Tugas Makalah Pak Maskur.docx

  • Uploaded by: Nirwana
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Makalah Pak Maskur.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,461
  • Pages: 20
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya dengan judul “Mengkaji 10 Aspek Studi Kelayakan Bisnis” Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman – teman. Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Nirwana,

Januari 2019

Penyusun

B

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................

i

DAFTAR ISI ..............................................................................................

ii

RENCANA USAHA..................................................................................

1

BAB I

PENDAHULUAN ..................................................................... ....... 2

1.1

Latar Belakang ..................................................................

2

1.2

Peluang Usaha ...................................................................

3

1.3

Permasalahan Yang Timbul ...............................................

3

BAB II

PEMBAHASAN ........................................................................

2.1 Aspek Pasar .......................................................................

5

2.2 Aspek Pemasaran ..............................................................

6

2.3 Aspek Teknik dan Teknologi ............................................

7

2.4 Aspek Manajemen .............................................................

9

2.5 Aspek Sumber Daya Manusia ...........................................

10

2.6 Aspek Finansial .................................................................

11

2.7 Aspek Ekonomi, Sosial dan Politik ...................................

18

2.8 Aspek Lingkungan Industri (Persaingan) ..........................

19

2.9 Aspek Legal (Hukum) .......................................................

20

2.10 Aspek AMDAL (Lingkungan Alam) ................................

21

AB III PENUTUP .................................................................................. 3.1 Kesimpulan ........................................................................

23

3.2

23

Rekomendasi .....................................................................

5

23

RENCANA USAHA

Semakin ketatnya persaingan bisnis dan usaha membuat segala macam pelayanan yang sangat menarik ditawarkan demi memanjakan konsumenmulai dari harga, kualitas bahan makanan, variasi menu pelayanan, sampai tempat yang bersih. Banyak usaha-usaha yang sudah berjalan lancar, di antara sekian banyak usaha tersebut kuliner merupakan usaha yang sangat diminati oleh semua kalangan. Dari berbagai kuliner tersebut nasi goreng merupakan kuliner yang banyak digemari konsumen. Nasi goreng hingga saat ini masih belum diketahui asalnya, ada yang mengatakan berasal dari Tiongkok, ada juga yang mengatakan nasi goreng merupakan makanan asli Indonesia. Namun yang pasti, nasi goreng merupakan makanan yang cukup familiar tersebar di berbagai penjuru dunia. Usaha nasi goreng ini sudah tidak asing lagi, karena hampir semua tempat terdapat penjual nasi goreng. Oleh karena itu, saya berencana akan membuat nasi goreng. Tentunya dengan konsep yang berbeda dari yang lain, yaitu dengan berbagai menu yang berbeda setiap dua Minggu sekali.

BAB I

PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang Saat ini wisata kuliner dipenuhi dengan berbagai varian makanan, mulai dari camilan, kue, sampai makanan khas nusantara. Berbagai pengusaha kuliner memutar otak untuk menyajikan makanan yang berbeda dan memiliki inovasi, hal tersebut dilakukan untuk menarik perhatian konsumen terhadap jenis makanan yang akan diproduksi. Semua makanan itu dijual dengan harga yang berbeda-beda, disesuaikan dengan bahan makanan yang digunakan. Untuk itu orang-orang pasti memilih makanan yang bisa membuat perut kenyang dengan harga yang tidak menguras kantung. Makanan yang mudah dijangkau dengan harga yang relatif murah dan dapat membuat perut kenyang adalah nasi goreng. Nasi goreng merupakan makanan yang dicari oleh kalangan muda dan dewasa dengan berbagai menu yang beraneka ragam. Biasanya tempat yang menyediakan nasi goreng ini hanya melayani beberapa menu dan hanya untuk sekedar makan saja. Karena selera konsumen yang berbeda dan berubah-ubah setiap waktu, maka saya berencana akan membuat kedai nasi goreng dengan berbagai menu dan perubahan menu setiap dua minggu sekali serta menyediakan aneka minuman. Itu dilakukan untuk menghindari konsumen yang bosan dengan cita rasa nasi goreng yang itu-itu saja, dan untuk mengenalkan berbagai varian menu dalam nasi goreng yang mungkin konsumen belum pernah mencobanya. Dan saya memberi nama “Nasi Goreng”.

