Tatalaksana Kasus Malaria Agung.pptx

  • Uploaded by: nursaidah
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tatalaksana Kasus Malaria Agung.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,285
  • Pages: 79
Agung Nugroho, SKM, MPH Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

Sejarah Malaria • Periode Pembasmian malaria 1959 – 1968 (KOPEM) • Periode Pemberantasan 1969 – 2000 (terintegrasi dengan sistem kesehatan)

Situasi Internasional

Peta Endemisitas Malaria berdasarkan API Malaria 2013 Dari seluruh kasus di Indonesia hampir 80% kasus dari: Papua, Papua Barat, NTT, Maluku dan Maluku Utara.

SERTIFIKAT ELIMINASI MALARIA

• P. vivax : Malaria vivax ( demam tiap 3 hari) • P. falciparum : Malaria falsiparum ( demam tiap 24 - 48 jam ) • P. malariae : Malaria malariae/ quartana ( demam tiap 4 hari ) • P. ovale : Malaria ovale ( seperti vivax ) • P. knowlesi ( dahulu menginfeksi binatang, demam tiap hari) )

Parasit Malaria Life Cycle

GEJALA UMUM MALARIA Periode dingin (Cold Stage) Menggigil, kulit dingin kering, pucat, sianosis, berlangsung 15-60 menit.

Periode panas (Hot Stage) Muka merah, kulit panas kering, nadi cepat, respirasi meningkat, nyeri kepala, muntah-muntah, syok, delirium sampai kejang, berlangsung hingga 2 jam atau lebih

Periode berkeringat (Sweating Stage) Temporal sampai seluruh tubuh, temperatur turun, kelelahan, tertidur, bangun sehat melakukan aktivitas biasa

Malaria the disease

Masa inkubasi intrinsik ( waktu mulai masuknya sporosoit ke dalam darah sampai timbulnya gejala klinis/demam yaitu sampai pecahnya sison sel darah merah yang matang dan masuknya merosoit darah ke aliran darah, waktu ini meliputi waktu yang dibutuhkan oleh fase eksoeritrositer ditambah dengan siklus sisogoni ) : P. falciparum = 9 – 14 hari (12),

P.vivax

= 12 – 17 hari (15)

P.ovale

= 16 – 18 hari (17)

P.malariae

= 18 – 40 hari (28)

Rekrudesensi atau short terma relaps, dimana gejala klinis timbul disertai parasitemia (adanya parasit di darah tepi yang sudah bisa ditemukan dengan pemeriksaan mikroskopis), relaps ini timbul dalam waktu 8 minggu.

Masa inkubasi ekstrinsik ( waktu mulai saat masuknya gametosit ke dalam tubuh nyamuk sampai terjadinya stadium sporogoni dalam tubuh nyamuk, yaitu dengan terbentuknya sporosoit yang kemudian masuk ke dalam kelenjar liur nyamuk ) Suhu optimal 26,7 º c : - P. falciparum = 10 – 12 hari - P. vivax

= 8 – 11 hari

- P. malariae

=

14 hari

- P. ovale

=

15 hari

Pada suhu 16º c P. vivax 55 hari dan 7 hari pada suhu 28º c, pada 32º c parasit dalam tubuh nyamuk mati

MALARIA VIVAX • • • • • • • • •

M. TERTIANA, Benigna, inkubasi 12 - 20 hari Serangan demam sore hari Manifestasi klinis bisa ringan - berat Splenomegali H 4 - 5 Mortalitas rendah, morbiditas tinggi Gejala prodromal ringan Demam ireguler 2-4 hari, menjadi intermiten Anemia sering pada anak-anak Penderita semi-imun gejala tidak spesifik

MALARIA MALARIAE • • • •

Malaria Quartana Banyak di Afrika & Amerika Latin Inkubasi 18 - 40 hari Gejala ringan, insidious, nausea, muntah, herpes labialis, anemia jarang. • Parasitemia sebelum gejala demam • Splenomegali sering hanya ringan • Komplikasi jarang, dapat terjadi sindroma nefrotik

MALARIA OVALE • • • •

Bentuk paling ringan Inkubasi 11 - 16 hari, periode laten 4 tahun Terjadi infeksi ganda, P. ovale tak tampak Gejala klinis seperti vivax, lebih ringan, puncak panas lebih rendah dan lama demam lebih pendek • Dapat sembuh spontan tanpa obat • Menggigil jarang, splenomegali jarang

