PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN KOTA BATAM
PRATIKUM SILINDER BETON ILMU TEKNIK BAHAN KONSTRUKSI DOSEN PENGAMPU : HARRY KURNIAWAN, ST., MT
NIDN. 1010078502
KELOMPOK 4 : 1. KUSWANTO (17.07.0.036) 2. HANA YUDIANA (17.07.0.037) 3. BEDI HADIAWAN (17.07.0.039)
4. 5. 6. 7.
RONALDO. S (17.07.0.040) M. HABIB ARSY (17.07.0.014) BANGKIT (17.07.0.0) ROMARTA (17.07.0.0)
I. LATAR BELAKANG :
PENDAHULUAN
Teknologi pembuatan Beton, dapat dimulai dari menghitung perbandingan antara Agregat kasar (Kerikil), Agregat halus (Pasir), Semen, dan Air secara teoritis. Setelah di dapat perbandingan, barulah praktikum dilakukan dengan menimbang setiap material yang telah dihitung secara teoritis.
II. TUJUAN PRAKTIKUM Diharapkan dengan percobaan di laboraturium, mahasiswa mengerti sifat-sifat bahan struktur, termasuk pengetahuan mengenal gradasi agregat, perancangan dan percobaan melaksanakan pembuatan campuran beton dengan kekuatan tekan tertentu.
PENDAHULUAN III. METODE PRAKTIKUM : Metode praktikum yang dilakukan adalah mengadakan pemeriksaan benda uji atau bahan pembentuk beton sebagai dasar perancangan campuran.
IV. REFERENSI : PUBI 1982 pasal 11, SNI 03-1968-1990, SNI 1969 Tahun 2008, SNI 03-4142-1996, SNI 03-1974-1990, SNI 03-2492-1991, SNI 03-2493-1991, ASTM C-127, ASTM C-128.
V. WAKTU PELAKSANAAN PRAKTIKUM : Hari / Tanggal : 1. Minggu / 25 November 2018 2. Minggu / 2 Desember 2018 (Uji Tekan Beton 7 Hari) 3. Minggu / 9 Desember 2018 (Uji Tekan Beton 14 Hari) 4. Minggu / 23 Desember 2018 (Uji Tekan Beton 28 Hari)
Waktu
: 09.00 s.d selesai.
Tempat
: Laboratorium Teknik Sipil Unrika
BAB. I PEMERIKSAAN KANDUNGAN LUMPUR DALAM PASIR (METODE VOLUME ENDAPAN EKIVALEN) ο Tujuan : Dilakukan pemeriksaan pasir dengan cara volume endapan ekivalen adalah untuk mengetahui besarnya kadar lumpur dalam pasir tersebut.
ο Langkah-langkah dalam pengujian antara lain : 1. Isi gelas ukur dengan pasir yang telah disediakan sampai 450 cc kemudian ditambah dengan air sampai 900 cc.
2. Tutup gelas ukur sampai rapat kemudian dikocok-kocok 60 kali.
3. Diamkan selama kurang lebih 1 jam. 4. Catat berapa cc endapan lumpur yang berada di atas pasir.
Panduan Pratikum Bahan Konstruksi 1. Benda Uji : a. Pasir asal
: Nongsa
b. Pasir sebanyak
: 450 cc
c. Air sebanyak
: 400 cc
Laporan Pemeriksaan Metode Tanggal Lokasi
2. Hasil Pengujian : a. V1 (Tinggi Pasir)
: : : : :
Pratikum Beton Bahan Konstruksi Kandungan Lumpur Dalam Pasir Volume Endapan Ekivalen 25 November 2018 Laboratorium Beton Teknik Sipil UNRIKA
: 450 cc
b. V2 (Tinggi Pasir dan Tinggi Lumpur) : 600 cc Gambar. Gelas Ukur (Tachimetri) 1000 cc
π½π β π½π πππ β πππ πππ ππππ β ππππ β ππππ = ππ, ππ% π½π πππ πππ
c. Volume endapan lumpur sekitar
: 150 cc
d. Kandungan Lumpur Sekitar
: 33,33 %
Gambar. 1 Masukan Sampel pasir sebanyak 450 cc ke Gelas Ukur 1000 cc
Gambar. 2 tambahkan air 400 cc ke Gelas Ukur 1000 cc
Gambar. 3 dikocok-kocok sebanyak 60 kali
Gambar. 4 diamkan selama 1 jam sehingga kandungan lumpur terlihat sebanyak 150 cc
Kesimpulan : 1. Pasir yang dapat digunakan sebagai bahan bangunan adalah jika kandungan lumpur tidak lebih dari 5%. 2. Pasir Nongsa tidak memenuhi syarat untuk bahan bangunan karena kandungan lumpur pada benda uji tersebut sebesar 33,33%. 3. Untuk menggunakan pasir tersebut harus di cuci terlebih dahulu agar bisa digunakan untuk bahan bangunan.
