Buku Pegangan Mahasiswa.docx

  • Uploaded by: Yusril Djibran
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Buku Pegangan Mahasiswa.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 7,621
  • Pages: 61
Buku Pegangan Mahasiswa

MODUL PBL

SISTEM KARDIOVASKULER

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2018

PENDAHULUAN PBL adalah suatu pendekatan pembelajaran yang mengguanakan maslah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kriris dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi kuliah atau materi pelajaran. PBL memiliki gagasan bahwa pembelajaran dapat dicapai jika kegiatan pendidikan dipusatkan pada tugas-tugas atau permasalahan yang otentik, relevan, dan dipresentasikan dalam suatu konteks. Cara tersebut bertujuan agar mahasiswa memilki pengalaman sebagaiamana anantinya mereka hadapi di kehidupan profesionalnya. Pengalaman tersebut sangat penting karena pembelajaran yang efektif dimulai dari pengalaman konkrit. Pertanyaan, pengalaman, formulasi, serta penyususan konsep tentang pemasalahan yang mereka ciptakan sendiri merupkan dasar untuk pembelajaran. Model Problem Based Learning bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai suatu yang harus dipelajari siswa. Dengan model Problem Based Learning diharapkan siswa mendapatkan lebih banyak kecakapan daripada pengetahuan yang dihafal. Mulai dari kecakapan memecahkan masalah, kecakapan berpikir kritis, kecakapan bekerja dalam kelompok, kecakapan interpersonal dan komunikasi, serta kecakapan Skenario berfungsi sebagai perangsang untuk belajar dalam suatu kelompok diskusi baik dengan maupun tanpa tutor. Mahasiswa diharapkan mengemukakan berbagai pertanyaan prinsip dan mencari jawabannya pada berbagai acuan sewaktu berdiskusi pada pertemuan tutorial pertama. Masalah yang belum terpecahkan menjadi tujuan pembelajaran pada saat itu dan dijadikan sebagai pekerjaan rumah dengan cara belajar mandiri, yang hasilnya akan didiskusikan kembali pada pertemuan kedua. Kalaupun masih ada masalah yang belum terpecahkan maka kelompok diskusi yang difasilitasi oleh tutor membuat kesepakatan dengan pakar baik dalam bentuk diskusi maupun dalam bentuk kuliah pakar pada waktu yang disepakati. Sebelum menggunakan buku ini, tutor harus membaca strategi pembelajaran, metode tujuh langkah, Tujuan Instruksional Umum dan Tujuan Instruksional Khusus (TIU & TIK), sehingga pelaksanaan diskusi nantinya akan lebih efisien dan efektif.

Tim Penyusun Modul Sistem Kardiovaskuler

1

MODUL 1

NYERI DADA

BLOK KARDIOVASKULER

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2019

2

PENDAHULUAN Meskipun berbagai penyakit kardiovaskuler dapat didiagnosis dengan satu alat pemeriksaan, namun untuk memahami secara paripurna masalah yang diderita oleh pasien biasanya diperlukan pemeriksaan lain. Dalam hal ini berbagai pemeriksaan khusus mungkin diperlukan untuk mempertajam diagnosis dan berguna untuk menetapkan tindakan yang tepat seperti pemeriksaan kateterisasi jantung, ekokardiografi, skenning radionuklid, uji latih jantung dengan beban, monitor Holter. Modul Nyeri Dada ini terdiri dari 1 unit pembelajaran dengan 3 sub bab pembelajaran yang dilengkapi dengan skenario, strategi pembelajaran, penugasan mahasiswa, panduan untuk tutor, beberapa alternative pertanyaan dan jawaban serta beberapa rujukan utama. Skenario berfungsi sebagai perangsang untuk belajar dalam suatu kelompok diskusi baik dengan maupun tanpa tutor. Mahasiswa diharapkan mengemukakan berbagai pertanyaan prinsip dan mencari jawabannya pada berbagai acuan sewaktu berdiskusi pada pertemuan tutorial pertama. Masalah yang belum terpecahkan menjadi tujuan pembelajaran pada saat itu dan dijadikan sebagai pekerjaan rumah dengan cara belajar mandiri, yang hasilnya akan didiskusikan kembali pada pertemuan kedua. Kalaupun masih ada masalah yang belum terpecahkan maka kelompok diskusi yang difasilitasi oleh tutor membuat kesepakatan dengan pakar baik dalam bentuk diskusi maupun dalam bentuk kuliah pakar pada waktu yang disepakati. Sebelum menggunakan buku ini, mahasiswa dan tutor harus membaca strategi pembelajaran, metode tujuh langkah, Tujuan Instruksional Umum dan Tujuan Instruksional Khusus (TIU & TIK), sehingga pelaksanaan diskusi nantinya akan lebih efisien dan efektif.

Tim Penyusun Modul Sistem Kardiovaskuler

3

TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Intruksional Umum (TIU) : Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa mampu memahami konsep-konsep dasar yang berhubungan dengan gejala nyeri dada dan mampu menegakkan diagnosis beberapa penyakit kardiovaskuler yang berhubungan dengan nyeri dada sebagai keluhan utama. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) : 1. Memahami perbedaan keluhan nyeri dada yang dijumpai pada penyakit kardiovaskuler dan penyakit non-kardiovaskuler. 2. Menentukan karakteristik nyeri dada yang tipikal dan atipikal. 3. Memahami hubungan antara nyeri dada dan struktur anatomi, histopatologi dan patofisiologi dari penyakit kardiovaskuler. 4. Memahami hal-hal yang berhubungan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik pada penderita kardiovaskuler dengan keluhan nyeri dada. 5. Memahami hubungan antara faktor resiko kardiovaskuler dan penyakit kardiovaskuler khususnya penyakit arteri koroner. 6. Menentukan jenis pemeriksaan dan prosedur diagnostik tertentu yang menunjang diagnosis penyakit kardiovaskuler dengan gejala nyeri dada. 7. Mendeskripsikan prosedur terapi pada kelainan kardiovaskuler dengan nyeri dada sebagai keluhan utama. 8. Menentukan kemungkinan komplikasi yang timbul dari diagnosis. 9. Memahami tahapan resiko penyakit-penyakit kardiovaskuler khususnya sindrom akut koroner. 10. Memahami prognosis dan metode pencegahan dari penyakit tersebut

4

TOPIC TREE PULMONARY VASCULAR MUSKULOSKELETAL

GASTROINTESTINAL NYERI DADA

LAIN-LAIN

- New, acute, ongoing - Recurrent, episodic - Persisten

CARDIAC          

Anatomi Histo-pathologi Fisio-pathologi Patologi klinis Anamnesis & Pemeriksaan fisik Diagnostik Pengobatan/Pengelolaan Penyulit Prognosis Pencegahan

5

Proses “Problem-Based Learning” (PBL) dan “Active Learning” (AL) MASALAH/PERTANYAAN - Deskripsi fenomena - Disiapkan oleh tim/ staf pengajar - Mengarahkan kegiatan belajar

PERTUKARAN INFO - Apakah dibutuhkan pemahaman yang lebih baik mengenai proses dari masalah tersebut.

KELOMPOK KECIL - Hal-hal apa yang sudah diketahui dari masalah. - Hal-hal apa yang masih harus diketahui. - Gunakan metode 7 langkah

BELAJAR SENDIRI - Sarana belajar - Integrasi pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu

Metode 7 langkah : 1. Mengklarifikasi hal-hal yang belum diketahui dalam skenario. Dalam hal ini kelompok akan mendefinisikan istilah-istilah dan konsep yang tidak jelas agar interpretasi terhadap informasi yang tersedia tidak perlu dipertanyakan lagi. 2. Mendefinisikan masalah. Kelompok harus dapat mencapai kesepakatan agar setiap fenomena yang saling berhubungan dapat dijelaskan. Masalah yang ada dapat dibagi menjadi beberapa sub-masalah agar dapat didiskusikan menurut aturan tertentu. Fungsi langkah ini adalah menuntun proses brainstorming (langkah 3) dan juga diskusi selanjutnya. 3. Menganalisa masalah. Kelompok mencoba menentukan hal-hal yang dipikirkan oleh anggotanya, apa yang mereka ketahui atau apa yang mereka anggap mereka ketahui tentang proses dan mekanisme yanmg mendasari masalah tersebut. Melalui tehnik brainstorming ini, pengetahuan yang ada sebelumnya diaktivasi agar dasar diskusi tersedia. 4. Membuat daftar penjelasan-penjelasan yang dapat diterima. Ide-ide dari langkah ke-3 disusun dan diperhatikan secara kritis. Pandanganpandangan yang nampaknya seragam dikelompokkan bersama sebagai suatu kesatuan, sementara pendapat yang berbeda disortir, sehingga akan lebih jelas lagi apa yang masih harus dipelajari. 5. Merumuskan tujuan pembelajaran. 6

