Trauma

  • Uploaded by: Sagita Hilovy
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Trauma as PDF for free.

More details

  • Words: 1,489
  • Pages: 34
Trauma

1. 2. 3.

4. 5.

Pada umumnya menyebabkan syok hemoragic akibat perdarahan yang bersumber dari : Thorak Abdomen Pelvis Femur Retroperitoneal

Trauma abdomen Trauma abdomen ditemukan 20-25% penderita multi trauma Diagnostik trauma abdomen sering terlambat karena: 1.Gejala dan tanda yang ditimbulkannya kadang lambat 2.Adanya penurunan kesadaran karena adanya cedera kepala 3.Adanya cedera spinal shg tidak ada rasa nyeri 4.Pemakaian obat-obatan dan alkohol 5.Ada cedera lain lebih nyeri 6.Cedera retroperitoneal Buktikan sejauh mungkin dan observasi terus menerus

lanjutan Penderita biasanya adalah laki-laki dari usia produktif Lebih kurang 6 % penderita dengan trauma abdomen memerlukan tindakan laparatomi Dengan deteksi dini dan tindakan yang cepat dapat memberikan hasil yang memuaskan

Gambaran umum Trauma tajam lebih sering bisa dideteksi dari pada trauma tumpul Trauma tajam timbul karena transfer energi dari benda tajam kejaringan tubuh pada saat benda tsb menembus dan melalui jaringan Organ organ yang sering cedera adalah usus, hati dan pembuluh darah

Mekanisme trauma Luka tikam bisa dibedakan oleh pisau, obeng, golok, benda yang menancap dll Penelitian kasus pada anak dengan hematuri dan kelainan fisik abdomen menunjukkan adanya kelainan intra abdominal Luka tembak disebabkan 2 jenis yaitu : 1.Kec rendah < 1000 feet/detik umumnya pada senjata sipil/polisi 2.Kec tinggi > 3000 feet/detik umumnya pada senjata standar militer

Rongga abdomen dibatasi oleh Atas : diafragma Bawah : pelvis Depan : dinding depan abdomen Lateral : dinding lateral abdomen Belakang : dinding belakang abdomen serta tulang belakang

Organ abdomen Organ solid antara lain hepar, lien, pankreas, ginjal Organ berongga yaitu lambung dan usus Organ intra abdomen/ intraperitoneal adalah hepar, lien, gaster, usus halus dan sebagian usus besar Organ ekstraperitoneal adalah ginjal, ureter, pankreas, duodenum, sbgn kecil kolon/rektum, buli-buli Bila trauma torak terjadi sampai interkostal 4 mid klavikula kita juga harus waspada adanya trauma abdomen

lanjutan Organ yang terlindung dikubah diafragma sisi kanan hepar, sisi kiri lien Organ yang terlindung dalam pelvis adalah rektum, VU dan uterus Organ yang tidak terlindung adalah usus halus dan sbgn besar kolon Kedua ginjal relatif terlindungi karena letaknya didaerah dorsal

lanjutan Trauma pada hepar dan lien akan menyebabkab perdarahan dalam yang terkumpul dalam rongga peritoneum yaitu disebut hemoperitoneum Trauma dan perforasi Gaster, usus halus dan usus besar juga menimbulkan perdarahan dan isinya akan tumpah dalam rongga peritoneum terjadi peritonitis

lanjutan Bila yang masuk dalam rongga peritoneum adalah asam lambung maka rangsangan kimia akan segera menimbulkan peritonitis Bila yang masuk rongga peritoneum adalah isi usus halus atau kolon gejala yang akan ditimbulkan agak lambat

Penyebab trauma abdomen Trauma tembus yaitu dengan penetrasi kedalam rongga perut dapat disebabkan oleh luka tusuk atau luka tembak Trauma tumpul yaitu tanpa penetrasi kedalam rongga perut dapat disebabkan oleh ledakan, benturan atau pukulan, biasanya dapat menyebabkan perdarahan atau peradangan dalam rongga perut

Gejala dan tanda trauma abdomen

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Indikasi untuk melakukan pem secara teliti pada kasus yang kita curiga trauma tumpul abd yaitu : Perdarahan yang tidak diketahui Riwayat syok Adanya trauma dada mayor Adanya fraktur pelvis Penderita dengan penurunan kesadaran Adanya hematuri Jejas didaerah abdomen Mekanisme trauma yang besar

