Tugas Agama.doc

  • Uploaded by: Esra DT Lubis
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Agama.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 3,129
  • Pages: 19
BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, kehidupan manusia semakin dipermudah, salah satunya dalam

kemajuan teknologi informasi. Hal ini membuat orang-orang dapat saling terhubung satu sama lain meskipun dalam jarak yang jauh, seperti melalui penggunaan media sosial. Media sosial juga digunakan sebagai sumber informasi atau berita mengenai peristiwa – peristiwa yang terjadi di berbagai daerah, sehingga orang-orang dapat dengan cepat mengetahui berita tersebut. Sayangnya, informasi yang diberitakan tersebut ada yang diketahui atau tidak penulisnya. Hal ini dijadikan kesempatan bagi segelintir pihak, khususnya secara anonim untuk menyebarkan berita berupa hoax atau gossip. Hoax merupakan usaha penipuan kepada masyarakat sebagai pembaca atau pendengar secara sengaja agar percaya terhadap suatu informasi yang palsu. Kebanyakan orang percaya akan berita tersebut yang masih belum diketahui kebenarannya dan ini dapat menyebabkan perpecahan maupun memberikan dampak yang besar bagi banyak orang. Dengan adanya hoax ini, kita dituntut untuk tidak langsung percaya pada seluruh berita yang beredar melalui dunia nyata dan khususnya dunia maya. Dunia maya merupakan sumber terbesar penyebaran hoax ini karena melalui internet, seluruh akses informasi dan komunikasi yang sering dilakukan oleh banyak orang saat ini. Kita dituntut untuk lebih selektif dan kritis dalam menyikapi seluruh pemberitaan yang beredar di masyarakat. Penyebaran berita hoax tidaklah sesuai dengan etika ke-Kristen-an. Di dalam etika Kristen diatur sebagaimana seseorang bertindak, yaitu pada Sabda Allah. Umat Kristen harus selalu berpegang pada ketentuan etika Kristiani dalam melakukan segala aktivitasnya. Kita, sebagai umat Kristen, perlu waspada akan hoax yang beredar banyak di masyarakat. Kita perlu mengetahui ke-valid-an dari suatu berita dahulu. Umat Kristen perlu memupuk pengetahuan serta ketaqwaan kepada Tuhan Yesus. Berdasarkan data yang dipaparkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, sudah ada 800 ribu situs di Indonesia yang terindikasi sebagai berita palsu dan ujaran kebencian. Setiap hari beredar minimal satu hoax di masyarakat baik itu mengandung unsur SARA, pornografi, penipuan bisnis ilegal, radikalisme, dan sebagainya. Salah satu berita

1

yang baru saja terjadi saat ini yaitu kasus penganiayaan kepada seorang aktivis yang akhirnya diketahui bahwa berita itu merupakan sebuah hoax. Oleh sebab itu, diperlukan adanya kajian serta tinjauan bagaimana seharusnya remaja Kristen bertindak serta berperilaku dalam menyikapi hoax. Hal ini bertujuan agar kita bersikap lebih bijak dengan mengetahui kebenaran suatu informasi dan tidak mudah dihasut dan dirugikan dalam berita tersebut. 1.2.

Rumusan Masalah 1. Bagaimana gambaran penggunaan media sosial untuk berita hoax? 2. Bagaimana tinjauan etis Kristen mengenai penggunaan media sosial untuk 3.

berita hoax? Bagaimana kesimpulan dan saran berdasarkan pembahasan di atas?

BAB II ISI 2

2.1. Kumpulan Artikel Artikel 1

https://nasional.kompas.com/read/2017/02/14/09055481/media.sosial. penyebaran.hoax.dan.budaya.berbagi.

Artikel 2

https://nasional.kompas.com/read/2017/02/09/15115131/riuhnya.medi a.sosial.dan.berita.hoax.ini.kata.jokowi.

Artikel 3

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/02/08/21160841/kenapa.h oax.mudah.tersebar.di.indonesia.

Artikel 4

3

https://nasional.kompas.com/read/2017/02/06/08392901/verifikasi. media.salah.satu.upaya.dewan.pers.lawan.hoax.