Pertanyaan-pertanyaan yang muncul selama atau sebagai hasil analisa masalah harus dijawab agar tercapai pemahaman yang lebih baik. Tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan tersebut merupakan dasar dari kegiatan belajar yang harus dilaksanakan pada tahap berikutnya. Fungsi langkah ini adalah menuntun proses belajar mandiri (active learning). 6. Mencari informasi tambahan di luar kelompok (Active learning). Berdasarkan langkah ke-5, siswa diwajibkan mencari dan mengumpulkan informasi pada berbagai sumber acuan (kuliah, perpustakaan, internet,dll). Pada langkah ini, mahasiswa belajar untuk mengumpulkan informasi yang relevan guna menguasai masalah. 7. Membuat laporan pada kelompok tentang apa yang diperoleh sewaktu belajar mandiri. Sesuai tujuan belajar, mahasiswa akan mendiskusikan hasil kegiatan belajar mandiri. Langkah ini memiliki 3 fungsi yaitu : Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber hingga tiap kesalahan dapat dikoreksi. Menunjukkan dan mendiskusikan hal-hal yang tidak jelas dari bahan yang dipelajari. Memperdalam pengetahuan para siswa dengan cara pertukaran informasi secara aktif. TUGAS UNTUK MAHASISWA 1. Setelah membaca dengan teliti skenario di atas anda harus mendiskusikan kasus tersebut pada satu kelompok diskusi terdiri dari 12 – 15 orang, dipimpin oleh seorang ketua dan seorang penulis yang dipilih oleh anda sendiri. Ketua dan sekretaris ini sebaiknya berganti-ganti pada setiap kali diskusi. Diskusi kelompok ini bisa dipimpin oleh seorang tutor atau dilakukan secara mandiri oleh kelompok. 2. Melakukan aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan buku ajar, majalah, slide, tape atau video, dan internet, untuk mencari informasi tambahan. 3. Melakukan diskusi kelompok mandiri (tanpa tutor) , melakukan curah pendapat bebas antar anggota kelompok untuk menganalisa dan atau mensintese informasi dalam menyelesaikan masalah. 4. Berkonsultasi pada nara sumber yang ahli pada permasalahan dimaksud untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam (tanpa pakar). 5. Mengikut kuliah khusus (kuliah pakar) dalam kelas untuk masalah yang belum jelas atau tidak ditemukan jawabannya. 6. Melakukan latihan di laboratorium keterampilan klinik dan praktikum di laboratorium Patologi Anatomi.

PROSES PEMECAHAN MASALAH 7

Dalam diskusi kelompok dengan menggunakan metode curah pendapat, anda diharapkan memecahkan problem yang terdapat dalam skenario ini, yaitu dengan mengikuti 7 langkah penyelesaian masalah di bawah ini : 1. Klarifikasi istilah yang tidak jelas dalam skenario di atas, dan tentukan kata/ kalimat kunci skenario di atas. 2. Identifikasi problem dasar skenario di atas, dengan membuat beberapa pertanyaan penting. 3. Analisa problem-problem tersebut dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas. 4. Klasifikasikan jawaban atas pernyataan-pertanyaan tersebut di atas. 5. Tentukan tujuan pembelajaran selanjutnya yang ingin dicapai oleh anda . Langkah 1 s/d 5 dilakukan dalam diskusi pertama bersama tutor. 6. Cari informasi tambahan tentang kasus di atas di luar kelompok tatap muka. Langkah 6 dilakukan dengan belajar mandiri. 7. Laporkan hasil diskusi dan sintesis informasi-informasi yang baru ditemukan. Langkah 7 dilakukan dalam kelompok diskusi dengan tutor. Penjelasan : Bila dari hasil evaluasi laporan kelompok ternyata masih ada informasi yang diperlukan untuk sampai pada kesimpulan akhir, maka proses 6 bisa diulangi, dan selanjutnya dilakukan lagi langkah 7. Kedua langkah di atas bisa diulang-ulang di luar tutorial, dan setelah informasi dirasa cukup maka pelaporan dilakukan dalam diskusi akhir, yang biasanya dilakukan dalam bentuk diskusi panel dimana semua pakar duduk bersama untuk memberikan penjelasan atas hal-hal yang masih belum jelas. JADWAL KEGIATAN 1. Pertemuan pertama dalam kelas besar dengan tatap muka satu arah dan tanya jawab. Tujuan : menjelaskan tentang modul dan cara menyelesaikan modul dan membagi kelompok diskusi. Pada pertemuan pertama buku modul dibagikan. 2. Pertemuan kedua : diskusi mandiri. Tujuan : * Memilih ketua dan sekretaris kelompok, * Brain-storming untuk proses 1 – 3, * Membagi tugas 3. Pertemuan ketiga: diskusi tutorial dipimpin oleh mahasiswa yang terpilih menjadi ketua dan penulis kelompok, serta difasilitasi oleh tutor. Tujuan: untuk melaporkan hasil diskusi mandiri dan menyelesaikan proses sampai langkah 5. 4. Anda belajar mandiri baik sendiri-sendiri. Tujuan: untuk mencari informasi baru yang diperlukan. 5. Pertemuan keempat: adalah diskusi tutorial. Tujuan: untuk melaporkan hasil diskusi lalu dan mensintese informasi yang baru ditemukan. Bila masih diperlukan informasi baru dilanjutkan lagi seperti No. 2 dan 3. 6. Pertemuan terakhir: dilakukan dalam kelas besar dengan bentuk diskusi panel untuk melaporkan hasil diskusi masing-masing kelompok dan menanyakan hal-hal yang belum terjawab pada ahlinya (temu pakar). 8

TIME TABLE I Pertemuan I (Pnjelasan)

II Pertemuan Mandiri (Brain Stroming)

PERTEMUAN III IV Tutorial I Mandiri Pengumpulan informasi Praktiku Analisa & m sintese CSL

V Kuliah konsultas i

VI Tutorial II (Laporan & Diskusi)

VII Pertemuan Terakhir (Laporan)

STRATEGI PEMBELAJARAN 1. Diskusi kelompok tanpa tutor, brainstorming bebas diantara mahasiswa. 2. Kelompok diskusi dipandu oleh tutor untuk menentukan berbagai alternatif pertanyaan dari masalah yang dikemukakan. 3. Konsultasi dengan pakar untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam terhadap suatu masalah. 4. Kuliah khusus untuk materi yang baru. 5. Belajar mandiri di perpustakaan atau media elektronik. 6. Melakukan kegiatan di “skill-lab”(CSL)  Anamnesis (History taking)  Pemeriksaan fisik (manekin/mahasiswa)  Perekaman /pembacaan dasar-dasar EKG  Pembacaan foto thoraks 7. Melakukan kegiatan praktikum.  Anatomi  Fisiologi  Histologi  Patologi Anatomi  Mikrobiologi  Gizi

9

BAHAN BACAAN & SUMBER INFORMASI LAIN A. Kuliah sistim kardiovaskuler dari berbagai disiplin ilmu. B. Textbooks/Journals yang berhubungan dengan masalah kardiovaskuler. 1. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. (2015). Pedoman tatalaksana Sindroma Koroner Akut. Edisi Ketiga. Centra Communication. 2. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. (2014). Pedoman tatalaksana Fibrilasi Atrium. Edisi Pertama. Centra Communication. 3. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. (2014). Pedoman tatalaksana Gagal Jantung. Edisi Pertama. Centra Communication. 4. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. (2014). Pedoman tatalaksana Hipertensi Pada Penyakit Kardiovaskular. Edisi Pertama. Centra Communication. 5. Lilly Leonard S. (2016). Patophysiology of Heart Disease. 6th Edition. Wolters Kluwer 6. Opie, Lionel. (2013). Drugs For The Heart. 8th Edition. Elsevier Saunders. 7. Braunwald E, Zipes DP, Libby P. (2015). Heart Disease A Textbook of Cardiovascular Medicine. 10th edit. W.B. Saunders Coy, Philadelphia. 8. Kabo, Peter. (2011). Bagaimana menggunakan obat-obat kardiovaskular secara rasional. Balai Penerbit FKUI a. .

