Obat Pencahar Pencahar iritan atau perangsang Castor oil dihidrolisis di usus halus bagian atas menjadi asam risinoleat (iritan lokal yang meningkatkan motilitas usus) dan diekskresi melalui kolon. Kaskara, sena, dan aloe mengandung alkaloid emodin, diekskresi ke dalam kolon. Rangsangan kronis pada kolon menyebabkan distensi dan pencahar. Fenolftalein dan bisakodil, merupakan perangsang kolon yang kuat.
Pencahar pembentuk massa Koloid hidrofilik, dibuat dari bahan yang tidak dicerna dari buah-buahan, sayuran dan biji-bijian, berbentuk gel dalam usus besar, melebarkan usus besar dan merangsang aktivitas peristaltiknya. Pencahar garam seperti magnesium sitrat dan magnesium hidroksida juga menyebabkan distensi usus dan merangsangkontraksi usus. Laktulosa adalah disakarida sintetik yang tidak diabsorbsindan bekerja sebagai pencahar jika diberikan dalam dosis 10-20g hingga 4 kali sehari.
Pelunak tinja Minyak mineral, gliserin supositoria, dan detergen seperti dioktil natrium sulfosuksinat (docusate).
Obat antidiare Difenoksilat Mekanisme kerjanya melibatkan penghambatan pembebasan asetilkolin melalui reseptor opioid presinaptik dalam sistem saraf. Loperamid Tidak boleh digunakan pada penderita kolitis ulseratif berat karena dapat mempercepat terjadinya megakolon toksik. Pada penderita shigella atau salmonella dapat memperpanjang diare, pada irritable bowel syndrome dengan diare utama, menyebabkan perbaikan klinik.
Obat untuk melarutkan batu empedu Terapi oral Kenodiol, menghambat enzim pembatas kecepatan dari perubahan garam empedu menjadi kolesterol. Jadi HMG-CoA reduktase menyebabkan peningkatan ekskresi garam empedu dan pengurangan sekresi kolestrol. Ursodiol, menyebabkan transport kolesterol dalam bentuk kristal cair dan menstabilkan membran kanalikuler hepatosit. Efektif dalam melarutkan sejumlah kecil batu yang tergenang dalam kantung empedu.
Obat-obat lain Metil tert-butil eter dapat melarutkan batu kolesterol dalam kantung empedu dan saluran empedu bila diberikan secara infus melalui kateter langsung kedalam kantung empedu. Monoktanoin, obat yang diinfuskan ke dalam saluran empedu melalui sebuah kateter atau tabung T untuk melarutkan batu empedu yang tertahan dalam saluran empedu.
Obat yang digunakan dalam pengobatan penyakit peradangan usus besar kronis Turunan salisilat Salisilat, obat anti inflamasi yang aktif pada penyakit radang usus besar, tidak dapat diberikan secara oral dalam dosis yang cukup untuk menghasilkan efek yang bermanfaat pada kolon tanpa disertai iritasi saluran pencernaan atas dan toksisitas sistemik.
Sulfasalazin, dosis terapi 3-4 g/hari yang diberikan dalam dosis terbagi. Efek samping berhubungan dengan dosis seperti malaise, mual, rasa tidak enak di perut atau sakit kepala. Imunosupresif Kortikosteroid (hidrokortison, prednizolon), efektif untuk penderita kolitis distal. Sitotoksik ( azatioprin dan merkaptopurin), sering digunakan pada pengobatan radang usus. Lebih efektif daripada kortikosteroid sebagai profilaksis penyakit Crohn. Dosisnya 50 mg/hari dan tidak lebih dari 1,5 mg/kg/hari.
Obat dalam terapi ensefalopati portal-sistemik Neomisin, antibiotik spektrum luas dan tidak dapat diabsorbsi serta dikombinasi dengan pembatasan diet protein untuk pengobatan ensepalopati portal-sistemik. Laktulosa, tersedia dalam bentuk sirup dan diberikan dengan dosis 15-30 ml, 4-5 kali sehari. Obat ini ditoleransi dengan baik dan dikombinasi dengan neomisin.
THANKYOU