Tanaman Obat Keluarga.docx

  • Uploaded by: idham
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tanaman Obat Keluarga.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,101
  • Pages: 17
TUGAS PLH Lezettho Bittikaka XI IPA 1

SMAN 1 KENDARI TAHUN AJARAN 2011/2012

TANAMAN OBAT KELUARGA

A. Pengertian Tanaman obat keluarga, atau yang sering disingkat dengan toga, merupakan istilah yang merujuk kepada sekumpulan spesies tumbuhan yang memiliki kandungan yang berfungsi sebagai obat bagi kehidupan manusia. Istilah toga merupakan revolusi dari istilah sebelumnya yaitu apotek hidup, karena kesepakatan dari seluruh pakar kesehatan dan etimolog untuk mengefektifkan pengertian dari tanaman obat. Toga dapat dijadikan tanaman pekarangan karena tidak mengganggu nilai ekologis dan struktur tanah dari pekarangan. Namun, tidak jarang banyak tanaman obat tumbuh di luar pekarangan, seperti hutan, pinggir sungai, gunung, hingga ke tepi jalan, namun tidak terlalu diperhatikan karena sedilit orang yang mengetahui khasiat obatnya. Toga memiliki kemampuan untuk mengobati dikarenakan oleh kandungannya. Setiap jenis toga memiliki jenis kandungan yang berbeda sehingga khasiat pun masing-masing berbeda. Di setiap bagian dari satu individu toga juga memiliki kandungan yang berbeda-beda, bahkan ada yang salaing bertolak belakang dari segi fungsinya. Misalkan, walaupun batangnya memiliki kandungan obat, tidak menutup kemungkinan bahwa buah dari tanaman itu beracun. Selain itu, untuk memperoleh kandungan yang benar-benar mengobati, dibutuhkan teknik pengolahan yang benar dan baik sesuai dengan jenis dan bagian tumbuhan yang akan diolah. Jika pengolahannya tidak benar ataupun tidak baik, kandungan yang mengobati tersebut dapat berubah menjadi kandungan yang mematikan. Oleh Karen itu, haruslah berhati-hati dalam memperhatikan dan mengolah tanaman obat tersebut. B. Macam-macam Toga 1. Kayu Manis Cina

Kayu manis cina (Cinnamomum cassia Presl) merupakan tanaman yang secara morfologis terlihat sama dengan kayu manis biasa, namun perbedaannya terdapat pada kulit kayunya yang terasa pedas dan sedikit toksik sehingga penderita pendarahan dilarang untuk konsumsi. Tanaman ini memiliki khasiat untuk melancarkan peredaran darah , menghilangkan sakit , menambah napsu makan ( stomakik ) peluruh kentut ( karminatif ), Peluruh keringat ( diaforetik ) mengendurkan otot ( muscle relaxant ) , menghangatkan dan melancar - kan sirkulasi di meridian , melancarkan pernapasan. Adapun untuk memperoleh khasiatnya cukup dengan menyeduh kulit kayunya seberat 0,5-2,5 gram dengan air hangat dan diminum dua kali sehari. 2. Kesumba

Kesumba merupakan tumbuhan perdu , tinggi 2 - 9 m , mempunyai daun tunggal bertangkai panjang , bentuknya bulat telur , ujung runcing , pangkal rata kadang berbentuk jantung , tepi rata , panjang 8 - 20 cm , lebar 5 - 12 cm , dan warna hijau berbintik merah . Bunga tumbuhan ini berwarna merah muda atau putih , diameter 4 - 6 cm . Buahnya seperti buah rambutan , tertutup rambut sikat berwarna merah tua atau hijau , pipih , panjang 2 - 4 cm dan berisi banyak biji kecil berwarna merah tua. Tumbuhan ini hidup di ketinggian 0-1200 dpl dengan cahaya matahari yang cukup. Tanaman ini berkhasiat diuretic dan mengobati masuk angin. 3. Ketepang Kecil

Tanaman berupa perdu kecil yang tumbuh tegak dengan tinggi sekitar 1 m . Tumbuh liar di pinggir kota , daerah tepi sungai , semak belukar dan kadang - kadang ditanam sebagai tanaman hias . Batangnya lurus , pangkal batang berkayu , banyak bercabang , daerah ujung batang berambut jarang . Daun letak berseling , berupa daun majemuk menyirip ganda terdiri dari 3 pasang anak daun yang bentuknya bulat telur sungsang , panjang 2 - 3 cm , lebar 1 1/2 - 3 cm ujung agak membulat dan pangkal daun melancip , warna hijau , permukaan bawah daun berambut halus . Bunganya banyak berwarna kuning tersusun dalam rangkaian tandan yang tumbuh pada ketiak daun . Buahnya buah polong berkulit keras berisi 20 - 30 biji yang bentuknya lengkung berwarna coklat kuning mengkilat . Tanaman perdu ini berasal dari Amerika tropik dan menyukai tempat terbuka atau agak teduh dapat tumbuh di dataran rendah sampai 800 m di atas permukaan laut . Kegunaan : 1. Radang mata merah, luka kornea (ulcus cornea), rabun senja, glaucoma. 2. Tekanan darah tinggi. 3. Hepatitis , cirrhosis , ascites ( Perut busung air ) . 4. Sulit buang air besar ( habitual constipation) Pemakaian : 5 - 15 gram direbus , minum atau dijadikan bubuk untuk pemakaian luar . 4. Kucing-kucingan

