PELAYANAN TERAPI AKUPRESUR DAN PEMBINAAN ASUHAN MANDIRI TAMAN OBAT KELUARGA (ASMAN TOGA) KEPADA MASYARAKAT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL (YANKESTRAD) DI PUSKESMAS DTP CIBEBER Puskesmas DTP Cibeber baru-baru ini mengembangkan Pelayanan Kesehatan Tradisonal dengan menyediakan ruangan dan pelayanan untuk Akupresur. Beberapa keluhan kesehatan dapat diatasi dengan sentuhan jari melalui “akupresur” Sesuai dengan kondisi perkembangan metode pengobatan tradisional yang kian menjamur di tanah air saat ini, pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan dan pengawasan agar masyarakat luas terlindungi dari dampak negatif penggunaan obat atau pelayanan kesehatan tradisional yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Tidak hanya itu, pemerintah juga saat ini tengah gencar mengembangkan integrasi pelayanan tradisional dalam fasilitas pelayanan formal, seperti Puskesmas. Memang tidak mudah merealisasikannya namun telah menjadi komitmen dunia internasional, baik WHO maupun beberapa kelompok Negara ASEAN bahwa pelayanan kesehatan tradisional adalah bagian dari sistem kesehatan nasional. Selain Ramuan, jenis keterampilan Akupresur juga telah mulai dikembangkan di beberapa Puskesmas. Tentu saja, kegiatan pengembangan ini dilakukan melalui penyiapan tenaga terlatih di Puskesmas. Orientasi peningkatan keterampilan tenaga Puskesmas ini diselenggarakan sejak tahun 2011 oleh Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer (Direktorat Bina Yankes Tradkom). Akupresur yaitu sebuah teknik yang menggunakan penekanan pada titik-titik tertentu di permukaan tubuh dengan jari tangan/benda tumpul. Selain itu, teknik akupresur juga melakukan pengurutan pada jalur-jalur tertentu di permukaan tubuh yang dikenal dengan nama meridian. Penekanan pada titik akupresur dilakukan selama 30 kali penekanan, dan hanya boleh dilakukan dua kali dalam sehari.Tujuannya untuk melancarkan aliran energi dan sirkulasi darah dalam tubuh sehingga fungsi organ-organ dalam keadaan seimbang dan tubuh menjadi sehat. Metode ini relatif aman, mudah dilakukan, murah dan dapat mengurangi penggunaan obat ketika sakit. Namun, Teknik akupresur ini tidak boleh dilakukan pada wanita hamil, kondisi seseorang yang terlalu lapar dan terlalu kenyang, juga tidak boleh dilakukan pada orang yang sedang mengkonsumsi obat pengencer darah (Aspirin, Trombo Aspilet). Oleh sebab itu, Puskesmas DTP Cibeber menyediakan sebuah ruangan untuk Pelayanan Kesehatan Tradisional Akupresur di lantai satu gedung rawat jalan Puskesmas DTP Cibeber. Ruang Akupresur tersebut digunakan untuk konseling dan tindakan terapi pada pasien. Ruangan akupresur dibuka dan beroperasi setiap hari Senin dan Kamis pada jam kerja Puskesmas. Pelayanan akupresur juga menerima rujukan dari poli dewasa, MTBS dan poli usila. Untuk tenaga terapi akupresur sendiri, Puskesmas DTP Cibeber mempunyai 2 (dua) orang perawat (Yayu Wilda, AMd.Kep dan Imayanti Mustofa, S.Kep), yang sudah terlatih dan memiliki sertifikat pelatihan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan.