1.2

Peluang Usaha Setelah saya melakukan penelitian di beberapa tempat makan yang menyediakan nasi goreng, mereka hanya menyediakan beberapa menu yang monoton dan tempat yang sederhana. Sehingga peluang usaha untuk mendirikan usaha ini sangat besar. Kelebihan dari “Nasi Goreng” adalah kami menyediakan tempat yang nyaman untuk makan dan berkumpul serta pelayanan yang memuaskan. Selain itu, sesuai dengan latar belakang yang telah dikemukakan, kami akan menyediakan berbagai variasi menu nasi goreng dan akan ada

perubahan menu setiap dua minggu sekali sesuai dengan permintaan konsumen serta menyediakan aneka minuman.

1.3

Permasalahan Yang Timbul Setiap memulai usaha pasti akan timbul permasalahan, entah itu permasalahan yang berasal dari dalam usaha itu sendiri maupun dari luar usaha. Dalam menjalankan usahanya, “Nasi Goreng” ini menemui berbagai permasalahan, di antaranya adalah:

1.

Dari segi konsumen, mereka mungkin sudah terbiasa dengan rasa nasi goreng yang biasa saja, sehingga diperlukan promosi yang efektif efisien untuk menarik minat konsumen.

2.

Dari segi tempat, saat ini banyak tempat makan yang menjual nasi goreng di sepanjang jalan. Untuk memudahkan konsumen menemukan “Nasi Goreng”, kami mencari tempat yang strategis serta mendekorasi kedai semenarik mungkin.

3.

Dari segi karyawan, karena usaha ini memerlukan berbagai variasi rasa, maka diperlukan imajinasi dan kreativitas dari para koki.

BAB II PEMBAHASAN

2.1

Aspek Pasar Sebelum memulai usaha, dan mengetahui layak atau tidaknya usaha ini, pertama akan

dilakukan kajian aspek pasar dengan menganalisis pasar potensial yang akan dimasuki oleh produk yang dihasilkan. Dengan demikian akan diketahui keberadaan pasar potensial yang dimaksud. Untuk mengetahui pasar potensial kami akan menganalisis permintaan dan penawaran. a.

Permintaan Apabila dicermati, permintaan terhadap makanan yang murah dan membuat perut kenyang serta perubahan menu semakin meningkat seiring dengan tingkat kejenuhan konsumen terhadap makanan yang itu-itu saja. Dalam hal kuliner, umumnya konsumen ingin mencoba hal yang baru, yang harus diperhatikan agar konsumen tetap setia membeli produk kami adalah rasa yang enak dan sesuai dengan selera masyarakat Indramayu.”Nasi Goreng” selalu berusaha menjaga kualitas produk nasi goreng agar konsumen yang menyukai rasa produk kami tetap menyukai cita rasa produk dan menjadi konsumen setia dan untuk menjaga tingkat permintaan agar tidak menurun.

b.

Penawaran Mengingat besarnya peluang dalam usaha kiliner, maka kami akan memberikan penawaran yang menarik bagi konsumen. Sesuai dengan konsep

utama kami yaitu menyediakan perubahan menu setiap dua minggu sekali, hal ini menjadikan daya tarik tersendiri bagi para konsumen, selain itu kami memberikan harga yang terjangkau dan tempat yang nyaman bagi konsumen.

