Tugas Fadiyah.docx

  • Uploaded by: Ismail Wahyuni
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Fadiyah.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,179
  • Pages: 30
1

KEANEKA RAGAMAN BUDAYA DI INDONESIA

I. SUMATERA BARAT

1. UPACARA ADAT a.

Batagak Penghulu Upacara adat Sumatera Barat yang selanjutnya adalah Batagak Penghulu yaitu sebuah upacara pengangkatan penghulu. Penting untuk diketahui, sebelum acara peresmian calon penghulu harus menjalani syarat-syaratnya yaitu Baniah, Dituah Cilakoi, Panyarahan Baniah, Manakok hari. Dan upacara pengangkatan Penghulu dilakukan dengan cara adat yang berlaku didaerah setempat. Di hari pertama adalah berpidato, lalu penghulu tertua memasangkan deta dan menyisipkan sebilak keris sebagai tanda serah terima jabatan, akhirnya penghulu baru diambil sumpahnya sebagai bentuk komitmen.

b. Turun Mandi Upacara Turun Mandi merupakan upacara adat yang sangat mendarah daging di Sumatera Barat sampai saat ini. Berdasarkan keyakinan

2

masyarakat setempat, upacara Turun Mandi adalah bentuk ucapan rasa syukur kepada Allah SWT. Upacara ini adalah ritual untuk mensyukuri nikmat Allah berupa bayi yang baru lahir dan memperkenalkan kepada masyarakat bahwa telah lahir keturunan baru dari sebuah suku atau keluarga tertentu. Pada pelaksanaan upacara ini harus memperhatikan syarat-syarat yang telah kental di masyarakat Minangkabau.

2. Bahasa Daerah Bahasa yang digunakan dalam keseharian di Sumatra Barat ialah Bahasa Minangkabau yang dialek Pariaman,

memiliki

beberapa dialek,

dialek Pesisir

daerah Pasaman dan Pasaman

Selatan, Barat yang

dan

seperti

dialek Bukittinggi,

dialek Payakumbuh.

berbatasan

Di

dengan Sumatra

Utara, juga dituturkan Bahasa Batak dialek Mandailing. Sementara itu di daerah kepulauan Mentawai banyak digunakan Bahasa Mentawai. Bahasa Tamil dituturkan oleh orang Tamil di Padang.

3

3. Tarian Daerah a. Tari Piring

b. Tari Payung

c. Tari Indang

4

4. Rumah Adat

5. Pakaian Adat

Pakaian adat Sumatera Barat yang dikhususkan untuk pria ini bernama pakaian penghulu. Seperti namanya, pakaian adat ini hanya dipakai oleh para tetua desa atau juga sejumlah orang tertentu.

5

Pakaian Bundo Kanduang (Limpapeh Rumah Nan Gadang). Penutup kepala yang unik merupakan ciri khas pakaian adat Sumatera Barat Bundo Kanduang. Karena bentuknya mirip dengan tanduk kerbau, dan mirip juga dengan rumah gadang yang merupakan rumah adat provinsi ini.

6. Senjata Tradisional a. Senjata Tradisonal Kerambit

b. Senjata Trdisonal Karih

6

c. Senjata Tradisonal Kalewang

d. Senjata Tradisonal Ruduih

7

II. ACEH

1. UPACARA ADAT a.

Tulak Bala Yang pertama ini namanya Tulak Bala. Tradisi masyarakat Aceh

merupakan

tersendiri

mereka

cara dalam

menolak bala bencana yang ditakuti,

yaitu

dengan

melangsungkan upacara yang diberi nama Tulak bala. Ada penentuan waktu khusus ritual ini dilaksankan. Biasanya Tulak Bala dilakukan pada hari Rabu terakhir di bulan Safar dan berlokasi di tempat yang tidak umum, seperti pantai atau tepian sungai. Ada pun aktivitas yang dilakukan saat upacara ini digelar, mayarakat Aceh memanjatkan doa dan zikir agar terhindar dari bala bencana.

b. Peutron Aneuk Peutron Aneuk merupakan upacara adat Aceh yang memiliki ciri khas tersendiri. Ritual ini dilangsungkan untuk menyambut kelahiran bayi. Terdapat

perbedaan

upacara

Peutron

waktu Aneuk.

pelaksanaan Ada

yang

melaksanakan upacara ini pada hari ke-7 setelah kelahiran, ada yang menyelenggarakannya pada hari ke-44 setelah kelahiran bahkan ada pula yang melangsungkannya setelah bayi berumur lebih dari satu tahun. Prosesi ritual ini banyak melibatkan ritual-ritual simbolik, salah satunya yaitu bagian dimana sehelai kain direntangkan di atas kepala bayi, sebutir kelapa kemudian dibelah di atas kain. Kelapa yang telah dibelah akan diberikan kepada kedua belah pihak orang tuanya sebagai simbol dan juga harapan tetap terjadinya kerukunan di kedua belah pihak. Makna lain, ada juga yang mengatakan bahwa tujuan pembelahan kelapa tersebut dimaksudkan agar si bayi tidak mudah takut dengan suara petir.

