Askep Tugas Kep Jiwa.docx

  • Uploaded by: nanda yulinda
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Askep Tugas Kep Jiwa.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,904
  • Pages: 15
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan semesta kami panjatkan , karena atas rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul ” Asuhan keperawatan Jiwa Pada Anak Usia Sekolah“ Dalam penulisan makalah ini kami menemukan kesulitan. Namun berkat bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang diberikan. Penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya profesi keperawatan.

Yogyakarta, Juni 2018

Penulis

I

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. I DAFTAR ISI................................................................................................................................................ II BAB I ............................................................................................................................................................ 1 PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1 Latar Belakang ................................................................................................................................ 1

A.

BAB II .......................................................................................................................................................... 2 PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 2 Konsep Keperawatan Kesehatan Jiwa Pada Anak Usia Sekolah ............................................... 2

A.

B.

1.

Definisi keperawatan kesehatan jiwa pada anak usia sekolah (5-12 tahun) ......................... 2

2.

Klasifikasi Gangguan Perilaku .................................................................................................. 3

3.

Gejala Gangguan Perilaku ......................................................................................................... 4 Keperawatan Kesehatan Jiwa Secara Umum .............................................................................. 5

BAB III......................................................................................................................................................... 7 ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA ............................................................................... 7 PADA ANAK USIA SEKOLAH ............................................................................................................... 7 A.

Pengkajian ....................................................................................................................................... 7

B.

Diagnosa Keperawatan ................................................................................................................... 8

C.

Perencanaan .................................................................................................................................... 8

D.

Implementasi ................................................................................................................................... 9

E.

Evaluasi .......................................................................................................................................... 10

BAB IV ....................................................................................................................................................... 11 PENUTUP.................................................................................................................................................. 11 A.

Kesimpulan .................................................................................................................................... 11

B.

Saran .............................................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 12

II

III

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah psikologis yang dialami pada masa kanak – kanak merujuk pada usia dan kebudayaan. Dimana perilaku yang dianggap normal pada anak –anak bisa saja tidak normal pada orang dewasa, contohnya malu dan takut pada sesuatu hal. Takut terhadap tempat gelap akan dirasa wajar bila itu yang mengalami pada anak anak namun akan tidak wajar bila itu yang mengalami seseorang yang telah dewasa. Keyakinan budaya membantu menentukan apakah orang – orang melihat perilaku tertentu sebagai normal atau abnormal. Orang – orang yang hanya mendasarkan pada normalitas pada standart yang berlaku pada budaya mereka saja akan beresiko menjadi etnocentris ketika mereka memandang tingkah laku orang lain dalam budaya yang berbeda sebagai abnormal. Perilaku abnormal pada anak – anak bergantung pada definisi orang tua mereka yang dipandang dari kacamata budaya tertentu. Gangguan perilaku juga ditandai dengan pola tingkah laku yang berulang dimana hak dasar orang lain terganggu. Meskipun beberapa anak lebih bertingkah laku baik dibandingkan dengan yang lainnya, anak yang berulangkali dan terus-menerus melanggar peraturan dan hak orang lain dimana dengan cara yang tidak sesuai dengan usia mereka memiliki gangguan perilaku. Masalah tersebut biasanya dimulai pada masa kanak-kanak akhir atau awal remaja dan lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Penilaian pada perilaku harus melibatkan lingkungan sosial anak tersebut ke dalam catatan. Penyimpangan perilaku terjadi oleh anak sewaktu adaptasi dengan kehidupan di daerah peperangan, tempat kerusuhan, atau lingkungan lain dengan stress tinggi bukan gangguan perilaku.