10

SKENARIO 1 Seorang laki-laki berusia 52 tahun datang ke Unit Gawat Darurat dengan nyeri dada hebat yang sudah dirasakan sejak 3 jam sebelum masuk Rumah Sakit. Nyeri dirasakan memberat setelah menonton sepakbola. Nyeri dada sudah dirasakan sejak 3 hari dan memberat 6 jam terakhir. Keluhan dirasakan terus menerus dan makin memberat dengan aktivitas disertai keringat dingin. Nyeri dada disertai keringat dingin sampai sulit bernapas. Riwayat Hipertensi sejak 1 tahun terakhir tidak berobat teratur. TD pada saat masuk 150/90 mmHg, nadi 110x/menit. Dari pemeriksaan fisik tidak didapatkan kelainan. Pada pemeriksaan EKG tidak didapatkan kelainan. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan nilai troponin > 2,0 ug/L SKENARIO 2 Seorang perempuan berusia 56 tahun datang ke UGD Rumah Sakit dengan keluhan nyeri dada sudah dirasakan sejak 2 jam yang lalu. Nyeri dada menjalar ke lengan kiri, disertai rasa sulit bernapas dan keringat dingin. Pasien sudah mengalami nyeri dada selama 1 minggu terakhir tetapi biasanya menghilang dengan istirahat. Tanda vital pada saat masuk yaitu Tekanan darah 190/100, denyut nadi 110 kali/menit, pernapasan 26 kali/menit, dengan skala nyeri 8/10. Riwayat penyakit sebelumnya, pasien sudah control teratur di dokter praktik dengan riwayat hipertensi sejak 5 tahun, dan berobat teratur dengan amlodipin 5 mg. Profil lipid pasien kolesterol low – density lipoprotein (LDL) 182 mg/mL; kolesterol high – density lipoprotein (HDL) 23 mg/mL Pada pemeriksaan EKG didapatkan gambaran sinus takikardi dengan gambarn elevasi segmen ST pada sandapan V1-V3 dan ST depresi pada sandapan II, III, aVF

SKENARIO 3 Seorang laki-laki 65 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan rasa tidak nyaman pada dada selama 3 bulan terakhir. Keluhan disertai rasa sulit bernapas terutama apabila naik tangga. Pasien riwayat merokok 20 batang per hari. Riwayat keluarga dengan Ayah meninggal karena serangan jantung pada usia 45 tahun dan Ibu menderita Diabetes Mellitus Dari pemeriksaan Laboratorium ditemukan LDL kolesterol 165 mg/dl, HDL 21 mg/dl, HbA1c 11 %. SGOT 12, SGPT 18, Hb 12 gr% Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 170/95 mmHg, denyut nadi 92 kali/menit. Pemeriksaan fisik lain dalam batas normal

11

LEMBAR KERJA 1. KATA/ PROBLEM KUNCI

2. PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING

12

3. JAWABAN PERTANYAAN

13

4. INFORMASI TAMBAHAN

14

5. ANALISA & SINTESIS

15

6. TUJUAN PEMBELAJARAN SELANJUTNYA

7. INFORMASI BARU

16

MODUL 2

SESAK NAPAS

BLOK KARDIOVASKULER

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2018

PENDAHULUAN

17

Meskipun berbagai penyakit kardiovaskuler dapat didiagnosis dengan satu alat pemeriksaan, namun untuk memahami secara paripurna masalah yang diderita oleh pasien biasanya diperlukan pemeriksaan lain. Dalam hal ini berbagai pemeriksaan khusus mungkin diperlukan untuk mempertajam diagnosis dan berguna untuk menetapkan tindakan yang tepat seperti pemeriksaan kateterisasi jantung, ekokardiografi, skenning radionuklid, uji latih jantung dengan beban, monitor Holter. Modul Sesak Napas ini terdiri dari tiga unit pembelajaran yang dilengkapi dengan skenario, strategi pembelajaran, penugasan mahasiswa, panduan untuk tutor, beberapa alternative pertanyaan dan jawaban serta beberapa rujukan utama. Skenario berfungsi sebagai perangsang untuk belajar dalam suatu kelompok diskusi baik dengan maupun tanpa tutor. Mahasiswa diharapkan mengemukakan berbagai pertanyaan prinsip dan mencari jawabannya pada berbagai acuan sewaktu berdiskusi pada pertemuan tutorial pertama. Masalah yang belum terpecahkan menjadi tujuan pembelajaran pada saat itu dan dijadikan sebagai pekerjaan rumah dengan cara belajar mandiri, yang hasilnya akan didiskusikan kembali pada pertemuan kedua. Kalaupun masih ada masalah yang belum terpecahkan maka kelompok diskusi yang difasilitasi oleh tutor membuat kesepakatan dengan pakar baik dalam bentuk diskusi maupun dalam bentuk kuliah pakar pada waktu yang disepakati. Sebelum menggunakan buku ini, mahasiswa dan tutor harus membaca strategi pembelajaran, metode tujuh langkah, Tujuan Instruksional Umum dan Tujuan Instruksional Khusus (TIU & TIK), sehingga pelaksanaan diskusi nantinya akan lebih efisien dan efektif.

Tim Penyusun Modul Sistem Kardiovaskuler

18

TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Intruksional Umum (TIU) : Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa mampu memahami konsep-konsep dasar yang berhubungan dengan gejala sesak napas dan mampu menegakkan diagnosis beberapa penyakit kardiovaskuler dengan sesak napas sebagai keluhan utama. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) : 1. Memahami perbedaan keluhan sesak napas pada penyakit kardiovaskuler dan penyakit non-kardiovaskuler. 2. Memahami mekanisme timbulnya sesak napas pada berbagai penyakit kardiovaskuler. 3. Memahami faktor-faktor yang berperan dalam proses patologis yang terjadi di paru-paru yang menimbulkan gejala sesak napas. 4. Memahami hal-hal yang berhubungan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik pada penderita kardiovaskuler dengan keluhan sesak napas. 5. Memahami hubungan antara gejala sesak napas dan gejala lainnya yang relevan dengan diagnosis penyakit kardiovaskuler tertentu. 6. Menentukan jenis pemeriksaan dan prosedur diagnostik tertentu yang menunjang diagnosis penyakit kardiovaskuler dengan gejala sesak napas. 7. Memahami prosedur tindakan dan terapi pada penderita dengan sesak napas diruang gawat darurat akibat penyakit kardiovaskuler tertentu. 8. Memahami kemungkinan komplikasi yang timbul dari penyakit kardiovaskuler tertentu dengan keluhan sesak napas. 9. Memahami prognosis penyakit-penyakit kardiovaskuler tertentu dengan keluhan sesak napas.

19

TOPIC TREE PARU-PARU GINJAL

HATI

PSIKOLOGIS

SESAK NAPAS

LAIN-LAIN

KARDIOVASKULER Penyakit Kardiovaskuler          

Anatomi Histo-pathologi Fisio-pathologi Patologi klinis Anamnesis & Pemeriksaan fisik Diagnostik Penunjang Pengobatan/Pengelolaan Penyulit Prognosis Pencegahan

20

Proses “Problem-Based Learning” (PBL) dan “Active Learning” (AL) MASALAH/PERTANYAAN - Deskripsi fenomena - Disiapkan oleh tim/ staf pengajar - Mengarahkan kegiatan belajar

PERTUKARAN INFO - Apakah dibutuhkan pemahaman yang lebih baik mengenai proses dari masalah tersebut.

