MAKALAH HASIL ANALISIS KASUS PADA PASIEN AN.A DENGAN DIAGNOSA MEDIS TONSILITIS KONSEP DASAR KEPERAWATAN II
DI SUSUN OLEH : Kelompok 1 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Ahmad Doni Faisal Eka Agustina Hifzhi Padliannor M. Wildan Rianda Merry Lidya Muhammad Jamaludin Ni Kadek Eva Letari Noor Hikmah Yahayu
17IK507 17IK515 17IK523 17IK525 17IK527 17IK529 17IK531 17IK533 17IK549
Dosen Pembimbing : 1. Dewi Wulandari,S.Kep.,Ns 2. Rina Al-Khafi,S.Kep.,Ns
PROGRAM STUDII LMU KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA BANJARMASIN 2018
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah “Hasil Analisis Kasus Pada Pasien An.A Dengan Diagnosa Medis Tonsilitis” ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Banjarmasin, 18 Agustus 2018
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii DAFTAR ISI .........................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1 A.Latar Belakang.............................................................................................. 1 B. Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 3 A.
Definisi ...................................................................................................... 3
B.
Klasifikasi Tonsilitis ................................................................................... 3
C. Etiologi ...................................................................................................... 6 D. Patofisiologi............................................................................................... 7 E.
Pathway Keperawatan .............................................................................. 8
F.
Manifestasi Kinis ....................................................................................... 9
G. Komplikasi............................................................................................... 10 H. Penatalaksanaan .................................................................................... 10 I.
Pemeriksaan Penunjang ......................................................................... 11
J.
Asuhan Keperawatan Teori (Pengkajian-Diagnosa Keperawatan) .......... 12
BAB III TINJAUAN KASUS ................................................................................ 17 A.
Data Umum ............................................................................................. 17
B.
Pengkajian Keperawatan ........................................................................ 18
C. .Data Fokus............................................................................................. 22 D. ANALISIS DATA ..................................................................................... 24 E.
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN ............................................. 25
BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................................... 26 BAB V KESIMPULAN ........................................................................................ 27 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 28
iii
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Kebersihan (hygiene) merupakan satu bidang pengetahuan yang berhubungan dengan lingkungan dan meneliti tentang kepentingan lingkungan dan kesannya terhadap tubuh manusia. Dalam konsep yang lain, kebersihan mulut merupakan faktor yang penting yang dapat mengelakkan seseorang daripada menderita karies gigi dan penyakit-penyakit mulut yang lain. Edukasi tentang kebersihan mulut juga sangat penting dalam bidang kedokteran gigi karena ia merupakan satu cara dalam meningkatkan kesadaran dan memotivasi masyarakat umum tentang mengekalkan kebersihan mulut yang bagus (Krawczyk et al., 2006). Tonsil adalah salah satu jaringan limfoid pada tubuh manusia selain kelenjar limfe, limpa, timus, adenoid, apendiks (usus buntu), agregat jaringan limfoid di lapisan dalam saluran pencernaan yang disebut bercak Peyer atau gut associated lymphoid tissue (GALT), dan sum-sum tulang. Jaringan limfoid mengacu secara kolektif pada jaringan yang menyimpan, menghasilkan, atau mengolah limfosit. Limfosit yang menempati tonsil berada di tempat yang strategis (Soepardi 2007) Tonsil atau yang lebih sering dikenal dengan amandel adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptus didalamnya, bagian organ tubuh yang berbentuk bulat lonjong melekat pada kanan dan kiri tenggorok. Terdapat 3 macam tonsil yaitu tonsil faringal (adenoid), tonsil palatina, dan tonsil faringal yang membentuk lingkaran yang disebut cincin Waldeyer. Tonsil terletak dalam sinus tonsilaris diantara kedua pilar fausium dan berasal dari invaginasi hipoblas di tempat ini. Tonsillitis adalah inflamasi pada tonsila palatine yang disebabkan oleh infeki virus atau bakteri. Saat bakteri dan virus masuk ke dalam tubuh melalui hidung atau mulut, tonsil berfungsi sebagai filter/ penyaring menyelimuti organisme yang berbahaya tersebut dengan sel-sel darah putih. Hal ini akan memicu sistem kekebalan tubuh untuk membentuk antibodi terhadap infeksi yang akan datang. Tetapi bila tonsil sudah tidak dapat menahan infeksi dari bakteri atau virus tersebut maka akan timbul tonsillitis. Dalam beberapa kasus ditemukan 3 macam tonsillitis, yaitu tonsillitis akut, tonsillitis membranosa, dan
1
tonsillitis kronis (Vaughan D 2013). Oleh karena itu penting bagi perawat untuk mempelajari patofisiologi, manifestasi klinis, prosedur diagnostik dan asuhan keperawatan yang komprehensif pada klien tonsilitis beserta keluarganya. B. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan laporan kasus ini adalah untuk menambah pemahaman klinis tonsilitis khususnya dari segi diagnosis, pengenalan etiologi, faktor risiko, patofisiologi, dan penatalaksanaan terkait kasus
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan akut pada tonsil atau amandel(Reeves, Roux, Lockhart, 2011).Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin Waldeyer. Cincin Waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang terdapat di dalam rongga mulut yaitu : tonsil faringeal (adenoid), tonsil palatina (tosil faucial), tonsil lingual (tosil pangkal lidah), tonsil tuba Eustachius (lateral band dinding faring/Gerlach’s tonsil)( Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk, 2010). Tonsilitis akut adalah radang akut yang disebabkan oleh kuman streptococcus beta hemolyticus, streptococcus viridans dan streptococcus pyogenes,
dapat
juga
disebabkan
oleh
virus
(Mansjoer,
2013).
