MODUL 2 MODEL PENGELOLAAN DAN PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP Pada pembahasan ini kita akan mempelajari model-model pengelolaan PKR dan metode pembelajaran dalam PKR. Setelah kita mempelajari materi pembelajaran ini diharap kita mempunyai kemampuan untuk dapat: 1. Menjelaskan prinsip dan model pengelolaan PKR 2. Membandingkan berbagai model pengelolaan PKR di SD 3. Menjelaskan prinsip dedaktik metodik PKR 4. Menerapkan prosedur dasar PKR 5. Menerapkan berbagai model interaksi kelas dalam PKR Menguasai kemampuan pembelajaran dalam PKR penting bagi setiap guru kelas, baik yang selalu mengajar kelas rangkap di SD kecil maupun sewaktu-waktu harus mengajar kelas rangkap karena ada guru lain yang terpaksa tidak hadir mengajar. Apabila kita tampil dengan mantap maka, murid kitapun akan merasa senang untuk belajar karena suasana kelas lebih menarik, menantang dan menyenangkan. Agar kita dapat tampil sebagai guru PKR yang mantap, dalam makalah ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan model pengelolaan dan pembelajaran kelas rangkap sebagai berikut: 1. Prinsip dan model pengelolaan PKR 2. Prinsip didaktik-metodik dan prosedur dasar PKR 3. Model interaksi kelas dalam PKR.
KEGIATAN BELAJAR 1 Prinsip dan Model Pengelolaan PKR Ciri-ciri utama PKR, yaitu: 1. Seorang guru 2. Menghadapi dua kelas atau lebih 3. Satu kelas dengan dua atau beberapa kelompok siswa yang berbeda kemampuan. 4. Untuk membimbing belajar dalam satu mata pelajaran atau lebih.
5. Beberapa topik yang berbeda dalam satu mata pelajaran. 6. Dalam satu atau lebih dari satu ruangan. 7. Pada jam pelajaran yang bersamaan. Proses pembelajaran yang baik adalah proses pembelajaran yang efektif yang menurut Karweit (1987) ditandai oleh 3 hal sebagai berikut: 1. Sebagian terbesar dari waktu yang tersedia benar-benar digunakan untuk belajar siswa 2. 3.
Kualitas pembelajaran guru sangat memadai Sebagian terbesar atau seluruh siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar
Guru juga harus menerapkan beberapa hal yang tidak kalah penting dalam melakukan pembelajaran, yaitu memperhatikan siswa (alertness), merasa bersama siswa (wittingness) dan prinsip ketika pada waktu yang sama dapat menangani beberapa kegiatan (overlappingness). Model Pengelolaan PKR adalah sebagai berikut ; a. Model Utama : PKR Murni : PKR 221 2 kelas, 2 mata pelajaran, 1 ruangan b. Model Alternatif : PKR Modifikasi : PKR 222 2 kelas, 2 mata pelajaran, 2 ruangan c. Model Alternatif : PKR Modifikasi : PKR 333 3 kelas, 3 mata pelajaran, 3 ruangan Setiap model memiliki kekuatan dan keelmahan. Dalam praktik semua terpeluang pada tujuan belajar, kemampuan dan sarana belajar yang tersedia. a. Model PKR 221 Pada model PKR 221 ini, seorang guru mengajar dua kelas misalkan kelas 5 dan kelas 6, dengan dua mata pelajaran IPS dan IPA, dalam suatu ruangan. Langkah-langkah pembelajaran pada model ini, dapat diperhatikan matriks berikut ini. Kegiatan/waktu Kelas V (IPS) Kelas VI (IPA) 1. Pendahuluan (10*)
Pengantar dua pengarahan dalam satu ruangan: penjelaskaan scenario dan hasil belajar
2. 3. 4. 5.