2.2

Aspek Pemasaran Peran pemasaran dalam suatu usaha sangat penting, sebab pemasaran akan

menentukan kelanjutan usaha suatu perusahaan. Kegiatan yang tidak boleh ditinggalkan

dalam pemasaran adalah melakukan segmentasi pasar, menetapkan pasar sasaran, dan menentukan posisi pasar. a.

Segmentasi Pasar Segmentasi pasar berarti membagi pasar menjadi beberapa kelompok pembeli yang berbeda yang mungkin memerlukan produk atau marketing mix yang berbeda pula. Beberapa aspek utama untuk mensegmentasi pasar adalah sebagai berikut:

i. Aspek geografis. Karena sasaran kami adalah kalangan muda dan dewasa yang suka berkumpul dengan teman-teman, maka “Nasi Goreng” berada di sekitar jalan sulawesi yang merupakan tempat berkumpulnya kalangan muda dan dewasa. ii. Aspek Demografis. Nasi goreng merupakan makanan yang diminati oleh kalangan muda dan dewasa tanpa membedakan jenis kelamin. iii. Aspek Psikografis. Dengan harga yang terjangkau “Nasi Goreng” bisa dinikmati semua kalangan, dari kalangan bawah sampai kalangan atas. iv. Aspek Perilaku. Produk yang ditawarkan oleh usahawan sangat dipengaruhi oleh perilaku konsumen. Konsumen akan mencari produk yang diinginkan jika mereka merasa butuh dan ingin untuk membeli serta jika memiliki kesempatan untuk membeli. Karena kesempatan konsumen yang berbeda-beda, dengan demikian “Nasi Goreng” buka dari sore pukul 16.00 WIB sampai 23.00 WIB. b.

Menetapkan Pasar Sasaran (Targeting) Targeting adalah melakukan evaluasi keaktifan setiap segmen, kemudian memilih satu atau lebih segmen pasar yang dilayani. Target dari “Nasi Goreng” mencakup kalangan muda dan dewasa.

c.

Menentukan Posisi Pasar Penentuan posisi pasar dilakukan setelah menentukan segmen mana yang akan dimasuki, maka harus pula menentukan posisi mana yang akan ditempati dalam segmen tersebut. Posisi pasar dari “Nasi Goreng” adalah menciptakan image di benak konsumen sebagai kedai yang menjual beraneka ragam menu nasi goreng dengan perubahan menu setiap dua minggu sekali.

2.3

Aspek Teknik dan Teknologi Setelah dilihat dari aspek pasar maupun pemasaran, bahwa suatu rencana bisnis dianggap layak, tahap yang selanjutnya dianalisis yaitu aspek teknik dan teknologi. Dalam aspek ini terdapat tiga masalah pokok yang dihadapi sebuah usaha, yaitu masalah penentuan posisi usaha, masalah desain dan masalah operasional.

a.

Masalah Penentuan Posisi Perusahaan Dalam hal ini diputuskan bagaimana hendaknya posisi usaha ditentukan. Keputusan ini mengenai pemilihan strategi berproduksi. Karena usaha ini bergerak di bidang kuliner, maka strategi produksi yang digunakan oleh “Nasi Goreng” adalah berproduksi ketika ada konsumen yang memesan. Sehingga konsumen akan mendapatkan masakan yang masih hangat untuk dinikmati.

b.

Masalah Desain Masalah desain akan mencakup perancangan fasilitas operasi yang akan digunakan, seperti lokasi usaha. Lokasi usaha harus memperhatikan lokasi pasar dan bahan baku yang tersedia. “Nasi Goreng” berada di sekitar pasar senggol Parepare yang menyediakan bahan baku yang dibutuhkan dalam membuat nasi goreng varian rasa.

c.