Bapak Camat Kecamatan Cibeber, Noviyogi Hermawan, S.STP, M.Si dan Ibu Plt. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan dan Sumber Daya Kesehatan (SDK) Dinas Kesehatan Kota Cilegon, drg. NiniekHarsini, M.Kes juga turut mencoba terapi akupresur yang ada di Puskesmas DTP Cibeber. Pak Camat mengeluh sering sakit pada bagian kepala dan mengeluh susah tidur, sehingga beliau mencobaterapi akupresur di Puskesmas DTP Cibeber. Setelah mendapatkan terapi akupresur, beliau berpendapat bahwa “Walaupun baru satu kali mendapatkan terapi akupresur, tapi cukup terasa manfaatnya, badan saya jadi enak dan sedikit enteng” ujar beliau setelah mencoba terapi akupresur di Puskesmas Cibeber. Diharapkan dengan tersedianya ruang terapi akupresur ini, masyarakat dapat melakukan asuhan mandiri pada keluarganya, karena akupresur dapat dilakukan sendiri dengan lokasi atau tempat dimana saja tidak harus di Puskesmas. Untuk terapi akupresur ini membutuhkan kesabaran karena keluhan sakit yang dirasakan tidak akan dengan tiba-tiba langsung sembuh, terapi akupresur perlu dilakukan beberapa kali sampai keluhan sakit berkurang dan sembuh. Selain terapi akupresur, Puskesmas DTP Cibeber juga telah melakukan pembinaan dan pelatihan Asuhan Mandiri Taman Obat Keluarga dan akupresur pada beberapa organisasi/kelompok masyarakat, kader kesehatan dan keluarga binaan. Tanaman obat keluarga adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang berkhasiat sebagai obat. Taman obat keluarga pada hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat, khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Budidaya taman obat untuk keluarga (TOGA) dapat memacu usaha kecil dan menengah di bidang obat-obatan herbal sekalipun dilakukan secara individual. Setiap keluarga dapat membudidayakan tanaman obat secara mandiri dan memanfaatkannya, sehingga akan terwujud prinsip kemandirian dalam pengobatan keluarga. Pembinaan Asuhan Mandiri TOGA yang dilakukan oleh Puskesmas DTP Cibeber dilakukan setiap 1 bulan sekali, untuk saat ini Puskesmas DTP Cibeber melakukan pembinaan dan pelatihan baru pada satu kelurahan yaitu Kelurahan Kedaleman di Link. Kalang Anyar RT. 06, RW. 01. sekaligus sebagai Asuhan Mandiri TOGA percontohan untuk kelurahan lain yang ada di wilayah Kecamatan Cibeber. Untuk rencana kedepan, pembinaan akan dilakukan pada 5 kelurahan lain yang ada di wilayah Kecamatan Cibeber. Pembinaan dan pelatihan Asman TOGA dan akupresur ini dilakukan oleh petugas Puskesmas (Fatimatul Zahro,SKM, Imayanti Mustofa, S.Kep. dan Yayu Wilda, A.Md.Kep) yang telah dilatih oleh Kementerian Kesehatan dalam pemanfaatan TOGA di bidang kesehatan.
Nanas Kerang
Andong
Ruellia Ungu
Tapak Dara Pink
Adam Hawa
Pacing Orang-orang dulu telah memanfaatkan rimpang tanaman ini sebagai obat penyakit kelamin sipilis. Rimpang yang dihaluskan dipakai sebagai antibiotik untuk membersihkan area organ intim wanita setelah melahirkan. Rimpang ini bisa mengakibatkan orang murus-murus bila dimakan sehingga dengan menggunakan rimpang dalam jumlah sedikit bisa berkhasiat sebagai pencahar. Rimpang dan batang tanaman mampu menurunkan panas. Cocok bagi anak atau orang dewasa yang sedang terserang penyakit cacar.
Jawer Kotok 1. Ambeien: Ambil 17 lembar daun jawer kotok, 7 lembar daun ngokilo, 3 rimpang umbi kunyit sebesar ibu jari. Semua bahan tersebut direbus dengan 5 liter air sampai mendidih. Air rebusan tersebut diminum satu kali sehari satu gelas. 2. Diabetes mellitus: jawer kotok lengkap mulai akar, batang, daun dan bunga, ditambah adas pulawaras secukupnya. Kedua bahan tersebut direnbus dengan satu liter air sampai mendidih. Air rebusan tersebut diminum dua kali sehari setengah gelas, pagi dan sore. 3. Demam dan sembelit: Satu potong daun dan batang jawer kotok direbus dengan tiga gelas air sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas. Air rebusan tersebut diminum 2 kali sehari setengah gelas.
