KRITIK INTERPRETIF Ofita Purwani, S.T, M.T, ph.D.
Hanya Kepada-Nya Aku Kembali Oleh: Nurinda R.A (I0216065)
Aku berjalan menelusuri trotoar kampus Dengan membawa harapan dan asa Itulah alasanku berada disini Tiba-tiba… Langkahku terhenti oleh lantunan adzan yang berkumandang Suara yang begitu lantang dan menyejukkan lara Semua itu membuat hati bergetar Diri ini seolah ingin menumpahkan seluruh jiwa pada-Nya Aku segera menghampiri arah datangnya suara itu Pintu-pintu yang terbuka mengucap salam Tak memandang kasta Ada nama suci tertera di atas pintu, dinding, kubah. Dan di puncak menara Dengan mata kulihat keindahanmu Dengan hati kurasakan kebesaranmu Dengan tangan kusentuh kekokohanmu Dengan kaki kupijak kekuatanmu Aku merasakan keheningan dan terhanyut dalam suasana Kunaiki satu persatu anak tangga Kudapati dinding yang seolah menghimpitku Dingin yang merasuk kurasakan dari dindingmu
Perlindungan kurasakan dari kokohnya tiang yang berdiri Kupandang jauh kedepan Aku merasa kecil dan hina dengan kemegahanmu
Segeralah aku mensucikan diri yang kotor ini Air soalah menembus kulit dan tulangku Hembusan angin dari sela dinding Lambaian daun yang terlihat Susunan batu yang masih murni Menambah rasa syukur tak terhingga Kulanjutkan perjalananku… Aku melewati selasar yang memanjang Banyak yang sedang berlomba-lomba menuju ridho-Mu Lantunan ayat yang saling bersahutan terdengar indah Gemericik air tenang mengiringi Menyatukan udara dan cahaya dalam satu kondisi Menyegarkan pikiran dan hati yang penat Suara iqomah mulai terdengar Batas dinding yang hanya disusun setengah dari tinggi ruang Menambah kekuatan angin yang berhembus Seolah mempercepat langkah ini untuk mencari kehangatan Kunaiki tangga selanjutnya Menuju ke tempat yang paling tinggi dan suci Mata terhipnotis dengan suasana ruang Sungguh begitu agung dan megah Kebesaran nama-Mu kurasakan dari kaligrafi tertulis di dinding marmer Ketinggian ruang yang tak tergapai Lantunan ayat di setiap rakaat yang semakin jelas terdengar Di bawah kubahmu, kami menanam sujud dalam saf-saf atas semua kenistaan
Air mata ini tak sengaja mengalir deras Aku bersimpuh dihadapan-Mu Sekarang tidak ada lagi yang aku sombongkan.