Tonsilektomi adalah suatu tindakan pembedahan dengan mengambil atau mengangkat tonsil untuk mencegah infeksi selanjutnya( Shelov, 2013). Jadi, dapat disimpulkan bahwa tonsilitis merupakan suatu peradangan pada tonsil yang disebabkan karena bakteri atau virus,prosesnya bisa akut atau kronis. B. Klasifikasi Tonsilitis 1. Tonsillitis akut Tonsilitis akut dengan gejala tonsil membengkak dan hiperemis permukaan nya yang diliputi eksudat (nanah) berwarna putih kekuningkuningan. Dibagi lagi menjadi 2, yaitu : a.Tonsilitis viral Tonsilitis Viral lebih menyerupai common cold yang disertai rasa nyeri tenggorok.Penyebab paling tersering adalah virus Epstein Barr. b. Tonsilitis Bakterial Radang akut tonsil dapat disebabkan kuman grup A stereptococcus beta hemoliticus yang dikenal sebagai strept throat, pneumococcus, streptococcus
viridian
dan
streptococcus
piogenes.
Detritus
merupakan kumpulan leukosit, bakteri yang mulai mati. Dari kedua Tonsilitis viral dan Tonsilitis Bakterial dapat menimbulkan gejala perkembangan lanjut tonsillitis akut yaitu : Tonsilitis folikularis dengan gejala tonsil membengkak dan hiperemis dengan permukaannya berbentuk bercak putih yang mengisi kripti tonsil yang disebut detritus.
3
Detritus ini terdiri dari leukosit, epitel yang terlepas akibat peradangan, dan sisa-sisa makanan yang tersangkut.Infiltrat peritonsiler dengan gejala perkembangan lanjut dari tonsiitis akut. Perkembangan ini sampai ke palatum mole (langit-langit), tonsil menjadi terdorong ke tengah, rasa nyeri yang sangat hebat , air liur pun tidak bisa di telan. Apabila dilakukan aspirasi (penyedotan dengan spuit/ suntikan) di tempat pembengkakan di dekat palatum mole (langit- langit) akan keluar darah.Abses peritonsil dengan gejala perkembangan lanjut dari infiltrat peritonsili. Dan gejala klinis sama dengan infiltrat perintonsiler. Apabila dilakukan aspirasi (penyedotan dengan spuit/ suntikan) di tempat pembengkakan di dekat palatum mole (langit- langit) akan keluar nanah. 2. Tonsilitis membranosa Tonsilitis membranosa dengan gejala eksudat yang menutupi permukaan tonsil yang membengkak tersebut meluas menyerupai membran. Membran ini biasanya mudah diangkat atau di buang dan berwarna putih kekuning- kuningan. Tonsilitis lakunaris dengan gejala bercak yang berdekatan, bersatu dan mengisis lakuna (lekuk-lekuk) permukaan tonsil. a. Tonsilitis Difteri Penyebabnya
yaitu
oleh
kuman
Coryne
bacterium
diphteriae, kuman yang termasuk Gram positif dan hidung di saluran napas bagian atas yaitu hidung, faring dan laring. b. Tonsilitis Septik Penyebab streptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu sapi sehingga menimbulkan epidemi. Oleh karena di Indonesia
susu
sapi
dimasak
dulu
dengan
cara
pasteurisasi sebelum diminum maka penyakit ini jarang ditemukan. 3. Angina Plout Vincent Penyebab penyakit ini adalah bakteri spirochaeta atau triponema yang didapatkan pada penderita dengan higiene mulut yang kurang dan defisiensi vitamin C. Gejala berupa demam sampai 39° C, nyeri kepala, badan lemah dan kadang gangguan pecernaan.
4
5
4. .Tonsilitis kronik Faktor predisposisi timbulnya tonsilitis kronis ialah rangsangan yang menahun dari rokok, beberapa jenis makanan, higiene mulut yang buruk, pengaruh cuaca kelemahan fisik dan pengobatan tonsilitis yang tidak adekuat kuman penyebabnya sama dengantonsilitis akut tetapi kadang-kadang kuman berubah menjadi kuman golongan gram negatif.(Soepardi,Efiary Arsyad,dkk 2012) C. Etiologi Tonsilitis disebabkan karena virus dan bakteri, mikroorganisme atau jamur, Ada berbagai macam virus dan bakteri yang dapat menyebabkan
terjadinya
radang
amandel,
termasuk
virus
yang
menyebabkan mononucleosis (virus Epstein-Barr) dan bakteri yang menyebabkan terjadinya radang tenggorokan (Streptococcus pyogenes). Virus Epstein-Barr, juga disebut Virus herpes manusia 4 adalah virus dari famili herpes (yang juga terdapat virus herpes simplex dan Sitomegalovirus), dan merupakan salah satu virus yang paling umum pada manusia. Banyak orang terinfeksi dengan Virus Epstein-Barr yang sering asimtomatik tetapi umumnya menyebabkan mononukleosis. Virus Epstein-Barr berasal dari nama Michael Epstein dan Yvonne Barr, yang bersama dengan Bert Achong, menemukan virus ini tahun 1964. Streptococcus pyogenes ialah bakteri Gram-positif bentuk bundar yang tumbuh dalam rantai panjang dan merupakan penyebab infeksi Streptococcus Grup A. Streptococcus pyogenes menampakkan antigen grup A di dinding selnya dan beta-hemolisis saat dikultur di plat agar darah. Streptococcus pyogenes khas memproduksi zona beta-hemolisis yang besar, gangguan eritrosit sempurna dan pelepasan hemoglobin, sehingga kemudian disebut Streptococcus Grup A (beta-hemolisis). Streptococcus bersifat katalase-negatif Menurut Adams George (1999), tonsilitis bakterialis supuralis akut paling sering disebabkan oleh streptokokus beta hemolitikus grup A. 1. Pneumococcus 2. Staphilococcus 3. Haemalphilus influenza 4. Kadang streptococcus non hemoliticus atau streptococcus viridens.
