Teknik Pemboran Migas Digunakan.docx

  • Uploaded by: Azman Al Hafizh
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Teknik Pemboran Migas Digunakan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,557
  • Pages: 20
Teknik Pemboran Migas Digunakan untuk eksplorasi suatu area yang diperkirakan mengandung minyak bumi sehingga dilakukan pemboran eksplorasi (wild cat). Tujuan lain dari Pemboran Migas Yaitu keperluan produksi minyak dari reservoir ke permukaan. Disini kita akan membahas mengenai Teknik pemboran, ini adalah salahsatu matakuliah di Perguruan tinggi tempat saya kuliah. Baiklah kita mulai dari awalnya:

TUJUAN DALAM PEMBORAN Tujuan utama dilkukannya pemboran adalah Sebagai jalan keluar masuknya fluida (dari reservoir ke permukaan, dan dari permukaan ke sumur injeksi). Berguna untuk agar kita dapat mengetahui kondisi/keadaan/kandungan yang ada di bawah tanah : -

Isi kandungan batuan

-

Sifat batuan

-

Susunan perlapisan batuan

-

Umur dan sejarah pengendapan batuan. PEMBORAN Merupakan salah satu kegiatan yang paling penting dalam industri Perminyakan. Pembuatan lubang yang menghubungkan reservoir hidrokarbon dengan permukaan (Pengeboran). berGuna untuk memproduksikan hidrokarbon dari dasar reservoir ke atas permukaan. Dalam usaha pembuatan lubang tersebut dari permukaan hingga kedalaman target Resevroir secara cepat dan aman, tepat dan aman, baik dari segi operasional maupun safety dan lingkungan.

JENIS – JENIS PEMBORAN Adadup Jenis-Jenis Pemboran dalam dunia perminyakan saat ini. Berikut Tahapan Pemborang Sumur baik untuk sumur minyak maupun sumur gas yaitu: 1. PEMBORAN EKSPLORASI Pemboran eksplorasi adalah pemboran sumur Migas yang dilakukan untuk membuktikan ada tidaknya hidrokarbon didalam suatu Formasi serta untuk mendapatkan data-data bawah permukaan sebanyak mungkin. Langkah-langkah di dalam pemboran eksplorasi adalah sebagai berikut : Pembuatan rencana pemboran : titik koordinat, elevasi, perkiraan lithologi dan tekanan formasi, program lumpur, konstruksi sumur, program coring, analisa cutting, logging dan testing. Persiapan pemboran : Pembuatan jalan, penghalusan jalan, jembatan, pemilihan menara bor (RIG)

dan

peralatan

yang

mendukung

lainnya,

pemasangan

alat

pendukung

(jaringan telekomunikasi, air, listrik dsb), perhitungan perkiraan Dana pemboran. Pemboran

eksplorasi sekaligus

mengumpulkan

data-data

dan

informasi

didalam

formasi melalui coring dan pemeriksaan cutting pemboran. Test produksi dengan Drill Stem Test (DST) dan survey lubang bor dengan logging. 2. PEMBORAN DELINIASI Pemboran deliniasi adalah pemboran sumur-sumur yang bertujuan untuk mencari Lokasilokasi penyebaran migas pada lapisan penghasilnya. Langkah-langkah pada Berikut langkahangkah pemboran deliniasi : a.

Pemboran deliniasi (biasanya terdapat 3 atau 4 buah sumur, masing-masing disebelah utara, selatan, timur, barat dari antiklinnya).

b.

Analisa data yang didapat.

c.

Perhitungan perkiraan besarnya cadangan dengan metoda volumetrik.

d.

Perencanaan jumlah dan letak sumur pengembangan yang akan dibor untuk mengeksploitasi lapisan

tersebut.

