TUGAS PENGANTAR TEKNIK ELEKTRO
PEMBANGUNAN PLTN DI INDONESIA: SOLUSI ATAU MASALAH?
Disusun oleh Gina Bhita Shafira (18524033) Muhammad Farid Dhiyaulhaq (18524122) Rifki Dwi Alfian (18524127)
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2018
Dengan berjalannya waktu, kebutuhan energi listrik semakin meningkat tetapi disisi lain PT.PLN (Persero) memiliki keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan manusia tersebut sehingga menyebabkan ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan tenaga listrik. Karena ketidakseimbangan tersebut, timbulah krisis energi berkelanjutan yang dapat mengakibatkan terganggunya roda pembangunan dan pengembangan perekonomian wilayah. Untuk mengatasi ketidakseimbangan tersebut, sangat penting untuk mempercepat pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan. Pada tanggal 8 Januari 2016, Presiden Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Presiden. Peraturan Presiden (Pepres) Nomor 4 Tahun 2016 ini diundangkan oleh Menteri Hukum dan HAM pada 19 Januari 2016 dengan menempatkannya dalam Lembaran Negara RI Tahun 2016 Nomor 8. Salah satu alasan mengapa Perpres ini perlu diterbitkan ialah untuk meningkatkan pemenuhan kebutuhan tenaga listrik rakyat secara adil dan merata serta mendorong pertumbuhan ekonomi. Perpres ini juga untuk mendukung tercapainya program pemerintah yang telah diumumkan sebelumnya, yaitu program pembangunan pembangkit listrik 35 ribu MW dan jaringan transmisi sepanjang 46 ribu km. Bukan hanya itu, Perpres ini juga untuk mendukung program penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) karena program pembangunan pembangkit listrik 35 ribu MW ini mengutamakan penggunaan energi baru dan terbarukan, seperti tenaga uap dan tenaga air, bahkan pembangkit listrik berbasis sampah. Sebagaimana diketahui bahwa Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk menurunkan GRK sebesar sebesar 26% dengan usaha sendiri dan mencapai 41% dengan kerjasama internasional pada tahun 2020 dari kondisi tanpa adanya rencana aksi. Komitmen tersebut disampaikan oleh Presiden RI ketika menghadiri Pertemuan Puncak G-20 di Pittsburgh tanggal 25 September 2009 silam. Komitmen ini ditindaklanjuti antara lain dengan menerbitkan Perpres Nomor 61 Tahun 2001 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca sebagai salah satu bentuk kebijakan dalam hal pengurangan emisi karbon. Kembali ke masalah pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan, bahwa program ini akan menghadapi banyak tantangan dan hambatan. Untuk mengatasi hal tersebut, antara lain Pemerintah menugaskan kepada PT Perusahaan Listrik Nagara (PLN) dengan memberikan dukungan berupa penjaminan, percepatan perizinan dan nonperizinan, penyediaan energi primer, tata ruang, penyediaan tanah, dan penyelesaian hambatan dan permasalahan, serta penyelesaian permasalahan hukum yang dihadapi
1. Kebutuhan Energi Listrik di Indonesia 1.1. Analisis kondisi eksisting kelistrikan di Indonesia Menurut analisis PLN kondisi eksisting kelistrikan di Indonesia mencapai 98,30% artinya sebanyak 98,30% rumah tangga di Indonesia sudah menjadi pelanggan PLN jadi secara umum hamper seluruh wilayah di Indonesia sudah mendapat mendapat listrik kecuali di provinsi NTT masih ada sekitar 777 desa dari 3353 desa yang belum dialiri listrk. Pada tahun 2019 ini PLN akan menyediakan listrik ke seluruh desa di Indonesia dan akan mencapai rasio elektrifikasi 99,99%. Lalu untuk daerah yang belum terjangkau jaringan, PLN akan membangun PLTS(pembangkit listrik tenaga surya) , PLTB(pembangkit listrik tenaga bayu/angina) , PLTMH(pemabngkit listrik tenaga mini hidro), PLTU(oembangkit listrik tenaga uap), dan PLTG(pemabngkit listrik tenaga uap). PLTB di bangun di daerah Sidrap di pulau Sulawesi.
