TUGAS ETIKA REKAYASA MENGHUBUNGKAN PERISTIWA PESAWAT ULANG-ALIK CHALLENGER DALAM KODE ETIK
Kelompok 7 : - Christina Olivia - Daffa Naufal - Irsaditama
2017240055 2017240057 20172400
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………i KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………ii BAB I (PENDAHULUAN)..…………………………………………………………………1 LATAR BELAKANG ………………………………………………………………………..1 TUJUAN……………………………………………………………………………………....2 BAB II (PEMBAHASAN)..………………………………………………………………….3 PENGERTIAN KODE ETIK……..…..……………………………………………………....3 DESKRIPSI PESAWAT CHALLENGER……..…………………………………………….4 KRONOLOGI KEJADIAN……………………………..……………………………………5 PENYEBAB JATUH PESAWAT CHALLENGER...……………………………………….6 PENCARIAN BUKTI PENYEBAB PESAWAT CHALLENGER JATUH………………...7 BAB III (PENUTUP)……....……………………………………………………………….9 KESIMPULAN ……………………………………………………………………………....9 REFERENSI……….. ……………………………………………………………………....10
i
Kata Pengantar
Dalam dunia kerja, keamanan dan keselamatan kerja sering kali kurang diperhatikan karena alasan dana yang kurang cukup memadai fasilitas. Bukan hanya itu saja namun keketatan keamanan dan keselamatan dalam dunia bisnis sering kali diabaikan. Banyak faktor-faktor yang membuat keselamatan selalu di nomor duakan. Contohnya saja seperti kepentingan pribadi, kewajiban atas perusahaan, kebutuhan yang mendesak, dan alasan-alasan yang mendasar lainnya. Hal tersebut menyebabkan nilai-nilai kebenaran yang seharusnya menjadi dasar untuk keselamatan selalu terabaikan yang menghasilkan kecelakaan terhadap pengguna. Tentu saja dapat menyebabkan issue pada masyarakat. Akibatnya kepercayaan terhadap perusahaan tersebut berkurang. Ilmu Etika Rekayasa mempelajari dasar etika dan moral seseorang dapat memahami apa yang dimaksud dengan beretika atau berperilaku atas dasar-dasar nilai kebenaran yang telah dipelajari atau dipahami oleh rekayasawan. Seorang rekayasawan bukan hanya dapat menciptakan atas dasar keinginan dan perasaan saja tetapi dapat mempertanggung jawabkan yang telah di ciptakannya. Ketika mengemukakan suatu pendapat, seorang rekayasawan harus menyampaikan dampak positif dan negatif dari hasil karya yang dibuatnya. Hal tersebut dilakukan agar dapat menemukan kesalahan dan kekurangan pada mesin atau rekayasa yang sudah di buat untuk di kembangkan dan diperbaiki. Tujuannya untuk menghindari kecelakaan atau hal yang dapat memperburuk keadaan. Makalah ini membahas mengenai sudut pandang kode etik yang ada di peristiwa kecelakaan pesawat challenger. Peristiwa kecelakaan pesawat tersebut memang belum diketahui penyebabnya. Sampai saat ini kejadian tersebut masih menjadi pertanyaan bagi dunia.