4. Sakit perut: 3 potong akar jawer kotok direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas. Air rebusan tersebut diminum pagi dan sore. 5. Bisul: Daun jawer kotok diolesi minyak kelapa, kemudian dipanggang. Dalam keadaan hangat-hangat ditempelkan pada bagian yang bisul. 6. Abses: 5 lembar daun jawer kotok, satu siung bawang merah, dan adas pulasari secukupnya. Semua bahan tersebut ditumbuk halus bersama-sama, lalu tempelkan pada bagian yang abses. 7. Luka borok: Daun dan batang jawer kotok ditumbuk halus, lalu tempelkan pada bagian yang borok. 8. Datang bulan terlambat: 3-7 lembar daun jawer kotok direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas. Air rebusan tersebut diminum menjelang tanggal datangnya haid. Sidoarjo.com
BEBERAPA jenis tanaman hias memiliki fungsi ganda, yaitu selain sebagai tanaman hias juga sebagai obat untuk beberapa penyakit yang lazim ditemukan di kalangan masyarakat. Manfaat masing-masing tanaman hias tersebut tidak sama karena kandungan di dalamnya juga berbeda. Dengan kandungan yang berbeda tersebut, dapat dibuat ramuan obat yang berasal dari satu tanaman atau dari beberapa tanaman. Ramuan obat ini dibuat dengan cara yang sederhana. Jika digunakan sesuai aturan, ramuan ini tidak akan menimbulkan efek samping. Di bawah ini dipaparkan beberapa tanaman hias yang dapat digunakan untuk ramuan obat. 1. Bakung putih (crinum asiaticum linn)
Tanaman hias berbunga putih ini mengandung zat alkaloida (likorin) yang berkhasiat menyembuhkan penyakit frambusia. Ramuannya, tumbuk hingga halus 20 buah bakung putih dan 2 cangkir beras merah. Tambahkan air secukupnya dan masak hingga mendidih. Ramuan digunakan untuk mengusap bagian tubuh yang terkena frambusia. Lakukanlah 2-3 hari sekali.
2. Cocor bebek (kalanchoe pinnata)
Tanaman hias ini mengandung appelzuur, damar, zat lendir, magnesium malat, kalsium oksalat, asam formiat, dan tannin. Berkhasiat menyembuhkan sakit kepala, batuk, sakit dada, borok, dan penyakit kulit lainnya, menyembuhkan demam, memperlancar haid yang tidak teratur, obat luka, serta bisul. Ramuan untuk sakit kepala, batuk, sakit dada, dan borok, daun cocor bebek secukupnya digiling hingga halus dan tempelkan pada bagian yang sakit. Sedangkan untuk obat demam, rebus lima lembar daun cocor bebek dengan 2-3 gelar air. Daun direbus selama 30 menit dengan api kecil, minum air rebusan dua kali sehari. Bisa juga daun dipotong-potong tanpa direbus kemudian tempelkan pada perut. Untuk obat haid yang tidak teratur, giling halus 10 lembar daun cocor bebek, 5 jari labu air, 5 buah majakan, 1 buah mentimun, 10 lembar daun dadap srep, 10 lembar daun sambaing colok, tambahkan air garam secukupnya. Kemudian diusapkan ke perut, lalu balut dan lakukan dua kali sehari. Untuk obat luka, cuci 10 lembar daun cocor bebek, giling sampai halus, tambahkan 1 sendok makan air kapur sirih. Usapkan pada luka dan bebat dengan kain bersih. Lakukan dua kali sehari. Sedangkan untuk obat bisul, cuci enam lembar daun cocor bebek dan giling sampai halus. Tambahkan air garam secukupnya. Usapkan pada bisul dan sekelilingnya, kemudian balut. Lakukan 1-2 kali sehari sampai sembuh. 3. ”Jawer kotok” (coleus atropurrieus)
