Tugas Analisis Jurnal Maternitas.docx

  • Uploaded by: MaherdaDF
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Analisis Jurnal Maternitas.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,593
  • Pages: 15
ANALISIS JURNAL THE INFLUENCE OF BENSON RELAXATION TOWARDS THE LEVEL OF ANXIETY IN CERVICAL CANCER PATIENTS IN INPATIENT WARD OF CAMAR III AT GENERAL HOSPITAL OF ARIFIN ACHMAD PEKANBARU 2015

KELOMPOK 1. Alfika Nindi Gunawan 2. Avi Mugi Lestari 3. Maherda Dian Fitronella 4. Cahya Nung Hayati 5. Danu Biyan Redista

PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO TAHUN 2018/2019

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penyakit kanker merupakan jenis penyakit yang banyak dialami oleh kebanyakan orang terutama pada jaman seperti sekarang. Sepresi dan gangguan kecemasan merupakan hal umum yang ditemukan pada pasien yang menderita derita kanker ( Kangas, 2014). Ini membuat kualitas hidup penderita kanker dengan sendirinya menurun, karena selain harus berjuang hidup dengan penyakit kanker, mereka juga harus mengatasi gejala depresi dan kecemasan yang muncul. Kecemasan yang dialami oleh pasien menurut Lazarus dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: frustasi, pengalaman tidak menyenangkan, konflik, lingkungan dan self efficacy ( Nawangsari, 2015). Sel kanker yang ada pada manusia memiliki sifat membunuh, sehingga mengakibatkan kecemasan pada diri seseorang yang menderita penyakit tersebut. Penderita merasa cemas karena harus berhadapan dengan penyakit yang mematikan tersebut. Kecemasan yang dialami oleh penderita kanker ini sebenarnya jelas bentuknya yaitu kekhawatiran akan penyakit kanker. Namun yang membuat pendeita kanker ini cemas adalah penderita tidak mampu menangani penyakit dideritanya atau berbuat sesuatu untuk mengurangi rasa sakit yang dialaminya, penyakit ini semakin lama membuat kekebalan tubuh penderitanya menjadi melemah karena kekurangan nutrisi akibat berebut dengan sel kanker ( Guyton, 2016). Keadaan seperti nilah yang membuat penderita semakin bertambah cemas setiap harinya ditambah lagi kekhawatiran akan datangnya kematian akibat penyakit ini, meskipun tidak datang dengan cepat, namun rasa khawatir dan takut tersebut tetap ada. Kanker serviks dikenal sebagai penyakit yang mematikan. Angka kejadiannya terbanyak ke dua di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung mencatat pada tahun 2012 kanker serviks menduduki peringkat pertama sejumlah 784 kasus (62,27%) dibandingkan lima jenis kanker obgyn lainnya, antara lain Suspek Tumor Ganas Ovarium /STGO sejumlah 203 kasus (16,12%), kanker ovarium sejumlah 148 kasus (11,76%) kanker vulva sejumlah 109 kasus (8,65%) dan kanker endometrium sejumlah 15 kasus (1,19%) (Destiana, 2012).

2

Penyakit kanker serviks tidak menimbulkan gejala di awal stadium (Hartati, 2010). Gejala awal kadang hanya berupa keputihan, namun pada stadium lanjut timbul keluhan lain seperti keluarnya darah atau cairan berbau tidak sedap, perdarahan spontan dari vagina, nyeri saat bersenggama, keputihan terus menerus, nyeri/kesulitan berkemih serta nyeri perut bagian bawah atau kram panggul. Apabila mencapai stadium lanjut penyakit ini tidak dapat dioperasi karena telah bermetastase (Samadi, 2010). Pasien kanker yang mengalami stres membutuhkan intervensi keperawatan agar pasien dapat menjalani kehidupannya dengan nyaman. Selama ini intervensi keperawatan di Indonesia dalam mengatasi stres yang digunakan lebih banyak dalam bentuk psikoterapi, teknik relaksasi ataupun distraksi. Namun seiring perkembangan zaman dan meningkatnya kebutuhan pelayanan kesehatan, maka dikembangkan terapi komplementer untuk mengatasi stres. Terapi komplementer dalam keperawatan bukanlah hal yang baru. Florence Nightingale menyatakan telah menggunakan terapi komplementer dalam perawatan pasien, diantaranya terapi musik untuk perawatan holistik pasien. Seiring berjalannya waktu, Internasional Council of Nurses Project dan National Intervention Classif ication Project memasukkan terapi komplementer ke dalam intervensi keperawatan, meliputi terapi music, imagery, progressive muscle relaxation, journaling, reminiscence dan massage (Hidayati et al., 2012).