MALARIA FALSIPARUM • Malaria Tropika, inkubasi 9 -14 hari • Bentuk paling berat: sering anemia, panas ireguler, splenomegali dan parasitemia • Sering demam tinggi > 40 C • Gejala prodromal lebih sering • Sering menimbulkan komplikasi ( M. berat ): kejang, serebral, ikterus, ggl ginjal. • Splenomegali lebih cepat, sering pada minggu I, nyeri pada perabaan. • Parasitemia dapat tinggi

PLASMODIUM KNOWLESI • Dulu hanya menginfeksi kera (Macaca Mullata) • Sejak th 2004 dilaporkan retrospeksif di Serawak • Vector Anopheles leucosphyrus group (An. Laten, cracens) • Misdiagnosis sebagai malaria malariae, mikroskopik menyerupai P. malariae • Klinis TIDAK seperti malariae, demam tiap 24 jam, diarea, nyeri abdomen dan ditemukan hiperparasitemia > 250.000/uL • Dapat memberikan komplikasi ikterik, hipotensi, gagal ginjal, serebral dan gagal pernafasan • Diagnosa pasti identifikasi dengan PCR

Plasmodium Knowlesi

Malaria the disease • Malaria tertiana: 48h between fevers (P. vivax and ovale) • Malaria quartana: 72h between fevers (P. malariae) • Malaria tropica: irregular high fever (P. falciparum)

Permenkes Tatalaksana Malaria

KEBIJAKAN TATALAKSANA • Diagnosa malaria harus terkonfirmasi mikroskop atau RDT [Stop Malaria Klinis] • Artemisinin based Combination Therapy

[Stop Monotherapy] • Terapi radikal • Sembuh klinis, parasitologis dan mencegah penularan selanjutnya • Memantau efektifitas obat malaria

PENGOBATAN Standar Pengobatan :  Pengobatan penderita malaria harus mengikuti kebijakan nasional pengendalian malaria di Indonesia • Pengobatan dengan ACT hanya diberikan kepada penderita dengan hasil pemeriksaan darah positif malaria  Penderita malaria tanpa komplikasi harus diobati dgn terapi kombinasi berbasis artemininin (ACT) plus primakuin, sesuai dengan jenis plasmodiumnya

• Penderita malaria berat harus diobati dgn artesunat intravena/ artemether intramuskular & dilanjutkan dgn ACT oral plus primakuin • Jika penderita malaria berat akan dirujuk, sebelum dirujuk penderita harus diberi dosis awal Artemether intramuskuler atau Artesunat intravena/intramuskular

PRINSIP PENGOBATAN MALARIA 1. Penemuan penderita secara dini 2. Mengurangi/ membasmi parasitemia

3. Mencegah komplikasi dan kematian 4. Menemukan dan mengobati rekrudensi atau relaps 5. Mencegah penyakit kambuh 6. Mengurangi penularan

1995 - 2000

Standard Mono therapy CQ3/SP1/Q7 + PQ1/PQ14

2001-2003

Combo-Therapy Old-drug

2004

New Drugs/ ACT AS + AQ

2008

New Drugs/ ACT DHP (Papua)

2010

New Drugs/ ACT DHP (Indonesia)

AntiPLASMODIUM Malaria Drug Resistance In Indonesia, RESISTENSI THD OBAT MALARIA 1978 - 2003 2007 DI INDONESIA

5 Negara resisten ACT – plasmodium falciparum Cambodia, the Lao People’s Democratic Republic, Myanmar, Thailand and Viet Nam

Figure 1 Q[i]ng h[a]o su or artemisinin 1 and derivatives dihydroartemisinin 2, artemether 3, arteether 4, artesunic acid (artesunate) 5, and artelinate 6. The numbering scheme is that used by Chemical Abstracts.

ARTEMISININ

Woodrow, C J et al. Postgrad Med J 2005;81:71-78

Copyright ©2005 BMJ Publishing Group Ltd.