1

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Keperawatan Kesehatan Jiwa Pada Anak Usia Sekolah 1. Definisi keperawatan kesehatan jiwa pada anak usia sekolah (5-12 tahun) Anak usia sekolah sudah mengembangkan kekuatan internal dan tingkat kematangan yang memungkinkan mereka untuk bergaul di luar rumah. Tugas perkembangan utama pada tahap ini adalah menanamkan interaksi yang sesuai dengan teman sebaya dan orang lain, meningkatkan keterampilan intelektual khususnya di sekolah, meningkatkan keterampilan motorik halus, dan ekspansi keterampilan motorik kasar. Pertumbuhan fisik dengan pesat mulai melambat pada usia 10 hingga 12 tahun. Bentuk wajah berubah karena tulang wajah tumbuh lebih cepat dari pada tulang kepala. Anak usia sekolah menjadi lebih kurus, kakinya lebih panjang, koordinasi neuromotorik lebih berkembang. Gigi tetap mulai tumbuh. Keterampilan bersepeda, memainkan alat musik, menggambar/ melukis, serta keterampilan lain yang di perlukan untuk kegiatan kelompok serta kegiatan hidup sehari-hari sudah berkembang (Yupi, Supartini. 2010) Untuk perkembangan emosional dan sosial, anak usia sekolah perlu di berikan kesempatan untuk belajar menerapkan peraturan dalam berinteraksi dengan orang lain di luar keluarga. Anak juga mengamati bahwa tidak semua keluarga berinteraksi dengan cara atau sikap yang sama bahwa setiap keluarga mempunyai perbedaan norma tentang prilaku yang di terima atau tidak di terima. Oleh karena itu, perlu bagi anak untuk mengembangkan kesadaran dan penghargaan terhadap perbedaan tiap keluarga sehingga dapat berhubungan dengan orang lain secara efektif. Menurut Erikson, tugas perkembangan pada tahap ini adalah mengenbangkan pola industri (produktif) versus inferioritas (rendah diri).Perkembangan seksual dan citra

2

diri tidak hanya berhubungan dengan aspek fisiologis, tetapi juga perasaan kompeten, penerimaan, dan penghargaan. Perasaan berhasil melakukan sesuatu menjadi sangat penting dalam proses tumbuh-kembang anak usia sekolah. Mereka juga telah memahami konsep gender bahwa anak laki akan menjadi bapak dan anak wanita akan menjadi ibu kalau sudah dewasa. perkembangan kognitif terjadi cukup pesat pada masa ini, yaitu menerapkan keterampilan merasionalisasikan pemahaman tentang ide atau konsep. Mereka dapat menghubungkan antara konsep waktu dan ruang, mampu mengingat, serta keterampilan mengumpulkn benda yang sejenis. Anak usia sekolah juga telah belajar pentingnya memerhatikan norma di rumah, sekolah, agama, dan menghargai tokoh otoriter, seperti orangtua atau guru. Pengaruh pengalaman masa kecil terhadap perilaku pada saat dewasa. Freud menyatakan bahwa masa lima tahun pertama kehidupan anak sangat penting pada usia lima tahun karakter dasar yang dimiliki anak sangat penting dan pada usia lima tahun karakter dasar yang dimiliki anak telah terbentuk dan tidak dan tidak dapat diubah lagi. Freud juga mengenalkan, anatara lain, konsep transferens, ego, mekanisme koping ( coping mechanism). Sullivian memfokuskan teori perkembangan anak pada hubungan antara manusia. Tema sentral teori Sullivian berkisar pada teori Sullivian berkisar pada ansietas dan menekankan bahwa masyarakat sebagai pembentuk kepribadian. Anak belajar perilaku tertentu karena hubungan interpersonal (Hamid, Y. 2008) 2. Klasifikasi Gangguan Perilaku Gangguan Perkembangan Pervasif ditandai dengan masalah awal pada tiga area perkembangan utama: perilaku, interaksi sosial, dan komunikasi. Gangguan ini terdiri dari : a) Autisme Adalah kecenderungan untuk memandang diri sendiri sebagai pusat dari dunia, percaya bahwa kejadian – kejadian eksternal mengacu pada diri sendiri. Dicirikan dengan gangguan yang nyata dalam interaksi sosial dan komunikasi, serta aktivitas dan minat yang terbatas (Johnson, 1997). Gejala-gejalanya meliputi kurangnya respon terhadap orang lain, menarik diri dari hubungan sosial, dan respon yang

