Teori Kewenangan.docx

  • Uploaded by: irwan yusie
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Teori Kewenangan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,168
  • Pages: 8
TEORI KEWENANGAN Dalam literatur ilmu politik, ilmu pemerintahan, dan ilmu hukum sering ditemukan istilah kekuasaan, kewenangan, dan wewenang. Kekuasaan sering disamakan begitu saja dengan kewenangan, dan kekuasaan sering dipertukarkan dengan istilah kewenangan, demikian pula sebaliknya. Bahkan kewenangan sering disamakan juga dengan wewenang. Kekuasaan biasanya berbentuk hubungan dalam arti bahwa “ada satu pihak yang memerintah dan pihak lain yang diperintah”(the rule and the ruled)[1]. Berdasarkan pengertian tersebut di atas, dapat terjadi kekuasaan yang tidak berkaitan dengan hukum. Kekuasaan yang tidak berkaitan dengan hukum oleh Henc van Maarseven disebut sebagai “blote match”[2], sedangkan kekuasaan yang berkaitan dengan hukum oleh Max Weber disebut sebagai wewenang rasional atau legal, yakni wewenang yang berdasarkan suatu sistem hukum ini dipahami sebagai suatu kaidah-kaidah yang telah diakui serta dipatuhi oleh masyarakat dan bahkan yang diperkuat oleh Negara[3]. Dalam hukum publik, wewenang berkaitan dengan kekuasaan[4]. Kekuasaan memiliki makna yang sama dengan wewenang karena kekuasaan yang dimiliki oleh Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif adalah kekuasaan formal. Kekuasaan merupakan unsur esensial dari suatu Negara dalam proses penyelenggaraan pemerintahan di samping unsur-unsur lainnya, yaitu: a) hukum; b) kewenangan (wewenang); c) keadilan; d) kejujuran; e) kebijakbestarian; dan f) kebajikan[5]. Kekuasaan merupakan inti dari penyelenggaraan Negara agar Negara dalam keadaan bergerak (de staat in beweging) sehingga Negara itu dapat berkiprah, bekerja, berkapasitas, berprestasi, dan berkinerja melayani warganya. Oleh karena itu Negara harus diberi kekuasaan. Kekuasaan menurut Miriam Budiardjo adalah kemampuan seseorang atau sekelompok orang manusia untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa sehingga tingkah laku itu sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang atau Negara[6]. Agar kekuasaan dapat dijalankan maka dibutuhkan penguasa atau organ sehingga Negara itu dikonsepkan sebagai himpunan jabatan-jabatan (een ambten complex) di mana jabatanjabatan itu diisi oleh sejumlah pejabat yang mendukung hak dan kewajiban tertentu berdasarkan konstruksi subyek-kewajiban[7]. Dengan demikian kekuasaan mempunyai dua aspek, yaitu

aspek politik dan aspek hukum, sedangkan kewenangan hanya beraspek hukum semata. Artinya, kekuasaan itu dapat bersumber dari konstitusi, juga dapat bersumber dari luar konstitusi (inkonstitusional), misalnya melalui kudeta atau perang, sedangkan kewenangan jelas bersumber dari konstitusi. Kewenangan sering disejajarkan dengan istilah wewenang. Istilah wewenang digunakan dalam bentuk kata benda dan sering disejajarkan dengan istilah “bevoegheid” dalam istilah hukum Belanda. Menurut Phillipus M. Hadjon, jika dicermati ada sedikit perbedaan antara istilah kewenangan dengan istilah “bevoegheid”. Perbedaan tersebut terletak pada karakter hukumnya. Istilah “bevoegheid” digunakan dalam konsep hukum publik maupun dalam hukum privat. Dalam konsep hukum kita istilah kewenangan atau wewenang seharusnya digunakan dalam konsep hukum publik[8]. Ateng syafrudin berpendapat ada perbedaan antara pengertian kewenangan dan wewenang[9].