Tidak semua jenis jawer kotok berkhasiat obat. Jawer kotok yang berkhasiat obat adalah yang daunnya berwarna cokelat merah tua polos. Daun jawer kotok mengandung zat alkaloida, mineral, minyak terbang, dan zat pati. Tanaman ini dapat mengobati radang telinga, keputihan, dan wasir. Ramuan untuk radang anak telinga, cuci 1/2 genggam daun jawer kotok, giling sampai halus, tambahkan tiga sendok makan air masak, peras, dan saring. Air perasan diteteskan pada anak telinga yang sakit 3-6 kali sehari. Ramuan untuk keputihan, cuci 2/3 genggam daun jawer kotok, rebus dengan tiga gelas air bersih hingga hanya tersisa 3/4 gelas. Saring air rebusan setelah dingin. Minum air rebusan bersama madu tiga kali sehari. Sedangkan ramuan obat wasir, rebus 12 lembar daun jawer kotok dengan dua gelas air hingga mendidih dan tersisa satu gelas. Minum sekali sehari. 4. Kembang sepatu (hibiscus rosa-sinensis linn)
Bunganya mengandung hibiscetin, sedangkan batang dan daunnya mengandung kalsium oksalat, peroksidase, lemak, dan protein. Berkhasiat mengobati
bronchitis, gonorhoea (kencing nanah), haid tidak teratur, obat sakit panas, demam pada anakanak, sariawan, batuk, gondok, dan sakit kepala. Ramuan untuk bronchitis, cuci dua kuntum bunga kembang sepatu, lalu tumbuk sampai halus. Beri 3/4 gelar air masak dan sedikit garam. Aduk ramuan tersebut hingga merata, lalu peras dan saring. Minum dua kali sehari. Atau bisa juga dengan ramuan, rebus 2-3 kuntum bunga kembang sepatu dengan 2 gelar air sekira 15 menit, kemudian saring. Air rebusan yang telah disaring diminum dua kali sehari. Ramuan untuk kencing nanah, cuci enam kuntum bunga kembang sepatu, rebus dengan tiga gelas air hingga airnya tersisa 3/4 gelas. Setelah itu, saring dan didiamkan (diembunkan) selama satu malam. Minum dengan madu tiga kali sehari sebanyak 1/2 gelas. Ramuan untuk haid tidak teratur, cuci tiga kuntum bunga kembang sepatu, lalu giling hingga halus. Tambahkan satu gelas air masak dan sedikit cuka. Selanjutnya peras dan saring. Minum 2-3 kali sehari sebanyak 1/2 gelas. Ramuan untuk sakit panas, tumbuk akar kembang sepatu secukupnya hingga halus, rebus dengan tiga gelas air mendidih sekira 30 menit, lalu saring. Air rebusan diminum tiga kali sehari sebanyak satu gelas. Ramuan untuk demam pada anak-anak, lumatkan daun kembang sepatu segar secukupnya dengan sedikit air. Lumurkan di seluruh badan 2-3 kali sehari. Ramuan untuk sariawan dan batuk, rebus daun kembang sepatu secukupnya dalam tiga gelas air mendidih selama 15 menit, lalu saring. Air rebusan diminum tiga kali sehari. Ramuan untuk gondok, siapkan akar kembang sepatu secukupnya dan air secukupnya. Akar diserbukkan dan direbus dalam air mendidih selama 1/2 jam. Kompreskan pada bagian yang sakit 2-3 kali sehari. Ramuan untuk sakit kepala, serbuk daun kembang sepatu direbus selama 1/2 jam dan dikompreskan pada dahi. 5. Kenanga (canangium odoratun baill atau cananga odorata)
Tanaman hias ini mengandung minyak terbang. Berkhasiat mengobati penyakit kudis. Untuk membuat ramuannya, siapkan 3 buah kulit batang kenanga sebesar jari tangan, 1 sendok makan minyak kelapa, dan 2 sendok teh minyak kayu putih. Kulit batang dicuci, lalu ditumbuk sampai halus. Selanjutnya campur dengan minyak kelapa dan minyak kayu putih. Gosokkan dua kali sehari pada kulit yang terserang kudis. 6. Mawar (rosa damascena mill).
Bunga mawar wanginya harum karena adanya minyak atsiri di dalamnya. Minyak atsiri ini mengandung zat sitrat, sitronelol, geraniol, linalol, nerol, eugenol, feniletilalkohol, farnesol, dan nonilal-dehida. Berkhasiat untuk mengobati gigitan serangga berbisa, gabag (morbili), dan jerawat. Ramuan untuk gigitan serangga berbisa, siapkan 1 kuntum bunga mawar, 10 kuntum bunga melati, 2 kuntum bunga kenanga, dan 1 sendok teh minyak kelapa. Bunga dicuci bersih, lalu digiling sampai halus. Remaslah campuran ketiga bunga tersebut dengan minyak kelapa. Ramuan dioleskan pada luka bekas gigitan atau sengatan serangga, lalu dibalut.
