Tugas Agama.docx

  • Uploaded by: Rizkia Cantika
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Agama.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,286
  • Pages: 14
MAKALAH KEMANUSIAAN DAN KEIMANAN

RIDDAH, BID’AH, DAN SYIRIK Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kemanusiaan Dan Keimanan Dosen Pengampu: SUHARMAN M.Ag

Disusun oleh: KELOMPOK 6 1. AHMAD RIADY RAMLAN (1811102411058) 2. AYU NOVITASARI (1811102411068) 3. BINTY NASIROH (1811102411071) 4. RIZKIA CANTIKA RAKHMAWATI (1811102411161)

FAKULTAS KESEHATAN JURUSAN S1 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

2018

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR BAB 1 PENDAHULUAN 1.1

LATAR BELAKANG……………………………………………………

1.2

RUMUSAN MASALAH………………………………………………….

1.3

TUJUAN PENULISAN…………………………………………………...

BAB ll

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Riddah……………………………………………………………… 2.2 Macam – Macam Riddah………………………………………......................... 2.3 Pengertian Bid’ah………………………………………………......................... 2.4 Macam– Macam Bid’ah………………………………………………………... 2.5 Pengertian Syirik……………………………………………………………….. 2.6 Macam-Macam Syirik………………………………………………………….. 2.7 Cara menghindarkan diri dari Riddah, Biddah dan Syirik…………………………………………………………………………….

BAB lll PENUTUP 3.1

KESIMPULAN……………………………………………………………….

KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum warahmatullah wabarakatuh Segala ucap syukur alhamdulillah kepada ALLAH S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan ridha-Nya sehingga Penulis bisa menyusun makalah ini yang berjudul “ RIDDAH, BID’AH, DAN SYIRIK“ sebagai tugas mata kuliah KEMANUSIAAN DAN KEIMANAN. Penulis berharap semoga dengan disusunnya makalah ini akan memberikan manfaat bagi Penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Islam adalah agama yang telah sempurna dan bersifat universal. Universitas Islam selain bermakna keberlakuan Islam untuk semua manusia,semua bangsa dan negara,juga subtansi ajarannya. Ajaran Islam,kalau dilakukan oleh siapapun pasti akan membawa pada kebaikan hidup, walaupun orang tersebut secara formal belum menyatakan keislamannya. Subtansi ajaran islam memuat seluas kehidupan dan persoalan manusia, sehingga islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Allah (hablum minallah) saja,tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan sesama dalam lingkungan-nya (hablum minannas). Penulis menyadari pasti ada kekurangan dan kelemahan yang terdapat pada makalah ini karena keterbatasan pengetahuan yang Penulis miliki. Untuk itu, penyusun terbuka terhadap kritik dan saran sehingga bisa menambah kesempurnaan dan memberikan kami tambahan pengetahuan.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Samarinda, 14 September 2018

Kelompok 6

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG Islam memberikan tuntunan kepada manusia dalam hal pergaulan,bahwa pergaulan itu hendaknya didasarkan atas moral atau budi pekerti yang luhur,bukan atas dasar kemuliaan status sosial maupun materi dan sesungguhnya dalam kehidupan ini sangat dibutuhkan adanya pengenalan antara manusia yang satu dengan yang lain. Dengan demikian tidak cukup bagi seseorang dalam beribadah hanya mengetahui sunnah saja, akan tetapi juga harus mengenali lawannya yakni bid’ah, seperti dalam hal keimanan tidak cukup mengerti tauhid saja tanpa mengetahui syirik dan riddah. Allah subhanahu wa ta’ala telah mengisyaratkan hal ini dalam firmanNya (yang artinya), “Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada thoghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus.” (Al Baqoroh: 256). Dan banyak perkataan terlontar, dari orang yang belum paham (atau mungkin salah paham) tentang Riddah, Bid’ah dan Syirik. Untuk itulah pada makalah ini penulis akan membahas berbagai kerancuan yang sering terdengar di kalangan masyarakat dan melalui makalah ini diharapkan akan dihasilkan suatu kajian tentang “ RIDDAH, BID’AH DAN SYIRIK”.

1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan pemaparan dari latar belakang tersebut, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apa pengertian “RIDDAH, BID’AH, DAN SYIRIK” dan jenis-jenisnya? 2. Bagaimana sesuatu permasalahan,hal,tindakan atau perilaku bisa dikatakan “RIDDAH, BID’AH, DAN SYIRIK”? 3. Bagaimana cara menghindarkan diri dari “RIDDAH, BID’AH DAN SYIRIK”?

