Makalah Pancasila Dalam Pendidikan - Copy.docx

  • Uploaded by: Rijal
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Pancasila Dalam Pendidikan - Copy.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,006
  • Pages: 14
NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1 NAMA NURDIN M. NUR RIZKI HANAFIYAH MELKY JOY AWENDATU RIJAL ARI GUNAWAN MIKHAEL CHRISTRAY S. MANUEL TAMPUBOLON PUTRI RADANA SARI CHIDA SELVIANA YUSI LANDARI

NIM BBA 116 126 BBA 116 130 BBA 116 087 BBA 116 282 BBA 116 132 BBA 116 168 BBA 116 173 BBA 116 153 BBA 116 136 BBA 116 138

MANAJEMEN

KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan anugerah-Nya. Sehingga tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila yg berjudul PANCASILA DALAM PENDIDIKAN dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh Bapak Dosen Mata Kuliah Pendidikan Pancasila Robby Octavianus, S.Hut, M.Sc Makalah ini ditulis berdasarkan buku panduan yg berkaitan dengan Pancasila, serta informasi dari media massa yang berhubungan dengan Pancasila. Disadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna. Untuk itu diharapkan berbagai masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaannya. Semoga makalah ini bermanfaat.

DAFTAR ISI JUDUL KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………i DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………..ii BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang………………………………………………………………………………...1 1.2.Rumusan Masalah……………………………………………………………………………..2 1.3.Tujuan…………………………………………………………………………………………2 BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Nilai…………………………………………………………………………………. 2. Makna dan Nilai-nilai yang terkandung Pancasila……………………………………………… 3. Pengertian Pendidikan Karakter………………………………………………………………… 4. Fungsi Tujuan Pendidikan Karakter…………………………………………………………… 5. Penerapan Nilai-nilai Pancasila dalam Pendidikan Karakter…………………………………… 6. Karakter yang diharapkan Bangsa Indonesia…………………………………………………… BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan……………………………………………………………………………………. 3.2. Saran………………………………………………………………………………………… DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG Pancasila dianggap sebagaisuatu yang sacral yang setiap warganya harus hafal dan mematuhi segala isi dalam pancasila tersebut. Namun sebagian besar warga Indonesia hanya menganggap pancasila sebagai dasar Negara/ideology semata tanpa memperdulikan makna dan manfaatnya dalam kehidupan. Tanpa manusia sadari nilai-nilai makna yang terkandung dalam pancasila sangat berguna dan bermanfaat. Banyaknya terjadi penyimpangan/kesalahan tertentu sebenarnya berakar dari tidak mengamalkannya nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila itu sendiri. Maka dari itu pentingnya memahami pancasila tidak hanya mengerti namun juga mengamalkan dan melaksanakan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sebagai pendidikan karakter. Pendidikan karakter yang merupakan upaya mewujudkan amanat pacasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatar belakangi oleh realita yang berkembang saat ini di lembaga pendidikan. Dengan prilaku- prilaku yang tidak sesuai dengan karakter bangsa Indonesia saat ini. Membina dan mendidik karakter, dalam arti untuk membentuk “positive character” generasi muda bangsa ini. Agar positive character terbentuk, maka perlu pembiasaan “mandiri, sopan santun, kreatif dan tangkas, rajin bekerja, dan punya tanggung jawab.” (Marjohan.2010:7) Pendidikan karakter disebutkan sebagai pendidikan nilai, pendidikan nilai budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk,dan mewujudkan di dalam kehidupan sehari- hari dengan sepenuh hati.

1.2.RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian nilai? 2. Apa makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila ? 3. Apa itu pendidikan karakter? 4. Apa fungsi dan tujuan pendidikan karakter? 5. Bagaimana penerapan nilai-nilai pancasila dalam pendidikan karakter? 6. Bagaimana karakter yg diharapkan bangsa Indonesia? 1.3.TUJUAN 1. Mengetahui pengertian nilai. 2. Mengetahui makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. 3. Mengetahui pengertian pendidikan karakter. 4. Mengetahui fungsi dan tujuan pendidikan karakter. 5. Mengetahui cara penerapan nilai-nilai pancasila dalam pendidikan karakter. 6. Mengetahuai karakter yang diharapkan bangsa Indonesia.