Kita

harus

membedakan

antara

kewenangan (authority,

gezag)dengan

wewenang (competence, bevoegheid). Kewenangan adalah apa yang disebut kekuasaan formal, kekuasaan yang berasal dari kekuasaan yang diberikan oleh undang-undang, sedangkan wewenang hanya mengenai suatu “onderdeel” (bagian) tertentu saja dari kewenangan. Di dalam kewenangan terdapat wewenang-wewenang (rechtsbe voegdheden). Wewenang merupakan lingkup tindakan hukum publik, lingkup wewenang pemerintahan, tidak hanya meliputi wewenang membuat keputusan pemerintah (bestuur), tetapi meliputi wewenang dalam rangka pelaksanaan tugas, dan memberikan wewenang serta distribusi wewenang utamanya ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Secara yuridis, pengertian wewenang adalah kemampuan yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan untuk menimbulkan akibat-akibat hukum[10]. Pengertian wewenang menurut H.D. Stoud adalah: Bevoegheid wet kan worden omscrevenals het geheel van bestuurechttelijke bevoegdheden door publiekrechtelijke rechtssubjecten in het bestuurechttelijke rechtsverkeer. (wewenang dapat dijelaskan sebagai keseluruhan aturan-aturan yang berkenaan dengan perolehan dan penggunaan wewenang pemerintah oleh subjek hukum publik dalam hukum publik)[11].

Dari berbagai pengertian kewenangan sebagaimana tersebut di atas, penulis berkesimpulan bahwa kewenangan (authority) memiliki pengertian yang berbeda dengan wewenang (competence). Kewenangan merupakan kekuasaan formal yang berasal dari undangundang, sedangkan wewenang adalah suatu spesifikasi dari kewenangan, artinya barang siapa (subyek hukum) yang diberikan kewenangan oleh undang-undang, maka ia berwenang untuk melakukan sesuatu yang tersebut dalam kewenangan itu. Kewenangan yang dimiliki oleh organ (institusi) pemerintahan dalam melakukan perbuatan nyata (riil), mengadakan pengaturan atau mengeluarkan keputisan selalu dilandasi oleh kewenangan yang diperoleh dari konstitusi secara atribusi, delegasi, maupun mandat. Suatu atribusi menunjuk pada kewenangan yang asli atas dasar konstitusi (UUD). Pada kewenangan delegasi, harus ditegaskan suatu pelimpahan wewenang kepada organ pemerintahan yang lain. Pada mandat tidak terjadi pelimpahan apapun dalam arti pemberian wewenang, akan tetapi, yang diberi mandat bertindak atas nama pemberi mandat. Dalam pemberian mandat, pejabat yang diberi mandat menunjuk pejabat lain untuk bertindak atas nama mandator (pemberi mandat). Dalam kaitan dengan konsep atribusi, delegasi, ataupun mandat, J.G. Brouwer dan A.E. Schilder, mengatakan:[12] with atribution, power is granted to an administrative authority by an independent legislative body. The power is initial (originair), which is to say that is not derived from a previously existing power. The legislative body creates independent and previously non existent powers and assigns them to an authority. b. Delegation is a transfer of an acquired atribution of power from one administrative authority to another, so that the delegate (the body that the acquired the power) can exercise power in its own name. c. With mandate, there is not transfer, but the mandate giver (mandans) assigns power to the body (mandataris) to make decision or take action in its name. a.

J.G. Brouwer berpendapat bahwa atribusi merupakan kewenangan yang diberikan kepada suatu organ (institusi) pemerintahan atau lembaga Negara oleh suatu badan legislatif yang independen. Kewenangan ini adalah asli, yang tidak diambil dari kewenangan yang ada sebelumnya. Badan legislatif menciptakan kewenangan mandiri dan bukan perluasan kewenangan sebelumnya dan memberikan kepada organ yang berkompeten.