Ramuan untuk gabag, cuci 15 kuntum bunga mawar, kemudian rebus dengan tiga gelas air hingga tersisa 3/4 gelas. Setelah itu disaring. Air mawar ini diminum tiga kali sehari. Ramuan untuk jerawat, rebus bunga mawar secukupnya dengan sedikit air. Setelah itu, air mawar yang telah disaring sebanyak dua sendok dicampur dengan satu sendok teh serbuk belerang. Oleskan pada malam hari sebelum tidur pada kulit yang terkena jerawat. 7. Melati (jasminum sambac)
Melati mengandung zat-zat bensil, livatilasetat, dan indol. Berkhasiat untuk mengurangi produksi ASI, mengobati sakit mata, bengkak akibat sengatan lebah, demam, sakit kepala, sesak napas, dan jerawat. Ramuan untuk mengurangi produksi ASI, tumbuk satu genggam daun melati sampai halus. Tempelkan di sekitar payaduara setiap pagi sebelum mandi. Ramuan untuk mata merah atau bengkak, tumbuk satu genggam daun melati hingga halus. Tempelkan pada dahi. Bila sudah kering, ganti dengan bahan ramuan yang baru. Ramuan untuk bengkak akibat sengatan lebah, remas-remas satu genggam bunga melati sampai halus. Tempelkan pada bagian yang terkena sengatan lebah. Ramuan untuk demam dan sakit kepala, satu genggam daun melati dan 10 bunga melati diremas-remas dengan tangan, lalu rendam dalam air secukupnya. Air rendaman digunakan untuk mengompres dahi. Ramuan untuk sesak napas, rebus 10 lembar daun melati dalam tiga gelas air sampai mendidih dan tersisa dua gelas. Setelah dingin, air rebusan disaring. Tambahkan sedikit garam. Minum dua kali sehari, pagi dan sore sebanyak 1/2 gelas. Ramuan untuk jerawat, tumbuk 20 kuncup melati, 2 potong asam jawa yang lama dengan panjang 80 cm, belerang sebesar telur cecak hingga halus, lalu diremas dengan 2 sendok makan air jeruk nipis. Gosokkan pada muka dua kali sehari. 8. Wijayakusumah (epiphylum sp.)
Kandungan di dalam tanaman ini belum pernah diteliti, namun telah terbukti dapat mengurangi rasa sakit dan mempercepat pembekuan darah sehingga tanaman ini berkhasiat untuk menyembuhkan luka. Adapun ramuannya, tumbuk satu helai daun wijayakusuma hingga halus. Oleskan pada luka, kemudian balut dengan perban. 9. Bunga matahari (helianthus annus)
Biji bunga matahari mengandung senyawa kelompok flavonoida, polifenol, betasitosterol, dan protaglandin. Berkhasiat untuk menurunkan demam. Adapun ramuannya, sangrai 100 g biji bunga matahari selama 15 menit kemudian ditumbuk hingga lumat. Tambahkan 1/2 gelas air, lalu aduk hingga menjadi adonan seperti bubur. 10. Kecubung (datura metel)
Tanaman ini mengandung alkaloid atau disebut hiosamin (atropin) dan skopolamin. Alkahoid ini bersifat racun sehingga pemakaiannya terbatas pada bagian luar. Biji kecubung mengandung hiosin dan lemak, sedangkan daunnya mengandung kalsium oksalat. Berkhasiat mengobati rematik, sembelit, asma, sakit pinggang, bengkak, encok, eksim, dan radang anak telinga. Ramuan untuk rematik, tumbuk daun dan bunga kecubung secukupnya, bawang merah secukupnya, dan jahe secukupnya. Hasil tumbukan tempelkan pada bagian yang sakit. Ramuan untuk sembelit, dua lembar daun kecubung diolesi minyak kelapa lalu dipanggang di atas api hingga layu. Daun yang telah dipanggang tempelkan di bagian bawah perut. Lakukan 2-3 kali sehari. Ramuan untuk asma, iris halus beberapa lembar daun kecubung, jemur hingga kering. Daun dibuat lintingan, lalu diisap seperti mengisap rokok. Ramuan untuk sakit pinggang, tumbuk 