KELOMPOK KECIL - Hal-hal apa yang sudah diketahui dari masalah. - Hal-hal apa yang masih harus diketahui. - Gunakan metode 7 langkah

BELAJAR SENDIRI - Sarana belajar - Integrasi pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu

Metode 7 langkah : 1. Mengklarifikasi hal-hal yang belum diketahui dalam skenario. Dalam hal ini kelompok akan mendefinisikan istilah-istilah dan konsep yang tidak jelas agar interpretasi terhadap informasi yang tersedia tidak perlu dipertanyakan lagi. 2. Mendefinisikan masalah. Kelompok harus dapat mencapai kesepakatan agar setiap fenomena yang saling berhubungan dapat dijelaskan. Masalah yang ada dapat dibagi menjadi beberapa sub-masalah agar dapat didiskusikan menurut aturan tertentu. Fungsi langkah ini adalah menuntun proses brainstorming (langkah 3) dan juga diskusi selanjutnya. 3. Menganalisa masalah. Kelompok mencoba menentukan hal-hal yang dipikirkan oleh anggotanya, apa yang mereka ketahui atau apa yang mereka anggap mereka ketahui tentang proses dan mekanisme yanmg mendasari masalah tersebut. Melalui tehnik brainstorming ini, pengetahuan yang ada sebelumnya diaktivasi agar dasar diskusi tersedia. 4. Membuat daftar penjelasan-penjelasan yang dapat diterima. Ide-ide dari langkah ke-3 disusun dan diperhatikan secara kritis. Pandanganpandangan yang nampaknya seragam dikelompokkan bersama sebagai suatu kesatuan, sementara pendapat yang berbeda disortir, sehingga akan lebih jelas lagi apa yang masih harus dipelajari. 5. Merumuskan tujuan pembelajaran. 21

Pertanyaan-pertanyaan yang muncul selama atau sebagai hasil analisa masalah harus dijawab agar tercapai pemahaman yang lebih baik. Tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan tersebut merupakan dasar dari kegiatan belajar yang harus dilaksanakan pada tahap berikutnya. Fungsi langkah ini adalah menuntun proses belajar mandiri (active learning). 6. Mencari informasi tambahan di luar kelompok (Active learning). Berdasarkan langkah ke-5, siswa diwajibkan mencari dan mengumpulkan informasi pada berbagai sumber acuan (kuliah, perpustakaan, internet,dll). Pada langkah ini, mahasiswa belajar untuk mengumpulkan informasi yang relevan guna menguasai masalah. 7. Membuat laporan pada kelompok tentang apa yang diperoleh sewaktu belajar mandiri. Sesuai tujuan belajar, mahasiswa akan mendiskusikan hasil kegiatan belajar mandiri. a. Langkah ini memiliki 3 fungsi yaitu : b. Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber hingga tiap kesalahan dapat dikoreksi. c. Menunjukkan dan mendiskusikan hal-hal yang tidak jelas dari bahan yang dipelajari. d. Memperdalam pengetahuan para siswa dengan cara pertukaran informasi secara aktif. TUGAS UNTUK MAHASISWA 1. Setelah membaca dengan teliti skenario di atas anda harus mendiskusikan kasus tersebut pada satu kelompok diskusi terdiri dari 12 – 15 orang, dipimpin oleh seorang ketua dan seorang penulis yang dipilih oleh anda sendiri. Ketua dan sekretaris ini sebaiknya berganti-ganti pada setiap kali diskusi. Diskusi kelompok ini bisa dipimpin oleh seorang tutor atau dilakukan secara mandiri oleh kelompok. 2. Melakukan aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan buku ajar, majalah, slide, tape atau video, dan internet, untuk mencari informasi tambahan. 3. Melakukan diskusi kelompok mandiri (tanpa tutor) , melakukan curah pendapat bebas antar anggota kelompok untuk menganalisa dan atau mensintese informasi dalam menyelesaikan masalah. 4. Berkonsultasi pada nara sumber yang ahli pada permasalahan dimaksud untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam (tanpa pakar). 5. Mengikut kuliah khusus (kuliah pakar) dalam kelas untuk masalah yang belum jelas atau tidak ditemukan jawabannya. 6. Melakukan latihan di laboratorium keterampilan klinik dan praktikum di laboratorium Patologi Anatomi. PROSES PEMECAHAN MASALAH 22

Dalam diskusi kelompok dengan menggunakan metode curah pendapat, anda diharapkan memecahkan problem yang terdapat dalam skenario ini, yaitu dengan mengikuti 7 langkah penyelesaian masalah di bawah ini : 1. Klarifikasi istilah yang tidak jelas dalam skenario di atas, dan tentukan kata/ kalimat kunci skenario di atas. 2. Identifikasi problem dasar skenario di atas, dengan membuat beberapa pertanyaan penting. 3. Analisa problem-problem tersebut dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas. 4. Klasifikasikan jawaban atas pernyataan-pertanyaan tersebut di atas. 5. Tentukan tujuan pembelajaran selanjutnya yang ingin dicapai oleh anda . Langkah 1 s/d 5 dilakukan dalam diskusi pertama bersama tutor. 6. Cari informasi tambahan tentang kasus di atas di luar kelompok tatap muka. Langkah 6 dilakukan dengan belajar mandiri. 7. Laporkan hasil diskusi dan sintesis informasi-informasi yang baru ditemukan. Langkah 7 dilakukan dalam kelompok diskusi dengan tutor. Penjelasan : Bila dari hasil evaluasi laporan kelompok ternyata masih ada informasi yang diperlukan untuk sampai pada kesimpulan akhir, maka proses 6 bisa diulangi, dan selanjutnya dilakukan lagi langkah 7. Kedua langkah di atas bisa diulang-ulang di luar tutorial, dan setelah informasi dirasa cukup maka pelaporan dilakukan dalam diskusi akhir, yang biasanya dilakukan dalam bentuk diskusi panel dimana semua pakar duduk bersama untuk memberikan penjelasan atas hal-hal yang masih belum jelas. JADWAL KEGIATAN 1 Pertemuan pertama dalam kelas besar dengan tatap muka satu arah dan tanya jawab. Tujuan : menjelaskan tentang modul dan cara menyelesaikan modul dan membagi kelompok diskusi. Pada pertemuan pertama buku modul dibagikan. 2 Pertemuan kedua : diskusi mandiri. Tujuan : * Memilih ketua dan sekretaris kelompok, * Brain-storming untuk proses 1 – 3, * Membagi tugas 3. Pertemuan ketiga: diskusi tutorial dipimpin oleh mahasiswa yang terpilih menjadi ketua dan penulis kelompok, serta difasilitasi oleh tutor. Tujuan: untuk melaporkan hasil diskusi mandiri dan menyelesaikan proses sampai langkah 5. 4. Anda belajar mandiri baik sendiri-sendiri. Tujuan: untuk mencari informasi baru yang diperlukan. 5. Pertemuan keempat: adalah diskusi tutorial. Tujuan: untuk melaporkan hasil diskusi lalu dan mensintese informasi yang baru ditemukan. Bila masih diperlukan informasi baru dilanjutkan lagi seperti No. 2 dan 3. 6. Pertemuan terakhir: dilakukan dalam kelas besar dengan bentuk diskusi panel untuk melaporkan hasil diskusi masing-masing kelompok dan menanyakan hal-hal yang belum terjawab pada ahlinya (temu pakar). 23

TIME TABLE I Pertemuan I (Pnjelasan)

II Pertemuan Mandiri (Brain Stroming)

PERTEMUAN III IV Tutorial I Mandiri Pengumpulan informasi Praktiku Analisa & m sintese CSL

V Kuliah konsultas i

VI Tutorial II (Laporan & Diskusi)

VII Pertemuan Terakhir (Laporan)

STRATEGI PEMBELAJARAN 1. Diskusi kelompok tanpa tutor, brainstorming bebas diantara mahasiswa. Kelompok diskusi dipandu oleh tutor untuk menentukan berbagai alternatif pertanyaan dari masalah yang dikemukakan. 2. Konsultasi dengan pakar untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam terhadap suatu masalah. 3. Kuliah khusus untuk materi yang baru. 4. Belajar mandiri di perpustakaan atau media elektronik. 5. Melakukan kegiatan di “skill-lab”(CSL)  Anamnesis (History taking)  Pemeriksaan fisik (manekin/mahasiswa)  Perekaman /pembacaan dasar-dasar EKG  Pembacaan foto thoraks 6. Melakukan kegiatan praktikum. 7. Anatomi  Fisiologi  Histologi  Patologi Anatomi  Mikrobiologi  Gizi

BAHAN BACAAN & SUMBER INFORMASI LAIN C. Kuliah sistim kardiovaskuler dari berbagai disiplin ilmu.