WHO, 2004

Golongan ARTEMISININ Artemisinin, Artesunate, Artemether, Arteether, DHA

• • • • •

“Qinghaosu” – Sesquiterpene Lactone Larut dalam air dan diabsorbsi baik Efek bunuh parasit yang cepat Cepat dikonversi ke bahan aktif ( DHA) t1/2 in malaria: 2 hours

• Spektrum yang luas untuk semua jenis parasit dan staging • Bila dipakai monotherapy, perlu 7 hari • Direkomendasikan penggunaan ACT

The “ideal” ACT combination • Resisten obat pasangan belum terjadi • Pasangan obat mempunyai half-life panjang (> 4 hr) • Artemisinin membunuh bentuk asexual dgn cepat; pasangan obat membersihkan parasit lainnya • Ditolerensi baik, toksisitas rendah • Artemisinin memiliki efek spectrum luas ( termasuk membunuh gametosit) • Bila mungkin dosis tetap (Fixed dose ) • Diproduksi secara standar “ Good Manufacturing Practice (GMP) “ • Murah • Supply obat cukup

ARTEMISININ • Spesifisitas yang luas terhadap berbagai stadium parasit malaria • Mampu menghambat produksi gametosit  Lebih efektif daripada antimalaria lain • Derivat : – – – – –

Dihidroartemisinin Artesunate Artemether Co-artemether Arteether

Relatif lebih poten daripada artemisinin

Yeung S, Pongtavornpinyo W, Hastings IM, Mills AJ, White NJ Am. J. Trop. Med. Hyg. 2004; 71(Suppl 2): 179–86. McIntosh H,Olliaro P. Artemisinin derivatives for treating uncomplicated malaria. Cochrane Database of Systematic Reviews 1999. Kumar S, Srivastava S. Current Science, 2005; 89(7): 1097-102.

JENIS ACT DI INDONESIA • • • •

Artesunate Amodiaquine (AS-AQ) Dihidroartemisinin Piperaquine (DHP) Artemeter Lumefantrine (AL) Artemisinin Naphthoquine

PENGOBATAN LINI 1 P. Falciparum Artemisinin based Combination Therapy Primakuin 0,75 mg/kgBB; hari I P. Vivax atau P. Ovale Artemisinin based Combination Therapy Primakuin 0,25 mg/kgBB; hari I-XIV P. Falciparum + P. Vivax/P. Ovale Artemisinin based Combination Therapy Primakuin 0,25 mg/kgBB; hari I-XIV

Pengobatan Malaria Falsiparum/ Vivax dengan Dihydroartemisinin-Piperakuin (DH-P) Jumlah tablet per hari menurut berat badan <5 kg 6-10 11-17 18-30 31-40 41-59 >60 kg Hari Jenis obat kg kg kg kg kg 0-1 2-11 bulan bulan

1-4 tahun

5-9 tahun

10-14 tahun

>15 tahun

>15 Tahun

1-3

DHP

¼

½

1



2

3

4

F 1

Primakuin

-

-

¾



2

2

3

V Primakuin 1-14

-

-

¼

½

¾

1

1

Dihydroartemisinin(DH) : 2-4 mg ( 2,2mg)/kgBB (1tablet = 40 mg) Piperakuin phosphate(P): 16-32mg (18mg/kgBB (1tablet = 320 mg) Primakuin : 0.75 mg/kg BB

KEMASAN OBAT ANTI MALARIA

Bila terjadi gagal pengobatan lini pertama, maka diberikan pengobatan lini kedua

Pengobatan malaria falsiparum/malariae tidak efektif (disebut : gagal pengobatan lini pertama) bila dalam 28 hari setelah pemberian obat : 1. Gejala klinis memburuk & parasit

aseksual positif atau 2. Gejala klinis tidak memburuk tetapi parasit aseksual tidak berkurang (resisten) atau timbul kembali (rekrudesensi)

PENGOBATAN MALARIA VIVAX & OVALE (LINI 2)

Diberikan apabila dalam 28 hari setelah pemberian obat : • Gejala klinis memburuk & parasit aseksual (+) • Gejala klinis tidak memburuk tetapi parasit aseksual tidak berkurang atau timbul kembali sebelum hari ke 14 • Gejala klinis membaik tetapi parasit aseksual tidak berkurang atau timbul kembali antara hari ke 15 s/d hari ke 28

