Nama
: Ignatius Dandi R.
Nim
: B1033171044
Prodi/ Kelas
: Akuntansi/ PPAPK (Malam)/ B22
Mata Kuliah : Manajemen Operasional A. Konsep Program TQM yang Efektif Ada tujuh konsep program TQM yang efektif, yaitu: 1. Perbaikan
Berkesinambungan
TQM
membutuhkan
perbaikan
berkesinambungan yang tidak pernah berhenti yang mencakup orang, peralatan, pemasok, bahan, dan prosedur. Dasar filosofi ini adalah setiap aspek dari operasi perusahaan dapat diperbaiki. Tujuan akhirnya adalah kesempurnaan yang tidak akan pernah dapat diraih, tetapi selalu diupayakan. 2. Six Sigma Six sigma adalah program untuk menghemat waktu, meningkatkan kualitas, dan menurunkan biaya. Six sigma juga merupakan sebuah sistem yang menyeluruh yaitu suatu strategi karena berfokus pada kepuasan pelanggan total, disiplin karena mengikuti six
sigma
improvement model formal, dan sekumpulan perangkat (lembar perangkat, diagram sebab-akibat, diagram pareto, diagram alir, histogram, dan statistical process control) untuk memperoleh dan mempertahankan kesuksesan dalam bisnis. 3. Pemberdayaan Pekerja Pemberdayaan pekerja berarti melibatkan pekerja pada setiap langkah proses produksi. Ada beberapa cara untuk memberdayakan pekerja: Membina jaringan komunikasi yang melibatkan pekerja Membentuk para pekerja yang bersikap terbuka dan mendukung Memindahkan tanggung jawab dari manajer dan tsaf kepada para pekerja di bagian produksi Membangun organisasi yang memiliki moral yang tinggi Menciptakan struktur organisasi formal sebagai tim-tim dan lingkaran-lingkaran kualitas.
4. Benchmarking Benchmarking merupakan pemilihan standar kinerja yang mempresentasikan kinerja terbaik dari suatu proses atau aktivitas. Benchmarking meliputi pemilihan standar produk, jasa, biaya atau kebiasaan yang mewakili suatu kinerja terbaik dari proses atau aktivitas serupa dengan proses atau aktivitas Anda. Langkah menetapkan benchmark antara lain: Menetapkan apa yang akan dijadikan benchmark Membentuk tim benchmark Mengidentifikasi mitra-mitra benchmark Mengumpulkan dan menganalisis informasi benchmark Mengambil tindakan untuk menyamai atau melebihi benchmark Ukuran-ukuran kinerja khusus yang digunakan dalam benchmark meliputi persentase cacat, biaya per unit atau per pesanan, waktu proses per unit, waktu respon layanan, imbal hasil investasi, tingkat kepuasan pelanggan, dantingkat ingatan pelanggan. 5. Just in Time Konsep JIT diadakan untuk perbaikan berkesinambungan dan penyelesaikan masalah. Dalam konsep JIT, barang diproduksi dan diantarkan saat mereka dibutuhkan (saat ada permintaan). JIT berkaitan dengan kualitas dalam beberapa hal: JIT memangkas biaya kualitas JIT meningkatkan kualitas Kualitas yang lebih baik berarti persediaan yang lebih sedikit, serta sistem JIT yang lebih baik dan mudah digunakan. Tujuan memiliki persediaan adalah melindungi kinerja produksi yang buruk yang disebabkan oleh kualitas yang tidak dapat diandalkan. Jika kualitasnya konsisten, maka JIT membuat perusahaan dapat mengurangi semua biaya yang terkait pada persediaaan. 6. Konsep Taguchi Genichi Taguchi memberikan tiga konsep yang bertujuan memperbaiki kualitas produk dan proses, yaitu: Ketangguhan kualitas (quality robuustness) Produk berkualitas tangguh adalah produk yang dapat diproduksi secara beragam dan konsisten dalam segala kondisi manufaktur dan lingkungan yang kurang baik dan bukan menghilangkan penyebabnya. Taguchi menyarankan bahwa menghilangkan pengaruh biasanya lebih murah daripada menghilangkan penyebab, dan lebih efektif dalam memproduksi produk yang tangguh. Dengan cara ini, variasi kecil
