Tontonan Di Indonesia.docx

  • Uploaded by: Akhana Yudiamaana
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tontonan Di Indonesia.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,897
  • Pages: 4
Tontonan di Indonesia, seperti acara gosip, konser, sinetron, serbuan iklan, dan lain sebagainya dapat membuat banyak masyarakat Indonesia menjadi pribadi yang konsumtif yang akhirnya justru menjadi penghalang bagi Pembangunan Nasional.

PRO: Jika rakyat Indonesia mayoritas menonton acara-acara seperti sinetron, konser, iklan-iklan dan melihat artis idola mereka mengenakan pakaian-pakaian ber-merk yang mahal-mahal, hal itu akan mendorong banyak warga Indonesia menjadi pribadi yang konsumtif. Keinginan untuk selalu membeli ini tidak baik, bahkan bukan tidak mungkin warga perekonomian rendah tergoda untuk berdandan layaknya artis yang sering mereka lihat di televisi. Pribadi konsumtif ini jelas dapat memperbanyak jumlah rakyat miskin, hingga memperparah masalah ekonomi negara kita, yang pada akhirnya akan menjadi penghalang terbesar bagi Pembangunan Nasional. Disebabkan, karena pemuda yang sering melakukan tidakan konsumtif yang tidak menghasilkan sebuah produk(hasil yang diperoleh dari kegiatan belajarnya) atau mendapatkan ilmu pengetahuan baru. hanya membuang buang waktunya yang tidak produktif seperti menonton sinetron , acara gosip , sinetron , konser, dan acara hiburan yang tak jelas maksudnya DAMPAK SINETRON Kita patut bangga bahwa pertelivisian Indonesia dewasa ini telah berkembang pesat, dengan ditandai sudah banyaknya stasiun – stasiun televisi swasta yang saling berlomba menyuguhkan tayangan – tayangan untuk pemirsanya. Tayangan – tayangan yang mereka suguhkan telah memberikan informasi – informasi yang tajam, akurat, dan objektif, televisi juga telah membantu anggota masyarakat dalam memahami berbagai persoalan aktual di berbagai bidang. Bukan hanya itu, media televisi pun menyuguhkan acara – acara yang dapat memperluas wawasan publik seperti, talkshow, diskusi, dan acara – acara edukasi lainnya. Dan dewasa ini media televisi menjadi salah satu sahabat baik bagi para anak – anak dan remaja Indonesia dengan suguhan – suguhan menarik yang mampu menemani mereka bersantai di rumah, seperti kartun, acara musik, dan lainnya. Namun, tampaknya televisi sekarang ini lebih banyak mempertonotonkan cerita dalam bentuk sinetron. Yang dimana saat ini sinetron sedang menjadi trend pertelevisian Indonesia dibandingkan acara – acara yang lebih positif lainnya. Zaman 90-an dahulu, acara anak masih kita sering temui di televisi, tetapi sekarang, anak-anak di bawah umur seperti terintimidasi oleh tayangan – tayangan dewasa. Dalam menggaet segmen pemirsa, setiap stasiun televisi saling berlomba menayangkan sesuatu yang lagi menjadi trend dan banyak di saksikan oleh penonton, tidak lain hanya untuk menaikan rating mereka. Salah satu contohnya sinetron, ada beberapa dan bisa dikatakan banyak stasiun televisi di Indonesia yang sering menampilkan sinetron-sinetron yang sebenarnya itu hanya di peruntukan bagi orang tua bukan anak – anak. Namun karena jam tayang yang memungkinkan bagi anak untuk menonton, maka jadilah anakpun ikut menontonnya. Cerita yang biasanya di angkat di dalam sinetron tersebut adalah cerita – cerita kehidupan remaja yang hidup dalam kemewah – mewahan dan kehidupan rumah tangga yang begitu kompleks yang seharusnya itu tidak layak untuk di tonton oleh anak – anak. Memang benar disini diperlukan pengawasan bagi orang tua untuk mengawasi anak – anaknya memilih acara televisi yang baik, tetapi untuk beberapa orang tua membiarkan anak-anaknya menonton televisi selama berjam – jam, dengan asumsi bahwa mereka terhibur dengan acara yang disuguhkan, tanpa memperhatikan mamfaat dan pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa dan mental anak – anaknya. Masa anak – anak dan remaja adalah masa yang paling penting bagi perkembangan hidup manusia. Sehingga apapun yang diberikan dan diterima pada masa itu sebaiknya merupakan hal yang terbaik. Dampaknya mungkin tidak akan terasa sekarang, akan tetapi tapi beberapa tahun kemudian anak – anak yang sering nongkrong di depan televisi akan mengalami kesulitan

