dana dengan menjual saham, dan selanjutnya dana dan penjualan saham tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis Efek yang diperdagangkan di pasar uang dan pasar uang.” Reksa Dana berbentuk perseroan dibedakan lagi ber- dasarkan sifatnya menjadi Reksa Dana tertutup dan Reksa Dana terbuka. Reksa Dana tertutup adalah Reksa Dana ber- bentuk perseroan yang menjual sahamnya kepada investor melalui Penawaran Umum Perdana di bursa Efek sehingga apabila investor ingin menjual Reksa Dana tersebut, mereka dapat menjualnya kembali melalui bursa kepada investor lainnya, bukan kepada pihak Manajer Investasi atau penerbitnya. Jadi dengan kata lain Reksa Dana tertutup tidak mem- beli kembali sahamsahamnya yang telah dijual kepada investor. Sedangkan Reksa Dana terbuka adalah Reksa Dana berbentuk perseroan yang menawarkan dan membeli kembali saham-sahamnya dari investor sampai dengan sejumlah modal yang telah dikeluarkan. Reksa Dana berbentuk perseroan ini mempunyai ciri- ciri sebagai berikut: a. Bentuk hukumnya adalah perseroan terbatas (PT) b. Pengelolaan kekayaan Reksa Dana didasarkan pada kontrak antara direksi perusahaan dengan Manajer Investasi yang ditunjuk c. Penyimpanan kekayaan Reksa Dana didasarkan pada kontrak antara direksi perusahaan dengan Bank Kustodian. Pasal 18 Ayat (3) UUPM mengatakan, "Reksa Dana perseroan merupakan suatu perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari BAPEPAM." Penjelasan Pasal 18 Ayat (5) menyebutkan bahwa persyaratan dan tata cara perizinan dalam pendirian Reksa Dana Perseroan adalah mengenai :  izin usaha  ketentuan yang wajib diatur dalam anggaran dasar  kepengurusan  permodalan. Menurut Peraturan BAPEPAM No.IV.A.1 mengenai tata Cara Permohonan Izin Usaha Reksa Dana berben perseroan, permohonan izin usaha sebagai Reksa Dana berbentuk perseroan dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Mengisi formulir permohonan izin usaha yang bentuk dan isinya sesuai dengan Formulir Nomor IV.A.1-1 Lampiran 1 peraturan ini. b. Menyertakan dokumen sebagai berikut:  Anggaran dasar Reksa Dana yang telah mendapat pengesahan dan persetujuan Menteri Kehakiman.  Kontrak pengelolaan Reksa Dana  Kontrak antara Reksa Dana dengan Bank Kustodian  Penunjukan konsultan hukum, dan  Penunjukan akuntan c. Menyertakan dokumen tentang anggota Direksi Reksa Dana

d. Menyertakan dokumen tentang Manajer Investasi e. Menyertakan dokumen tentang Bank Kustodian f. Menyertakan neraca pembukuan. 2. Reksa Dana Kontrak Investasi Kolektif Reksa Dana Kontrak Investasi Kolektif (KIK) adalah Reksa Dana yang dibentuk berdasarkan kontrak antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian. Penjelasan Pasal 18 Ayat (1) Huruf b UUPM memberi pengertian Kontrak Investasi Kolektif (KIK), yaitu: "Kontrak investasi kolektif adalah kontrak antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang mengikat pemegang Unit Penyertaan di mana Manajer Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif.” Reksa Dana KIK menghimpun dana dengan menerbitkan Unit Penyertaan kepada masyarakat pemodal dan selanjutnya dana tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis Efek yang diperdagangkan di pasar uang dan di pasar uang. Dengan demikian, Reksa Dana KIK adalah wadah di mana pemodal dapat ikut serta mengadakan investasi dalam suatu portofolio Efek milik bersama yang dikelola oleh Manajer Investasi yang telah mendapat lisensi dari BAPEPAM, memperoleh jasa penyimpanan dan pencatatan harta bersama dari bank umum yang telah mendapat izin usaha sebagai kustodian dari BAPEPAM serta berhak atas informasi nilai bersih dari harta bersama secara harian. B. Harta Bersama Dalam Reksa Dana Bagian harta bersama dalam reksa dana dapat terwujud dalam bentuk saham atau unit penyertaan sesuai dengan bentuk Reksa Dana yang digunakan. 1. Saham sebagai bagian harta bersama Saham menurut pandangan Perdata Pasal 511 butir 4 merupakan benda bergerak yang tidak berwujud. Terhadap benda yang termasuk dalam Pasal 511 butir 4 KUH Perdata, yang merupakan milik bersama yang bebas, para pemegang saham suatu PT berhak untuk melakukan perbuat an hukum secara bebas. Atas milik bersama yang bebas tersebut para pemegang saham dapat membebaninya dengan hak kebendaan yang terbatas maupun untuk menyerahkan atau mengalihkannya kepada pihak lain.

