Kelompok 4 Tbk.pdf

  • Uploaded by: Akhana Yudiamaana
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kelompok 4 Tbk.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 4,603
  • Pages: 36
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN KOTA BATAM

PRATIKUM SILINDER BETON ILMU TEKNIK BAHAN KONSTRUKSI DOSEN PENGAMPU : HARRY KURNIAWAN, ST., MT

NIDN. 1010078502

KELOMPOK 4 : 1. KUSWANTO (17.07.0.036) 2. HANA YUDIANA (17.07.0.037) 3. BEDI HADIAWAN (17.07.0.039)

4. 5. 6. 7.

RONALDO. S (17.07.0.040) M. HABIB ARSY (17.07.0.014) BANGKIT (17.07.0.0) ROMARTA (17.07.0.0)

I. LATAR BELAKANG :

PENDAHULUAN

Teknologi pembuatan Beton, dapat dimulai dari menghitung perbandingan antara Agregat kasar (Kerikil), Agregat halus (Pasir), Semen, dan Air secara teoritis. Setelah di dapat perbandingan, barulah praktikum dilakukan dengan menimbang setiap material yang telah dihitung secara teoritis.

II. TUJUAN PRAKTIKUM Diharapkan dengan percobaan di laboraturium, mahasiswa mengerti sifat-sifat bahan struktur, termasuk pengetahuan mengenal gradasi agregat, perancangan dan percobaan melaksanakan pembuatan campuran beton dengan kekuatan tekan tertentu.

PENDAHULUAN III. METODE PRAKTIKUM : Metode praktikum yang dilakukan adalah mengadakan pemeriksaan benda uji atau bahan pembentuk beton sebagai dasar perancangan campuran.

IV. REFERENSI : PUBI 1982 pasal 11, SNI 03-1968-1990, SNI 1969 Tahun 2008, SNI 03-4142-1996, SNI 03-1974-1990, SNI 03-2492-1991, SNI 03-2493-1991, ASTM C-127, ASTM C-128.

V. WAKTU PELAKSANAAN PRAKTIKUM : Hari / Tanggal : 1. Minggu / 25 November 2018 2. Minggu / 2 Desember 2018 (Uji Tekan Beton 7 Hari) 3. Minggu / 9 Desember 2018 (Uji Tekan Beton 14 Hari) 4. Minggu / 23 Desember 2018 (Uji Tekan Beton 28 Hari)

Waktu

: 09.00 s.d selesai.

Tempat

: Laboratorium Teknik Sipil Unrika

BAB. I PEMERIKSAAN KANDUNGAN LUMPUR DALAM PASIR (METODE VOLUME ENDAPAN EKIVALEN) οƒ˜ Tujuan : Dilakukan pemeriksaan pasir dengan cara volume endapan ekivalen adalah untuk mengetahui besarnya kadar lumpur dalam pasir tersebut.

οƒ˜ Langkah-langkah dalam pengujian antara lain : 1. Isi gelas ukur dengan pasir yang telah disediakan sampai 450 cc kemudian ditambah dengan air sampai 900 cc.

2. Tutup gelas ukur sampai rapat kemudian dikocok-kocok 60 kali.

3. Diamkan selama kurang lebih 1 jam. 4. Catat berapa cc endapan lumpur yang berada di atas pasir.

Panduan Pratikum Bahan Konstruksi 1. Benda Uji : a. Pasir asal

: Nongsa

b. Pasir sebanyak

: 450 cc

c. Air sebanyak

: 400 cc

Laporan Pemeriksaan Metode Tanggal Lokasi

2. Hasil Pengujian : a. V1 (Tinggi Pasir)

: : : : :

Pratikum Beton Bahan Konstruksi Kandungan Lumpur Dalam Pasir Volume Endapan Ekivalen 25 November 2018 Laboratorium Beton Teknik Sipil UNRIKA

: 450 cc

b. V2 (Tinggi Pasir dan Tinggi Lumpur) : 600 cc Gambar. Gelas Ukur (Tachimetri) 1000 cc

π‘½πŸ βˆ’ π‘½πŸ πŸ”πŸŽπŸŽ βˆ’ πŸ’πŸ“πŸŽ πŸπŸ“πŸŽ π’™πŸπŸŽπŸŽ β†’ π’™πŸπŸŽπŸŽ β†’ π’™πŸπŸŽπŸŽ = πŸ‘πŸ‘, πŸ‘πŸ‘% π‘½πŸ πŸ’πŸ“πŸŽ πŸ’πŸ“πŸŽ

c. Volume endapan lumpur sekitar

: 150 cc

d. Kandungan Lumpur Sekitar

: 33,33 %

Gambar. 1 Masukan Sampel pasir sebanyak 450 cc ke Gelas Ukur 1000 cc

Gambar. 2 tambahkan air 400 cc ke Gelas Ukur 1000 cc

Gambar. 3 dikocok-kocok sebanyak 60 kali

Gambar. 4 diamkan selama 1 jam sehingga kandungan lumpur terlihat sebanyak 150 cc

Kesimpulan : 1. Pasir yang dapat digunakan sebagai bahan bangunan adalah jika kandungan lumpur tidak lebih dari 5%. 2. Pasir Nongsa tidak memenuhi syarat untuk bahan bangunan karena kandungan lumpur pada benda uji tersebut sebesar 33,33%. 3. Untuk menggunakan pasir tersebut harus di cuci terlebih dahulu agar bisa digunakan untuk bahan bangunan.