BAB II PEMBAHASAN Di dalam mewujudkan pancasila sebagai falsafah bangsa sebagai cita-cita kehidupan, maka terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kokoh kuat menjadi syarat. Untuk membangun NKRI ini kita harus ingat bahwa persatuan dan kesatuan bangsa itu tidak akan terjadi dengan sendirinya (spontan), akan tetapi harus diusahakan dengan kesadaran kita. (Djohar.2006:83) Untuk itu diperlukan pendidikan karakter untuk menumbuhkan kesadaran mengenai rasa kesatuan dan persatuan berbangsa, juga memperbaiki nilai-nilai yang telah menyimpang dan mengembalikannya ke nilai-nilai yang sesuai demi kesatuan Negara Indonesia. Dan mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan melalui pendidikan karakter bagi para generasi bangsa.

1. Pengertian Nilai Nilai adalah ukuran, patokan-patokan, anggapan-anggapan keyakinan-keyakinan yang ada di dalam masyarakat. Nilai digunakan sebagai patokan seseorang berperilaku dalam masyarakat. Selain itu, nilai memberi arah bagi tindakan seseorang.. Nilai dianut oleh banyak orang dalam suatu masyarakat mengenai sesuatu yang benar, pantas, luhur, dan baik untuk dilakukan. Menurut Laning Dwi Vina dan Wismulyani Endar (2009), fungsi nilai : a. Nilai sebagai pembentuk cara berfikir dan berprilaku yang ideal dalam masyarakat. b. Nilai dapat menciptakan semangat pada manusia untuk mencapai sesuatu yang diinginkannya. c. Nilai dapat digunakan sebagai alat pengawas prilaku seseorang dalam masyarakat. d. Nilai dapat mendorong, menuntun, dan menekan orang untuk berbuat baik. e. Nilai dapat berfungsi sebagai alat solideritas di antara anggota masyarakat.

2. Makna Nilai-nilai Pancasila Pancasila merupakan suatu dasar negara yang mempunyai sistem nilai yang hakikatnya merupakan suatu kesatuan. Dalam setiap sila terkandung nilai-nilai yang memiliki perbedaan antara satu dengan lainnya namun semua itu merupakan suatu kesatuan yang sistematis. Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila adalah sebagai berikut.

1. Ketuhanan Yang Maha Esa Dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai bahwa negara yang didirikan dalam pelaksanaan dan penyelenggaraannya harus dijiwai nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, di Indonesia terdapat 6 agama yang telah diakui diantaranya Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu, dan Konghucu. Sila pertama inilah yang mendasari dan menjiwai keempat sila lainnya bahwa dengan dasar agama dan keyakinan menjadi sebuah integritas yang tinggi pada diri masingmasing pribadi. Makna sila ini adalah : 1. Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. 2. Hormat-menghormati serta bekerja sama antar pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup. 3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. 2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Sila kemanusiaan sebagai dasar fundamental dalam kehidupan kenegaraan, kebangsaan, dan kemasyarakatan. Nilai kemanusiaan ini adalah susunan kodrat rohani dan jasmani. Dalam sila kemanusiaan terkandung nilai-nilai bahwa negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab. Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah mengandung nilai suatu kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia dengan didasarkan pada potensi budi nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan pada umumnya baik terhadap diri sendiri, terhadap sesama manusia maupun terhadap lingkungannya Makna sila ini adalah : 1. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban antara sesama manusia. 2. Saling mencintai sesama manusia. 3. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