konsentrasi. Banyak sebenarnya dampak yang akan muncul, seperti masalah kesehatan, konsentrasi, bahkan masalah moral. Apabila dari masa anak – anak dan remaja sudah disuguhkan tayangan – tayangan yang ceritanya untuk orang dewasa itu akan mempengaruhi pandangan mereka. Betapa enaknya hidup dengan rumah yang besar dan mobil yang mewah yang bisa ia bawa kapan saja bahkan mereka bawa untuk pergi kesekolah. Biasanya tayangan – tayangan seperti itu menampilkan sisi enaknya saja tanpa dilihatkan sisi kerja kerasnya untuk mencapai hal kemewahan tersebut. Secara tidak langsung mereka akan terdoktrin bahwa hidup selalu enak dan apa saja yang kita inginkan pasti ada, padahal sebenarnya tidak seperti itu. Kita harus bekerja keras dan harus selalu mensyukuri hidup, tidak boleh selalu melihat “keatas”. Untuk melihat beberapa fakta saat ini, yang sepertinya begitu mendewakan acara televisi, mereka rela tidak ikut bahkan tidak pergi ke Masjid karena sinetron mereka sedang tayang mereka merelakan hal seperti itu tidak di jalankan, asal sinetron kesayangan mereka tidak terlewati. Mereka marah, saat pemeran utama dari sinetron kesayangannya tersakiti, mereka pun menangis, dan tertawa setiap kali pemutaran sinetron kegemarannya. Dampak lain dari anak atau remaja yang keranjingan sinetron adalah mereka akan merasa ketergantungan dengan televisi, mereka akan malas melakukan untuk melakukan kegiatan lain selain menonton televisi. Mereka akan cenderung meniru apa yang mereka lihat di tayangan televise atau sering dikatakan para psikolog (apa yang mereka lihat adalah apa yang mereka kerjakan). Itu semua akan berdampak negatif bagi perkembangan anak – anak dan remaja. Krisis moral akan muncul apabila itu semua tidak di hentikan. Dan keadaan ini akan semakin parah jika orang tua sendiri tidak mampu memberi perhatiannya kepada anak – anaknya, dan hal ini bisa membuat anak – anak mencari tokoh yang lebih baik menurutnya dari tempat lain, termasuk sinetron yang ia tonton. Sebuah penelitianAmerican Psychological Association(APA) pada tahun 1995, ‘bahwa tayangan yang bermutu akan mempengaruhi seseorang untuk berlaku baik, dan tayangan yang kurang bermutu akan mendorong seseorang untuk belaku buruk’ . bahkan penetilian ini menyimpulkan bahwa hampir semua perilaku buruk yang dilakukan seseorang adalah pelajaran yang mereka terima sejak kecil. Kehadiran televisi swasta di Indonesia, disisi lain layak untuk di sambut dengan suka cita, karena memberi pengaruh positif kepada pemirsanya. Dengan kehadiran tayangan – tayangan yang bermutu dan layak untuk disimak. Tapi disi lain kehadiran televisi Indonesia, membawa masyarakat kepada sesuatu yang membahayakan, kehadiran acara – acara yang dulunya di tayangkan untuk hiburan, saat ini ditayangkan untuk menaikan rating, minat pemirsa, tanpa melihat sisi negatifnya dari tayangan yang telah mereka tayangkan. Bahaya lain yang membuat sinetron Indonesia banyak di hujat oleh banyak orang adalah karena bisa membawa pengaruh negatif yang akan membentuk masyarakat jadi konsumtif dikarenakan melihat kehidupan yang ada disinetron sedemikian wah dan serba glamour. Indonesia butuh generasi muda yang teguh akan moral dan prinsipnya demi kemajuan negara ini. Moral dan prinsip itu penting dan harus dipupuk sedini mungkin. Jangan sampai hal-hal kecil malah memperburuk keadaan moral dan prinsip bangsa yang sebenarnya. Indonesia adalah negara yang dimana menjunjung tinggi nilai – nilai moral sesuai dengan yang tertera di Pancasila dan contoh – contoh pahlawan kita di masa penjajahan. Untuk itu kebiasaan mengkonsumsi televisi secara sehat harus dimulai sejak usia dini. Demi berkembangnya tayangan – tayangan yang lebih mendidik dan bermoral tinggi.

