Tugas Kelompok 2.docx

  • Uploaded by: Syeh Abidin
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Kelompok 2.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,801
  • Pages: 10
PENDAHULUAN Sebagai pedoman hidup bagi manusia, pembicaraan dalam al-Qur’an sangatlah unik. Dalam al-Qur’an sendiri terdapat banyak pembicaraan yang sangat lengkap. Mulai dari pembahasan mengenai ilmu Fiqh, Hadits, Akhlaq, Aqidah, Sosial, dan masih banyak lagi. Di samping itu, al-Qur’an juga menyajikan sebuah masalah sekaligus dengan pembahasannya. Jadi al-Qur’an merupakan kitab pedoman yang sangat lengkap untuk mengatasi permasalahan yang ada di dunia ini. Petunjuk yang terdapat dalam al-Qur’an seperti seperangkat aturan yang diamalkan. Dalam upaya memahami al-Qur’an, para Ulama’ berusaha menafsirkan ayat demi ayat. Dengan begitu muncul berbagai macam kitab tafsir di era sekarang ini. Salah satu pembahasan yang terdapat dalam al-Qur’an adalah mengenai Iman. Sebagai umat Islam yang baik harus beriman. Akan tetapi tidak semua umat Islam memiliki karakter seperti orang yang beriman. Bahkan ada juga yang tanpa mereka sadari dapat merusak keimanan mereka. Berdasarkan permasalahan tersebut, kami selaku pemakalah akan membahas poin-poin mengenai hal-hal yang dapat merusak iman yang terdiri dari : Pengertian iman, hal-hal yang dapat merusak keimanan seseorang, serta penafsiran ayat mengenai hal-hal tersebut.

PEMBAHASAN A. Pengertian Iman menurut bahasa berarti kepercayaan, keyakinan, ketetapan hati atau keteguan hati.1 Iman berasal dari Bahasa Arab dengan kata dasar amana yu’minu imanan, artinya beriman atau percaya. Percaya dalam Bahasa Indonesia artinya meyakini atau yakin bahwa sesuatu (yang dipercaya) itu memang benar atau nyata adanya.2 Menurut Drs. Zainudin dalam bukunya Pahala Dalam Islam, iman adalah percaya dalam hati dan mengikrarkan dengan lisan, serta melaksanakan dengan anggota badan. Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairi, iman adalah membenarkan dan meyakini Allah sebagai tuhan yang memiliki dan yang disembah. Iman sebenarnya merupakan jalan untuk memuliakan akal pikiran manusia, dengan cara menerima semua ketentuan Allah pada setiap sesuatu, baik yang kelihatan atau tidak kelihatan, yang di tetapkan maupun yang di naikan. Iman juga menuntut aktif menggapai hidayah, mendekatkan diri kepada-Nya, dan beraktifitas selayaknya aktifitas para kekasih-Nya (hambanya yang saleh).3 Jadi, dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa iman adalah meyakini dengan hati, membenarkan dengan lisan, dan mempercayai atas hal-hal yang telah Allah ciptakan. Adapun unsur- unsur iman di sini adalah mempercayai adanya Allah, para Malaikat-Nya, Kitabkitab-Nya, para Rasul-Nya, Hari Kiamat, dan Qadar Allah, baik dan burukya dari Allah. Kewajiban kita sebagai umat Muslim yaitu mengimani unsur-unsur iman tersebut.

B. Hal-hal yang Dapat Merusak Iman

1

Adeng Muchtar Ghazali, Perkembangan Ilmu Kalam Dari Klasik Hingga Modern, Bandung: Pustaka Setia, cet. ke-1, 2005, hlm. 85. 2 Kaelany HD, Iman, Ilmu dan Amal Saleh, Jakarta: Rineka Cipta, 2000, hlm. 58. 3 Abu Bkar Jabir al-Jazairi, Aqidatu Mu’min, Maktabah Kulliyah al-Azhariyah, 1978, hlm 31

Sebagai manusia biasa, pastilah akan mengalami naik-turunnya iman, jadi kita harus waspada dan menghindari hal-hal yang dapat merusak iman. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda : “Hendaklah

kalian

menghindari

tujuh

dosa

yang

dapat

menyebabkan kebinasaan.” Dikatakan kepada beliau, “Apakah ketujuh

dosa

itu

wahai

Rasulullah?”