24

D. Textbooks/Journals yang berhubungan dengan masalah kardiovaskuler. 1. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. (2015). Pedoman tatalaksana Sindroma Koroner Akut. Edisi Ketiga. Centra Communication. 2. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. (2014). Pedoman tatalaksana Fibrilasi Atrium. Edisi Pertama. Centra Communication. 3. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. (2014). Pedoman tatalaksana Gagal Jantung. Edisi Pertama. Centra Communication. 4. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. (2014). Pedoman tatalaksana Hipertensi Pada Penyakit Kardiovaskular. Edisi Pertama. Centra Communication. 5. Lilly Leonard S. (2016). Patophysiology of Heart Disease. 6th Edition. Wolters Kluwer 6. Opie, Lionel. (2013). Drugs For The Heart. 8th Edition. Elsevier Saunders. 7. Braunwald E, Zipes DP, Libby P. (2015). Heart Disease A Textbook of Cardiovascular Medicine. 10th edit. W.B. Saunders Coy, Philadelphia. 8. Kabo, Peter. (2011). Bagaimana menggunakan obat-obat kardiovaskular secara rasional. Balai Penerbit FKUI

25

SKENARIO 1 Seorang Perempuan berusia 21 tahun datang ke UGD dengan keluhan sesak napas, terutama setelah aktivitas yang berat dan merasa mudah lelah. Pasien saat ini kontrol teratur di Ahli jantung dan masih mengkonsumsi Eritromicyn dan digoxin. Saat itu pasien juga sering mengeluh nyeri tenggorokan dan rasa ngilu pada persendian. Tanda vital : denyut jantung 110 kali per menit, pulsus deficit, irregular, tekanan darah 130/80, respirasi 16 kali per menit Terdengar adanya bunyi ronchi basah halus pada kedua paru dan didapatkan S3 gallop disertai mid sistolik murmur.

SKENARIO 2 Seorang perempuan berusia 45 tahun datang ke UGD dengan keluhan sesak napas berat dirasakan sejak 3 hari terakhir. Sesak memberat bila pasien terlentang dan lebih nyaman dengan posisi duduk. Keluhan makin berat bila pasien bergerak ataupun beraktivitas, disertai bengkak pada kaki dan keluhan sering terbangun tengah malam karena sesak. Sebelumnya pasien sudah sering kontrol di Puskesmas tetapi berobat tidak teratur. Pada pemeriksaan ditemukan adanya rhonki basah halus pada seluruh lapangan paru. Nadi reguler dan tekanan darah 160/90 mmHg, nadi 115x/menit, terdapat bendungan vena leher +9 cmH2O pada posisi 450. Ictus cordis teraba di linea axillaris anterior kiri/ruang interkostal V. Dari pemeriksaan penunjang didapatkan gambaran Rontgen dada menunjukkan CTR 0,56 dan terlihat kerley B lines.

SKENARIO 3 Seorang laki-laki berusia 35 tahun datang ke UGD dengan keluhan sesak napas tiba-tiba yang dialam 2 jam sebelum masuk Rumah Sakit. Keluhan sesak sejak 1 hari yang lalu memberat 2 jam sebelum masuk Rumah Sakit. Sesak disertai nyeri dada hebat disertai keringat dingin. Sehari-hari pasien bekerja sebagai pilot. Tidak ada riwayat hipertensi, diabetes mellitus dan penyakit jantung sebelumnya. Pada pemeriksaan didapatkan : sianosis TD : 160/100 mmHg, Pernapasan : 45x/menit, S : 37°C, denyut nadi : 130 x/menit, SaO2 : 85%. Pemeriksaan EKG : sinus ritme, 150 x/ menit, S I Q III Tinverted III

26

LEMBAR KERJA 1. KATA/ PROBLEM KUNCI

2. PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING

27

3. JAWABAN PERTANYAAN

28

4. INFORMASI TAMBAHAN

29

5. ANALISA & SINTESIS

30

6. TUJUAN PEMBELAJARAN SELANJUTNYA

7. INFORMASI BARU

31

MODUL 3

BERDEBAR-DEBAR

SISTEM KARDIOVASKULER

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2018

32

PENDAHULUAN Meskipun berbagai penyakit kardiovaskular dapat didignosis dengan satu alat pemeriksaan, namun untuk memahami secara paripurna masalah yang diderita oleh seorang penderita biasanya diperlukan berbagai informasi dari perbagai perangkat pemeriksaan lainnya. Dalam hal ini berbagai pemeriksaan-pemeriksaan khusus mungkin diperlukan untuk mempertajam diagnosis dan berguna untuk menetapkan tindakan yang tepat seperti pemeriksaan kateterisasi jantung, ekokardiografi, skenning radionuklid, uji latih jantung dengan beban, monitor Holter dan pemeriksaan elektrofisiologi. Modul berdebar-debar (palpitasi) ini terdiri dari tiga unit pembelajaran yang secara umum dilengkapi dengan skenario, strategi pembelajaran, penugasan mahasiswa, panduan untuk tutor, beberapa alternative pertanyaan dan jawaban serta beberapa rujukan utama. Skenario berfungsi sebagai perangsang untuk belajar dalam suatu kelompok diskusi baik dengan maupun tanpa tutor. Mahasiswa diharapkan untuk mengemukakan berbagai pertanyaan-pertanyaan prinsip sebanyak mungkin dan mencari jawabannya pada berbagai acuan sewaktu berdiskusi pada pertemuan tutorial pertama. Masalah yang belum terpecahkan menjadi tujuan pembelajaran pada saat itu dan dijadikan sebagai pekerjaan rumah dengan cara belajar mandiri, yang hasilnya akan didiskusikan kembali pada pertemuan kedua. Kalaupun masih ada masalah yang belum terpecahkan maka kelompok diskusi yang difasilitasi oleh tutor membuat kesepakatan dengan pakar untuk pemecahan masalah baik dalam bentuk diskusi maupun dalam bentuk kuliah pakar pada waktu yang disepakati. Sebelum menggunakan buku ini, mahasiswa dan tutor harus membaca strategi pembelajaran, metode tujuh langkah, Tujuan Instruksional Umum, dan Tujuan Instruksional Khusus (TIU & TIK), sehingga pelaksanaan diskusi nantinya akan lebih efisien dan efektif. Selama pelaksanaan tutorial, peranan seorang tutor untuk mengarahkan proses pembelajaran dalam diskusi sangat diperlukan.

Tim blok Kardiovaskular

33

TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Intruksional Umum (TIU) dan Tujuan Intruksional Khusus (TIK) TIU : Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa mampu memahami konsep-konsep dasar yang berhubungan dengan gejala berdebar-debar (palpitasi) dan mampu menegakkan diagnosis beberapa penyakit kardiovaskular dengan palpitasi sebagai keluhan utama. TIK : 1. Memahami perbedaan keluhan palpitasi yang dijumpai pada penyakit kardiovakular dan penyakit non-kardiovaskular. 2. Memahami mekanisme timbulnya palpitasi pada berbagai penyakit kardiovaskular. 3. Memahami faktor-faktor yang berperan dalam proses patologis yang terjadi di jantung khususnya sistim konduksi yang menimbulkan gejala palpitasi. 4. Memahami hal-hal yang berhubungan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik pada penderita kardiovaskular dengan keluhan palpitasi. 5. Memahami hubungan antara gejala palpitasi dan gejala lainnya yang relevan dengan diagnosis penyakit kardiovaskular tertentu. 6. Menentukan jenis pemeriksaan dan prosedur diagnostik tertentu yang menunjang diagnosis penyakit kardiovaskular dengan gejala palpitasi. 7. Memahami prosedur tindakan dan terapi pada penderita dengan palpitasi diruang gawat darurat akibat penyakit kardiovaskular tertentu. 8. Memahami kemungkinan penyulit yang timbul dari penyakit kardiovaskular tertentu dengan keluhan palpitasi. 9. Memahami prognosis penyakit-penyakit kardiovaskular tertentu dengan keluhan palpitasi.