BAB. II PEMERIKSAAN KANDUNGAN LUMPUR DALAM PASIR (Cara Ayakan no. 200) ο Tujuan : Untuk mengetahui besarnya kadar lumpur dalam pasir
e
ο Langkah-langkah dalam pengujian antara lain : 1. Ambil pasir kering tungku (oven) yang lewat ayakan 4.8 mm
d c
seberat 500 gr (B1)
2. Masukan pasir kedalam nampan pencuci dan tambahkan air f
3. Goncang-goncangkan nampan kemudian tuangkan air cucian kedalam ayakan no. 200 sampai cucian tampak bersih
a
4. Masukan kembali butir-butir pasir yang tersisa diayakan kedalam nampan kemudian masukan dikeringkan kembali
ke
dalam
tungku
5. Timbang kembali pasir setelah kering tungku (B2)
(oven)
b
untuk
Gambar . a. ayakan nomor 200, b. ayakan nomor 4.8 mm, c. nampan pencuci, d. oven, e. Timbangan dengan ketelitian 0,1 % dan f. cetok semen
1. Benda Uji : a. Pasir asal
: Nongsa
b. Berat pasir semula (kering tungku)
: 500 gr (B1)
2. Hasil Pengayakan : a. Berat pasir setelah dicuci (kering tungku) : 455 gr (B2)
Laporan
:
Pratikum Beton Bahan Konstruksi
Pemeriksaan
:
Kandungan Lumpur Dalam Pasir
Metode
:
Ayakan no. 200
Tanggal
:
25 November 2018
Lokasi
:
Laboratorium Beton Teknik Sipil UNRIKA
3. Kesimpulan : a. Kandungan lumpur :
π© π β π©π πππ β πππ ππ ππππ % β ππππ% β ππππ% = π% π©π πππ πππ
Gambar. 1. Pengambilan sampel pasir dari nongsa
Gambar. 2. Sampel pasir di cuci dan di ayak menggunakan saringan 200 sebanyak 3 kali
Gambar. 3. Sampel pasir diamsukan dalam tungku
Gambar. 4. Sampel pasir dikeringkan dengan tungku dalam kuali setelah kering ditimbang
b. Pasir yang dapat digunakan sebagai bahan bangunan adalah jika kandungan lumpur tidak lebih dari 5%. c. Pasir
Nongsa
tidak
memenuhi
syarat
untuk
bahan
bangunan karena kandun lumpur pada benda uji tersebut sebesar 9 %
BAB. III PEMERIKSAAN MODULUS HALUS BUTIRAN PASIR
(Sieve Shaker)
ο Tujuan :
a
Untuk mengetahui nilai varian butiran pasir.
ο Langkah-langkah dalam pengujian antara lain : 1. Ambilah pasir kering tungku dengan berat 500gr 2. Masukkan pasir kedalam set ayakan
c
d
3. Pasanglah satu set ayakan ke dalam sieve saker kemudian digetarkan 15 menit
4. Ambilah ayakan dari sieve saker kemudian ambil dan
timbanglah pasir yang tertinggal dan masing-masing tingat ayakan
a. b. b. c.
saringan set (shaker set), mesin pengguncang saringan (Sieve Shaker), Timbangan, Kuas
1. Benda Uji : a. Pasir asal
: Nongsa
b. Berat pasir
: 500 gr
2. Hasil Pengayakan : Berat
Lubang Ayakan
tertinggal
Berat Kumulatif
Berat Kumulatif
Lewat Ayakan
(%)
(%)
1,4
1,4
98,6
67
13,4
14,8
85,2
1,18
223
44,6
59,4
40,6
0,60
126
25,2
84,6
15,4
0,30
47
9,4
94
6
0,15
25
5
99
1
5
1
100
0
500
100
453,2
246,8
(mm)
(gr)
(%)
4,75
7
2,36
Sisa Jumlah
3. Kesimpulan : a. Modulus halus
: Berat Kumulatif/100 =
πππ,π πππ b. Gradasi pasir
= π, πππ %
: Kasar
Laporan
:
Pratikum Beton Bahan Konstruksi
Pemeriksaan
:
Modulus Halus Butiran Pasir
Metode
:
Sieve Shaker
Tanggal
:
25 November 2018
Lokasi
:
Laboratorium Beton Teknik Sipil UNRIKA
Gambar. 1. Sampel pasir seberat 500 gr dikeringkan kedalam tungku
Gambar. 2. Setelah keringkan benda uji di ayak dalam 1 set ayakan pada alat Sieve Shaker
BAB. IV PEMERIKSAAN BERAT SATUAN PASIR ο Tujuan : Pemeriksaan di maksud untuk mencari berat satuan pasir.
mengetahui
cara
ο Langkah-langkah dalam pengujian antara lain : 1. Timbang berat bejana (B1) dan ukur diameter serta tinggi bejana.