6
Menurut Firman S (2010) penyebabnya adalah infeksi bakteri streptococcus atau infeksi virus. Tonsil berfungsi membantu menyerang bakteri dan mikroorganisme lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi. Tonsil bisa dikalahkan oleh bakteri maupun virus, sehingga membengkak dan meradang, menyebabkan tonsillitis. D. Patofisiologi Bakteri dan virus masuk dalam tubuh melalui saluran nafas bagian atas, yang menyebabkan infeksi pada hidung atau faring kemudian menyebar melalui sistem limfa ke tonsil. Adanya bakteri dan virus patogen pada tonsil menyebabkan terjadinya proses inflamasi dan infeksi sehingga tonsil membesar dan dapat menghambat keluar masuknya udara.kuman menginfiltrasi lapisan epitel, bila epitel terkikis maka jaringan limfoid superfisial mengadakan reaksi. Terdapat pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit poli
morfonuklear. Proses ini secara
klinik tampak pada korpus tonsil yang berisi bercak kuning yang disebut detritus. Detritus merupakan kumpulan leukosit, bakteri dan epitel yang terlepas, suat tonsislitis akut dengan detritus disebut tonsilitis falikularis, bila bercak detritus berdekatan menjadi satu maka terjadi tonsilitis lakunaris.Tonsilitis dimulai dengan gejala sakit tenggorokan ringan hingaa menjadi parah. Pasien hanya mengeluh merasa sakit tenggorokannya sehingga berhenti maka. Tonsilitis
mengakibatkan kemerahan dan
edema pada faring serta ditemukannya eksudat berwarna putih keabuan pada tonsil sehingga menyebabkan timbulnya sakit tenggorokan, nyeri telan, demam tinggi bau mulut serta otalgia yaitu nyeri yang menjalar ke telinga. (Nurbaiti 2011).
7
E. Pathway Keperawatan
asi Kuman Patogen Invasi Kuman Patogen
Menyebar di kelenjar limfe
(bakteri/Virus)
Proses Inflamasi
HIPERTERMI
Nyeri Menelan
Faring dan Tonsil
Tonsilitis
Edema Tonsil
Sulit makan dan minum
Tonsil Membesar
Gangguan menelan
NYERI Tindakan medis operasi/pembedaha n
KETIDAK SEIMBANGAN NUTRISI : KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH
Tonsilektomi
Perdarahan
ANEMIA 8
RESIKO SYOK
RESIKO INFEKSI
NYERI
F. Manifestasi Kinis Menurut Megantara,
Imam
2013,
Gejalanya
berupa
nyeri
tenggorokan (yang semakin parah jika penderita menelan) nyeri seringkali dirasakan ditelinga (karena tenggorokan dan telinga memiliki persyarafan yang sama). Gejala lain : 1. Demam 2. Tidak enak badan 3. Sakit kepala 4. Muntah Menurut Mansjoer, A (2013) gejala tonsilitis antara lain : 1. Pasien mengeluh ada penghalang di tenggorokan 2. Tenggorokan terasa kering 3. Pernafasan bau 4. Pada pemeriksaan tonsil membesar dengan permukaan tidak rata, kriptus membesar dan terisi detritus 5. Tidak nafsu makan 6. Mudah lelah 7. Nyeri abdomen 8. Pucat 9. Letargi 10. Nyeri kepala 11. Disfagia (sakit saat menelan) 12. Mual dan muntah Gejala pada tonsillitis akut : 1. Rasa gatal / kering di tenggorokan 2. Lesu 3. Nyeri sendi 4. Odinafagia 5. Anoreksia
9
6. Otalgia 7. Suara serak (bila laring terkena) 8. Tonsil membengkak Menurut Smelizer, Suzanne (2012), Gejala yang timbul sakit tenggorokan, demam, ngorok, dan kesulitan menelan. Sedangkan Menurut Hembing, (Hembing 2014) : 1. Dimulai dengan sakit tenggorokan yang ringan hingga menjadi parah, sakit saat menelan, kadang-kadang muntah. 2. Tonsil bengkak, panas, gatal, sakit pada otot dan sendi, nyeri pada seluruh badan, kedinginan, sakit kepala dan sakit pada telinga. 3. Pada tonsilitis dapat mengakibatkan kekambuhan sakit tenggorokan dan keluar nanah pada lekukan tonsil. G. Komplikasi Komplikasi tonsilitis akut (Moorhead 2013) a. Abses pertonsil Terjadi diatas tonsil dalam jaringan pilar anterior dan palatum mole, abses ini terjadi beberapa hari setelah infeksi akut dan biasanya disebabkan oleh streptococcus group b. Otitis media akut Infeksi dapat menyebar ke telinga tengah melalui tuba auditorius (eustochi) dan dapat mengakibatkan otitis media yang dapat mengarah pada ruptur spontan gendang telinga. c. Mastoiditis akut Ruptur spontan gendang telinga lebih jauh menyebarkan infeksi ke dalam sel-sel mastoid. d.