34

TOPIC TREE JANTUNG

SISTIM KONDUKSI (PENGHANTARAN RANGSANG)

ELEKTROKARDIOGRAM

MONITOR HOLTER

IRAMA SINUS

UJI LATIH JANTUNG BEBAN (TREADMILL TEST)

ARITMIA/DISRITMIA MEKANISME SINUS IRAMA ATRIAL MEKANISME RE-ENTRANT IRAMA JUNCTIONAL IRAMA VENTRIKEL BLOK ATRIOVENTRIKULAR

       

Anatomi sistim konduksi Fisio-patologi aritmia Anamnesis & Pemeriksaan fisik Diagnostik Penunjang Pengobatan/Pengelolaan Penyulit Prognosis Pencegahan

35

Proses “Problem-Based Learning” (PBL) dan “Active Learning” (AL) Metode 7 langkah 1. Mengklarifikasi hal-hal yang belum diketahui dalam skenario. Dalam hal ini kelompok akan mendefinisikan istilah-istilah dan konsep yang tidak jelas agar interpretasi terhadap informasi yang tersedia tidak perlu dipertanyakan lagi. 2. Menefinisikan masalah. Kelompok harus dapat mencapai kesepakatan agar setiap fenomena yang saling berhubungan dapat dijelaskan. Masalah yang ada dapat dibagi menjadi beberapa sub masalahagar dapat didiskusikan menurut aturan tertentu. Fungsi langkah ini adalah menuntun proses brainstorming (langkah 3) dan juga diskusi selanjutnya. 3. Menganalisa masalah. Kelompok mencoba menentukan hal-hal yang dipikirkan oleh anggotanya, apa yang mereka ketahui atau apa yang mereka anggap mereka ketahui tentang proses dan mekanisme yang mendasari masalah tersebut. Melalui tehnik brainstorming ini, pengetahuan yang sudah ada sebelumnya diaktivasi agar dasar diskusi tersedia. 4. Membuat daftar penjelasan-penjelasan yang dapat diterima. Ide-ide dari langkah ke-3 disusun dan diperhatikan secara kritis. Pandanganpandangan yang nampaknya seragam dikelompokkan bersama sebagai suatu kesatuan, sementara pendapat yang berbeda disortir, sehingga akan lebih jelas lagi apa yang masih harus dipelajari. 5. Merumuskan tujuan pembelajaran. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul selama atau sebagai hasil analisa masalah harus dijawab agar tercapai pemahaman yang lebih baik. Tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan tersebut merupakan dasar dari kegiatan belajar yang harus dilaksanakan pada tahap berikutnya. Fungsi langkah ini adalah menuntun proses belajar mandiri (active learning). 6. Mencari informasi tambahan di luar kelompok (Active learning). Berdasarkan langkah ke-5, siswa diwajibkan mencari dan mengumpulkan informasi pada berbagai sumber acuan (kuliah, perpustakaan, internet, dll). Pada langkah ini, mahasiswa belajar untuk mengumpulkan informasi yan relevan guna menguasai masalah. 7. Membuat laporan pada kelompok tentang apa yang diperoleh sewaktu belajar mandiri. Sesuai tujuan belajar, mahasiswa akan mendiskusikan hasil kegiatan belajar mandiri.

36

Langkah ini memiliki 3 fungsi yaitu:  Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber hingga tiap kesalahan dapat dikoreksi  Menunjukkan dan mendiskusikan hal-hal yang tidak jelas dari bahan yang dipelajari  Memperdalam pengetahuan para siswa dengan cara pertukaran informasi secara aktif.

TUGAS UNTUK MAHASISWA 1. Setelah membaca dengan teliti skenario yang ditugaskan anda harus mendiskusikan kasus tersebut pada satu kelompok diskusi terdiri dari 12 – 15 orang, dipimpin oleh seorang ketua dan seorang penulis yang dipilih oleh anda sendiri. Ketua dan sekertaris ini sebaiknya berganti-ganti pada setiap kali diskusi. Diskusi kelompok ini bisa dipimpin oleh seorang tutor atau dilakukan mandiri oleh kelompok. 2. Melakukan aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan buku ajar, majalah, slide, tape atau video, dan intenet, untuk mencari informasi tambahan. 3. Melakukan diskusi kelompok mandiri (tanpa tutor), melakukan curah pendapat bebas antar anggota kelompok untuk menganalisa dan atau mensintese informasi dalam menyelesaikan masalah. 4. Berkonsultasi pada nara sumber yang ahli pada permasalahan dimaksud untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam (tanpa pakar). 5. Mengikuti kuliah khusus (kuliah pakar) dalam kelas untuk masalah yang belum jelas atau tidak ditemukan jawabannya. 6. Melakukan latihan di laboratorium keterampilan klinik dan praktikum di laboratorium Patologi Anatomi.

PROSES PEMECAHAN MASALAH Dalam diskusi kelompok dengan menggunakan metode curah pendapat, anda diharapkan memecahkan problem yang terdapat dalam skenario, yaitu dengan mengikuti 7 langkah penyelesaian masalah di bawah ini: 1. Klarifikasi istilah yang tidak jelas dalam scenario, dan tentukan kata/kalimat kunci scenario. 2. Identifikasi problem dasar skenario, dengan membuat beberapa pertanyaan penting. 3. Analisa semua problem dengan menjawab pertanyaan pertanyaan yang berkembang. 4. Klasifikasikan jawaban atas pernyataan-pernyataan yang berkembang.

37

5. Tentukan tujuan pembelajaran selanjutnya yang ingin dicapai oleh anda. Langkah 1 s/d 5 dilakukan dalam diskusi pertama bersama tutor. 6. Cari informasi tambahan tentang kasus dalam skenario di luar kelompok tatap muka. 7. Laporkan hasil diskusi dan sintesis informasi-informasi yang baru ditemukan. Langkah 7 dilakukan dalam kelompok diskusi dengan tutor. Penjelasan: Bila dari hasil evaluasi laporan kelompok ternyata masih ada informasi yang diperlukan untuk sampai pada kesimpulan akhir, maka proses 6 bisa diulangi, dan selanjutnya dilakukan lagi langkah 7. Kedua langkah di atas bisa diulang-ulang di luar tutorial, dan setelah informasi dirasa cukup maka pelaporan dilakukan dalam diskusi akhir. Yang biasanya dilakukan dalam bentuk diskusi panel dimana semua pakar duduk bersama untuk memberikan penjelasan atas hal-hal yang masih belum jelas. JADWAL KEGIATAN 1. Pertemuan pertama dalam kelas besar dengan tatap muka satu arah dan tanya jawab. 2. Pertemuan kedua: diskusi mandiri. Tujuan :  Memilih ketua dan sekertaris kelompok,  Brain-storming untuk proses 1 – 3,  Membagi tugas 3. Pertemuan ketiga: diskusi tutorial dipimpin oleh mahasiswa yang terpilih menjadi ketua dan penulis kelompok, serta difasilitasi oleh tutor. Tujuan: untuk melaporkan hasil diskusi mandiri dan menyelesaikan proses sampai langkah 5. 4. Anda belajar mandiri baik sendiri-sendiri. Tujuan: untuk mencari informasi baru yang diperlukan 5. Pertemuan keempat: adalah diskusi tutorial. Tujuan: untuk melaporkan hasil diskusi lalu dan mensintese informasi yang baru ditemukan. Bila masih diperlukan informasi baru dilanjutkan lagi seperti No.2 dan 3. 6. Pertemuan terakhir: dilakukan dalam kelas besar dengan bentuk diskusi panel untuk melaporkan hasil diskusi masing-masing kelompok dan menanyakan hal-hal yang belum terjawab pada ahlinya (temu pakar).

TIME TABLE

38

PERTEMUAN I II III IV V Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Pertemuan IV Pertemuan V (Penjelasan) Pertemuan Tutorial I Mandiri Kuliah Mandiri Pengumpulan konsultasi (Brain Stroming) Informasi Praktikum Analisa & sintese CSL

VI Pertemuan VI Tutorial II (Laporan & Diskusi)

VII Pertemuan VII Pertemuan terakhir (Laporan)

STRATEGI PEMBELAJARAN 1. Diskusi kelompok tanpa tutor, brainstorming bebas diantara mahasiswa 2. Kelompok diskusi dipandu oleh tutor untuk menentukan berbagai alternative pertanyaan dari masalah yang dikemukakan. 3. Konsultasi dengan pakar untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam terhadap suatu masalah. 4. Kuliah khusus untuk materi yang baru. 5. Belajar mandiri di perpustakaan atau media elektronik. 6. Melakukan kegiatan “skills-lab” (CSL) :  Anamnesis (History taking)  Pemeriksaan fisik (manekin/mahasiswa)  Perekaman/pembacaan dasar-dasar EKG  Pembacaan foto thoraks 7. Melakukan kegiatan praktikum :  Anatomi  Fisiologi  Histologi  Patologi Anatomi  Mikrobiologi  Gizi