Kucing - kucingan merupakan gulma yang sangat umum ditemukan tumbuh liar di pinggir jalan , lapangan rumput , maupun di lereng gunung . Herba semusim , tegak , tinggi 30 - 50 cm , bercabang dengan garis memanjang kasar , berambut halus . Daun tunggal , bertangkai panjang , letak tersebar . Selaian daun berbentuk bulat telur sampai lanset , tipis , ujung dan pangkal runcing , tepi bergerigi , panjang 2,5 - 8 cm , lebar 1,5 - 3,5 cm , berwarna hijau . Bunga majemuk , berkelamin satu , keluar dari ketiak daun , kecil - kecil , dalam rangkaian berbentuk bulir . Buahnya buah kotak , bulat , hitam . Biji bulat panjang , berwarna cokelat . Akarnya akar tunggang , berwarna putih kotor . Akar tumbuhan ini sangat disukai oleh kucing dan anjing , yang dikonsumsi dengan cara dikunyah . Kucing-kucingan dapat diperbanyak dengan biji . Herba ini berkhasiat antiradang , antibiotik , peluruh kencing ( diuretik ) , pencahar , dan penghenti perdarahan ( hemostatis ) .

5. Kunci Pept

Kunci pepet atau kunir putih sering disebut " kunyit putih " atau "Curcuma alba " , sebutan nama latin yang salah . Karena daunnya bercorak indah dan tumbuhnya tidak tinggi maka sosoknya menyerupai tanaman hias sehingga sering ditanam di pekarangan atau di dalam pot . Kunci pepet juga bisa ditemukan tumbuh liar di beberapa tempat di bagian timur Jawa sampai ketinggian kurang dari 750 m dpl . Selain digunakan sebagai campuran jamu tradisional , kunci pepet juga sering digunakan untuk kosmetika tradisional . Ada dua fase tumbuh kunci pepet . Yang pertama ; disebut fase vegetatif , yaitu pertumbuhan normal seperti biasa dengan daun dan batang semu ;

Yang kedua ; yaitu fase generatif . Pada fase ini yang terlihat hanya bunga-bunganya saja . Tanaman ini terdapat pada dataran rendah dengan ketinggian kurang dari 750 m dpl . Banyak ditemukan di Sumatera dan Jawa . Selain itu , juga ditemukan di India , Srilangka , dan Malaysia . Terna tahunan dengan tinggi 30 - 70 cm ini tumbuh merumpun dengan batang semu yang tumbuh dari rimpangnya . Daun tunggal , helaian daun berbentuk lanset , panjang 20 - 30 cm , lebar 7,5 - 10 cm , ujung runcing , pangkal berpelepah , tepi rata , warnanya hijau muda dengan bagian tengah bercorak warna cokelat . Bunga keluar dari rimpang dengan batang semu yang amat pendek . Bunga bisa tumbuh menggerombol , sering mekar beberapa kuntum sekaligus , warnanya ungu muda kemerahan . Akarnya berdaging membentuk rimpang yang tidak terlalu besar , yaitu seukuran telur puyuh . Dari rimpang induk keluar akar - akar kasar yang ujungnya terdapat anakan rimpang yang berair dan tampak tumbuh menggerombol menutupi rimpang induk . Jika rimpang dibelah terlihat warnanya putih pucat , berserat halus , dan rasanya pahit . Jika telah keluar bunga , menandakan rimpang siap di panen . Umbi muda bisa dijadikan lalap . Perbanyakan dengan rimpang . Cara Pemakaian ; Untuk pemakaian luar , gunakan parutan rimpang untuk menurap bagian tubuh yang memar , keseleo , dan bisul yang sulit pecah . Setelah digiling halus menjadi serbuk , rimpang induk yang telah dikeringkan bisa digunakan sebagai bedak .

6.