B. Tujuan 1. Untuk menganalisis jurnal tentang relaksasi benson untuk mengurangi kecemasan pada kanker serviks 2. Untuk membandingkan isi jurnal utama dengan realita klinis 3. Untuk membandingkan jurnal utama dengan jurnal pembanding dan teori

3

BAB II RESUME & KRITIK JURNAL

A. Resume Jurnal a. Judul Jurnal Penelitian The Influence of Benson Relaxation Towards The Level of Anxiety in Cervical Cancer Patients in Inpatient Ward of Camar III at General Hospital of Arifin Ahcmad Pekanbaru 2015 b. Nama Peneliti Yenny Safitri c. Tempat dan Waktu penelitian Rumah Sakit Umum Arifin Achmad di ruang rawat inap bangsal Camar 3, September 2015 d. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui pengaruh relaksasi Benson pada tingkat kecemasan penderita kanker serviks b. Untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat oleh melibatkan kelompok kontrol selain kelompok eksperimen e. Pendahuluan (Introduction) Menurut data dari Rekam Medik Camar 3 RSUD Pekanbaru. Kasus-kasus kanker serviks setiap tahun mengalami peningkatan. Ada 113 kasus pada 2012 dan 132 kasus pada tahun 2011. Kanker serviks disebabkan oleh infeksi Human Pavilloma Virus (HPV). Lebih dari 90% kanker serviks jenis skuamosa yang mengandung DNA virus HPV dan 50% kanker serviks terkait dengan HPV tipe 16. Perawatan farmakologis dengan operasi dan perawatan obat dapat berupa beban khusus dan ancaman. Reaksi seperti ketidakberdayaan, keputusasaan, kecemasan, depresi atau memberontak bisa mendominasi efek dari gejala tambahan dan komplikasi yang semakin mengganggu. Salah satu terapi yang bisa mengurangi kecemasan adalah relaksasi Benson. Relaksasi benson adalah relaksasi teknik yang dikombinasikan dengan keyakinan yang dimiliki pada pasien. f. Metode (Method) Penelitian ini menggunakan kuantitatif desain penelitian eksperimental semu, dengan pendekatan desain pretest-posttest kelompok kontrol.Analisis data yang digunakan uji univariat dan bivariat dengan sampel T Test Dependent dan sampel T 4

Test Independent. Pengumpulan data menggunakan lembar skala kecemasan Ratting Hamilton Anxiety Scale (HARS). HARS skala digunakan sebagai lembar observasi kecemasan pasien kanker serviks yang memenuhi kriteria.

g. Hasil (Result) Hasil uji statistik menggunakan uji t independen diperoleh p-value = 0,000 signifikan p-value <0,05 maka Ho ditolak, yang berarti bahwa ada pengaruh relaksasi Benson pada tingkat kecemasan pada pasien dengan kanker serviks sebelum dan setelah terapi relakasi Benson. b. Analisa (Analysis) Dengan menggunakan teknik accidental sampling kemudian menetapkan 30 sebagai sampel. Pengukuran kecemasan dilakukan sebelum dan sesudah perawatan menggunakan Ratting Hamilton Anxiety Scale (HARS) yang diintervensi diberikan selama 1 minggu. c. Diskusi (Discussion) Hasilnya responden yang telah melakukan relaksasi benson selama sekitar 15 menit merasa mengalami perasaan tenang dan nyaman sehingga kecemasan berkurang. Hal ini karena relaksasi benson dapat menghambat aktivitas saraf simpatik yang mengarah pada pengurangan konsumsi oksigen oleh tubuh dan kemudian otototo santai, menyebabkan perasaan tenang dan nyaman. Apalagi relaksasi benson berfokus pada kata-kata tertentu atau frase yang diucapkan berulang kali dengan irama teratur dan dengan sikap yang pasrah kepada Allah SWT menurut pasien sehingga kegelisahan dapat dikurangi.