Jadi, dalam hal ini para pemegang saham Reksa Dana terbuka berbentuk perseroan dapat menjual kembali sahamnya kepada Reksa Dana yang bersangkutan. Begitu juga dalam hal Reksa Dana tertutup di mana pemegang saham dapat menjual kembali sahamnya namun tidak kepada Reksa Dana yang bersangkutan tetapi melalui bursa. Seperti sudah dikatakan sebelumnya saham dalam Reksa Dana terbuka dapat dijual kembali kepada Reksa Dana oleh para pemegang saham. Dalam hal ini Reksa Dana terbuka wajib membeli saham-saham tersebut. Pengecualian terhadap ketentuan tersebut hanya terjadi apabila: a. Bursa Efek di mana sebagian besar Portofolio Efek Reksa Dana diperdagangkan ditutup. b. Perdagangan Efek atas sebagian besar Portofolio Efek Reksa Dana di bursa Efek dihentikan c. Keadaan darurat d. Terdapat hal-hal lain yang ditetapkan dalam kontrak pengelolaan investasi setelah mendapat persetujuan BAPEPAM. 2. Unit Penyertaan sebagai harta bersama Pasal 1 butir 30 UUPM memberikan pengertian mengenai Unit Penyertaan yaitu, “ suatu ukuran yang menujjukkan bagian kepentingan setiap pihak dalam portofolio investasi kolektif.” Dengan kata lain, unit penyertaan merupakan tanda bukti satuan kepemilikan investor atas reksa dana tertentu. Seperti diketahui bahwa Reksa Dana KIK menghimpun dana dari masyarakat dengan menerbitkan Unit Penyertaan. Manajer Investasi akan melakukan penawaran umum atau pembelian kembali atas Unit Penyertaan dari Reksa Dana KIK secara terus-menerus sampai dengan jumlah Unit Penyertaan yang ditetapkan dalam kontrak. Dalam hal penjualan Unit Penyertaan, Manajer Investasi dapat menambah jumlah unit Penyertaan setelah mendapat persetujuan dari BAPEPAM. Seluruh pemegang Unit Penyertaan dalam Reksa Dana KIK mempunyai hak sebagai berikut: a. Hak untuk memperoleh pembagian keuntungan yang dibuat oleh Reksa Dana KIK b. Hak untuk menjual kembali sebagian atau seluruh Unit Penyertaan Reksa Dana KIK c. Hak untuk mendapatkan bukti penyertaan dalam Reksa Dana KIK d. Hak untuk memperoleh informasi mengenai NAB harian Reksa Dana KIK

e. Hak atas hasil likuidasi secara proporsional dengan kepemilikan Unit Penyertaan f. Hak untuk mengalihkan Unit Penyertaan. Dari penjelasan sebelumnya dapat diketahui bahwa harta kekayaan dalam Reksa Dana KIK adalah milik bersama dari seluruh pemegang Unit Penyertaan. Tiap-tiap pemegang Unit Penyertaan berhak menjual bagian penyertaannya kepada setiap pihak yang ingin memiliki bagian dalam harta bersama Reksa Dana KIK tersebut. C. Perbedaan Reksa Dana PT dengan Perseroan Terbatas Biasa Reksa dana berbentuk perseroan walaupun berdiri sebagai suatu perseroan terbatas (PT), mempunyai perbedaan dengan PT biasa. Jika PT biasa memiliki organ direksi, dan komisaris, Reksa dana berbentuk Perseroan, mempunyai direksi namun tidak terdapat komisaris. Selain itu jual beli saham dalam Raksa Dana PT tidak memerlukan persetujuan dengan Perseroan Terbatas. D. Perbedaan Reksa dana KIK dengan Persekutuan Biasa Reksa dana KIK adalah suatu bentuk oersekutuan khusus bagi para pemegang saham Unit Penyertaan Reksa dana Tersebut. Seperti dikatakan bahwa Reksa dana KIK tidak berbandan hukum dan didirikan berdasarkan perjanjian untuk pihak ketiga yaitu antara manajer investasi dan Bank Kustodian, untuk kepentingan par pemegang Unit Penyertaan. Sedangkan dalam persekutuan, Pendirian persekutuan berdasarkan pada perjanjian para sekutu yang hendak mendirikan persekutuan tersebut untuk kepentingan persekutuan tersebut. Dalam persekutuan, pengurusan persekutuan tersebut dilakukan oleh sekutu pengurus. dalam hala reksa dana KIK investor persekutuan hanya merupakan sekutu diam, manajer investasi adalah pengurus, dan Bank Kustodian sebagai lembaga penerima penitipan kolektif. Pembagian keuntungan dalam persekutuan apabila tidak ditetapkan dalam perjanjian, maka dilakukan menurut “azas keseimbangan”. Sedangakan dalam reksa dana KIK, pembagian keuntungan yang diproleh dari dana yang di investasikan dibagikan sesuai dengan kebijakan Manajer Investasi, dan pemegang Unit Penyertaan mempunyai hak untuk memperoleh pembagian keuntungan secara proporsional sesuai dengan jumlah Unit Penyertaan yang dimilikinya.

BAB III PENUTUP KESIMPULAN Dari penjelasan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa Pasar Modal di Indonesia telah ada sejak zaman kolonial Belanda, tepatnya pada tanggal 14 Desember 1912, namun perkembangannya mengalami masa pasang – surut akibat berbagai faktor, mulai dari Perang Dunia II hingga perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada Pemerintah Republik Indonesia (RI). Selanjutnya, pihak Pemerintah RI melakukan pembentukan ulang Pasar Modal Indonesia melalui Undang-Undang Darurat No. 13 tahun 1951 yang kemudian dipertegas oleh Undang-Undang Republik Indonesia No.15 tahun 1952. Dimana Pasar Modal itu sendiri merupakan wahana untuk mempertemukan pihakpihak yang memerlukan dana jangka panjang dengan pihak yang memiliki dana atau bisa juga diartikan sebagai pasar untuk instrumen keuangan jangka panjang seperti obligasi, saham, warrant dan right.

DAFTAR PUSTAKA  Ahmad, kamarudin. (2004). Dasar-Dasar Manajemen Investasi dan Portofolio. Rineka cipta. Jakarta  Hartono, Jogiyanto . Teori Portofolio dan Analisis Investasi  Widjaja, gunawan . Reksa dana dan peran serta tanggung jawab Manajer Investasi dalam Pasar Modal  https://www.idx.co.id/investor/mekanisme-perdagangan/

Related Documents


More Documents from ""