Nama
: Rana Ramadhan
Nim
: 166100006
Kelas
: Manajemen VI A
Matkul
: Manj. Strategi
Dosen
: Taufik Hidayat,S.Sm,MM
Tugas
: Teori Agensi
Teori Agensi Teori keagenan atau teori agensi adalah teori yang menjelaskan tentang hubungan kerja antara pemilik perusahaan (pemegang saham) dan manajemen. Manajemen adalah agen yang ditunjuk oleh pemegang saham (prinsipal) yang diberi tugas dan wewenang mengelola perusahaan atas nama pemegang saham. Teori keagenan atau teori agensi muncul ketika pemegang saham mempekerjakan pihak lain dalam mengelola perusahaan yang dimilikinya. Teori agensi melakukan pemisahan terhadap pemegang saham (prinsipal) dengan manajemen (agen). Walau prinsipal adalah pihak yang memberikan wewenang kepada agen, namun prinsipal tidak boleh mencampuri urusan teknis dalam operasi perusahaan. Pada teori keagenan, setiap individu, baik prinsipal ataupun manajemen diasumsikan selalu bertindak untuk kepentingan dirinya sendiri. Mereka, terutama manajemen menggunakan wewenang yang dimiliki sesuai dengan apa yang menguntungkan mereka. Kepentingan prinsipal bisa terpinggirkan olehPosisi, fungsi, kondisi dan situasi, tujuan, latar belakang dan keinginan manajemen yang berbeda dengan apa yang diinginkan oleh prinsipal akan memunculkan konflik kepentingan (conflict of interest) diantara keduanya. Maka muncul masalah keagenan (agency problem) .Prinsipal bisa dirugikan atas apa yang dilakukan oleh manajemen. Alih alih bisa menghasilkan keuntungan yang tinggi, manajemen dengan wewenang yang dimilikinya bisa melakukan hal hal yang merugikan seperti: a) b) c) d)
Mengangkat bawahan dengan nepotisme Tidak memberhentikan bawahan yang tidak memiliki kemampuan yang memadai Memalsukan laporan. Boros dalam pengeluaran yang tidak berdampak banyak terhadap kemajuan perusahaan. Bahkan agen bisa menambah fasilitas dan gaji mereka sendiri.
Untuk itulah, pada teori agensi, kebijakan dan aktivitas manajemen perusahaan harus diawasi.
Perbedaan tujuan dan kepentingan bahkan bukan hanya melibatkan antara manajemen dengan pemegang saham saja, namun juga merambat kepihak-pihak lain. Pada teori agensi setidaknya ada 3 macam konflik kepentingan yang bisa terjadi pada perusahaan: a) Pemegang saham vs manajemen b) Pemegang saham vs kreditur c) Manajemen vs bawahan Ada juga beberapa cara yang bisa digunakan untuk mengatasi atau lebih tepatnya meminimalkan konflik kepentingan yang terjadi antara prinsipal dan agen, seperti yang diutarakan oleh Bathala(1994): a) b) c) d) e) f)
Menyamakan kepentingan manajemen Pengawasan Good corporate governance (GCG) Pemberian reward dan punishment (penghargaan dan hukuman) Utang sebagai sumber pendanaan perusahaan Intervensi langsung oleh pemegang saham Meningkatkan kepemilikan saham oleh institusi
Tujuan dan Manfaat Teori Agensi Setidaknya terdapat 2 tujuan dan manfaat dari mekanisme teori agensi, antara lain: 1. Mengevaluasi hasil dari kontrak kerja antara prinsipal dan agen. Apakah kontrak kerja sama telah berjalan dengan apa yang telah disepakati atau tidak. 2. Meningkatkan kemampuan baik prinsipal ataupun agen dalam mengevaluasi kondisi dimana sebuah keputusan harus diambil Prinsipal dan agen adalah pelaku utama dalam teori agensi, mereka mempunyai nilai tawar yang sama tinggi dalam peran dan kedudukan. Teori agensi fokus pada kontrak yang akan dijalani harus kontrak kerjasama yang paling efisien. Sebenarnya, masalah keagenan dan biaya biaya yang muncul pada teori keagenan bisa ditekan sedemikian rupa mulai dari pertama kali hendak melakukan kontrak antara pemegang saham dan manajemen. Kontrak kerjasama harus disusun dengan jelas. Siapa yang pantas menjadi apa, siap yang pantas menduduki jabatan fungsional apa dalam perusahaan nantinya. Berapa selayaknya imbal jasa yang diberikan beserta insentif dan punishmentnya. Fit and proper test mungkin perlu dilakukan dalam menyeleksi calon agen agar terpilih calon yang memang yang terbaik dari beberapa pilihan yang ada. Kontrak hubungan kerja yang optimal adalah kontrak kerja yang fairnes. Seimbang diantara keduanya. Semakin besar tugas yang diberikan, semakin sulit masalah yang akan dihadapi, maka semakin besar pula imbalan jasanya. Teori agensi atau teori keagenan pada dasarnya hanya menyangkut hal hal seperti dibawah ini:
a) Kontrol pemegang saham terhadap manajemen b) Biaya yang menyertai hubungan keagenan c) Meminimalkan dan menghindari biaya agensi