DISKRIPSI DAN KRITIK TARI PAKARENA A. Deskripsi Tari Pakarena 1. Pengertian Tari Pakarena adalah tarian tradisional yang diiringi oleh 2 (dua) kepala drum (gandrang) dan sepasang instrument alat semacam suling (puik-puik). Tari pakarena di Sulawesi selatan terdapat di dua kabupaten. selain tari pakarena dari kabupatan Gowa yang pernah dimainkan oleh maestro tari pakarena Maccoppong Daeng Rannu, terdapat juga jenis tari pakarena lain yang berasal dari Kabupaten Kepulauan Selayar, yaitu “Tari Pakarena Gantarang”. Disebut sebagai Tari Pakarena Gantarang karena tarian ini berasal dari sebuah perkampungan yang merupakan pusat kerajaan di Pulau Selayar pada masa lalu, yaitu Gantarang Lalang Bata. Tarian yang dimainkan oleh kurang lebih empat orang penari perempuan ini, pertama kali ditampilkan pada abad ke 17 tepatnya tahun 1903 saat Pangali Patta Raja dinobatkan sebagai Raja di Gantarang Lalang Bata. Pakarena adalah bahasa setempat berasal dari kata Karena yang artinya main.Tarian ini mentradisi di kalangan masyarakat Gowa yang merupakan wilayah bekas Kerajaan Gowa. 2. Latar belakang penciptaan a. Asal Tarian ini berasal dari daerah Gowa, Sulawesi Selatan. b. Pencipta Pencipta Tari Pakkarena, Andi Ummu Tunru Ia merupakan putri dari pasangan Andi Bau Tunru Karaeng Kaluarrang dan Hj Andi Humaya Tunru Petta Pudji.Ia mulai menari sejak berusia tujuh tahun. Pada usia sembilan tahun, ia belajar menari tradisi Bugis-Makassar kepada guru-guru tari di lingkungan kerajaan. c. Sejarah Tari Masyarakat meyakini bahwa Tari Pakarena Gantarang berkaitan dengan kemunculan Tumanurung.Tumanurung merupakan bidadari yang turun dari langit untuk untuk memberikan petunjuk kepada manusia di bumi.Petunjuk yang diberikan tersebut berupa symbol – simbol berupa gerakan kemudian di kenal sebagai Tari Pakarena Gantarang. Hal senada juga dituturkan oleh salah seorang pemain Tari Pakarena Makassar Munasih Nadjamuddin.Beliau mengatakan bahwa Tari Pakarena berawal dari kisah perpisahan penghuni botting langi (Negeri Kayangan) dengan penghuni lino (bumi) pada zaman dahulu. Sebelum berpisah, botting langi mengajarkan kepada penghuni lino mengenai tata cara hidup, bercocok tanam hingga cara berburu lewat gerakangerakan tangan, badan dan kaki. Gerakan inilah yang kemudian menjadi tarian ritual ketika penduduk di bumi menyampaikan rasa syukur pada penghuni langit.