Kegiatan inti 1 (20*) Kegiatan inti 2 (20*) Kegiatan inti 3 (20*) Penutup (10*)
Tugas individual Kerja kelompok Kerja kelompok Ceramah Tanya jawab Ceramah, kerja keompok Diskusi, Tanya jawab Review, penatan, komentar dan tindak lanjut. Persiapan kegiatan belajar berikutnya
Dengan menerapkan model PKR ini, ikutilah petunjuk sebagai berikut. a. Pada kegiatan pendahuluan, lebih kurang 10 menit pertama, guru memberikan pengantar dalam satu ruangan. Gunakan dua papan tulis atau satu papan tulis di bagi dua. Tuliskan topic dan hasil belajar yang diharapkan dari kelas 5 dan kelas 6. Ikut langkah-langkah untuk masing-masing kelas yang akan di tempuh selama pertemuan. b. Pada bagian inti 1,2,3, lebih kurang 60 menit, terapkan aneka metode yang sesuai dengan tujuan untuk masing-masing kelas. Selama kegiatan berlangsung adakan pemantapan, bimbingan, balikan sesuai dengan keperluan. Gunakan keterampilan dasar yang sesuai. c. Pada kegiatan penutup lebih kurang 10 menit terakhir, berdirilah di depan kelas menghadapi kedua kelas untuk mengadakan reviuw atas materi dan kegiatan yang baru berlaku. Berikan komentar dan penguatan sesuai keperluan. Kemudian berikan tindak lanjut berupa beberapa tugas atau apa saja sebagai bahan untuk pertemuan berikutnya atau mungkin untuk hari berikutnya. b. Modul PKR 222 Pada model pembelajaran kelas rangkap 222, guru menghadapi dua kelas. Misalnya kelas 5 dan kelas 6, untuk mengajar matematika di kelas 5 dan IPA di kelas 6. Topik yang di ajarkan tidak memiliki saling keterkaitan. Proses berlangsung dalam dua ruangan berdekatan yang berhubungan dengan pintu. Langkah-langkah pembelajaran dapat diperhatikan matrik berikut ini. Kegiatan/waktu 1. Pendahuluan (10’)
2. 3. 4. 5.
Kegiatan inti 1(15’) Kegiatan inti 2(15’) Kegiatan inti 3(15’) Kegiatan inti 4(15’)
Kelas V (matematika)
Kelas VI (IPA)
Pengantar dan pengarahan umum diberikan secara bersama dalam dua ruangan yang berhubungan, penjelasan scenario dan hasil belajar. Penjelasan guru Kegiatan individual Tanya jawab Kegiatan individual Kerja individual Tanya jawab Kerja individual Tanya jawab
6. Penutup (10’)
a.
b.
c.
d.
Reviuw umum, pergantian, penguatan, tindak lanjut, tugas. Pengantar jam pelajaran berikutnya.
Untuk menerapkan model ini kita perlu mngikuti pentunjuk sebagai berikut. Pada kegiatan pandahuluan lebih kurang 10 menit pertama, satukan murid kelas V dan kelas VI dalam satu ruangan yang tempat duduknya mencukupi. Berikan pengantar dan pengarahan umum seperti yang kita lakukan pada model PKR 221. Bila tidak mungkin menyatukan murid dalam satu ruangan, gunakan halaman atau teras, dan bila tidak mungkin lagi murid tetap diruang masingmasing tetapi guru berada di depan pintu yang menghubungkan antara dua kelas. Pada kegiatan inti lebi kurang 60 menit berikutnya, tetapkan aneka metode yang sesuai untuk masing-masing kelas. Yang perlu di perhatikan adalah jangan sampai pada saat kita sedang menghadapi kelas yang satu, kelas yang lain tidak ada kegiatan sehingga murid ribut. Atur kepindahan kita sebagai guru dari ruang ke ruang secara seimbang, artinya jangan banyak menggunakan waktu di satu ruang. Ada saat dimana kita harus di pintu penghubung. Pada kegiatan penutup lebih kurang 10 menit terakhir berdirilah di pintu penghubung menghadapi kedua kelas untuk mengadakan review umum mengenai materi dan kegiatan yang baru berlaku. Berikan komentar dan penguatan sesuai dengan keperluan. Setelah itu, berikan tindak lanjut berupa tugas untuk masing-masing kelas, kemudian persiapan untuk jam pelajaran. Sebaiknya, untuk menerapkan model PKR 222 ini, aturlah tempat duduk murid sedemikian rupa sehingga pandangan murid mengarah kedepan dan kearah pintu penghubung.
d. Mdel PKR 333 Pada model pembelajaran kelas rangkap 333 guru menghadapi tiga kelas untuk mengajarkan tiga mata pelajaran. Misalnya kelas 4 dengan mata pelajaran matematika, kelas 5 dengan mata pelajaran IPS, dan kelas 6 dengan mata pelajaran IPA dalam 3 ruangan. Untuk memahami langkah-langkah pembelajaran perhatikan matrik berikut ini. Kegiatan/waktu Pendahuluan (10’)
Kelas IV (Mat)
Kelas V(IPS)
Kelas VI (IPA) Pengantar dan pengarahan umum diberikan secara bersama-sama di salah satu ruangan. Penjelasan scenario dan hasil belajar yang ingin dicapai.
Kegiatan inti 1. Tugas individual Kerja kelompok 20’ Kegiatan inti 2. Ceramah dan Tugas individual 20’ Tanya jawab Kegiatan inti 3. Kerja kelompok Ceramah dan 20’ Tanya jawab Penutup 20’ Review penguatan atau komentar dan Persiapan kegiatan belajar berikutnya.