Masalah Operasional Masalah operasional biasanya timbul pada saat proses produksi sudah berjalan. Meliputi rencana produksi, untuk usaha ini pembuatan nasi goreng sesuai dengan pesanan yang diminta konsumen. Rencana persediaan, untuk persediaan bahan baku, “Nasi Goreng” menggunakan metode FIFO, yaitu bahan baku yang pertama masuk maka itulah yang akan pertama diolah sesuai keinginan konsumen. Pengawasan kualitas produk, dilakukan dengan menggunakan bahan baku yang masih segar dan dengan menjaga kebersihan dalam mengolah bahan baku tersebut, hal ini sangat diperlukan untuk kepuasan konsumen.

2.4

Aspek Manajemen Manajemen merupakan alat untuk mencapai tujuan organisasi (perusahaan) dengan melaksanakan fungsi-fungsi manajemen. Dalam manajemen banyak sekali fungsi-fungsi

manajemen yang dikemukakan oleh para ahli, di sini “Nasi Goreng” menggunakan fungsi manajemen Jepang (zero defect), dengan uraian sebagai berikut: a.

Planning (Perencanaan) “Nasi Goreng” memiliki tujuan memenuhi kebutuhan konsumen atas beraneka ragamnya nasi goreng, tujuan ini dapat dicapai dengan adanya perencanaan yang matang. Perencanaan yang dibuat “Nasi Goreng”yaitu, untuk menarik minat konsumen kami akan melakukan promosi melalui media elektronik. Untuk bahan baku yang digunakan kami akan menyuplai dari pasar tradisional Parepare, tentunya dengan memilih bahan ku yang berkualitas baik. Dan untuk kebutuhan karyawan, akan dilakukan perekrutan yang ketat, hal ini dilakukan agar kami mendapat karyawan yang bisa memenuhi kebutuhan konsumen.

b.

Doing (Melakukan) Berarti melakukan uji coba terhadap perencanaan yang telah dibuat. Dalam perencanaan terdapat tiga poin utama, yaitu promosi, bakan baku dan karyawan. Dalam hal promosi, kami mengunakan media elektronik berupa radio dan media sosial seperi facebook, twitter dan BBM. Untuk bahan baku, kami akan melakukan survei pasar untuk menentukan lokasi mana yang menyediakan bahan baku kualitas terbaik dengan harga yang rendah. Untuk karyawan, akan diberikan pelatihan mengenai menu-menu apa yang akan disajikan kepada konsumen, serta mereka akan dites mengenai kreativitas dan imajinasi dalam membuat menu baru.

c.

Check (Pengecekan) Berarti pengecekan terhadap hasil dan membandingkan sesuai dengan yang diinginkan. Pengecekan ini lebih ditekankan pada produk yang akan dihasilkan, apakah sudah sesuai standar atau tidak.

d.

Acting (Produksi) Berarti menindak lanjuti atas apa yang didapat pada proses pengecekan. Apabila terdapat kesalahan pada produk yang sudah melawati proses pengecekan, maka kami akan mengkaji pada bagian mana yang kurang, dan kami akan memperbaiki sehingga tidak merugikan konsumen.

2.5

Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)

Dalam menjalankan kegiatan usahanya, “Nasi Goreng” mempekerjakan kurang lebih 8 orang karyawan dengan rincian dan spesifikasi sebagai berikut:

a.

1 orang Manajer Bertanggung jawab atas semua kegiatan di perusahaan mulai dari pemasaran, keuangan, sumber daya manusia, serta produksi. Karena tanggung jawab manajer ini cukup banyak dan memerlukan kemampuan yang memadai, maka seorang manajer pada “Nasi Goreng” haruslah lulusan S1 Sarjana Ekonomi.

b.

3 orang Koki Bertanggung jawab dalam kegiatan produksi “Nasi Goreng”. Mereka haruslah memiliki kemampuan memasak serta memiliki daya kreativitas yang tinggi untuk memenuhi keinginan konsumen.

c.

2 orang Pramusaji Bertanggung jawab untuk melayani setiap konsumen yang datang di “Nasi Goreng”.

d.