Bangle tumbuh di daerah Asia tropika, dari India sampai Indonesia. Di Jawa dibudidayakan atau di tanam di pekarangan pada tempat-tempat yang cukup mendapat sinar matahari, mulai dari dataran rendah sampai 1.300 m dpi. Pada tanah yang tergenang atau becek, pertumbuhannya akan terganggu dan rimpang cepat membusuk. Herba semusim, tumbuh tegak, tinggi 1-1,5 m, membentuk rumpun yang agak padat, berbatang semu, terdiri dari pelepah daun yang dipinggir ujungnya berambut sikat. Daun tunggal, letak berseling. Helaian daun lonjong, tipis, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi rata, berambut halus, jarang, pertulangan menyirip, panjang 23-35 cm, lebar 20-40 mm, warnanya hijau. Bunganya bunga majemuk, bentuk tandan, keluar di ujung batang, panjang gagang sampai 20 cm. Bagian yang mengandung bunga bentuknya bulat telur atau seperti gelendong, panjangnya 6-10 cm, lebar 4-5 cm. Daun kelopak tersusun seperti sisik tebal, kelopak bentuk tabung, ujung bergerigi tiga, warna merah menyala. Bibir bunga bentuknya bundar memanjang, warnanya putih atau pucat. Bangle mempunyai rimpang yang menjalar dan berdaging, bentuknya hampir bundar sampai jorong atau tidak beraturan, tebal 2-5 mm. Permukaan luar tidak rata, berkerut, kadang-kadang dengan parut daun, warnanya coklat muda kekuningan, bila dibelah berwarna kuning muda sampai kuning kecoklatan. Rasanya tidak enak, pedas dan pahit. Bangle digolongkan sebagai rempah-rempah yang memiliki khasiat obat. Panenan dilakukan setelah tanaman berumur satu tahun. Perbanyakan dengan stek rimpang.

CARA PEMAKAIAN: 1. Demam, masuk angin. 15 g rimpang bangle yang segar dicuci lalu diparut. Tambahkan 1/2 cangkir air panas dan 2 sendok makan madu. Diaduk merata lalu diperas dan disaring, minum. Lakukan 2 kali sehari. 2. Perut mules: Rimpang bangle, rimpang jahe, kencur dan lempuyang wangi, masing-masing 1/2 jari tangan dicuci lalu diiris tipis-tipis. Rebus dengan 1 gelas air bersih sampai tersisa 1/2 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum. 3. Sakit kepala karena demam: Rimpang segar secukupnya dicuci bersih lalu diparut. Tambahkan sedikit air sampai menjadi adonan seperti bubur. Dipakai sebagai pilis pada dahi. 4. Sakit kuning: 1/2 jari rimpang bangle dicuci bersih lalu diparut. Tambahkan air masak dan madu masing-masing 1 sendok makan. Peras dan saring, minum. Lakukan 2 kali sehari. 5. Nyeri sendi (rheumatism): Rimpang segar secukupnya dicuci Ialu diparut, tambahkan arak sampai menjadi adonan seperti bubur encer. Borehkan kebagian sendi yang sakit. 6. Mengecilkan perut setelah melahirkan: Rimpang bangle secukupnya dicuci lalu diparut, borehkan pada perut. 7. Cacingan: 3 jari rimpang bangle, 2 jari temu hitam, 5 biji ketumbar dan 5 lembar tangkai daun sirih dicuci lalu diiris tipis-tipis, kemudian ditumbuk halus. Tambahkan 1/ 2 cangkir air masak, diaduk merata lalu diperas dan disaring. Minum. 8. Radang seiaput lendir mata: Rimpang bangle dan kunyit sebesar 1 buku jari tangan dan 13 butir jinten hitam dicuci bersih lalu dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 1 gelas air bersih sampai tersisa setengahnya. Setelah dingin disaring, minum. 9. Kegemukan / mengurangi lemak tubuh: a. Sepotong rimpang bangle dan 7 lembar daun jati belanda dicuci lalu direbus dengan 1,5 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 2 kali minum. Pagi dan sore hari. b. 1/2 jari rimpang bangle, 1/2 jari rimpang temu giring, 3/4 jari rimpang lempuyang wangi, 1/4 genggam daun kemuning, 1/4 genggam daun jati belanda, 3 jari gula enau, dicuci dan dipotongpotong seperlunya. Rebus dengan 4 1/2 gelas air bersih sampai tersisa 1/2-nya. Setelah dingin disaring, minum. Sehari 3 x 3/4 gelas. c. Rimpang bangle dan rimpang temu hitam, masing-masing 1/2 jari tangan, dicuci lalu diparut. Tambahkan 1 sendok makan air jeruk nipis dan 2 sendok makan madu, aduk merata sambil diremas-