1.3 TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan disusunnya makalah ini yaitu : 1. Untuk melengkapi tugas kelompok mata kuliah Kemanusiaan dan Keimanan 2. Untuk meningkatkan pengetahuan mengenai Riddah, Bid’ah, dan Syirik 3. Untuk mengetahui bagaimana cara menghadapi Riddah, Bid’ah, dan Syirik

BAB II PEMBAHASAN

A. RIDDAH 2.1 Pengertian Secara etimologi riddah memiliki akar kata yang sama dengan irtidad, keduanya berasal dari akar kata radd yang berarti “berbalik kembali”. Irtidad dapat berarti pula tahawwul atau berubah. Istilah riddah (irtidad) secara umum, berarti kembali dari suatu agama atau akidah. Sedangkan secara istilah, riddah berarti kembali dari agama Islam kepada kekafiran, baik dengan niat atau perbuatan kongkrit atau biasa disebut murtad. Dengan demikian, riddah berarti sama dengan apostasy dalam bahasa inggris. Sedangkan orang yang melakukannya disebut murtad apostate.

Perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai riddah antara lain, pengingkaran adanya pencipta alam, pengingkaran terhadap rasul, penghalalan sesuatu yang haram, atau sebaliknya. Perbuatan tersebut diuraikan dalam literatur fikih yang secara garis besar terbagi dalam empat penggolongan besar, yaitu: riddah fi al-I’tiqod, riddah fi al-a qwal, riddah al­af’al, riddah at-tark. 2.1 Macam-macam Riddah RIDDAH FIL AL-I’TIQAD, para ahli fikih sepakat bahwa menyekutukan Allah, mengingkari-Nya, menafikan-Nya sifat-sifat-Nya, menetapkan bagi Allah sesuatu yang diingkari-Nya seperti anak, mengingkari hari akhir, mengingkari hari hisab, mengingkari surga-neraka mengingkari malaikat adalah perbuatan yang menjadikan seseorang kafir. Oleh karena itu, apabila tindakan tersebut dilakukan oleh orangorang yang beriman, maka dia dapat dianggap murtad. Demikian juga orang Islam yang mengingkari masalah yang ditetapkan dengan dalil yang mutawatir seperti wajibnya salat, juga dianggap murtad. Selain itu, orang Islam yang menyatakan

tentang qodimnya alam, juga dianggap murtad. Semua perbuatan tersebut, termasuk dalam kategori riddah fil al-I’tiqad yang berhubungan dengan hak Allah.

RIDDAH FI AL-AQWAL, perkataan yang menyebabkan riddah seseorang meliputi sumpah palsu dengan nama Allah, sumpah dengan selain agama Islam, mencaci-maki Allah dan hukumnya, mencaci-maki Rasul, dan mencaci-maki Istri-istri Rasul.

RIDDAH FI AL-AF’AL, adalah dengan sengaja mengotori atau mencela al-Quran dan Hadis sebagai sumber hukum Islam. Demikian pula orang yang menghalalkan ganja dan sejenisnya, apalagi memakainya.

RIDDAH AT-TARK, adalah riddah karena meninggalkan perintah agama seperti salat, zakat, puasa. B. BID’AH 2.3 Pengertian Kata bid’ah berasal dari kata bada’ah. Kata ini memiliki pengertian. “membuat sesuatu yang baru, yang tidak pernah ada sebelumnya.Bid’ah secara bahasa semua perkara baru yang belum pernah ada sebelumnya.Adapun bid’ah dalam hukum Islam ialah segala sesuatu yang diada-adakan oleh ulama’ yang tidak ada pada zaman Nabi SAW. Jadi dapat disimpulkan bahwa bid’ah adalah sesuatu perkara baru yang belum ada sebelumnya yang diadakn oleh ulama yang belum ada sumbernya dari hadis dan alqur’an.

"Sesungguhnya ucapan yang paling benar adalah kitab Allah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad SAW, dan seburuk-buruk perkara adalah perkara baru, setiap perkara baru adalah bid'ah, dan setiap bid'ah itu sesat dan setiap kesesatan itu tempatnya di neraka." (HR. An-Nasa'i)

2.4 Macam-Macam Bid’ah Secara umum bid’ah terbagi dua, yaitu : 1. Bid’ah hasanah Yaitu : Perkara baru yang termasuk baik (hasanah), tidak bertentangan dengan Al Qur'an, Sunnah, pendapat sahabat atau Ijma 2. Bid’ah dhalalah Perkara baru yang bertolak belakang dengan Al Qur'an, Sunnah, pendapat sahabat atau Ijma, maka itu termasuk bid'ah yang sesat.