8

2. Bahasa Daerah Bahasa yang paling banyak dipakai di Aceh adalah Aceh yang dituturkan oleh etnis Aceh di sepanjang pesisir Aceh dan sebagian pedalaman Aceh. Bahasa lain nya adalah BahasaGayo di Aceh bagian tengah, Bahasa Alas di Aceh Tenggara, Bahasa

Aneuk

Singkil dan Bahasa Pakpak di

Jamee di Aceh

Aceh

Singkil, Bahasa

Selatan, Bahasa Kluet di Aceh

Selatan, Bahasa Melayu Tamiang di Aceh Tamiang, Di Simeulue bagian utara dijumpai Bahasa Sigulai dan Bahasa Lekon, sedangkan di selatan simeulue di jumpai Bahasa Devayan, Bahasa Haloban.

3. Tarian Daerah Aceh yang memiliki setidaknya 10 etnis, memiliki kekayaan tari-tarian yang sangat banyak dan juga sangat mengagumkan. Beberapa tarian yang terkenal di tingkat nasional dan bahkan dunia merupakan tarian yang berasal dari Aceh, seperti Tari Rateb Meuseukat dan Tari Saman. a. Tarian Saman

b. Tari Laweut Aceh

9

c. Tari Tarek Pukat

d. Tari Bines

4. Rumah Adat Rumah tradisonal Aceh dinamakan Rumoh Aceh. Rumah ini bertipe rumah panggung dengan 3 bagian utama dan 1 bagian tambahan. Tiga bagian utama dari rumah Aceh

yaitu seuramoë

keuë (serambi

depan), seuramoë teungoh (serambi tengah) dan seuramoë

likôt (serambi

belakang).

Sedangkan 1 bagian tambahannya yaitu rumoh dapu (rumah dapur). 5. Pakaian Adat Aceh juga memiliki jenis pakaian adat yang dikenakan pada acara-acara tertentu. Pakaian adat aceh dibedakan menjadi 2 jenis, yakni pakaian adat laki-laki dan pakaian adat perempuan. Masing-masing pakaian adat tersebut

10

memiliki nama dan ciri khas yang berbeda. Pakaian-pakaian adat ini dipakai pada acara-acara tertentu saja, seperti acara pernikahan, upacara adat, dll. Untuk pakaian laki-laki, mereka mengenakan perpaduan pakaian antara baju Meukasah dengan celana Cekak Musang. Baju Meukasah merupakan pakaian berwarna hitam lengkap dengan pernikpernik berwarna kuning keemasan. Sementara Cekak Musang merupakan jenis celana yang longgar dan panjang yang erat sekali dengan nilai-nilai melayu dan Islam. Sementara mereka

untuk juga

pakaian

mengenakan

perempuan, perpaduan

pakaian, yakni baju Kurung Lengan Panjang dengan celana Cekak Musang. Baju Kurung Lengan Panjang berciri khas longgar dan tertutup. Sama seperti celana Cekak Musang, baju Kurung Lengan Panjang juga sangat erat dengan nilainilai melayu dan Islam. Baju ini biasa dikombinasikan dengan jilbab atau kerudung. 6. Senjata Tradisional Rencong adalah senjata tradisional bangsa Aceh, bentuknya menyerupai huruf L, dan bila dilihat lebih

dekat

bentuknya

tulisan bismillah.

merupakan

Rencong

termasuk

kaligrafi dalam

kategori belati. Selain rencong, bangsa Aceh juga memiliki beberapa senjata khas lainnya, seperti sikin panyang, peurise awe, peurise teumaga, siwah, geuliwang dan peudeueng.

11

III. JAWA BARAT

1. UPACARA ADAT a.

Pesta Laut Upacara pesta laut atau pesta bahari sering diadakan. Tempat yang sering dilakukan seperti di Pangandaran, Ciamis dan Pelabuhan Ratu, Sukabumi, maupun daerah-daerah pesisir lainnya di Jawa Barat seperti Indramayu dan Cirebon. Ketika pelaksanannya, perahuperahu nelayan yang mengangkut sesajen dihiasi aksesoris warnawarni.Pada upacara nelayan juga membawa kepala kerbau berbungkus kain putih sebagai persembahan dan melemparkannya ke Bahari sebagai simbol hadiah kepada penguasa lautan dan penolak bala. Upacara ini diadakan setiap setahun sekali ini ditujukan sebagai ungkapan rasa syukur dan memohon keselamatan saat melaut.

b. Ngalaksa Upacara adat Jawa Barat yang berhubungan dengan pertanian berikutnya ialah bernama Ngalaksa.