3

aneh terhadap lingkungan seperti mengepakkan tangan, bergoyang-goyang, dan memukul-mukulkan kepala. b) Retardasi Mental Muncul sebelum usia 18 tahun dan dicirikan dengan keterbatasan fungsi intelektual secara signifikan berada dibawah rata-rata (misal., IQ dibawah 70) dan keterbatasan terkait dalam dua bidang keterampilan adaptasi atau lebih (mis., komunikasi, perawatan diri, aktivitas hidup sehari-hari, keterampilan sosial, fungsi dalam masyarakat, pengarahan diri, kesehatan dan keselamatan, fungsi akademis, dan bekerja. c) Gangguan perkembangan spesifik Dicirikan dengan keterlambatan perkembangan yang mengarah pada kerusakan fungsional pada bidang-bidang dan mempengaruhi tahap perkembangan selanjutnya, 3. Gejala Gangguan Perilaku Pada umumnya, anak dengan gangguan prilaku adalah egois, tidak berhubungan baik dengan orang lain, dan kurang merasa bersalah. Mereka cenderung salah mengartikan perilaku orang lain sebagai ancaman dan bereaksi agresif. Mereka bisa terlibat dalam pengintimidasian, ancaman, dan sering berkelahi dan kemungkinan kejam terhadap binatang. Anak lain dengan gangguan perilaku merusak barang, khususnya dengan membakar. Mereka mungkin berdusta atau terlibat dalam pencurian. Melanggar peraturan dengan serius adalah biasa dan termasuk lari dari rumah dan sering bolos dari sekolah. Anak perempuan dengan gangguan prilaku lebih sedikit mungkin dibandingkan anak laki-laki untuk menjadi agresif secara fisik; mereka biasanya kabur, berbohong dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang Sekitar separuh dari anak dengan gangguan prilaku menghentikan perilakunya ketika dewasa. Anak yang lebih kecil ketika gangguan perilaku mulai, lebih mungkin akan melanjutkan perilakunya. Orang dewasa yang tetap berperilaku seperti itu seringkali menghadapi masalah hukum , secara kronis mengganggu hak orang lain, dan seringkali didiagnosa dengan gangguan kepribadian anti social. (Hamid, Y. 2008)

4

B. Keperawatan Kesehatan Jiwa Secara Umum Keperawatan jiwa anak merupakan bagian spesialisasi dari keperawatan psikiatrik. Intervensi keperawatan jiwa anak mendukung pertumbuhan dan perkembangan normal anak yang berlandaskan pada teori perkembangan fisio – biologis, kognitif, bahasa, , moral, dan ego (Nasir Abdul dan Abdul Muhith. 2011) 1) Teori perkembangan fisio – biologis Tiga konsep utama yang melandasi teori fisiobiologis perkembangan individu adalah kepribadian, sifat (traits), dan temperamen kepribadian di definisikan sebagai elemen – elemen yang membentuk reaksi menyeluruh individu terhadap lingkungan. Temperamen adalah gaya perilaku sebagai reaksinya terhadap lingkungan dan berkaitan dengan trait, yaitu atribut kepribadian. Walaupun tidak bersifat genetik, sifat bawaan (inborn traits) menghasilkan gaya respons sosial yang berbeda yang memengaruhi pola keterikatan (attachment patterns) dan perkembangan psikopatologi. Body image (citra tubuh) merupakan konsep biofisik yang juga mempunyai dimensi biologis dan sosial dalam perkembangan seseorang. Bersifat dinamis dan berkembang mengikuti perkembangan interpersonal, lingkungan, citra tubuh ideal, dan penyesuaian sebagai respon terhadap pertumbuhan fisik dan pengalaman hidup. 2) Teori Perkembangan Kognitif Teori piaget menekankan bahwa cara anak berpikir berbeda dari pada orang dewasa, bahkan anak belajar secara spontan tanpa mendapatkan masukan dari orang dewasa. Menurut piaget, anak belajar melalui proses meniru dan bermain, menunjukan proses kegiatan asimilasi, dan akomodasi, yang menjabarkan tiap tahap dan usia dari kematangan kognitif anak. Perkembangan kognitif mengitegrasikan struktur pola prilaku sebelumnya ke arah pola prilaku baru yang kompleks. Kecepatan tiap tahap perkembangan dipengaruhi oleh perbedaan tiap individu dan pengaruh sosial. Piaget tidak setuju dengan pendapat ilmuan lain bahwa orang dewasa dipengaruhi oleh tingkat perkembangan sebelumnya.