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kode Etik berasal dari ilmu tentang beretika yang memiliki arti kode sikap atau aturan dan tindakan yang baik. Kode etik sendiri merupakan aturan atau tatanan mengenai sesuatu yang baik maupun buruk. Tujuannya menerapkan kepada seseorang dalam bertindak agar mencapai dampak positif bagi masyarakat. Pada dasarnya kode etik berasal dari moral masyarakat yang bertujuan untuk mencapai sesuatu yang baik. Kode etikBisa berasal dari individu maupun organisasi. Biasa nya sering dijumpai pada perusahaan yang memiliki tujuan tertentu dan kode etik tersebut ada pada aturan yang sudah di buat. Karyawan yang berada di perusahaan tersebut wajib mengikuti kode etik agar sikap dan tindakan karyawan dapat menyesuaikan diri dan berguna untuk perusahaan tersebut. Sedangkan individu tujuannya untuk mencapai keadilan diri dan orang lain dengan aturanaturan yang sudah di tetapkan agar tindakannya tersebut berdampak baik bagi dirinya dan orang sekitar. Dalam Kasus meledaknya pesawat challenger ini berasal dari tindakan dan pemahaman manusia yang keliru. Sebetulnya pihak NASA telah mengetahui keadaan pesawat tersebut. Namun karena alasan lainnya yang membuat pesawat tersebut terpaksa di terbangkan dengan keadaan suhu udara yang begitu ekstrim di amerika yang menyebabkan meladaknya pesawat challenger tersebut. Pihak manajer NASA telah diberitahu bahwa kontraktor Morton Thiokol dengan desain SRB-nya mengandung cacat yang berpotensi kecelakaan sejak tahun 1977, tetapi mereka gagal untuk mengatasinya dengan benar. Mereka juga telah mengabaikan peringatan dari insinyur tentang bahaya meluncurkan pesawat pada waktu suhu yang sangat rendah pagi itu dan gagal melaporkannya kepada atasan mereka. 1
B. Tujuan Membahas mengenai kecelakaan pesawat challenger untuk mengetahui kesalahan dan kelalaian yang menyebabkan kejadian tersebut terjadi dalam sudut pandang kode etik. Untuk menjawab apa yang menjadi sebab kecelakaan tersebut, mengapa kejadian tersebut terjadi, siapa saja yang ada di balik kejadian tersebut, dimana kejadian tersebut bisa terjadi, dan bagaimana kejadian tersebut bisa terjadi. Pada saat kejadian kecelakaan pesawat challenger masih banyak sekali sebab yang masih belum jelas mengenai kecelakaan tersebut. Kejadian ini juga menjadi dasar membuat studi kasus mengenai etika kerja dan keamanan teknik.
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kode Etik kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun bila ada kode etik yang memiliki sanksi yang agak berat, maka masuk dalam kategori norma hukum. Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku. Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak professional. Kode etik profesi memiliki fungsi menjadi sarana untuk membantu para pelaksana sebagai seseorang yang professional supaya tidak dapat merusak etika profesi. Ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi: a) Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. b) Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan kerja (kalangan sosial). c) Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. 3
B. Deskripsi Pesawaat Challenger Pesawat ulang alik terdiri dari sayap orbiter delta yang dapat di reusable yang berisi bahan bakar utama, muatan, tempat penumpang dan cockpit. Bahan bakar utama terdiri dari hidrogen cair dan oksigen yang disuplay dari tangki eksternal yang dapat diperluas. Roket-roket pendorong tersebut satu persatu akan dijatuhkan untuk mengurangi beban pesawat. Pada roket buster dibuat dalam bentuk lempenganlempengan yang disatukan oleh karet fulkanisir dan dempul dari seng nitrat yang selanjutnya diisi dengan bahan bakar dari aluminium/potassium chloride/iron oxide. Pusat segalanya adalah tangki yang berisi bahan bakar oksigen cair di bagian atas dan hidrogen cair di bagian utamanya. Mesin yang membakar bahan bakar itu ada di bagian ujung belakang orbiter (Orbiter adalah pesawat yang berisi pusat kontrol dan ditempati oleh awak) yang nantinya terbang ke angkasa. Awak pesawat duduk di bagian depan orbiter yang di belakang mereka adalah ruang kargo. Roket pendorong terdiri dari beberapa bagian. Ada dua jenis sambungan yang menyambung bagian-bagian tersebut yaitu factory joint yang bersifat permenen yang direkatkan di pabrik Morton Thiokol di Utah dan yang kedua adalah field joint yang bersifat sementara (termasuk cincin karet penutup-O (O-ring seal). Selama peluncuran berlangsung, dua bahan bakar-padat roket mendorong pesawat beberapa menit sebelum mereka lepas dan jatuh ke laut. Tangki berpisah dari orbiter beberapa menit sesudah itu jauh di atas atmosfer dan pecah saat menuju Bumi.