BAB. II PEMERIKSAAN KANDUNGAN LUMPUR DALAM PASIR (Cara Ayakan no. 200) οƒ˜ Tujuan : Untuk mengetahui besarnya kadar lumpur dalam pasir

e

οƒ˜ Langkah-langkah dalam pengujian antara lain : 1. Ambil pasir kering tungku (oven) yang lewat ayakan 4.8 mm

d c

seberat 500 gr (B1)

2. Masukan pasir kedalam nampan pencuci dan tambahkan air f

3. Goncang-goncangkan nampan kemudian tuangkan air cucian kedalam ayakan no. 200 sampai cucian tampak bersih

a

4. Masukan kembali butir-butir pasir yang tersisa diayakan kedalam nampan kemudian masukan dikeringkan kembali

ke

dalam

tungku

5. Timbang kembali pasir setelah kering tungku (B2)

(oven)

b

untuk

Gambar . a. ayakan nomor 200, b. ayakan nomor 4.8 mm, c. nampan pencuci, d. oven, e. Timbangan dengan ketelitian 0,1 % dan f. cetok semen

1. Benda Uji : a. Pasir asal

: Nongsa

b. Berat pasir semula (kering tungku)

: 500 gr (B1)

2. Hasil Pengayakan : a. Berat pasir setelah dicuci (kering tungku) : 455 gr (B2)

Laporan

:

Pratikum Beton Bahan Konstruksi

Pemeriksaan

:

Kandungan Lumpur Dalam Pasir

Metode

:

Ayakan no. 200

Tanggal

:

25 November 2018

Lokasi

:

Laboratorium Beton Teknik Sipil UNRIKA

3. Kesimpulan : a. Kandungan lumpur :

𝑩 𝟏 βˆ’ π‘©πŸ πŸ“πŸŽπŸŽ βˆ’ πŸ’πŸ“πŸ“ πŸ’πŸ“ π’™πŸπŸŽπŸŽ % β†’ π’™πŸπŸŽπŸŽ% β†’ π’™πŸπŸŽπŸŽ% = πŸ—% π‘©πŸ πŸ“πŸŽπŸŽ πŸ“πŸŽπŸŽ

Gambar. 1. Pengambilan sampel pasir dari nongsa

Gambar. 2. Sampel pasir di cuci dan di ayak menggunakan saringan 200 sebanyak 3 kali

Gambar. 3. Sampel pasir diamsukan dalam tungku

Gambar. 4. Sampel pasir dikeringkan dengan tungku dalam kuali setelah kering ditimbang

b. Pasir yang dapat digunakan sebagai bahan bangunan adalah jika kandungan lumpur tidak lebih dari 5%. c. Pasir

Nongsa

tidak

memenuhi

syarat

untuk

bahan

bangunan karena kandun lumpur pada benda uji tersebut sebesar 9 %

BAB. III PEMERIKSAAN MODULUS HALUS BUTIRAN PASIR

(Sieve Shaker)

οƒ˜ Tujuan :

a

Untuk mengetahui nilai varian butiran pasir.

οƒ˜ Langkah-langkah dalam pengujian antara lain : 1. Ambilah pasir kering tungku dengan berat 500gr 2. Masukkan pasir kedalam set ayakan

c

d

3. Pasanglah satu set ayakan ke dalam sieve saker kemudian digetarkan 15 menit

4. Ambilah ayakan dari sieve saker kemudian ambil dan

timbanglah pasir yang tertinggal dan masing-masing tingat ayakan

a. b. b. c.

saringan set (shaker set), mesin pengguncang saringan (Sieve Shaker), Timbangan, Kuas

1. Benda Uji : a. Pasir asal

: Nongsa

b. Berat pasir

: 500 gr

2. Hasil Pengayakan : Berat

Lubang Ayakan

tertinggal

Berat Kumulatif

Berat Kumulatif

Lewat Ayakan

(%)

(%)

1,4

1,4

98,6

67

13,4

14,8

85,2

1,18

223

44,6

59,4

40,6

0,60

126

25,2

84,6

15,4

0,30

47

9,4

94

6

0,15

25

5

99

1

5

1

100

0

500

100

453,2

246,8

(mm)

(gr)

(%)

4,75

7

2,36

Sisa Jumlah

3. Kesimpulan : a. Modulus halus

: Berat Kumulatif/100 =

πŸ’πŸ“πŸ‘,𝟐 𝟏𝟎𝟎 b. Gradasi pasir

= πŸ’, πŸ“πŸ‘πŸ %

: Kasar

Laporan

:

Pratikum Beton Bahan Konstruksi

Pemeriksaan

:

Modulus Halus Butiran Pasir

Metode

:

Sieve Shaker

Tanggal

:

25 November 2018

Lokasi

:

Laboratorium Beton Teknik Sipil UNRIKA

Gambar. 1. Sampel pasir seberat 500 gr dikeringkan kedalam tungku

Gambar. 2. Setelah keringkan benda uji di ayak dalam 1 set ayakan pada alat Sieve Shaker

BAB. IV PEMERIKSAAN BERAT SATUAN PASIR οƒ˜ Tujuan : Pemeriksaan di maksud untuk mencari berat satuan pasir.

mengetahui

cara

οƒ˜ Langkah-langkah dalam pengujian antara lain : 1. Timbang berat bejana (B1) dan ukur diameter serta tinggi bejana.