Sungguh telah diperjelas mengenai hal ini oleh hadits lainnya : “Barangsiapa membuat buat hal baru yang baik dalam islam, maka baginya pahalanya dan pahala orang yang mengikutinya dan tak berkurang sedikitpun dari pahalanya, dan barangsiapa membuat buat hal baru yang buruk dalam Islam, maka baginya dosanya dan dosa orang yang mengikutinya” (Shahih Muslim hadits no.1017) dan hadits ini merupakan inti penjelasan mengenai bid’ah yang baik dan bid’ah yang sesat”. (Tafsir Imam Qurtubiy juz 2 hal 87) C. SYIRIK 2.5 Pengertian Syirik menurut bahasa artinya bersekutu atau berserikat. Dalam istilah ilmu tauhid, syirik digunakan dalam arti mempersekutukan Tuhan lain dengan Allah, baik persekutuan itu mengenai zat-Nya, sifat-Nya, af’al-Nya, maupun mengenai ketaatan yang seharusnya ditujukan kepada Allah SWT. Syirik adalah lawan kata tauhid, yang berarti mengesakan Allah dan mensucikan-Nya dari segala jenis persekutuan. Syirik adalah dosa terbesar dengan apa seorang manusia mendurhakai Allah Swt.

Allah mengampuni semua dosa yang dilakukan hambanya, kecuali dosa besar seperti syirik. Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar (Q.S. An Nisaa : 48)

2.6 Macam-Macam Syirik Adapun jenis-jenis syirik, yaitu : 1. Syirik Besar, mengeluarkan pelakunya dari agama Islam dan menjadikannya kekal di dalam neraka. Syirik besar ada empat macam, yaitu: a). Syirik Dakwah (Do’a) Firman Allah : “Maka apabila mereka naik kapal mereka mendoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tibatiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah)”(QS.Al-Ankabut: 65) b). Syirik Niat, Keinginan dan Tujuan Firman Allah : “Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka Balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan ”(QS. Huud: 15-16)

c). Syirik Ketaatan Firman Allah : “Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al masih putera Maryam, Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.”(QS.At-Taubah: 31)

d). Syirik Mahabbah (Kecintaan) Firman Allah : “Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman Amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa

kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah Amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).”(QS.Al-Baqarah: 165).[3] 2. Syirik Kecil, tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam. Syirik kecil ada dua macam, yaitu: a). Syirik Zhahir (Nyata), syirik kecil dalam bentuk ucapan dan perbuatan. “Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.”(QS.At-Takwir: 29)

b). Syirik Khafi (Tersembunyi), syirik dalam hal keiginan dan niat, seperti riya' (ingin dipuji orang) dan sum'ah (ingin didengar orang). “Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. ”(QS.An-Nisa: 142)

2.8 Cara Menghindarkan diri Riddah, Bid’ah, dan Syirik Cara menghindarkan diri dari Riddah: 1. Pelajari agama Islam dengan sebaik-baiknya, kemudian hayati, yakini, dan amalkan 2. Hindarkan diri dari pergaulan dengan orang-orang atau teman yang berakhlak buruk 3. Senantiasa memupuk keimanan dan keislaman kita dengan berbuat kebaikan terhadap sesama, dan taat menjalankan ibadah 4. Hindari mengunjungi tempat-tempat yang berbau maksiat dan tempat-tempat tercela Cara menghindarkan diri dari Bid’ah 1. Memahami Substansi Ibadah Sebelum menjalankan ibadah, tentu kita harus memahami terlebih dahulu substansi dari ibadah yang akan kita laksankaan. Hal ini supaya kita mengetahui ibadah kita tersebut apa tujuan dan fugsinya yang dimaksudkan dalam Al-Quran dan Sunnah Rasul. Dengan Memahami Subsntasinya kita tidak akan salah jalan dan selalu berada dalam jalur ibadah tersebut.

