Perkembangan transportasi darat Indonesia sejak zaman penjajahan September 30, 2014 | Teknologi
Perkembangan
transportasi
darat
Indonesia
sejak
zaman
penjajahan –
Perkembangan transportasi di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari perubahanperubahan besar dalam teknologi transportasi dunia. Pengaruh teknologi dalam bidang transportasi di Indonesia di bawa oleh pemerintah kolonial Belanda dengan tujuan untuk mempermudah dan mempercepat proses pengawasan terhadap daerah-daerah yang jauh dari pusat kegiatan pemerintahan. Penemuan-penemuan sarana transportasi dikembangkan di Barat, dalam perkembangannya mulai diperkenalkan dan di bawa ke wilayah-wilayah koloni oleh kaum penjajah. Seperti pembangunan jalan raya yang telah dirintis sejak zaman Gubernur Jenderal Daendels ketika berkuasa di Indonesia. Daendels membangun jalan raya pos sepanjang 1.000 km dari Anyer (Banten sampai Panarukan (Jawa Timur). Penemuan mobil oleh Gottlieb Daimierpada tahun 1887 merupakan temuan teknologi transportasi darat yang telah mengubah sejarah transportasi dunia. Di Indonesia, mobil pada awalnya dibawa masuk oleh orang-orang Eropa pada awal abad ke-20. Kepemilikan pun lebih banyak dikuasai oleh orang-orang kaya Eropa dan terbatas di kalangan orang pribumi.
Pembangunan jalan raya dilakukan untuk membuka daerah-daerah yang terisolasi untuk menghubungkan pusat-pusat industri yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Jalan raya yang dibangun pemerintah sampai tahun 1988 mencapai sepanjang 42.982 km.
Selama tahun 1940-an difokuskan membangun jalan raya di daerah-daerah pusat produksi dan jalan raya yang menghubungkan daerah-daerah tempat pemasaran hasil industri. Pada tahun 1993/1994 di Irian Jaya dibangun jalan raya sepanjang 152 km, dari Sulawesi sepanjang 46 km, di Kalimantan sepanjang 248 km, dan di Maluku sepanjang 23 km. Selain pembangunan jalan raya, juga dibangun jembatan-jembatan, seperti jembatan Membrano di Irian Jaya dan jembatan Barito di Kalimantan. Selain pembangunan jalan raya, masalah transportasi darat yang tidak kalah pentingnya adalah perkembangan perkeretaapian. Jalur kereta api pertama di Indonesia dibangun pada masa Gubernur Jenderal Mr. L.A.J. Baron Sloet van den Beele.
Perkembangan jalur kereta api Indonesia zaman penjajahan Jalur tersebut menghubungkan desa Kemijen dengan desa Tanggung (Semarang, Jawa Tengah) sepanjang 25 km yang dibangun pada tanggal 17 Juni 1864. Pembangunan jalur kereta api ini merupakan prakarsa dari perusahaan kereta api Hindia Belanda, Naamlooze
Venootschaap
Nederlandsch
Indische
Spoorweg
Maatschappij (NV NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P. de Bardes. Sarana transportasi ini telah berkembang sejak masa kolonial Belanda, yaitu dengan dibangunnya jaringan kereta api di beberapa daerah di Indonesia. Pembangunan jalur kereta api juga dibangun di luar Pulau Jawa, yaitu sebagai berikut : 1. Di Sulawesi, pada tahun 1992 dibangun jalur kereta api sepanjang 47 kilometer yang menghubungkan Makassar dengan Takalar yang mulai dioperasikan pada tanggal 1 Juli 1923. 2. Di Sumatra, pembangunan jalur kereta api dilakukan di Sumatra Selatan tahun 1914, Sumatra Barat tahun 1891, Sumatra Utara tahun 1886 dan Aceh tahun 1874. Pembangunan jalur kereta api pada masa Pendudukan Jepang dilakukan antara BayahCikara (Banten) sepanjang 83 kilometer, kemudian membangun jalur Muaro-Pekanbaru sepanjang 22 km. Pembangunan jalur kereta api ini menggunakan tenaga romusa (kerja paksa) yang banyak menelan korban jiwa. Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, karyawan kereta api yang tergabung dalam Angkatan Moeda Kereta Api (AMKA) mengambil alih perusahaan perkeretaapian dari pihak Jepang pada tanggal 28 September 1945. Peristiwa tersebut kemudian diperingati sebagai Hari Kereta Api Indonesia. Pada peristiwa tersebut ditandai dengan pembentukan Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKRI). Nama perusahaan kereta api Indonesia telah berubah berkali-kali, dari Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA tanggal 25 Mei 1963), Perusahaan Jawatan Kereta Api
(PJKA, tanggal 15 September 1971), Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka, tanggal 2 Januari 1991), PT (Persero) Kereta Api Indonesia (PT KAI, tanggal 1 Juni 1999). Sarana transportasi darat ini paling banyak diminati karena relatif murah, cepat dan mudah dijangkau. Berikut ini adalah upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan sarana transportasi darat. 1. Pemeliharaan rehabilitasi jalan raya yang sudah ada. 2. Membangun jalan tol dan jalan layang, ringroad. 3. Pembangunan jalan kereta api. 4. Rehabilitasi infrastruktur dan penyediaan tambahan perlengkapan operasional jalan kereta api. 5. Pengadaan kereta api lebih modern, seperti Argo Bromo dan Argo Gede. Demikian ulasan Perkembangan transportasi darat Indonesia sejak zaman penjajahan, semoga menambah catatan penting dalam sejarah bidang transportasi di Indonesia.
http://www.sejarah-negara.com/perkembangan-transportasi-darat-indonesia/