2. Masukan Pasir /Kerikil ke dalam bejana sebanyak 3 lapis dan tiap lapis di padatkan masing-masing sebanyak 25 kali.

3. Ratakan Permukaan Pasir /Kerikil dengan menggunakan mistar perata.

4. Timbang berat bejana dan pasir /kerikil tersebut (B2).

Gambar . Bejana, Mistar, Timbangan ketelitian 0,1 % dan Nampan Besar

1. Benda Uji : a. Pasir asal

: Nongsa

b. Diameter Maksimun

: 5 mm

c. Keadaan pasir

: agak basah

2. Hasil Pengayakan : a. Berat bejana (B1)

: 0,8705 Kg

b. Berat pasir (B2) c. Ukuran bejana

: 9,969 Kg : Diameter dalam : 20,5 mm

: Tinggi bagian dalam

: 20,7 mm

3. Kesimpulan : a. Berat pasir B3 = B2 – B1 b. Berat satuan Pasir

: 9,0985 Kg 𝑩

πŸ‘ = π‘½π’π’π’–π’Žπ’† 𝒃𝒆𝒋𝒂𝒏𝒂

=

𝟏

πŸ—, πŸŽπŸ—πŸ–πŸ“ = πŸπŸ‘πŸ‘πŸ’, πŸŽπŸ—πŸŽπŸ— π‘²π’ˆ/π’„π’ŽπŸ‘ 𝟎, πŸŽπŸŽπŸ”πŸ–πŸ

BAB. V PEMERIKSAAN SSD PASIR οƒ˜ Tujuan : Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui pasir uji termasuk dalam jenis SSD kering, basah atau ideal. Benda uji yang digunakan adalah pasir dengan diameter pasir yang diuji 0.15 mm – 5 mm.

οƒ˜ Langkah-langkah dalam pengujian antara lain : 1. Letakkan corong cetakan di tempat yang rata dan kering. 2. Isi corong cetakan dalam 3 lapis, masing-masing sekitar 1/3 volume corong. 3. Masukkan 1/3 lapis pertama ke dalam corong kemudian tusuk-tusuk dengan

menggunakan batang baja diameter 16 mm, panjang 60 cm, ujungnya bulat. Sebanyak 25 kali.

4. Penusukan harus merata selebar permukaan dan tidak boleh sampai masuk ke dalam lapisan pasir sebelumnya.

5. Setelah lapisan pasir yang terakhir selesai proses penusukannya kemudian diratakan sehingga rata dengan sisi atas cetakan (corong).

6. Tunggu sekitar 30 detik, kemudian tarik corong cetakan ke atas dengan pelanpelan dan hati-hati sehingga benar-benar tegak ke atas.

Gambar . Corong Kerucut dan Tongkat besi

1. Benda Uji : a. Pasir asal

: Nongsa

2. Alat : a. Corong

Diameter Atas

: 4 cm

Diameter Bawah : 9 cm Tinggi

:

Pratikum Beton Bahan Konstruksi

Pemeriksaan

:

SSD Pasir

Metode

:

SSD

Tanggal

:

25 November 2018

Lokasi

:

Laboratorium Beton Teknik Sipil UNRIKA

: 7,5 cm

3. Hasil Pengujian : a. Kondisi Pasir

Laporan

Basah

: (A) = 7,5 = Basah – Kering

Kering

: (C) = 4,5 = Basah – Kering

Tinggi

: (7,5) = 3

Gambar. 1. Pengambilan sampel pasir dari nongsa

Gambar. 2. Masukan sampel pasir 3x masing-masing 1/3 corong

Gambar. 3. Lakukan penusukan 25 kali secara merata dengan batang baja

Gambar. 4. Setelah didiamkan selama 30 detik corong diangkat pelan-pelan, hasil percobaan sampel tidak runtuh dikarenakan pasir tersebut basah

BAB. VI PEMERIKSAAN BERAT JENIS PASIR οƒ˜ Tujuan : 1.

Untuk menentukan β€œbulk and apparent β€œ berat jenis (Specific grafity) dan penyerapan (absorption) dari agregat halus (pasir) menurut prosedur ASTM C 128.

2.

Nilai ini di perlukan untuk menetapkan besarnya komposisi volume agregat dalam adukan beton.

οƒ˜ Langkah-langkah dalam pengujian antara lain : 1.

Tabung ukur di isi air sampai line akhir

2.

Di timbang kemudian air dikeluarkan

3.

Sediakan Pasir SSD sebanyak 500 Gr

4.

Masukan Pasir SSD kedalam tabung ukur dan jangan sampai tumpah

5.

Setelah itu dimasukan air sampai line akhir

6.

Di goyang-goyang sampai udara nampak keluar

7.

Di beri air smpai line akhir

8.

Air dikeluarkan dari tabung ukur

9.

Pasir dikeluarkan dari tabung ukur dan dikeringkan selama 36 jam

Gambar . Tabung Volumemtric Flask 1000ml, Loyang, Oven

1.

Benda Uji : a. Pasir asal

2.

3.