PENGOBATAN MALARIA VIVAX RELAPS (KAMBUH) Pengobatan sama dengan regimen sebelumnya hanya dosis primakuin ditingkatkan, yaitu : Primakuin selama 14 hari dgn dosis 0,5 mg/kgbb/hari

PENGOBATAN LINI KEDUA P. Falciparum Kina + Doksisiklin/Tetrasiklin/Clindamycin Primakuin 0,75 mg/kgBB; hari I P. Vivax atau P. Ovale Kina Primakuin 0,25 mg/kgBB; hari I-XIV P. Falciparum + P. Vivax/P. Ovale Kina + Doksisiklin/Tetrasiklin/Clindamycin Primakuin 0,25 mg/kgBB; hari I-XIV

PENGOBATAN LINI II Plasmodium Falciparum Hari

Jenis obat

Jumlah tablet menurut kelompok umur

Dosis tunggal

0-11 bulan

1-4 tahun

5- 9 tahun

10 - 14 tahun

> 15 tahun

Kina

*)

3x½

3x1

3x1½

3 x (2-3)

Doksisiklin

--

--

--

2 x 50 mg

2 x 100 mg

Primakuin

-

¾



2

2–3

Kina

*)

3x½

3x1

3x1½

3x2

Doksisiklin

--

--

--

2 x 50 mg

2 x 100 mg

Dosis TETRASIKLIN

--

--

--

4x4 mg/kg BB

4 x 250 mg

Dosis CLINDAMYCIN

2x10 mg/kgBB

2x10 mg/kg BB

2x10 mg/kg BB

2x10 mg/kg BB

2x10 mg/kg BB

1

2-7

PENGOBATAN LINI II Plasmodium Vivax dan atau Plasmodium Ovale Hari

Jumlah tablet menurut kelompok umur (dosis tunggal)

Jenis obat <1 tahun

1-4 tahun

5–9 tahun

10 - 14 tahun

> 15 tahun

1- 7

Kina

*)

3x½

3x1

3x1½

3x2

1-14

Primakuin

-

¼

½

¾

1

Kina 10 mg/kgBB Primakuin 0,25 mg/kgBB; hari I-XIV

KLASIFIKASI RESPON PENGOBATAN ( WHO 2003 )

Kegagalan Pengobatan Dini - Berkembangnya menjadi malaria berat pada hari H1, ( ETF = Early Treatment Failure) H2, H3 disertai parasitemia - Parasitemia pada H3 dengan temperatur aksiler>37.5C - Parasitemia H2 > H0 - Parasitemia H3 >= 25% H0

Kegagalan Pengobatan Kasep - Berkembangnya tanda bahaya malaria berat setelah ( LCF = Late Clinical [& H3 dan parasitemia ( jenis parasit = H0) Parasitological] Failure ) - Parasitemia dan temp. aksiler >37.5C pada H4 - H28 ( LPF = Late Parasitological Failure )

- Parasitemia H7, H14, H21, dan H28 ( Parasit = H0)

Respon Klinis & Parasitologis - Tidak ada parasitemia sampai D28 dengan abaikan Adekuat ( ACPR = Adequate temp. aksiler, tidak sesuai dengan kriteria ETF/ Clinical and Parasitological LCF/LPF. Response)

-Klinis memburuk -- Parasit > 25 % -- Parasit +, Temp > 37.5 Klinis Memburuk

Hasil Mal + H-2

H0 H-1

Datang RS/Dr

- Klinis - memburuk -- Parasit +

H14

H4 H3

H5

H6

-Klinis memburuk -- Parasit > banyak

H21

H7

Mulai Obat

E.T.F = G.O.Dini

- memburuk -- Parasit +

-Klinis memburuk -- Parasit +, -Temp > 37.5

H2 H1

- Klinis

H28

- Klinis -Klinis memburuk -- Parasit +, Temp > 37.5

- memburuk -- Parasit +

- Klinis - memburuk -- Parasit +

L.T.F = G.O. Lambat

MONITORING RESPONS DI RS/ PUSKESMAS RAWAT INAP

MALARIA PADA IBU HAMIL Pengobatan Malaria falsiparum pada ibu hamil : Umur Kehamilan

Pengobatan

Trimester I (0-3 bulan)

Kina tablet + Klindamisin selama 7 hari

Trimester II (4-6 bulan)