1 orang kasir Bertanggung jawab untuk melayani setiap transaksi pembayaran yang dilakukan oleh konsumen di “Nasi Goreng”.

e.

1 orang tenaga serabutan Bertanggung jawab untuk membantu para karyawan dalam mengerjakan hal-hal yang bersifat umum.

2.6

Aspek Finansial (Keuangan) Tujuan menganalisis aspek keuangan adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan pengeluaran dan pendapatan. Berikut merupakan penjelasan mengenai aspek keuangan pada “Nasi Goreng”:

a.

Modal Tetap = peralatan + perlengkapan = Rp 7.000.000,- + Rp 15.000.000,- = Rp 22.000.000,-

b.

Modal Kerja = biaya produksi + biaya overhead + biaya tenaga kerja = Rp16.200.000,- + Rp 5.600.000,- + Rp 12.500.000,- = Rp 34.300.000,-

c.

Estimasi Persiapan Usaha

 Studi awal (survei usaha)

Rp 1.000.000,-

 Persiapan awal

Rp 34.300.000,-

 Sewa gedung

Rp 10.000.000,-

 Peralatan

Rp 7.000.000,-

 Perlengkapan

Rp 15.000.000,-

 Pelatihan karyawan

Rp 2.200.000,-

Jumlah d.

Rp 69.500.000,-

Cash Flow (Arus Kas)

 Aliran Kas dari Aktivitas Operasi 1. Cash in flow (kas masuk) Penerimaan Penjualan

Tahun 1

Tahun 2

Tahun 3

Nasi goreng

Rp 321.600.000,-

Rp 374.400.000,-

Rp 421.200.000,-

Minuman

Rp 113.400.000,-

Rp 129.000.000,-

Rp 145.800.000,-

Jumlah

Rp 441.000.000,-

Rp 504.000.000

Rp 567.000.000,-

2. Cash out flow (kas keluar) Tahun 1

Tahun 2

Tahun 3

Tenaga kerja

Rp 150.000.000,-

Rp 150.000.000,-

Rp 150.000.000,-

Biaya produksi

Rp 194.000.000,-

Rp 210.000.000,-

Rp 228.000.000,-

Biaya overhead

Rp 67.200.000,-

Rp 81.600.000,-

Rp 95.460.000,-

Rp

Rp

Rp

a. Kegiatan operasional

Promosi b. Pembelian peralatan

5.000.000,-

Rp 22.000.000,-

5.700.000,-

6.100.000,-

Jumlah

Rp 438.600.000,-

3. Net cash flow dari aktivitas operasi Kas masuk – Rp 2.400.000,kas keluar

Rp 447.300.000,-

Rp 480.160.000,-

Rp 56.700.000,-

Rp 86.840.000,-

 Aliran Kas dari Aktivitas Pendanaan Modal sendiri Rp 201.000.000,-

Rp 159.000.000,-

Rp 161.000.000,-

 Net Cash Flow : net cf aktivitas operasi + aliran kas aktivitas pendanaan Modal sendiri

e.

Rp 204.010.000,-

Rp 247.840.000,-

Harga Pokok Penjualan (HPP) Komponen

f.