Delegasi adalah kewenangan yang dialihkan dari kewenangan atribusi dari suatu organ (institusi) pemerintahan kepada organ lainnya sehingga delegator (organ yang telah memberi kewenangan) dapat menguji kewenangan tersebut atas namanya, sedangkan pada Mandat, tidak terdapat suatu pemindahan kewenangan tetapi pemberi mandat (mandator) memberikan kewenangan kepada organ lain (mandataris) untuk membuat keputusan atau mengambil suatu tindakan atas namanya. Ada perbedaan mendasar antara kewenangan atribusi dan delegasi. Pada atribusi, kewenangan yang ada siap dilimpahkan, tetapi tidak demikian pada delegasi. Berkaitan dengan asas legalitas, kewenangan tidak dapat didelegasikan secara besar-besaran, tetapi hanya mungkin dibawah kondisi bahwa peraturan hukum menentukan menganai kemungkinan delegasi tersebut. Delegasi harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:[13] a.

delegasi harus definitif, artinya delegasn tidak dapat lagi menggunakan sendiri wewenang yang telah dilimpahkan itu;

b.

delegasi

harus

berdasarkan

ketentuan

perundang-undangan,

artinya

delegasi

hanya

dimungkinkan jika ada ketentuan yang memungkinkan untuk itu dalam peraturan perundangundangan; c.

delegasi tidak kepada bawahan, artinya dalam hierarki kepagawaian tidak diperkenankan adanya delegasi;

d.

kewajiban memberi keterangan (penjelasan), artinya delegans berwenang untuk meminta penjelasan tentang pelaksanaan wewenang tersebut;

e.

peraturan kebijakan (beleidsregel), artinya delegans memberikan instruksi (petunjuk) tentang penggunaan wewenang tersebut. Kewenangan harus dilandasi oleh ketentuan hukum yang ada (konstitusi), sehingga kewenangan tersebut merupakan kewenangan yang sah. Dengan demikian, pejabat (organ) dalam mengeluarkan keputusan didukung oleh sumber kewenangan tersebut. Stroink menjelaskan bahwa sumber kewenangan dapat diperoleh bagi pejabat atau organ (institusi) pemerintahan dengan cara atribusi, delegasi dan mandat. Kewenangan organ (institusi) pemerintah adalah suatu kewenangan yang dikuatkan oleh hukum positif guna mengatur dan mempertahankannya. Tanpa kewenangan tidak dapat dikeluarkan suatu keputusan yuridis yang benar.[14]