: Nongsa

Hasil Pengujian : a. Berat pasir + Tabung ukur + Air

: 1447 gr (A)

b. Berat pasir SSD

: 500 gr (B)

c. Berat Tabung Ukur + Air

: 1171 gr (C)

d. Berat Pasir Kering Tungku

: 441 gr (D)

Laporan

:

Pratikum Beton Bahan Konstruksi

Pemeriksaan

:

Berat Jenis Pasir

Metode

:

Prosedur ASTM C128

Tanggal

:

25 November 2018

Lokasi

:

Laboratorium Beton Teknik Sipil UNRIKA

Kesimpulan :

a. Berat satuan Pasir

b. SSD Pasir kering tungku

𝑫 π‘ͺ+𝑩 βˆ’π‘¨

𝑩 π‘ͺ+𝑩 βˆ’π‘¨

:

:

πŸ’πŸ’πŸ πŸπŸπŸ•πŸ+πŸ“πŸŽπŸŽ βˆ’πŸπŸ’πŸ’πŸ•

= 𝟏, πŸ—πŸ”πŸ–

πŸ“πŸŽπŸŽ

= 𝟐, πŸπŸ‘πŸ

πŸπŸπŸ•πŸ+πŸ“πŸŽπŸŽ βˆ’πŸπŸ’πŸ’πŸ•

Gambar. 1. Masukan air dalam tabung ukur dan di timbang

Gambar. 2. Masukan air dan pasir digoyangkan sampai udara terlihat keluar

Gambar. 3. Pasir dalam tabung tersebut

Gambar. 4. Pasir yang sudah keringkan di

c. Berat jenis dan SSD pasir benda uji dari Nongsa tidak memenuhi syarat untuk bahan bangunan, karena berat jenis pasir SSD yang baik adalah (2,4 – 2.9)

BAB. VII PEMERIKSAAN MODULUS HALUS BUTIRAN KERIKIL οƒ˜ Tujuan :

a

Untuk mengetahui nilai varian butiran kerikil

οƒ˜ Langkah-langkah dalam pengujian antara lain : 1. Ambilah kerikil dengan berat 2000gr 2. Masukkan kerikil kedalan set ayakan

c

d

3. Pasanglah set ayakan kedalam alat getar ayakan kemudian digetarkan selama 15 menit

4. Ambilah ayakan dan atas alat getar, kemudian ambi dan timbanglah pasir yang tertinggal dan masingmasing tingkat ayakan

a. b. b. c.

saringan set (shaker set), mesin pengguncang saringan (Sieve Shaker), Timbangan, Kuas

1.

2.

Benda Uji : a. Kerikil asal

: Karimun

b. Berat kerikil yang diuji

: 2000 gr

c. Ukuran butiran

: 38,10 – 2,38 mm

Hasil Pengujian :

Lubang Ayakan (mm)

3.

Berat tertinggal (gr)

(%)

Berat Komulatif (%)

Laporan

:

Pratikum Beton Bahan Konstruksi

Pemeriksaan

:

Modulus Halus Butiran Kerikil

Metode

:

SNI 03-4142-1996

Tanggal

:

25 November 2018

Lokasi

:

Laboratorium Beton Teknik Sipil UNRIKA

Berat Komulatif Lewat Ayakan (%)

38,10

0

0

0

100

19,00

1292

64,6

64,6

35,4

14,00

-

-

-

-

9,50

399

19,95

84,53

15,45

4,75

213

10,65

95,2

4,8

2,36

61

3,05

98,25

1,75

Sisa

35

1,75

100

0

Jumlah

2000

100

442,6

157,4

Gambar. 1. Sampel kerikil keringkan kedalam tungku sebanyak 2000 gr

Gambar. 2. Setelah kerikil dikeringkan masukan dalam Sieve Shaker

Gambar. 3. Pisahkan hasil ayakan kerikil

Gambar. 4. Hasil benda uji yang tertinggal

Kesimpulan : a. Modulus halus b. Gradasi masuk daerah II

BAB. VIII PEMERIKSAAN KANDUNGAN LUMPUR DALAM KERIKIL (Cara Ayakan no. 200) οƒ˜ Tujuan : e

Untuk memperoleh presentase jumlah bahan dalam agregat kasar yang lolos saringan no. 200 (0.075 mm)

οƒ˜ Langkah-langkah dalam pengujian antara lain : 1. 2. 3. 4.

c

d

Timbang wadah tanpa benda uji b

Timbang benda uji dan masukan ke dalam wadah

a

Masukan air kedalam wadah, dan aduk benda uji Tuangkan air pencuci dengan segera diatas saringan no 16 yang dibawahnya dipasang ayakan no. 200

5. Kembalikan semua benda uji yang tertahan saringan no. 16 dan no. 200 ke dalam wadah lalu keringkan dalam oven

6. Timbang kembali kerikil setelah kering tungku

a. ayakan nomor 200, b. ayakan no.16 (1,18mm), c. nampan pencuci, d.

oven,

e. Timbangan dengan ketelitian 0,1 % dan f.

cetok semen

f

1.

Benda Uji : a. Kerikil asal

: Karimun

b. Berat kerikil semula (kering tungku): ο‚·

Sampel 1

: 1000

gr (B1)

ο‚·

Sampel 2

: 2500

gr (B1)

Laporan

:

Pratikum Beton Bahan Konstruksi

Pemeriksaan

:

Kandungan Lumpur Dalam Kerikil

Metode

:

SNI 03-4142-1996, PUBI 1982

Tanggal

:

25 November 2018

Lokasi

:

Laboratorium Beton Teknik Sipil UNRIKA

2. Hasil Pengujian : a. Berat Kerikil setelah dicuci (kering tungku):

3.

