Nama : Armelia Siahaan NIM : 7153142004 Pada tahun 2008, rakyat AS memilih seorang warga keturunan kulit hitam, sebagai presiden di negara adikuasa itu. Pada saat bersamaan, rakyat AS juga mengalami krisis ekonomi terparah sejak Depresi Ekonomi 1930an. Krisis ekonomi ini berawal dari Suprime Mortgage. Mortgage atau Hipotek berdasarkan pasal 1162 KUHP diartikan sebagai Hak atas kebendaan dari benda – benda tak bergerak bertujuan untuk mengambil pelunasan dari suatu hutang atas benda tersebut. Pada 2001 – 2002, The Federal Reserve System atau sering disebut bank sentral AS, mulai menurunkan tingkat suku bunga dikarenakan beberapa faktor, salah satunya : DOTCOMBUBBLE, merupakan kejadian timbulnya perusahaan yg bergerak di bidang internet, namun pada saat itu tidak semua masyarakat AS menggunakan internet dalam kegiatan sehariharinya seperti saat ini. Sehingga banyak perusahaan yg bergerak di bidang tersebut collapse diantaranya InfoSpace, kozmo.com, startups.com, webvan. Selanjutnya, terjadinya tragedi pengeboman WTC pada September 2001, kemudian tingkat bunga tables yg tinggi. Oleh karena itu, bank sentral AS menurunkan tingkat suku bunganya hingga 1% pada 2003 untuk menghidupkan kembali perekonomian AS. Setiap orang yg memenuhi syarat berhak mengajukan dan mendapatkan kredit rumah, karena banyaknya permintaan rumah maka harga rumah pada saat itu tinggi. Dalam menjalankan program penyedian rumah bagi warganya, pemerintah AS bekerja sama dengan perusahaan penyedia dana untuk membangun perumahan, yaitu Fannie Mae dan Freddie Mac. Berikut ini proses pemberian kredit perumahan serta pendanaan pembangunan perumahan yg melibatkan Fannie Mae, Freddie Mac, perbankan, serta investor. 1. Pengajuan pengambilan kredit rumah (mortgage loan) oleh peminjam kepada bank pemberi kredit rumah melalui Mortgage Broker. Mortgage adalah pinjaman pada masyarakat untuk membeli properti, dimana properti tersebut selanjutnya akan dijadikan jaminan berdasarkan dari kriteria masyarakat. Masyarakat yg diberikan pinjaman ada 2 macam, yaitu prime mortgage dan subprime mortgage. Prime Mortgage adalah kredit yg diberikan kepada masyarakat yg biasanya memiliki sejarah yg bagus, maksudnya disini tidak ada sejarah bangkrut atau keterlambatan pembayaran pada kredit - kredit yg telah diselesaikannya. Sedangkan Subprime Mortgage adalah kredit yg diberikan pada masyarakat yg tidak memenuhi syarat tersebut, sehingga memungkinkan masyarakat secara finansial tidak layak untuk mendapatkan kredit untuk membeli rumah menjadi mampu membeli rumah. Subprime Mortgage sendiri memiliki resiko yg lebih besar dibandingkan dengan Prime Mortgage. 2. Pengajuan peminjaman disetujui oleh bank, sehingga bank memiliki hipotek (surat piutang) atas rumah tersebut. 3. Peminjam mebayar cicilan tersebut langsung kepada pihak bank pemberi kredit. Namun karena bank membutuhkan dana cepat untuk menjalankan kegiatan perbankan, bank menjual hipotek (surat piutang) kepada Fannie atau Freddie. Fannie dan Freddie sendiri merupakan perusahaan pembiayaan perumahan, dimana Fannie didirikan pada tahun 1938 atas permintaan presiden Franklyn sementara Freddie didirikan pada tahun 1970 guna memberikan kompetisi dengan Fannie dengan tujuan agar Fannie tidak memonopoli pasar properti. Namun karena Fannie atau Freddie tidak memiliki dana yg sesuai dengan permintaan bank, maka mereka