Rp 215.700.000,-

Tahun 1

Tahun 2

Tahun 3

Harga pokok / unit

Rp 12.590.000,-

Rp 14.604.000,-

Rp 19.941.000,-

Bahan penolong

Rp 6.676.000,-

Rp 7.584.000,-

Rp 8.637.000,-

Biaya overhead

Rp 67.200.000,-

Rp 81.600.000,-

Rp 95.640.000,-

Biaya tenaga kerja

Rp150.000.000,-

Rp150.000.000,-

Rp150.000.000,-

Jumlah

Rp236.466.000,-

Rp253.788.000,- Rp271.218.000,-

Laporan Laba Rugi  Laba Rugi Tahun 1 Penjualan

Rp 441.000.000,-

Hpp

Rp 236.466.000,-

Laba Kotor

Rp 204.534.000,-

Biaya-biaya . Biaya operasional

Rp 38.900.000,-

. Biaya Penyusutan

Rp 4.400.000,-

Jumlah Biaya

Rp 43.300.000,-

Laba sebelum pajak

Rp161.234.000,-

Pajak 10 %

Rp 16.123.400,-

Laba setelah Pajak

Rp 145.110.600,-

 Laba Rugi Tahun 2 Penjualan

Rp 472.500.000,-

Hpp

Rp 253.788.000,-

Laba Kotor

Rp 218.712.000,-

Biaya-biaya . Biaya operasional

Rp 43.000.000,-

. Biaya Penyusutan

Rp 4.400.000,-

Jumlah Biaya

Rp 47.400.000,-

Laba sebelum pajak

Rp171.312.000,-

Pajak 10 %

Rp 17.131.200,-

Laba setelah Pajak

Rp 154.180.000,-

 Laba Rugi Tahun 3 Penjualan

Rp 535.500.000,-

Hpp

Rp 271.218.000,-

Laba Kotor

Rp 264.282.000,-

Biaya-biaya . Biaya operasional

Rp 58.970.000,-

. Biaya Penyusutan

Rp 4.400.000,-

Jumlah Biaya

g.

Rp 63.370.000,-

Laba sebelum pajak

Rp200.912.000,-

Pajak 10 %

Rp 20.091.200,-

Laba setelah Pajak

Rp 180.820.800,-

Average Rate of Return (ARR) ARR = Laba bersih / Investasi Rata-rata ARR Modal kerja = Rp 34.300.000,- x 12 bulan = Rp 411.600.000,-

 Rata-rata dana investasi dalam aktiva tetap = Rp 22.000.000,- : 2 = Rp 11.000.000, Total investasi rata-rata = Rp 11.000.000,- + Rp 411.600.000 = Rp 422.600.000,Periode

Net Income

Investasi rata-rata

ARR

Tahun 1

Rp145.110.600,- Rp 422.600.000,-

0,34 x 100% = 34%

Tahun 2

Rp154.180.800,- Rp 422.600.000,-

0,36 x 100% = 36%

Tahun 3

Rp180.820.800,- Rp 422.600.000,-

0,43 x 100% = 43%

Sebuah investasi dikatakan layak apabila menghasilkan ARR yang tinggi.

h.

Payback Period (PB) Cash in flow : proceeds = EAT +depresiasi Periode

EAT +depresiasi

PV kas masuk

Tahun 1

Rp 145.110.600,- + Rp 4.400.000,-

Rp 149.510.600,-

Tahun 2

Rp 154.180.800,- + Rp 4.400.000,-

Rp 158.580.800,-

Tahun 3

Rp 180.820.800,- + Rp 4.400.000,-

Rp 185.220.800,-

Jumlah

Rp 493.312.200,-

Investasi = Modal kerja + Modal Tetap = Rp 411.600.000,- + Rp 22.000.000,- = Rp 433.600.000,= Rp 433.600.000,Th 1 = Rp149.510.600,Rp 284.089.400,Th 2 = Rp 158.580.800,= Rp 125.508.600,Th 3 = Rp 185.220.800,PB = 2 tahun + Rp 125.508.600,- x 12 bulan = 8,13 Rp 185.220.800,= 2 tahun 8 bulan 39 hari = 2 tahun 9 bulan 9 hari Jadi investasi yang telah ditanamkan oleh “Nasi Goreng” akan kembali dalam kurun waktu selama kurang lebih 2 tahun 9 bulan 9 hari.

i.