GOSIP 1. Memicu Ghibah Bahkan Fitnah 2. Membuat Kita Berburuk Sangka 3. Menimbulkan Iri Hati 4. Mengikuti Gaya Hidup Glamour 5. Membuat Kita Jadi Suka Pamer 6. Membuang Waktu NONTON KONSER Kebanyakan orang-orang akan datang lebih awal supaya bisa berada di barisan terdepan panggung, bahkan mereka bisa menginap di lokasi konser semalaman demi mendapatkan tempat yang paling enak untuk menonton konser. Ketika konser sudah dimulai dan terlambat, KEBANYAKAN memaksakan diri dengan mendorong orang-orang supaya mendapat tempat didepan. Kebayangkan bagaimana kesalnya dan terganggunya orang-orang yang sudah semalaman menginap demi tempat yang sudah mereka dapatkan itu. Bahkan memaksakan diri seperti idola. Membeli baju seperti idola, padahal jelas-jelas baju mereka mahal-mahal. Sedangkan keungan sangat jauh dari kata cukup, bahkan sampai-sampai melakukan hal kriminal untuk mendapat apa yg idola pakai. Contoh kecil dampak negatif dari konser khususnya bagi penggemar korea atau fan boy & fan girl 1. Over Obsession (Obsesi Terlalu Tinggi) Kekaguman mereka (fan boy & fan girl) terhadap boy/girl band itu telah ngebuat mereka beranggapan bahwa hiburan mereka itu termasuk sepbako, ya! Sepbako, mereka menambahkan satu hal kedalam Sembilan bahan pokok, itulah boy/girl band. Sesuatu yang merubah drastic kehidupan mereka mulai dari aspek keuangan, aspek waktu, & aspek pencernaan, ya! pencernaan, mungkin aja pas dia lagi erupsi di kamar mandi begitu dengar boy/girl band favoritnya tampil di tv dia langsung bergegas keluar tanpa pikir panjang untuk menontonnya *bau semerbak pun tercium*. Bahkan ketika ada konser, mereka rela mengantri berhari-hari hanya untuk menonton boy/girl band favoritnya jingkrak-jingkrak. Gua sempet liat waktu itu antrian tiket nonton SuJu panjangnya naudzubillah! Dari mulai anak alay, cowo maho, anak gaul, sampai kakek-kakek menopause ikut mengantri. Saking lamanya mereka mengantri, gua liat ada yang sampai bawa bantal, guling, kompor, dan juga ada yang ngantri sambil main futsal. #Ngaco #BegoAmat 2. Cuaca Ini dampak yang sebenarnya random, kenapa pas SuJu perform selalu saja turun hujan, apa Tuhan sengaja menurunkan hujan agar konser itu bubar? Mungkin! Seenggaknya kita orang Indonesia yang selalu mencari peluang di setiap kesempatan, memanfaatkan hal tersebut untuk pelembapan daerah-daerah yang sudah lama tidak diguyur hujan. Usut punya usut akibat hal tersebut, SuJu dijuluki ‘the god of rain’ yang ada kaitannya dengan organisasi tersembunyi ‘the Illuminati’, namun informasi lebih lanjut terkait boyband SuJu dengan the Illuminati belum saya terima dari jawatan Kereta Api, jadi ya belum ada pencerahan, the Illuminati lah salah satu yang tercerahkan. 3. Plagiat Culture Nah yang satu ini mulai berkembang, Plagiat Culture yang apabila diartikan menjadi ‘budaya plagiat’ mulai berkembang khususnya di Indonesia, apalagi pas pertama kali munculnya boy&girl band di Indonesia seperti Sm*sh & 7 Icons. Mereka terinspirasi oleh boy&girl band seperti yang di Korea, namun mereka hanya menganut asas ‘amati -> tiru’, seharusnya mereka menambahkan ‘modifikasi’ setelah ‘amati -> tiru’ agar kesannya tidak plagiat. Ingat! ‘Steal Not Borrow’, kita curi lalu kita modifikasi dengan konsep kita sendiri. Nah! Gara-gara teori yang kurang maknyus itu mulai bermunculan boy&girl band yang menganut asas ‘Kebebasan Ctrl+C