ACT tablet selama 3 hari

Trimester III (7-9 bulan)

ACT tablet selama 3 hari

MALARIA PADA IBU HAMIL Pengobatan Malaria vivaks pada ibu hamil :

Umur Kehamilan

Pengobatan

Trimester I (0-3 bulan)

Kina tablet selama 7 hari

Trimester II (4-6 bulan)

ACT tablet selama 3 hari

Trimester III (7-9 bulan)

ACT tablet selama 3 hari

Pengobatan Malaria pada Bayi • Bayi usia 3 bulan dengan malaria vivax dan vomiting ec diare cair akut tak dehidrasi • Diterapi DHP selama 3 hari • Parasitemia negatif pada hari kedua perawatan di RS • Hari ke 3 perawatan dipulangkan dalam kondisi klinis baik J. Rini P – Mimika Hosp

Plasmodium falciparum vivax knowlesi

Malaria Berat 2–6%

KEMATIAN 10 - 50 %

PLASMODIUM KNOWLESI • Simian malaria ( Maccaca mullata) • Unusual presentation P. Malariae • Diagnosis by PCR • Acute diare, abdominal pain, jaundice Algid malaria, hypotension Renal failure, respiratory failure

MALARIA BERAT MALARIA

SEREBRAL MALARIA DGN BILIRUBIN > 3 MG% GAGAL GINJAL AKUT < 400 ml/24 jam & Kreat > 3 mg% HIPOGLIKEMI < 40 mg% SYOK SISTOLIK < 70 mmHg / Anak < 50 mmHg ANEMIA BERAT HB < 5 gr% / Ht < 15% EDEMA PARU / ARDS PERDARAHAN SPONTAN / DIC KEJANG BERULANG ASIDOSIS Ph <7.15 , Plasma Bicarb < 15 mmol/L HAEMOGLOBINURIA HIPERPARASITEMIA > 5 % HIPERTERMIA > 40 C

Keadaan lain → Malaria Berat • Gangguan kesadaran ringan (GCS <15) : delirium, somnolen. • Kelemahan otot : tanpa kel.Neurologis • Hiperparasitemia >5% • Ikterus (bilirubin >3mg%) • Hiperpireksia : temp.rektal >40oC dewasa >41oC anak

Tatalaksana Malaria Berat Prinsip Early Diagnosis & Prompt Treatment Mencegah “malaria falciparum tanpa komplikasi” menjadi malaria falciparum berat. Mencegah dan memperkecil risiko kematian pada malaria berat.

Tatalaksana 1. Suportif 2. Spesifik : Anti Malaria 3. Komplikasi

ANTI MALARIAL THERAPY FOR S.M  Artesunate/

ARTS ( i.v./ i.m / supp )  Artemether / ARTM (i.m.) • QUININE • QUINIDINE

RECOMMENDED DOSES OF ANTI MALARIAL DRUGS FOR TREATMENT OF SEVERE MALARIA

DRUGS

ARTESUNATE

Artemeter

Dosis

SIDE EFFECTS

i.v. 2,4 mg/kg BB pada jam 0, dan jam 12, kemudian dilanjutkan jam 24, 48 dst sampai 7 hari. Dosis total 17 – 18 mg/ 7 hari (1 Amp= 60 mg)

3.2 mg/kg im pada hari I dilanjutkan Neurotoxicity in 1.6 mg/kg/ hari. TIDAK iv (1 amp = animal not human 80 mg) .

WHO 2006 : AS is the recommended FIRST CHOICE in area low transmission

Dosis ARTEMISININ PADA MALARIA BERAT 48.J 0 JAM 2.4 Mg/ KgBB

12.J 2.4 Mg/ KgBB

24.J 2.4 Mg/ KgBB

48.J

72.J

2.4 Mg/ KgBB

2.4 Mg/ KgBB

ARTESUNATE I.V/ I.M * ARTEMETER , hanya I.M , dosis 1,6 mg/kg BB

Max 7 hari

Obat untuk Malaria Berat

ARTEMETHER I.M 1 Amp = 80mg

ARTESUNAT I.V / I.M

1 fl = 60 mg 66

Kina HCl

Pengobatan lanjutan • Setelah pasien sadar/KU membaik, tx. Awal parenteral dapat diubah dgn. Tx. Oral • Diteruskan dengan :  ACT dosis lengkap (selama 3 hari): AL , AS + AQ  Artesunate/artemether tab. (total 7 hari ) + doksisiklin 35 Kg BB 1 kali sehari selama 7 hari  Kina tab.(total 7 hari) + doksisiklin 7 hari • Bagi bumil, anak-anak : doksisiklin diganti dengan klindamisin 10 mg/Kg BB 2 kali sehari