Artikel 5

https://nasional.kompas.com/read/2017/02/08/21512921/media.arus.ut ama.harus.jadi.rujukan

Artikel 6

https://nasional.kompas.com/read/2018/03/14/19560541/generasimilenial-dianggap-paling-rentan-dipengaruhi-hoaks

Artikel 7

4

https://nasional.kompas.com/read/2018/03/13/18192861/polri-akuifenomena-saling-lapor-karena-hoaks-di-medsos-semakin-meningkat

Artikel 8

https://nasional.kompas.com/read/2018/03/13/17355751/pengg una-sebarkan-hoaks-provider-medsos-diusulkan-kena-sanksidenda

Artikel 9

https://nasional.kompas.com/read/2018/03/14/18551201/tahun-politikproduksi-hoaks-diprediksi-semakin-tinggi

Artikel 10

5

https://nasional.kompas.com/read/2018/03/05/08343791/mendagrimedia-sosial-harusnya-tak-jadi-alat-penyebar-hoaks

Artikel 11

http://harian.analisadaily.com/kesehatan/news/hoax-dalam-informasikesehatan/387999/2017/07/31

Artikel 12

https://nasional.kompas.com/read/2017/11/07/08020091/cara-cerdasmencegah-penyebaran-hoax-di-media-sosial

Artikel 13 6

http://jogja.tribunnews.com/2018/04/09/koran-hadir-untuk-menjawabinformasi-hoax

Artikel 14

https://nasional.kompas.com/read/2017/01/23/18181951/mengapa.ban yak.orang.mudah.percaya.berita.hoax.

Artikel 15

https://www.jawapos.com/nasional/humaniora/14/09/2018/duhfacebook-dan-whatsapp-jadi-saluran-favorit-penyebaran-hoax

Artikel 16

7

https://www.jawapos.com/hoax-atau-bukan/17/09/2018/video-lawasdijadikan-bahan-hoax-untuk-menghasut

Artikel 17

Artikel 21

http://harian.analisadaily.com/tajuk-rencana/news/menangkal-beritahoax/296434/2017/01/10

Artikel 18

https://nasional.kompas.com/read/2018/03/13/18120101/meskidarurat-hoaks-kebebasan-dalam-berdemokrasi-tak-bisa-dilarang

Artikel 19

8

https://regional.kompas.com/read/2018/10/04/05443291/3-faktanasib-penyebar-hoaks-ratna-sarumpaet-hingga-ibu-rumah-tangga-di

Artikel 20

https://nasional.kompas.com/read/2018/03/05/21192341/wirantopenyebar-hoaks-dan-ujaran-kebencian-kita-cari-tangkap-hukum

Artikel 21

:https://nasional.kompas.com/read/2018/03/05/15012241/pemerintahupayakan-teknologi-canggih-untuk-tangani-penyebaran-hoaks

2.2 Rangkuman Artikel Peredaran berita di kalangan masyarakat Indonesia sekarang ini sulit dibendung karena semakin mudah dan cepat penyebarannya akibat adanya media sosial dan aplikasi pengirim pesan cepat (Chat Apps). Isu soal “Hoax” ini juga menjadi isu global. Penanganan isu “Hoax” ini bisa melalui pemerintah dan juga diluar pemerintah. Adanya budaya ingin 9

cepat berbagi dan kebiasaan membaca tidak menyeluruh dapat menyebabkan timbulnya isuisu yang tidak sesuai dengan keadaan aslinya (Artikel 1). Mengenai “Hoax” Presiden Republik Indonesia juga angkat bicara untuk meminta masyarakat menyetop penyebaran berita bohong. Masyarakat juga diimbau bersama-sama untuk menjernihkan situasi agar tidak terjadi perpecahan (Artikel 2). Cepatnya penyebaran berita juga dipengaruhi dengan kebiasaan membaca buku yang kurang dalam budaya masyarakat Indonesia (Artikel 3). Masyarakat Indonesia lebih suka berbincang daripada membaca yang tujuannya untuk memverifikasi informasi yang sudah didapat. Selain kesalahan di sisi pengguna, juga terdapat kesalahan pada sisi media massa. Masyarakat membutuhkan informasi yang tepercaya dari media massa yang sudah memverifikasi informasi yang akan diberitakan. Untuk meminimalisir penyebaran “Hoax” ini Dewan Pers mengadakan verifikasi media untuk memastikan komitmen pengelola media dalam menegakkan profesionalitas dan perlindungan terhadap wartawan. Selain itu, melalui pendataan atau verifikasi perusahaan pers, Dewan Pers ingin mendorong penguatan media pers dan positioning media mainstream dalam memasuki era konvergensi media (Artikel 4). Pendataan perusahaan pers mensyaratkan pengelola media harus menegakkan kode etik jurnalistik, kaidah jurnalistik sekaligus menyertifikasi, menyejahterahkan, dan melindungi wartawannya. Upaya ini dianggap menjadi langkah strategis ketika Indonesia sudah memasuki pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Sebagai pedoman dalam mengetahui semakin tinggi penyebaran “Hoax” di Indonesia ini adanya aksi saling lapor karena “Hoax” di media sosial semakin meningkat yang diakui oleh Polri. Saling lapor semakin sering terjadi tetapi tidak dengan bukti yang kuat sehingga pihak kepolisian pun bingung untuk menginvestigasinya. Masyarakat mengira hal ini tidak diperhitungkan pihak yang bersangkutan padahal karena bukti yang kurang pihak kepolisian tidak dapat memutuskan perkara secara langsung (Artikel 5 sampai 7) .