Net Present Value (NPV)

Tahun

Initial Cash Flow

Cash Flow

df 10%

Proceeds

0

Rp 433.600.000,-

-

1

Rp 433.600.000,-

1

Rp 149.510.000,-

0,909

Rp 135.905.135,-

2

Rp 158.580.800,-

0,827

Rp 131.146.321,-

3

Rp 185.220.800,-

0,751

Rp 139.100.821,Rp 406.152.274

PV Outlay = Rp 433.600.000,PV CF

= Rp 406.152.277,= Rp 27.447.723,-

Hasil analisis dengan metode NPV memperoleh nilai Rp 27.447.723,- yang positif. Maka usaha ini layak untuk dilaksanakan. j.

Profitability Index = (PV kas masuk tahun 1-3) : investasi = Rp 493.312.200,Rp 433.600.000,= 1,4 Dinilai dari maka usaha ini layak karena memiliki > 1.

k.

Break Event Point (BEP)

=

Rp 344.400.000,-. 1 – Rp 67.200.000,- / Rp 441.000.000

= Rp 344.400.000,1 – 0,152 = Rp 344.400.000,0,848 = Rp 406.132.075,-

Jadi usaha “Nasi Goreng” akan mengalami titik impas pada saat menghasilkan penjualan sebesar Rp 406.132.075,- atau keuntungan akan tercapai pada saat penjualan di atas Rp 406.132.075,-.

2.7

Aspek Ekonomi dan Sosial Dampak aspek ekonomi yang ditimbulkan dari usaha “Nasi Goreng” adalah sebagai berikut:

a.

Dapat meningkatkan ekonomi rumah tangga dengan membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekaligus mengurangi pengangguran, sehingga pendapatan keluarga akan meningkat. “Nasi Goreng” mempekerjakan 8 orang karyawan yang berarti maki telah mengurangi jumlah pengangguran dan meningkatkan 8 keluarga yang memberikan pengaruh positif pada keluarga tersebut.

b.

Menggali, mengatur dan menggunakan ekonomi sumber daya alam melalui penggunaan lahan yang efisien dan efektif.

c.

Meningkatkan perekonomian pemerintah lokal melalui menambah peluang dan kesempatan kerja, pemerataan pendistribusian pendapatan, peningkatan pendapatan asli daerah, serta memperoleh pendapatan berupa pajak dari usaha yang dikelola perusahaan. Dampak sosial dengan adanya usaha “Nasi Goreng” adalah sebagai berikut:

a.

Adanya perubahan demografi melalui perubahan komposisi tenaga kerja. Dengan adanya usaha ini, kami dapat meningkatkan partisipasi angkatan kerja dan juga menurunkan tingkat pengangguran yang ada di Parepare.

b.

Perubahan budaya melalui terjadinya perubahan sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha.

2.8

Aspek Lingkungan Industri (Persaingan) Aspek lingkungan industri lebih mengarah kepada aspek persaingan di mana usaha

berada. Masuknya usaha yang sejenis di tempat yang sama akan menimbulkan ancaman bagi usaha yang sudah ada, seperti perebutan pangsa pasar dan perebutan sumber daya produksi yang terbatas.

Untuk mengatasi hal tersebut “Nasi Goreng” akan menciptakan perbedaan-perbedaan untuk kedepannya. Seperti, mengadakan lomba memasak dan sebagai apresiasi untuk pemenang, menu mereka akan dijadikan menu spesial di “Nasi Goreng”. Dan akan diadakan acara “Lebih Dekat dengan Nasi Goreng”, yaitu berkumpulnya konsumen setia kami dengan pemilik dan semua karyawan, dalam acara tersebut konsumen diperbolehkan bertanya seputar “Nasi Goreng” dan memberikan saran serta masukan untuk “Nasi Goreng”. 2.9

Aspek Legal (Hukum) Aspek hukum merupakan aspek yang cukup menentukan dan menjamin akan kelangsungan kegiatan usaha. Aspek hukum merupakan legalitas kelangsungan usaha, sedangkan usaha yang sedang berproduksi akan segera terhenti begitu saja atau terhenti perlahan jika produk yang dihasilkan tidak memiliki jaminan hukum. Jenis badan usaha yang dipilih dalam usaha ini adalah perusahaan perseorangan. Dokumen-dokumen yang diperlukan untuk membuat “Nasi Goreng” ini di daerah setempat terbagi atas dua bagian, yaitu Izin Usaha dan Izin Lokasi.

a.