remas. Peras dan saring, minum. Lakukan 2-3 kali sehari. 7. Temu Putih

Temu putih banyak ditanam di ladang dan merupakan tumbuhan semak tinggi, yakni setinggi dua meter. Tumbuh di daerah tropis, 750 m dpI di Jawa dibudidayakan sebagai tanaman obat, di bawah naungan. Waktu berbunga Agustus – Mei. Temu putih ini tumbuh di tanah yang gembur, subur, mengandung bahan organic yang tinggi, drainase yang baik, dan baik pula di tanam pada tanah yang mempunyai pH 5,6-7,8. Tanaman temu putih ini cocok di tanam dalam ruangan, atau seperti di atas dikatakan, di bawah naungan, memtuhkan air, tetapi jangan terlalu banyak. Daerah persebarannya, selain di Indonesia (Jawa), India, juga dapat ditemui di Florida, Georgia, Lousiana, Mississipi, Texas, Virginia, dll. Temu putih banyak terdapat di ladang, merupakan semak yang tinggi. Tumbuh di daerah tropis dengan ketinggian 750 dpl. Temu putih tumbuh di tanah yan gembur, mengandung bahan organic tinggi dan di tanah yang memiliki pH 5,6-7,8. Batangnya semu, berbentuk silindris, lunak. Batang di dalam tanah membentuk rimpang berwarna hijau pucat. Herba setahun, dapat lebih dari 2 m. Batang sesungguhnya berupa rimpang yang bercabang di bawah tanah, berwama coklat muda coklat tua, di dalamnya putih atau putih kebiruan, memiliki umbi bulat dan aromatilc. Daun tunggal, lonjong, di bagian ujung meruncing, sedangkan di pangkal tumpul. Panjang daun bisa mencapai 0,6-1 meter dan lebar 10-20 sentimeter. Pelepah daun membentuk batang semu, berwarna hijau coklat tua, helaian 2-9 buah, bentuk memanjang lanset 2,5 kali lebar yang terlebar, ujung runcing-meruncing, berambut tidak nyata, hijau atau hijau dengan bercak coklat ungu di tulang daun pangkal, 43-80 cm atau lebih. Pertulangan menyirip, tipis, berbulu halus, hijau dan bergaris ungu. Daun pelindung berjumlah banyak, spatha dan brachtea; rata-rata 3-8 x l,53,5cm. Bunga majemuk, di ketiak daun, panjang 7-15 sentimeter. Bunga majemuk susunan bulir,diketiak rimpang primer, tangkai berambut. Benang sari melekat pada mahkota dengan panjang sekitar 0,5 sentimeter, tangkai putik panjang dua sentimeter,. Benang sari 1 buah, tidak sempuma, bulat telur terbalik, kuning terang, 12-16 x 10115 mm, tangkai 3 5 x 2-4 mm, kepala sari putih, 6 mm. Kelopak 3 daun, putih atau kekuningan, bagian tengah merah atau coklat kemerahan, 3 -4 cm. Mahkota: 3 daun, putih kemerahan, tinggi rata-rata 4,5 cm mahkota lonjong panjang 7-15

sentimeter. Bibir bibiran membulat atau bulat telur terbalik, ujung 2 lobe, kuning atau putih, tengah kuning atau kuning jeruk, 14-18 x 14-20 mm. Buah berbentuk kotak, bulat. Rimpang dan daun Curcuma zedoaria mengandung saponim, flanoida, dan polifenol. Temu putih mempunyai anatomi dan struktur yang hampir sama dengan temu lawak (Curcuma xanthorrhiza). Yang membedakan keduanya adalah rhizomanya yang lebih besar dan berwarna putih. Rizomnya berasa pahit, dan rhizomanya inilah yang dijadikan ramuan dalam obat-obatan. Memiliki epidermis yang bergabus, terdapat sedikit rambut yang berbentuk kerucut, bersel satu. Hipodermis agak menggabus, di bawahnya terdapat periderm yang kuang berkembang. Korteks dan silinder pusat parenkimatik, terdiri dari sel parenkim berdinding tipis berisi butir pati; dalam parenkim tersebar banyak sel minyak yang berisi minyak berwarna putih dan zat berwarna putih, juga terdapat idioblast berisi hablur kalsium oksalat berbentuk jarum kecil. Butir pati berbentuk pipih, bulat panjang sampai bulat telur memanjang, lamella jelas, hilus di tepi. Berkas pembuluh tipe koleteral, tersebar tidak beraturan pada parenkim korteks dan pada silinder pusat; berkas pembuluh di sebelah dalam endodermis tersusun dalam lingkaran dan letaknya lebih berdekatan satu dengan yang lainnya; pembuluh didampingi oleh sel sekresi, berisi zat berbutir berwarna coklat yang dengan besi (III) klorida LP menjadi lebih tua. Rimpang Curcuma zedoaria berkhasiat untuk pelega perut, nyeri waktu haid, tidak datang haid, pembersih darah setelah melahirkan, memulihkan gangguan pencernaan makanan, sakit perut, rasa penuh dan sakit di dada, limpa, antikanker, atasi kista, dll. Untuk mengolahnya menjadi obat, umbinya yang mengandung saponi, flavonoida, dan polifenol dapat diparut ter,ebih dahulu. Setelah itu diperas dan disaring. Campurkan ke dalam air panas mendidih agar melarut dengan sempurna. Bisa diminum dan dicampur sedikit gula agar rasanya enak. Temu putih memiliki sifat antikanker lewat kerja imunomodulator. Ekstraknya akan memperbanyak jumlah limfosit, meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker (natural killer) dan sintetis antibodi spesifik. Sifat-sifat ini akan menguatkan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virus maupun sel kanker.