Beredarnya “Hoax” dapat menyebabkan kerugian pada si pengunggah sendiri. Apabila ketahuan maka si pengunggah akan dikenakan sanksi denda. Dalam hakikatnya menurut Menteri Dalam Negeri media sosial adalah alat untuk berkomunikasi bukan menjadi alat penyebar “Hoax”. Media sosial harusnya menjadi alat untuk membantu keterbatasan ruang dan waktu dalam berkomunikasi dan saling memberikan informasi yang benar bukan menjadi sarana untuk menyebarkan “Hoax”. Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo 10

mendukung dan mengapresiasi kerja kepolisian yang terus memerangi “Hoax” dan fitnah yang meresahkan masyarakat. Pemerintah juga terus berupaya untuk mengurangi penyebaran “Hoax” dengan cara menyusun undang-undang yang di dalamnya mengatur sanksi bagi pengguna internet yang turut meyebarkan konten negatif (Artikel 8 sampai 10) Dunia kesehatan juga tidak luput dari hoax. Salah satu contoh hoax adalah vaksin dapat membuat anak menderita autisme. Kasusnya diawali dari tulisan ilmiah yang mengandung kekurang-telitian dalam desain studi dan pengambilan kesimpulan. Entah mengapa, di Indonesia cerita vaksin berkembang pula menjadi cerita yang lain (Artikel 11). Hoax memberi dampak psikologis, secara umum memiliki daya untuk mengubah dan memperkuat sikap / persepsi yang dimiliki seseorang terhadap suatu hal.

Bisa jadi

ketidaksetujuan terhadap kebijakan tertentu, orang tertentu, kelompok tertentu, dan sebaliknya. Namun, khusus informasi-informasi hoax yang bersifat negative dapat menyebabkan kecemasan yang berlebih (Artikel 12 dan 13). Hoax adalah suatu permasalahan yang dihadapi masyarakat, media, dan pemerintah saat ini. Untuk menanggulangi hoax, salah satu cara yang dilakukan adalah memahami terlebih dahulu bagaimana persebaran hoax, khususnya melalui platform social yang kita banyak gunakan saaat ini (Artikel 14 dan 15). Pemerintah tak hanya akan menindak anggota kelompok Muslim Cyber Army (MCA) yang menyebarkan hoaks dan ujaran kebencian saja. Tapi juga pihak lain yang melakukan aktivitas serupa. Pemrintah pun mengancam akan menindak tegas dan mencari, menangkap serta menghukum para pelaku hoaks dan ujaran kebencian terebut. Konten-konten yang disebarkan pelaku meliputi isu kebangkitan Partai Komunitas Indonesia, penculikan ulama, dan mencemarkan nama baik presiden, pemerintah, hingga tokoh-tokoh tertentu. Konten yang disebarkan termasuk isu bohong soal penganiayaan pemuka agama dan pengrusakan tempat ibadah yang ramai belakangan (Artikel 16 sampai 20).