Laringitis, Sinusitis, Rhinitis
H. Penatalaksanaan Penatalaksanaan tonsilitis secara umum, menurut Firman S, 2012 : 1. Jika penyebabnya bakteri, diberikan antibiotik peroral (melalui mulut) selama 10 hari, jika mengalami kesulitan menelan, bisa diberikan dalam bentuk suntikan. 2. Pengangkatan tonsil (tonsilektomi) dilakukan jika : a. Tonsilitis terjadi sebanyak 7 kali atau lebih / tahun. b. Tonsilitis terjadi sebanyak 5 kali atau lebih / tahun dalam kurun waktu 2 tahun.
10
c. Tonsilitis terjadi sebanyak 3 kali atau lebih / tahun dalam kurun waktu 3 tahun. d. Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik. Menurut Mansjoer, A (2013) penatalaksanan tonsillitis adalah : 1. Penatalaksanaan tonsilitis akut a. Antibiotik golongan penicilin atau sulfanamid selama 5 hari dan obat kumur atau obat isap dengan desinfektan, bila alergi dengan diberikan eritromisin atau klindomisin. b. Antibiotik yang adekuat untuk mencegah infeksi sekunder, kortikosteroid untuk mengurangi edema pada laring dan obat simptomatik. c. Pasien diisolasi karena menular, tirah baring, untuk menghindari komplikasi kantung selama 2-3 minggu atau sampai hasil usapan tenggorok 3x negatif. d. Pemberian antipiretik. 2. Penatalaksanaan tonsilitis kronik a. Terapi lokal untuk hygiene mulut dengan obat kumur / hisap. b. Terapi radikal dengan tonsilektomi bila terapi medikamentosa atau terapi I.
konservatif tidak berhasil.
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk memperkuat diagnosa tonsilitis akut adalah pemeriksaan laboratorium meliputi : 1. Leukosit : terjadi peningkatan 2. Hemoglobin : terjadi penurunan 3. Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes sensitifitas obat. Pemeriksaan Penunjang menurut Firman S (2012), yaitu : 1. Tes Laboratorium Tes laboratorium ini digunakan untuk menentukan apakah bakteri yang ada dalam tubuh pasien merupkan bakteri grup A, karena grup ini disertai dengan demam renmatik, glomerulnefritis, dan demam jengkering. 2. Pemeriksaan penunjang Kultur dan uji resistensi bila diperlukan.
11
3. Terapi Dengan
menggunakan
antibiotic
spectrum
lebar
dansulfo
namide,antipiretik, dan obat kumur yang mengandung desinfektan. Indikasi tonsilektomi dan adenoidektomi : 1.
Sumbatan hidung yang menetap oleh adenoid
2.
Sumbatan rongga mulut oleh tonsil yang membesar
3.
Cor pulmonal
4.
Peritonsil yang berulang
5.
Infeksi kelenjar limfe leher berulang
6.
Kecurigaan tumor tonsil
7.
Sindrom “sleep apnea”
8.
Tonsil sebagai fokal infeksi dari organ penting lainnya.
J. Asuhan Keperawatan Teori (Pengkajian-Diagnosa Keperawatan) Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktek keperawatan, proses keperawatan terdiri dari lima tahun yang sequensial dan berhubungan yaitu pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.Asuhan keperawatan adalah faktor penting dalam survival pasien dan dalam aspek-aspek pemeliharaan, rehabilitas, dan preventif perawatan kesehatan. 1. Pengkajian Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam mengumpulkan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.Pengkajian dalam sistem imun meliputi riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan prosedur diagnostik yang merupakan data yang menunjang keadaan klinis dari pasien. a. Identitas klien yang terdiri dari nama, umur, suku/bangsa, status perkawinan, agama, pendidikan, alamat, nomor register, tanggal datang ke rumah sakit. b. Riwayat kesehatan yang terdiri dari : 1) Keluhan utama adalah keluhan atau gejala apa yang menyebabkan pasien berobat atau keluhan atau gejala saat awal dilakukan pengkajian pertama kali yang utama. Keluhan utama klien tonsilitis biasanya nyeri pada tenggorokan dan pada saat menelan disertai demam. 2) Riwayat kesehatan sekarang adalah faktor yang melatarbelakangi atau mempengaruhi dan mendahuli keluhan, bagaimana sifat terjadinya gejala (mendadak, perlahan-lahan, terus menerus atau berupa serangan, hilang dan timbul atau berhubungan dengan waktu), lokalisasi gejalanya dimana dan sifatnya bagaimana (menjalar, menyebar, berpindah-pindah
12
3)
4)
5)
6)
c.
atau menetap). Bagaimana berat ringannya keluhan berkurang, lamanya keluhan berlangsung atau mulai kapan serta upaya yang telah dilakukan apa saja. Riwayat kesehatan masa lalu dapat ditanyakan seperti riwayat pemakaian jenis obat, jumlah dosis dan pemakaiannya, riwayat atau pengalaman masa lalu tentang kesehatan atau penyakit yang pernah dialami atau riwayat masuk rumah sakit atau riwayat kecelakaan. Riwayat kesehatan keluarga Adakan keluarga yang menderita penyakit tonsilitis dan Penyakit kronik yang lain seperti diabetes melitus, batu ginjal, kardiovaskuler, hipertensi, kelainan bawaan. Riwayat Tumbuh kembang adalah tahapan tumbuh kembang yang baik dan sehat adalah yang berlangsung sesuai dengan tahapan usianya (milestones). Status Sosial Status sosial ekonomi atau mempengaruhi tingkat pendidikan, sedangkan tingkat pendidikan akan mempengaruhi tingkat pengetahuan klien dan hal ini akan berpengaruh pada pola hidup dan kebiasaan sehari-hari yang akan mencerminkan tingkat kesehatan klien.