Berikut total keseluruhan korban tewas tersebut : 1) PT Kitadin, korban Muhammad Fariqi (14 tahun), lokasi di Desa Bangun Rejo, Tenggarong Seberang, Kukar pada 26 Januari 2012 2) PT. Bara Sigi Mining, korban Sanofa M. Rian (14 tahun), lokasi di Desa Sebulu, Tenggarong, Kukar, pada 05 Agustus 2015 3) PT Muliana Jaya, korban Budi Maulana (11), lokasi di Kecamatan Sanga-Sanga, Kukar pada Agustus 2013 4) PT. Multi Harapan Utama, korban Mulyadi (15), Kelurahan Loa Ipuh Darat, Kukar, pada 16 Desember 2015 5) KSU Wijaya Utama, korban Dewi Ratna (9), Desa Sumber Sari, Sebulu, Kukar pada 30 Desember 2015 6) PT. Bukit Baiduri Energi, korban Noval Fajar (15), Desa Bukit Raya, Kukar, pada 23 Maret 2016 7) PT. Bukit Baiduri Energi, korban Diky Aditya (15), Desa Bukit Raya, Kukar, pada 23 maret 2016 8) PT. Kitadin, korban tak teridentifikasi, Tenggarong Seberang, Kukar, pada tahun 2011 9) PT. Hymco Coal, korban Miftahul Jannah (10), Sambutan, Samarinda pada 13 Juli 2011 10) PT. Hymco Coal, korban Juniadi (13), Sambutan, Samarinda, pada 13 Juli 2011 11) PT. Hymco Coal, korban Ramadhani, Sambutan, Samarinda, pada 13 Juli 2011 12) PT. Panca Prima Mining, korban Dede Rahmad (6), Pelita 2, Samarinda, pada 24 Desember 2011 13) PT. Panca Prima Mining, korban Emaliya Raya (6), Pelita 2, Samarinda, pada 24 Desember 2011 14) PT. Insani Bara Perkasa, korban Maulana (11), Palaran, Samarinda, pada 25 Desember 2012 15) Perusahaan tak teridentifikasi, korban M.Shendy (8), Sambutan, Samarinda, pada 14 Maret 2013 16) PT. Energi Cahaya Industritama, korban Nadia Zaskia (10), Palaran, Samarinda, pada 8 April 2004 17) PT. Graha Benua Etam, korban M.Raihan (10), Sempaja, Samarinda, 22 Desember 2014 18) PT. Cahaya Energi Mandiri, korban Ardi (13), Sambutan, Samarinda, pada 23 Mei 2015 19) PT. Lana Harita Indonesia, korban Muhammad Yusuf (11), Sungai Siring, Samarinda, pada 24 Agustus 2015 20) PT. Transisi Energi Satunama, korban Aprilia Wulandari (12), Lok Bahu, Samarinda, pada 18 November 2015 21) CV. Atap Tri Utama, korban Koko Handoko (16), Palaran, Samarinda, pada 08 Desember 2015 22) PT. Bumi Energi Kaltim, korban Agus Irawan (20), Penajam, PPU, pada 12 Februari 2016 23) Diki Aditya Pratama (15) tenggelam bersama Noval Fajar Slamat Riyadi (16), di area lubang tambang milik PT Bukit Baiduri Energi (BBE), di Desa Bukit Raya, Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kaltim, Kamis (24/3/2016). 24) Noval Fajar Slamat Riyadi (16), tenggelam bersama Diki Aditya Pertama (15) di area lubang tambang milik PT Bukit Baiduri Energi (BBE), di Desa Bukit Raya, Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kaltim, Kamis (24/3/2016)..

25) Wilson (17), warga Loa Janan Ilir, Samarinda, tenggelam di kolam bekas galian tambang emas hitam alias batubara milik PT STA di kilometer 9 RT 18, Desa Purwajaya, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kukar, Kukar, Minggu (15/5/2016) sekitar pukul 16.00.

Berikut total keseluruhan korban tewas tersebut :

1) PT Kitadin, korban Muhammad Fariqi (14 tahun), lokasi di Desa Bangun Rejo, Tenggarong Seberang, Kukar pada 26 Januari 2012 2) PT. Bara Sigi Mining, korban Sanofa M. Rian (14 tahun), lokasi di Desa Sebulu, Tenggarong, Kukar, pada 05 Agustus 2015 3) PT Muliana Jaya, korban Budi Maulana (11), lokasi di Kecamatan Sanga-Sanga, Kukar pada Agustus 2013 4) PT. Multi Harapan Utama, korban Mulyadi (15), Kelurahan Loa Ipuh Darat, Kukar, pada 16 Desember 2015 5) KSU Wijaya Utama, korban Dewi Ratna (9), Desa Sumber Sari, Sebulu, Kukar pada 30 Desember 2015 6) PT. Bukit Baiduri Energi, korban Noval Fajar (15), Desa Bukit Raya, Kukar, pada 23 Maret 2016 7) PT. Bukit Baiduri Energi, korban Diky Aditya (15), Desa Bukit Raya, Kukar, pada 23 maret 2016 8)

PT. Kitadin, korban tak teridentifikasi, Tenggarong Seberang, Kukar, pada tahun 2011

9)

PT. Hymco Coal, korban Miftahul Jannah (10), Sambutan, Samarinda pada 13 Juli 2011

10)

PT. Hymco Coal, korban Juniadi (13), Sambutan, Samarinda, pada 13 Juli 2011

11)