Ceramah dan Tanya jawab Kerja kelompok Tugas individual tindak lanjut.
Untuk menerapkan model ini, kita perlu mengikuti petunjuk berikut ini. a.
b.
c.
d.
Pada kegiatan lebih kurang 10 menit pertama, kumpulkan semua murid kelas 4, 5, dan 6 dalam satu ruangan yang cukup. Berikan pengantar dan pengarahan umum. Bila tidak mungkin menyatukan murid dalam satu ruangan, dapat mencari tempat di luar ruangan misalnya di halaman sekolah atau taman sambil berdiri atau duduk. Berikan pengantar atau pengarahan yang berisi prosedur kegiatan belajar yang akan dilakukan oleh semua murid. Pada kegiatan ini lebih kurang 60 menit, terapkan berbagai metode yang cocok dengan memanfaatkan sumber belajara yang tersedia. Penggunaan lembar kerja murid sangat di anjurkan terutama pada kegiatan belajar murid yang bersifat mandiri. Dengan demikian kegiatan belajar murid tidak banyak tergantung pada kehadiran guru di muka kelas atau tempat belajar. Tingkatkan kadar kemandirin belajar murid. Proses saling membimbing antar tutor sangat di anjurkan. Guru selalu memanfaatkan kegiatan murid dan untuk ini guru berada diantara masing-masing kelompok. Pada kegiata penutup lebih kurang 10 menit terakhir, guru harus berada diantara masing-masing kelompok atau kelas untuk mengadakan review umum tentang kegiatan belajar yang telah dilakukan murid. Berikan komentar dan penguatan sesuai keperluan. Selanjutnya berikan tindak lanjut berupa tugas kepada masing-masing kelas. Kemukakan hal-hal yang perlu di persiapkan untuk pembelajaran berikutnya. Model PKR 333 ini memang agak rumit dalam pengelolahannya. Maka kita harus memiliki gaya gerak pedagogis yang tinggi. Keunggulan metode ini adalah terletak pada intensitas kemandirian belajar setiap kelas dan terbebas dari situasi belajar kelas lainnya.
KEGIATAN BELAJAR 2 Prinsip Didaktik-Metodik dan Prosedur Dasar PKR Didaktik berasal dari bahasa latin didasco/didascein diartikan sebagai ilmu mengajar/pengetahuan tentang bagaimana mengajar yang berkenaan dengan bagaimana menerapkan teori dan konsep ilmu terapan atau ilmu pendidikan praktis (seperti psikologi, sosiologi, komunikasi dll) yang sesuai dalam upaya membimbing dan menciptakan situasi belajar. Sedangkan Metodik berasal bahasa latin metodos yang diartikan sebagai cara atau strategi mengajar yang mengacu pada penataan urutan kegiatan pembelajaran yang terperinci. Prinsip-prinsip didaktik dan metodik : 1. Konsep-konsep pembelajaran yang relevan dan perlu diterapkan dalam PKR sehingga membentuk suatu sistem. 2. Keterampilan prosedural pembelajaran, khususnya berkenaan dengan membuka dan menutup pembelajaran, mendorong belajar aktif dan belajar mandiri dalam mengelola kelas PKR. Bagaimana Mengawali dan Mengakhiri Pelajaran 1) Mengawali pelajaran a. Menarik perhatian siswa 1. Memperlihatkan benda, alat, dan gambar yang berhubungan dengan materi 2. Memberikan aba-aba perhatian dan ucapan salam pembuka 3. Membunyikan sesuatu, misalnya peluit b. Menimbulkan motivasi (ekstrinsik/instrumental dan intrinksik) 1. Kehangatan dan semangat (warmth and enthuasiasm) 2. Ide yang bertentangan (conflicting/ controversial ideas) 3. Minat siswa b. Memberikan acuan belajar 1. 2. 3. 4.
Tujuan dan batas-batas tugas Langkah-langkah yang akan ditempuh Masalah pokok sebagai pusat perhatian Pertanyaan pemicu belajar
d. Membuat kaitan atau jalinan konseptual 1. Penyampaian pertanyaan apersepsi 2. Perangkuman materi pelajaran yang lalu dengan maksud memetakan yang telah dipelajari siswa 2) Mengakhiri Pelajaran a. Meninjau Kembali b. Mengadakan evaluasi penguasaan siswa
c.