Izin Usaha Dokumen-dokumen yang diperlukan untuk mendapatkan izin usaha perdagangan adalah:

i. Akte pendirian perusahaan dari notaris setempat, ii. Surat izin Usaha Perdagangan (SIUP), iii. Surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP), iv. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama pemilik usaha, dan v. Surat Izin Tempat Usaha (SITU). b.

Izin Lokasi Untuk mendapatkan Surat Izin Lokasi Usaha, dokumen-dokumen yang dibutuhkan adalah:

i.

Surat Izin Usaha,

ii.

Surat Akte Tanah,

iii.

Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB),

iv.

Surat Pajak Bumi dan Bangunan,

v.

Surat Rekomendasi dari Tetangga,

vi.

Surat Rekomendasi dari RT/RW,

vii. Surat Rekomendasi dari Kecamatan, dan viii. KTP pemilik usaha.

2.10

Aspek AMDAL (Lingkungan Alam) Pendirian “Nasi Goreng” ini sesuai dengan alternatif terbaik menurut lokasi, yang secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi masyarakat sekitar lingkungan tempat usaha. Semua usaha pasti akan memiliki dampak terhadap sekitarnya, sehingga setiap usaha tidak terkecuali “Nasi Goreng” berkewajiban melaksanakan upaya menyeimbangkan dan mencegah timbulnya kerusakan dan pencemaran lingkungan. “Nasi Goreng” merupakan usaha dalam bidang kuliner memiliki limbah berupa limbah padat yang berasal dari sisa-sisa bahan makanan dan limbah cair. Untuk mengatasi limbah tersebut kami melakukan beberapa upaya, yaitu:

a.

Untuk limbah padat, kami memisahkan antara yang organik dan non organik. Limbah organik akan dimanfaatkan untuk membuat pupuk dan limbah non organik akan dibuang di tempat pembuangan akhir.

b.

Untuk limbah cair, kami akan melakukan pengelolaan air limbah secara kimia, yaitu dengan melakukan langkah-langkah berikut:

i.

Bak cuci piring hanya digunakan untuk mencuci piring dan perabot makan serta perabot masak,

ii.

Tidak membuang sisa minyak ke bak cuci piring,

iii.

Memperhatikan aliran air yang masuk ke saluran pembuangan, dan

iv.

Menghindari membuang air bertemperatur tinggi ke saluran pembuangan.

BAB III PENUTUP

3.1

Kesimpulan Dari semua kajian aspek-aspek yang telah dipaparkan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa usaha “Nasi Goreng” layak untuk dijalankan. Hal ini dapat ditunjang dengan kajian aspek keuangan, dengan menggunakan metode NPV memperoleh nilai yang positif yaitu Rp 27.447.723,- dan dengan metode memiliki nilai > 1. Dengan menggunakan metode BEP dapat diketahui keuntungan akan tercapai oleh “Nasi Goreng” pada saat penjualan di atas Rp406.132.075,-. Dari aspek sosial “Nasi Goreng” dapat mengurangi pengangguran yang ada di sekitar Parepare dan dapat meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat Parepare.

3.2

Rekomendasi Dari 10 aspek yang telah dikaji, usaha “Nasi Goreng” ini dinyatakan layak untuk dijalankan dan direkomendasikan. Saya yakin usaha ini layak untuk direalisasikan di tengah perkembangan dunia bisnis dan era globalisasi seperti sekarang ini.

MAKALAH Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Kelayakan Bisnis

Oleh : Nirwana 1601018 Semester V A

Related Documents


More Documents from "Nadia Aulia Ismi"