3. PEMBORAN PENGEMBANGAN Pemboran pengembangan adalah pemboran sumur yang akan difungsikan sebagai sumursumur produksi. Pada awal pengembangan jarak/spasi sumur masih lebar yang selanjutnya diperkecil

sesuai kemampuan

pengembangan adalah :

pengurasannya. Langkah-langkah

di

dalam

pemboran

a. Perencanaan dan persiapan pemboran. b. Pemboran sumur-sumur pengembangan. c. Penyelesaian sumur-sumur pengembangan. d. Perencanaan dan persiapan pemasangan fasilitas produksi. e. Kegiatan memproduksikan dan transportasi. 4. PEMBORAN SUMUR-SUMUR SISIPAN Pemboran sumur sisipan (Infill Well) adalah pemboran sumursumur yang letaknya diantara sumur-sumur yang telah ada, dengan tujuan untuk mengambil hidrokarbon dari area yang tidak terambil oleh sumursumur yang sebelumnya telah ada. Fungsi sumur-sumur sisipan ini adalah sebagai projek percepatan pengurasan reservoar. CARA MELAKUKAN PEMBORAN Disini akan dijelaskan cara-cara dan komponen apasaja yang dibutuhkan dlam melkukan pemboran di dalam dunia migas. Seiring dengan perkembangan zaman, teknik pemboran pun terus berkembang, seperti yang akan saya jelaskan di bawah ini yaitu Cara Pemboran Dari masa ke masa 1. Bor tumbuk (cable tool / percussion drilling). Pemboran ini terjadi karena aksi pukulan pahat besi (bit) yang dinaik-turunkan dengan kabel baja dan memukul-mukul dasar lubang.Ini merupakan cara lama. Hanya mampu mencapai kedalaman 5000 m. 2. Bor Putar (rotary drilling) pemboran ini terjadi karena adanya putaran pahat / bit. Bit diikatkan lalu diputar dengan drill string yang terdiri dari drill pipe (pipa bor), drill coller (joint sambungan), dan mata bor selama pemboran berlangsung. 3. Turbo Drill Prinsip pemborannya sama dengan bor putar, hanya perbedaannya terletak pada tenaga untuk memutar bitnya. Disini putaran bit didapat oleh turbin bertingkat yang berada di dasar lubang. Dan tenaga turbin di dapat dari fluida pemboran. 4. Hammer Drilling Alat ini merupakan kombinasi antara Rotary dengan Percussion drilling metode. Bor Tumbuk (cable tool/percussion drilling).

Untuk Cara Pengeboran diatas biasanya digunakan dengan bantuan sebuah RIG. Apakah yang disebut dengan RIG itu? RIG merupakan rangkaian peralatan khusus yang digunakan untuk Menopang atau menyangga alat bor sumur. Ciri-ciri utama RIG Adalah adanya menara atau sering disebut MAST yang terbuat dari baja yang digunakan untuk menaik turunkan pipa turbular atau driiling pipe.

Peralatan Pemboran MIGAS Berikut adalah Paket Alat yang umum digunakan dalam pemboran Migas saat ini. 1. Alat Utama Dan Sistem Tenaga (Power System) 2. Sistem pengangkat (Hoisting Equipment) 3. Sistem Pemutar (Rotary) 4. Sistem Sirkulasi Circulation) 5. BOP System = Blow Out Preventer (alat pencegah semburan liar ) Alat-alat pemboran dan alat-alat utama 1. Derrik ( Menara bor ) dan susbtructe 2. Prime mover ( mesin penggerak pembangkit tenaga ) 3. Rangkaian pipa bor ( drill pipe, drill collar, pahat ) Perlatan Utama Dalam Sistem pengangkat (Hoisting Equipment) – Hoist ( draw work ) – Drilling line ( kabel baja ) – Crown block – Traveling block Perlatan Utama Dalam Sistem Pemutar – Rotary table ( meja putar ) – Kelly bushing – Cat head Perlatan Utama Dalam Sistem Sirkulasi