8. Kencur

Kencur (Kaempferia galanga L.) adalah salah satu jenis empon-empon/tanaman obat yang tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Rimpang atau rizoma tanaman ini mengandung minyak atsiri dan alkaloid yang dimanfaatkan sebagai stimulant. Kencur merupakan temu kecil yang tumbuh subur di daerah dataran rendah atau pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak terlalu banyak air. Jumlah helaian daun kencur tidak lebih dari 2-3 lembar dengan susunan berhadapan. Bunganya tersusun setengah duduk dengan mahkota bunga berjumlah antara 4 sampai 12 buah, bibir bunga berwara lembayung dengan warna putih lebih dominan.

Tumbuhan ini tumbuh baik pada musim penghujan. Kencur dapat ditanam dalam pot atau di kebun yang cukup sinar matahari, tidak terlalu basah dan di tempat terbuka. Berbagai resep masakan tradisional Indonesia dan jamu menggunakan kencur sebagai komponennya. Kencur dipakai orang sebagai tonikum dengan khasiat menambah nafsu makan sehingga sering diberikan kepada anakanak. Jamu beras kencur sangat populer sebagai minuman penyegar pula. Berdasarkan analisis laboratorium, minyak atsiri dalam rimpang kencur mengandung kurang lebih 23 macam senyawa. Tujuh belas di antaranya mengandung senyawa aromatic, monoterpena, dan seskuiterpena. Nah, yang disebut terakhir ini punya efek mengurangi dan menghilangkan rasa nyeri (daya analgesic). Kencur juga bersifat stimulant, sehingga bisa sebagai penambah tenaga. Selain itu juga bersifat karminatif atau meluruhkan angina, jadi menghilangkan kembung di perut. Di Cina, kencur digunakan untuk obat berbagai penyakit, selain sakit gigi juga memar, nyeri dada, sakit kepala, dan sembelit. Kabarnya, kencur juga bisa untuk mengobati tetanus, radang lambung, muntah-muntah, panas dalam, serta keracunan. Secara garis besar khasiat tanaman kencur adalah : 1. Expentorasia yaitu untuk menyembuhkan batuk dengan cara mengencerkan dahak serta memudahkan keluarnya dahak. 2. Dinretioca yaitu untuk memperlancar proses pengeluaran urine (air kencing). 3. Carminativa yaitu untuk membantu proses pengeluaran angin dari dalam perut akibat perut kembung/masuk angin. 4. Stimulansia yaitu untuk membangkitkan atau memberikan rangsangan. 5. Protection yaitu untuk memberikan perlindungan pada pakaian atau buku dari gangguan serangga. Berikut ini adalah cara pemanfaatan kencur berdasarkan penyakit yang dapat diatasinya: 1. Influenza pada Bayi Bahan: 1 rimpang kencur sebesar ibu jari dan dua lembar daun kemukus (lada berekor/cubeb). Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk halus, kemudian ditambah beberapa sendok air hangat. Cara menggunakan: dioleskan/dibobokkan diseputar hidung. 2. Sakit Kepala Bahan: 2-3 lembar daun kencur. Cara Membuat: daun kencur ditumbuk sampai halus. Cara menggunakannya: dioleskan (sebagai kompres/pilis) pada dahi. 3. Keseleo Bahan: 1 potong rimpang kencur dan beras yang sudah direndam air. Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk halus dan diberi air secukupnya. Cara menggunakan: dioleskan/digosokkan pada bagian yang keseleo sebagai bedak. 4. Menghilangkan lelah