11

2.3 Tinjauan Etis Kata hoax berasal dari bahasa Inggris yang berarti berita bohong atau berita palsu. Dari pernyataan ini bisa disimpulkan bahwa hoax memiliki arti yang sama dengan kata fitnah. Menurut Lynda Walsh dalam buku berjudul Sins Against Science, istilah hoax atau kabar bohong, merupakan istilah dalam bahasa Inggris yang masuk sejak era industri1. Diperkirakan pertama kali muncul pada 1808. Fitnah berakar dari dusta. Kata Yunani yang dipakai untuk dusta adalah “Pseudomartureo” yang juga berarti bohong, tidak benar, khianat, tidak setia ataupun palsu. Sedang hoax merupakan serapan dari bahasa Yunani “Hocus” yang artinya untuk menipu. Pada pasal 28 ayat (1) UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik ("UU ITE") menyatakan, "Setiap orang dengan sengaja, dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik." Perbuatan yang diatur dalam Pasal 28 ayat (1) UU ITE merupakan salah satu perbuatan yang dilarang dalam UU ITE. UU ITE tidak menjelaskan apa yang dimaksud dengan "berita bohong dan menyesatkan"2. Terkait dengan rumusan Pasal 28 ayat (1) UU ITE yang menggunakan frasa "menyebarkan berita bohong", sebenarnya terdapat ketentuan serupa dalam Pasal 390 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana ("KUHP")3 walaupun dengan rumusan yang sedikit berbeda yaitu digunakannya frasa "menyiarkan kabar bohong". Menurut buku Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal yang ditulis oleh R. Soesilo (hal. 269), terdakwa hanya dapat dihukum dengan Pasal 390 KUHP, apabila ternyata bahwa kabar yang disiarkan itu adalah kabar bohong. 3 Yang dipandang sebagai kabar bohong, tidak saja memberitahukan suatu kabar yang kosong, akan tetapi juga menceritakan secara tidak betul tentang suatu kejadian. Menurut hemat kami, penjelasan ini berlaku juga bagi Pasal 28 ayat (1) UU ITE. Suatu berita yang menceritakan secara tidak betul tentang suatu kejadian adalah termasuk juga berita bohong. Pandangan Kristen Mengenai Hoax Dalam Alkitab, tentu tidak akan kita temukan kata hoax tetapi kita bisa menggunakan kata bohong untuk mencari apa pandangan Kristen mengenai masalah ini. Tuhan, sejak semula juga sudah mengingatkan kita betapa mengerikannya dosa fitnah itu. Fitnah adalah salah satu bentuk dusta yang dipandang keji oleh Tuhan. Di dalam Amsal 6:16-19, saksi dusta adalah satu dari tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi hatiNya. Saksi dusta juga adalah satu dari 10 Hukum Taurat. 12

Alkitab berkata iblis adalah bapa dari segala pendusta (Yohanes 8:44). Kalau kita melakukan keinginan-keinginan iblis, maka kita menjadikan iblis sebagai bapa kita. Jelas, Allah dan iblis bertentangan dan berseberangan. Di saat kita melakukan kehendak iblis, maka kita ada di pihak yang berseberangan dengan Tuhan. Fitnah dan hoax memang ditujukan untuk menipu orang lain dan menyebabkan perpecahan. Amsal 16:28 berkata orang yang curang menimbulkan pertengkaran, dan seorang pemfitnah menceraikan sahabat yang karib. Fitnah, hoax, berita palsu, informasi yang menyesatkan, sudah pasti akan menimbulkan kesalahpahaman dan pertengkaran. Fitnah itu seperti gada atau pedang atau panah yang tajam (Amsal 25:18), ia sangat melukai. Kalau dipakai untuk memisahkan teman dengan teman, ini sangat efektif. Bukan hanya teman, bahkan bisa membuat saudara bertengkar, seperti yang disebut dalam Amsal 6:19: “Seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan dan yang menimbulkan pertengkaran saudara.” Imbasnya bisa sangat mengerikan dan menakutkan. Banyaknya larangan yang tertera di Alkitab juga disertai dengan konsekuensi dan hukuman yang dapat diberikan kepada yang melanggarnya antara lain: 1. Pemfitnah akan dipermalukan dan dijauhi Fitnah tidak berlandaskan kepada kebenaran. Kalau terungkap, hanya akan mempermalukan pelakunya dan akhirnya mereka akan dijauhi orang lain. Kitab 1 Petrus 3:16 menyatakan bahwa ketika orang-orang korban fitnah tetap hidup dengan benar, maka pemfitnahpemfitnahnya justru dipermalukan karena fitnahannya sendiri. Seperti pepatah, menepuk air di belanga terpercik muka sendiri. 2. Pemfitnah kehilangan peluang masuk ke dalam kerajaan Allah Ada sejumlah contoh dalam Alkitab yang bisa menjelaskan hal ini. Salah satunya adalah ketika ada seorang muda kaya raya bertanya kepada Yesus, perbuatan baik apakah yang harus dilakukan untuk memperoleh hidup yang kekal (Matius 19:16-26). Yesus berkata: “Turutilah segala perintah Allah.” Salah satunya adalah tidak mengucapkan saksi dusta, atau memfitnah orang lain. 3. Berkaitan langsung atau merupakan efek langsung dari ganjaran kedua, yaitu: pemfitnah akan dihukum berat oleh Tuhan. Kalau Allah sudah tidak berkenan, maka yang ada adalah penghukuman. Kalau Amsal menyebutkan saksi dusta adalah satu dari tujuh kekejian di mata Tuhan, Rasul Paulus juga menilai begitu. Paulus mengkategorisasikan fitnah sebagai salah satu dosa paling memuakkan dalam daftar yang ditulisnya dalam kitab Roma 1:18-32. Dan murka Tuhan nyata bagi 13