3. Jenis Tari Tari Klasik , karena Tari Pakarena yang pada mulanya merupakan tarian pemujaan dimana keyakinan manusia pada masa lampau bergantung kepada alam tak nyata atau alam gaib, dimana tari merupakan salah satu cara untuk menyampaikan hasrat atau keinginan akan berhasilnya suatu yang diinginkan, persembahan seperti ini hampir sama, yakni ketika manusia masih hidup dalam kehidupan alam primitive. Bahwa pernyataan gerak adalah lambang komunikasi manusia antara manusia, utamanya kepada Dewata atau Batara. Kemudian setelah masuknya agama Islam di daerah (Rumpun yang memelihara tari Pakarena, antara lain; Gowa, Bantaeng, Jeneponto, Selayar, Takalar). Tari Pakarena ini telah menjadi tari adat, dimana tari tersebut hidup dan berkembang dalam lingkungan istana yaitu diadakan pada upacara-upacara adat. Hingga dengan pesatnya perkembangan Kerajaan Gowa, sejak Tumanurung merajai Butta Gowa (Daerah Gowa) sampai saat pemerintahan Sultan Hasanuddin menjadi raja. Tamutamu terhormat dan tarian ini tetap terpelihara dalam istana 4. Fungsi Dalam masyarakat Makasar Sulawesi selatan, banyak dijumpai berbagai macam tari yang berkaitan dengan fungsi sosialnya, seperti tari-tarian yang muncul pada saat upacara adat. Dalam dunia tari yang terdapat di Makasar Sulawesi selatan dikenal beberapa tari tradisional yang berfungsi sebagai sarana Upacara adat seperti, tari Pajoge, tari Pattudu, tari Pagellu, serta Tari Pakarena yang merupakan rangkaian peristiwa dari kehidupan manusia, sehingga sering disebut tarian yang bersifat ritus/ritual Tari tradisional tersebut pada awalnya dilaksanakan pada waktu upacara adat, Saat ini kalau dilihat keberadaannya, tari-tari tradisional sudah jarang muncul, mungkin saja disebabkan oleh kegiatan upacara adat yang jarang dilaksanakan, hingga keberadaan tari tradisi tersebut berubah fungsi sebagai pertunjukan hiburan. 5. Nilai Estetis Nilai estetis yang terkandung dalam tari pakarena terletak pada unsur-unsur tari. Seperti pada saat menari, penari tidak diperkenankan membuka mata terlalu lebar. Gerakan kaki penari, tidak boleh diangkat terlalu tinggi. Jadi penarinya dituntut untuk memiliki kondisi fisik yang prima. 6. Unsur-Unsur a. Tema Tema tari pakarena adalah Cerita rakyat, pada awalnya tarian ini berkisah tentan perpisahan penghuni botting langi (Negeri Kayangan) dengan penghuni lino (bumi) pada zaman dahulu. Masyarakat meyakini bahwa Tari Pakarena berkaitan dengan kemunculan Tumanurung.Tumanurung merupakan bidadari yang turun dari langit untuk untuk memberikan petunjuk kepada manusia di bumi.Petunjuk yang diberikan tersebut berupa symbol – simbol berupa gerakan kemudian di kenal sebagai Tari Pakarena Gantarang.
b. Penari Penari dalam tari pakarena adalah wanita dewasa. Dengan 4 penari atau lebih. Dengan usia penari tidak ada batasan, kira-kira 15 tahun sampai 80 tahun. Dengan peran sebagi Tumarunung.Tumanurung merupakan bidadari yang turun dari langit untuk untuk memberikan petunjuk kepada manusia di bumi. c. Gerak Gerakan dalam tari pakarena termasuk dalam gerak maknawi karena, Gerakan dari tarian ini sangat artistik dan sarat makna, halus bahkan sangat sulit dibedakan satu dengan yang lainnya.Tarian ini terbagi dalam 12 bagian.Setiap gerakan memiliki makna khusus.Posisi duduk, menjadi pertanda awal dan akhir Tarian Pakarena.Gerakan berputar mengikuti arah jarum jam, menunjukkan siklus kehidupan manusia.Sementara gerakan naik turun, tak ubahnya cermin irama kehidupan.Aturan mainnya, seorang penari Pakarena tidak diperkenankan membuka matanya terlalu lebar.Demikian pula dengan gerakan kaki, tidak boleh diangkat terlalu tinggi.Hal ini berlaku sepanjang tarian berlangsung yang memakan waktu sekitar dua jam. Sebuah cerminan wanita Sulawesi Selatan. Gandrang Pakarena, adalah tampilan kaum pria Sulawesi Selatan yang keras. Ragam gerak tari pakarena ·