2. Masukan Pasir /Kerikil ke dalam bejana sebanyak 3 lapis dan tiap lapis di padatkan masing-masing sebanyak 25 kali.
3. Ratakan Permukaan Pasir /Kerikil dengan menggunakan mistar perata.
4. Timbang berat bejana dan pasir /kerikil tersebut (B2).
Gambar . Bejana, Mistar, Timbangan ketelitian 0,1 % dan Nampan Besar
1. Benda Uji : a. Pasir asal
: Nongsa
b. Diameter Maksimun
: 5 mm
c. Keadaan pasir
: agak basah
2. Hasil Pengayakan : a. Berat bejana (B1)
: 0,8705 Kg
b. Berat pasir (B2) c. Ukuran bejana
: 9,969 Kg : Diameter dalam : 20,5 mm
: Tinggi bagian dalam
: 20,7 mm
3. Kesimpulan : a. Berat pasir B3 = B2 β B1 b. Berat satuan Pasir
: 9,0985 Kg π©
π = π½πππππ ππππππ
=
π
π, ππππ = ππππ, ππππ π²π/πππ π, πππππ
BAB. V PEMERIKSAAN SSD PASIR ο Tujuan : Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui pasir uji termasuk dalam jenis SSD kering, basah atau ideal. Benda uji yang digunakan adalah pasir dengan diameter pasir yang diuji 0.15 mm β 5 mm.
ο Langkah-langkah dalam pengujian antara lain : 1. Letakkan corong cetakan di tempat yang rata dan kering. 2. Isi corong cetakan dalam 3 lapis, masing-masing sekitar 1/3 volume corong. 3. Masukkan 1/3 lapis pertama ke dalam corong kemudian tusuk-tusuk dengan
menggunakan batang baja diameter 16 mm, panjang 60 cm, ujungnya bulat. Sebanyak 25 kali.
4. Penusukan harus merata selebar permukaan dan tidak boleh sampai masuk ke dalam lapisan pasir sebelumnya.
5. Setelah lapisan pasir yang terakhir selesai proses penusukannya kemudian diratakan sehingga rata dengan sisi atas cetakan (corong).
6. Tunggu sekitar 30 detik, kemudian tarik corong cetakan ke atas dengan pelanpelan dan hati-hati sehingga benar-benar tegak ke atas.
Gambar . Corong Kerucut dan Tongkat besi
1. Benda Uji : a. Pasir asal
: Nongsa
2. Alat : a. Corong
Diameter Atas
: 4 cm
Diameter Bawah : 9 cm Tinggi
:
Pratikum Beton Bahan Konstruksi
Pemeriksaan
:
SSD Pasir
Metode
:
SSD
Tanggal
:
25 November 2018
Lokasi
:
Laboratorium Beton Teknik Sipil UNRIKA
: 7,5 cm
3. Hasil Pengujian : a. Kondisi Pasir
Laporan
Basah
: (A) = 7,5 = Basah β Kering
Kering
: (C) = 4,5 = Basah β Kering
Tinggi
: (7,5) = 3
Gambar. 1. Pengambilan sampel pasir dari nongsa
Gambar. 2. Masukan sampel pasir 3x masing-masing 1/3 corong
Gambar. 3. Lakukan penusukan 25 kali secara merata dengan batang baja
Gambar. 4. Setelah didiamkan selama 30 detik corong diangkat pelan-pelan, hasil percobaan sampel tidak runtuh dikarenakan pasir tersebut basah
BAB. VI PEMERIKSAAN BERAT JENIS PASIR ο Tujuan : 1.
Untuk menentukan βbulk and apparent β berat jenis (Specific grafity) dan penyerapan (absorption) dari agregat halus (pasir) menurut prosedur ASTM C 128.
2.
Nilai ini di perlukan untuk menetapkan besarnya komposisi volume agregat dalam adukan beton.
ο Langkah-langkah dalam pengujian antara lain : 1.
Tabung ukur di isi air sampai line akhir
2.
Di timbang kemudian air dikeluarkan
3.
Sediakan Pasir SSD sebanyak 500 Gr
4.
Masukan Pasir SSD kedalam tabung ukur dan jangan sampai tumpah
5.
Setelah itu dimasukan air sampai line akhir
6.
Di goyang-goyang sampai udara nampak keluar
7.
Di beri air smpai line akhir
8.
Air dikeluarkan dari tabung ukur
9.
Pasir dikeluarkan dari tabung ukur dan dikeringkan selama 36 jam
Gambar . Tabung Volumemtric Flask 1000ml, Loyang, Oven
1.
Benda Uji : a. Pasir asal
2.
3.