menjual kembali hipotek tadi kepada investor dalam bentuk sekuritas atau yg dinamakan Mortgage-Backed Security (MBS). Kegiatan yg mereka lakukan tersebut dinamakan Sekuritisasi. Sekuritisasi adalah penjualan asset piutang dari kreditor awal dimana dalam hal ini bank pemberi kredit kepada pihak lain dalam hal ini investor, sehingga bank menerima dana segar dari penjualan tersebut dan investor akan menerima bunga dari nvestasi tersebut. Dari proses sekuritisasi tersebut Fannie atau Freddie dapat menggunakan hasil MBS tersebut untuk kegiatan lainnya, tidak jarang untuk jaminan berhutang kembali. Karena MBS telah dibeli oleh investor maka Fannie atau Freddie memperoleh dana yg kemudian akan diberikan kepada bank pemberi kredit perumahan, karena bank telah menerima dana dari penjualan hipotek maka bank menyerahkan cicilan kepada Fannie atau Freddie agar kedua perusahaan tersebut dapat memberikan imbal balik bunga dari cicilan perumahan kepada investor karena telah berinvestasi pada asset tersebut. Dari penjelasan diatas dapat dilihat peran Fannie atau Freddie dalam menyediakan dana serta meningkatkan likuiditas pasar hipotek. Pada tahun 2005, bank sentral AS menaikkan tingkat suku bunga hingga 5%, hal tersebut menyebabkan Fannie atau Freddie juga menaikkan tingkat suku bunganya, naiknya suku bunga tersebut berpengaruh terhadap pinjaman yg harus dibayarkan bank kepada Fannie atau Freddie yg jumlahnya juga meningkat, karena bank tidak ingin menanggung resiko tersebut, maka dilimpahkan kepada peminjam dengan menaikkan tingkat bunga cicilan kredit rumah. Oleh karena itu, banyak peminjam tidak sanggup untuk meneruskan cicilan kredit rumahnya (gagal bayar), sehingga merelakan rumahnya diambil oleh bank. Karena banyak peminjam yg gagal bayar maka bank juga gagal mengembalikan kepada Fannie atau Freddie, yg mengakibatakn bank menyerahkan asset – asset perumahan tersebut kepada Fannie atau Freddie. Hal itu menyebabkan Fannie atau Freddie juga gagal membayarkan return kepada investor, dimana investor berhak atas asset tersebut dari membeli sekuritas. Karena semua asset diserahkan kepada investor, sehingga investor hanya memiliki asset – asset yg tidak likuid, dimana asset asset tadi tidak bisa dijual karena tidak ada peminat properti lagi dikarenakan harga rumah saat itu sedang turun. Hal itu menyebabkan investor mengalami kebangkkrutan pada tahun 2008, termasuk bank investasi terbesar dan tertua di AS yaitu Lehman Brothers. Karena seluruh kegiatan investasi yg dilakukan oleh Lehman (70% nya dibidang properti karena berpikiran bahwa asset perumahan akan selalu naik) pada 10 september 2008 Lehman mengumukan kerugian sebesar $3,9M dan berencana menjual sebagian kepemilikikannya atas bisnis manajemen investasi. Karena para investor bangkrut , maka hal ini berpengaruh kepada AIG (American International Group) yg berperan sebagai perusahaan asuransi yg memberikan perlindungan pihak ketiga atau Fearne Party Liability, dalam hal ini adalah investor yg berinvestasi di industri properti. Dampak yg diterima AIG sangat besar, namun AIG mendapatkan bantuan pemerintah (perlindungan kebangkrutan), karena pemerintah beranggapan bahwa apabila AIG dibiarkan bangkrut efeknya akan langsung kepada masyarakat pemegang polis, hal ini tentunya akan semakin berdampak terhadap perekonomian AS yg saat itu sedang mengalami krisis. AIG mengalami krisis likuiditas setelah kredit rating dongker. Pemerintah menguasai saham AIG New York sebesar 80% setelah menyatakan bersedia melakukan bailout pada september 2008 senilai $85 M. Pada 22 september AIG resmi dikeluarkan dari Dow Jones Industrial Average. Sehubungan dengan ini, Lehman mengajukan perlindungan kebangkrutan namun pemerintah menyatakan tidak akan mengambil tindakan apapun. Sehinga pada 15 september 2008, Lehman mengumumkan pailit dengan utang sebesar $613M dan obligasi sebesar $155M. Setelah sebelumnya Fannie atau Freddie mengajukan perlindungan kebangkrutan dan akhirnya pemerintah mengambil alih pada 7 september 2008. Proses ini
mengakibatkan krisis. Berdasarkan kronologis diatas, Amerika pada tahun 2008 dapat dilakukan pencegahan agar tidak terjadi krisis yg sama, yaitu : 1. Memberikan syarat yg lebih ketat dalam pengambilan pinjaman untuk rumh kedua dan seterusnya atau rumah untuk investasi. 2. Pengawasan terhadap produk derivative yg disekuritisasi. 3. Pengontrolan suku bunga KPR. 4. Pemerintah terlibat dalam pengawasan dalam penjaminan kredit perumahan.