5

3) Teori Perkembangan Bahasa Penguasaan bahasa merupakan tugas perkembangan utama pada masa kanakkanak, yang mana struktur linguistik dan kognitif berkembang secara paralel. Chomsky (1975) dalam teorinya meyatakan bahwa anak menggunakan dan menginterpretasikan kalimat baru melalui proses kognitif internal yang disebut dengan transformasi, yaitu penyusunan kata menjadi kalimat. Mula-mula anak memverbalisasi persepsi mereka dengan memberi nama tentang hal yang di persepsikan, kemudian meningkat dengan memverbalisasi emosi mereka. Pemberian nama pada objek da perasaan yang dialami, meningkatkan rasa kontrol anak terhadap perasaannya, yang dengan sendirinya membantu mereka untuk membedakan apa yang nyata dan yang tidak. Perkembangan bahas memudahkan uji realitas dan sebagai dasar terhadap identitas diri dan perbedaan semua dimensi pada anak yang sedang berkembang. 4) Teori Perkembangan Moral Perkembangan moral diartikan sebagai konversi sikap dan konsep primitif ke dalam standar moral yang komprehensif. Proses transformasi ini merupakan bagian dari/dan bergantung pada kumpulan pertumbuhan kognitif anak, yang timbul sejalan dengan hubungan anak dengan dunia luar. Teori perkembangan moral, antara lain, dikemukakan oleh Freud, Piaget, dan Kohlberg. 5) Teori Psikologi Ego Teori psikologi ego yang menjembatani psikoanalisis dengan psikologi perkembangan ini menggunakan pendekatan struktural untuk memahami individu dangan berfokus pada ego atau diri sebagai unsur mandiri. Ilmuan yang mendukung teori ini berkeyakinan bahwa ego dan unsur rasional yang menentukan pencapaian intelektual dan sosial terdiri dari sumber energi, motif dan rasa tertarik. Pada dasarrnya tidak ada satu teori pun yang secara lengkap dapat menjelaskan perkembangan jiwa anak dan menyimpulkan secara holistik tentang pennyimpangan kesehatan jiwa pada anak termasuk landasan intervensi yang perlu dilakukan. Oleh karena itu, dalam keperawatan jiwa pada anak dapat digunakan suatu pendekatan yang berfokus pada keterampilan kompetensi ego anak.

6

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA PADA ANAK USIA SEKOLAH

A. Pengkajian Perawat mengkaji penguasaan anak terhadap tiap area keterampilan yang dibuthkan anak untuk dapat menjadi seorang dewasa yang kompeten. Selain mengkaji keterampilan yang telah diuraikan tersebut, perawat juga perlu mengkaji data demografi, riwayat kesehatan terdahulu, kegiatan hidup anak sehari-hari, keadaan fisik, status mental, hubungan interpersonal, serta riwayat personal dan keluarga (Riyadi Sujono dan Sukarmin. 2009) 1. Data demografi Meliputi nama, usia, tempat dan tanggal lahir anak; nama, pendidikan, alamat orang tua; serta data lain yang dianggap perlu diketahui.riwayat kelahiran, alergi, penyakit dan pengobatan yang pernah diterima anak, juga perlu dikaji. Selain itu, aktivitas kehidupan sehari-hari anak meliputi keadaan gizi termasuk berat badan, jadwal makan dan minat terhadap makanan tertentu, tidur termasuk kebiasaan dan kualitas tidur, eliminasi meliputi kebiasaan dan masalah yang berkaitan dengan eliminasi, kecacatan dan keterbatasan lainnya. 2.

Pemeriksaan Fisik Perlu diperiksa keadaan kulit, kepala, rambut, mata, telinga, hidung, mulut, pernafasan, kardiovaskular, muskuloskeletal, dan neurologis anak. Pemeriksaan fisik lengkap sangat diperlukan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh gangguan fisik terhadap perilaku anak. Selain itu hasil pemeriksaan fisik berguna sebagai dasar dalam menentukan pengobatan yang diperlukan. Bahkan untuk mengetahui kemungkinan bekas penganiayaan yang pernah dialami anak.

