TUGAS 2 PENGENDALIAN DAN PENJAMINAN MUTU
Disusun Oleh: Difa Muzakar
(1613042)
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI S-1 FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2018
1.1
Kecacatan Produk Produk cacat merupakan produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar kualitas yang sudah ditentukan. Standar kualitas yang baik menurut konsumen adalah produk tersebut dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan mereka. Apabila konsumen sudah merasa bahwa produk tersebut tidak dapat digunakan sesuai kebutuhan mereka maka produk tersebut akan dikatakan sebagai produk cacat. Untuk mengatasi produk cacat yang dihasilkan, produsen hanya dapat melakukan pencegahan terhadap terjadinya cacat produk. Untuk melakukan perbaikan sangat sulit dikarenakan memperbaiki produk yang cacat tetapi tidak pada proses produksinya sama saja akan menambah biaya. Produsen sebaiknya melakukan pencegahan terjadinya produk cacat dengan cara menyelidiki apakah terjadi kesalahan dalam proses produksinya sehingga dapat didapatkan penyebab produk cacat itu terjadi. Pengertian produk cacat menurut Bastian Bustami dan Nuriela (2006:136) adalah produk yang dihasilkan dalam proses produksi, dimana produk yang dihasilkan tersebut tidak sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan
1.2
Data Atribut dan Data Variabel o Data Variabel Data variabel merupakan data kuantitatif yang diukur untuk keperluan analisis. Contoh dari data variabel karakterisik kualitas adalah diameter pipa ketebalan produk, berat produk, dll. Ukuranukuran berat, panjang, tinggi, diameter, volume biasanya merupakan data variabel. o Data Atribut Data atribut merupakan data kualitatif yang dapat dihitung untuk pencatat dan analisis. Contoh dari data atribut karakteristik kualitas adalah ketiadaan label pada kemasan, banyaknya jenis cacfat. Data atribut
biasanya
diperoleh
dalam
bentuk
unit-unit
yang
ketidaksesuaian dengan spesifikasi atribut yang ditetapkan. Pada umumnya data atribut digunakan dalam peta kontrol p, np, c dan u. 1.3
Identifikasi Produk Dalam identifikasi produk ini, produk yang akan dijelaskan adalah sebuah gelas mug yang berfungsi secara umum sebagai penampung minuman. Produk mug ini berasal dari bahan baku keramik yang di buat dengan cara di bakar melalui oven suhu tinggi dalam proses pembentukannya mengunakan molding yang berbagai macam ukuran dan model. Setelah melalui proses pembakaran dan sudah membentuk Mug maka proses selanjutnya adalah memoles atau memberikan cairan coating pada permukaan luar mug. Karena proses Penambahan cairan coating pada permukaan mug inilah maka mug tersebut sering disebut mug coating. Dipasaran banyak terdapat mug coating dengan berbagai ukuran dan model. Namun ukuran yang paling banyak permintaan adalah ukuran standard dengan tinggi 10 cm diameter 8,3 cm , berat sekitar 0.4 kg , untuk detail ukuran dan bentuk model standard bisa di lihat pada gambar di bawah.
1.4
Proses Pembuatan Produk 1. Penyiapan Bahan Bahan-bahan sebelum diolah perlu dibersihkan atau dimurnikan karena mempengaruhi dalam proses dan mutu gelas. Bahan harus berkadar besi rendah (kurang 0,5%) agar gelas yang dibuat berwarna bening cerah. Bahan-bahan digilinghalus dan dicampur menurut perbandingan sesuai dengan jenis gelas yang dibuat dilebur dalam tungku peleburan. 2. Peleburan Bahan Cara peleburannya ada beberapa cara: a. Peleburan dengan pot atau krus. Dilakukan sejak jaman dahulu, dimana masa gelas ditempatkan dalam suatu bejana tahan api dan bejana itu dibakar dalam tungku sampai masa yang ada dalam bejana melebur. Kemdian dari bubur gelas ini diambil sedikit demi sedikit bila akan dibuat benda yang diingini. b. Peleburan dengan tungku bak. Tungku bak ini biasanya dibagi
menjadi
2
ruangan
dimana
ruang
pertama
merupakan ruang untuk meleburkan, sedangka ruang kedua untuk pengadukan, sehingga masa gelas homogen dan bebas dari gelembung udara. Untuk industri yang bekerja kontinu dan industri modern dari ruang 2 ini masa bubur gelas itu langsung dikerjakan menjadi produk yang macammacam bentuknya, dan perlengkapan peralatan yang dipasang tidak sama, tergantung pada jenis produknya. 3. Pembentukan Setelah peleburan maka proses selanjutnya adalah pembentukan gelas. 4. Anealing Anealing adalah suatu proses dimana benda gelas setelah dibentuk, perlu dipanasi pada suhu kurang lebih 500 atau 6000C dan suhu ini diturunkan secara perlahan-lahan, sebab bila masa gelas, dimana
waktu dibentk masih dalam keadaan panas, lalu dibiarkan secara mendingin di udara biasa umumnya akan mudah pecah, akibat perubahan kejutan suhu. Dalam proses pembuatan kaca lembaran, ruang pembentukan dengan ruang anealing, biasanya bersatu, sebab pembentukannya dilakukan dengan mesin. Dalam pabrikpabrik botol, alat makan minum, dll ruang aneling terpisah dengan ruang peleburan. 5. Perbaikan Bentuk Benda-benda gelas setelah dibentuk, biasanya maish memiliki sisisisi yang belum baik atau tajam, ini perlu diperbaiki. Misalnya pada mulut botol, biasanya digurinda agar tidak tajam atau dipanasi agar meleleh. Untuk kaca lembaran biasnaya, hanya dipotong menurut ukuran pasaran saja. Pada perbaikan bentuk ini, sering terjadi benda gelas itu pecah, dan pecahan gelas itu disebut “cullet”, dikumpulkan dan dileburkan lagi dalam tungku. 1.5
Kecacatan pada Produk Mug Dalam pembuatan gelas mug terdapat beberapa kecacatan data variabel seperti: 1. Tinggi Mug Tinggi mug dikatakan cacat jika ≠ 96mm 2. Diameter Atas Mug Diameter atas mug dikatakan cacat jika ≠83mm 3. Diameter Bawah Mug Diameter bawah mug dikatakan cacat jika ≠ 83mm 4. Berat Mug Berat mug dikatakan cacat jika ≠ 0,4kg 5. Ketebalan Mug Ketebalan mug dikatakan cacat apabila ≠ 50mm Dalam pembuatan gelas mug terdapat beberapa kecacatan data atribut seperti: 1. Warna mug terlalu terang atau terlalu gelap Warna standard mug adalah putih
2. Terdapat mug yang cacat jika berstektur kasar 3. Terdapat keretakan pada badan mug 4. Terdapat lubang pada badan mug 5. Terdapat pecahan pada bibir mug 6. Bibir mug bergelombang tidak rata 7. Pegangan mug rapuh 8. Alas mug tidak rata 9. Terdapat goresan pada badan mug 10. Lengkungan mug tidak simetris