7) Keadaan Umum a) Kulit pucat kering. b) Lemah c) Tanda-tanda vital : pola pernafasan dan suhu tubuh meningkat. d) Tingkat kesadaran : composmetis, somnolen, sofor, koma, delirium e) Konsentrasi : mampu berkonsentrasi atau tidak. f) Kemampuan bicara : mampu bicara atau tidak. g) Gaya jalan : seimbang atau tidak h) Koordinasi anggota gerak : mampu menggerakan anggota tubuh atau tidak. Pola Fungsi Kesehatan a) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan adanya tanda dan gejala yang menyebabkan klien mencari pertolongan kesehatan seperti : nyeri pada tenggorokan, susah untuk menelan, peningkatan suhu tubuh, kelemahan hebat, kehilangan perhatian pada lingkungan. b) Riwayat penyakit tonsilitis akut atau kronik, menjalani tonsilektomi. c) Pola nutrisi dan metabolik. Anoreksia, mual, muntah, BB menurun karena intake kurang, nyeri untuk menelan, nafas berbau, membran mukosa kering. d) Pola eliminasi Warna urin kunin pekat, ureum meningkat.
13
d.
e.
f.
e) Pola aktivitas dan latihan Kelelahan (fatique), kelemahan. f) Pola tidur dan istirahat Gelisah tidur sering terganggu karena nyeri pada tenggorokan. g) Pola persepsi sensor dan kognitif Kurangnya pendengaran perhatian berkurang atau menyempit, kemampuan berfikir abstrak menurun, kehilangan perhatian untuk lingkungan, sakit kepala. h) Pola persepsi diri dan konsep diri. Penurunan harga diri, perubahan konsep diri dan body image, menurunnya harga diri, menurunnya tingkat kemandirian dan perawatan diri. i) Pola peran dan hubungan sesama Tidak dapat menjalankan sekolah, penurunan kontak sosial dan aktivitas. j) Pola koping dan toleransi terhadap stress. Ketidak efektifan koping individu dan keluarga, mekanisme pertahanan diri : denial proyeksi, rasionalisasi, displasmen k) Pola nilai dan kepercayaan. Kehilangan kepercayaan kepada pemberi pelayanan kesehatan. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum ini dapat meliputi kesan keadaan sakit termasuk ekspresi wajah dan posisi pasien, kesadaran (GCS / Gaslow Coma Scale), yang dapat meliputi penilaian secara kualitas seperti composmentis, apatis, somnolen, sofor, koma, delirium, dan status gizinya. Pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi nadi, tekanan darah, pola pernafasan dan suhu tubuh. Biasanya klien tonsilitis mengalami kesulitan bernafas karena ada pembesaran pada tonsil dan mengalami peningkatan suhu tubuh Pemeriksaan kulit, rambut dan kelenjar getah bening. a) Kulit meliputi warna (meliputi pigmentasi, sianosis, ikterik, pucat, eritema), turgor, kelembaban kulit dan atau ada tidaknya edema. b) Rambut meliputi dapat dinilai dari warna, kelebatan, distribusi dan karakteristik. c)
Kelenjar getah bening meliputi dapat dinilai dari bentuknya serta
tanda-tanda radang yang dapat dinilai di daerah servikal anterior, inguinal oksiptil, dan retroavrikuler. g.
Pemeriksaan kepala dan leher a) Kepala meliputi dapat dinilai bentuk dan ukuran kepala, ubunubun, wajahnya asimetris atau ada tidaknya pembengkakan, mata dilihat dari visus palpebra, mata merah, alis, bulu mata, konjungtiva, anemis karena Hb nya menurun, skelera, kornea,
14
pupil, lensa. Pada bagian telinga dapat dinilai pada daun telinga, lubang
telinga,
membran
timpani,
mastoid,
ketajaman
pendengaran hidung dan mulut ada tidaknya stismus. b) Leher meliputi kuku kuduk, ada tidaknya masa di leher, dengan ditentukan ukuran, bentuk, posisi, konsistensi, dan ada tidaknya nyeri tekan. h. Pemeriksaan dada meliputi organ paru dan jantung, secara umum bentuk dada, keadaan paru yang meliputi simetris atau tidaknya, pergerakan nafas, ada tidaknya femitus suara, krepitasi serta dapat dilihat batas ada saat perkuasi didapatkan (bunyi perkusinya bagaimana apakah hipersenosor atau timpani). Pada pemeriksaan jantung dapat diperiksa tentang denyut apeks atau dikenal dengan siklus kordis dan aktivitas artikel, getaran bsising, bunyi jantung. i.