: Nongsa
Hasil Pengujian : a. Berat pasir + Tabung ukur + Air
: 1447 gr (A)
b. Berat pasir SSD
: 500 gr (B)
c. Berat Tabung Ukur + Air
: 1171 gr (C)
d. Berat Pasir Kering Tungku
: 441 gr (D)
Laporan
:
Pratikum Beton Bahan Konstruksi
Pemeriksaan
:
Berat Jenis Pasir
Metode
:
Prosedur ASTM C128
Tanggal
:
25 November 2018
Lokasi
:
Laboratorium Beton Teknik Sipil UNRIKA
Kesimpulan :
a. Berat satuan Pasir
b. SSD Pasir kering tungku
π« πͺ+π© βπ¨
π© πͺ+π© βπ¨
:
:
πππ ππππ+πππ βππππ
= π, πππ
πππ
= π, πππ
ππππ+πππ βππππ
Gambar. 1. Masukan air dalam tabung ukur dan di timbang
Gambar. 2. Masukan air dan pasir digoyangkan sampai udara terlihat keluar
Gambar. 3. Pasir dalam tabung tersebut
Gambar. 4. Pasir yang sudah keringkan di
c. Berat jenis dan SSD pasir benda uji dari Nongsa tidak memenuhi syarat untuk bahan bangunan, karena berat jenis pasir SSD yang baik adalah (2,4 β 2.9)
BAB. VII PEMERIKSAAN MODULUS HALUS BUTIRAN KERIKIL ο Tujuan :
a
Untuk mengetahui nilai varian butiran kerikil
ο Langkah-langkah dalam pengujian antara lain : 1. Ambilah kerikil dengan berat 2000gr 2. Masukkan kerikil kedalan set ayakan
c
d
3. Pasanglah set ayakan kedalam alat getar ayakan kemudian digetarkan selama 15 menit
4. Ambilah ayakan dan atas alat getar, kemudian ambi dan timbanglah pasir yang tertinggal dan masingmasing tingkat ayakan
a. b. b. c.
saringan set (shaker set), mesin pengguncang saringan (Sieve Shaker), Timbangan, Kuas
1.
2.
Benda Uji : a. Kerikil asal
: Karimun
b. Berat kerikil yang diuji
: 2000 gr
c. Ukuran butiran
: 38,10 β 2,38 mm
Hasil Pengujian :
Lubang Ayakan (mm)
3.
Berat tertinggal (gr)
(%)
Berat Komulatif (%)
Laporan
:
Pratikum Beton Bahan Konstruksi
Pemeriksaan
:
Modulus Halus Butiran Kerikil
Metode
:
SNI 03-4142-1996
Tanggal
:
25 November 2018
Lokasi
:
Laboratorium Beton Teknik Sipil UNRIKA
Berat Komulatif Lewat Ayakan (%)
38,10
0
0
0
100
19,00
1292
64,6
64,6
35,4
14,00
-
-
-
-
9,50
399
19,95
84,53
15,45
4,75
213
10,65
95,2
4,8
2,36
61
3,05
98,25
1,75
Sisa
35
1,75
100
0
Jumlah
2000
100
442,6
157,4
Gambar. 1. Sampel kerikil keringkan kedalam tungku sebanyak 2000 gr
Gambar. 2. Setelah kerikil dikeringkan masukan dalam Sieve Shaker
Gambar. 3. Pisahkan hasil ayakan kerikil
Gambar. 4. Hasil benda uji yang tertinggal
Kesimpulan : a. Modulus halus b. Gradasi masuk daerah II
BAB. VIII PEMERIKSAAN KANDUNGAN LUMPUR DALAM KERIKIL (Cara Ayakan no. 200) ο Tujuan : e
Untuk memperoleh presentase jumlah bahan dalam agregat kasar yang lolos saringan no. 200 (0.075 mm)
ο Langkah-langkah dalam pengujian antara lain : 1. 2. 3. 4.
c
d
Timbang wadah tanpa benda uji b
Timbang benda uji dan masukan ke dalam wadah
a
Masukan air kedalam wadah, dan aduk benda uji Tuangkan air pencuci dengan segera diatas saringan no 16 yang dibawahnya dipasang ayakan no. 200
5. Kembalikan semua benda uji yang tertahan saringan no. 16 dan no. 200 ke dalam wadah lalu keringkan dalam oven
6. Timbang kembali kerikil setelah kering tungku
a. ayakan nomor 200, b. ayakan no.16 (1,18mm), c. nampan pencuci, d.
oven,
e. Timbangan dengan ketelitian 0,1 % dan f.
cetok semen
f
1.
Benda Uji : a. Kerikil asal
: Karimun
b. Berat kerikil semula (kering tungku): ο·
Sampel 1
: 1000
gr (B1)
ο·
Sampel 2
: 2500
gr (B1)
Laporan
:
Pratikum Beton Bahan Konstruksi
Pemeriksaan
:
Kandungan Lumpur Dalam Kerikil
Metode
:
SNI 03-4142-1996, PUBI 1982
Tanggal
:
25 November 2018
Lokasi
:
Laboratorium Beton Teknik Sipil UNRIKA
2. Hasil Pengujian : a. Berat Kerikil setelah dicuci (kering tungku):
3.