Beliau

menjawab:

“Kesyirikan kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah untuk dibunuh kecuali dengan haq, memakan harta anak yatim, memakan riba, lari dari medan pertempuran, dan menuduh wanita mukminah baik-baik berbuat zina.” (HR. AlBukhari dan Muslim). Di dalam al-Qur’an, Allah SWT juga berfirman dalam QS. alBaqarah ayat 11 :

)11( َ‫ص ِل ُح ُون‬ ْ ‫ض قَالُوا ِإنَّ َما نَحْ ُن ُم‬ ِ ‫َو ِإذَا قِ ْي َل لَ ُه ْم الَ ت ُ ْف ِسدُا فِي األ َ ْر‬ Artinya : “dan bila dikatakan kepada mereka “jangan lah kamu membuat kerusakan di muka bumi”. Mereka menjawab: “ sesunguhnya kami orangorang yang mengadakan perbaikan” Dalam tafsir ibnu katsir dijelaskan sebagai berikut: 1. Maksud ayat secara umum

.......‫َو ِإذَا قِ ْي َل لَ ُه ْم‬ “Dan apabila ikatakan kepada mereka, (dari kalangan orangorang munafik).......

........‫الَ ت ُ ْف ِسدُا فِي األ َ ْرض‬....... .......“janganlah kamu membuat bencana dan kerusakan dimuk bumi (dengan menyebarkan kekafiran dan fitnah)”, menghalangi orang-orang

yang

berjuang

menyimpangkan dari ajaran,....

ke

jalan

Allah

Swt,

dan

......‫ قَالُوا‬....... ... mereka menjawab.....

...... َ‫ص ِل ُح ُون‬ ْ ‫ ِإنَّ َما نَحْ ُن ُم‬........

....

sesungguhnya kami orang-orang bersih yang hanya

membuat kebaikan (dan tidak dijumpai pada perbuatan kami halhal yang boleh menjurus pada kebinasaan, semuanya itu adalah akibat rasa bangga diri mereka yang berlebihan). 2. Maksud ayat secara lebih terperinci a. Sedangkan buat kerusakan masih mengaku buat kebaikan Asadi didalam kitab tafsirnya meriwayatkan dari abi Malik, dan dari Abi Sholih, dari ibn Abbas, dan juga dari Murrah atToyyibi Hamdani, dan dari sejumlah sahabat nabi Muhammad Saw sehubungan dengan firmannya dalam QS. Al-baqarah ayat 11.

)11( َ‫ص ِل ُح ُون‬ ْ ‫ض قَالُوا ِإنَّ َما نَحْ ُن ُم‬ ِ ‫َو ِإذَا ِق ْي َل لَ ُه ْم الَ ت ُ ْف ِسدُا ِفي األ َ ْر‬ Yang bermaksud, dan apabiladikatakan kepda mereka, janganlah kamu semua membuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab,

sesunnguhnya

kami

semua

orang-orang

yang

mengadakan pembaikan. Jadi “mereka” yang di sebutkan dalam ayat ini adalah orang-orang yang munafik. b. Kerusakan suntik kufur pada hati dan fisisk ..sedangkan yang dimaksud dengan kerusakan di muka bumi ialah melakukan kerusakan dan berbuat maksiat. c. Melakuakn maksiatadalah melakuakn kerusakan di bumi Abu Jakfar meriwayatkan dari Rabi’ bin Anas dari Abi ‘Aliyah berhubungan dengan firmannya QS al-Baqarah ayat 11.

)11( َ‫ص ِل ُح ُون‬ ْ ‫ض قَالُوا إِنَّ َما نَحْ ُن ُم‬ ِ ‫َوإِذَا قِ ْي َل لَ ُه ْم الَ ت ُ ْف ِسدُا فِي األ َ ْر‬ Yang

bermaksud,

janganlah

kamumelakukan

kerusakan

dimukabumi... Kerusakan yang mereka timbulkan disebabkan perbuatan maksiat mereka terhadapAllah Swt. Karena orang yang durharka kepada Alloh Swt di muka bumi

atau

memerintahkan

kepada

kedurharkaan

(berbuat

kemaksiatan) berati dia telah menimbulkan kerusakan di muka bumi. d. Melakukan kebaikan bumi adalah melakukan ketaatan. ...mengingatkan diri kita semua bahwa melakuakn kebaikan dibumi dan dilangit adalah dengan melakukan perbuatan taat. Dalam tafsir Shfatut tafasir dijelaskan

