Telaga Hijrah Berbuah Hikmah

  • Uploaded by: Nurul Hamdani
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Telaga Hijrah Berbuah Hikmah as PDF for free.

More details

  • Words: 963
  • Pages: 3
TELAGA HIJRAH BERBUAH HIKMAHOleh admin Senin, 19-Oktober-2009, 19:08:34 26 klik Secara fisik Hijrah Rasulullah terjadi pada tahun ke 13 kenabian, bertepatan dengan tahun 622 M. Peristiwa inilah yang kemudian dijadikan awal perhitungan tahun Islam, pada masa Khalifah Umar bin Khattab, kemudian kita kenal dengan tahun Hijriah. .... TELAGA HIJRAH BERBUAH HIKMAH Secara fisik Hijrah Rasulullah terjadi pada tahun ke 13 kenabian, bertepatan dengan tahun 622 M. Peristiwa inilah yang kemudian dijadikan awal perhitungan tahun Islam, pada masa Khalifah Umar bin Khattab, kemudian kita kenal dengan tahun Hijriah. Kata hijrah dalam Lisanul'Arab diartikan sebagai keluar meninggalkan satu tempat ke tempat yang lain Makna ini sesuai dengan hadis nabi yang menyatakan bahwa: Orang yang hijrah adalah orang yang meninggalkan sesuatu yang dilarang Allah SWT. Shalih ibn Fauzan bin Abdilah al-Fauzan membagi hijrah menjadi dua; hijrah kepada Allah dan kepada Rasulullah. Hijrah kepada Allah adalah beribadah kepada Allah SWT dengan sungguh-sungguh tanpa menyekutukan-Nya. Sedangkan hijrah kepada Rasulullah yakni melaksanakan segala sesuatu yang diajarkannya baik berupa perintah maupun larangan. Hijrah bukan sekedar mutasi secara fisik Tetapi pada hakikatnya hijrah adalah ujian keimanan bagi kaum muslimin. Bayangkan, demi tegaknya Agama, keluarga, harta kekayaan, dan segala hal yang di miliki di tinggalkan, sebagai bukti kecintaan terhadap agama yang dibawa Rasulullah SAW .. Hal ini dinyatakan Allah dalam Surat alMumtahanah ayat 10 Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuanperempuan yang beriman, Maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka maka jika kamu Telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman Maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir. mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka. dan berikanlah kepada (suami-suami) mereka, mahar yang Telah mereka bayar. dan tiada dosa atasmu mengawini mereka apabila kamu bayar kepada mereka maharnya. dan janganlah kamu tetap berpegang pada tali (perkawinan) dengan perempuan-perempuan kafir; dan hendaklah kamu minta mahar yang Telah kamu bayar dan hendaklah mereka meminta mahar yang Telah mereka bayar. Demikianlah hukum Allah yang ditetapkan-Nya di antara kamu. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. Saat ini, setidaknya ada empat macam dimensi hijrah yang dapat kita renungkan pada saat ini. Pertama, hijrah secara fisik Hijrah ini ditujukan pada upaya pemeliharaan terhadap fisik kita. Bagaimana menata lingkungan yang sehat, melakukan konservasi alam, serta melakukan eksplorasi sumber daya lingkungan yang nir-eksploitasi.