3. Persatuan Indonesia Dalam sila persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Negara merupakan suatu persekutuan hidup bersama diantara elemen-elemen yang membentuk negara yang berupa suku, ras, maupun kelompok. Oleh karena itu perbedaan merupakan kodrat manusia dan ciri khas elemen-elemen yang membentuk negara. Konsekuensinya negara adalah beraneka ragam tetapi satu, mengikat diri dalam persatuan yang dilukiskan dalam suatu Bhineka Tunggal Ika. Perbedaan bukan untuk diruncingkan menjadi konflik dan permusuhan melainkan diarahkan pada suatu sintesa yang saling menguntungkan yaitu persatuan dalam kehidupan bersama untuk mewujudkan tujuan bersama sebagai bangsa. Makna sila ini adalah: 1. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhineka Tunggal Ika. 2. Menjaga persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3. Rela berkorban demi bangsa dan negara. 4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Dalam sila kerakyatan terkandung nilai demokrasi yang secara mutlak harus dilaksanakan dalam hidup bernegara: 1. Adanya kebebasan yang harus disertai dengan tanggung jawab baik terhadap masyarakat bangsa maupun secara moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2. Menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan. 3. Menjamin dan memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam hidup bersama. 4. Mengakui atas perbedaan individu, kelompok, ras, suku, agama, karena perbedaan merupaan suatu bawaan kodrat manusia. 5. Mengakui adanya persamaan hak yang melekat pada setiap individu, kelompok, ras, suku, maupun agama. 6. Mengarahkan perbedaan dalam suatu kerja sama kemanusiaan yang beradab. 7. Menjunjung tinggi atas musyawarah sebagai moral kemanusiaan yang beradab. 8. Mewujudkan dan mendasarkan suatu keadilan dalam kehidupan sosial agar tercapainya tujuan bersama. Demikianlah nilai-nilai yang terkandung dalam sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Seterusnya nilai-nilai tersebut dikongkritisasikan dalam kehidupan bersama yaitu kehidupan kenegaraan baik menyangkut aspek moralitas kenegaraan, aspek poitik, maupun aspek hukum dan perundang-undangan.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Dalam sila kelima tersebut terkandung nilai-nilai yang merupakan tujuan negara sebagai tujuan dalam hidup bersama. Maka dalam sila tersebut terkandung nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama. Keadilan tersebut didasari dan dijiwai oleh hakikat keadilan kemanusiaan yaitu keadilan dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat, bangsa dan negaranya serta hubungan manusia dengan Tuhannya. Makna sila ini adalah : 1. Bersikap adil terhadap sesama. 2. Menghormati hak-hak orang lain. 3. Menolong sesama. 4. Menghargai orang lain. 5. Melakukan pekerjaan yang berguna bagi kepentingan umum dan bersama. Konsekuensi nilai-nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama adalah meliputi: 1. Keadilan distributif, yaitu suatu hubungan keadilan antara negara terhadap warganya, dalam arti pihak negaralah yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk keadilan membagi, dalam bentuk kesejahteraan, bantuan, subsidi serta kesempatan dalam hidup bersama yang didasarkan atas hak dan kewajiban. 2. Keadilan legal (keadilan bertaat), yaitu suatu hubungan keadilan antara warga negara terhadap negara dan dalam masalah ini pihak wargalah yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk menaati peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam Negara. 3. Keadilan Komutatif, yaitu suatu hubungan keadilan antara warga satu dengan lainnya secara timbal balik. Nilai-nilai keadilan tersebut haruslah merupakan suatu dasar yang harus diwujudkan dalam hidup bersama kenegaraan untuk mewujudkan tujuan negara yaitu mewujudkan kesejahteraan seluruh warganya. Dengan nilai-nilai yang ada dalam Pancasila inilah kita diharapkan dapat melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari, bertindak mencerminkan nilai-nilai Pancasila.

3. Pengertian pendidikan karakter Pengertian pendidikan karakter berkaitan dengan pengertian pendidikan dan karakter. Pendidikan adalah Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi siswa (Puskur, 2010: 4). Pengertian karakter Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain (Puskur, 2010 : 5). Bila dua pengertian tadi digabung, akan menjadi pendidikan yangmengkarakterkan siswa. Lebih lanjut,

pengertian pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri siswa sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif (Puskur, 2010 : 4).