5-10 lembar daun kecubung yang berbatang ungu dan kapur sirih secukupnya hingga halus. Tempelkan pada pinggang yang sakit. Lakukan 2-3 kali sehari. Ramuan untuk bengkak, basahi daun kecubung dengan minyak kelapa kemudian dipanggang dan diremas. Tempelkan pada bagian yang bengkak 2-3 kali sehari. Ramuan untuk encok, cuci delapan lembar daun kecubung hitam dan giling sampai halus, kemudian diremasremas bersama air kapur. Gosokkan pada bagian yang sakit dua kali sehari. Ramuan untuk eksim, tumbuk 25 g daun kecubung, lalu beri minyak kelapa secukupnya. Lalu, panaskan. Ramuan untuk radang anak telinga, cuci 10 lembar daun kecubung lalu giling sampai halus. Remas gilingan daun tersebut dengan dua sendok makan minyak kelapa yang telah dihangatkan terlebih dahulu. Lalu, peras dan saring. Minyak perasan diteteskan pada anak telinga yang sakit, lakukan dua kali sehari sebanyak lima tetes. 11. Jengger ayam (celosia cristata)
Tanaman ini mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol yang berkhasiat mengobati penyakit kencing nanah. Rebus dua gugus bunga jengger ayam dengan tiga gelas air bersih hingga mendidih dan tersisa 3/4 gelas, lalu didinginkan. Cara pemakaian dapat diminum dengan gula 3 kali sehari. Selamat mencoba! (Rafira/dari berbagai sumber) *** Sumber : Langit-langit.com Diposting oleh irma anshari di 00.38 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
unganya mengandung hibiscetin, sedangkan batang dan daunnya mengandung kalsium oksalat, peroksidase, lemak, dan protein. Berkhasiat mengobati bronchitis, gonorhoea (kencing nanah), haid tidak teratur, obat sakit panas, demam pada anak-anak, sariawan, batuk, gondok, dan sakit kepala. Ramuan untuk bronchitis, cuci dua kuntum bunga kembang sepatu, lalu tumbuk sampai halus. Beri 3/4 gelar air masak dan sedikit garam. Aduk ramuan tersebut hingga merata, lalu peras dan saring. Minum dua kali sehari. Atau bisa juga dengan ramuan, rebus 2-3 kuntum bunga kembang sepatu dengan 2 gelar air sekira 15 menit, kemudian saring. Air rebusan yang telah disaring diminum dua kali sehari.
Ramuan untuk kencing nanah, cuci enam kuntum bunga kembang sepatu, rebus dengan tiga gelas air hingga airnya tersisa 3/4 gelas. Setelah itu, saring dan didiamkan (diembunkan) selama satu malam. Minum dengan madu tiga kali sehari sebanyak 1/2 gelas. Ramuan untuk haid tidak teratur, cuci tiga kuntum bunga kembang sepatu, lalu giling hingga halus. Tambahkan satu gelas air masak dan sedikit cuka. Selanjutnya peras dan saring. Minum 2-3 kali sehari sebanyak 1/2 gelas. Ramuan untuk sakit panas, tumbuk akar kembang sepatu secukupnya hingga halus, rebus dengan tiga gelas air mendidih sekira 30 menit, lalu saring. Air rebusan diminum tiga kali sehari sebanyak satu gelas. Ramuan untuk demam pada anak-anak, lumatkan daun kembang sepatu segar secukupnya dengan sedikit air. Lumurkan di seluruh badan 2-3 kali sehari. Ramuan untuk sariawan dan batuk, rebus daun kembang sepatu secukupnya dalam tiga gelas air mendidih selama 15 menit, lalu saring. Air rebusan diminum tiga kali sehari. Ramuan untuk gondok, siapkan akar kembang sepatu secukupnya dan air secukupnya. Akar diserbukkan dan direbus dalam air mendidih selama 1/2 jam. Kompreskan pada bagian yang sakit 2-3 kali sehari. Ramuan untuk sakit kepala, serbuk daun kembang sepatu direbus selama 1/2 jam dan dikompreskan pada dahi.