– Pompa Lumpur – Stand pipe – Selang Lumpur ( mud hose ) – Swivel – Talang Lumpur ( mud pit ) – Ayakan Lumpur (shale screen ) – Tangki Lumpur ( mud tangk ) Sistem pengangkat (hoisting system) Menyediakan fasilitas untuk mengangkat, manahan dan menurunkan drillstring, casing string dan perlengkapan bawah permukaan lainnya ke dalam ataupun keluar lubang sumur. Terdiri dari derrick dan substructure, block dan tackl, drawwork. Mempunyai fungsi utama mengangkat serpihan cutting dari dasar lubang ke permukaan. Peralatah utama : mud pumps, mud pits, mud mixing equipment, dan contaminant removal. Sistem pemutar (rotating system) Merupakan peralatan yang digunakan untuk mentransmisikan putaran meja putar (rotary table) ke bit. Bagian utama sistem ini : swivel, kelly, rotary drive, rotary table, drillpipe, drill collar. Sistem tenaga (power system) Mempunyai fungsi menyediakan daya untuk menggerakkan peralatan yang digunakan. Hampir sebagian besar daya yang tersedia pada rig dikonsumsi oleh hoisting system dan circulating system. Total daya yang umum diperlukan dalam sebuah rig 1000 – 3000 HP. Rig modern sumber penggeraknya biasanya berasal dari internal combustion engine dan secara umum dikelompokkan menjadi diesel-electric type dan direct-drive type. BOP : Sistem pencegah sembur liar (blowout prevention system) Diletakkan tepat di atas permukaan sumur untuk menyediakan tenaga untuk menutup sumur bila terjadi kenaikan tekanan dasar sumur yang tiba-tiba dan berbahaya selama atau sedang dalam opersai pemboran. Jumlah, ukuran dan kekuatan BOP yang digunakan tergantung pada kedalaman sumur yang akan dibor serta antisipasi maksimum terhadap tekanan reservoir yang akan dijumpai. Secara umum terdapat dua tipe BOP, yaitu annulat dan ram type.

Annular BOP didesain untuk menutup di sekeliling lubang sumur dengan berbagai ukuran dan bentuk peralatan yang sedang diturunkan ke dalam lubang bor, sehingga annular BOP ini dapat menutup annulus di sekitar drillpipe, drillcolar dan casing, juga dapat mengisolasi sumur dalam kondisi openhole. Sedangkan ram preventer dapat dibagi menjadi 4 tipe, yaitu pipe ram, variable-bore ram (VBR), blind ram, dan shear ram. Sistem Sirkulasi Lumpur Berfungsi untuk mensirkulasikan lumpur yang ada di lubang sumur agar tetap terjaga komposisi yang di butuhkannya. peralatan utamanya antaralain : >Pompa— mud hose— swivel— kelly. - Dp—dc. - Pahat—annulus. - Solid cotrol Equipment. - Tangki. > Solid control Equipment: – shale shaker – desander – desilter – degaser E.

Penggunaan Alat/Fasilitas Dalam Metode Pemboran No

Fasilitas Floaters

Fungsi Digunakan untuk pemboran di laut dangkal atau sungai. Tidak mempunyai penggerak

1.

Drilling Barges

sendiri, sehingga bergerak dengan dukungan Tugboat. Drilling Barges biasanya dilengkapi dengan akomodasi dan flat top hulls untuk penyimpanan peralatan.

2.

Submersible Rigs

Digunakan untuk pemboran di laut dangkal, merupakan suatu flat platform yang ditopang oleh dua lambung untuk memberikan buoyancy (gaya angkat). Keuntungannya pada posisi terbenam memberikan kondisi yang stabil pada

saat pemboran. Sangat umum digunakan pada operasi 3.

Semi submersible

pemboran di laut dangkal, disangga oleh rantai

Rigs

jangkar, dan dapat dengan mudah dipindahkan ke lokasi lain. Digunakan untuk pemboran di laut dalam, pada

4.