& Ctrl+V’ seenak jempol cantengan mereka. Menurut departemen transmigrasi, jumlah sensus boy&girl band yang plagiat mencapai 63,27% dan terus meningkat seiring naiknya harga kerupuk kulit khususnya di rest area tol Cirebon. #Ngaco #Biarin #BiarPanjang 4. Semi-Amnesia Semi-Amnesia disini maksudnya kita lupa akan hal-hal yang udah jadi kewajiban ataupun hakhak orang lain. Pada persoalan ini, banyak fan boy maupun fan girl yang lupa akan kewajibannya ketika mereka telah asik menonton idola mereka, seperti contohnya seorang fan boy yang lupa sholat & makan ketika udah asik sendiri dengan yang di idolakannya. Ada juga fan girl yang asik menonton mereka di tv seharian sehingga lupa akan hak ayahnya untuk menonton berita. Dulu gua pernah nemuin seorang fan boy yang saking lamanya asik nonton idolanya di tv sampaisampai badannya berlumut dan penuh sarang laba-laba. Menurut riset Kalih, kecanduan boy/girl band lebih berbahaya dibanding kecanduan kopi, orang yang kecanduan boy/girl band ini seolaholah membuat kinerja otak berhenti secara simultan seiring kecanduannya yang semakin akut. Akibatnya, Semi-Amnesia pun tak dapat dihindari. Jadi mulai sekarang biasakan untuk tidak menganggap lebih sebuah boy/girl band itu, suka sih boleh, tapi jangan sampai terlalu berlebihan seperti halnya yang dialami fan boy & fan girl. Kalian gak mau kan begitu habis nonton boy/girl band tiba-tiba langsung lupa segala hal. “Dimana aku? Dimana jodohku? Mama! Tolong! Aku lupa segalanya! Nikahkan aku, mama! Aku tak mau hidup diketiak penjajah! Aku tak mau hidup beralas bangkai!” #AmnesiaKronis

KONTRA: Rakyat Indonesia bukanlah rakyat yang bodoh. Mereka yang masih memiliki masalah ekonomi, dililit hutang, kebingungan untuk membiayai sekolah anak-anak mereka, tidak akan tergoda untuk pergi ke mall dan membeli pakaian-pakaian mahal layaknya yang dikenakan oleh artis idola mereka. Buktinya dalam kehidupan sehari-hari, kita menemui banyak warga yang mengenakan pakaian murah, seperti kaos biasa, bahkan orang dengan perekonomian menengahpun pasti akan memilih pakaian yang nyaman dan semurah mungkin. Hanya orang-orang kaya yang akan meresponi pribadi konsumtif mereka, itu karena mereka memang mampu. Apabila rakyat miskin memiliki pribadi konsumtif, mereka tidak akan meladeninya, itu karena mereka memang tidak mampu.

Related Documents

Di
November 2019 64
Di
November 2019 58
Di
June 2020 30

More Documents from ""