1. Mendemonstrasikan keterampilan siswa 2. Menerapkan ide baru pada situasi lain 3. Mengemukakan pendapat sendiri 4. Mengerjakan soal-soal tertulis Memberikan tindak lanjut. 1. Memberi pekerjaan rumah 2. Merancang sesuatu 3. Mengomunikasikan sesuatu
Bagaimana Mendorong Belajar Aktif dan Membiasakan Belajar Mandiri Belajar mandiri adalah proses memperoleh pengetahuan, nilai dan sikap, keterampilan dan kebiasaan belajar melalui pemanfaatan rangsangan dari luar diri murid untuk membangkitkan kemampuan belajar secara optimal. Untuk dapat menumbuhkan proses belajar mendiri perlu perlu diciptakan iklim belajar yang baik, yang ditandai oleh adanya suasana hangat, menarik dan menyenangkan. Ada beberapa alasan yang dapat kita simak, mengapa belajar mandiri perlu digalakkan. a. Ada bukti yang kuat bahwa individu yang berinisiatif dalam belajar dapat belajar lebih banyak, dan lebih baik dari pada individu yang tergantung pada guru. b. Belajar mandiri lebih sesuai dengan prose salami perkembangan mental individu. c. Perkembangan baru dalam berbagai aspek pendidikan menampilkan murid sebagai pelajar yang aktif (Knowles. 1975).
Untuk dapat mengembangkan murid sebagai pelajar yang aktif, guru PKR perlu menguasai beberapa keterampilan seperti berikut: a. Membimbing Diskusi Kelompok Kecil Metode pembelajaran yang paling potensial dalam PKR adalah metode diskusi atau kerja kelompok, terutama kelompok kecil. Apalagi karena kelas PKR di SD kecil sejumlah muridnya sedikit. Kelompok kecil dalam kelas PKR bisa dibentuk untuk masing-masing kelas atau lintas kelas. Besar kelompok tergantung pada jumlah murid, kelompok terkecil berjumlah 2 orang dan paling besar 5 orang. Keterampilan yang perlu dikuasai guru PKR dalam menata diskusi atau kerja kelompok kecil adalah: 1) Memusatkan perhatian murid 2) Memperjelas masalah yang menjadi pusat perhatian 3) Menganalisis pendapat murid 4) Memberi kesempatan kepada murid untuk mengeluarkan pendapat 5) Memeratakan kesempatan untuk berbicara 6) Memacu proses berfikir murid 7) Menutup diskusi dengan laporan b. Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan Di SD kecil, ada kalanya yang dihadapi hanya 1-2 orang dalam satu kelas, sehingga dapat dirangkap dengan kelas lain yang jumlahnya lebih banyak meskipun tak sebanyak kelas normal. Bahkan ada SD yang jumlah murid seluruhnya hanya 15-20 orang. Ruangan yang digunakan hanya satu ruang dengan atau tanpa sekat. Untuk menghadapi situasi semacam ini, guru PKR dituntut untuk menguasai keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan. Dalam pengajaran kelompok kecil dan perorangan ada sejumlah peran guru yang perlu dihayati yaitu guru sebagai: 1) Penata kegiatan belajar-mengajar 2) Sumber informasi bagi murid 3) Pendorong belajar siswa 4) Penyedia materi dan pembuka kesempatan belajar murid 5) Pendiagnosis kebutuhan belajar murid 6) Member kemudahan belajar sesuai kebutuhan murid 7) Mitra kerja dalam kegiatan belajar
Agar dapat memainkan peran-peran tersebut diatas guru PKR perlu menguasai sejumlah keterampilan sebagai berikut: 1) Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi. Tindakan perhatian yang hangat Dengarkan pendapat murid Berikan respon yang positif Ciptakan hubungan saling percaya Tunjukan kesediaan membantu murid Bersikaplah terbuka terhadap perasaan murid Kendalikan situasi agar murid merasa aman 2) Keterampilan menata kegiatan belajar-mengajar Adakan pengenalan umum mengenai isi dan latar kegiatan belajar Gunakan fariasi kegiatan sesuai kebutuhan Adakan pengelompokan murid sesuai dengan tujuan Jangan lupa mengkoordinasikan aneka kegiatan yang berlangsung Berikan perhatian pada berbagai tugas yang diberikan Usahakan pada akhir kegiatan selalu ada penyimpulan 3) Keterampilan mengarahkan dan member kemudahan belajar Berikan penguatan terhadap perilaku murid yang baik Bersikap tanggap terhadap keadaan murid Berikan bantuan belajar sesuai kebutuhan untuk belajar lebih lanjut Adakan pemantapan terhadap kegiatan kelompok dan perorangan c. Mengadakan Variasi Variasi dalam kegiatan belajar mengajar adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi murid serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan Variasi juga disebut keanekaragaman. Dalam pembelajaran, keanekaragaman menyangkut gaya mengajar, media, sumber, dan pola interaksi serta kegiatan belajar-mengajar. Marilah sekarang kita mengkaji ketiga jenis fariasi tersebut. 1) Variasi Gaya Mengajar Gaya mengajar adalah pola penampilan guru dalam mengolah dan mengelolah rangsangan belajar dan lingkungan belajar yang memungkinkan tumbuhnya dinamika proses belajar murid. Dinamika proses belajar tercermin pada perhatian, semangat, dan rasa senang, betah atau keasikan murid dalam mempelajari sesuatu.