B. Analisis Kritik Jurnal

Aspek Analisis Jurnal Judul

Hasil analisis jurnal Kelompok -

Judul

melebihi

batas

maksimal

suku

kata.

Maksimal 5-15 kata

Abstrak

-

Judul menarik mewakili isi dari keseluruhan jurnal

-

Berisi tentang pernyataan ringkas dan padat tentang ide-ide yang penting

-

Abstrak singkat dan jelas, memuat ringkasan isi

5

jurnal -

Kata kuncinya sudah menggambarkan inti masalah yang diteliti. Jumlah kata kunci 3 kata

Introduction Pernyataan masalah

Pernyataan masalah sudah sesuai dengan tujuan penelitian

Review Literatur

Literatur yang digunakan kurang luas cakupannya

Kerangka konseptual/ teori

Tidak terdapat kerangka konsep

Hipotesis/pertanyaan

Hipotesis tidak ditulis jelas oleh peneliti

penelitian Methods Desain penelitian

-

Desain penelitian sudah jelas apa yang digunakan

-

Tidak ada data validitas dalam penelitian

Populasi dan sampel

Teknik pengambilan sampel sudah dijelaskan menggunakan metode apa, tetapi jumlah populasi dan sampel tidak digambarkan dengan detail

Pengumpulan

data

dan

Dalam

perhitungan

pengumpulan

sudah

dijelaskan

yaitu

menggunakan lembar skala kecemasan Ratting Hamilton Anxiety Scale (HARS).

Prosedur

Prosedur kurang karena tidak mencantumkan permintaan persetujuan dari responden (infom concent).

Results Analisis Data

Metode analisis

data

yang digunakan tidak

dipaparkan dengan jelas Temuan

-

Temuan menghasilkan data untuk menjawab tujuan penelitian

-

Hasil temuan disajikan menggunakan tabel dengan mengkategorikan mulai dari hasil posttes-pretest, grup eksperimen-kontrol, dan kelompok umur

Discussion Interpretasi dari temuan

-

Temuan

dalam

diinterpretasikan 6

penelitian dalam

konteks

ini

sudah penelitian

sebelumnya -

Hasil penelitian memiliki pengaruh besar untuk mengatasi kecemasan pada pasien kanker secara umum maupun khsus kanker serviks.

Implikasi/ rekomendasi

Hasil penelitian ini bisa diterapkan pada semua kanker, bukan hanya kanker serviks saja

7

BAB III KORELASI ISI JURNAL DAN REALITA KLINIS

A. Perbandingan isi jurnal utama dengan realita klinis

Isi Jurnal Utama

Realita Klinis

Menurut Smeltzer & Bare (2001) dalam teori Hasil penelitian tidak sesuai dengan realita, mereka mengatakan bahwa respons stres karena di lingkungan pelayanan kesehatan dimulai

dari

hipotalamus

kortikotropin

melepaskan

merangsang

hipofisis

menghasilkan

mensekresi sendiri, khususnya di rumah sakit, jarang ada faktor,

yang yang mengetahui terapi relaksasi benson dan

anterior

glukoortikoid,

untuk jarang menggunakan terapi relaksasi benson terutama ini. Karena sebagian besar hanya berfokus

kortisol. Stres mental bisa meningkatkan pada program pengobatan medis saja. kortisol.