Upacara

Ngalaksa

ini

lazim

ditemui di daerah Ranca Kalong, Sumedang. Kebiasaan ini dilakukan dengan membawa padi ke lumbung dengan memakai rengkong (bambu panjang berlubang buat membawa beras). Sekilas sangat mirip dengan upacara yang juga dikenal dengan sebutan Seren Taun .Bulan Juni jadi pilihan waktu untuk pelaksanaan Ngalaksa. Salah satu keunikannya ialah terletak dibunyi musik yang memiliki ritme sama dengan orang yang sedang berjalan, yaitu pada rengkong yang digoyang – goyang. Seni tradisional Tarawangsa digelar selama seminggu jalannya upacara ini. Upacara Ngalaksa ditujukan sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan atas keberhasilan panen daerah pertanian.

12

2. Bahasa Daerah Bahasa Sunda merupakan bahasa daerah yang paling banyak digunakan di Jawa Barat, terutama di wilayah Parahyangan yang merupakan wilayah tempat tinggal tradisional Suku Sunda..

3. Tarian Daerah Jawa Barat yang merupakan salah satu tujuan pariwisata memiliki berbagai jenis tarian, diantaranya : a. Tari Topeng

b. Tari Merak

c. Tari Ketuk Tilu

13

d. Tari Jaipong

4. Rumah Adat Ada banyak jenis rumah adat yang dimiliki oleh suku sunda , namun yang paling banyak digunakan ialah Rumah Adat “Imah Jalopong”. Jenis rumah adat yang satu ini sangat populer di Jawa Barat. Desain rumah inilah yang paling banyak digunakan di masyarakat Jawa Barat dan sekitarnya. Sesuai dengan namanya yang berarti “terkulai” . Rumah adat Jawa Barat ini memiliki atap yang nampak tergolek lurus. Bentuk rumah ini paling banyak diminati karena desainnya lebih mudah dibuat dan tentu saja lebih hemat material. Bagian atap dari Imah Jolopong ini terdapat dua bagian dimana kalau kedua ujungnya ditarik akan terbentuk segitiga sama kaki. Desain dari rumah ini merupakan ciri khusus rumah adat di sini dan lebih terkenal dengan istilah suhunan. Rumah adat Jolopong ini paling banyak digunakan oleh masyarakat didaerah Garut. 5. Pakaian Adat Jenis-jenis pakaian adat yang ada di Jawa barat memiliki jenis yang beragam serta nilai keindahan dari masing-masing jenis pakaian.

14

a. Pakaian Adat untuk Kaum Bangsawan

b. Pakaian Adat untuk Kaum Menengah

c. Pakaian Adat untuk Rakyat Jelata

d. Pakaian Adat untuk Pengantin

15

6. Senjata Tradisional Kujang adalah sebuah senjata unik dari daerah Jawa Barat. Kujang mulai dibuat sekitar abad ke-8 atau ke-9, terbuat dari besi, baja dan bahan pamor, panjangnya sekitar 20 sampai 25 cm dan beratnya sekitar 300 gram. Kujang merupakan perkakas yang merefleksikan ketajaman dan daya kritis dalam kehidupan juga melambangkan kekuatan dan keberanian untuk melindungi hak dan kebenaran. Menjadi ciri khas, baik sebagai senjata, alat pertanian, perlambang, hiasan, ataupun cindera mata. Menurut Sanghyang siksakanda ng karesian pupuh XVII, kujang adalah senjata kaum petani dan memiliki akar pada budaya pertanian masyarakat Sunda.

16

IV. KALIMANTAN BARAT

1. UPACARA ADAT a.

wadian/Bulian Wadian

merupakan

kegiatan

upacara

pengobatan pada suku Dayak Bawo atau Bulian pada suku Melayu pedalaman (Suku Melayu Petalangan/Suku Talang mamak). Wadian adalah salah satu upacara adat suku Dayak (Dusun, Maanyan, Lawangan, Bawo) yang menganut Kaharingan diantaranya dalam rangka pengobatan terhadap orang sakit. Pada zaman dahulu, saat pengobatan medis tidak semaju sekarang, orang-orang Dayak memanfaatkan jasa wadian untuk mengobati sakit yang mereka derita.

b. Upacara Nyagahatan (Upacara Musim Tanam & Panen Suku Dayak) Upacara Nyagahatan yang berasal dari provinsi Kalimantan Barat ini biasanya dipimpin oleh petugas adat yang menangani padi yang disebut Tuha

Tahut.