Pemeriksaan abdomen meliputi bentuk perut, dinding perut, bising usus, adanya ketegangan dinding perut atau adanya nyeri tekan serta dilakukan palpasi pada organ hati, limfa, ginjal, kandung kemih, yang ditentukan ada tidaknya nyeri pada pembesaran pada organ tersebut, kemudian pada daerah anus, rectum, serta genitalia.
j. Pemeriksaan anggota gerak dan neurologi meliputi adanya rentang gerak keseimbangan dan gaya berjalan, genggaman tangan, otot kaki dan lainnya k.
Prosedur Diagnostik Prosedur Diagnostik menurut Doenges prosedur diagnostik untuk tonsilitis adalah : 1) Tes Laboratorium Tes laboratorium ini digunakan untuk menentukan apakah bakteri yang ada dalam tubuh pasien merupkan akteri gru A, karena
grup
ini
disertai
dengan
demam
reumatik,
glomerulnefritis. 2) Pemeriksaan Penunjang Kultur dan uji resistensi bila diperlukan. 3) Terapi Menggunakan antibiotic spectrum lebar dan sulfonamide, antipiretik, dan obat kumur yang mengandung desinfektan.
15
2. Diagnosa Keperawatan Tonsilitis Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk
menjaga
status
kesehatan
menurunkan,
membatasi,
mencegah dan merubah (Nursalam, 2006). Diagnosa keperawatan menurut (Doenges, 2000), pada pasien tonsilitis adalah : a. Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan tonsil. b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan pembatasan pemasukan: mual, anoreksia, letargi. c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah. d. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolisme penyakit. e. Ansietas
berhubungan
dengan
kurangnya
pengetahuan
mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan. f. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan proses infeksi atau imflamasi: rasa sakit pada jaringan tonsil
16
BAB III TINJAUAN KASUS A. Data Umum Hari /tanggal pengkajian
: Sabtu/18 Agustus 2018
a. Identitas Klien Nama
: An .A
Jenis kelamin
:Laki-laki
Umur
: 24 bulan
Pendidikan
:-
Pekerjaan
:-
Alamat
: Jl.Banjarmasin
Ststus perkawinan
:-
Agama
: Islam
Suku/Bangsa
: Banjar
Tanggal masuk RS
: 17 Agustus 2018
Diagnosa medis
: Tongsilitis Akut
Nomor rekam medik
: 234XXXX
2.Identitas penangung jawab Nama
: Ny.S
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 35 tahun
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Alamat
:Jl.Banjarmasin
Hubungan dengan klien
: Ibu Kandung
b.
Riwayat Kesehatan 1) Keluhan utama Ibu klien Mengatakan anaknya pilek kurang lebih 5 hari dan demam sejak 3 hari yang lalu 2) Riwayat kesehatan/riwayat sekarang Ibu klien mengatakan anaknya pilek kurang lebih 5 hari dan dDemam sejak 3 hari yang lalu, pada malam hari sebelum
17
dibawa ke puskesmas klien diberikan parasetamol sirup ,ibu klien mengatakan bahwa anaknya tidak mau makan sejak kemaren.hanya mau minum dan terus menangis bila diberi makan.lalu karna anaknya terus menangis baru lah ibu klien membawa ke puskesmas dan dilakukan pemeriksaan tandatanda vital TD :- RR :23x/menit,N: 130 x/Menit S : 39oC. 3) Riwayat Kesehatan/Penyakit Dahulu Ibu klien mengatakan sebelumnya pernah masuk RS dikarenakan kejang demam pada usia klien 10 bulan. 4) Riwayat Kesehatan /Penyakit Keluarga Ibu klien mengatakan pada keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti Diabetes Mellitus,Hipertensi dan penyakit menular seperti HIV, Hepatitis, dan TBC 5) Riwayat Tumbuh Kembang a. Riwayat Perinatal Ibu Lama Kehamilan : 9 bulan Jumlah Kunjungan Ke bidan/dokter : Lupa Konsumsi obat-obatan dan jamu : Tidak ada PPROM : Tidak Komplikasi : Tidak b. Proses Kelahiran Anak Cara/jenis Persalinan : PV (pervagina) Penolong : Bidan Tempat : Rumah Orangtua Komplikasi : Tidak ada c.Post Natal Ibu klien mengatakan menjalani nifas secara normal dan laktasi lancar dibimbing oleh bidan selama 6 minggu dalam memilih nutrisi dan cairan yang perlu dikonsumsi oleh ibu menyusui, cara melakukan personal hygiene, latihan untuk otot perut dan pola istirahat d. Masa Pertumbuhan Anak Tengkurap : 3-4 bulan Duduk : 5-6 bulan Merangkak : 7-8 bulan Berdiri : 9-10 bulan Berjalan :11-12 bulan e. Status Imunisasi Status imunisasi lengkap (DPT 1, Polio 1, Campak, MMR, Hepatitis B) B. Pengkajian Keperawatan 1. keadaan umum
18
TTV TD
:-
RR
:23x/menit
N
: 130 x/Menit
S
: 39oC
Tingkat Kesadaran Composmentis ,GCS :E4,M6,V5 Antropomentri TB : 92 cm BB : 13 Kg 2. kulit Tidak ada odema tidak ada lesi,kulit sawo matang turgor kulit kembali dalam 2 detik, saat dipalpasi kulit pasien teraba hangat dan berkeringat. 3. kepala dan leher Bentuk kepala mesochepal ,rambut hitam,pendek,keriting,tidak berketombe,tidak ada benjolan dibagian kepala dan leher ,tidak ada keterbatasan gerak.teraba ada kesulitan saat klien menelan. 4. penglihatan mata Mata simetris kanan dan kiri ,mata klien berair dan tampak mata klien sembab. 5. penciuman dan hidung Pada klien tidak ada cuping hidung Hidung tidak ada benjolan ,hidung tampak tidak bersih, tampak hidung mengeluarkan secret kental bening. 6. pendengaran dan telinga Telinga simetris kanan dan kiri,tidak adanya sirumen,teraba benjolan dibelakang telinga kiri. 7. mulut dan gigi Bibir tampak kering dan kemerahan,pu , terdapat beberapa gigi yang tumbuh. Tampak tonsil sedikit bengkak berwarna merah serta berbintik putih pada sisi kanan dan kiri tonsil.