PT. Hymco Coal, korban Ramadhani, Sambutan, Samarinda, pada 13 Juli 2011

12) PT. Panca Prima Mining, korban Dede Rahmad (6), Pelita 2, Samarinda, pada 24 Desember 2011 13) PT. Panca Prima Mining, korban Emaliya Raya (6), Pelita 2, Samarinda, pada 24 Desember 2011

14) 2012

PT. Insani Bara Perkasa, korban Maulana (11), Palaran, Samarinda, pada 25 Desember

15) Perusahaan tak teridentifikasi, korban M.Shendy (8), Sambutan, Samarinda, pada 14 Maret 2013 16) PT. Energi Cahaya Industritama, korban Nadia Zaskia (10), Palaran, Samarinda, pada 8 April 2004 17)

PT. Graha Benua Etam, korban M.Raihan (10), Sempaja, Samarinda, 22 Desember 2014

18)

PT. Cahaya Energi Mandiri, korban Ardi (13), Sambutan, Samarinda, pada 23 Mei 2015

19) PT. Lana Harita Indonesia, korban Muhammad Yusuf (11), Sungai Siring, Samarinda, pada 24 Agustus 2015 20) PT. Transisi Energi Satunama, korban Aprilia Wulandari (12), Lok Bahu, Samarinda, pada 18 November 2015 21) CV. Atap Tri Utama, korban Koko Handoko (16), Palaran, Samarinda, pada 08 Desember 2015 22. PT. Bumi Energi Kaltim, korban Agus Irawan (20), Penajam, PPU, pada 12 Februari 2016 22) Diki Aditya Pratama (15) tenggelam bersama Noval Fajar Slamat Riyadi (16), di area lubang tambang milik PT Bukit Baiduri Energi (BBE), di Desa Bukit Raya, Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kaltim, Kamis (24/3/2016). 23) Noval Fajar Slamat Riyadi (16), tenggelam bersama Diki Aditya Pertama (15) di area lubang tambang milik PT Bukit Baiduri Energi (BBE), di Desa Bukit Raya, Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kaltim, Kamis (24/3/2016).. 24) Wilson (17), warga Loa Janan Ilir, Samarinda, tenggelam di kolam bekas galian tambang emas hitam alias batubara milik PT STA di kilometer 9 RT 18, Desa Purwajaya, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kukar, Kukar, Minggu (15/5/2016) sekitar pukul 16.00.

diduga karena lemahnya penegakkan hukum terhadap pelaku kegiatan tersebut serta dugaan adanya keterlibatan oknum aparat penegak hukum dalam kegiatan illegal tersebut.

Contoh kasus tahun 2013 terkait penangkapan terhadap pelaku kegiatan tambang illegal di Tahura Bukit Suharto Samboja, dari puluhan pelaku 3 orang oknum masyarakat ditetapkan sebagai tersangka, yang bertindak sebagai sopir dump truck dan operator alat excavator, tersangka oleh Pengadilan dijatuhi hukuman sekitar satu tahun. Namun dalam kasus ini, aparat penegak hukum dalam penyelidikan dan penyidikan tidak dapat mengungkap actor intelektual, yakni oknum pemodal atau pebisnis batubara illegal sehingga tidak menimbulkan efek jera. 1. Bagaimanakah Kebijakan penegakan Hukum Pidana terhadap pelaku pengrusakan lingkungan hidup di kawasan Tahura Bukit Soeharto Kecamatan Samboja ? 2. Bagaimana penerapan regulasi hukum terhadap pelaku pengerusakan lingkungan di kawasan hutan lindung Tahura Bukit Soeharto, Kecamatan Samboja?

Related Documents

Teori
October 2019 61
Teori
May 2020 46
Teori
June 2020 35
Teori
June 2020 40
Teori
June 2020 37
Teori
November 2019 59

More Documents from ""

Teori Kewenangan.docx
July 2020 6
Tugas 1 Abang.docx
July 2020 14
Doc-20181116-wa0011.pdf
September 2019 54
Perancangan Database
April 2020 32