Sambori’na (berteman)
·
Ma’biring kassi’ (bermain ditepi pantai)
·
Anging kamalino (angin tanpa berhembus)
·
Digandang (berulang-ulang)
·
Jangan lea-lea (ayam yang mundur-mundur sementara berkelahi)
·
Iyale’ (sebelum menyanyi ada seperti aba-aba) nyanyian tengah malam
·
So’naya (yang bermimpi)
·
Lambbasari (hati timur)
d. Properti Properti dalam tari pakarena adalah : -
Kipas
-
Baju pahang
-
Sampur
-
Gelang khas sulawesi
-
Kalung
e. Rias Dan Busana Sedangkan kostum dari penarinya adalah, baju pahang (tenunan tangan), lipa’ sa’be (sarung sutra khas Sulawesi Selatan), dan perhiasan-perhiasan khas Kabupaten Selayar Kipas berukuran besar. Tatanan rambut penari tari pakarena adalah digelung dengan tambahan hiasan khas sulawesi yang meperindah tampilan rambut penari. f. Iringan Iringan yang digunakan dalam tari pakarena bersumber dari pukulan 2 (dua) kepala drum (gandrang) dan sepasang instrument alat semacam suling (puik-puik). Dan termasuk dalam sumbermusik eksternal. 7. Tempat dan waktu pertunjukan a. Latar Tempat pertunjukan tari pakarena dilakukan di panggung.Waktu pertunjukan biasanya dilakukan semalam suntuk, atau bila dalam acara-acara pertunjukan waktu dapat disesuaikan. b. Tata cahaya Tata cahaya yang digunakan dalam pertunjukan tari pakarena adalah main light. Artinya pencahayaan dilakukan untuk keseluruhan bagian panggung. Hal ini bertujuan agar, penikmat pertunjukan dapat melihat seluruh penari dan keadaan panggung. c. Tata pentas Tata pentas atau tata panggung adalah penataan atau hiasan dekorasi pada panggung, fungsinya untuk memperindah panggung. Tari pakarena dipentaskan di panggung dengan dekorasi hiasan yang sangat kental dengan budaya sulawesi. Selain itu, dalam panggung juga tersedia seperangkat gamelan yang berfungsi sebagai sumber suara untuk memeriahkan suasana. Biasanya dalam pertunjukan atau pentas tari pakarena terdapat dua orang sinden yang mengiringi tari. B. Kritik Tari Pakarena 1. Keterkaitan antar unsur Tema tari pakarena adalah Cerita rakyat,yang mengisahkan seorangbidadari yang turun dari langit untuk untuk memberikan petunjuk kepada manusia di bumi. Tari pakarena selalu dimainkan oleh perempuan dewasa ataupun remaja dengan jumlah lebih dari dua orang. tari pakarena identik dengan kipas dan sampur yang merupakan salah satu perlengkapan yang diwajibkan. Dalam tari pakarena gerakan yang dimainkan dengan lemah lembut yang menggambarkan sosok bidadari dengan kelembutannya. 2. Kelebihan tari pakarena
a. Antara gerak dengan ketukan musik yang dimainkan dalam tari ini sangat kompak sehingga menjadikan tarian ini enak untuk dinikmati. b. Memiliki aturan yang cukup unik, seperti tidak diperkenankan membuka mata terlalu lebar, kaki tidak boleh diangkat terlalu tinggi dan sebagainya. c. Kesatuan sntara irama gendang dan alunan puik-puik sangat harmonis, sehingga menimbulkan kekhasan tersendiri. d. Dalam tarian ini tidak hanya penari yang melakukan gerakan, tetapi pemain alat musikpun juga ikut bergerak menggeleng-gelengkan kepala. Sehingga terkesan bukan hanya penari yang menguasai pertunjukan. e. Sinden dapat menyanyikan tembangnya dengan baik,dan dapat menyatu antara musik dengan baik. 3. Kekurangan tari pakarena a. Gerakan yang seolah olah sama dan di ulang-ulang membuat penikmatnya bosan, ditambah lagi dalam tarian ini tidak ada seuah kejutan (klimaks) yang dapat membuat penasaran penonton. b. peralatan musik yang digunakan masih sangat sederhana. Sehingga efek suara yang dihasilkan terlalu sederhana. c. Penari dalam video tersebut terlalu berumur, yang kurang menampakkan seorang bidadari dengan kecantikannya. Jika saja penarinya diganti dengan gadis-gadis yang masih perawan atau masih kelihatan muda dan cantik, pasti tarian ini akan kelihatan lebih indah.