19
8.
Dada pernafasan dan sirkulasi
Inspeksi
Palpasi
:
:
Perkusi
:
Auskultasi
:
9.
Bentuk Thorax depan dan belakang normo chest, tampak pasien tidak meggunakan otot bantu saat bernafas, iktus kordis tidak nampak Saat pasien inspirasi dan ekspirasi gerak dada sama, tidak ada nyeri tekan, taktil fremitus suara kanan dan kiri sama. Iktus kordis tidak teraba kuat. Pada paru normal yaitu sonor Pada jantung normal yaitu redup Pada paru-paru normal yaitu vesikuler Pada Jantung normal yaitu lup-dup (S1-S2)
Abdomen
Inspeksi
:
Auskultasi Perkusi Palpasi
: : :
Tampak tidak ada lesi, warna kulit norrmal, Bising usus 4x/menit Abdomen hipertimpani Adanya nyeri tekan di bagian abdomen kuadran hypocondriac hingaa daerah lumbar atas bagian kiri
20
Skala Nyeri
Dari
1-5,
pasien
tampak
(face pain rating scale )
merasakan nyeri sekali dan anak menjadi menangis jadi nilanya berada dinomor 5
10. Genetalia Pasien berjenis kelamin laki-laki, tidak ada keluhan ,bersih, tidak terpasang kateter ,tidak ada benjolan di anus 11. Ekstermitas atas dan bawah Pasien tidak dapat melakukan mobilisasi bergantung pada orang lain. Skala otot : 0 : otot sama sekali tidak mampu bergerak 1 : tampak kontraksi dan sedikit gerakan 2 : mampu menahan tegak walaupun sedikit 4 :kekuatan kurang dibandingkan sisi lain 5 : kekuatan utuh
4444
4444
4444
4444
21
Kebutuhan Fisik ,Psikologi Sosial Dan Spritual 1. aktivitas dan istirahat Dirumah :klien sangat aktif bermain dirumah Di Rs :aktivitas klien berkurang dikarenakan tubuh pasien lemas Pola istirahat dan tidur Dirumah : klien tidur selama 10 jam tidak ada keluhan pada saat tidur Di RS : tidur pasien terganggu karena nyeri, pasien rewel
2. Personal hygine Dirumah :
Di RS
Mandi 2x/hari Gosok gigi 2x/hari Keramas 3x/minggu Mandi 2x/hari Gosok gigi 2/hari Keramas -/hari
:
3. nutrisi Dirumah : ibu klien mengatakan klien makan 3 kali sehari, makanan memenuhi 4 sehat 5 sempurna Di RS : pasien mengatakan makan 3 kali sehari, makanan memenuhi 4 sehat 5 sempurna dan nafsu makannya juga menurun. 4. Eliminasi (BAB dan BAK) Dirumah : BAB 1x/hari dan warna urin normal Di RS : BAB 1x/hari dan warna urin normal 5. Seksual Klien berjenis kelamin laki-laki dan tidak ada keluhan saat BAK 6. Psikososial Hubungan klien kepada orang tuanya baik dan kepada petugas kesehatan juga baik 7. spritual Orang tua Klien menerima dan berdoa untuk kesembuhan anaknya C. .Data Fokus Data Objektif : Mulut : Inspeksi :
Lidah klien tampak kotor, Tampak pada Tonsil sedikit membengkak dan memerah serta berbintik putih sisi
22
kanan dan kiri Teraba terdapat kesusahan saat klien menelan
Palpasi : Kulit
:
Inspeksi :
Tampak warna kulit klien kemerahmerahan dan berkeringat Teraba panas dan berkeringat
Palpasi Abdomen Inspeksi
:
Tampak warna kulit kemerahmerahan
Palpasi
:
Perkusi : Auskultasi :
Terdapat nyeri tekan pada kuadran hypochondriac hingga daerah lumbal atas bagian kiri Bunyi hipertimpani pada abdomen Bising usus 4 kali/menit
a.keadaan umum :
lemah dan demam
b.kesadaran
composmentis
:
TTV : Nadi : 130x/menit R
:23x/menit
S
: 39oC
TB
: 92 cm
BB : 13 kg Data Subjektif Ibu klien mengatakan klien pilek kurang lebih 5 hari,dan demam 3 hari. Ibu klien mengatakan badan klien terasa panas, ibu klien juga mengatakan anaknya tidak nafsu makan dan terdapat nyeri saat menelan Pengkajian nyeri : P : Nyeri saat menelan makanan Q : klien menangis saat diberikan makanan R : Tenggorokan S : skala (1-5) 5 T : Saat menelan
23
D. ANALISIS DATA NO DATA MASALAH 1 DS : Hipertermi -ibu klien mengatakan badan klien terasa panas DO : TTV : Nadi :130x/menit R :23x/meni S : 39oC -Badan Klien teraba panas -Tonsil klien terlihat bengkak dan merah serta berbintik putih pada sisi kiri dan kanan 2
3.