ο‚·

Sampel 1

: 994 gr (B2)

ο‚·

Sampel 2

: 2481

gr (B2)

Gambar. 2. Tuangkan benda uji dengan melewati saringan no. 16 (1.18 mm) dan saringan no. 200 (0.075 mm)

Kesimpulan : a. Kandungan Lumpur: ο‚·

Sampel 1

π‘©πŸ βˆ’π‘©πŸ

ο‚·

Sampel 2

π‘©πŸ βˆ’π‘©πŸ

π‘©πŸ

π‘©πŸ

Gambar. 1. Masukan benda uji kedalam wadah berisi air dan diaduk

𝒙 𝟏𝟎𝟎% =

πŸπŸŽπŸŽπŸŽβˆ’πŸ—πŸ—πŸ’

𝒙 𝟏𝟎𝟎% =

πŸπŸ“πŸŽπŸŽβˆ’πŸπŸ’πŸ–πŸ

𝟏𝟎𝟎𝟎

πŸπŸ“πŸŽπŸŽ

𝒙 𝟏𝟎𝟎% = 𝟎, πŸ”% 𝒙 𝟏𝟎𝟎% = 𝟎, πŸ•πŸ”%

b. Berdasarkan kandungan lumpur benda uji tersebut memenuhi syarat untuk bahan bangunan, karena (PUBI 1982 pasal 11) yakni 1 %

Gambar. 3. Keringkan benda uji

Gambar. 4. Hitunglah persentase benda uji tersebut yang lolos dari saringan no.

BAB. IX PEMERIKSAAN BERAT SATUAN KERIKIL οƒ˜ Tujuan : Pemeriksaan di maksud untuk mengetahui cara mencari berat satuan pasir.

οƒ˜ Langkah-langkah dalam pengujian antara lain : 1. Timbang berat bejana (B1) dan ukur diameter serta tinggi bejana. 2. Masukan Pasir /Kerikil ke dalam bejana sebanyak 3 lapis dan tiap lapis di padatkan masing-masing sebanyak 25 kali.

3. Ratakan Permukaan Pasir /Kerikil dengan menggunakan mistar perata.

4. Timbang berat bejana dan pasir /kerikil tersebut (B2).

1. Benda Uji : a. Kerikil asal

: Karimun

b. Diameter Kerikil

: 20 mm

c. Keadaan kerikil

: Basah

2. Hasil Pengujian : a. Berat Bejana

(B1)

: 0,8705

Kg

b. Berat bejana berisi kerikil

(B2)

: 10,8085

Kg

Laporan

:

Pratikum Beton Bahan Konstruksi

Pemeriksaan

:

Berat Satuan Kerikil

Metode

:

SNI 03-1996-1990

Tanggal

:

25 November 2018

Lokasi

:

Laboratorium Beton Teknik Sipil UNRIKA

c. Ukuran Bejana : ο‚·

Diameter bagian dalam

: 20,5

cm

ο‚·

Tinggi bagian dalam

: 20,7

cm

3. Kesimpulan : a. Berat kerikil :

Gambar. 1. Timbang berat bejana dan ukur diameter bejana

ο‚·

B 3 = B2 – B1

ο‚·

B3 =10,8085 – 0,8705

b. Berat satuan kerikil

: 9,938

π‘©πŸ‘ 𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 π’ƒπ’†π’‹π’‚π’π’‚πŸ

β†’

Kg

πŸ—,πŸ—πŸ‘πŸ– 𝟎,πŸŽπŸŽπŸ”πŸ–πŸ

: 1457,18475 Kg/cm3

Gambar. 2. Masukan kerikil 3 lapis dan dipadatkan dengan tekanan 25 kali secaara merata, lalu diratakan dengan mistar dan ditimbang benda uji tersebut.

BAB. X PEMERIKSAAN BERAT JENIS KERIKIL οƒ˜ Tujuan : Untuk Menentukan β€œ Bulk and Apparent β€œ berat jenis (specific grafity ) dan penyerapan (absorption) dari Agregat (kerikil) menurut prosedur ASTM C127.

οƒ˜ Langkah-langkah dalam pengujian antara lain : 1. Benda uji di rendam selama 24 Jam 2. Benda uji di buat jenuh kering muka ( kondisi SSD ) dengan menggulungkan / mengelap permukaan butiran agregat.

3. Timbang kondisi SSD = (A). 4. Benda Uji dimasukan kedalam keranjang dan di rendam kembali

dalam air. Temperatur air di jaga (23ΒΊ C) dan kemudian ditimbang, setelah keranjang di goyang-goyangkan dalam air untuk melepaskan uddara yang terperangkap. Hitunglah berat contoh kondisi jenuh = (B).

5. Benda uji di keringkan pada temperature 100 Β±5ΒΊ C. Setelah didinginkan, kemudian di timbang. Hitunglah berat benda uji pada kondisi kering = (C).

Gambar . Timbangan, Oven dan Keranjang

1.

Benda Uji : a. Kerikil asal

2.

3.

: Karimun

Hasil Pengujian :

Laporan

:

Pratikum Beton Bahan Konstruksi

Pemeriksaan

:

Berat Jenis Kerikil

Metode

:

ASTM C 127, ASTM Book of Standarts, PUBI 1982, dan

a. Berat kerikil SSDA

: 3909

gr (A)

b. Berat kerikil dalam air

: 2607

gr (B)

Tanggal

:

25 November 2018

c. Berat kerikil kering tungku

: 3855

gr (C)

Lokasi

:

Laboratorium Beton Teknik Sipil UNRIKA

: 3,088

gr

SNI 1969-2008

Perhitungan : a. Berat jenis mutlak

b. Berat jenis kering

π‘ͺ π‘ͺβˆ’π‘© π‘ͺ π‘¨βˆ’π‘©

β†’ β†’