4. Fungsi dan tujuan Pendidikan karakter Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan Pancasila. Pendidikan karakter berfungsi untuk: 1. mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik 2. memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultur 3. meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia. Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yang mencakup keluarga, satuan pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat politik, pemerintah, dunia usaha, dan media massa.

5. Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dalam Pendidikan Karakter Kebanyakan orang menyepelekan makna yang terkandung dalam pancasila itu sendiri. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi sebenernya merupakan berawal dari tidak menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila pada karakter. Oleh karena itu, memaknai kandungan nilai-nilai dalam pancasila seperti nilai ketuhan, kemanusiaan,persatuan,kemasyarakatan serta sebuah keadilan merupakan suatu hal yang perlu diterapkan melalui pendidikan karakter agar bangsa Indonesia menjadi manusia yang taat beragama, berkemanusiaan, adil dan berguna bagi dirinya, oranglain, bangsa dan negara. Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang lebih baik, yaitu warga negara yang memiliki kemampuan, kemauan, dan menerapkan nilai nilai Pancasila dalam kehidupannya sebagai warga negara (Puskur, 2010: 8).

Nilai Pendidikan Karater 1. Religius : Sikap dan Perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadahagama lain dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. 2. Jujur : Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan diri sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan.

3. Toleransi: Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari diri. 4. Disiplin : Tindakan yang meunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 5. Kerja Keras : Perilaku yang menunjukan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. 6. Kreatif : Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. 7. Mandiri : Sikap dan perilaku orang yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas sendiri. 8. Demokratis : Cara berpikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. 9. Rasa Ingin Tahu : Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan didengar. 10. Cinta Tanah Air : Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukan kesetian, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, ekonomi dan politik bangsa. 11. Bersahabat : Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul dan bekerja sama dengan orang lain. 12. Cinta Damai : Sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran diri. 13. Peduli Sosial : Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. 14. Semangat Kebangsaan : Cara berpikir, bertindak dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan Negara diatas kepentingan diri dan kelompoknya. 15. Menghargai Prestasi : Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. 16. Peduli Lingkungan : Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. 17. Tanggung Jawab : Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), Negara dan Tuhan yang Maha Esa.

Penerapan atau penanaman nilai-nilai setiap butiran pancasila yang harus diajarkan agar individu memiliki sikap dan prilaku yang sesuai dengan karakter luhur bangsa dan tidak menyimpang dari nilai pancasila yang sesuai dengan sila-sila dalam pancasila adalah sebagai berikut: 1. Ketuhanan Yang Maha Esa  Selalu tertib dalam menjalankan ibadah.  Tidak berbohong kepada guru maupun teman.  Bersyukur kepada Tuhan karena memiliki keluarga yang menyayanginya.  Tidak meniru jawaban teman (menyontek) ketika ulangan ataupun mengerjakan tugas di kelas.  Tidak mengganggu teman yang berlainan agama dalam beribadah.  Menceritakan suatu kejadian berdasarkan sesuatu yang diketahuinya, tidak ditambah-tambah ataupun dikurangi.  Tidak meniru pekerjaan temannya dalam mengerjakan tugas di rumah.  Percaya pada kemampuan sendiri dalam melakukan apapun , karena Allah sudah memberian kelebihan dan kekurangan kepada setiap manusia. 2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab  Menolong teman yang sedang kesusahan.  Tidak membeda-bedakan dalam memilih teman.  Berbagi makanan dengan teman lain jika sedang makan didepan teman lain.  Mau mengajari teman yang belum paham dengan pelajaran tertentu.  Memberikan tempat duduk kepada orang tua, ibu hamil, atau orang yang lebih membutuhkan saat ada di kendaraan umum.  Tidak memaki-maki teman bersalah kepada kita.  Meminta maaf atau memaafkan apabila melakukan kesalahan.  Hormat dan patuh kepada guru, tidak membentak-bentaknya.  Hormat dan patuh kepada orang tua. 3. Persatuan Indonesia  Mengikuti upacara bendera dengan tertib.  Bergotong royong membersihkan lingkungan sekolah.  Tidak berkelahi sesama teman maupun dengan orang lain.  Memakai produk-produk dalam negeri.  Menghormati setiap teman yang berbeda ras dan budayanya.  Bangga menjadi warga negara Indonesia.  Tidak sombong dan membangga-banggakan diri sendiri.  Mengagumi keunggulan geografis dan kesuburan tanah wilayah Indonesia. 4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan.  Membiasakan diri bermusyawarah dengan teman-teman dalam menyelesaikan masalah.  Memberikan suara dalam pemilihan.  Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.  Menerima kekalahan dengan ikhlas apabila kalah bersaing dengan teman lain.

 Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.  Berani mengkritik teman, ketua maupun guru yang bertindak semena-mena.  Berani mengemukakan pendapat di depan umum.  Melaksanakan segala aturan dan keputusan bersam dengan ikhlas dan bertanggung jawab. 5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia  Berlaku adil kepada siapapun.  Berbagi makanan kepada teman lain dengan sama rata.  Seorang ketua memberikan tugas yang merata dan sesuai dengan kemampuan anggotanya.  Seorang guru memberikan pujian kepada siswa yang rajin dan memberi nasihat kepada siswa yang malas.  Tidak pilih-pilih dalam berteman.  Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.  suka bekerja keras  tidak bersifat boros  Mengharggai hak orang lain

6. Karakter yang Diharapkan bangsa Indonesia Karakter individu yang dijiwai oleh sila-sila Pancasila pada masing-masing bagian tersebut, dapat dikemukakan sebagai berikut. a. Karakter yang bersumber dari olah hati, antara lain beriman dan bertakwa, jujur, amanah, adil, tertib, taat aturan, bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotic. b. Karakter yang bersumber dari olah pikir antara lain cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, produktif, berorientasi Ipteks, dan reflektif. c. Karakter yang bersumber dari olah raga/kinestetika antara lain bersih, dan sehat, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, dan gigih. d. Karakter yang bersumber dari olah rasa dan karsa antara lain kemanusiaan, saling menghargai, gotong royong, kebersamaan, ramah, hormat, toleran, nasionalis, peduli, kosmopolit (mendunia), mengutamakan kepentingan umum, cinta tanah air (patriotis), bangga menggunakan bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras, dan Secara psikologis karakter individu dimaknai sebagai hasil keterpaduan empat bagian, yakni olah hati, olah pikir, olah raga, olah rasa dan karsa. Olah hati berkenaan dengan perasaan sikap dan keyakinan/keimanan. Olah pikir berkenaan dengan proses nalar guna mencari dan menggunakan pengetahuan secara kritis, kreatif, dan inovatif. Olah raga berkenaan dengan proses persepsi, kesiapan, peniruan, manipulasi, dan penciptaan aktivitas baru disertai sportivitas. Olah rasa dan karsa berkenaan dengan kemauan dan kreativitas yang tecermin dalam kepedulian, pencitraan, dan penciptaan beretos kerja.

BAB III PENUTUPAN 1. KESIMPULAN Pancasila memiliki nilai-nilai luhur yang dapat dijadikan pedoman hidup dalam berbangsa dan berbegara. Penanaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila sangat penting dan diperlukan dalam membentuk kepribadian generasi bangsa yang berkarakter dan bermoral serta mampu bersaing dalam segala bidang. SARAN Diharapkan agar semua lapisan masyarakat dapat menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila tidak hanya sebatas mengetaui saja namun melaksanakannya dalam kehidupan. Dan penerapan pendidikan karakter harus ditanamkan sejak dini agar kelak nilai pancasila akan melekat dalam karakter dan kepribadian tiap individu dalam bermasyarakat agar senantiasa tercipta bangsa Indonesia yang damai. 2. DAFTAR PUSTAKA

Related Documents


More Documents from "Amalia Yuli Astuti"