4
C. Kronologi Kejadian Hari Kamis, 28 Januari 1986 adalah keberangkatan pesawat ulang-alik Challenger milik NASA (The National Aeronautics and Space Administration) Amerika Serikat yang meledak dan menewaskan tujuh orang awaknya. Pesawat ini sempat menjalani misi sebanyak 9 kali sebelum akhirnya hancur pada detik ke-73 saat peluncuran untuk misinya yang kesepuluh (misi STS-51-L). Lokasi terjadinya adalah di atas Samudra Atlantik. Disintegrasi seluruh bagian pesawat mulai setelah segel cincin-O di kanan solid rocket booster (SRB) gagal dilepas. Satu dari dua roket pendorong miring dan menggores badan pesawat seketika timbul percikan api disusul meledaknya pesawat. Sebelumnya challenger ditetapkan peluncurannya di Kennedy Space Center di Florida pada 22 Januari. Namun keterlambatan yang dialami oleh misi sebelumnya yaitu STS-61-C yang menyebabkan tanggal peluncuran jatuh pada tanggal 23 Januari dan kemudian sampai 24 Januari. Entah mengapa peluncuran kemudian dijadwal ulang untuk 25 Januari karena cuaca buruk yang melintasi samudra Atlantik. Prediksi cuaca yang tidak dapat diterima di Kennedy Space Center yang menyebabkan peluncuran akan dijadwalkan kembali 27 Januari. Perkiraan 28 Januari dengan pagi yang luar biasa dingin dengan suhu mendekati 31 F(-1C) sebagai suhu minimum yang diizinkan untuk peluncuran. Suhu yang rendah tersebut mendorong kekhawatiran para insinyur di Morton Thiokol. Saat teleconference pada malam 27 Januari, insinyur Thiokol dan manajer membahas kondisi cuaca dengan manajer NASA di Kennedy Space Center dan Pusat Marshall Space Flight.
5
D. Penyebab Jatuh Pesawat Challenger Insinyur Thiokol yang paling berpengaruh bernama Roger Boisjoly menyuarakan keprihatinan serupa sebelumnya tentang kekhawatiran terhadap pengaruh suhu pada ketahanan karet O-ring yang disegel di sendi SRBS. Insinyur Thiokol tersebut berpendapat bahwa jika O-cincin yang lebih dingin dari 53F (12C) mereka tidak memiliki cukup data untuk menentukan apakah sendi akan 'mengikat' dengan benar. Para insinyur di Thiokol juga berpendapat bahwa semalam suhu mencapai titik yang rendah yaitu 18 F (-8 C) (pada malam sebelum peluncuran). Tentunya akan hampir pasti menghasilkan suhu di bawah redline mereka yakni 40 F (4 C) . Namun, laporan para insinyur ditolak oleh pihak manajemen Morton Thiokol, yang merekomendasikan bahwa peluncuran lanjutkan seperti yang dijadwalkan. Manajemen Thiokol dipengaruhi oleh tuntutan dari para manajer NASA. Rumor yang telah menjadi rahasia umum dan ditulis dalam catatan Feynman adalah NASA tetap memaksa melakukan peluncuran pada tanggal 28 Januari itu, meski temperatur begitu dingin, adalah karena Presiden akan menyampaikan pidato kenegaraan malam itu. Berdasarkan suatu teori, gedung putih telah mengatur segala sesuatunya. Jadi saat pidato berlangsung Nyonya MacAuliffe akan berbicara dengan Presiden dan kongres dari luar angkasa. Ini tentu akan terasa sangat hebat dan bersejarah dan Presiden akan berkata, "Halo! Apa kabar?" dan ibu guru akan menjawab, "Baik". Sungguh sesuatu yang akan sangat dramatis. Hal ini kemudian muncul pasca kecelakaan bahwa manajemen NASA sering menghindari peraturan keselamatan untuk mempertahankan manifestasi waktu peluncuran.
6
E. Pencarian Bukti Penyebab Pesawat Challenger Jatuh Selama hampir enam bulan, tim Komisi Penyelidikan Rogers berhasil melaporkan hasil temuan mereka kepada Presiden. Mereka menuliskannya dalam sebuah laporan penting berisi sepuluh rekomendasi. Ada cerita yang menarik tentang laporan tersebut sebelum di publikasikan ke masyarakat oleh Presiden di gedung putih. Cerita ini didapat dari catatan khusus Feynman setelah publik mengetahui segala informasi penting yang ada sebelum kecelakaan terjadi. Saat itu para anggota komisi yang di dalamnya ada Neils Amstrong (manusia bulan kita), Sally Ride (pilot perempuan penjelajah pertama) dan tentunya pemenang Nobel Fisika Feynman sedang mengadakan pertemuan akhir mereka secara resmi. Mencari apa yang salah dengan pesawat itu adalah satu hal. Berikutnya adalah pencarian permasalahan di organisasi NASA dan lainnya. Feynman berpikir dan tentunya para anggota komisi lainnya bahwa pasti akan ada persoalan seperti "Haruskah kita lanjutkan sistem ulak-alik ini, atau lebih baik bagaimana?" yang perlu dicari jawabannya. Dan kemudian permasalahan yang lebih besar seperti "Apa yang sebenarnya kita inginkan?" dan "Apa seharusnya yang menjadi tujuan jangka panjang kita di angkasa?" Komisi yang tadinya semula hanya ditugaskan untuk mencari sebab-sebab ledakan tersebut merasa akan beralih tugas dalam memutuskan kebijakan nasional. Maka lahirlah sepuluh rekomendasi mereka. Yang berisi : ”Komisi sangat merekomendasikan bahwa NASA tetap menerima dukungan dari pihak pemerintah dan Negara. Lembaga ini merupakan kekayaan negara dan memainkan peran yang sangat penting dalam eksplorasi dan pengembangan ruang angkasa. Lembaga ini juga merupakan simbol harga diri bangsa dan kepemimpinan di bidang teknologi. Komisi memuji keberhasilan yang spektakuler yang sudah dicapai NASA dan menunggu keberhasilan impresif yang lain yang akan dicapai. Temuan-temuan dan rekomendasirekomendasi yang dihadirkan dalam laporan ini dimaksudkan sebagai kontribusi untuk kesuksesan NASA di masa depan yang diharapkan dan dibutuhkan negara untuk menyongsong abad ke-21.”
