1. Tari Topeng
Merujuk kepada sejarah, pagelaran Tari Topeng diawali di Cirebon tepatnya pada abad ke-19 yang dikenal dengan Topeng Bahakan. Menurut T. Tjetje Somantri (1951) daerah Jawa Barat antara lain Sumedang, Bandung, Garut dan Tasikmalaya pada tahun 1930 didatangi oleh rombongan topeng berupa wayang wong dengan dalangnya bernama Koncer dan Wentar. Berdasarkan data historis inilah teori awal munculnya tari topeng ke Jawa Barat (Priangan) ditetapkan sebagai awal perkembangan Tari Topeng Priangan. 2. Tari Wayang Tari wayang mulai dikenal masyarakat pada masa kesultanan Cirebon pada abad ke-16 oleh Syekh Syarif Hidayatullah, yang kemudian disebarkan oleh seniman keliling yang datang ke daerah Sumedang, Garut, Bogor, Bandung dan Tasikmalaya. Berdasarkan segi penyajiannya tari wayang dikelompokkan menjadi 3 bagian antara lain, yaitu: tari Tunggal, Tari Berpasangan dan Tari Massal. Tari wayang memiliki tingkatan atau jenis karakter yang berbeda misalnya karakter tari pria dan wanita. Karakter tari wanita terdiri dari Putri Lungguh untuk tokoh Subadra dan Arimbi serta ladak untuk tokoh Srikandi.
3. Tari Kursus Tari Kursus merupakan perkembangan dari tari Tayub yang tumbuh dan berkembang pada masa keemasan kaum bangsawan tempo dulu.Tari kursus berdiri pada 1927 yang dikenal dengan nama perkumpulan Wirahmasari pimpinan R. Sambas Wirakusumah dari Ranca Ekek Bandung. Tari Kursus merupakan salah satu tarian yang diajarkan secara sistematis dan mempunyai patokan atau aturan tertentu dalam cara membawakannya.
4. Tari Ketuk Tilu Tari Ketuk Tilu merupakan salah satu tari tradisional dari Jawa Barat yang khususnya ada pada wilayah Priyangan, Bogor, serta Purwakarta. Pada pementasan tari ketuk tilu pertama-tama dilakukan tatalu yaitu dengan membunyikan alat musik untuk memanggil penonton, kemudian akan diawali dengan tari pembuka, penari wanita (ronggeng) memasuki gelanggang, menari mengitari lampu oncor, dengan gerakan tari yang disebut jejangkungan dan wawayangan, untuk gerakan sudah ditata terlebih dahulu dengan irama lambat. Kemudian dilakukan tarian bersama antara ronggeng dengan penonton laki-laki. Acara puncaknya disebut perembut ronggeng, penonton berebut untuk dapat menari dengan ronggeng pilihan mereka 5. Tari Jaipong Pada dasarnya tari jaipong merupakan tari ketuk tilu. Tarian ini merupakan hasil kreativitas seniman Jawa Barat Gugum Gumbira. Awal perkembangan tari ini disebut ketuk tilu. Tari jaipongan yang pertama kali dikenal oleh masyarakat adalah tari “Daun Pulus Keser Bojong” dan “Rendeng Bojong”. Keduanya merupakan jenis tari putri dan tari berpasangan. 6. Tari Sampiung
Tari tradisional yang diberi nama sampiung disebabkan karena lagu yang mengiringinya berjudul sampiung. Tari sampiung ini disebut juga tari ngekngek, karena waditra pengiringnya berupa tarawangsa (alat gesek mirip rebab) yang biasa disebut ngek-ngek. Sebagian orang juga menyebutnya tari jentreng karena salah satu musik pengiringnya adalah jentreng. 7. Tari Sintren Tarian tradisional Jawa Barat yang berasal dari Cirebon adalah tari sintren, tarian ini disebut juga dengan lais, yaitu bentuk tari-tarian dengan aroma mistis yang bersumber dari cerita cinta Sulasih dan Sulandono.
8. Tari Merak
tari merak
Tari merak berasal tanah Pasundan, tarian ini dibuat oleh Raden Tjetje Somantri yang terinspirasi dari burung merak, karena sejak zaman dulu Merak menandakan sebuah mahkota. Tidak banyak sejarah dari tari merak, penari hanya menari dan melenggak lenggok sembari mengibaskan sayapnya bak seekor burung merak. Walau begitu tarian ini mengutamakan keindahan dan kecantikan.Tidak heran bila semua orang yang melihat terkagum-kagum dengan tarian ini. Untuk membedakan tarian ini sangat gampang, ciri khasnya seorang penari menggunakan mahkota, dan berpakaian seperti kamben namun coraknya seperti burung merak. Di zaman yang sudah canggih ini, kamu bisa gampang memesan atau langsung membeli 1 set pakaian tari merak dengan harga 2-4 juta. Jumlah penari biasanya 3 orang, namun terkadang hanya beranggotakan 2 orang saja, bisa ditarikan dengan berpasangan. Musik pengiringnya adalah gamelan. Bagusnya, tarian ini termasuk tarian yang sangat terkenal di luar negeri, kita patut membudidayakan kesenian tanah air kita salah satunya tarian tradisional masing-masing daerah. 9. Tari Buyung
tari buyung Tari Buyung berasal dari Kuningan, Jawa Barat. Kata Buyung sendiri mengandung artian jenis tanah liat yang digunakan oleh wanita zaman dulu untuk mengambil air. Tarian ini tercipta oleh Emalia Djatikusumah, biasanya tarian ini diadakan saat upacara seren tahun. Uniknya selama menari, para penari akan menopang tanah liat berbentuk mirip kendi, biasanya orang zaman dulu menyebutnya ‘buyung’, buyung tersebut ditaruh diatas kepala namun tidak boleh jatuh. Konon katanya tiap gerakan tari buyung ada maknanya, karena para penari akan melewati sesi dimana mereka menari diatas kendi dengan membawa buyung diatas kepala. Makna yang tersirat dari gerakan ini adalah seperti semboyan yang sering kita dengar yang berbunyi ‘dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung’ Sangat dalam kan maknanya? Itulah tari buyung. Tari buyung biasanya ditarikan oleh para wanita, biasanya oleh 12 orang. Kostum yang digunakan biasanya kebaya dilengkapi dengan selendang.
10. Tari Ronggeng Bugis
Tari Ronggeng Bugis Tari Ronggeng Bugis berasal dari Cirebon, Jawa Barat. Ronggeng disini artinya penari laki-laki yang berpakaian wanita, dan ‘bugis’ adalah salah satu ras di daerah Sulawesi Selatan. Tarian tersebut bertemakan komedi dan ditarikan oleh 12 hingga 20 orang laki-laki. Dalam tarian ini para penari akan menggunakan make up tebal, bukan untuk terlihat cantik, namun untuk memberi kesan lucu. Bisa dilihat sendiri di gambar kalau make up yang digunakan seperti topeng. Sejarah singkat tarian ini adalah ketika kerajaan Cirebon menyuruh temannya dari ras Bugis mematamatai musuhnya. Musik yang digunakan untuk melatar belakangi tarian ini antara lain gong kecil, kecrek, dan kelenang.