Dengan

demikian

merangsang

respons saraf simpatik seperti peningkatan denyut jantung, tekanan darah, glukosa darah, pupil akan melebar dan peningkatan aktivitas mental. Secara subyektif orang akan merasakan kaki dingin, kulit dan tangan yang lembab, menggigil, palpitasi dan kejang di perut. Jika seorang melakukan relaksasi ketika

dia

mengalami

ketegangan

atau

kecemasan, reaksi fisiologis individu yang dirasakan akan berkurang. 1. Usia responden Berdasarkan usia responden, pasien paling serviks

banyak adalah

terkenan

kanker

dalam

rentang

umur>35 tahun sebanyak 29 orang (96,6%). Pada usia 35-55 tahun sudah 2-3 kali lipat risiko mengembangkan kanker serviks. Semakin tua orang

8

tersebut, semakin mengalami proses penurunan kualitas organ. 2. Skor rata-rata kecemasan sebelum dan sesudah melakukan relaksasi benson dalam kelompok eksperimen Hasil uji statistik menggunakan uji-tdependen, skor rata-rata kecemasan pada kelompok eksperimen sebelum diberikan relaksasi benson adalah 24,13,

sedangkan

skor

rata-rata

kecemasan

dalam

kelompok

eksperimen

setelah

diberikan

relaksasi

adalah

15,27.

Dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kecemasan pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah relaksasi benson. 3. Skor

kecemasan

rata-rata

pasien

kanker serviks sebelum dan sesudah tanpa

diberikan

perawatan

pada

kelompok kontrol Berdasarkan

uji

statistik

menggunakan uji-t-dependen, skor rata-rata kecemasan sebelum tanpa diberikan pengobatan pada kelompok kontrol adalah 21,80, sedangkan skor rata-rata kecemasan setelah tanpa diberikan

pengobatan

Berdasarkan

hasil

tersebut

22,40. dapat

disimpulkan bahwa tidak ada yang signifikan pengaruh kecemasan dalam kontrol

kelompok

sebelum

dan

sesudah tanpa diberikan pengobatan.

9

4. Pengaruh relaksasi benson untuk mengurangi

kecemasan

dalam

eksperimen grup dan grup kontrol Berdasarkan

hasil

menggunakan

uji

statistik

uji-t-independen

diperoleh nilai P 0,000 berarti nilai kecemasan adalah nilai P<0,05 maka Ho ditolak, yang artinya kecemasan pada pasien dengan kanker serviks dengan

menggunakan

relaksasi

benson, lebih banyak efektif untuk mengurangi kecemasan.

B. Analisis SWOT di lapangan/ klinis

Strength (kekuatan)

Selain terapi farmakologi, terapi non-farmakologi juga bisa diterapkan untuk pasien kanker serviks. Salah satu terapi nonfarmakologi yaitu relaksasi benson. Dengan menerapkan terapi relaksasi Benson, dapat mengurangi tingkat kecemasan pada pasien kanker serviks sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya.

Weakness (kelemahan)

Untuk mengetahui hasil pemeriksaan harus mempunyai skala pengukuran kecemasan

Opportunity (Kesempatan)

Dapat memberikan pengetahuan baru untuk mengurangi tingkat kecemasan pada pasien kanker serviks

Threat (Ancaman)

Hasil pemeriksaan dari relaksasi benson tidak hanya penilaian secara obyektif, tetapi harus secara subyektif

10

BAB IV PERBANDINGAN JURNAL UTAMA DENGAN JURNAL PEMBANDING DAN TEORI

Perbandingan isi jurnal utama dengan jurnal pembanding dan teori

Jurnal Utama

Jurnal Pembanding

Judul:

Teori

Judul:

The Influence of Benson Spiritual Emotional Freedom Tanda

dan

Relaxation

di

Towards

The Technique

Level of Anxiety in Cervical menurunkan

(SEFT) terjadi Stres

gejala pasien

Pasien serviks

yang kanker

mempengaruhi

Cancer Patients in Inpatient Kanker Serviks

gangguan

emosi

pasien.