ο·
Sampel 1
: 994 gr (B2)
ο·
Sampel 2
: 2481
gr (B2)
Gambar. 2. Tuangkan benda uji dengan melewati saringan no. 16 (1.18 mm) dan saringan no. 200 (0.075 mm)
Kesimpulan : a. Kandungan Lumpur: ο·
Sampel 1
π©π βπ©π
ο·
Sampel 2
π©π βπ©π
π©π
π©π
Gambar. 1. Masukan benda uji kedalam wadah berisi air dan diaduk
π πππ% =
ππππβπππ
π πππ% =
ππππβππππ
ππππ
ππππ
π πππ% = π, π% π πππ% = π, ππ%
b. Berdasarkan kandungan lumpur benda uji tersebut memenuhi syarat untuk bahan bangunan, karena (PUBI 1982 pasal 11) yakni 1 %
Gambar. 3. Keringkan benda uji
Gambar. 4. Hitunglah persentase benda uji tersebut yang lolos dari saringan no.
BAB. IX PEMERIKSAAN BERAT SATUAN KERIKIL ο Tujuan : Pemeriksaan di maksud untuk mengetahui cara mencari berat satuan pasir.
ο Langkah-langkah dalam pengujian antara lain : 1. Timbang berat bejana (B1) dan ukur diameter serta tinggi bejana. 2. Masukan Pasir /Kerikil ke dalam bejana sebanyak 3 lapis dan tiap lapis di padatkan masing-masing sebanyak 25 kali.
3. Ratakan Permukaan Pasir /Kerikil dengan menggunakan mistar perata.
4. Timbang berat bejana dan pasir /kerikil tersebut (B2).
1. Benda Uji : a. Kerikil asal
: Karimun
b. Diameter Kerikil
: 20 mm
c. Keadaan kerikil
: Basah
2. Hasil Pengujian : a. Berat Bejana
(B1)
: 0,8705
Kg
b. Berat bejana berisi kerikil
(B2)
: 10,8085
Kg
Laporan
:
Pratikum Beton Bahan Konstruksi
Pemeriksaan
:
Berat Satuan Kerikil
Metode
:
SNI 03-1996-1990
Tanggal
:
25 November 2018
Lokasi
:
Laboratorium Beton Teknik Sipil UNRIKA
c. Ukuran Bejana : ο·
Diameter bagian dalam
: 20,5
cm
ο·
Tinggi bagian dalam
: 20,7
cm
3. Kesimpulan : a. Berat kerikil :
Gambar. 1. Timbang berat bejana dan ukur diameter bejana
ο·
B 3 = B2 β B1
ο·
B3 =10,8085 β 0,8705
b. Berat satuan kerikil
: 9,938
π©π π©ππππ πππππππ
β
Kg
π,πππ π,πππππ
: 1457,18475 Kg/cm3
Gambar. 2. Masukan kerikil 3 lapis dan dipadatkan dengan tekanan 25 kali secaara merata, lalu diratakan dengan mistar dan ditimbang benda uji tersebut.
BAB. X PEMERIKSAAN BERAT JENIS KERIKIL ο Tujuan : Untuk Menentukan β Bulk and Apparent β berat jenis (specific grafity ) dan penyerapan (absorption) dari Agregat (kerikil) menurut prosedur ASTM C127.
ο Langkah-langkah dalam pengujian antara lain : 1. Benda uji di rendam selama 24 Jam 2. Benda uji di buat jenuh kering muka ( kondisi SSD ) dengan menggulungkan / mengelap permukaan butiran agregat.
3. Timbang kondisi SSD = (A). 4. Benda Uji dimasukan kedalam keranjang dan di rendam kembali
dalam air. Temperatur air di jaga (23ΒΊ C) dan kemudian ditimbang, setelah keranjang di goyang-goyangkan dalam air untuk melepaskan uddara yang terperangkap. Hitunglah berat contoh kondisi jenuh = (B).
5. Benda uji di keringkan pada temperature 100 Β±5ΒΊ C. Setelah didinginkan, kemudian di timbang. Hitunglah berat benda uji pada kondisi kering = (C).
Gambar . Timbangan, Oven dan Keranjang
1.
Benda Uji : a. Kerikil asal
2.
3.
: Karimun
Hasil Pengujian :
Laporan
:
Pratikum Beton Bahan Konstruksi
Pemeriksaan
:
Berat Jenis Kerikil
Metode
:
ASTM C 127, ASTM Book of Standarts, PUBI 1982, dan
a. Berat kerikil SSDA
: 3909
gr (A)
b. Berat kerikil dalam air
: 2607
gr (B)
Tanggal
:
25 November 2018
c. Berat kerikil kering tungku
: 3855
gr (C)
Lokasi
:
Laboratorium Beton Teknik Sipil UNRIKA
: 3,088
gr
SNI 1969-2008
Perhitungan : a. Berat jenis mutlak
b. Berat jenis kering
πͺ πͺβπ© πͺ π¨βπ©
β β
ππππ ππππ ππππ ππππ
: 2,96
Gambar. 2. Setelah dikeringkan dan ditimbang lalu keranjang atau saringan digoyang-goyang untuk menghitung berat contoh kondisi jenuh.
gr Gambar. 1. Masukan benda uji kedalam wadah dan direndam yang berisi air
c. Berat jenis SSD
π¨
β
π¨βπ©
ππππ ππππ
: 3,002
gr
d. Persentase penyerapan π¨βπͺ πͺ
π πππ% β
ππ ππππ
ππππ = π, π%
Gambar. 3. Keringkan benda uji
Gambar. 4. Setelah dikeringkan benda uji ditimbang untuk mengetahui benda uji pada kondisi kering.