Bahan: 1 rimpang besar kencur, 2 sendok beras digoreng tanpa minyak (sangan) dan 1 biji cabai merah. Cara membuat: semua bahan tersebut direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring. Cara menggunakan: diminum sekaligus dan diulangi sampai sembuh. Untuk pria dapat ditambah dengan 1 potong lengkuas dan tepung lada secukupnya. 5. Radang Lambung Bahan: 2 rimpang kencur sebesar ibu jari. Cara membuat: kencur dikuliti sampai bersih dan dikunyah. Cara menggunakan: ditelan airnya, ampasnya dibuang, kemudian minum 1 gelas air putih, dan diulangi sampai sembuh. 6. Batuk a. Bahan: 1 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya. Cara membuat: kencur diparut, kemudia ditambah 1 cangkir air hangat, diperas dan disaring. Cari menggunakan: diminum dengan ditambah garam secukupnya. b. Bahan: 1 rimpang kencur sebesar ibu jari. Cara membuat: kencur dikuliti sampai bersih dan dikunyah. Cara menggunakan: airnya ditelan, ampasnya dibuang. Dilakukan setiap pagi secara rutin. 7. Memperlancar Haid Bahan: 2 rimpang kencur sebesar ibu jari, 1 lembar daun trengguli, 1 biji buah cengkeh tua, adas pulawaras secukupnya. Cara membuat: kencur dicincang, kemudian dicampur dengan bahan lain dan direbus bersama dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas, kemudian disaring. Cara menggunakan: diminum sekali sehari 2 cangkir. 8. Radang Anak Telinga Bahan: 2 rimpang kencur sebesar ibu jari dan setengah biji buah pala. Cara Membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk halus dan diberi 2 sendok hangat. Cara menggunakan: dioleskan/dibobokkan di seputar hidung. 9. Menghilangkan darah kotor Bahan: 4 rimpang kencur sebesar ibu jari, 2 lembar daun trengguli, 2 biji cengkeh kering, adas pulawaras secukupnya. Cara membuat: semua bahan tersebut direbus bersama 1 liter air sampai mendidih kemudian disaring. Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari secara teratur. 10. Mata Pegal Bahan: 1 potong rimpang kencur. Cara membuat: kencur dibelah menjadi 2 bagian. Cara menggunakan: permukaan yang masih basah dipakai untuk menggoasaok pelupuk mata. 11. Diare a. Bahan: 2 rimpang kencur sebesar ibu jari. Cara membuat: kencur diparut, kemudian ditambah 1 cangkir air hangat, diperas dan disaring. Cara menggunakan: dioleskan pada perut sebagai bedak. b. Bahan: 2 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya. Cara membuat: kencur diparut, kemudian ditambah garam secukupnya. Cara menggunakan: dioleskan pada perut sebagai bedak. 12. Masuk Angin Bahan: 1 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya. Cara membuatnya: kencur dikuliti bersih. Cara menggunakannya: kencur dimakandengan garam secukupnya, kemudian minum 1 gelas air putih. Dapat dilakukan 2 kali sekali.

9. Ganyong

Tumbuhan semak berbatang basah yang bersifat merumpun dan menahun, berbatang lunak, tumbuh tegak dengan tinggi 0,9-1,8 meter, bentuk batang bulat sampai agak pipih dan merupakan kumpulan pelepah daun yang secara teratur dan saling tumpang tindih hingga disebut batang semu atau batang palsu. Daun tumbuhan ini lebar hijau atau kemerah-merahan, bentuk daun elips, memanjang. Bunga ganyong berbentuk terompet. Buah berbentuk bulat kecil, kulit berbintil-bintil halus, didalam buah terdapat rongga-rongga tempat menempelnya biji. Umbi tumbuhan ini umumnya berukuran panjang 60 cm dan diameternya 10 cm, berdaging tebal dan berwarna putih atau keungu-unguan. Digunakan untuk: Panas dalam: Umbi ganyong 30 g; Rimpang temu lawak 30 g; Air 700 ml, Direbus sampai mendidih selama 15 menit, Diminum hangat-hangat 2 kali sehari Radang saluran kencing Umbi ganyong 40 g; Daun kumis kucing 30 g; Akar alang-alang 20 g; Air 600 ml, Direbus sampai mendidih selama 15 menit, Diminum hangat-hangat pagi dan sore 10. Ganda Rusa

Tanaman perdu, tegak, tinggi lebih kurang 1,8 meter. Batang berkayu, segi empat, bercabang, beruas, berwarna cokelat. Daun tunggal, bentuk lanset, panjang 3-6 cm, lebar 1,5-3,5 cm, bertulang menyirip, warna hijau tua. Bunga majemuk, bentuk malai, panjang 3-12 cm, mahkota bentuk tabung, berbibir dua, berwarna ungu. Buah bentuk gada, berbiji empat, licin, masih muda berwarna hijau setelah tua hitam. Digunakan untuk: Memar:

Daun gandarusa segar beberapa helai; Minyak kelapa secukupnya, Dilayukan di atas api kecil, Ditempelkan pada kulit yang memar. Sakit kepala: Daun gandarusa segar beberapa helai; Lada beberapa butir; Air secukupnya, Dipipis hingga berbentuk pasta, Diborehkan pada pelipis dan dahi, bila perlu dibalut dengan kain basah; diulang setiap 3 jam. Rematik: Daun gandarusa segar beberapa helai; Daun kecubung segar beberapa helai; Lada hitam beberapa butir; Air secukupnya, Dipipis hingga berbentuk pasta, Diborehkan pada bagian yang nyeri; bila perlu dibalut dengan kain basah; diulang setiap 3 jam; tidak dianjurkan bagi ibu hamil.

