Tugas Kep. Gerontik.docx

  • Uploaded by: Emy Marchama Mashuri
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Kep. Gerontik.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 609
  • Pages: 6
PERUBAHAN-PERUBAHAN FISIK YANG TERJADI PADA LANSIA PADA BERBAGAI SISTEM

DI SUSUN OLEH : EMY MARCHAMA MASHURI

(14220130013)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2019

A. PERUBAHAN FISIK PADA LANSIA Menua adalah proses yang mengubah seorang dewasa sehat menjadi seorang yang frail dengan berkurangnya sebagian besar cadangan system fisiologis dan meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit dan kematian (Setiati., 2006).

Banyak perubahan yang dikaitkan dengan proses menua merupakan akibat dari kehilangan yang bersifat (gradual loss). Lansia mengalami perubahanperubahan fisik diantaranya perubahan sel, system persarafan, system pendengaran, system penglihatan system kardiovaskuler, system pengaturan tubuh, system respirasi, system gastrointestinal, system genitourinaria, system endokrin, system musculoskeletal, disertai dengan perubahan-perubahan mental menyangkut perubahan ingatan (memori) (Setiati dkk., 2006). 1. Menurut Nugroho (2000) perubahan fisik pada lansia adalah : 1) Sel Jumlahnya menjadi sedikit, ukurannya lebih besar, berkurangnya cairan intra seluler, menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, dan hati, jumlah sel otak menurun, terganggunya mekanisme perbaikan sel. 2) System Persyarafan Respon menjadi lambat dan hubungan antara persyarafan menurun, berat otak menurun 10-20%, mengecilnya syaraf panca indra sehingga mengakibatkan berkurangnya respon penglihatan dan pendengaran,

mengecilnya syaraf penciuman dan perasa, lebih sensitive terhadap suhu, ketahanan tubuh terhadap dingin rendah, kurang sensitive terhadap sentuhan. 3) System Penglihatan Menurun lapang pandang dan daya akomodasi mata, lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, pupil timbul sclerosis, daya membedakan warna menurun. 4) System Pendengaran Hilangnya atau turunnya daya pendengaran, terutama pada bunyi suara atau nada yang tinggi, suara tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas umur 65 tahun, membrane timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis. 5) System Cardiovaskuler Katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, kehilangan sensivitas dan elastisitas pembuluh darah : kurang efektivitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65mmHg dan tekanan darah meninggi akibat meningkatnya resitensi dari pembuluh darah perifer, systole normal ±170mmHg, diastole normal ±95mmHg. 6) Sistem Pengaturan Temperatur Tubuh

Pada pengaturan suhu hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu thermostat yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemudian terjadi beberapa factor yang mempengaruhinya yang sering ditemukan antara lain; Temperatur Tubuh Menurun, keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktifitas otot. 7) System Respirasi Paru-paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun dan kedalaman nafas turun. Kemampuan batuk menurun (menurunnya aktifitas silia), O2 arteri menurun menjadi 75 mmHg, CO2 arteri tidak berganti. 8) Sistem Gastroinstestinal Banyak gigi yang tanggal, sensifitas indra pengecap menurun, pelebaran esophagus, rasa lapar menurun, asam lambung menurun, waktu pengosongan menurun, peristaltic lemah, dan sering timbul konstipasi, fungsi absorpsi menurun. 9) System Urinaria Otot-otot pada vesika urinaria melemah dan kapasitasnya menurun sampai 200 mg, frekuensi BAK meningkat, pada wanita sering terjadi atrofi vulva, selaput lender mongering, elastisitas jaringan menurun dan disertai penurunan frekuensi sesual intercrouse berefek pada seks sekunder.

10) System Endokrin Produksi hamper semua hormone menurun (ACTH, TSH, FSH, LH) penurunan sekresi hormone kelamin misalnya: estrogen, progesterone, dan testosterone. 11) System Kulit Kulit menjadi keriput dan mengkerut karena kehilangan jaringan lemak, berkurangnya elastisitas akibat penurunan cairan dan vaskularisasi. Kuku jari menjadi keras dan rapuh, kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya, perubahan pada bentuk sel epidemis. 12) System Muskoleskeletal Tulang kehilangan cairan dan rapuh, kifosis, penipisan dan pemendekan tulang, persendian membesar dan kaku, tendon mengkerut dan mengalami sclerosis, atrofi serabut otot sehingga gerakan menjadi lamban, otot mudah kram dan tremor.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 2003, Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut bagi Petugas Kesehatan. Depkes: Jakarta

Depkes RI, 2003. Pedoman Kegiatan Kesehatan di Kelompok Lanjut Usia. Depkes: Jakarta

Sugiyanto, Perkembangan dan Belajar Motorik; Jakarta: Universitas Terbuks, 2005.

Related Documents


More Documents from "nopia antary antari"