Tradisi

dilakukan

disebuah ditempat di dekat sawah (Panyugu). Sebelum upacara adat suku Dayak melakukan tahap menanam padi yaitu: “ngerinteh jalai (merintis jalan), nebaeh (menebas), nebang (menebang), nunu umai (membakar lahan), menugal benih dan menanam bibit, mantun padi atau menyiang, ngetau atau panen padi, dan pengemasan padi. Pada saat ritual ini, bertujuan untuk menghindari gangguan saat proses menanam padi, supaya padi tumbuh subur.”.

2. Bahasa Daerah Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang secara umum dipakai oleh masyarakat di Kalimantan Barat. Selain itu bahasa penghubung, yaitu Bahasa Melayu Pontianak, Melayu Sambas dan Bahasa Senganan menurut wilayah

17

penyebarannya. Demikian juga terdapat beragam jenis Bahasa Dayak, Menurut penelitian Institut Dayakologi terdapat 188 dialek yang dituturkan oleh suku Dayak dan Bahasa Tionghoa seperti Tiochiu dan Khek/Hakka. Dialek yang di maksudkan terhadap bahasa suku Dayak ini adalah begitu banyaknya kemiripannya dengan bahasa Melayu, hanya kebanyakan berbeda di ujung kata seperti makan (Melayu), makatn (Kanayatn), makai (Iban) dan makot (Melahui). Khusus untuk rumpun Uut Danum, bahasanya boleh dikatakan berdiri sendiri dan bukan merupakan dialek dari kelompok Dayak lainnya. Dialeknya justru ada pada beberapa sub suku Dayak Uut Danum sendiri. Seperti pada bahasa sub suku Dohoi misalnya, untuk mengatakan makan saja terdiri dari minimal 16 kosa kata, mulai dari yang paling halus sampai ke yang paling kasar. Misalnya saja ngolasut (sedang halus), kuman (umum), dekak (untuk yang lebih tua atau dihormati), ngonahuk (kasar), monirak (paling kasar) dan Macuh (untuk arwah orang mati). Bahasa Melayu di Kalimantan Barat terdiri atas beberapa jenis, antara lain Bahasa Melayu Pontianak dan Bahasa Melayu Sambas. Bahasa Melayu Pontianak sendiri memiliki logat yang sama dengan bahasa Melayu Sarawak, Melayu Malaysia dan Melayu Riau. ..

3. Tarian Daerah a. Tari Monong Tari

Monong

/

Manang/Baliatn,

merupakan tari Penyembuhan yang terdapat pada seluruh masyarakat Dayak. tari ini berfungsi sebagai penolak/penyembuh/

penangkal

penyakit agar si penderita dapat sembuh kembali penari berlaku seperti dukun dengan jampi-jampi. tarian ini hadir disaat sang dukun sedang dalam keadaan trance, dan tarian ini merupakan bagian dari upacara adat Bemanang/Balian.

18

b. Tari Pingan, Merupakan Tarian Tunggal pada masyarakat

Dayak

Mualang

Kabupaten Sekadau dimasa lalunya sebagai tarian upacara dan pada masa kini sebagai tari hiburan masyarakat

atas

rezeki/tuah/makanan yang diberikan oleh Tuhan. Tari ini menggunakan Pingan sebagai media atraksi dan tari ini berangkat dari kebudayaan leluhur pada masa lalu yang berkaitan erat dengan ritualisme legitimasi kelulusan beladiri tradisional Dayak Mualang (Ibanik Group). c. Tari Pedang / Ajat Pedang Merupakan tarian tunggal terdapat pada Dayak Mualang, tarian ini menceritakan persiapan membela diri bagi seorang pemuda yang akan turun melakukan ekspedisi Mengayau.

penari

melakukan

gerakan-gerakan menyerang dan menangkis menggunakan keahlian tradisionalnya. tarian ini masa lalunya dimulai dengan ritual memuja pedang ( Nyabor bahasa Mualang) dan tarian ini diiringi dengan instrumen musik disebut Tebah Unop. tersebar di kampung Merbang dan sekitarnya kecamatan Belitang Hilir dan belitang hulu kampung sebetung. d. Tari Jonggan, Merupakan tari pergaulan masyarakat Dayak Kanayatn

di

Ambawakng),

daerah

Kubu

Mempawah

Raya (

(

Toho,

Manyalitn), Landak ( Sahapm) yang masih dapat ditemukan dan dinikmati secara visual, tarian ini meceritakan suka cita dan kebahagiaan dalam pergaulan muda mudi Dayak. Dalam tarian ini para tamu yang datang pada umumnya diajak untuk menari bersama.