11. Ciplukan

Ciplukan biasa disebut Physallis peruvianna L., atau Physallis angulata Linn atau Physallis minina Linn, termasuk famili tumbuhan Solanaceae. Tanaman ini dikenal dengan nama daerah Keceplokan, Nyornyoran atau Cecendet. Merupakan tumbuhan semusim, biasanya ditempat kosang yang tidak terlalu becek seperti pinggiran selokan, pinggir kebun dan lereng tebing sungai. Bisa tumbuh baik pada ketinggian 0 – 1800 m dpl. Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya. 1. Influenza dan Sakit tenggorokan – Tanaman 9 – 15 gram direbus air secukupnya dan diminum airnya. 2. Batuk Rejan (pertusis), Bronchitis, Gondongan - sama seperti pengobatan Influenza 3. Bisul – Daun Ciplukan 1/2 genggam dicuci, digiling halus lalu diturapkan pada bisul dan sekelilingnya, dibalut dan diganti 2x sehari. 4. Borok – sama seperti bisul, hanya ditambah air kapur sirih secukupnya. 5. Kencing Manis – Tanaman direbus 3 gelas air menjadi 1 gelas, saring dan minum. 6. Sakit paru-paru – Tanaman Ciplukan lengkap direbus dengan 3 – 5 gelas air mendidih, saring dan minum airnya 3 x sehari secangkir. 7. Ayan – Buah Ciplukan 8 – 10 buah dimakan tiap hari. 12. Bungur

Pohon, tinggi dapat mencapai 45 m, umumnya antara 25-30 meter, bercabang-cabang. Batang berwarna cokelat pucat sampai merah cokelat. Perbungaan berupa malai, berwarna ungu. Tumbuh di tanah gersang dan subur pada hutan atau tanaman pelindung tepi jalan pada dataran 1900 m dpl. Digunakan untuk: Kencing manis: Daun bungur segar 8 g; Biji kacang hijau 9 g; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 100 ml. 13. Bunga Pagoda

Perdu meranggas, tinggi 1-3 m. Batangnya dipenuhi rambut halus. Daun tunggal, bertangkai, letak berhadapan. Helaian daun berbentuk bulat telur melebar, pangkal daun berbentuk jantung, daun tua bercangap menjari, panjangnya dapat mencapai 30 cm. Bunganya bunga majemuk berwarna merah, terdiri atas bunga kecil-kecil yang berkumpul membentuk piramid, keluar dari ujung tangkai. Buahnya bulat. Digunakan untuk: Bisul daan Koreng: Daun bunga pagoda 7 lembar; Madu 25 ml; Air 110 ml, Direbus sampai mendidih selama 15 menit, Diminum pagi dan sore Wasir berdarah: Akar bunga pagoda 25 g; Air 110 ml, Direbus hingga mendidih, Diminum 2 kali sehari 14. Besaran

Tumbuhan ini merupakan perdu atau pohon yang tingginya 6-9 m. Daunnya berbentuk segitiga atau jantung, mudah luruh dari rantingnya. Buahnya bergugus, warnanya coklat tua kalau sudah masak. Daunnya digunakan untuk makanan ulat sutera. Digunakan untuk:

Hepatitis; kurang darah dan tekanan darah tinggi: Buah besaran 7-10 g; Air matang secukupnya, Dibuat jus, Diminum sehari 1 kali; diulang selama 14 hari Radang persendiaan dan nyeri pinggang: Ranting dan daun besaran 10 g; Air 110 ml, Diseduh, Diminum sehari 1 kali pada pagi hari, 100 ml 15. Bayam Duri

Bayam duri, acap dianggap sebelah mata. Di bandingkan bayam sayur biasa, meski rasanya sama, tumbuhan ini jarang disentuh. Padahal, banyak yang tidak menyadari, selain enak, tumbuhan ini penuh khasiat, menyembuhkan disentri, bisul, sampai keputihan. Bayam duri berasal dari suku Amaranthus. Masyarakat mengenalnya dengan bermacam nama. Di Lampung, bayam duri lebih dikenal dengan nama bayam kerui. Adapula yang mengenalnya senggang cucuk (Sunda), bayam eri, bayam raja, bayam roda, bayam cikron (Jawa), Ternyak duri, ternyak lakek (Madura). Di Bali, namanya Bayam Kikihan, Bayam siap, atau Kerug Pasih. Sedangkan di Minahasa bernama Kedawa Mawaw, karawa rap-rap, karawa in asu, korawa kawayo. Di Makasar namanya Sinau katinting, di Bugis bernama Podo Maduri. Tapi di Halmahera Utara bayam duri lebih dikenal dengan nama Maijanga atau ma hohoru, di Ternate namanya Baya, sedangkan di Loda bernama Loda. Sebagaimana tertulis dalam buku Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 1, karya dr Setiawan Dalimartha, Trubus Agriwidya, Jakarta, 1999, tersebut bahwa dengan memanfaatkan akarnya, banyak khasiat yang bisa diambil. Misalnya untuk pengobatan bisul yang keras, wasir (hemoroid), ekzema, gusi bengkak berdarah, malancarkan pengeluaran ASI ( laktagoga ), demam, kutil, luka bakr dan di gigit ular berbisa. Seluruh tumbuhan direbus, airnya selagi hangat di gunakan untuk merendam kaki yang pegal linu, dan reumatik. Tanaman ini mempunyai sifat masuk meridien jantung dan ginjal. Menghilangkan panas (anti piretik), peluruh kemih (diuretik), menghilangkan racun (anti-toksin) menghilangkan bengkak, menghentikan diare dan membersihkan darah. Tanaman ini juga bersifat : Rasa manis, pahit dan sejuk. Digunakan untuk Disentri : Akar segar 30 gr dicuci bersih, ditambah 15 gr gula enau dan air bersih secukupnya lalu direbus hingga sisa 1 gelas, minum sebelum makan Keputihan : Akar segar 30-60 gr, dicuci bersih ditambahkan sedikit gula batu, digodok dengan 3 gls air sampai 1 gls, disaring dan diminum. TBC Kelenjar : Akar segar 30-60 gr atau seluruh tumbuhan, dicuci bersih digodok air bersih dicampur arak secukupnya, diminum. Sakit kerongkongan : Akar segar 45 gr dicuci bersih, digodog dan diminum. Bisul : Daun segar secukupnya dicuci bersih lalu digiling halus, campurkan madu secukupnya menutupi bisul lalu dibalut. Sehari diganti 2x. Wasir : Segenggam daun segar dicuci, digodog dan dipakai menguapi dan mencuci wasirnya. Eksim (Dermatitis) : Seluruh tumbuhan secukupnya digodok, tambahkan sedikit garam dan airnya digunakan mencuci bagian yang sakit.