DS: -ibu klien mengatakan klien menangis setiap kali diberi makanan dan hanya mau minum saja . -pengkajian nyeri P : nyeri saat menelan makanan Q : klien menangis saat diberikan makanan R: Tenggorokan S : skala (1-5) 5 T : menelan makanan DO : -klien menangis setiap kali diberi makanan - Tonsil klien terlihat bengkak dan merah serta berbintik putih pada sisi kiri dan kanan DS :
Nyeri Akut
ETIOLOGI Proses penyakit
Penjelasan Ilmiah Penyakit Tonsilitis yang dialami klien menyebabkan panas pada tubuh karena salah satu respons imun
Agens cedera biologis (Infeksi)
Pembengkakkan Tonsil yang bisa menyebabkan tenggorokan klien nyeri karena proses inflamasi
Ketidakseimbangan Faktor biologis
24
Peradangan
-klien mengatakan tidak nafsu makan BB :13 kg DO : -Klien menangis saat diberi makanan dan hanya mau minum saja -klien tampak lemah dan rewel -bising usus 4x/menit -Bunyi perkusi abdomen hipertimpani
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
(Tonsilitis)
Tonsil yang menyebabkan pembengkakakn sehinga sulit makan dan nutrisi tidak tercukupi
E. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Hipertermi b.d proses penyakit 2. Nyeri Akut b.d agens cedera biologis (infeksi) 3. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologis (Tonsilitis)
25
BAB IV PEMBAHASAN Tonsillitis adalah inflamasi pada tonsila palatine yang disebabkan oleh infeki virus atau bakteri. Saat bakteri dan virus masuk ke dalam tubuh melalui hidung atau mulut, tonsil berfungsi sebagai filter/ penyaring menyelimuti organisme yang berbahaya tersebut dengan sel-sel darah putih. Hal ini akan memicu sistem kekebalan tubuh untuk membentuk antibodi terhadap infeksi yang akan datang. Tetapi bila tonsil sudah tidak dapat menahan infeksi dari bakteri atau virus tersebut maka akan timbul tonsillitis. Dalam beberapa kasus ditemukan 3 macam tonsillitis, yaitu tonsillitis akut, tonsillitis membranosa, dan tonsillitis kronis. Dari Anamnesa ibu klien An.A, klien sebelumnya sakit pilek kurang lebih 5 hari dan 3 hari demam, klien lemas dan rewel serta tidak mau makan hanya mau minum saja. Hal ini sesuai dengan teori Mansjoer (2013) bahwa klien dengan penyakit tonsilitis gejala umumnya adalah Tidak nafsu makan, Demam dan tidak enak badan. Pada pemeriksaan yang dilakukan tanggal 18 Agustus 2018 pada An.A didapatkan bahwa An.A mengalami tonsilitis dengan gejala demam dan pilek. Dengan
hasil
pemeriksaan
tanda-tanda
vital
pada
An.A
Respirasi Rate :23x/menit Denyut Nadi : 130 x/Menit Suhu : 39oC , kulit pasien teraba panas dan berkeringat. Hal ini sesuai dengan teori Megantara (2013) bahwa klien dengan penyakit tonsilitis gejala umumnya adalah demam dan tidak enak badan. Pada Tenggorokan pasien tampak tonsil sedikit membengkak dan memerah serta berbintik putih sisi kanan dan kiri, pada telinga teraba ada benjolan dibelakang telinga kiri klien, pada abdomen terdapat nyeri tekan pada kuadran hypochondriac hingaa daerah lumbal atas bagian kiri. Hal ini sesuai dengan teori Hembing (2014) bahwa klien dengan Tonsilitis gejala dimulai dengan sakit tenggorokan yang ringan hingga menjadi parah, sakit saat menelan, kadang-kadang muntah.Tonsil bengkak, panas, gatal, sakit pada otot dan sendi, nyeri pada seluruh badan, kedinginan, sakit kepala dan sakit pada telinga. Dilihat dari data subjektif, objektif dan analisa data yang sudah dilakukan pada saat melakukan pengkajian pada klien An.A tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik dilapangan.
26
BAB V KESIMPULAN Setelah kelompok melaksanakan Analisa kasus pada klien An.A dengan penyakit Tonsilitis Akut mulai dari pengkajian sampai dengan diagnosa keperawatan maka kelompok mengambil kesimpulan sebagai berikut : a.
Pengkajian tidak terdapat data senjang masalah keperawatan yang muncul setelah pengkajian dan analisa data sintesa Antara hasil pengkajian dengan studi pustaka untuk kasus Tonsilitis
b.
Etiologi Muncul beberapa etiologi sehingga dapat memunculkan permasalahan yang ada pada gangguan sistem pernafasan Tonsilitis
27
DAFTAR PUSTAKA
Hembing. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : ECG, 2014. Moorhead, Sue.et al. "Nursing outcomes Classfication (NOC)." In fIFTH eDITION. United States Of America : Elseiver , 2013. Soepardi, EA, Nurbiati, Jenny dkk. "Buku AjarIlmu Kesehatan Telinga,Hidung,Tenggorokan, Kepala dan Leher." 69-74. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007. Vaughan D, Ashbury T, Riodan Eva P. Lensa dalam Ofthalmologi Umum. Jakarta: Klidya Medika, 2013.
28