Ward of Camar III at General

Pasien dengan kanker terasa

Hospital of Arifin Ahcmad

sebagai

Pekanbaru 2015

penyakit baru. Penolakan,

ancaman

dan

kecemasan, dan penerimaan Nama peneliti:

Nama Peneliti:

Yenni Safitri

Desmaniarti,

adalah emosi yang normal Nani ketika dihadaokan dengan

Z.,

diagnosis yang buruk (Jong,

Avianti

2004). Tempat penelitian

Kecemasan

Tempat penelitian

parah

akan

mempengaruhi kerja sistem Rumah Sakit Umum Arifin RSUP

Dr.Hasan

Achmad di ruang rawat inap Bandung, bangsal Camar 3

Ruang

Sadikin saraf

hipotalamus

Obgyn mengendalikan

Gedung Kemuning lantai III

mengatur otonom.

Waktu penelitian:

Dilakukan

pada

September tahun 2015

Waktu penelitian:

bulan Bulan

Juni

2013

yang dan

sistem

saraf

Dalam

kondisi

kecemasan,

sistem

saraf

akan

mengeluarkan

sampai norepinefrin melalui sekresi

dengan September 2013

ujung

saraf

berhubungan

yang langsung

dengan ujung organ dalam. (Smeltzer & Bare, 2001).

11

Tujuan Penelitian:

Salah satu terapi yang bisa

Tujuan Penelitian:

mengurangi a. Untuk

mengetahui Untuk mengevaluasi peran adalah

kecemasan

relaksasi

benson

pengaruh relaksasi Benson Pap smear dalam mendeteksi (Djauzi, dalam Green & pada tingkat kecemasan lesi premaligna dan maligna Setyowati, 2004). Relaksasi penderita kanker serviks b. Untuk

serta

lesi

non

mengungkapkan serviks

hubungan

sebab

neoplastik Benson

dan

akibat menentukan

adalah

teknik

untuk relaksasi

yang

prevalensi dikombinasikan

oleh melibatkan kelompok berbagai lesi.

keyakinan

kontrol selain kelompok

oleh pasien.

yang

dengan dimiliki

eksperimen Keunggulan a. Dapat Hasil:

Hasil

Hasil:

uji

menggunakan

statistik uji

Hasil analisis uji normalitas

t Kolmogorov

Smirnov

independen diperoleh p-value menunjukkan

bahwa

meningkatkan

ketentraman

hati,

berkurangnya

rasa

cemas,

dan

khawatir

gelisah

data b. Dapat

meningkatkan

= 0,000 signifikan p-value hasil penelitian berdistribusi

daya ingat yang lebih

<0,05 maka Ho ditolak, yang normal dengan selisih rerata

baik

berarti bahwa ada pengaruh pre test dan post test 10,49 c. Meningkatkan relaksasi Benson pada tingkat dan standar deviasi 12,034, kecemasan dengan

pada kanker

keyakinan d. Meningkatkan

pasien p=0,005. serviks Hasil

daya

independent

t-test

kemampuan

sebelum dan setelah terapi menunjukkan bahwa SEFT

berhubungan

relakasi Benson.

orang lain

bermakna menurunkan stres

dengan

pasien kanker serviks dengan e. Ketahanan yang lebih perbedaan rerata selisih pre-

besar terhadap penyakit

posttest sebesar 18,02, p- f. Kesehatan

mental

value 0,000 (95% CI 14,117-

menjadi

21,882).

(Kusnandar, 2009).

12

lebih

baik

Analisis:

Analisis:

Dengan menggunakan teknik Pelaksanaan accidental kemudian

penelitian

sampling diawali menetapkan

dengan

30 mengidentifikasi

pasien

sebagai sampel. Pengukuran kanker serviks yang akan kecemasan sebelum perawatan

dilakukan dijadikan dan

responden

sesudah penelitian,

yaitu

dengan

menggunakan mengeksplor semua perasaan

Ratting Hamilton Anxiety emosi negatif atau gejala Scale

(HARS)

yang stres

yang

pasien

alami.

diintervensi diberikan selama Pasien yang mencampai skor 1 minggu.

stres minimal 5 diberikan penjelasan

penelitian

dan

informed

consent

serta

dilakukan

pre

test.