pendosa-pendosa semacam ini. Pada bagian lain kitab Roma, yakni di Roma 3:8, Paulus menuturkan bahwa orang yang memfitnah orang lain layak mendapat hukuman dari Tuhan. Dari pemaparan di atas, tak ada manfaat apapun yang bisa dipetik dari penyebaran berita palsu atau hoax, karena mereka akan termasuk golongan para pemfitnah yang sangat dibenci oleh Tuhan. Pemfitnah termasuk golongan pengikut iblis, sang bapa dari segala dusta. Pemfitnah hanya akan menceraikan hubungan baik antara teman dan saudara. Ia seperti palu, gada, dan panah, yang sangat melukai hati, membunuh karakter, bahkan menimbulkan kejahatan lain yang mengerikan. Dalam kehidupan kita di dunia ini, kita adalah manusia biasa yang sering sekali terjebak dalam pencobaan dosa. Ada beberapa hal yang haris kita ingat setiap kali kita terjebak dalam situasi seperti ini, termasuk penyebaran berita hoax yang kerb terjadi, antara lain: -

Pertama, kebenaran menghubungkan kita dengan Tuhan. Pusat perhatian Tuhan akan kebenaran ada dalam sifat-Nya sendiri. Mazmur 31:5 mengatakan, “Tuhan adalah benar”. Titus 1:2 mengatakan “Tuhan yang tidak berdusta”. Dan masih banyak lagi ayat-ayat Alkitab lainnya yang menunjukkan bahwa kebenaran adalah karakter Tuhan. Oleh karena itu, komitmen tentang kebenaran sangat berhubungan erat dengan sifat-sifat Tuhan dan pengajarannya.

-

Kedua, kita diselamatkan (ditebus) supaya kita bisa hidup sesuai dengan gambaran/sifat-sifatNya. Tujuan kita hidup di dunia ini sebagai anak-anak Tuhan adalah untuk menjadi serupa dengan gambaran anakNya: Yesus Kristus (Roma 8:29). Jika kita ikut serta dalam kebohongan, kita telah merusak tujuan mulia keselamatan kita dan kita telah menodai gambaran kemuliaan Tuhan dalam diri Kita.

-

Ketiga, mengatakan sesuatu yang benar sama dengan ketaatan kita pada kehendak Tuhan. Firman Tuhan memerintahkan kita untuk mengatakan kebenaran tanpa berbohong dengan alasan apapun juga dan dengan resiko apapun. Amsal 13:5 berkata, “Orang benar membenci dusta”. Kolose 3:9 mengatakan, “Janganlah kamu saling mendustai”. Perintah larangan berbohong atau berdusta ini adalah mutlak, tidak bisa ditawar. Kita harus belajar untuk menahan diri dari godaan untuk terlalu cepat berpendapat tanpa mengumpulkan data-data yang cukup tentang sauté berita. Kecerobohan kita tanpa detail dan tanpa memiliki bukti yang cukup secara cepat bisa membawa kita pada fitnah. Kita harus membentengi diri kita dari godaan untuk salah menilai dan menyebarkan informasi yang palsu dengan dasar Alkitabiah yaitu: 14