Penampilan mengajar guru diwarnai oleh keterampilam guru dalam: a. Bicara: kecepatan, kejernihan, tekanan, volume dan kefasihan. b. Perhatian: pemusatan perhatian murid, persebaran perhatian pada kegiatan murid secara bersamaan. c. Kesenyapan: berhenti bicara sebentar untuk mendapatkan ide. d. Kontak pandang: semua murid mendapat tatapan hangat dari guru. e. Olah gerak dan mimic: gerak fisik dan tampilan wajah. f. Alih posisi: berdiri yang memungkinkan murid merasakan perhatian sama. 2) Variasi Media Dan Sumber Media adalah alat dan behan yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan pesan yang dapat berupa ide, informasi, pendapat kapada murid. Media dapat berbentuk visual (terlihat), audio(terdengar) dan teraba. Coba carilah contohnya! Sumber adalah benda, manusia, situasi yang berisikan/menghasilkan informasi, data, fakta, ide, rangsangan yang dapat digunakan oleh guru dan murid dalam berkomunikasi. Sember dapat berupa barang cetak(buku, modul), bahan terekam (kaset audio), bahan tersiar (radio, TV), manusia sumber, dan pengaruh yang di timbulkan oleh masing-masing jenis sumber tersebut. Keterampilan guru memenfaatkan aneka ragam media dan sumber secara tepat guna dan layak dapat membangun suasana belajar-mengajar yang menarik, menantang, menyenangkan, dan mengasikkan. Untuk itu guru sebaiknya terampil dalam memilih, menyelesaikan, menggunakan dan bila mungkin mengolah kembali media dan sumber sesuai kebutuhan. 3) Variasi Pola Interaksi Dan Kegiatan Pola interaksi dari guru dengan murid dalam kegiatan belajar-mengajar sangat beraneka ragam, mulai dari yang didominasi guru sampai kegiatan yang dilakukan sendiri oleh murid. Proses belajar murid harus di artikan sebagai aktifitas individu dalam membangun pengetahuan melalui pengalaman. Pengalaman belajar yang baik dan bermakna adalah pengalaman belajar yang dibangun melalui aneka ragam pola interaksi dan kegiatan yang sengaja dikembangkan oleh guru. Oleh karena itu guru harus menguasai pola interaksi dan kegiatan. Bila dilihat dari jumlah peserta murid dalam suatu kegiatan belajar dapat berupa kegiatan perorangan, pasangan, kelompok kecil, kelompok besar, dan secara klasikal. Pola interaksi yang bisa terjadi pada setiap jenis kegiatan tidak selalu sama. Jenis pola interaksi tersebut adalah: a. Pola interaksi perseorangan (pola INPERS) b. Pola interaksi pasangan (pola INPAS) c. Pola interaksi kelompok kecil (pola INKK) d. Pola interaksi kelompok besar (pola INKB)
e. Pola interaksi klasikal (pola INKLAS) Bila dilihat dari kegiatannya terdapat beberapa jenis yang dapat digunakan dikelas antara lain: a. Membaca b. Menggunakan lembar kerja c. Bercerita d. Berdialog/berdiskusi e. Mengadakan percobaan f. Mendengarkan kaset/radio g. Bernyanyi h. Mengamati lingkungan Bagaimana Mengelola Kelas PKR dengan Baik? Kelas PKR memerlukan perhatian yang lebih dari kelas biasa, karena karakteristik pembelajaran dalam PKR jauh lebih beragam daripada di kelas biasa. Tetapi tuntutan pedagogisnya sama yaitu iklim kelas yang perlu diciptakan harus memungkinkan murid dapat memanfaatkan waktu belajar secara efektif. Untuk dapat menciptakan dan memelihara suasana kelas yang memungkinkan optimal kualitas pembelajarannya dan keterlibatan murid, perlu pengelolaan kelas yang baik. Keterampilan mengelolah kelas mencakup kemampuan guru untuk: a. Menciptakan dan Memelihara Situasi Kelas yang Optimal Situasi kelas yang optimal ditandai oleh tingginya waktu yang digunakan untuk mendorong murid melakukan tugas-tugas dan waktu yang digunakan oleh murid untuk melibatkan diri dalam interaksi kelas. Untuk dapat menciptakan situasi tersebut guru sebaiknya terampil dalam: 1) Menanggapi dengan penuh perhatian hal-hal yang mengganggu jalannya interaksi belajar-mengajar. Misalnya, bila ada murid yang bercerita sendiri. 2) Memeratakan perhatian terhadap semua kelompok secara visual maupun verbal. Bicara dengan jelas sehingga semua murid bisa mendengarkan arahan dan pandangan guru kesemua murid. 3) Memberikan penugasan kepada kelompok dengan jelas sehingga murid-murid memahami tugas dan peranan serta tanggungjawabnya dalam kegiatan belajar mengajar. 4) Member teguran dengan arif bila melihat terjadinya perilaku menyimpang dari murid. Teguran yang kasar bukan saja tak efektif, tetapi dapat melukai perasaan murid.