πŸ‘πŸ–πŸ“πŸ“ πŸπŸπŸ’πŸ– πŸ‘πŸ–πŸ“πŸ“ πŸπŸ‘πŸŽπŸ

: 2,96

Gambar. 2. Setelah dikeringkan dan ditimbang lalu keranjang atau saringan digoyang-goyang untuk menghitung berat contoh kondisi jenuh.

gr Gambar. 1. Masukan benda uji kedalam wadah dan direndam yang berisi air

c. Berat jenis SSD

𝑨

β†’

π‘¨βˆ’π‘©

πŸ‘πŸ—πŸŽπŸ— πŸπŸ‘πŸŽπŸ

: 3,002

gr

d. Persentase penyerapan π‘¨βˆ’π‘ͺ π‘ͺ

𝒙 𝟏𝟎𝟎% β†’

πŸ“πŸ’ πŸ‘πŸ–πŸ“πŸ“

π’™πŸπŸŽπŸŽ = 𝟏, πŸ’%

Gambar. 3. Keringkan benda uji

Gambar. 4. Setelah dikeringkan benda uji ditimbang untuk mengetahui benda uji pada kondisi kering.

BAB. XI PEMBUTAN ADUKAN BETON οƒ˜ Tujuan : Untuk mengetahui Langkah-langkah yang benar dalam pengadukan beton

οƒ˜ Langkah-langkah dalam pengujian antara lain : 1. Pengukuran 2. Pencatatan 3. Cara Penimbangan 4. Cara pengadukan Gambar . Molen, Sekop, Ember, Tongkat Besi pemadat dan Timbangan

PEMBUATAN BENDA UJI

CETAKAN BETON

Proses pembuatan benda uji terdiri dari beberapa tahap yaitu pembuatan benda uji, perawatan benda uji. Proses pembuatan benda uji sangat mempengaruhi hasil benda uji yang dibuat. Berikut adalah proses pembuatan benda uji:

Bersihkan dan siapkan alat-alat yang akan digunakan. Mengolesi Mold dengan menggunakan oli. Hal ini bertujuan agar permukaan beton tidak menempel pada cetakan saat cetakan dibuka. Mold yang digunakan berbentuk silinder.

PASIR (AGREGAT HALUS

BATU (AGREGAT KASAR) Timbang agregat, semen, air sesuai perhitungan campuran beton. Pada proses pencampuran beton dengan EPS dan EPS dengan surfactant dilakukan juga proses penimbangan EPS sesuai keperluan campuran beton.

SEMEN

1.

Hasil Pengujian : a. Pembuatan 6 Silinder : ο‚· Tahap 1 ο‚· Tahap 2

: 3 Buah Silinder : 3 Buah Silinder

b. Tabel perhitungan : Bahan

Merk/Asal

Berat Satuan

Air

Lokal

Liter

Semen

Holcim

Kg

Pasir

Nongsa

Kg

Kerikil

Karimun

Kg

Jumlah

Kg

Laporan

:

Pratikum Beton Bahan Konstruksi

Pemeriksaan

:

Pembuatan Adukan Beton Silinder

Metode

:

-

Tanggal

:

25 November 2018

Lokasi

:

Laboratorium Beton Teknik Sipil UNRIKA

Berat 3.382 6.760 12.659 15.472 Gambar. 1. Masukan material pasir ke mesin molen

Gambar. 2. Masukan material Semen ke mesin molen

Gambar. 3. Masukan material kerikil ke

Gambar. 4. Masukan air ke mesin molen

38.213

Keterangan : Jumlah berat pada tabel diatas adalah pembuatan untuk 3 buah silinder, jika untuk pembuatan 6 buah silinder beton maka harus dikalikan dengan 2 dari kebutuhan material pada tabel diatas

BAB. XII PEMERIKSAAN SLAM BETON SEGAR οƒ˜ Tujuan : Untuk mengetahui Langkah dan besarnya uji selam

οƒ˜ Langkah-langkah dalam pengujian antara lain : 1. Membasahi cetakan dan plat dengan kain basah,

2. Meletakan cetakan diatas plat. 3. Mengisi cetakan sampai penuh dengan muda dalam 3 lapis, tiap lapis kira-kira 1/3 isi cetakan. Memadatkan setiap lapis dengan tongkat pemadat sebanyak 25 tusukan secara merata. Pada pemadatan, tongkat harus tepat masuk sampai lapisan bawah tiap-tiap lapisan. Pada lapisan pertama penusukan bagian tepi, tongkat dimiringkan sesuai dengan kemiringan cetakan.

4. segera setelah selesai pemdatan, meratakan permukaan

benda uji dengan tongkat, tunggu selama setengah menit dan dalam jangka waktu ini semua benda uji yang jatuh disekitar harus di singkirkan

Gambar . Slamp –Cone, Cetok, Raskam, Mistar, Besi pemadat dan Tatakan

1.