2. Melengkapi Ilmu Pengetahuan dengan Dalil Agar tidak terjebak juga pada bid’ah maka sebaiknya ketika mempelajari masalah ibadah kita senantiasa menjaga ilmu pengetahuan tersebut dengan dalil yang sah dan benar. Pengetahuan islam mengenai ibadah yang tanpa dalil akan membuat kita 3. Menanyakan Ibadah kepada Ahlinya Dalam menjalankan perintah Allah, tentu saja tidak boleh sembarangan. Untuk itu, jika ada informasi atau pengetahuan ibadah yang tidak kita ketahui maka tanyakanlah kepada ahlinya yang benar-benar memiliki pengetahuan dan kredibilitas. Hal ini menghindarkan kita dari para ulama yang asal-asalan dalam memahami ilmu. 4. Selalu Mempelajari Lebih Dalam Masalah Agama Walaupun seorang muslim bukanlah ulama, mempelajari lebih dalam soal agama adalah kewajiban. Orang yang menjalankan bid’ah biasanya karena memang ia tidak memahami dan mempelajarinya lebih mendalam. Untuk itu, selalu memperdalam masalah agama adalah hal yang harus dilakukan untuk menghindari bid’ah. 5. Tidak Tergesa-gesa Tidak tergesa-gesa dalam menerapkan agama artinya bukan menunda-nunda namun selalu mengkroscek dan mencari sumber pengetahuan yang lebih mendalam lagi. Tidak mudah mempercayai dari apa yang disampaikan terutama oleh orang yang dalam ilmunya mengenai agama. Cara menghindarkan diri dari Syirik 1. Ikhlas dalam beribadah dan bermuamalah “Dan Allah tidak menjadikannya (mengirim bala bantuan itu), melainkan sebagai kabar gembira dan agar hatimu menjadi tenteram karenanya. dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah.” (QS. al-Anfal : 10) 2. Meyakini bahwa setiap amal kebajikan akan dibalas oleh Allah swt. “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah Sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungaisungai; mereka kekal di dalamnya selamalamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya. yang

demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.” (QS. alBayyinah : 7-8) 3. Memperbanyak dzikrullah "Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (QS. al-A’raf : 205) .

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN Alhamdulillah kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT dan shalawat serta salam kepada Rasul-Nya yang telah memberikan rahmatnya, sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas dan rasa ingin tahu penulis. Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh yang berhubungan dengan makalah ini. Kami banyak berharap kepada para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

B. SARAN 1. Setelah disadari bahwa Riddah, Bid’ah dan Syirik kesalahan yang besar yang menyalahi hukum hukum Allah dan tidak diajarkan dalam agama Islam maka hendaklah masyarakat mampu meramu pendidikan agama Islam yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diajarkan dalam agama islam. 2. Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca akan lebih dapat mencari tahu tentang bid’ah yang diwajibkan dan diharamkan. 3. Masyarakat hendaknya mampu mengadakan penelitian-penelitian sederhana yang bertujuan untuk menemukan formula-formula baru bagi system pembelajaran agam islam yang lebih inovatif untuk meningkatkan mutu pendidikan tentang agama islam yang menambah dan memperkuat iman kita terhadap Allah.

DAFTAR PUSTAKA https://dalamislam.com/dasar-islam/bid-ah-dalam-islam (Diakses 14 September 2018) http://www.edukasicenter.com/2014/03/cara-menjauhi-perbuatan-riddahmurtad.html (Diakses 14 September 2018) http://www.referensimakalah.com/2012/11/pengertian-riddah.html (Diakses 14 September 2018) http://ismailibnuisa.blogspot.com/2016/04/shahih-al-bukhari-hadits-nomor-2012.html (Diakses 14 September 2018) http://www.referensimakalah.com/2012/11/pengertian-riddah.html (Diakses 14 September 2018) https://dalamislam.com/dasar-islam/bid-ah-dalam-islam (Diakses 14 September 2018) https://mutiarazuhud.wordpress.com/2017/10/28/cara-menghadapi-bidah/ (Diakses 14 September 2018) https://www.bacaanmadani.com/2018/03/3-cara-menghindari-perbuatan-syirik.html (Diakses 14 September 2018) https://islamhouse.com/id/category/732479/articles/showall/1/ (Diakses 14 September 2018) https://www.youtube.com/watch?v=XvMgkQLuvbw (Diakses 14 September 2018) Ibn Manzur al-Affriqi, Lisan al-Arab, (Beirut: Dar as-Sadir, 1416/1992). Ensiklopedi Islam III, (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, tt h). Sayyid Sabiq, Fikih Sunah 9, terj: Moh Nabhan Husein, (Bandung: PT Al Ma’arif, 1984). Departemen Agama RI, Ensiklopedi Islam di Indonesia, (Jakarta: Perguruan Tinggi Agama/ IAIN, 1992/1993). Ibnu Mansur al-Anshori, Lisan al-Arab, (Mesir: Dar al-Fikr, juz IV tth).

Related Documents

Tugas
October 2019 88
Tugas
October 2019 74
Tugas
June 2020 46
Tugas
May 2020 48
Tugas
June 2020 45
Tugas
August 2019 86

More Documents from "Luci xyy"