5) Memberikan penguatan verbal, gestural, kegiatan, kedekatan dan token sesuai dengan keperluan dan situasi secara wajar. Berikan pujian terhadap perilaku yang baik untuk mendorong munculnya perilaku baik lebih sering muncul. b. Mengendalikan Kondisi Belajar yang Optimal dan Mengatasi Perilaku Murid yang Menyimpang. Bila ada murid yang berperilaku menyimpang janganlah dibiarkan, tetapi harus dikendalikan. Hakekat belajar adalah perubahan, maka bila anda melihat adanya perilaku menyimpang harus segera kita ubah menjadi perilaku yang baik. Mengubah perilaku menyimpang dapat dilakukan dengan cara: 1) Mengajarkan dan member contoh perilaku yang diinginkan. 2) Menguatkan perilaku yang baik dengan pujian yang wajar 3) Member hukuman dengan cara yang benar dan wajar terhadap perilaku menyimpang. Dalam upaya mengatasi perilaku yang menyimpang ada sejumlah teknik yang dapat digunakan yaitu: 1) Mengabaikan sementara yang direncanakan. 2) Melakukan campur tangan dengan isyrat 3) Mengawasi dari dekat. 4) Menerima perasaan negative dari murid 5) Mendorong murid mengungkapkan perasaannya. 6) Menjauhkan benda-benda yang dapat mengganggu. 7) Menghilangkan ketegangan dengan humor. 8) Mengatasi penyebab gangguan. 9) Membatasi secara fisik. 10) Menjauhkan pengganggu.
KEGIATAN BELAJAR 3 Aneka Model Interaksi Kelas Rangkap dalam PKR Kegiatan inti dalam PKR model 221, 222, dan 333 dengan jelas mempersyaratkan pemanfaatan aneka ragam proses belajar. Untuk itu setiap guru PKR perlu memahami dan dapat menerapkan aneka model pembelajaran. Dengan cara itu anda sebagai guru PKR akan lebih siap dan lebih percaya diri. Murid-murid akan merasa senang untuk mengikuti pelajaran kelas rangkap. Salah satu unsur penting dalam pembelajaran dapat ditingkatkan melalui penerapan aneka model pembelajaran. Unsur penting kedua dalam pembelajaran
efektif adalah luas dan bermaknanya keterlibatan murid dalam proses belajar. Untuk ini pun kita memerlukan penguasaan aneka pelajaran. Baiklah marilah kita mengkaji ciri-ciri pokok pada setiap model dan keterlaksanaannya model tersebut dalam pembelajaran. Ada beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan. Format atau model pembelajaran tersebut antara lain adalah: 1. Proses Belajar Arahan Sendiri (PBAS) 2. Proses Belajar Melalui Kerja Sama (PBMKS) yang meliputi: a. Olah Pikir Sejoli (OPS) b. Olah Pikir Berebut (OPB) c. Konsultasi Intra Kelompok (KIK) d. Tutorial Teman Sebaya (TTS) e. Tutorial Lintas Kelas (TLS) f. Diskusi Meja Bundar (DMB) g. Tugas Diskusi dan Resitasi (TDR) h. Aktivitas Tugas Tertutup (ATTu) i. Aktivitas Tugas Terbuka (ATTa) Untuk masing-masing model akan disajikan urutan langkah-langkahnya dan saran penggunaan dalam PKR. 1.