a. Buah Roh Kesabaran dapat menahan keputusan sampai bukti-bukti yang diperlukan sudah cukup (Galatia 5:22) b. Kasih adalah jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah sampai fakta pembuktiannya ternyata berbeda (1 Korintus 13:6-7) c. Iman yang mempercayakan situasi pada keadilan Tuhan, dimana Tuhan yang mahatahu berjanji untuk selalu bersikap adil kepada semua (1 Petrus 1:17). d. Semangat kita untuk melindungi orang lain dengan menasehati orang-orang yang menuduh sembarangan untuk menahan emosinya sampai semua fakta terkumpul (1 Korintus 13:4) e. Keterbukaan untuk langsung mencari (jika diperlukan) sumber dari semua yang tersangkut untuk memperjelas bukti (Matius 18:15). Begitu banyak hal- hal negatif yang dapat disebabkan hoax yang sedang marak saat ini. Sebagai orang Kristen yang sudah diajarkan betapa fatal efek hoax terse but dalam kehidupan, alangkah baiknya jika kita menjaga semua informasi yang kita ketahui hingga kebenarannya diverifikasi. Alkitab juga sudah menunjukkan bagaimana hukuman yang dapat kita terima jika kita menyebarkan fitnah yang dapat merusak ketentraman, kedamaian, dan kerukunan hidup.

1. Lynda Walsh, Sins Against Sciences, Suny Press, 2006, hal.172

2. Buku UU ITE tahun 2008 3. R.Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-Komentarnya

Lengkap Pasal Demi Pasal, Politeia Bogor,1971, hal.269 BAB III PENUTUP 15

3.1 Kesimpulan Dalam Alkitab, mulai dari awal Perjanjian Lama sampai akhir Perjanjian Baru, kita tidak akan menemukan kata “hoax” tetapi kita bisa menggantikan kata “hoax” ini dengan kata “bohong”. Hoax sebagai penyebaran berita yang belum tentu kebenarannya dapat merugikan sangat merugikan orang lain. Kebenaran harus menjadi perhatian orang percaya karena dalam kebenaran disitulah terdapat damai sejahtera seperti yang dituliskan dalam Alkitab, “Orang yang dusta bibirnya adalah kekejian bagi Tuhan tetapi orang yang berlaku setia dikenan-Nya” (Amsal 12:22). Seiring berkembangnya teknologi di era ini, semakin mudah untuk menyebarluaskan informasi tanpa harus mengeluarkan tenaga dan biaya. Pada era ini sudah banyak sosial media yang dapat menjadi sarana penyebarluasan informasi. Karena kemudahan akses inilah orang semakin banyak menyebarluaskan informasi yang tidak dapat dipercaya kebenarannya dengan mudah tanpa harus berpikir panjang. Sosial media ini lama kelamaan tidak terkendali dan ada orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Mereka yang tidak bijak dalam menelaah informasi ini akan mudah terpengaruh dan akan terjerumus ke dalam perspektif yang salah. Kebohongan ini dapat merugikan banyak orang mulai dari mencoreng nama baik sampai yang plaing bahaya yaitu mempengaruhi psikis seseorang. Kebiasaan yang tidak disadari seperti tidak mendengarkan orang lain terlebih dahulu dan langsung memberikan pendapat dapat menjadi awal dari munculnya kebohongan maupun “Hoax” ini. Dan kebiasaan tidak menyaring informasi dan langsung menerimanya tanpa meninjau ulang kebenarannya dapat memperbesar dampak kerugian dari “Hoax”. Kebenaran adalah aspek yang sangat penting dalam kehidupan ini. Kebenaran adalah hal yang disukai oleh Tuhan. Dalam Amsal 11:19 tertulis bahwa, “Siapa yang berpegang pada kebenaran yang sejati, menuju hidup, tetapi siapa mengejar kejahatan, menuju kematian.” Dengan begitu kebenaran adalah sangat penting untuk kita menjalani kehidupan agar dapat menjalani hidup seturut dengan Firman Tuhan.

3.2 Saran Adapun saran-saran yang berkaitan dengan perilaku menyerbarkan hoax yaitu : 1. Pendidikan 16

Kepada bidang pendidikan ini dituntut untuk mengajarkan kepada pelajar untuk bersikap kritis terhadap informasi yang belum dipastikan kebenarannya dan mengajarkan sikap yang bijak dalam menghadapi banyaknya “Hoax” yang tersebar dalam sosial media. 2. Dokter Sebagai seorang dokter harus bisa memilah-milah mana yang sudah diverifikasi dan mana yang belum diverifikasi kebenarannya. Karena itu sangat berpengaruh dengan profesi yang akan dijalani. Dan sebagai seorang dokter harus bisa mengambil keputusan mana yang baik untuk disebarkan dan mana yang tidak baik. 3. Gereja Gereja harus selalu mengingatkan kepada semua jemaatnya untuk tidak mudah percaya dengan berita yang bisa saja hanya kebohongan belaka. Jangan sampai jemaatnya terjerumus ke dalam dosa dan maut. Gereja juga berperan dalam menguatkan iman akan godaan di dalam kehidupan sekarang ini.