1.2. Prediksi beban dan kebutuhan energi listrik di Indonesia Kebutuhan listrik di Indonesia selalu meningkat pada setiap tahunnya, pada tahun 2011 PLN sudah mengaliri listrik ke 156.289 bangunan di Indonesia sudah termasuk lampu jalan, pada tahun 2012 menjadi 172.178 bangunan meningkat sebanyak 10,2%, pada 2013 menjadi 185.535 bangunan meningkat 7,8%, pada tahun 2014 menjadi 196.419 meningkat 5,9%, tahun 2015 menjadi 200.600 bangunan meningkat sebanyak 2,1%, pada tahun 2016 menjadi 213.455 bangunan meningkat 6,4%, tahun 2017 menjadi 221.066 bangunan meningkat 3,6%, dan pada tahun 2018 menjadi 231.296 meningkat 5,1%. Jadi dengan meningkatnya kebutuhan listrik tiap tahundi Indonesia, maka PLN telah merencanakan untuk membangun setidaknya 2768 pembangkit listrik pada tahun 2019, pada tahun 2020 akan ditamabah sebanyak 3.498 pembangkit listrik, pada tahun 2021 akan ditambah sebanyak 1068, pada tahun 2022 akan ditambah 1442 pembangkit listrik, lalu tahun 2023 akan ditambahkan 1203 pembangkit listrik,pada tahun 2024 akan ditambah sebanyak 2786 pembangkit listrik, 2025 akan ditambah sebanyak 632 pembangkit listrik, lalu pada tahun 2026 ditambah lagi sebanyak 1832 pembangkit listrik, lali pada tahun 2027 akan ditambah sebnayak 784 dan terakhir pada tahun 2028 PLN akan membangun 842 pembangkit listrik. Jadi dalam 10 tahun kedepan PLN setidaknya akan membangun pembangkit listrik sebanyak 16.343 pembangkit listrik bagi Indonesia, itu semua belum termasuk dengan pembangkit listrik yang akan dibangun oleh EPP, dan yang lain. Jadi jika ditotalkan dengan yang lain setidaknya Indonesia membutuhkan 56.346 pembangkit listrik bagi Indonesia.
2. Sumber Energi Pembangkit Listrik 2.1. Pembangkit listrik dengan energi fosil (kelebihan dan kekurangan) Energi fosil merupakan energi yang dihasilkan dari bahan bakar yang terbentuk dari proses dekomposisi anaerobik dari sisa-sisa organisme selama ratusan juta tahun. Contoh bahan bakar fosil yaitu minyak bumi, gas alam, dan batu bara. Bahan bakar fosil dapat menghasilkan listrik dalam jumlah besar di satu lokasi dan lebih stabil dibanding zat lain, selain itu pembangkit listrik dengan fosil ini lebih mudah ditemukan karena bahan bakar fosil ini berasal dari sisa sisa tanaman dan hewan yang membusuk dari era Carboniferous ( Carboniferous adalah daerah yang kaya akan kandungan karbon) Akhir-akhir ini telah terjadi pergeseran dalam perdagangan komoditas energi Indonesia, contohnya minyak bumi. Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor minyak bumi terbesar dan pernah bergabung dalam keanggotaan OPEC. Memang Indonesia banyak mendapatkan keuntungan dari kekayaan minyak bumi tersebut yang diekspor. Namun, sejak 2004, Indonesia telah menjadi negara net importer minyak bumi dan jumlah minyak bumi yang diekspor lebih sedikit dibanding mengimpor. Hal ini menyebabkan Indonesia bergantung pada negara lain, seperti Kuwait, Korea, Malaysia, dan Singapura untuk memenuhi kebutuhan domestiknya. Saat ini, hampir 30% kebutuhan energi domestik Indonesia berasal dari minyak bumi impor dan diprediksi akan meningkat. Hal ini akan menggganggu kestabilan perekonomian Indonesia. Kekurangan dari Bahan bakar fosil ini yang pertama adalah Bahaya lingkungan, karena karbon dioksida merupakan gas yang dilepaskan ketika bahan bakar fosil dibakar dan ini salah satu faktor dari
pemanasan global. Selain itu ini juga ada efek yang tidak baik untuk kesehatan manusia, Polusi dari kendaraan dan pembangkit listrik batu bara bertenaga dapat menyebabkan bahaya, seperti Penyakit asma, Kanker paru-paru dan COPD.