39

SKENARIO 1 Seorang laki-laki berusia 45 tahun dibawa ke rumah sakit oleh keluarganya karena tiba-tiba tidak sadar. Pasien ditemukan tidak sadar di halaman rumahnya sejak 1 jam sebelum dibawa ke Rumah Sakit. Sebelumnya pasien sering mengeluhkan nyeri dada sering timbul rasa berdebar-debar disertai perasaan pusing dan lemas. Dari tanda vital didapatkan tekanan darah tidak terukur, nadi tidak teraba. Riwayat hipertensi dan penyakit jantung sebelumnya tidak ada. Dari pemeriksaan EKG didapatkan gambaran QRS lebar yang tidak teratur dengan frekuensi 220x/menit SKENARIO 2 Seorang laki-laki berusia 22 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan berdebar-debar. Keluhan sudah dirasakan sejak lama terutama setelah beraktivitas dan kadang-kadang disertai rasa pusing dan seperti mau pingsan. Akhir-akhir ini kalau melakukan kegiatan debarannya bertambah disertai rasa sesak dan cepat lelah. Dari riwayat penyakit didapatkan pasien sudah berobat teratur di poli endokrin selama 3 tahun terakhir dan mengkonsumsi PTU Pada pemeriksaan fisis TD 90/60 mmHg, Denyut Jantung 120x/menit teratur, laju napas 28x/menit and temperatur badan 37,2˚C. Terdapat benjolan pada leher, simetris, mobile. SKENARIO 3 Seorang perempuan berusia 18 tahun datang ke klinik dengan keluhan berdebar-debar dan rasa tidak nyaman pada dada sejak 3 bulan terakhir. Pasien mengatakan jantungnya kadang tiba-tiba berdetak sangat cepat sehingga rasa tidak nyaman pada dada. Kadang pasien terbangun tengah malam tiba-tiba dan merasa detak jantungnya tidak teratur dan agak cepat. Keluhan dirasakan lebih menonjol di malam hari terutama sebelum tidur. Pasien rutin minum kopi dan teh tiap hari. Tidak ada riwayat pingsan. Tidak ada riwayat keluarga dengan keluhan yang sama. Tidak ada riwayat hipertensi ataupun diabetes mellitus. Dari pemeriksaan fisik didapatkan Tekanan darah 110/60 mmhg, nadi 70x/menit, irreguler, pernapasan 22 x/menit, suhu 36,50C. Tidak ada murmur .

40

LEMBAR KERJA 1. KATA/ PROBLEM KUNCI

2. PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING

41

3. JAWABAN PERTANYAAN

4. INFORMASI TAMBAHAN 42

43

5. ANALISA & SINTESIS

44

6. TUJUAN PEMBELAJARAN SELANJUTNYA

7. INFORMASI BARU

45

MODUL 4

VASKULAR

SISTEM KARDIOVASKULER

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2019

46

PENDAHULUAN Meskipun berbagai penyakit kardiovaskular dapat didignosis dengan satu alat pemeriksaan, namun untuk memahami secara paripurna masalah yang diderita oleh seorang penderita biasanya diperlukan berbagai informasi dari perbagai perangkat pemeriksaan lainnya. Dalam hal ini berbagai pemeriksaan-pemeriksaan khusus mungkin diperlukan untuk mempertajam diagnosis dan berguna untuk menetapkan tindakan yang tepat seperti pemeriksaan kateterisasi jantung, ekokardiografi, skenning radionuklid, uji latih jantung dengan beban, monitor Holter dan pemeriksaan elektrofisiologi. Modul Bengkak pada kaki ini terdiri dari tiga unit pembelajaran yang dilengkapi dengan skenario, strategi pembelajaran, penugasan mahasiswa, panduan untuk tutor, beberapa alternative pertanyaan dan jawaban serta beberapa rujukan utama. Skenario berfungsi sebagai perangsang untuk belajar dalam suatu kelompok diskusi baik dengan maupun tanpa tutor. Mahasiswa diharapkan mengemukakan berbagai pertanyaan prinsip dan mencari jawabannya pada berbagai acuan sewaktu berdiskusi pada pertemuan tutorial pertama. Masalah yang belum terpecahkan menjadi tujuan pembelajaran pada saat itu dan dijadikan sebagai pekerjaan rumah dengan cara belajar mandiri, yang hasilnya akan didiskusikan kembali pada pertemuan kedua. Kalaupun masih ada masalah yang belum terpecahkan maka kelompok diskusi yang difasilitasi oleh tutor membuat kesepakatan dengan pakar baik dalam bentuk diskusi maupun dalam bentuk kuliah pakar pada waktu yang disepakati. Sebelum menggunakan buku ini, mahasiswa dan tutor harus membaca strategi pembelajaran, metode tujuh langkah, Tujuan Instruksional Umum dan Tujuan Instruksional Khusus (TIU & TIK), sehingga pelaksanaan diskusi nantinya akan lebih efisien dan efektif.

Tim blok Kardiovaskular

47

TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Intruksional Umum (TIU) dan Tujuan Intruksional Khusus (TIK) TIU : Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa mampu memahami konsep dasar yang berhubungan dengan penyakit vaskular dan mampu menegakkan diagnosis beberapa penyakit jantung bawaan tertentu. TIK : 1. Memahami konsep dasar penyakit vascular arteri dan vena 2. Memahami hal – hal yang berhubungan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisis penderita penyyakit vascular arteri dan vena 3. Memahami patofisiologi terjadinya edema 4. Memahami perbedaan penyakit arteri dan penyakit vena 5. Memahami hubungan antara gejala bengkak pada kaki dan gejala lainnya yang relevan dengan diagnosis penyakit jantung vascular tertentu 6. Menentukan jenis pemeriksaan dan prosedur diagnostik tertentu yang menunjang diagnosis penyakit vaskular 7. Memahami kemungkinan komplikasi yang mungkin timbul dari penyakit vaskular tertentu 8. Memahami prosedur tindakan dan terapi pada penderita dengan penyakit vaskular 9. Memahami prognosis penyakit – penyakit jantung vaskular

48

TOPIC TREE TOPIC TREE

TOPIC TREE PARU-PARU

GINJAL

INFEKSI

MUSKULOSKELETAL

Bengkak pada Kaki

LAIN-LAIN

KARDIOVASKULER Penyakit Kardiovaskuler

         

Anatomi Histo-pathologi Fisio-pathologi Patologi klinis Anamnesis & Pemeriksaan fisik Diagnostik Penunjang Pengobatan/Pengelolaan Penyulit Prognosis Pencegahan

49

Proses “Problem-Based Learning” (PBL) dan “Active Learning” (AL) Metode 7 langkah 1. Mengklarifikasi hal-hal yang belum diketahui dalam skenario. Dalam hal ini kelompok akan mendefinisikan istilah-istilah dan konsep yang tidak jelas agar interpretasi terhadap informasi yang tersedia tidak perlu dipertanyakan lagi. 2. Menefinisikan masalah. Kelompok harus dapat mencapai kesepakatan agar setiap fenomena yang saling berhubungan dapat dijelaskan. Masalah yang ada dapat dibagi menjadi beberapa sub masalahagar dapat didiskusikan menurut aturan tertentu. Fungsi langkah ini adalah menuntun proses brainstorming (langkah 3) dan juga diskusi selanjutnya. 3. Menganalisa masalah. Kelompok mencoba menentukan hal-hal yang dipikirkan oleh anggotanya, apa yang mereka ketahui atau apa yang mereka anggap mereka ketahui tentang proses dan mekanisme yang mendasari masalah tersebut. Melalui tehnik brainstorming ini, pengetahuan yang sudah ada sebelumnya diaktivasi agar dasar diskusi tersedia. 4. Membuat daftar penjelasan-penjelasan yang dapat diterima. Ide-ide dari langkah ke-3 disusun dan diperhatikan secara kritis. Pandanganpandangan yang nampaknya seragam dikelompokkan bersama sebagai suatu kesatuan, sementara pendapat yang berbeda disortir, sehingga akan lebih jelas lagi apa yang masih harus dipelajari. 5. Merumuskan tujuan pembelajaran. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul selama atau sebagai hasil analisa masalah harus dijawab agar tercapai pemahaman yang lebih baik. Tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan tersebut merupakan dasar dari kegiatan belajar yang harus dilaksanakan pada tahap berikutnya. Fungsi langkah ini adalah menuntun proses belajar mandiri (active learning). 6. Mencari informasi tambahan di luar kelompok (Active learning). Berdasarkan langkah ke-5, siswa diwajibkan mencari dan mengumpulkan informasi pada berbagai sumber acuan (kuliah, perpustakaan, internet, dll). Pada langkah ini, mahasiswa belajar untuk mengumpulkan informasi yan relevan guna menguasai masalah. 7. Membuat laporan pada kelompok tentang apa yang diperoleh sewaktu belajar mandiri. Sesuai tujuan belajar, mahasiswa akan mendiskusikan hasil kegiatan belajar mandiri.