Drilling Ships

saat beroperasi, posisi dipertahankan dengan teknologi dynamic positioning menggunakan satelit. TLP biasanya digunakan pada pemboran di laut dalam, merupakan platform terapung yang

5.

Tension Leg Platforms (TLP)

disangga oleh baja hollow dan terpancang di dasar laut sebagai tendon. Hal ini dapat menjaga stabilitas kapal konstan dari gaya pasang surut dan gelombang air laut.

Tabel 1. Fasilitas Migas Terapung dan penggunaanya. Disamping berbagai fasilitas terapung diatas, kegiatan eksploitasi migas juga memerlukan keberadaan kapal-kapal pendukung untuk menjamin kelancaran dan keamanan operasi di lapangan, termasuk dukungan peralatan logistik. Sistem pendukung dan perbekalan ini akan diperlukan sejak awal pada saat penempatan pertama dari platform rig pemboran, hingga pada akhir waktu pembongkaran dan pada pemasangan dan pemeliharaan sistem produksi yang diperlukan. Sistem pedukung merupakan suatu armada kapal-kapal khusus, yang terdiri dari kapal suplai (Supply Vessel), kapal Anchor Handling, Tug, and Supply (AHTS), kapal Crew Boat, kapal konstruksi (Crane Barge), Pipe Laying Barge, Cable Laying Barge, kapal pemadam kebakaran (Fire Fighting Vessel), Kapal Pandu, dsb. Teknologi lepas pantai khususnya laut dalam (Deepwater) telah berkembang dengan pesat, peralatan yang digunakan saat ini adalah peralatan dengan teknologi yang mutakhir. Walaupun secara konseptual peralatan dan dan metode yang dipergunakan di operasi pemboran lepas pantai sama dengan yang dipakai di darat, namun secara actual dapat ditemukan banyak perbedaan-perbedaannya. Perbedaan ini datang dari kondisi khas lingkungan laut dan faktor-faktor tidak tetap lainnya, dan setiap aspek menjadi semakin berarti karena proses yang diperlukan sejak penemuan pertama sumber migas sampai

dimulainya tahap produksi memerlukan waktu sekitar 5-10 tahun. Disamping itu setiap aspek mempengaruhi besaran biaya keseluruhan proses, sehingga semakin dalam lautnya, semakin canggih teknologi yang digunakan, maka biaya operasional yang diperlukan juga akan semakin besar.

F.

Dampak Penggunaan Minyak Bumi Karena minyak Bumi adalah substansi yang berasal dari alam, maka kehadirannya di lingkungan tidak perlu berasal dari aktivitas rutin atau kesalahan manusia (Misalnya dari pengeboran, ekstraksi, pengilangan, dan pembakaran). Fenomena alam seperti perembesan minyak dan tar pit adalah bukti bahwa minyak Bumi bisa ada secara natural.

Ø Pemanasan global Ketika dibakar, maka minyak Bumi akan menghasilkan karbon dioksida, salah satu gas rumah kaca. Bersamaan dengan pembakaran batu bara, pembakaran minyak Bumi adalah penyumbang bertambahnya CO2 di atmosfer. Jumlah CO2ini meningkat dengan cepat di udara semenjak adanya revolusi industri, sehingga saat ini levelnya mencapai lebih dari 380ppmv, dari sebelumnya yang hanya 180-300ppmv, sehingga muncullah pemanasan global. Ø Ekstraksi Ekstraksi minyak adalah proses pemindahan minyak dari sumur minyak. Minyak Bumi biasanya diangkat ke Bumi dalam bentuk emulsi minyak-air, dan digunakan senyawa kimia khusus yang namanya demulsifier untuk memisahkan air dan minyaknya. Ekstraksi minyak ongkosnya mahal dan terkadang merusak lingkungan. Eksplorasi dan ekstraksi minyak lepas pantai akan mengganggu keseimbangan lingkungan di lautan. Ø Pencemaran Air Eksploitasi miyak bumi dengan menggunakan kapal tangker, tidak menutup kemungkinan adanya kebocoran pada kapal tangker tersebut. Karena kapal tangker itu bocor, maka minyak mentah yang ada di dalamnya akan keluar dan jatuh keair sehingga mengakibatkan pencemaran air.