‫ض‬ ِ ‫َو ِإذَا قِ ْي َل لَ ُه ْم الَ ت ُ ْف ِسدُا فِي األ َ ْر‬ “sebagian dari orang mukmin berkata kepda sebagian mereka, dan jangan membuat kekacauan didalam bumi degan membuat kerusakan. Dan menggoda orang lain untuk berbuat kerusakan, dan membuat kekufuran. Maka beruatlah baik dijalan Allah.” Ibnu mas’ud berkata: kerusakan didalam bumi adala dengan membuat kekufuran dan berbuat amal maksiat, dan mlupakan Alloh.

َ‫ص ِل ُح ُون‬ ْ ‫قَالُوا إِنَّ َما نَحْ ُن ُم‬ Ketika tidak boleh membuat kerusakan secara terus menerus,tetapi kita harus berbuat hal baik kepada sesama. Al-Badawi berkata: menghiasi kerusakan adalah dengan membuat kebaikan. Jadi dalam tafsir Shofatut tafasir dijelaskan bahwasanya perusak keimanan seseorang disebabkan karena banyaknya orang

yang

melakukan kerusakan dan menyebarkan kekufuran dimuka bumi, dan disini juga dijelaskan bahwasanya kerusakan seseorang bisa dicegah dengan cara melakukan hal kebaikan. Sedangkan dalam tafsir al-Qutubu ijelaskan inti kata ‫سد ُا‬ ِ ‫الَ ت ُ ْف‬ sebagai berikut : Kata ‫ ال‬itu bentuk dari larangan, maksudnya larangan untuk berbua kerusakan, kerusakan yang merupakan perlawanan dari kebaikan. Hakikatnya di dalam ayat itu merupakan larangan berbuat kerusakan dialam bumi dengna berbentukkufur dan termasuk golongan sesama kafir dan memisahkan diri dari keimanan yang dirisalahkan dari muhammad dan al-qur’an. Dikatakan bahwa sebelum diutusnya nabi Mhammad di muka bumi banyak terjadi kerusakan dan perbuatan maksiat, dan adapun setelah diutusnya Nabi Muhammad menjadikan hilangnya kerusakan dan perdebaran kebaikan dimuka bumi, adapun ada yang berbuat maksiat maka tetep ada yang melakukan kebaikan dimuka bumi, seperti yang dijelaskan di ayat yang lain QS. Al-A’raf ayat 56 Menurut tafsir jalalain QS al-Baqarah ayat 11 ditafsiri sebagai berikut:

‫ض‬ ِ ‫الَ ت ُ ْف ِسدُا فِي األ َ ْر‬ Dalam tafsir jalalaen kata tersebut maksudnya adalah jangan merusak dimuka bumi,maksudnya merusak dengan berbuat kekfuran ( ‫ِب ْل‬ ‫ ) كفر‬dan denganmenyelewengkan keimanan.

َ‫ص ِل ُح ُون‬ ْ ‫قَالُوا إِنَّ َما نَحْ ُن ُم‬ Katakalah sesungguhnya kita itu berbuat hal-hal yang baik-baik. Dalam tafsir jalalaen dijelaskan bahwasanya janganlah kita membuat kerusakan itu sebagai sebuah penegasan karena adanya perintah setelah adanya larangan itu membuat adanya sebuah kewajiban.