19

4. Rumah Adat Rumah Panjang (rumah Radank) adalah salah satu rumah adat dari daerah Kalimantan Barat. Rumah

Panjang

adalah

masyarakat Dayak yang

ciri

tinggal

khas di

dari

daerah

Kalimantan Barat. Hal ini dikarenakan rumah panjang adalah gambaran sosial kehidupan masyarakat Dayak di Kalimantan Barat. Rumah panjang juga merupakan pusat kehidupan dari masyarakat Dayak. Saat ini, rumah panjang di Kalimantan Barat dapat dikatakan hampir punah karena jumlahnya yang sedikit. Pada tahun 1960, pemerintah menghancurkan beberapa rumah panjang karena dicurigai menganut paham komunis. Rumah panjang di daerah Kalimantan Barat identik dengan rumah panjang yang ada di Kalimantan Tengah. Hal ini dikarenakan letak geografi

Kalimantan

Barat

dan

Kalimantan

Tengah

yang

sangat

berdekatan. Keduanya sama-sama dikenal dengan nama Rumah Betang. 5. Pakaian Adat Baju adat Kalimantan Barat untuk

pria

bernama

King

Baba. Adapun artinya dalam bahasa dayak, King berarti pakaian dan Baba berarti laki-laki. Baju ini terbuat dari bahan kulit kayu tanaman ampuro atau kayu kapuo. Jenis kayu tersebut adalah tumbuhan endemik Kalimantan yang mempunyai kandungan serat tinggi. Dalam pembuatan King Baba, kulit kayu ampuro dipukul-pukul menggunakan palu bulat di dalam air, hingga hanya tertinggal seratnya. Sesudah lentur, kulit tersebut kemudian dijemur dan dihias dengan lukisan-lukisan etnik khas Dayak menggunakan bahan pewarna alami. Olahan kulit kayu tadi dibentuk sedemikian rupa sehingga menyerupai rompi tanpa lengan dan sebuah celana panjang.

20

Pakaian adat Kalimantan Barat untuk para perempuan bernama King Bibinge. Dibuat dari bahan dan cara yang sama dengan pakaian pria. Akan tetapi, desainnya lebih sopan dengan perlengkapan yang menutup dada, stagen, kain bawahan, dan berbagai pernik lain seperti hiasan bulu burung enggang, manik-manik, kalung, dan gelang. 6. Senjata Tradisional Mandau (Ahpang: sebutan Uut Danum) adalah sejenis Pedang yang memiliki keunikan tersendiri, dengan ukiran dan kekhasannya. Pada suku Dayak Uut Danum hulunya terbuat dari tanduk rusa yang diukir,

sementara

besi

bahan

Ahpang

(Mandau) terbuat dari besi yang ditambang sendiri dan terdiri dari dua jenis, yaitu Bahtuk Nyan yang terkenal keras dan tajam sehingga lalat hinggap pun bisa putus tetapi mudah patah dan Umat Motihke yang terkenal lentur, beracun dan tidak berkarat.

21

V. SUMATERA UTARA

1. UPACARA ADAT a.

Mangokal Holi Mangokkal Holi yang berarti mengambil tulang belulang dari leluhur mereka dari dalam kuburan. Setelah tulang diambil, lalu ditempatkan di dalam peti, dan diletakkan dalam buah bangunan tugu khusus untuk menyimpan tulang belulang leluhur. Ada biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan tradisi ini. Dan membutuhkan biaya besar karena selain memotong hewan ternak, acara dilaksanakan hingga beberapa hari. Semua etnis Batak melaksanakan tradisi dengan nama Mangokkal Holi. Tradisi ini berbeda-beda tiap etnis, bagi etnis Toba dan Simalungun menyebutnya Mangokkal Holi, pada etnis Karo disebut dengan Nampakken Tulan, serta etnis Pakpak mengenalnya tradisi Mengkurak Tulan. .

b. Mandi Balimo Upacara Mandi Balimo adalah tradisi atau

upacara

sebelum

bulan

masyarakat meyakininya. Ramadhan

pembersihan Ramadhan

Sumatera

Utara

Sebelum tiba,

ramai

badan bagi yang bulan warga

mengadakan prosesi mandi Balimo dengan cara mandi guyuran air yang telah dicampur rempah – rempah. Umumnya mereka memakai perasan jeruk purut yang airnya akan diguyurkan ke seluruh tubuh mereka. Meski ada yang menolak, upacara Mandi Balimo ini masih ada yang menjaga keberadaannya hingga kini.

22

c.