2.2 Proses Pengeboran Minyak Minyak bumi adalah salah satu sumber daya alam (SDA) yang tidak dapat diperbaruhi. Maka dari itu dalam pengambilan minyak bumi tidak boleh sembarangan, tidak boleh di eksplor berlebihan. Selain itu juga dalam proses pengeboran untuk mendapat minyak bumi tidak boleh sembarangan, harus sesuai dengan prosedur yang berlaku. Berikut ini Proses Pengeboran Minyak Bumi sesuai dengan standard internasional: 1.

Seismic Proses ini bertujuan untuk mencari titik yang memiliki kandungan gas/ minyak bumi. Dengan menggunakan gelombang akustik (acoustic waves) yang merambat ke lapisan tanah. Gelombang ini direfleksikan dan ditangkap lagi oleh sensor. Dari proses perambatan gelombang ini akan diolah dan terlihatlah lapisan-lapisan tanah untuk diolah manakah lapisan yang berpotensi mengandung gas/oil.

2.

Drilling and well construction Proses ini disebut juga proses "pengeboran minyak". Biasanya pake rig (tempat untuk mensupport proses pengeboran, dsb).simpel nya, kita membuat lubang di tempat yang diidentifikasi ada kemungkinan sumber minyak/gas di tempat tersebut. Perlu di ketahui dalam proses ini ada kemungkinan blow out (pressure yang ga bisa di kontrol, langsung ke surface), jadi harus ada pengendalian pressure dari dalam tanah. Pressure downhole / dalam tanah lebih besar dari pressure atmosferik, untuk mengimbanginya biasanya pake mud a.k.a lumpur dengan spesific gravity (berat jenis) tertentu. Mud ini akan menciptakan hydrostatic pressure yang bisa menahan pressure dari dalam. Setelah "lubang" siap, maka selanjutnya akan di cek apakah ada kandungan minyak/ gas nya.

3.

Well logging

Proses ini yang paling mahal. Tool nya mahal, karena harus tahan pressure dan temperature yang tinggi. Di samping memetakan lapisan tanah, proses ini juga mengambil sample

untuk

nantinya

d

cek

kandungannya

(minyak,

gas,

ato

cuma

air).

Dari sini ketahuan lapisan tanah dan batuan. Mana yang mengandung air, mana yang ada gas, dan lapisan tanah mana yang "mungkin" ada kandungan minyaknya. 4.

Well testing

Proses ini adalah proses dimana lapisan yang diperkirakan mengandung oil/gas di "tembak", dengan explosif. Setelah itu minyak yang terkandung diantara pori-pori batuan akan mengalir menuju tempat yang pressure nya lebih kecil (ke atmosferik menuju ke permukaan tanah).

Untuk mengontrol pergerakan ini, sumur diisi dengan liquid tertentu untuk menjaga under balance (sumur masih bisa di kendalikan), contoh liquid: Brine, diesel, ato air aja. Gas, minyak, air, ataupun berbagai macam zat yang keluar akan dicari rate nya. Untuk minyak berapa bopd (barrell oil per day) yang bisa dihasilkan. Untuk gas, berapa mmscfmm/d (million metric standart cubic feet per day atau berapa juta cubic feet) yang bisa dihasilkan sumur tersebut. Proses testing ini juga mengambil sample liquid maupun gas, dan juga data-data tentang pressure, temperature, specific grafity untuk selanjutnya diolah oleh reservoir engineer. Data ini akan menunjukan seberapa besar dan seberapa lama kemampuan berproduksi dari reservoir sumur tersebut. Gas/minyak dibakar agar tidak mencemari lingkungan. Sistem pembakarannya sudah sangat maju, dengan mixture gas, minyak, angin, dan air untuk menjadikan pembakaran yang optimal 5.