BAB. XI PEMBUTAN ADUKAN BETON ο Tujuan : Untuk mengetahui Langkah-langkah yang benar dalam pengadukan beton
ο Langkah-langkah dalam pengujian antara lain : 1. Pengukuran 2. Pencatatan 3. Cara Penimbangan 4. Cara pengadukan Gambar . Molen, Sekop, Ember, Tongkat Besi pemadat dan Timbangan
PEMBUATAN BENDA UJI
CETAKAN BETON
Proses pembuatan benda uji terdiri dari beberapa tahap yaitu pembuatan benda uji, perawatan benda uji. Proses pembuatan benda uji sangat mempengaruhi hasil benda uji yang dibuat. Berikut adalah proses pembuatan benda uji:
Bersihkan dan siapkan alat-alat yang akan digunakan. Mengolesi Mold dengan menggunakan oli. Hal ini bertujuan agar permukaan beton tidak menempel pada cetakan saat cetakan dibuka. Mold yang digunakan berbentuk silinder.
PASIR (AGREGAT HALUS
BATU (AGREGAT KASAR) Timbang agregat, semen, air sesuai perhitungan campuran beton. Pada proses pencampuran beton dengan EPS dan EPS dengan surfactant dilakukan juga proses penimbangan EPS sesuai keperluan campuran beton.
SEMEN
1.
Hasil Pengujian : a. Pembuatan 6 Silinder : ο· Tahap 1 ο· Tahap 2
: 3 Buah Silinder : 3 Buah Silinder
b. Tabel perhitungan : Bahan
Merk/Asal
Berat Satuan
Air
Lokal
Liter
Semen
Holcim
Kg
Pasir
Nongsa
Kg
Kerikil
Karimun
Kg
Jumlah
Kg
Laporan
:
Pratikum Beton Bahan Konstruksi
Pemeriksaan
:
Pembuatan Adukan Beton Silinder
Metode
:
-
Tanggal
:
25 November 2018
Lokasi
:
Laboratorium Beton Teknik Sipil UNRIKA
Berat 3.382 6.760 12.659 15.472 Gambar. 1. Masukan material pasir ke mesin molen
Gambar. 2. Masukan material Semen ke mesin molen
Gambar. 3. Masukan material kerikil ke
Gambar. 4. Masukan air ke mesin molen
38.213
Keterangan : Jumlah berat pada tabel diatas adalah pembuatan untuk 3 buah silinder, jika untuk pembuatan 6 buah silinder beton maka harus dikalikan dengan 2 dari kebutuhan material pada tabel diatas
BAB. XII PEMERIKSAAN SLAM BETON SEGAR ο Tujuan : Untuk mengetahui Langkah dan besarnya uji selam
ο Langkah-langkah dalam pengujian antara lain : 1. Membasahi cetakan dan plat dengan kain basah,
2. Meletakan cetakan diatas plat. 3. Mengisi cetakan sampai penuh dengan muda dalam 3 lapis, tiap lapis kira-kira 1/3 isi cetakan. Memadatkan setiap lapis dengan tongkat pemadat sebanyak 25 tusukan secara merata. Pada pemadatan, tongkat harus tepat masuk sampai lapisan bawah tiap-tiap lapisan. Pada lapisan pertama penusukan bagian tepi, tongkat dimiringkan sesuai dengan kemiringan cetakan.
4. segera setelah selesai pemdatan, meratakan permukaan
benda uji dengan tongkat, tunggu selama setengah menit dan dalam jangka waktu ini semua benda uji yang jatuh disekitar harus di singkirkan
Gambar . Slamp βCone, Cetok, Raskam, Mistar, Besi pemadat dan Tatakan
1.