Mangulosi Upacara Pemberian Ulos Tondi merupakan upacara

adat

Sumatera

Utara

yang

dilakukan untuk menyambut kedatangan sang bayi yang baru lahir di kepercayaan masyarakat Batak yang dilakukan kepada ayah dan ibu sang bayi. Di upacara ini sang ayah dan ibu akan diberikan kalungan kain ulos yang merupakan kain khas Batak sebagai penghormatan dan rasa syukur mereka kepada keluarga yang telah dikaruniai anak bayi guna meneruskan keturunannya di masa yang akan datang. Bersifat sakral, tradisi Mangulosi masih dilestarikan oleh masyarakat Batak di Sumatera Utara sampai sekarang.

2. Bahasa Daerah Pada umumnya, bahasa yang dipergunakan secara luas adalah bahasa Indonesia. Suku Melayu Deli mayoritas menuturkan Bahasa Indonesia karena kedekatannya dengan bahasa Melayu yang menjadi bahasa ibu masyarakat Deli. Pesisir timur seperi wilayah Serdang Bedagai, Pangkalan Dodek, Batubara, Asahan, dan Tanjung Balai, memakai Bahasa Melayu dialek "o" begitu juga di Labuhan Batu dengan sedikit perbedaan ragam. Bahasa Melayu Asahan memiliki ciri khas yaitu pengucapan huruf R yang berbeda daripada Bahasa Melayu Deli contoh kata "cari" dibaca "caghi" dan kereta dibaca "kegheto". Di Kabupaten Langkat masih menggunakan bahasa Melayu dialek "e" yang sering juga disebut Bahasa Maya-maya. Mayarakat Jawa di daerah perkebunan, menuturkan Bahasa Jawa sebagai pengantar seharihari. Di Medan, orang Tionghoa lazim menuturkan bahasa Hokkian selain bahasa Indonesia.

Orang

India

menuturkan bahasa

Tamil dan bahasa

Punjab disamping bahasa Indonesia. Di pegunungan, masyarakat Batak menuturkan bahasa Batak yang terbagi atas empat logat (Silindung-SamosirHumbang-Toba). Suku Simalungun dan Mandailing juga menuturkan bahasa yang mirip dengan bahasa Batak Toba namun dengan ragam yang berbeda.

23

Suku Karo menuturkan Bahasa Karo yang dimana ragamnya berbeda dibandingkan bahasa Batak Tengah. Suku Pakpak juga memiliki bahasa yang hampir mirip dengan Suku Karo namun agak sedikit kasar. Bahasa Nias dituturkan di Kepulauan Nias oleh suku Nias. Sedangkan orang-orang di pesisir barat, seperti Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Tengah, dan Natal menggunakan bahasa Pesisir Bahasa Melayu di Kalimantan Barat terdiri atas beberapa jenis, antara lain Bahasa Melayu Pontianak dan Bahasa Melayu Sambas. Bahasa Melayu Pontianak sendiri memiliki logat yang sama dengan bahasa Melayu Sarawak, Melayu Malaysia dan Melayu Riau.

3. Tarian Daerah a. Tari Piso Surit Piso Surit adalah salah satu tarian Suku Karo yang menggambarkan seorang gadis sedang menantikan kedatangan kekasihnya. Penantian tersebut sangat lama dan menyedihkan dan digambarkan seperti burung Piso Surit yang sedang memanggil-manggil. Piso dalam bahasa Batak Karo sebenarnya berarti pisau dan banyak orang mengira bahwa Piso Surit merupakan nama sejenis pisau khas orang karo. Sebenarnya Piso Surit adalah bunyi sejenis burung yang suka bernyanyi. Kicau burung ini bila didengar secara seksama sepertinya sedang memanggil-manggil dan kedengaran sangat menyedihkan. Jenis burung tersebut dalam bahasa karo disebut “pincala” bunyinya nyaring dan berulang-ulang dengan bunyi seperti “piso serit”.

b. Tari Serampang Dua Belas Tari Serampang Dua Belas adalah tarian yang berkembang di bawah Kesultanan Serdang di Kabupaten Serdang Bedagai (dahulu Kabupaten Deli Serdang). Merupakan jenis tari tradisional, Tari ini dimainkan sebagai tari pergaulan yang mengandung pesan tentang perjalanan kisah anak

24

muda dalam mencari jodoh, mulai dari perkenalan sampai memasuki tahap pernikahan. Ada nilai edukasi pada tarian Serampang Dua Belas ini, yakni menjadi sarana salah satu cara masyarakat Melayu Deli dalam mengajarkan tata cara pencarian jodoh kepada generasi muda. Sehingga Tari Serampang Dua Belas menjadi kegemaran bagi generasi muda untuk mempelajari proses yang akan dilalui nantinya jika ingin membangun rumah tangga.