3. Status mental Pemeriksaan status mental bermanfaat untuk memberikan gambaran mengenai fungsi ego anak. Perawat membandingkan perilaku dengan tingkat fungsi ego anak dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, status mental anak perlu dkaji setiap waktu dengan suasana yang santai dan nyaman bagi anak. Pemeriksaan status mental meliputi keadaan emosi, 7

proses berpikir, dan isi pikiran; halusinasi dan persepsi; cara bicara dan orientasi; keinginan untuk bunuh diri atau membunuh. Pengkajian terhadap hubungan interpesonal anak dilihat dalam hubungannya dengan anak sebayanya, yang penting untuk mengetahui kesesuaian perilaku dengan usia. 4. Riwayat personal dan keluarga Meliputi faktor pencetus masalah, riwayat gejala, tumbuh kembang anak, biasanya dikumpulkan oleh tim kesehatan. Data ini sangat diperlukan untuk mengerti perilaku anak dan membantu menyusun tujuan asuhan keperawatan. Pengumpulan data keluarga merupakan bagian penting dari pengkajian melalui pengalihan fokus anak sebagai indivdu ke sistem keluarga. Tiap anggota keluarga diberi kesempatan untuk mengidentifikasi siapa yang bermasalah dan apa yang telah dilakukan oleh keluarga untuk menyelesaikan masalah tersebut. B. Diagnosa Keperawatan Untuk menegakkan diagnosa keperawatan, data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisa sebagai dasar perencanaan asuhan keperawatan selanjutnya.dalam keperawatan psikiatri dapat digunakan PND (Psychiatric Nursing Diagnosis), NANDA (North American Nursing Diagnosis Association) dan DSM-III R (Diagnosis and Statistical Manual of Mental Disorders). C. Perencanaan Tujuan asuhan keperawatan disusun sesuai dengan kebutuhan anak, seperti modifikasi penyesuaian anak sekolah, dan perubahan lingkungan anak,. tujuan umumnya adalah sebagai berikut : 1) Memenuhi kebutuhan emosi anak dan kebutuhan untuk dihargai 2) Mengurangi ketegangan pada anak dan kebutuhan untuk berperilaku membangun 3) Membantu anak menjalin hubungan positif dengan orang lain 4) Membantu mengembangkan identitas diri anak 5) Memberikan anak kesempatan untuk menjalani kembali tahapan perkembangan

terdahulu yang belum terselelsaikan secara tuntas 6) Membantu anak berkomunikasi secara efektif 7) Mencegah anak untuk menyakiti baik dirinya maupun diri orang lain

8

8) Membantu anak memelihara kesehatan fisiknya dan meningkatkan uji coba realitas

yang tepat D. Implementasi Berbagai bentuk terapi pada anak dan kelurga dapat diterapkan, yang terdiri dari : 1. Terapi bermain Pada umumnya merupakan media yang tepat bagi anak untuk mengekspresikan konflik yang belum terselesaikan, selain juga berfungsi untuk : a.

Menguasai dan menggali kembali pengalaman masa lalu yang tidak dapat dikendalikan sebelumnya.

b. Berkomunikasi dengan kebutuhan yang tidak disadari c.

Berkomunikasi dengan orang lain

d. Menggali dan mencoba belajar bagaimana berhubungan dengan diri sendiri, dunia

luar, dan orang lain. e.

Mencocokkkan tuntutan dan dorongan dari dalam diri dengan realitas

f.

Meningktakan kreatifitas dan inisiatif

2. Terapi keluarga Semua anggota keluarga perlu diikutsertakan dalam terapi keluarga. Orangtua perlu belajar secara bertahap tentang peran mereka dalam permasalahan yang dihadapi dan bertanggung jawab terhadap perubahan yang terjadi pada anak dan keluarga. Biasanya cukup sulit bagi keluarga untuk menyadari bahwa keadaan dalam keluarga turut meninbulkan gangguan pada anak. Oleh karena itu perawat perlu berhati-hati dalam meningkatkan kesadaran keluarga. 3. Terapi kelompok Terapi kelompok dapat berupa suatu kelompok yang melakukan kegiatan atau berbicara. Terapi kelompok ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan uji realitas, mengendalikan impuls (dorongan internal), meningkatkan harga diri, memfasilitasi pertumbuhan, kematangan dan keterampilan sosial anak. Kelompok dengan lingkungan yang terapeutik memungkinkan anggotanya untuk menjalin hubungan dan pengalaman sosial yang positif dalam suatu lingkungan yang terkendal.