Dari berbagai penjelasan tersebut, maka hal-hal yang dapat merusak keimanan seseorang yaitu dengan melakukan kerusakan dan kekufuran dimuka bumi seperti melakukan hal sebagai berikut : 1. Syirik. Syirik adalah segala keyakinan dan amalan yang semestinya hanya untuk Allah tetapi dilakukan untuk selain Allah. Syirik akbar (syirik besar) yaitu menyekutukan Allah dengan mahluknya seperti keyakinan adanya kekuatan selain Allah. Misalnya menyembah berhala. Syirik yang seperti ini disebut dengan syirik I’tiqody, artinya syirik karena keyakinan yang salah, dan juga disebut syirik jali artinya syirik yang nyata dan dikategorikan sebagai dosa besar. Tidak ada yang bisa menghapus dosa ini selain bertaubat selagi masih hidup dan menggantinya dengan bertauhid kepada Allah SWT. 2. Melakukan sihir Sihir yang dimaksud dalam bahasan ini adalah tata cara yang bertujuan merusak rumah tangga orang lain atau menghancurkan orang lain dengan jalan meminta bantuan kepada setan. 3. Memakan harta riba Riba menurut bahasa berasal dari kata “rabaayarbuu” yang artinya tambahan, sedangkan mengenai definisi riba menurut syara’ para ulama berbeda pendapat. Akan tetapi secara umum riba diartikan sebagai utang piuitang atau pinjam meminjam atau barang yang disertai dengan tambahan bunga. Agama islam dengan tegas melarang umatnya memakan riba karena merugikan dan mencekik pihak yang berhutang. Ia diharuskan membayar dengan bunga yang berlipat. 4. Membunuh jiwa manusia Maksud membunuh dalam pembahasan ini adalah membunuh jiwa yang diharamkan tanpa hak dengan sengaja. 5. Memakan harta anak yatim Anak yatim adalah anak yang ditinggal mati oleh ayahnya atau ia masih kecil atau dengan kata lain ditingggal mati oleh orang yang

menanggung nafkahnya. Memakan harta anak yatim dilarang apabila dilakukan secara dzalim. 6. Melarikan diri dari perang (jihad) Jihad adalah berjuang dengan mengeluarkan seluruh daya dan upaya memerangi kaum kafir dan pemberontak. Isalm mewajibkan kepada umatnya untuk memelihara, menjaga, membela agamanya, serta mempertahankan agamanya. Jika islam diperangi musuh, umat islam wajib berperang Orang yang lari dari perang atau jihad telah menipu dirinya sendiri dan telah berkhianat kepada Allah SWT dan dia dianggap tidak meyakini kemahakuasaan Allah SWT yang senantiasa menolong setiap hamba-Nya yang berjuang menegakkan agama Allah SWT. 7. Menuduh wanita mukminat yang baik-baik berzina (qadzaf) Al-qadzaf adalah menuduh seseorang berzina sehingga ia harus dijatuhi hukuman had. Perempuan baik-baik dalam islam ialah seorang mukminat yang senantiasa taat kepada Allah SWT dan menjaga kehormatannya dari perbuatan keji (zina).apabila wanita seperti itu dituduh berzina tanpa disertai syarat yang telah ditetapkan syara’ seperti mendatangkan empat saksi dan menyaksikan dengan mata kepala sendiri, maka penuduhnya wajib didera delapan puluh kali dan kesaksiannya tidak boleh diterima selama-lamanya.

PENUTUP Kesimpulan Iman adalah meyakini dengan hati, membenarkan dengan lisan, dan mempercayai atas hal-hal yang telah Allah ciptakan. Adapun unsur- unsur iman di sini adalah mempercayai adanya Allah, para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, Hari Kiamat, dan Qadar Allah, baik dan burukya dari Allah. Kewajiban kita sebagai umat Muslim yaitu mengimani unsur-unsur iman tersebut. Sebagai manusia biasa, pastilah akan mengalami naik-turunnya iman, jadi kita harus waspada dan menghindari hal-hal yang dapat merusak iman dengan mengimani serta mempercayai unsur-unsur iman tersebut.

DAFTAR PUSTAKA Jabir al-Jazairi, Abu Bkar . Aqidatu Mu’min, Maktabah Kulliyah al-Azhariyah, 1978 Kaelany HD, Iman, Ilmu dan Amal Saleh, Jakarta: Rineka Cipta, 2000. Muchtar Ghazali, Adeng. Perkembangan Ilmu Kalam Dari Klasik Hingga Modern, Bandung: Pustaka Setia, cet. ke-1, 2005.

Related Documents

Tugas-kelompok
May 2020 45
Tugas Kelompok
October 2019 59
Tugas Kelompok
August 2019 67
Tugas Kelompok Jabfung
October 2019 31

More Documents from "Desi Anora"