2.2. Pembangkit listrik dengan energi terbarukan (kelebihan dan kekurangan) Pembangkit listrik dengan energi terbarukan memiliki kelebihan dan kekurangan, kelebihan pembangkit listrik dengan energy terbarukan yaitu pertama energinya tidak akan terjadi krisis kelangkaan, kedua energy terbarukan tidak menghasilkan limbah yang akan membahayakan lingkungan dalam jangka panjang, lalu ketiga sumber energy terbarukan dapat didapatkan dengan gratis, keempat energy terbarukan memiliki pasokan yang melimpah, namun di setiap daerah memiliki pasokan yang berbedabeda. Setelah itu energy terbarukan memiliki kekurangan juga yaitu, pertama biaya instalasi awal pembangkit listrik tenaga terbarukan relative mahal, kedua penyimpanan dan biaya transportasi yang masih tinggi, ketiga sumber energy nya sangat tergantung pada faktor-faktor alami, lalu yang keempat pembangkit listrik sumber energy alternative belum beroperasi seefisien sumber energy konvensional.
3. Pembangkit Listrik dengan Energi Nuklir 3.1. Penggunaan energi nuklir skala global Perkembangan pemanfaat teknologi nuklir di Indonesia belum dirasakan meskipun berbagai studi dan kajian terhadap perencanaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) telah selesai dilakukan. PLTN merupakan teknologi tunggal dan memakan sedikit biaya. PLTN juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi serta menambah lapangan pekerjaan. Pemanfaatan energy nuklir akan bermakna saat kritis akselerasi implementasi kebijakan dapay integrasikan dan dipertimbangkan dengan baik.
3.2. Kemungkinan penggunaan energi nuklir di Indonesia Kemungkinan Indonesia menggunakan energy nuklir untuk listrik hampir tidak mungkin karena untuk menggunakan energy nuklir, Indonesia harus mengimpor uranium dan dunia tidak mengizinkan Indonesia melakukan impor uranium. Di indonesiapun merupakan kawasan gempa, walaupun dibangun dengan tahan gempa biayapun akan mahal sehingga harga nuklir juga tidak akan murah bahkan perlu subsidi.
3.3. Etika dan dampak sosial penggunaan energi nuklir di Indonesia
4. Rangkuman Jadi dapat disimpulkan bahwa pembangkit listrik di dunia adalah bagian dari alat industri, untuk membangkitkan listrik didapatkan dari berbagai sumber, seperti PLTU (Pemabangkit Listrik Tenaga Uap), PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir), Pembangkit Listrik Tenaga Bahan Bakar Fosil, dll. Bagian utama dari pembangkit listrik ini adalah generator. Generator ini dapat mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Seperti yang kita tahu bahwa
seiring berjalannya waktu, kebutuhan energi listrik semakin meningkat tetapi PT.PLN (Persero) memiliki keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan manusia tersebut sehingga menyebabkan ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan tenaga listrik. Karena ketidakseimbangan tersebut, timbulah krisis energi berkelanjutan yang dapat mengakibatkan terganggunya roda pembangunan dan pengembangan perekonomian wilayah. Untuk mengatasi ketidakseimbangan tersebut, sangat penting untuk mempercepat pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan. Dari banyaknya pembangkit listrik yang kita kenal ternyata juga kekurangan dari pembangkit listrik tersebut , seperti Pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil yang berbahaya untuk lingkungan karena karbondioksidanya dapat membuat pemanasan global, dan juga dapat merugikan untuk manusia seperti penyakit asma yang didapatkan dari polusinya pembangkit listrik batu bara. Di Indonesia pun diperkirakan tidak mungkin menggunakan PLTN (pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) dikarenakan Indonesia harus mengimpor uranium, tetapi di dunia tidak mengizinkan Indonesia untuk mengimpor uranium dan Indonesia pun merupakan kawasan gempa, karena Indonesia posisinya yang berada di pertrmuan tiga lempeng utama dunia, yaitu Eurasia, Indoaustralia, dan Pasifik. Sebenarnya Indonesia dapat membuat bangunan tanpa gempa akan tetapi biayanya juga akan mahal sehingga harga nuklir tersebut juga akan mahal dan tidak akan murah.
Daftar Pustaka -
Tuliskan daftar pustaka yang anda gunakan sebagai rujukan di essay anda (menggunakan format IEEE di Mendeley)
Kontribusi Anggota Kelompok
Tuliskan kontribusi anggota kelompok
Contoh (hanya contoh, silakan diisi sesuai kondisi riil di kelompok anda) Nama Nama anggota 1 Nama anggota 2 Nama anggota 3
NIM
Kontribusi … % (deskripsikan) … % (deskripsikan) … % (deskripsikan)