50

Langkah ini memiliki 3 fungsi yaitu:  Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber hingga tiap kesalahan dapat dikoreksi  Menunjukkan dan mendiskusikan hal-hal yang tidak jelas dari bahan yang dipelajari  Memperdalam pengetahuan para siswa dengan cara pertukaran informasi secara aktif.

TUGAS UNTUK MAHASISWA 1. Setelah membaca dengan teliti skenario yang ditugaskan anda harus mendiskusikan kasus tersebut pada satu kelompok diskusi terdiri dari 12 – 15 orang, dipimpin oleh seorang ketua dan seorang penulis yang dipilih oleh anda sendiri. Ketua dan sekertaris ini sebaiknya berganti-ganti pada setiap kali diskusi. Diskusi kelompok ini bisa dipimpin oleh seorang tutor atau dilakukan mandiri oleh kelompok. 2. Melakukan aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan buku ajar, majalah, slide, tape atau video, dan intenet, untuk mencari informasi tambahan. 3. Melakukan diskusi kelompok mandiri (tanpa tutor), melakukan curah pendapat bebas antar anggota kelompok untuk menganalisa dan atau mensintese informasi dalam menyelesaikan masalah. 4. Berkonsultasi pada nara sumber yang ahli pada permasalahan dimaksud untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam (tanpa pakar). 5. Mengikuti kuliah khusus (kuliah pakar) dalam kelas untuk masalah yang belum jelas atau tidak ditemukan jawabannya. 6. Melakukan latihan di laboratorium keterampilan klinik dan praktikum di laboratorium Patologi Anatomi.

PROSES PEMECAHAN MASALAH Dalam diskusi kelompok dengan menggunakan metode curah pendapat, anda diharapkan memecahkan problem yang terdapat dalam skenario, yaitu dengan mengikuti 7 langkah penyelesaian masalah di bawah ini: 1 .Klarifikasi istilah yang tidak jelas dalam scenario, dan tentukan kata/kalimat kunci scenario. 2 dentifikasi problem dasar skenario, dengan membuat beberapa pertanyaan penting. 3 Analisa semua problem dengan menjawab pertanyaan pertanyaan yang berkembang. 4 Klasifikasikan jawaban atas pernyataan-pernyataan yang berkembang.

51

5 Tentukan tujuan pembelajaran selanjutnya yang ingin dicapai oleh anda. Langkah 1 s/d 5 dilakukan dalam diskusi pertama bersama tutor. 7. Cari informasi tambahan tentang kasus dalam skenario di luar kelompok tatap muka. 8. Laporkan hasil diskusi dan sintesis informasi-informasi yang baru ditemukan. Langkah 7 dilakukan dalam kelompok diskusi dengan tutor. Penjelasan: Bila dari hasil evaluasi laporan kelompok ternyata masih ada informasi yang diperlukan untuk sampai pada kesimpulan akhir, maka proses 6 bisa diulangi, dan selanjutnya dilakukan lagi langkah 7. Kedua langkah di atas bisa diulang-ulang di luar tutorial, dan setelah informasi dirasa cukup maka pelaporan dilakukan dalam diskusi akhir. Yang biasanya dilakukan dalam bentuk diskusi panel dimana semua pakar duduk bersama untuk memberikan penjelasan atas hal-hal yang masih belum jelas. JADWAL KEGIATAN 1. Pertemuan pertama dalam kelas besar dengan tatap muka satu arah dan tanya jawab. 2. Pertemuan kedua: diskusi mandiri. Tujuan :  Memilih ketua dan sekertaris kelompok,  Brain-storming untuk proses 1 – 3,  Membagi tugas 3. Pertemuan ketiga: diskusi tutorial dipimpin oleh mahasiswa yang terpilih menjadi ketua dan penulis kelompok, serta difasilitasi oleh tutor. Tujuan: untuk melaporkan hasil diskusi mandiri dan menyelesaikan proses sampai langkah 5. 4. Anda belajar mandiri baik sendiri-sendiri. Tujuan: untuk mencari informasi baru yang diperlukan 5. Pertemuan keempat: adalah diskusi tutorial. Tujuan: untuk melaporkan hasil diskusi lalu dan mensintese informasi yang baru ditemukan. Bila masih diperlukan informasi baru dilanjutkan lagi seperti No.2 dan 3. 6. Pertemuan terakhir: dilakukan dalam kelas besar dengan bentuk diskusi panel untuk melaporkan hasil diskusi masing-masing kelompok dan menanyakan hal-hal yang belum terjawab pada ahlinya (temu pakar).

TIME TABLE

52

PERTEMUAN I II III IV V Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Pertemuan IV Pertemuan V (Penjelasan) Pertemuan Tutorial I Mandiri Kuliah Mandiri Pengumpulan konsultasi (Brain Stroming) Informasi Praktikum Analisa & sintese CSL

VI Pertemuan VI Tutorial II (Laporan & Diskusi)

VII Pertemuan VII Pertemuan terakhir (Laporan)

STRATEGI PEMBELAJARAN 1. Diskusi kelompok tanpa tutor, brainstorming bebas diantara mahasiswa 2. Kelompok diskusi dipandu oleh tutor untuk menentukan berbagai alternative pertanyaan dari masalah yang dikemukakan. 3. Konsultasi dengan pakar untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam terhadap suatu masalah. 4. Kuliah khusus untuk materi yang baru. 5. Belajar mandiri di perpustakaan atau media elektronik. 6. Melakukan kegiatan “skills-lab” (CSL) :  Anamnesis (History taking)  Pemeriksaan fisik (manekin/mahasiswa)  Perekaman/pembacaan dasar-dasar EKG  Pembacaan foto thoraks 7. Melakukan kegiatan praktikum :  Anatomi  Fisiologi  Histologi  Patologi Anatomi  Mikrobiologi  Gizi

53

SKENARIO 1 Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang ke klinik dengan keluhan bengkak disertai kebiruan dan nyeri hebat pada kaki kiriyang dialami sejak 12 jam sebelum masuk RS. Sebelumnya tidak ada keluhan sama sekali. Riwayat hipertensi dan riwayat merokok sejak masih SMP dengan 2 bungkus perhari. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 160/90 mmHg, denyut nadi 96x/menit, pernapasan 20x/menit, suhu 36,50C. Dari pemeriksaan ekstremitas didapatkan kebiruan pada kaki kiri sampai malleolus medialis, perabaan dingin dengan pulsasi arteri dorsalis pedis tidak teraba, terdapat kehitaman pada ujungujung jari.

SKENARIO 2 Seorang perempuan berusia 38 tahun datang dengan keluhan bengkak pada kaki kiri yang dialami sejak 1 minggu. Keluhan disertai rasa kram dan nyeri hebat, terutama malam hari. 3 hari terakhir timbul luka pada daerah pergelangan kaki. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kemerahan pada kaki kiri, disertai bengkak dan tampak pelebaran vena disertai tampak luka pada daerah dorsum pedis kiri dengan permukaan merah dan tepi bergaung. Riwayat hipertensi dan dislipidemia. Saat ini pasien masih bekerja aktif sebagai sekretaris di sebuh perusahaan.

SKENARIO 3 Seorang laki-laki berusi 42 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan bengkak pada kaki kiri disertai kemerahan memberat 1 hari terakhir. Pasien sering merasakan kram dan kadang seperti rasa baal dan disertai nyeri. Riwayat pekerjaan pasien adalah soerang sopir ekspedisi antar provinsi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 92x/menit, pernapasan 20x/menit, suhu : 36,80C. Pada pemeriksaan ekstremitas ditemukan kemerahan setinggi 1/3 proksimal tibia dengan eritema disertai pitting edema. Pulsasi arteri popliteal normal.

54

LEMBAR KERJA 2. KATA/ PROBLEM KUNCI

3. PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING

55

3. JAWABAN PERTANYAAN

4. INFORMASI TAMBAHAN 56

57

5. ANALISA & SINTESIS

58

6. TUJUAN PEMBELAJARAN SELANJUTNYA

7. INFORMASI BARU

59

60

Related Documents


More Documents from ""