Proses Belajar Arahan Sendiri (PBAS)
Langkah-langkah Kategori Kegiatan
Bentuk Kegiatan
Penyelesaian
· Menemukan informasi esensial · Membuat catatan tentang hal yang penting · Mengeksplorasikan ide pokok
Pemahaman
· Melihat bahwa lebih awal · Meggunakan bahasa isyarat kontekstual · Mencari sumber bahan · Mengkaji ulang bahan · Mengingat butir penting · Mengetes sendiri · Merancang cara belajar sendiri
Penguatan Ingatan
Penjabaran Lanjutan
· Bertanya pada diri sendiri · Membentuk citra sendiri · Menarik analogi dan metapora
Pengintegrasian
· Mengungkapkan sendiri · Membuat ilustrasi atau diagram · Menggunakan banyak sumber · Mengaitkan dengan pengetahuan yang dimiliki · Menjawab permasalahan sendiri
Pemantauan
· Mengecek apa yang dikuasai · Menyadari kekuatan kelemahan diri sendiri
telah dan
Model ini digunakan sebagai model belajar mandiri. Belajar mandiri bisa dilakukan secara perorang atau kelompok. Belajar mandiri adalah mencari dan mengolah informasi atas dasar dorongan belajar dari dalam diri. Maksudnya murid tanpa menunggu datangnya tugas dari orang lain. Peran guru dalam model ini benar-benar sebagai pengarah dan pemberi kemudahan dalam belajar bagi murid. Dalam hubungan ini guru bertugas memelihara kelangsungan belajar. Keberhasilan belajar sebagian besar terletak pada berhasil tidaknya PBAS dibiasakan di lingkungan sekolah. 2.
Proses Belajar Melalui Kerja Sama (PBMKS) a. Olah Pikir Sejoli (OPS) Model ini mempunyai langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut; Tahapan Rincian Kegiatan 1 2
3
4
· Murid menyimak pertanyaan yang diajukan oleh guru · Semua murid diberi kesempatan untuk memikirkan jawaban atas pertanyaan tersebut · Guru memberi isyarat agar murid secara berpasangan duduk untuk mendiskusikan jawaban yang telah dipikirkan sendiri dan merumuskan jawaban mereka. · Masing-masing pasangan dimint untuk menyampaikan jawabannya dalam diskusi kelas dengan bimbingan guru
Model ini memiliki ciri pada komunikasi banyak arah secara bertahap. Tahap pertama dan kedua mewadahi komunikasi satu arah yaitu guru-murid. Tahap ketiga mewadahi komunikasi timbal balik dalam kelompok kecil dua orang sebagai persiapan komunikasi banyak arah pada tahap keempat. Pada dasarnya model ini
memiliki tujuan membina kerjasama dan komunikasi sosial. Dalam penggunaanya model ini guru berperan sebagai moderator, pengatur dan manager atau pengelola kelas. b. Olah Pikir Berebut (OPB) Model ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut: Tahapan Rincian Kegiatan · Guru mengajukan pertanyaan yang meminta banyak 1 jawaban 2
· Murid secara perorangan berfikir dan selanjutnya memberi jawaban secara lisan
Model ini termasuk ke dalam proses mengemukakan pendapat yang dirangsang dengan pertanyaan menyebar dan memiliki kemungkinan banyak jawaban. Tujuan dari model ini adalah untuk melibatkan sebanyak mungkin murid dalam menggali jawaban dari murid, untuk mengemukakan pendapatnya. Peran guru yang utama adalah sebagai penanya, moderator dan manager kelas. c. Konsultasi Intra Kelompok (KIK) Model ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut: Tahapan Langkah · Murid diminta menyiapkan alat tulis di tempat dan di atas 1 meja masing-masing. · Satu orang untuk setiap kelompok diminta membacakan 2 pertanyaan pertama dari beberapa pertanyaan yang telah disiapkan · Semua murid berusaha untuk menjawab pertanyaan dari 3 buku yang tersedia atau dari hasil diskusi kelompok · Murid yang tidak bertugas membaca pertannyaan pada setiap kelompok ditugasi untuk mengecek apakah murid dalam 4 kelompok lain mengerti maksud pertanyaan yang diberikan dan menyepakati jawaban yang diberikan. · Bila telah dicapai kesepakatan mengenai jawaban atau pertanyaan itu. Semua murid mengambil alat tulis dan 5 menuliskan jawaban dengan kata-kata sendiri pada buku catatan masing-masing · Meneruskan kegiatan untuk pertanyaan ke 2 dan seterusnya 6 sampai merata keseluruhan murid dalam masing-masing kelompok.