Pemeriksaan fisik Inspeksi : semua pakaian dilepas, abdomen depan dan belakang diteliti apakah ada luka, memar dll dg cara logroll Auskultasi : lakukan auskultasi untuk mendengarkan bising usus Perkusi : nada timpani karena dilatasi lambung akut dikwadran kiri atas, perkusi redup bila ada hemoperitoneum Palpasi : adanya nyeri tekan dan nyeri lepas

Gejala dan tanda yang timbul karena 2 hal : Pecahnya organ solid spt hepar dan lien pecah timbul perdarahan 1. Gejala perdarahan secara umum : anemis,dan tanda-tanda syok hemoragic 2. Gejala perdarahan intra peritoneal, nyeri abdomen nyeri tekan dan nyeri lepas, bising usus menurun, defans muskular (kekakuan otot), perut yang semakin membuncit, pada perkusi pekak

lanjutan Pecahnya organ berlumen : 1. Pada pem nyeri seluruh abdomen, nyeri tekan dan nyeri lepas, auskultasi bising usus menurun, defans muskular, biasanya peritonitis bukan merupakan keadaan yang memerlukan penangangan sangat segera berbeda dengan perdarahan intraperitoneal shg jarang menjadi masalah pada fase pra RS 2. Pada trauma tajam kadang ditemukan ada organ intra abdomen yang menonjol keluar spt omentum dan usus dikenal dengan eviserasi

lanjutan Trauma ginjal : 1. Perdarahan yang tidak masuk rongga peritoneum ( organ retroperitoneal ) 2. Perdarahan dapat menyebabkan syok hemoragic 3. BAK kemerahan atau hematuria

Penanganan trauma abdomen Mengacu prosedur ABCDE Melakukan resusitasi dan stabilisasi secepat mungkin Prioritaskan airway dan breathing Circulasi dengan atasi perdarahan dengan penggantian cairan dan pasang DC untuk monitoring urin Disability, periksa tk kesadaran dengan GCS dan tanda lateralisasi karena sering berbarengan dengan trauma kapitis Usus yang menonjol keluar tutup dg kasa steril yang lembab supaya usus tidak kering Benda yang menancap tidak dicabut, fiksasi saja

Fraktur pelvis Ada 3 hal yang dapat ditimbulkan fr pelvis : 1. Syok hemoragic 2. Ruptur uretra dan buli-buli 3. Kerusakan organ lain seperti rektum, vagina dsb

Pengenalan fr pelvis Penderita mengeluh tungkainya sakit bila digerakkan Adanya jejas daerah pelvis Terabanya cekungan pada daerah simfisis pubis Bila dilakukan tekanan pada tulang pelvis akan teraba krepitasi tulang

Penanganan fr pelvis Dilakukan pemasangan gurita sekitar pelvis ( PASG bila ada ) Ruptur uretra dicurigai bila : 1. Keluar darah dari OUE 2. Hematoma diskrotum / Supra simfisis 3. RT prostat melayang

Perdarahan saluran cerna 1. 2. 3. -

4.

Penyebab perdarahan saluran cerna bagian atas : Ulkus peptikum (tersering) komplikasi perdarahan terjadi pada 20-30% penderita ulkus peptikum Varises esofagus pada hipertensi portal Gastritis erosif atau ulseratif : Alkohol dalam jumlah besar Obat-obatan : salisilat, fenilbutazon, indometazin, kortikosteroid, reserpin dosis besar ( oral/parenteral ) Stres berat : luka bakar, sepsis Lain-lain spt esofagitis, Ca lambung, laserasi hepar

Penyebab perdarahan saluran cerna bagian bawah Lesi daerah anus : hemoroid, fisura ani, fistula ani Penyakit rektum dan usus besar : Ca, polip, radang, ulseratif Penyakit jejunum dan ileum : volvulus, invaginasi, divertikulum

Tanda dan gejala

1. 2. 3.

4.