c. Tari Tor Tor Tujuh Cawan Tarian

Tor-Tor

Tujuh

Cawan

mengandung arti pada setiap cawannya. Untuk cawan 1 mengandung makna kebijakan, cawan 2 kesucian, cawan 3 kekuatan, cawan 4 tatanan hidup, cawan 5 hukum, cawan 6 adat dan budaya, cawan 7 penyucian atau pengobatan. Kegunaan lain dari tarian ini adalah untuk membuang semua penghalang bagi orang yang hadir disitu, tentunya bagi yang percaya. Tari Tor-Tor Tujuh Cawan tidak bisa dipelajari sembarangan orang kecuali kalau memang sudah jodoh. Lewat turun temurun, tarian tujuh cawan dianggap sebagai tarian paling unik karena sang penari harus menjaga keseimbangan tujuh cawan yang diletakkan di kedua belah tangan kanan dan kiri tiga serta satu di kepala.

d. Tari Manduda Tarian

Manduda

Simalungun,

ini berasal dari

menggambarkan

daerah

kehidupan

petani yang sedang turun kesawah dengan suasana gembira, mulai menanam padi hingga sampai kepada suasana menuai padi. Gerak memotong padi, mengirik dan menampis padi tergambar melaui motif-motif gerakannya yang lemah gemulai dan lincah.

25

4. Rumah Adat a. Rumah Adat Bolon Rumah adat Bolon yang ada di provinsi Sumatera Utara ini biasanya disebut Rumah Balai Batak Toba, dan telah diakui oleh Nasional sebagai perwakilan rumah adat Sumatera Utara. Dilihat dari bentuknya, rumah adat ini berbentuk persegi panjang, termasuk kategori rumah panggung. Dan hampir keseluruhannya bangunannya terbuat dari bahan alam. Rumah panggung ini umumnya dihuni oleh 4-6 keluarga yang hidup bersama-sama. Tujuan rumah panggung adat bolon di buat supaya memiliki kolong rumah. Kolong rumah tersebut digunakan sebagai kandang hewan pemeliharaan masyarakat Batak, seperti babi, ayam, dan kambing.

b. Rumah Adat Karo Rumah adat Karo ini biasanya disebut sebagai rumah adat Siwaluh Jabu. Siwaluh Jabu sendiri memiliki makna sebuah rumah yang dihuni oleh delapan keluarga. Masingmasing keluarga mempunyai peran tersendiri didalam rumah tersebut. Penempatan keluarga-keluarga dalam rumah Karo ditentukan oleh adat Karo. Secara umum, rumah adat ini terdiri atas Jabu Jahe (hilir) dan Jabu Julu (hulu). Jabu Jahe juga dibagi menjadi dua bagian, yakni Jabu ujung kayu dan Jabu rumah sendipar ujung kayu. Biasanya rumah adat ini terdiri dari delapan ruangan dan dihuni delapan keluarga. Sementara dalam rumah adat karo hanya terdapat empat dapur. Masing-masing jabu dibagi menjadi dua, sehingga terbentuk beberapa jabu-jabu. Anatara lain, sedapuren bena kayu, sedapuren ujung kayu, sedapuren lepar bena kayu, dan jabu sadapuren lepar ujung kayu.

26

c. Rumah Adat Pakpak Rumah adat Pakpak/Dairi memiliki bentuk yang khas. Rumah tradisional ini dibuat dari bahan kayu serta atapnya dari bahan ijuk. Bentuk desainnya, selain sebagai wujud seni budaya Pakpak, juga bagian-bagian mempunyai

rumah arti

adat

sendiri.

Pakpak

Selanjutnya,

Rumah adat Pakpak disebut Jerro. Rumah adat ini sama halnya dengan rumah adat lainnya di Sumatera Utara (Sumut). Yang pada umumnya menggunakan tangga dan tiang penyangga.

5. Pakaian Adat a. Pakaian Adat Batak Toba Suku Batak Toba merupakan salah satu suku di Sumatera Utara yang tinggal di daerah sekitar Danau Toba. Suku ini memiliki pakaian adat dengan ciri khas yang berbeda terutama untuk kain dalam pakaian adat yang digunakan. Dibawah ini bisa disimak penjelasan lengkapnya untuk pakaian adat Suku Batak Toba: Kain Yang Digunakan Pakaian adat suku Batak Toba merupakan kain tenun atau yang dikenal dengan nama Ulos. Kain ulos sendiri merupakan kain yang sering sekali dijadikan ciri khas suku Batak. Bahkan, ulos sudah menjadi identitas dari pakaian adat Sumatera Utara tingkat nasional. Kain ulos dibuat dengan cara ditenun secara manual menggunakan alat tradisional dan benang sutra. Warna benang yang digunakan biasanya hitam, putih, perak, merah dan emas. Pakaian adat ini tidak hanya digunakan di upacara adat saja melainkan juga dalam kehidupan sehari – hari. Ulos yang digunakan oleh laki-laki disebut hande-hande untuk bagian atas. Dan singkot untuk bagian