Selanjutnya responden dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok

kontrol

dan

kelompok perlakuan. Kelompok

perlakuan

mendapat bimbingan SEFT secara individual yang berisi penjelasan

tentang

pengertian,

tujuan,

dan

manfaat SEFT untuk pasien kanker serviks.

Diskusi:

Hasilnya telah

Diskusi:

responden

melakukan

yang Hasil

penelitian

ini

relaksasi menunjukkan pasien kanker

benson selama sekitar 15 serviks

yang

13

menjalani

menit

merasa

mengalami kemoterapi mengalami stres,

perasaan tenang dan nyaman dan sehingga

setelah

kecemasan intervensi

mendapatkan

SEFT

tampak

berkurang. Hal ini karena terjadi penurunan stres. relaksasi

benson

dapat Spiritual Emotional Freedom

menghambat aktivitas saraf Technique simpatik

yang

mengarah merupakan salah satu teknik

pada pengurangan konsumsi terapi oksigen

oleh

kemudian

(SEFT)

tubuh

otot-oto

menyebabkan

yang

dan menurunkan emosi negatif

santai, pasien termasuk stres dan perasaan gejala yang menyertai.

tenang dan nyaman. Apalagi relaksasi

benson

berfokus

pada kata-kata tertentu atau frase

yang

diucapkan

berulang kali dengan irama teratur dan dengan sikap yang pasrah kepada Allah SWT

menurut

dapat

pasien

sehingga kegelisahan dapat dikurangi.

14

DAFTAR PUSTAKA

Desmaniarti, Z., & Avianti, N. 2014. Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) Menurunkan Stres Pasien Kanker Serviks. Jurnal Ners Vol. 9, No.1, April 2014:91-96 Destiana, F., 2012. Hubungan Mekanisme Koping dengan Tingkat Stres Pasien Kanker Serviks di Ruang Obgyn Gedung Kemuning Lantai III RS Hasan Sadikin Bandung, Karya Tulis Ilmiah, tidak dipublikasikan. Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung. Green., C.W., & Setyowati, H. 2004. Seri buku kecil terapi alternatif. Yogyakarta: Yayasan Spritia Hartati, 2010. Cegah Dan Deteksi Kanker Serviks. Jakarta: Gramedia. Hidayati, N. O., Hamid, A. Y.S., dan Hariyati, T.S., 2012. Pengaruh Emotional Freedom Technique (EFT) Terhadap Peningkatan Harga Diri Narapidana Perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Bogor. Majalah Keperawatan, Nursing Journal of Padjadjaran University, 13(2) 94-114. Jong, W.D. (2004). Kanker, apakah itu? Pengobatan, harapan hidup, dan dukungan keluarga. Jakarta: Arcan Kangas, J. D., Naik, A. W., Murphy, R. F. 2014. Efficient Discovery of Responses of Proteins to Compounds using Active Learning. Journal BMC Bioinformatics, 15(2), 1-11 Safitri, yenni. 2017. The Influence of Benson Relaxation Towards The Level of Anxiety in Cervical Cancer Patients in Inpatient Ward of Camar IIIat General Hospital of Arifin Achmad Pekanbaru 2015. Journal Ners Vol.1, No.1, April 2017

Samadi, H. P., 2010. Yes, I Know Everything About Kanker Serviks :Menjalani, Mencegah Dan Bagaimana Anda Menjalani Pengobatan. Jakarta: EGC. Smeltzer, SC, & Bare, BG. 2001. Buku Konsultasi keperawatan medikal-bedah brunner & suddarth (8th ed) . Jakarta: EGC Sukandar, E. Y., Andrajati, R., Sigit, J. I., Adnyana, I. K., Setiadi, A. A., & Kusnandar. (2009). ISO Farmakoterapi . Jakarta: PT.ISFI Penerbitan

15

Related Documents


More Documents from "valentina febytea"