Hasil Pengujian : a. Pembuatan 6 Silinder : ο· Tahap 1 ο· Tahap 2
: 3 Buah Silinder : 3 Buah Silinder
b. Tabel perhitungan : Bahan
Merk/Asal
Berat Satuan
Air
Lokal
Liter
Semen
Holcim
Kg
Pasir
Nongsa
Kg
Kerikil
Karimun
Kg
Berat
:
Pratikum Beton Bahan Konstruksi
Pemeriksaan
:
Pemeriksaan Slam Beton Segar
Metode
:
Uji Slum test
Tanggal
:
25 November 2018
Lokasi
:
Laboratorium Beton Teknik Sipil UNRIKA
3.382 6.760 12.659 15.472 38.213
Kg
Jumlah
Laporan
Gambar. 1. Hasil pengadukan mix desain dari molen masukan ke Slump Gambar. 2. Slump ditarik keatas hingga benda uji runtuh dengan sendiri
Keterangan : Jumlah berat pada tabel diatas adalah pembuatan untuk 3 buah silinder, jika untuk pembuatan 6 buah silinder beton maka harus dikalikan dengan 2 dari kebutuhan material pada tabel diatas c. Faktor Air Semen (FAS) d. Nilai Slum: ο· Tahap 1 ο· Tahap 2 ο·
: 0,50 : 14,3 cm : 21 cm
Nilai Rata-rata slam :
π»ππππ π+π»ππππ π π
β
ππ,π +ππ π
= 17,65
Gambar. 3. setelah pengangkatan slump
Gambar. 4. Runtuhan mix desain di ukur
BAB. XIII PEMBUATAN SILINDER BETON ο Tujuan : Untuk mengetahui pembuatan silinder beton
Langkah-langkah
ο Langkah-langkah dalam pengujian antara lain : 1. Cetakan dibersihkan dan dilumasi dengan minyak 2. Adukan dimasukan kedalam cetakan dengan menggunakan
sendok semen, dan dipadatkan dengan meletakan cetakan diatas meja penggetar sampai permukaan adukan beton terlihat basah dan tidak gelembung udara yang naik kepermukaan Gambar . Cetakan Silinder, Cetok, Besi pemadat dan Tatakan dan Beton segar
3. Permukaan adukan diratakan dengan menggunakan pisau perata.
4. Setelah itu setiap cetakan diberi tanda ( nomor kelompok atau group ) serta tanggal percobaannya
1.
Adukan Beton : a. Tabel perhitungan : Bahan
Merk/Asal
Berat Satuan
Air
Lokal
Liter
Semen
Holcim
Pasir
3.382
Kg
Nongsa
Kerikil
Berat
Kg
Karimun
:
Pratikum Beton Bahan Konstruksi
Pemeriksaan
:
Pemeriksaan Silinder Beton
12.659
Metode
:
-
Tanggal
:
25 November 2018
Lokasi
:
Laboratorium Beton Teknik Sipil UNRIKA
15.472
Kg
38.213
Kg
Jumlah
Laporan
6.760
Keterangan : Jumlah berat pada tabel diatas adalah pembuatan untuk 3 buah silinder, jika untuk pembuatan 6 buah silinder beton maka harus dikalikan dengan 2 dari kebutuhan material pada tabel diatas b. Faktor Air Semen (FAS) c. Nilai Slum d. Hasil Pengujian:
: 0,50 : 17,65 cm
Uraian
Sldr. 1
Sldr. 2
Sldr. 3
Sldr. 4
Sldr. 5
Sldr. 6
Diameter bagian dalam, (mm)
150
150
150
150
150
150
Kedalam cetakan, (mm)
300
300
300
300
300
300
Berat cetakan kosong, (kg)
10.415
10.415
10.415
10.415
10.415
10.415
Berat cetakan beton segar (kg)
22.902
22.902
22.902
22.902
22.902
22.902
Berat beton segar (kg)
12.487
12.487
12.487
12.487
12.487
12.487
Berat beton segar M 3 (kg)
12.487
12.487
12.487
12.487
12.487
12.487
e. Kesimpulan: Dari ke β 6 silinder diperoleh berat per M3 rata-rata :12.487 kg
Gambar. 1. Melumasi cetakan silinder dengan oli
Gambar. 2. Masukan benda uji ke cetakan silinder beton
Gambar. 3. Masukan benda uji ke
Gambar. 4. Masukan benda uji ke cetakan
BAB. XIV UJI KUAT TEKAN SILINDER BETON ο Tujuan : Untuk Menentukan β Bulk and Apparent β berat jenis (specific grafity ) dan penyerapan (absorption) dari Agregat (kerikil) menurut prosedur ASTM C127.
ο Langkah-langkah dalam pengujian antara lain : 1. Benda uji di rendam selama 24 Jam 2. Benda uji di buat jenuh kering muka ( kondisi SSD ) dengan menggulungkan / mengelap permukaan butiran agregat.
3. Timbang kondisi SSD = (A). 4. Benda Uji dimasukan kedalam keranjang dan di rendam kembali dalam air. Temperatur air di jaga (23ΒΊ C) dan kemudian ditimbang, setelah keranjang di goyanggoyangkan dalam air untuk melepaskan uddara yang terperangkap. Hitunglah berat contoh kondisi jenuh = (B).