27

bawahnya. Sedangkan untuk bagian kepala disebut bulang-bulang, detat atau tali-tali.

b. Pakaian Adat Suku Mandailing Di Sumatera Utara terdapat suku Mandailing tepatnya di daerah

Tapanuli

Selatan,

Mandailing dan Padang Lawas. Pakaian adat yang digunakan hampir sama dengan Batak Toba yaitu menggunakan ulos. Bedanya mereka menggunakan ulos dengan dipadukan aksesoris. Saat upacara, perempuan Mandailing menggunakan bulang di keningnya. Bulang terbuat dari bahan dasar emas sepuhan atau bahkan logam. Bulang sendiri memiliki makna lambang kemuliaan dan merupakan simbol struktur kemasyarakatan. Berbeda dengan perempuan, laki-laki Mandailing menggunakan penutup kepala yang bentuknya khas. Penutup kepala pakaian adat Sumatera Utara ini disebut Ampu. Dulu, ampu digunakan oleh para raja Mandailing dan Angkola. Warna hitam yang terdapat pada Ampu memiliki funhsi magis sedangkan warna emas menunjukkan simbol kebesaran. c. Pakaian Adat Suku Melayu Suku Melayu tinggal di area Kota Tebing Tinggi, Langkat, Batu Bara,Medan, Binjai, Deli Serdang dan Bedagai. Suku Melayu menggunakan baju kurung serta songket sebagai pakaian adatnya. Pakaian ini kemudian dililit ke pinggang. Untuk perempuan, baju kurung yang digunakan terbuat dari sutra atau brukat yang disematkan peniti emas. Sebagai pelengkap ditambahkan pula kalung dengan corak rantai serati, mentimun, sekar sukun, tanggang dan lain – lain. Untuk laki-laki Melayu menggunakan penutup kepala yang bernama tengkulak. Tengkukok terbuat dari songket sedangkan destar terbuat dari bahan dasar rotan yang dibalut kain beludru. Tengkulok merupakan

28

simbol kebesaran dan kegagahan laki-laki Melayu. Seperti halnya perempuan Melayu, laki-laki suku ini juga menggunakan hiasan rantai, lengas atau kilat bahu dan sidat sebagai simbol keteguhan hati. 6. Senjata Tradisional a. Hujur Siringgis Senjata

tradisional

hujur

siringis,

bentuknya yang serupa dengan tombak, digunakan oleh masyarakat Batak dalam berperang. Hujur siringis yang berbentuk kayu ini ujungnya terbuat dari bahan logam yang runcing.

b. Piso Gaja Dompak Piso

gaja

dompak yaitu

senjata

tradisional dari Sumatera Utara yang bentuknya

seperti

pisau

dan

berfungsi sebagaimana pisau yaitu untuk

memotong

dan

menusuk.

Disebut piso gaja dompak dikarenakan gagang yang terdapat dalam senjata tersebut terdapat ukiran yang berbentuk gajah. Menurut masyarakat Sumatera Utara, piso gaja dompak ini dipercaya sebagai senjata pusaka warisan kerajaan Batak pada masa Raja Sisingamangaraja I. Karena dianggap sebagai senjata pusaka, senjata tradisional ini tidak diperuntukan untuk membunuh, masyarakat juga percaya bahwa piso gaja ini mempunyai kekuatan supranatural.

c. Tumbuk Lada Tumbuk lada adalah senjata tradisional karo yang digunakan digunakan dalam pertempuran jarak dekat. Ia boleh dipegang dengan dua jenis genggaman yaitu dengan mata keatas ataupun mata ke bawah tetapi sekarang pada umumnya jadi perhiasan atau

29

pusaka yg dipakai di acara adat, atau untuk keperluan pengobatan, maka diadakan upacara Ngelegi Besi Mersik kepada Kalibumbu. Sejauh pengetahuan saya senjata ini bisa juga diisi jimat atau bisa juga diisiracun.

KEANEKA RAGAMAN BUDAYA DI INDONESIA

NAMA

:

FADIYAH AYU

KELAS

:

III A

Related Documents

Tugas
October 2019 88
Tugas
October 2019 74
Tugas
June 2020 46
Tugas
May 2020 48
Tugas
June 2020 45
Tugas
August 2019 86

More Documents from "Luci xyy"

Family Garhering.docx
October 2019 8
Tugas Fadiyah.docx
October 2019 13
Tugas Galih 2.docx
May 2020 14
Laporan Lb 4.xlsx
November 2019 60
Lp Gastritis.docx
December 2019 58
Pendaftar Bpjs.xlsx
November 2019 55