Gambaran kliniknya berbeda-beda tergantung pada : Letak sumber perdarahan dan kecepatan gerak usus Kecepatan dan jumlah perdarahan Penyakit penyebab perdarahan Keadaan penderita sebelum perdarahan

lanjutan Hematemesis : dimuntahkannya darah dari mulut yang berasal dari saluran cerna bgn atas, darah bisa warna merah, hitam atau coklat bercampur makanan dan bereaksi asam Melena : feses warna hitam bercampur darah akibat perdarahan sal cerna bgn atas yang lebih dari 50-100ml dan biasanya disertai hematemesis

Lanjutan Melena tanpa hematemesis terjadi pada perdarahan jejunum/ileum asalkan perjalanannya dalam usus lambat Hematokezia : keluarnya darah segar dari anus akibat perdarahan sal cerna bawah, dapat juga dari sal cerna bgn atas yang besar dan cepat disalurkan melalui anus

Gejala lain Tergantung banyaknya perdarahan dan usia penderita Demam ringan 38-39` C Rasa nyeri Hiperperistaltik akibat rangsangan darah dalam usus Laboratorium penurunan Hb dan Ht, lekositosis, trombositosis pada 2-5 jam setelah perdarahan, peningkatan ureum setelah 24-48 jam akibat pemecahan protein darah oleh bakteri usus, pada CH peningkatan amoniak darah sbg koma hepatik

Penatalaksanaan Perhatikan bbrp hal penting dibawah ini : 1. Anamnesa riwayat secara cepat dan selidiki adanya pemakaian steroid, salisilat dan antikoagulan dan riwayat hipertensi 2. Keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital 3. Apakah masih ada perdarahan dan banyaknya 4. Perkiraan jumlah darah yang telah keluar dengan melihat keadaan klinik penderita dan anamnesis tentang lama, sifat, jumlah dan frekuensi perdarahan 5. Singkirkan kemungkinan sumber perdarahan dariluar saluran cerna 7. Lakukan rectal toucher

Penatalaksanaan

1. 2. 3. 4. 5.

Pemasangan sonde karet lunak kedalam lambung untukaspirasi darah danbilas lambung dengan aier es Tindakan mengatasi perdarahan dan mencegah perdarahan ulang : Koagulan lokal diberikan topikal atau oral Koagulan parenteral byk pilihan Vik K Vit B komplek dengan asam folat Jika perdarahan masih berlangsung berikan infus

lanjutan 6.Pada perdarahan akibat pecahnya varises esofagus dapat dicoba pemasangan balon modifikasi/kondom dalam esofagus lalu ditiup agar menekan dinding esofagus 7.Pada perdarahan saluran cerna bgn atas dapat ditambahkan : - Menelan potongan es dan meletakkan balok es diatas perut - Selama adanya perdarahan sedang atau banyak hentikan makanan peroral, bila berkurang berikan makanan cair yang tidak merangsang

Lanjutan Transfusi darah diberikan bila Hb < 10g% dan Ht < 30% sedapat mungkin dalam bentuk darah segar masih mgd faktor pembekuan Perhatian khusus terhadap : 1. Infeksi sekunder atasi dengan antibiotik spektrum luas 2. Asites cegah dengan : diuretik, suplemen kalium dan diet rendah garam

Pembedahan Pembedahan darurat dilakukan bila pengobatan konservatif gagal yaitu bila : 1. Dalam 8 jam pertama untuk memperbaiki dan mempertahankan tekanan darah/sirkulasi diperlukan transfusi darah lebih dari 2 L 2. Dalam 24 jam berikutnya untuk memperbaiki dan mempertahankan sirkulasi diperlukan transfusi darah lebih dari 2 L 3. Perdarahan belum juga berhenti setelah 3x24 jam sejak dirawat, walaupun hanya sedikit2

Lanjutan Indikasi pertama ialah yang paling mutlak pembedahan tetap dijalankan Pada perdarahan pecahnya varises esofagus sementara menunggu persiapan pembedahan dapat dicoba pemasangan balon modifikasi

Caranya Pipa dimasukkan melalui hidung kedalam lambung, sebelumnya penderita dapat diberi petidin 15-20mg im/iv Setelah mencapai lambung dipompakan udara mll dua lumen yang msg2 berhubungan dengan balon retensi dalam lambung dan sebuah balon silindrik yang berfungsi menekan ddg esofagus Lumen ketiga berfungsi untuk aspirasi isi lambung atau memasukkan obat-obatan

Komplikasi tindakan ini Perdarahan ulang Sumbatan jalan nafas Terjadinya aspirasi

TERIMA KASIH

Related Documents

Trauma
November 2019 49
Trauma
April 2020 45
Trauma
April 2020 36
Trauma
July 2020 28
Trauma
July 2020 25
Trauma Burns
April 2020 0

More Documents from "kathz82"