Antimalaria Kuinin HCl – Kuinin HCl 25% (1 ampul isi 500 mg/2 ml) dengan loading dose 20mg/kgBB (500mg) dilarutkan dalam 250-500cc Dextrose 5% : a) Diberikan dalam 4 jam dan diulang setiap 8 jam atau b) Diberikan dalam 8 jam dan diulang setiap 8 jam Bila sadar dan dapat minum obat dilanjutkan dgn Tab Quinine (Kina) dgn dosis 10 mg/kgBB/setiap 8 jam Kombinasi dengan : Tetrasiklin/ Doksisiklin/ Klindamisin Total pemberian Kuinin : iv + oral = 7 hari

ALUR TATALAKSANA KASUS MALARIA

KEMOPROFILAKSIS Untuk mengurangi resiko terinfeksi malaria, sehingga bila terinfeksi maka gejala klinisnya tidak berat Bila bepergian ke daerah endemis malaria dalam waktu yang tidak terlalu lama

PROFILAKSIS P.FALCIPARUM Doksisiklin diberikan tiap hari dengan dosis 2 mg/kgbb/hari ( orang dewasa : 2 x 50 mg atau 1 x 100 mg) diminum 2 hr sblm berangkat dan 4 minggu stlh pulang. Obat ini tidak boleh diberikan kepada anak < 8 tahun dan bumil.

Penderita Positif Malaria

Tanpa Komplikasi

Dapat minum obat

Malaria Berat

Tidak dapat minum obat

Berikan obat secara oral sesuai dengan jenis plasmodium Pastikan obat diminum sampai habis

Berikan obat secara iv atau im

Bila tidak ada perbaikan atau klinis memburuk dalam 3 hari pengobatan,segera kembali ke puskesmas/RS

Bila klinis membaik, kembali untuk pemeriksaan ulang mikroskopis darah malaria pada hari ke-4, 7, 14, 21 dan 28

Observasi dalam 28 hari

Hasil Negatif hingga hari ke-28

Hasil positif dan klinis tidak memburuk

SEMBUH

Berikan Pengobatan Lini ke-2 (Kina + Doksisiklin atau Tetrasiklin)

Hasil positif tetapi klinis memburuk

PENATALAKSANAAN KASUS MALARIA TANPA KOMPLIKASI Pasien datang dengan gejala malaria : Demam, MenggigiL, BerkeringaT ATAU dengan gejala lain PERIKSA SEDIAAN DARAH

Mikroskop / Rapid Diagnostik Test (RDT) Plasmodium vivax (+) Plasmodium falciparum (+) Lini I : Dihidroartemisinin-Piperakuin Lini I : Dihidroartemisinin-Piperakuin selama 3 hari atau Artesunate – selama 3 hari Artesunate – Amodiaquin Amodiaquin selama 3 hari + Primakuin selama 3 hari + Primakuin hari 1-14 hari I Dosis Artesunate : 4 mg/ kgbb, Dosis Dosis Artesunate : 4 mg/ kgbb, Dosis Amodiakuin : 10 mg/ kgbb Amodiakuin : 10 mg/ kgbb Primakuin 0,75 mg/kgbb diberikan pada Primakuin 0,25 mg/kgbb diberikan pada hari I hari 1-14 Dosis Dehidroartemisinin : 2-4 mg/kgBB, Dosis Dihidroartemisinin : 2-4 mg/kgBB, Dosis Piperakuin : 16-32 mg/kgBB Dosis Pierakuin : 16-32 mg/kgBB dalam dalam 1 dosis Lini II : Kina + Doxyciclin / Tetracyclin selama 7 1 dosis Lini II : Kina selama 7 hari + hari + Primakuin hari I ATAU Primakuin selama 14 hari Dosis Doksisiklin :Dosis Dewasa : Dosis Kina : 10 mg / kgbb 3.5mg/kgbb/hari (2x1) Dosis Primakuin : 0,25 mg/kgbb Dosis 8 – 14 th : 2.2mg/kgbb/hari (2x1) Malaria Dosis Tetrasiklin : 4 – 5 mg/kgbb/hari (4x1)mix ( P.falciparum + P.vivax) Dihidroartemisinin-Piperakuin (selama 3 hari) ATAUArtesunate – Amodiaquin ( selama 3 hari) + Primakuin ( selama 14 hari) Dosis Artesunate : 4 mg/ kgbb , Dosis Amodiakuin : 10 mg/ kgbb Dosis Dehidroartemisinin : 2-4 mg/kgBB, Dosis Pierakuin : 16-32 mg/kgBB dalam 1 dosis Primakuin hari 1– 14 : 0,25 mg/kgbb