BAB IV DAFTAR PUSTAKA

Daftar Buku: 17

Walsh,Lynda.2007.Sins Against Science: The Scientific Media Hoaxes on Poe,Twain,and Others.NewYork:State University of New York Press. R.Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal, Politeia Bogor,1971, hal.269 Republik Indonesia. 2008. Undang-Undang No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik . Sekretariat Negara. Jakarta. Daftar Tautan: Media Sosial Penyebaran Hoax dan Budaya Berbagi.(2017).diakses 12 Oktober 2018 di https://nasional.kompas.com. Riuhnya Media Sosial dan Berita Hoax Ini Kata Jokowi.(2017).diakses 12 Oktober 2018 di https://nasional.kompas.com. Kenapa Hoax Mudah Tersebar di Indonesia. (2017).diakses 12 Oktober 2018 di https://megapolitan.kompas.com. Verifikasi Media Salah Satu Upaya Dewan Pers Lawan Hoax.(2017).diakses 12 Oktober 2018 di https://nasional.kompas.com. Media Arus Utama Harus Jadi Rujukan. (2017).diakses 12 Oktober 2018 di https://nasional.kompas.com. Generasi Milenial Dianggap Paling Rentan Dipengaruhi Hoaks.(2018).diakses 12 Oktober 2018 di https://nasional.kompas.com. Tahun Politik Produksi Hoaks Diprediksi Semakin Tinggi.(2018).diakeses 12 Oktober 2018 di https://nasional.kompas.com. Polri Akui Fenomena Saling Lapor Karena Hoaks di Medsos Semakin Meningkat.(2018).diakses 12 Oktober 2018 di https://nasional.kompas.com. Pengguna Sebarkan Hoaks Provider Medsos Diusulkan Kena Sanksi Denda.(2018).diakses 12 Oktober 2018 di https://nasional.kompas.com. Mendagri Media Sosial Harusnya tak Jadi Alat Penyebar Hoaks.(2018).diakses 12 Oktober 2018 di https://nasional.kompas.com. 18

Hoax dalam Informasi Kesehatan.(2017).diakses 12 Oktober 2018 di http://harian.analisadaily.com. Menangkal Berita Hoax.(2017).diakses 12 Oktober 2018 di http://harian.analisadaily.com. Cara Cerdas Mencegah Penyebaran Hoax di Media Sosial.(2017).diakses 13 Oktober 2018 di https://nasional.kompas.com. Koran Hadir untuk Menjawab Informasi Hoax. (2018).diakses 13 Oktober 2018 di . http://jogja.tribunnews.com. Mengapa Banyak Orang Mudah Percaya Berita Hoax.(2017).diakses 13 Oktober 2018 di https://nasional.kompas.com. Duh Facebook dan Whatsapp Jadi Saluran Favorit Penyebaran Hoax.(2018).diakses 13 Oktober 2018 di https://www.jawapos.com. Video Lawas Dijadikan Bahan Hoax untuk Menghasut.(2018).diakses 13 Oktober 2018 di https://www.jawapos.com. Meski Darurat Hoaks Kebebasan dalam Berdemokrasi tak Bisa Dilarang.(2018).diakses 13 Oktober 2018 di https://nasional.kompas.com. Fakta Nasib Penyebar Hoaks Ratna Sarumpaet. (2018).diakses 13 Oktober 2018 di https://regional.kompas.com. Wiranto: Penyebar Hoaks dan Ujaran Kebencian Kita Cari ,Tangkap ,Hukum.(2018).diakses 13 Oktober 2018 di https://nasional.kompas.com. Pemerintah Upayakan Teknologi Canggih untuk Tangani Penyebaran Hoaks.(2018).diakses 13 Oktober 2018 di https://nasional.kompas.com.

19

Related Documents

Tugas
October 2019 88
Tugas
October 2019 74
Tugas
June 2020 46
Tugas
May 2020 48
Tugas
June 2020 45
Tugas
August 2019 86

More Documents from "Luci xyy"