Teks Kritik Krisnantya (17).doc

  • Uploaded by: reza rizky
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Teks Kritik Krisnantya (17).doc as PDF for free.

More details

  • Words: 696
  • Pages: 2
Mendalami Kisah Ayah Mengapa aku Berbeda? Karya sastra yang baik merupakan karya sastra yang dapat menggambarkan hubungan antarmanusia, manusia dengan alam dan manusia dengan Tuhan. Hal ini karena dalam karya sastra seharusnya dapat menampilkan ajaran moral, sosial sekaligus ketepatan dalam penyampaian isi dalam karya satra. Begitu pula dengan yang ingin disampaikan oleh Agnes Dovanar dalam novelnya yang berjudul Ayah Mengapa aku Berbeda? Novel yang kemudian menjadi populer dalam perjalanan karya sastra Indonesia, terutama yang beraliran perjuangan. Agnes Dovanar juga menggunakan gaya bahasa pada novel ini layaknya kehidupan remaja dengan menggunakan bahasa ringan sehari hari, sehingga mampu menarik perhatian lebih dari 2.000.000 orang untuk membaca novel ini yang masih dalam versi online kala itu. Novel ini mengisahkan perjuangan hidup Angel, seorang gadis cilik tunarungu yang cacat sejak lahir. Walaupun dengan keterbatasannya dan terbilang berbeda dengan anak sesusianya, namun dalam dirinya banyak tersimpan anugerah yang mungkin tidak orang lain dapatkan. Angel mampu bermain piano dengan indahnya walaupun tanpa bisa mendengarnya, sungguh hadiah luar biasa dari Tuhan yang dikaruniakan kepadanya. Sejak Angel dilahirkan hingga usianya sekarang, Angel tidak pernah tahu wujud ibu yang telah melahirkannya, hanya foto senyum indah ibunya yang tergambar di salah satu sudut kamarnya. Ibunya meninggal ketika melahirkan Angel. Angel tinggal tinggal bersama ayah dan neneknya yang selalu menjaganya bagaikan permata ditengah-tengah keringnya karang. Kini Angel beranjak memasuki usia sekolah. Martin ayahnya, mengajaknya untuk melihat sebuah sekolah. Akantetapi sekolah tersebut adalah sekolah luar biasa. Sekolah dimana Angel akan menjadi bagian didalamnya. Dengan hati yang tak kuasa menghadapinya, ayah membawa Angel masuk. Meskipun sejenak pertama melihat seluruh bagian depan sekolah Angel merasakan hal yang tidak biasa, namun ayahnya tak pernah bosan memberikannya pengertian. Setelah melalui berbagai proses, Akhirnya Angel resmi dan mengarungi pendidikannya di sekolah itu. Beberapa tahap diembannya, guru disekolahnyanpun heran dibuatnya. Kemampuannya jauh lebih berkembang dibandingkan anak-anak lainnya, hingga setara dengan kemampuan anak-anak normal diluar sana. Bahkan meraih predikat nilai terbaik dikelasnya. Semuanya senang mendengarnya, gurunya menyarankan ayah Angel untuk mencoba berpikir memindahkan Angel ke sekolah biasa pada umumnya. Tentunya dengan saran tersebut membuat Martin ayahnya berpikir ulang untuk benar-benar mendengarkan saran guru tersebut. Tapi berpindahnya Angel bisa terbilang membuat ayah dan neneknya khawatir, ada ketakutan jika Angel tidak bisa beradaptasi bahkan tidak diterima dilingkungan sekolah barunya. Seiiring berjalannya waktu sejauh ia berada ditempat itu, gadis luar biasa ini bisa membuktikan kepada ayah dan neneknya kalau ia mampu menghadapi segala kemungkinan yang bagi orang lain tidak mungkin ia lakukan. Nenek Angel membantu Angel supaya ia mudah berkomunikasi. Sebelumnya, neneknya telah menyiapkan note kecil yang disisipkan

dengan pena diatasnya dan ada tali yang menggantung, sehingga kemana pun Angel pergi, ia bisa membawanya. Dengan begitu Angel bisa menuliskan segala yang ia perlukan disana, dan komunikasi dengan temannya pun menjadi lebih mudah. Pelajaran yang berharga juga bisa kita temukan dalam novel ini. Tidak sedikit yang merasa aneh ketika Angel menghabiskan separuh waktunya di sekolah itu. Hanya ada Hendra, sahabat yang selalu setia menemani hari-hari penuh cerita seorang Angel. Antara harus senang atau sedih yang selalu Angel rasakan ketika menginjakkan kaki di sekolahnya itu. Agnes, dialah perubah senyum manis Angel menjadimputiran air mata. Hanya keterbatasan, Agnes dengan sinisnya selalu saja membuat Angel tersiksa. Dihina, dicaci dan dilukai baik secara fisik maupun psikisnya. Angel tetap bertahan, kuat, tegar, dan berani menghadapinya. Sampai-sampai membuat lawannya itu terheran-heran bahkan bisa mengalahkan kemampuan Agnes baik dalam pelajaran maupun musik. Piano, itulah alat musik dengan dentingan yang indah saat tutsnya dimainkan oleh seorang Angel. Berkat kemampuannya itu, ia bisa bergabung dalam klub musik yang dipimpin oleh Bu Katrina. Walaupun butuh perjuangan yang keras, Angel tetap bisa bergabung dengan klub musik dan ia dengan mudah beradaptasi. Dengan keahlian menulisnya Agnes Dovanar dengan mudah membawa pembaca untuk ikut berimajinasi mengenai runtutan ceritanya. Walaupun novel ini memiliki tema yang sama dengan novel pendahulunya yang berjudul Surat Kecil untuk Tuhan, akan tetapi novel ini lebih mengajak pembaca untuk lebih bersyukur dan menerima apa saja yang telah diberikan oleh Yang Maha Kuasa. kita pun juga diajak untuk selalu berusaha dengan keras untuk menggapai tujuan yang kita inginkan. Pesan dan amanat yang ada dalam novel ini juga dengan mudah ditemukan serta dipahami. Walaupun novel ini termasuk novel dewasa tetapi novel ini cocok dibaca siapa saja karena kisah didalamnya sangat memotivasi.

Related Documents

Kritik Albana
May 2020 75
Kritik Interpretif.docx
December 2019 85
Altruism Kritik
June 2020 60
Kritik Normatif
December 2019 69
Kritik Deskriptif
November 2019 51

More Documents from ""

Metode Secant.xlsx
December 2019 71
April 2020 57
Drh+drp-1.doc
June 2020 37
Ssr_transfo_uk.pdf
November 2019 60