7
Karena kenyataannya hasil temuan-temuan penting dan riset ilmiah selama menjadi komisi penyelidik yang dituangkan dalam sebuah laporan oleh Feynman hanya masuk sebagai apendiks di laporan utama yang akan diberikan kepada Presiden. Puncaknya ketika Feynman mengirimkan telegram kepara Rogers yang berisi : "Tolong hapus tanda tangan saya dari laporan kecuali jika dua hal dilakukan: Tidak ada rekomendasi kesepuluh, dan Laporanku tampil dalam bentuk aslinya, tanpa meodifikasi dari versi #23." Ia menyampaikan dalam catatannya bahwa, "Satu-satunya cara untuk mendapat sukses nyata di bidang sains adalah mendeskripsikan bukti dengan hati-hati tanpa mempertimbangkan perasaan Anda. Jika Anda punya teori, Anda harus mencoba menjelaskan apa kelebihan dan kekurangannya secara seimbang. Dalam sains, Anda belajar standar integritas dan kejujuran."
8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Dapat kami simpulkan bahwa keselamatan dan keamanan sedang ditawar-tawar dalam dunia kerja. Seharusnya keselamatan dan keamanan sebagai prioritas utama rekayasawan. Bukan hanya para rekayasawan namun juga semua masyarakat harus mengerti atas kode etik yang bertujuan untuk mengarahkan seseorang agar tidak salah dalam bertindak. Penciptaan kode etik sendiri bertujuan untuk menghindari dan mencegah terjadi nya kesalahan yang dapat mengancam keselamatan jiwa seseorang. Seperti kita ketahui dalam pembahasan diatas bahwa prioritas keselamatan bukan hal yang penting tetapi mengharapkan ketenaran nama sebuah perusahaan atau lembaga agar dipercaya oleh banyak pihak. Kasus diatas juga mengajarkan untuk tidak hanya menyalahkan rekayasawan namun juga pihak yang terkait dalam kecelakaan tersebut. Sebuah teknologi pasti memiliki kecacatan dan kekurangan. Hal itu seharusnya yang disadari oleh masyarakat dan bukan mengharapkan sesuatu atas dasar perasaan saja tetapi lebih kritis lagi mengenai kecanggihan yang ada saat ini. Masih banyak lagi contoh-contoh kasus pengabaian kode etik rekayasawan yang saat ini tidak kita sadari ternyata selalu ada dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi mungkin dapat membantu pekerjaan lebih baik lagi tetapi jangan abaikan dampak yang di hasilkan dari penggunaan teknologi tersebut. Manfaat nya memang luar biasa dan hasil nya pun cukup baik namun bukan hanya dari sudut pandang positif nya saja tetapi dari sisi negatif perlu di perhatikan yang mungkin dapat menyebabkan kesalahan yang tidak dapat dicegah lagi. Akan lebih bijak bahwa semua masyarakat sadar akan pentingnya keselamatan dan kode etik sebagai rekayasawan. Karena seorang rekayasawan memiliki tanggung jawab yang besar akan karya yang dibuat nya.
9
B. Referensi Bertens.K, 2007, Etika, PT. Gramediref ,Jakarta Maryana Tri Fajar Okky, 2018, Tragedi Pesawat Challenger, Bandung
10