AKTIVITAS ANTELMINTIK REBUSAN SEPULUH TANAMAN SUKU ZINGIBERACEAE TERHADAP CACING ASCARIDIA GALLI SECARA IN VITRO Oleh : Mariyani, 11161147 ABSTRAK Penyakit cacing ususmempunyai tingkat prevelensi yang cukup tinggi sehingga menjadi masalah kesehatan yang terpenting di Indonesia. Sejak dulu tanaman obat berkhasiat digunakan sebagai upaya penanggulangan masalah kesehatan. Tanaman yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai obatantelmintik adalah dari Suku Zingiberaceae antaralain : Bangle, Jahe merah, Kunyit, Lempuyang gajah, Lempuyang pahit, Lengkuas merah, Temu giring, Temu putih dan Temulawak. Penelitian ini bertujuan mengetahui aktivitas dari sepuluh tanaman Suku Zingiberaceae sebagai obat antelmintik. Metode penelitian menggunakan rebusan yang dilakukan untuk pengujian antelmintik secara in vitro dengan mengamati paralisis dan kematian cacing Ascaridia galli yang diujikan pada tiga kelompok uji. Perlakuan I konsentrasi 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, perlakuan II Pirantel pamoat0,014%b/v, perlakuan III dalam aquadest, diamati selama interval waktu 15 menit selama 3 jam. Sebelum pengujian dilakukan determinasi tananaman dan uji skrining fitokimia. Hasil penelitian menunjukkan adanya kandungan senyawa yang diduga mempunyai aktivitas sebagai antelmintik yaitu Alkaloid, Flavonoid, dan Steroid/triterpenoid pada tanaman Suku Zingiberaceae.Konsentrasi rebusan mempengaruhi hasil pengujian. Tanaman Suku Zingiberaceaemenunjukkan bahwa mempunyai khasiat antelmintik adalah Bangle > Lempuyang wangi > Lempuyang gajah > Temu giring > Temulawak > Kunyit > Lempuyang pahit. Untuk tanaman Lengkuas merah, Jahe merah dan Temu putih tidak mempunyai khasiat antelmintik. Kata Kunci : Zingiberaceae, in vitro, determinasi, ekstrak, fitokimia