9

4. Pendidikan pada orang tua Pendidikan terhadap orang tua merupkan hal yang penting untuk mencegah gangguan kesehatan jiwa anak,. Orang tua diajarkan tentang tahap tumbuh kembang anak, sehingga orang tua dapat mengetahui perilaku yang sesuai dengan usia anak. Keterampilan berkomunikasi juga meningkatkan pengertian dan empati antara orangtua dan anak. Teknik yang tepat dalam mengasuh anak juga diperlukan untuk mengembangkan disiplin diri anak. Hal-hal lain seperti psikodinamika keluarga, konsep kesehatan jiwa, dan penggunaan pengobatan, juga diajarkan. 5. Terapi lingkungan Konsep terapi lingkungan dilandaskan pada kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang dialami anak. Lingkungan yang aman dan kegiatan yang teratur dan terprogram, memungkinkan anak untuk mencapai tugas terapeutik dari rencana penyembuhan dengan berfokus pada modifikasi perilaku. Program yang berfokus pada perilaku, memungkinkan staf keperawatan untuk memberikan umpan balik terus menerus kepada anak-anak tentang perilaku mereka sesuai jadwal kegiatan. Untuk perilaku yang baik, mereka menerima pujian, stiker atau nilai, tergantung pada tingkat perkembangannya. Sebaliknya, perilaku negatif tidak ditoleransi. E. Evaluasi Pada umunya pengamatan perawat berfokus pada perubahan perilaku anak. Apakah anak menunjukkan kesadaran dan pengertian tentang dirinya sendiri melalui refleksi diri dan meningkatnya kemampuan untuk membuat keputusan secara rasional. Anak harus mulai beradaptasi dengan lingkungannya dan tidak impulsif. Aspek yang perlu dievaluasi antara lain: 1. Keefektifan intervensi penanggulangan perilaku 2. Kemampuan untuk berhubungan dengan teman sebaya, orang dewasa dan orang tua

secara wajar 3. Kemampuan untuk melakukan asuhan mandiri 4. Kemampuan untuk menggunakan kegiatan program sebagai rekreasi dan proses belajar 5. Respons terhadap peraturan dan rutinitas. 6. Status mental secara menyeluruh 7. Koordinasi dan rencana pemulangan

10

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan Masa anak usia sekolah adalah masa dimana anak mulai belajar memasuki dunia pendidikan mengenal orang tua kedua dan teman sebaya .karena itu perlunya pemahaman akan penyesuaian diri dan semakin berkembang menjadi remaja itu seperti apa, sehingga para anak

tidak langsung stres dan kemudian mengira

perkembangan itu membuat mereka takut. Maka keluargalah yang seharusnya memberikan pemahaman pada anak usia sekolah, supaya tidak bertambah lagi anak usia sekolah bergaul sembarangan yang ada di Indonesia. Selain orang tua, Jadi, para anak usia sekolah pun dituntut untuh lebih peka terhadap setiap pengaruh yang ada. Anakpun harus bisa memilih mana yang baik dari setiap perilaku yang akan mereka lakukan, agar tidak merugikan dirinya dan orang lain. B. Saran Diharapkan kepada mahasiswa keperawatan agar dapat lebih memahami tentang asuhan keperawatan terhadap anak usia sekolah mulai dari pengkajian sampai penatalaksanaan.

11

DAFTAR PUSTAKA



Hamid, Y. 2008. Bunga Rampai Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa Jakarta :EGC



Nasir Abdul dan Abdul Muhith. 2011. Dasar-dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika



Riyadi Sujono dan Sukarmin. 2009. Asuhan Keperawatan pada Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu



Yupi, Supartini. 2010. Buku Ajar Konsep dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC

12

Related Documents


More Documents from "nopia antary antari"

Laporan 7.docx
October 2019 31
Bab I.docx
December 2019 55
Roda De Alimentos
July 2020 33