Tinjauan Aksiologi.docx

Pendahuluan 1. Kajian Aksiologi Dalam filsafat ilmu terjadi banyak kesibukan dalam menghadapi pertanyaan apakah ilmu bersifat bebas nilai atau tidak. Jika suatu tanggapan disebut pertimbangan nilai maka didalamnya orang akan mengatakan bahwa sesuatu itu baik atau tidak, positif atau negatif atau apakah sesuatu itu layak untuk diutamakan dibandingkan dengan hal yang lain dan inilah yang menandakan bahwa hal tersebut terikat oleh asas moral.1 Konsisten dengan asas moral dalam pemilihan objek penelaahan ilmiah, maka penggunaan pengetahuan ilmiah mempunyai asas moral tertentu, yang pada dasarnya ilmu harus digunakan dan dimanfaatkan untuk kemaslahatan manusia. Dalam hal ini ilmu dapat dimanfaatkan sebagai sarana dalam meningkatkan taraf hidup manusia

dengan

memperhatikan

kodrat

manusia,

martabat

manusia

dan

kelestarian/keseimbangan alam. Ilmu merupakan pengetahuan yang menjadi milik bersama, setiap orang berhak memanfaatkan ilmu menurut kebutuhannya, sesuai dengan asas kebersamaan. Kebenaran pengetahuan juga dapat ditemukan secara terus menerus sesuai dengan perkembangannya dan untuk menemukan kebenaran pengetahuan dalam berfilsafat salah satu landasannya adalah aksiologi yang mengedepankan tataran nilai guna ilmu.2 Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Erliana Hasan (2007:19) yang menjelaskan bahwa domain aksiologi dipahami sebagai tataran yang membahas nilai guna keilmuan, sehingga objek telaah aksiologi mencangkup penerapan pengetahuan, yang membahas sesuatu mulai dari klasifikasinya, tujuan pengetahuan serta perkembangannya. Jika ditinjau dari segi pengertian Filsafat yang merupakan sebuah disiplin ilmu terkait dengan perihal kebijaksanaan. Kebijaksanaan merupakan titik ideal dalam kehidupan manusia, karena ia dapat menjadikan manusia untuk bersikap dan bertindak atas dasar pertimbangan kemanusiaan yang tinggi, bukan asal bertindak sebagaimana yang biasa dilakukan manusia. Adapun objek formal filsafat ilmu adalah hakikat (esensi) ilmu pengetahuan, artinya filsafat ilmu lebih menaruh perhatian terhadap problem-problem mendasar ilmu pengetahuan H.A. Fuad Ihsan, “Filsafat Ilmu”, (Jakarta : PT. RINEKA CIPTA, 2010), h. 231 Erliana Hasan, “Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian Ilmu Pemerintahan”, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2011), h. 129-130 1 2

seperti : apa hakikat ilmu itu sesungguhnya ? bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah ? apa fungsi ilmu pengetahuan itu bagi manusia ? problem-problem inilah yang dibicarakan dalam landasan pengembangan ilmu pengetahuan, yakni landasan ontologi, epistimologi dan aksiologi.3 Namun dalam paper ini akan lebih mengfokuskan pada kajian mengenai aksiologi, adapun definisi dari aksiologi itu sendiri adalah salah satu cabang filsafat yang menyorot keberadaan ilmu pengetahuan dari sudut pandang kegunaan daripada hanya sekedar nilai, yang membicarakan tentang nilai guna dari ilmu, secara umum memiliki kesamaan dengan nilai kegunaan untuk kemaslahatan atau kebaikan umat manusia dan permasalahan kemanusiaan, terutama dalam meningkatkan martabat manusia, yang mengarah pada kemajuan peradaban manusia dengan tidak mengabaikan nilai-nilai keseluruhan budi pekerti dan karakter bangsa suatu negara. Hal ini juga selaras dengan tujuan dari aksiologi seperti yang dikatakan oleh Jujun S. Suriasumantri (dalam Surajiyo, 2007:152), ia menyatakan bahwa aksiologi adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang nilai secara umum. Sebagai landasan ilmu, aksiologi mempertanyakan untuk apa pengetahuan berupa ilmu itu dipergunakan, bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral, bagaimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral, bagaimana kaitan antara teknik, prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral atau profesional ? 4 Dikarenakan aksiologi ilmu pengetahuan sebagai strategi untuk mengantisipasi perkembangan kehidupan manusia yang negatif sehingga ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) tetap berjalan pada jalur kemanusiaan. Oleh sebab itu daya kerja aksiologi adalah menjaga dan memberi arah agar proses keilmuan dapat menemukan kebenaran yang hakiki, maka perilaku keilmuan perlu dilakukan dengan penuh kejujuran dan tidak berorientasi pada kepentingan langsung dan dalam pemilihan objek penelaahan dapat dilakukan secara etis yang tidak mengubah kodrat manusia, tidak merendahkan martabat manusia, tidak mencampuri permasalahan kehidupan dan netral dari nilai-nilai yang bersifat dogmatik, arogansi kekuasaan dan kepentingan politik serta pengembangan ilmu pengetahuan diarahkan untuk dapat

3

Rizal Mustansyir dan Misnal Munir, “ Filsafat Ilmu”, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2013), h. 46 Erliana Hasan, op. cit., h. 130

4

meningkatkan taraf hidup yang memperhatikan kodrat dan martabat manusia serta keseimbangan, kelestarisan alam lewat pemanfaatan ilmu dan temuan-temuan universal.5 Sebab cabang ilmu aksiologi mempunyai landasan pengembangan ilmu mengenai mengapa atau untuk apa dan berakhir pada tujuan serta apa nilainya. Landasan aksiologi pengembangan ilmu merupakan sikap etis yang harus dikembangkan oleh seorang ilmuan, terutama dalam kaitannya dengan nilai-nilai yang diyakini kebenarannya. Sehingga sautu aktivitas ilmiah senantiasa dikaitkan dengan kepercayaan, ideologi yang dianut oleh masyarakat atau bangsa, tempat ilmu itu dikembangkan. 6 Bisa disimpulkan bahwa landasan aksiologi ilmu berkaitan dengan dampak ilmu bagi umat manusia dan aksiologi adalah cabang ilmu yang membahas mengenai nilai.

5 6

H.A. Fuad Ihsan, Op. Cit., h. 233 Ibid., h. 48