dalam bahan dan proses tidak akan mengganggu kualitas produk. Fungsi kerugian kualitas(quality loss function) Quality loss function (QLF) mengidentifikasikan semua biaya yang berkaitan dengan kualitas rendah dan menunjukan bagaimana biaya ini meningkat jika kualitas produk semakin jauh dengan keinginan pelanggan. Biaya ini tidak hanya meliputi ketidakpuasan pelanggan, tetapi juga biaya garansi dan jasa, biaya pemeriksaan internal, perbaikan, scrap, dan biaya-biaya yang dianggap sebagai biaya bagi masyarakat. Kualitas berorientasi sasaran (target oriented quality) Kualitas berorientasi sasaran merupakan sebuah filosofi perbaikan terus menerus untuk membuat kualitas produk tepat sesuai dengan sasaran. 7. Perangkat Manajemen Kualitas Total Perangkat manajemen kualitas total antara lain adalah lembar periksa, diagram sebab-akibat, diagram pareto, diagram alir, histogram, dan statistical process control (SPC)
B. Penerapan Total Quality Management Perusahaan Coca-Cola Kualitas merupakan suatu hal terpenting dalam usaha untuk mendapatkan konsumen sebanyak-banyaknya. Kualitas akan menjadi baik apabila proses tersebut berjalan dengan konsisten dalam menghasilkan produk. Permasalahan yang terjadi adalah kadar kemanisan (Brix) dari produk tidak stabil. Metode Peta Kendali (Control Chart) digunakan untuk melihat keadaan dari proses produksi yang berjalan, kemudian dilakukan perbaikan melalui pendekatan metode Taguchi. Perbaikan berawal dari pemilihan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap karateristik kualitas tersebut beserta nilai level, yang kemudian menjadi dasar dalam pemilihan Orthogonal Array. Hasil analisa diolah dengan menggunakan noise signal to ratio (SNR) dan analysis of variance. Berdasarkan penelitian tersebut didapat hasil bahwa setting level terbaik untuk faktor kendali yang berpengaruh terhadap kestabilan nilai kadar kemanisan (oBrix) adalah
pengaturan kadar kemanisan simple syrup awal 59 oBrix, penambahan concentrate sebanyak 1,25 unit, dan kadar air sebanyak 80 %.
1. Roof CocaCola membuat kokohnya pondasi yang dimilikinya sejak awal masuk ke Indonesia, yaitu CocaCola Classic. CocaCola Classic merupakan minuman karbonasi yang paling diminati di Indonesia. Kesegaran yang diberikannya terbilang unik tanpa ada kata ‘minus’. Kesegaran soda yang seutuhnya diberikan dari segelas botol CocaCola Classic ini membuat seseorang untuk kembali bersemangat dalam menjalankan akitivitas. Dalam berbagai kegiatan, CocaCola Classic dapat menjadi teman untuk menyegarkan semangat.
2. Building Bricks Coca-Cola didukung oleh sumber daya manusia yang dapat menghidupkan mereknya. Coca-Cola telah membangun infrastruktur karyawannya mulai dari rekrutmen, pelatihan, sampai kebijakan SDM secara spesifik untuk mendukung dan mempromosikan atribut dan pesan yang terkandung dalam merek Coca-Cola.
3. Binding Mortar Coca-Cola menjadikan karyawan sebagai tulang punggung dalam menghidupkan brand. Prinsip ini dipakai mulai dari tahap paling awal, perekrutan karyawan baru. Yang dilanjutkan dengan membangkitkan antusiasme dan gairah karyawan sehingga merek menjadi komitmen mereka. Cara membangkitkan yang paling efektif adalah melibatkan mereka dalam prosesnya. Contoh nyata adalah bagaimana website situs rekrutmen Coca-Cola Eropa menerbitkan artikel-artikel tentang perekrutan karyawannya. Caranya adalah dengan memilih beberapa karyawan yang kompeten, kemudian mereka diminta untuk menuliskan tentang
peran mereka dalam perusahaan, dan pengalaman mereka mulai dari melamar pekerjaan sampai saat ini.
4. Recognition Hal tersebut membantu memperkenalkan pada masyarakat bagaimana kondisi internal The Coca-Cola Company, yakni menghargai karyawan dan membutuhkan karyawan sebagai tulang punggung perusahaan. Selain itu, artikel di website rekrutmen tersebut membantu pelamar kerja potensial untuk mengetahui seperti apa bekerja di Coca-Cola dan melihat apakah mereka cocok dengan lingkungan kerja perusahaan.
Hal ini membuktikkan bahwa Internal Branding adalah cara berkomunikasi untuk menyampaikan pesan pada konsumen untuk lebih jauh memperkenalkan perusahaan dan produk yang dihasilkan, untuk menimbulkan sense of belonging pada konsumen. Selain itu manfaat internal branding adalah meraih loyalitas karyawan dan semangat kerja yang kuat. Dan yang paling penting adalah bagaimana Internal Branding sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan Brand perusahaan.