Tujuan model ini adalah untuk mengembangkan kemampuan dan kebiasaan saling membagi ide dan membuat kesempatan bersama mengenai suatu hal serta menuangkan hasil kesepakatan itu dengan bahasa sendiri. Model ini mungkin lebih cocok digunakan untuk kelas IV, V dan VI Sekolah Dasar d. Tutorial Teman Sebaya (TTS) Model ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut: Tahapan Langkah 1 Pilihlah murid yang memiliki kemampuan di atas rata-rata Berikan tugas khusus untuk membantu temannya dalam bidang 2 tertentu 3 Guru selalu memantau proses saling membantu tersebut Berikan penguatan kepada kedua belah pihak agar murid yang 4 membantu dan yang dibantu merasa senang Model ini dirancang untuk mengembangkan sikap dan kebiasaan saling membantu antar teman sebaya. Hal yang perlu diperhatikan untuk keberhasilan program tutorial ini adalah sebagai berikut: 1. Mulailah dengan tujuan yang jelas dan mudah dicapai. 2. Jelaskan tujuan itu kepada seluruh murid 3. Siapkan bahan dan sumber belajar yang memadai 4. Gunakan cara yang praktis 5. Hindari kegiatan yang bersifat mengulang yang telah dilakukan oleh guru 6. Pusatkan kegiatan tutorial kepada keterampilan pikiran yang diminta di kelas. 7. Berikan latihan singkat mengenai kegiatan yang akan dilakukan tutor 8. Lakukan pemantauan terhadap proses belajar yang terjadi melalui tutorial
e. Tutorial Lintas Kerja (TLK) Model ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut: Tahapan 1 2 3 4
Langkah Pilihlah murid yang memiliki kemampuan di atas rata-rata Berikan tugas khusus untuk membantu murid adik kelasnya Guru selalu memantau proses saling membantu antara murid Berikan penguatan kepada kedua belah pihak agar murid yang membantu dan yang dibantu merasa senang
Model ini digunakan secara lintas kelas. Murid yang lebih tinggi dan mempunyai kepandaian ditugasi untuk membantu kelompok murid kelas dibawahnya. Misalnya murid kelas VI membantu murid kelas V atau kelas V.
f. Diskusi Meja Bundar (DMB) Model ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut: Tahapan 1 2 3
Langkah · Murid dibagi kedalam kelompok kecil berjumlah 3-4 orang · Pelaksanaan diskusi kelompok murid · Pelaporan hasil diskusi murid
Model ini dirancang untuk membangun keterampilan mengemukakan ide secara tertulis melalui situasi kerja kelompok. Model ini hampir sama dengan model OPB, hanya dalam model OPB jawaban murid disampaikan secara lisan. Penggunaan model ini lebih tepat di kelas IV keatas. g. Tugas Diskusi Resitasi (TDR) Model ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut: Tahapan Langkah 1 · Pemberian tugas dari guru 2 · Pelaksanaan diskusi kelompok murid 3 · Pelaporan hasil diskusi murid Model TDR ini merupakan kombinasi dari metode pemberian tugas dan diskusi. Metode ini cocok digunakan di kelas IV ke atas. Tujuan model ini mengembangkan keterampilan akademis yang digapai melalui situasi kerja sama. Dalam model ini guru berperan sebagai manager kelas dan nara sumber. h. Aktifitas Tugas Tertutup (ATTu) dan Aktivitas Tugas Terbuka (ATTa) Model ATTu dan ATTa, tidak memiliki langkah-langkah khusus, karena itu berlaku prosedur pemberian tugas biasa. Yang menjadi ciri khas dalam kedua model ini ialah dalam sifat tugasnya. Tugas tertutup berbentuk tugas yang hanya memerlukan satu jawaban yang benar. Sedang tugas terbuka berbentuk tugas yang menuntut hasil yang beraneka ragam, misalnya membuat karangan. Model ini dapat digunakan untuk berbagai bidang studi. Dalam kelas PKR model ini lebih tepat digunakan di kelas IV ke atas. Peran guru adalah sebagai narasumber dan manager kelas. Tujuan dari model ini adalah melatih keterampilan berpikir kognitif dan komunikasi secara tertulis.
BAGAIMANA MEMELIHARA SUASANA BELAJAR? Perbedaan yang terlihat mengenai PKR dan pembelajaran kelas biasa adalah dalam keserbagandaan,baik itu mencakup dua kelas atau lebih, satu atau lebih mata pelajaran, satu atau lebih topik, satu atau lebih model belajar, maupun satu atau lebih ruangan belajar. Mengingat keadaan keserbagandaan dalam PKR, guru dituntut untuk dapat : 1. Memelihara disiplin kelas untuk memungkinkan setiap siswa selalu berada 2. 3.
dalam tugas belajarnya dan tidak mengganggu siswa lainnya. Menciptakan dan memelihara suasana kelas yang menarik Selalu sadar & merasa terikat oleh tujuan belajar yang telah dirumuskan dengan tepat