--> 5. Kenanga (canangium odoratun baill atau cananga odorata)
Tanaman hias ini mengandung minyak terbang. Berkhasiat mengobati penyakit kudis. Untuk membuat ramuannya, siapkan 3 buah kulit batang kenanga sebesar jari tangan, 1 sendok makan minyak kelapa, dan 2 sendok teh minyak kayu putih. Kulit batang dicuci, lalu ditumbuk sampai halus. Selanjutnya campur dengan minyak kelapa dan minyak kayu putih. Gosokkan dua kali sehari pada kulit yang terserang kudis.
Tanaman Penyembuh Ajaib Selain menyembuhkan penyakit seperti sembelit karena kandungan seratnya yang tinggi, juga bermanfaat mengatasi masalah seperti sulit tidur, mimisan, keracunan makanan, dan lain-lainnya Menurut Dr. R.A. Seno Sastroamidjojo, MD, nilai nutrisi 100 gram kangkung yang direbus tanpa garam adalah air 91,2 gr, energi 28 kcal, protein 1,9 gr, lemak 0,4 gr, karbohidrat 5,63 gr, serat 2 gr, dan ampas 0,87 gr. Kangkung juga memiliki kandungan mineral, vitamin A, B,C, asam amino, kalsium, fosfor, karoten, dan zat besi. Karena berbagai kandungannya itulah, kangkung memiliki sifat sebagai antiracun, peluruh, perdarahan, diuretik (pelancar kencing), antiradang, dan sedatif (penenang/obat tidur), Sebab itu tidak heran bila kita mudah mengantuk setelah makan banyak dengan menu utama kangkung. Sifat-sifatnya inilah yang membuat kangkung memiliki khasiat antara lain mengurangi haid yang terlalu banyak, mengatasi keracunan makanan, kencing darah, anyang-anyangan (kencing sedikit-sedikit dan rasanya nyeri), mimisan, sulit tidur, dan wasir berdarah. Sebagai obat luar, kangkung bisa digunakan untuk mengobati bisul, kapalan,
dan radang kulit bernanah. Tanaman sirih merah (Piper crocatum) termasuk dalam famili Piperaceae, tumbuh merambat dengan bentuk daun menyerupai hati dan bertangkai, yang tumbuh berselang-seling dari batangnya serta penampakan daun yang berwarna merah keperakan dan mengkilap. Dalam daun sirih merah terkandung senyawa fitokimia yakni alkoloid, saponin, ta-nin dan flavonoid. Sirih merah sejak dulu telah digunakan oleh masyarakat yang berada di Pulau Jawa sebagai obat untuk meyem-buhkan berbagai jenis penyakit dan merupakan bagian dari acara adat. Penggunaan sirih merah dapat digunakan dalam bentuk segar, simplisia maupun ekstrak kapsul. Secara empiris sirih merah dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit seperti diabetes mi-litus, hepatitis, batu ginjal, me-nurunkan kolesterol, mencegah stroke, asam urat, hipertensi, ra-dang liver, radang prostat, radang mata, keputihan, maag, kelelahan, nyeri sendi dan memperhalus kulit. Hasil uji praklinis pada tikus dengan pemberian ekstrak hingga dosis 20 g/kg berat badan, aman dikonsumsi dan tidak bersifat toksik. Sirih merah banyak di-gunakan pada klinik herbal center sebagai ramuan atau terapi bagi penderita yang tidak dapat di-sembuhkan dengan obat kimia. Potensi sirih merah sebagai tanaman obat multi fungsi sangat besar sehingga perlu ditingkatkan dalam penggunaannya sebagai bahan obat moderen.
Tanaman sirih mempunyai banyak spesies dan memiliki jenis yang beragam, seperti sirih gading, sirih hijau, sirih hitam, sirih kuning dan sirih merah. Semua jenis tanaman sirih memiliki ciri yang hampir sama yaitu tanamannya merambat dengan bentuk daun menyerupai hati dan bertangkai yang tumbuh berselang seling dari batangnya.