Well completion

Proses ini adalah proses instalasi aksesoris sumur sebelum nantinya sumur siap diproduksi. Fungsi utamanya adalah menyaring pasir yang dihasilkan setelah proses penembakan dalam well testing. Pasir yang sampai ke surface dengan pressure diibaratkan "peluru" yang nantinya akan membahayakan line produksi. Pipa produksi akan terkikis oleh pasir dan akhirnya burst (pecah). Dengan completion ini (alatnya gravel pack), akan menangkap pasir di dalam sumur dan menyaringnya sehingga tidak ikut ke surface. 6.

Production Inilah proses yang membahagiakan, dimana sumur siap untuk berproduksi dan nantinya akan diolah lagi ke tempat penyulingan untuk diolah dalam berbagai bentuk. Contoh: Minyak tanah, bensin, solar,kerosin, lpg, dan lain-lain. 2.3 Jenis Pengeboran Minyak Dalam dunia perminyakan, macam-macam sumur terbagi menjadi tiga macam yaitu:

1.

Sumur Eksplorasi (Wildcat) merupakan sumur yang dibor pertama kali untuk menentukan keterdapatan minyak dan gas pada lokasi yang masih baru.

2.

Sumur Konfirmasi (Confirmation Well), merupakan sumur yang digunakan untuk memastikan apakah hidrokarbonnya cukup untuk dikembangkan. Sumur ini akan dilakukan pemboran di lokasi sekitar sumur eksplorasi.

3.

Sumur Pengembangan (Development Well) merupakan sumur yang dibor pada suatu lapangan minyak yang telah ada. Sumur ini memiliki tujuan untuk mengambil hidrokarbon secara maksimal di lapangan yang telah ada. Dalam hal sumur perminyakan, juga dikenal adanya beberapa istilah mengenai sumur itu sendiri, yaitu:

1.

Sumur Produksi, merupakan sumur yang mampu menghasilkan minyak bumi, gasbumi, maupun keduanya. Dan memiliki aliran fluida dari bawah ke atas.

2.

Sumur Injeksi, merupakan sumur yang digunakan untuk menginjeksi fluida tertentu ke dalam formasi dan memiliki aliran fluida dari atas ke bawah.

3.

Sumur Vertikal, merupakan sumur yang lurus dan memanjang secara vertikal.

4.

Sumur Berarah (Deviated Well, Directional Well), merupakan sumur yang secara geometri tidak memiliki bentuk yang lurus vertikal, melainkan dapat berbentuk S, J, maupun L.

5.

Sumur Horizontal, merupakan sumur yang memiliki bagian yang berarah horizontal, dan merupakan bagian dari sumur berarah. Dalam pembuatan sumur dalam dunia perminyakan tidak dapat dilepaskan dari alat yang dinamakan dengan Rig. Rig itu sendiri merupakan serangkaian peralatan khusus yang digunakan untuk membor suatu sumur atau pengakses sumur. Rig itu dicirikan dengan adanya menara yang terbuat dari baja yang dapat digunakan untuk menaikan dan menurunkan pipa-pipa tubular pada sumur. Berdasarkan lokasinya. Rig itu sendiri terbagi atas dua macam, yaitu:

1.

Rig Darat (Land Rig), merupakan rig yang beroperasi di daratan dan dibedakan atas rig besar dan rig kecil. Pada rig kecil biasanya hanya digunakan untuk pekerjaan sederhana seperti Well Service atau Work Over. Sementara itu, untuk rig besar bisa digunakan untuk operasi pemboran, baik secara vertikal maupun direksional. Rig darat ini sendiri dirancang secara portable sehingga dapat dengan mudah untuk dilakukan pembongkaran dan pemasangannya dan akan dibawa menggunakan truk. Untuk wilayah yang sulit terjangkau, dapat menggunakan heliportable.