5. Benda uji di keringkan pada temperature 100 Β±5ΒΊ C. Setelah didinginkan, kemudian di timbang. Hitunglah berat benda uji pada kondisi kering = (C)
Gambar . Mesin Uji Tekan/Electrical Compresion dan Timbangan Ohaus
Laporan
: Pratikum Beton Bahan Konstruksi
Pemeriksaan
: Uji Kuat Tekan Silinder Beton Umur 7 Hari
Tanggal
: 2 Desember 2018
Laporan
: Pratikum Beton Bahan Konstruksi
Lokasi
: Laboratorium Beton Teknik Sipil UNRIKA
Pemeriksaan
: Uji Kuat Tekan Silinder Beton Umur 14 Hari
Metode
: -
Tanggal
: 25 Desember 2018
Lokasi
: Laboratorium Beton Teknik Sipil UNRIKA
Gambar. 1 Pengukuran Diameter Sampel 1 dan 2 pada Silinder beton
Gambar. 2 Pengukuran Tinggi Sampel 1 dan 2 pada Silinder beton Gambar. 1. Pengukuran diameter sampel 1 dan 2 setelah itu ditimbang untuk mengetahui berat sampel silinder beton Gambar. 2. Pengukuran tinggi sampel 1 dan 2 setelah itu ditimbang untuk mengetahui berat sampel silinder beton
Gambar. 3 Penimbangan Sampel 1 pada Silinder beton
Gambar. 4 Penimbangan Sampel 1 pada Silinder beton
Gambar. 5 Uji tekan beton Sampel 1 pada Silinder beton Hasil uji tekan beton sampel 1 yakni 147,204 kg/cm2 tidak masuk dalam mutu K-300
Gambar. 6 Uji tekan beton Sampel 2 pada Silinder beton Hasil uji tekan beton sampel 1 yakni 101,910 kg/cm2 tidak masuk dalam mutu K-300
Gambar. 3. Hasil uji tekan beton sampel 1 yakni 118,89 kg/cm2 tidak masuk
Gambar. 4. Hasil uji tekan beton sampel 2 yakni 152,87 kg/cm2 tidak masuk dalam
Laporan
: Pratikum Beton Bahan Konstruksi
Pemeriksaan
: Uji Kuat Tekan Silinder Beton Umur 28 Hari
Tanggal
: 29 Desember 2018
Lokasi
: Laboratorium Beton Teknik Sipil UNRIKA
Gambar. 1. Silinder beton dikeringkan dulu setelah direndam
Gambar. 3. Pengukuran tinggi pada sampel silinder beton 1 dan 2
Gambar. 5. Memasukan sampel 1 dan 2 silinder beton ke dalam alat tekan uji beton
Gambar. 6. Memasukan sampel 1 dan 2 silinder beton ke dalam alat tekan uji beton
Gambar. 7. Hasil uji tekan beton usia 28 hari pada sampel 1 yakni 158,53 kg/cm2 tidak masuk dalam mutu K-300, dan material tersebut tidak memenuhi syarat untuk bahan bangunan, karena banyak kandungan lumpur dan air.
Gambar. 8. Hasil uji tekan beton usia 28 hari pada sampel 2 yakni 164,194 kg/cm2 tidak masuk dalam mutu K-300, dan material tersebut tidak memenuhi syarat untuk bahan bangunan, karena banyak kandungan lumpur dan air.
Gambar. 2. Pengukuran diameter atas bawah pada sampel silinder beton 1 dan 2
Gambar. 4. Melakukan Penimbangan berat pada sampel silinder beton 1 dan 2
BAB. XV PENGUJIAN BERAT JENIS SEMEN ο Tujuan : Untuk mendapatkan berat jenis semen portland yang digunakan dalam pengendalian mutu kuat tekan beton.
ο Langkah-langkah dalam pengujian antara lain : 1. Keringkan botol Le chatelier tidak boleh ada air didalam botol,
2. Isi botol Le chatelier dengan kerosin sampai menemukan skala 0,
3. Ambil wadah baki lalu di isi air, 4. Masukan botol Le chatelier yang sudah diisi kerosin didalam baki yang sudah terisi air,
5. Setelah suhu antara cairan dan sama maka baca skala cairan tersebut (V1),
6. Masukan benda uji sedikit demi sedikit sedalam cairan botol
Le chatelier sedikit demi sedikit, pastikan tidak ada yang tumpah dan menempel pada dinding dalam botol.
Gambar . Botol Le Chatelier, Timbangan, Baki dan Thermometer
1. Benda Uji : Semen Portland a. Merk Semen
: Holcim
b. Berat Semen Uji
: 64 gr
c. Volume Awal Cairan (Suhu kamar)(V1)
: 28,5 Β°C
d. Volume setelah dicampur semen (V2)
: 29 Β°C
Laporan
:
Pratikum Beton Bahan Konstruksi
Pemeriksaan
:
Pengujian Berat Jenis Semen
Tanggal
:
25 Desember 2018
Lokasi
:
Laboratorium Beton Teknik Sipil UNRIKA
2. Perhitungan Pengujian : Berat jenis semen adalah perbandingan berat kering semen
Gambar. 1. Mamasukan kerosin dan air dalam botol Le Chatelier
portland pada suhu kamar dalam satuan isi
π=
πππππ πππππ ππ ππ ππ β = = πππ β π½π β π½π ππ β ππ, π π, π ` Gambar. 2. Masukan benda uji yakni semen sedikit demi sedikit dan goyangkan selama 30 menit sampai tidak ada gelembung dalam botol tersebut