Hasil Pengujian : a. Pembuatan 6 Silinder : ο‚· Tahap 1 ο‚· Tahap 2

: 3 Buah Silinder : 3 Buah Silinder

b. Tabel perhitungan : Bahan

Merk/Asal

Berat Satuan

Air

Lokal

Liter

Semen

Holcim

Kg

Pasir

Nongsa

Kg

Kerikil

Karimun

Kg

Berat

:

Pratikum Beton Bahan Konstruksi

Pemeriksaan

:

Pemeriksaan Slam Beton Segar

Metode

:

Uji Slum test

Tanggal

:

25 November 2018

Lokasi

:

Laboratorium Beton Teknik Sipil UNRIKA

3.382 6.760 12.659 15.472 38.213

Kg

Jumlah

Laporan

Gambar. 1. Hasil pengadukan mix desain dari molen masukan ke Slump Gambar. 2. Slump ditarik keatas hingga benda uji runtuh dengan sendiri

Keterangan : Jumlah berat pada tabel diatas adalah pembuatan untuk 3 buah silinder, jika untuk pembuatan 6 buah silinder beton maka harus dikalikan dengan 2 dari kebutuhan material pada tabel diatas c. Faktor Air Semen (FAS) d. Nilai Slum: ο‚· Tahap 1 ο‚· Tahap 2 ο‚·

: 0,50 : 14,3 cm : 21 cm

Nilai Rata-rata slam :

𝑻𝒂𝒉𝒂𝒑 𝟏+𝑻𝒂𝒉𝒂𝒑 𝟐 𝟐

β†’

πŸπŸ’,πŸ‘ +𝟐𝟏 𝟐

= 17,65

Gambar. 3. setelah pengangkatan slump

Gambar. 4. Runtuhan mix desain di ukur

BAB. XIII PEMBUATAN SILINDER BETON οƒ˜ Tujuan : Untuk mengetahui pembuatan silinder beton

Langkah-langkah

οƒ˜ Langkah-langkah dalam pengujian antara lain : 1. Cetakan dibersihkan dan dilumasi dengan minyak 2. Adukan dimasukan kedalam cetakan dengan menggunakan

sendok semen, dan dipadatkan dengan meletakan cetakan diatas meja penggetar sampai permukaan adukan beton terlihat basah dan tidak gelembung udara yang naik kepermukaan Gambar . Cetakan Silinder, Cetok, Besi pemadat dan Tatakan dan Beton segar

3. Permukaan adukan diratakan dengan menggunakan pisau perata.

4. Setelah itu setiap cetakan diberi tanda ( nomor kelompok atau group ) serta tanggal percobaannya

1.

Adukan Beton : a. Tabel perhitungan : Bahan

Merk/Asal

Berat Satuan

Air

Lokal

Liter

Semen

Holcim

Pasir

3.382

Kg

Nongsa

Kerikil

Berat

Kg

Karimun

:

Pratikum Beton Bahan Konstruksi

Pemeriksaan

:

Pemeriksaan Silinder Beton

12.659

Metode

:

-

Tanggal

:

25 November 2018

Lokasi

:

Laboratorium Beton Teknik Sipil UNRIKA

15.472

Kg

38.213

Kg

Jumlah

Laporan

6.760

Keterangan : Jumlah berat pada tabel diatas adalah pembuatan untuk 3 buah silinder, jika untuk pembuatan 6 buah silinder beton maka harus dikalikan dengan 2 dari kebutuhan material pada tabel diatas b. Faktor Air Semen (FAS) c. Nilai Slum d. Hasil Pengujian:

: 0,50 : 17,65 cm

Uraian

Sldr. 1

Sldr. 2

Sldr. 3

Sldr. 4

Sldr. 5

Sldr. 6

Diameter bagian dalam, (mm)

150

150

150

150

150

150

Kedalam cetakan, (mm)

300

300

300

300

300

300

Berat cetakan kosong, (kg)

10.415

10.415

10.415

10.415

10.415

10.415

Berat cetakan beton segar (kg)

22.902

22.902

22.902

22.902

22.902

22.902

Berat beton segar (kg)

12.487

12.487

12.487

12.487

12.487

12.487

Berat beton segar M 3 (kg)

12.487

12.487

12.487

12.487

12.487

12.487

e. Kesimpulan: Dari ke – 6 silinder diperoleh berat per M3 rata-rata :12.487 kg

Gambar. 1. Melumasi cetakan silinder dengan oli

Gambar. 2. Masukan benda uji ke cetakan silinder beton

Gambar. 3. Masukan benda uji ke

Gambar. 4. Masukan benda uji ke cetakan

BAB. XIV UJI KUAT TEKAN SILINDER BETON οƒ˜ Tujuan : Untuk Menentukan β€œ Bulk and Apparent β€œ berat jenis (specific grafity ) dan penyerapan (absorption) dari Agregat (kerikil) menurut prosedur ASTM C127.

οƒ˜ Langkah-langkah dalam pengujian antara lain : 1. Benda uji di rendam selama 24 Jam 2. Benda uji di buat jenuh kering muka ( kondisi SSD ) dengan menggulungkan / mengelap permukaan butiran agregat.

3. Timbang kondisi SSD = (A). 4. Benda Uji dimasukan kedalam keranjang dan di rendam kembali dalam air. Temperatur air di jaga (23ΒΊ C) dan kemudian ditimbang, setelah keranjang di goyanggoyangkan dalam air untuk melepaskan uddara yang terperangkap. Hitunglah berat contoh kondisi jenuh = (B).