2.

Rig Laut (Offshore Rig), merupakan rig yang dioperasikan di atas permukaan air seperti laut, rawa-rawa, sungai, danau, maupun delta sungai. Dari Rig Laut (Offshore Rig) sendiri terbagi atas berbagai macam jenis berdasarkan kedalaman air yaitu:

a.

Swamp Barge, merupakan jenis rig laut yang hanya pada kedalaman maksimum 7 meter. Dan, sangat sering dipakai pada daerah rawa-rawa dan delta sungai. Rig jenis ini dilakukan dengan cara memobilisasi rig ke dalam sumur, kemudian ditenggelamkan dengan cara mengisi Ballast Tanksnya dengan air. Pada rig jenis ini, proses pengeboran dilakukan setelah rig duduk didasar dan Spud Cannya tertancap didasar laut.

b.

Tender Barge, merupakan jenis rig laut yang sama dengan model Swamp Barge, namun

dipakai pada kedalaman yang lebih dalam lagi. c. Jack Up Rig, rig jenis ini menggunakan platform yang dapat mengapung dengan menggunakan tiga atau empat kakinya. Kaki-kaki pada rig ini dapat dinaikan dan diturunkan, sehingga untuk pengoperasiannya semua kakinya harus diturunkan hingga ke dasar laut. Kemudian, badan dari rig ini diangkat hingga di atas permukaan air dan memiliki bentuk seperti platform. Untuk melakukan perpindahan tempat, semua kakinya harus dinaikan dan badan rignya akan mengapung dan ditarik menggunakan kapal. Pada operasi pengeboran menggunakan rig jenis ini dapat mencapai kedalaman lima hingga 200 meter.

d.

Drilling Jacket, merupakan jenis rig yang menggunakan platform berstruktur baja. Pada umumnya memiliki bentuk yang kecil dan sangat cocok berada di laut dangkal maupun laut

e.

tenang. Rig jenis ini sering dikombinasikan dengan RigJack Up maupun Tender Barge. Semi-Submersible Rig, jenis rig yang sering disebut “semis” ini merupakan model rig yang mengapung (Flooded atau Ballasted) yang menggunakan Hullatau semacam kaki. Rig ini dapat didirikan dengan menggunakan tali mooringdan jangkar agar posisinya tetap diatas permukaan laut. Dengan menggunakanThruster (semacam baling-baling) yang berada disekelilingnya, dan Ballast Control System, sistem ini dijalalankan dengan menggunakan komputer sehingga rig ini mampu mengatur posisinya secara dinamis dan pada level diatas air sesuai keinginan. Rig ini sering dipakai jika Jack Up Rig tidak mampu menjangkau permukaan dasar laut. Karena jenis rig ini sangat stabil, maka rig ini sering dipakai pada

lokasi yang berombak besar dan memiliki cuaca buruk, dan pada kedalaman 90 hingga 750 meter.

f.

Drill Ship, merupakan jenis rig yang bersifat mobile dan diletakan di atas kapal laut, sehingga sangat cocok untuk pengeboran di laut dalam (dengan kedalaman lebih dari 2800 meter). Pada kapal ini, didirikan menara dan bagian bawahnya terbuka ke laut (Moon Pool). Dengan sistem Thruster yang dikendalikan dengan komputer, dapat memungkinkan sistem ini dapat mengendalikan posisi kapalnya. Memiliki daya muat yang lebih banyak sehingga sering dipakai pada daerah terpencil maupun jauh dari daratan.

Berdasarkan fungsi-fungsi dari rig itu sendiri, dapat terbagi menjadi dua macam, yaitu: 1.