PENATALAKSANAAN MALARIA DENGAN KOMPLIKASI Pasien datang dengan gejala malaria berat:

-Demam tinggi Pucat/anemia berat, Hb<7gr% - Jaundice (kuning) - Kesadaran menurun - Sesak nafas - Hemoglobinuria - Keadaan Umum (KU) : Lemah - Gejala syok - Kejang-kejang - Muntah terus menerus Periksa Sediaan Darah dengan Mikroskop / Rapid Diagnostik Test Hasil :Plasmodium Falsiparum (+) atau Mix (P. falciparum + P.vivax) Artemeter injeksi atau Artesunate injeksi

ARTEMETER INJEKSI

Artemeter injeksi 80 mg/ampul Intramuscular(IM) Hari Pertama : 1,6 mg/kgBB pada jam 0,12 dan 24; intramuskular (IM) Hari Berikutnya : 1,6mg/kgBB atau 1 ampul untuk orang dewasa; intramuskular (IM) 1xsehari sampai pasien sadar

ARTESUNATE INJEKSI

Artesunate injeksi 60 mg/ vial , Intravena (IV)/ Intramuscular(IM) Hari Pertama : 2,4 mg/kg bb pada jam 0,12 dan 24 Hari Berikutnya : 2,4mg/kgbb setiap hari sampai pasien sadar

Bila sudah dapat makan-minum : ganti Bila KU memburuk rujuk ke dengan tablet ACTselama 3 hari + RS Primakuin pada hari I Lini 2 menggunakan Kina HCl 25 % : Pemberian I Loading dose 20 mg/kgbb/4jam, selanjutnya diberikan 10 mg/kgBB/4 jam setiap 8 jam sampai pasien sadar, kemudian minum obat oral. Pada kasus malaria berat dapat terjadi hasil mikroskop /RDT negatif (-), hal ini disebabkan oleh : Parasit pada saat itu tidak ada di darah perifer tapi ada di kapiler atau di jaringan, maka dianjurkan pemeriksaan laboratorium/RDT diulang setiap 1- 6 jam.

Tatalaksana Malaria Pada Ibu Hamil

IBU HAMIL KUNJUNGAN PERTAMA dan Kunjungan berikutnya dengan gejala malaria

PEMERIKSAAN ANC, KONSELING & SKRINING MALARIA Dengan RDT atau MIKROSKOP

POSITIF P.falcifarum atau P.vivax atau Mix (P.falcifarum dan P.vivax)

TRIMESTER 1 Kina 3x2 (7 hari)

NEGATIF

TRIMESTER 2-3 ACT* (3 hari)

DENGAN GEJALA

TANPA GEJALA

• • • •

PERIKSA ULANG SEDIAAN DARAH TEBAL TAK ADA PERBAIKAN

MEMBAIK POSITIF

RUJUK SEGERA

*Artesunate (4 – 4 -4) + Amodiaquin (4-4-4) atau Dihydroartemisinin + Piperaquin (DHP) 3-3-3

• • • •

LANJUTKAN ANC LLIN ZAT BESI/FOLAT NUTRISI

NEGATIF

LANJUTKAN ANC LLIN ZAT BESI/FOLAT NUTRISI

Related Documents

Tatalaksana
November 2019 31
Malaria
June 2020 37
Malaria
November 2019 72
Malaria!!!
November 2019 58
Malaria
May 2020 40

More Documents from ""