Kedua, hijrah sosial. Hijrah ini ditujukan untuk menata kata dan perbuatan kita dalam berinteraksi dengan sesama. Hijrah kedua ini merupakan upaya mewujudkan sabda Rasulullah: Mukmin yang baik adalah ia yang ketika orang lain berada di sampingnya merasa aman dan nyaman dari lidah (kata-kata) dan tangannya (perbuatan) Hijrah ini pun bermakna bagaimana kita membangun kepedulian terhadap sesama dan kesalehan sosial. Pada hadis yang lain Rasulullah bersabda: Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia yang lain. Kita perhatikan bagaimana sejarah mencatat kepedulian yang dibangun oleh kaum Anshar terhadap kaum Muahajirin pada saat mereka hijrah ke Madinah. Hal ini diabadikan Allah dalam Surat al-Hasr ayat 8-9: (juga) bagi orang fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridaan-Nya dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya. mereka itulah orang-orang yang benar. Dan orang-orang yang Telah menempati kota Madinah dan Telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orangorang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kebakhilan dirinya, mereka I tulah orang-orang yang beruntung. Ketiga, hijrah mental. Hijrah mental adalah upaya mengasah kemampuan kita dalam mengendalikan pikiran. Banyak orang yang menyatakan bahwa pikiran kita adalah pusat kehidupan kita. Melalui pikiran kita hijrah dari pesimisme menuju optimismeJ dari su'udhan (negative thinking) menuju husnudhan (positive thinking). Dalam sebuah hadits Qudsi Allah berfirman: Aku adalah seperti prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Ini artinya, bahwa pikiran kita adalah persepsi terhadap apa yang kita cita-citakan. Keempat, hijrah spiritual. Hijrah yang terakhir ini adalah senang melakukan ibadah dan merasakan kedekatan dengan Allah melalui ibadahnya itu. Hijrah ini menuntun untuk selalu mengembalikan orientasi kepada Allah. Dalam Surat Addariyat ayat 50 Allah berfirman: Artinya: Maka segeralah kembali kepada (menaati) Allah. Sesungguhnya Aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu. Hijrah pada dimensi ini pula yang akan melahirkan semangat untuk selalu berupaya mendekatkan diri kepada Allah. Jika telah demikian, maka Alahlah yang akan menjadi pendampingnya dalam segala hal. Dalam hadis Qudsi Allah berfirman: Tidaklah seorang hambaku mendekatkan diri kepadaku dengan perbuatan yang Aku cintai dari yang fardhu dan perbuatan sunat (selain fardhu), sehingga Aku mencintainya, melainkan Aku akan menjaga pendengarannya ketika ia mendengar, Aku akan menjaga

penglihatannya ketika ia melihat, Aku akan menjaga tangannya ketika ia berbuat, dan Aku yang menjaga kakinya ketika ia berjalan. Jika ia meminta kepada-Ku, Aku akan mengabulkannya, dan jika ia memohon perlindungan-Ku .. Aku akan melindunginya. Namun, satu hal yang perlu dicatat. Semua dimensi yang telah diurai di atas harus berangkat dari motivasi (niat yang benar. Karena motivasi inilah yang menjadi penentu kadar semua dimensi itu. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari ra, Rasulullah SAW bersabda: Sahnya suatu amal tergantung kepada niatnya, dan setiap akan memperoleh pahala sesuai dengan apa yang menjadi niatnya. Barang siapa (niat ) hijrah karena Allah dan RasulNya, baginya pahala hijrah karena Allah dan Rasul-Nya. Dan barang siapa (niat) hijrahnya karena dunia yang hendak diperolehnya atau karena perempuan yang hendak dikawininya, maka (pahala) hijrahnya sesuai dengan apa yang menjadi niatnya. Sebagai manusia yang senantiasa mengharap keridaan Allah SWT, hendaklah senantiasa ada perubahan yang berarti dalam hidup, dan hati yang senantiasa kosong dari mengingat Allah diupayakan berkesinambungan terisi dengan dzikir sehingga syaitan terisolasi. Ingat Allah adalah kiblatnya niat, niat kiblatnya hati, hati kiblatnya anggota badan, anggota badan kiblatnya badan dan badan kiblat dunia dan isinya. Ucup/Athoez/Mahat Sponsor : http://www.loker4uang.com www.ilmuseksislam.com/?id=nunu www.tiarajeparamebel.com

Related Documents

Hijrah
April 2020 20
Hijrah
June 2020 20
Hijrah
April 2020 19
Hikmah
June 2020 34
Maal Hijrah
May 2020 18

More Documents from "Ujang"