Drilling Rig, merupakan rig yang digunakan untuk melakukan proses pemboran pada sumur, baik sumur baru, cabang sumur baru, maupun memperdalam sumur lama.

2.

Workover Rig, rig ini memiliki fungsi untuk melakukan penutupan sesuatu terhadap sumur yang telah ada, misalnya berupa perawatan, perbaikan, penutupan, dan sebagainya. Komponen-komponen pada rig itu sendiri pada umumnya terbagi menjadi lima dalam bagian besar, yaitu:

1.

Hoisting

System,

secara

umum

komponen

terdiri

dari Drawworks (kadang

disebut Hoist), Mast atau Derrick, Crown Block, Traveling Block, dan Wire Rope(Drilling Line). Hoisting System berfungsi untuk menurunkan dan menaikan tubular (pipa pemboran, peralatan completion, atau pipa produksi) untuk keluar dan masuk lubang sumur. 2.

Rotary System, merupakan komponen dari rig yang berfungsi sebagai pemutar pipa-pipa di dalam sumur. Pada pemboran konvesional, pipa pemboran (Drill Strings) memutar mata-bor (Drill Bit) untuk penggalian sumur.

3.

Circulation System, komponen ini memiliki fungsi berupa mensirkulasikan fluida pemboran untuk keluar dan masuk ke dalam sumur dan menjaga agar properti lumpur seperti yang diinginkan. Sistem sirkulasi ini meliputi antara lain: pompa tekanan tinggi untuk memompakan lumpur keluar dan masuk ke dalam sumur, dan pompa rendah digunakan untuk mensirkulasikan lumpur di permukaan. Kemudian, peralatan untuk mengkondisikan lumpur: Shale Shaker: berfungsi untuk memisahkan “solid” hasil pemboran (Cutting) dari

lumpur, Desander:

berfungsi

untuk

memisahkan

pasir, Degasser:

berfungsi

untuk

mengeluarkan gas, Desilter: berfungsi untuk memisahkan partikel padat berukuran kecil.

4.

Blowout

Prevention

System,

komponen

ini

berfungsi

untuk

mencegah

terjadinyaBlowout (meledaknya sumur di permukaan dikarenakan adanya tekanan tinggi dari dalam sumur). Pada komponen ini bagian yang utama adalah BOP (Blow Out Preventer) yang terdiri atas berbagai macam katup (Valve) dan dipasang di kepala sumur (Wellhead).

5.

Power System, komponen ini berupa sumber tenaga yang berfungsi untuk menggerakan semua sistem di atas dan juga untuk suplai listrik. Sebagai sumber tenaga, biasanya menggunakan mesin diesel berkapasitas besar. Pada sebuah rig untuk Power Systemnya, tergantung dari ukuran dan kedalaman sumur yang akan di capai, biasanya akan membutuhkan satu atau lebih Prime Mover. Pada rig besar biasanya memiliki tiga atau empat

buah, bersama-sama mereka membangkitkan tenaga sebesar 3000 atau lebih Horsepower. Dan, tenaga yang dihasilkan juga harus dikirim ke komponen rig yang lain.

CIKOLE JOURNEY Cipt. Arw, azm, eki’, yln Chorous : Bukan travel hanya tukang tipu Kiranya jujur tapi bo’ong mulu Banyak masalah yang datang menghampiri Ketua kami hampir masuk ke buiii Reff : Dia bilang travel dia paling bagus Kenapa uang kami banyak yang hangus ? Dia bilang kuda sapi sudah tutup Google bilang kuda sapi masih hidup #2 Tul jaenab jaejatul pak jayadi Supir gak digaji udah jalan balik lagi Tul jaenab jaejatul pak jayadi cukup sekali mohon maaf terima kasih

Related Documents


More Documents from "Zak Yan"

December 2019 34
Modul 7.docx
December 2019 34
Mind Map
June 2020 18