5. Benda uji di keringkan pada temperature 100 Β±5ΒΊ C. Setelah didinginkan, kemudian di timbang. Hitunglah berat benda uji pada kondisi kering = (C)

Gambar . Mesin Uji Tekan/Electrical Compresion dan Timbangan Ohaus

Laporan

: Pratikum Beton Bahan Konstruksi

Pemeriksaan

: Uji Kuat Tekan Silinder Beton Umur 7 Hari

Tanggal

: 2 Desember 2018

Laporan

: Pratikum Beton Bahan Konstruksi

Lokasi

: Laboratorium Beton Teknik Sipil UNRIKA

Pemeriksaan

: Uji Kuat Tekan Silinder Beton Umur 14 Hari

Metode

: -

Tanggal

: 25 Desember 2018

Lokasi

: Laboratorium Beton Teknik Sipil UNRIKA

Gambar. 1 Pengukuran Diameter Sampel 1 dan 2 pada Silinder beton

Gambar. 2 Pengukuran Tinggi Sampel 1 dan 2 pada Silinder beton Gambar. 1. Pengukuran diameter sampel 1 dan 2 setelah itu ditimbang untuk mengetahui berat sampel silinder beton Gambar. 2. Pengukuran tinggi sampel 1 dan 2 setelah itu ditimbang untuk mengetahui berat sampel silinder beton

Gambar. 3 Penimbangan Sampel 1 pada Silinder beton

Gambar. 4 Penimbangan Sampel 1 pada Silinder beton

Gambar. 5 Uji tekan beton Sampel 1 pada Silinder beton Hasil uji tekan beton sampel 1 yakni 147,204 kg/cm2 tidak masuk dalam mutu K-300

Gambar. 6 Uji tekan beton Sampel 2 pada Silinder beton Hasil uji tekan beton sampel 1 yakni 101,910 kg/cm2 tidak masuk dalam mutu K-300

Gambar. 3. Hasil uji tekan beton sampel 1 yakni 118,89 kg/cm2 tidak masuk

Gambar. 4. Hasil uji tekan beton sampel 2 yakni 152,87 kg/cm2 tidak masuk dalam

Laporan

: Pratikum Beton Bahan Konstruksi

Pemeriksaan

: Uji Kuat Tekan Silinder Beton Umur 28 Hari

Tanggal

: 29 Desember 2018

Lokasi

: Laboratorium Beton Teknik Sipil UNRIKA

Gambar. 1. Silinder beton dikeringkan dulu setelah direndam

Gambar. 3. Pengukuran tinggi pada sampel silinder beton 1 dan 2

Gambar. 5. Memasukan sampel 1 dan 2 silinder beton ke dalam alat tekan uji beton

Gambar. 6. Memasukan sampel 1 dan 2 silinder beton ke dalam alat tekan uji beton

Gambar. 7. Hasil uji tekan beton usia 28 hari pada sampel 1 yakni 158,53 kg/cm2 tidak masuk dalam mutu K-300, dan material tersebut tidak memenuhi syarat untuk bahan bangunan, karena banyak kandungan lumpur dan air.

Gambar. 8. Hasil uji tekan beton usia 28 hari pada sampel 2 yakni 164,194 kg/cm2 tidak masuk dalam mutu K-300, dan material tersebut tidak memenuhi syarat untuk bahan bangunan, karena banyak kandungan lumpur dan air.

Gambar. 2. Pengukuran diameter atas bawah pada sampel silinder beton 1 dan 2

Gambar. 4. Melakukan Penimbangan berat pada sampel silinder beton 1 dan 2

BAB. XV PENGUJIAN BERAT JENIS SEMEN οƒ˜ Tujuan : Untuk mendapatkan berat jenis semen portland yang digunakan dalam pengendalian mutu kuat tekan beton.

οƒ˜ Langkah-langkah dalam pengujian antara lain : 1. Keringkan botol Le chatelier tidak boleh ada air didalam botol,

2. Isi botol Le chatelier dengan kerosin sampai menemukan skala 0,

3. Ambil wadah baki lalu di isi air, 4. Masukan botol Le chatelier yang sudah diisi kerosin didalam baki yang sudah terisi air,

5. Setelah suhu antara cairan dan sama maka baca skala cairan tersebut (V1),

6. Masukan benda uji sedikit demi sedikit sedalam cairan botol

Le chatelier sedikit demi sedikit, pastikan tidak ada yang tumpah dan menempel pada dinding dalam botol.

Gambar . Botol Le Chatelier, Timbangan, Baki dan Thermometer

1. Benda Uji : Semen Portland a. Merk Semen

: Holcim

b. Berat Semen Uji

: 64 gr

c. Volume Awal Cairan (Suhu kamar)(V1)

: 28,5 Β°C

d. Volume setelah dicampur semen (V2)

: 29 Β°C

Laporan

:

Pratikum Beton Bahan Konstruksi

Pemeriksaan

:

Pengujian Berat Jenis Semen

Tanggal

:

25 Desember 2018

Lokasi

:

Laboratorium Beton Teknik Sipil UNRIKA

2. Perhitungan Pengujian : Berat jenis semen adalah perbandingan berat kering semen

Gambar. 1. Mamasukan kerosin dan air dalam botol Le Chatelier

portland pada suhu kamar dalam satuan isi

𝝆=

𝒃𝒆𝒓𝒂𝒕 π’”π’†π’Žπ’†π’ πŸ”πŸ’ πŸ”πŸ’ π’ˆπ’“ β†’ = = πŸπŸπŸ– ℃ π‘½πŸ βˆ’ π‘½πŸ πŸπŸ— βˆ’ πŸπŸ–, πŸ“ 𝟎, πŸ“ ` Gambar. 2. Masukan benda uji yakni semen sedikit demi sedikit dan goyangkan selama 30 menit sampai tidak ada gelembung dalam botol tersebut

Related Documents

Kelompok 4
June 2020 26
Kelompok 4
May 2020 39
Kelompok 4
May 2020 37
Kelompok 4
May 2020 38
Kelompok 4
April 2020 29
Kelompok 4
May 2020 34

More Documents from "aprilia dwi safitri"