Radang saluran pernapasan : Daun 1/4 genggam dicuci dan digiling halus, diberi air masak 3 sendok makan dan garam sedikit, diperas dan disaring lalu diminum 2x sehari Buang air kemih tidak lancar : Satu potong akar dengan bonggolnya dicuci bersih, digodog dengan 2 gls air bersih sampai menjadi 1 gls, minum sekaligus. Gusi luka berdarah : Tanaman secukupnya dibakar (dengan alas genteng) dan dijadikan bubuk, dipakai seperti salep dioleskan kebagian yang sakit. Menambah produksi ASI : Satu batang bayang dicuci bersih, digiling halus dan dipakai sebagai tapal disekeliling payu dara. Demam : Daun segar segenggam dicuci, digiling, ditambah air, dipakai sebagai tapal didahi

16. Bayam

Semak, berbatang tegak, bentuk bulat, warna hijau kekuningan. Daun tunggal, berseling, bentuk lanset, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, warna hijau muda sampai hijau kekuningan. Perbungaan bentuk malai, melekat di ketiak daun, kelopak berbagi lima, mahkota bunga berwarna hijau keunguan. Buah batu, biji bulat, mengkilat, warna coklat kehitaman. : Tumbuh liar dan sebagai tanaman budidaya, sebagai sayuran pada tanah lembab pada dataran rendah hingga 900 m dpl. Digunakan untuk: Menguatkan hati: Daun bayam 9 lembar; Air 300 ml, Direbus sampai mendidih, Dimakan sebagai sayuran 3 kali sehari. 17. Anting-anting

Perbanyakan tanaman dengan menggunakan biji. Tanaman ini sangat mudah dipelihara dan seperti tanaman lain juga membutuhkan air dengan penyiraman merata atau menjaga kelembaban tanah dan pemupukan terutama pupuk dasar. Tanaman ini menghendaki tempat yang cukup sinar matahari dan sedikit agak terlindung. Kandungan kimia tanaman ini belum banyak diketahui, kegunaan yang disebutkan dari pengalaman turun temurun serta secara empiris. Digunakan untuk: 1. Disentri Amoeba : Tanaman kering (seluruh batang) sekitar 30-60 gram direbus, air rebusan diminum 2 kali dan diulangi untuk 5-10 hari. 2. Dermatitis, Eksema, Koreng : Herba segar secukupnya direbus, air rebusannya untuk cuci kulit yang sakit.

3. Batuk, mimisan dan berak darah : Tanaman kering 30-60 gram, direbus dan diminum setelah dingin. 4. Obat untuk kucing : Akar biasa dipakai obat oleh kucing secara naluriah. 5. Pendarahan, Luka bakar : Herba segar ditambah gula pasir secukupnya, dilumatkan kemudian ditempel ketempat yang sakit. 6. Disentri Basiler : Tanaman kering 30-60 gram, ditambah portulaka 30 gram, gula 30 gram, direbus dan diminum setelah dingin. 7. Diare, muntah darah : Tanaman kering 30-60 gram, direbus dan diminum setelah dingin.

18. Andong

Sering ditanam di kebun. Tumbuhan ini berupa pohon, tinggi dapat mencapai 5 meter. Batang keras, bekas dudukan daun tampak dengan jelas. Daun tunggal menempel pada batang, berwarna hijau tua, tepi daun rata. Perbungaan bentuk malai, tumbuh diketiak daun dengan tangkai bunga panjang. Buah buni, warna merah mengkilat. Akar serabut berwarna putih kotor Penggunaan: Daun andong segar 5 helai; Air secukupnya, Dibuat infus, diseduh atau dipipis, Diminum 1 kali sehari 100 ml. Untuk pipisan diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir 19. Beligo

Beligo atau kundur () adalah tumbuhan merambat yang ditanam karena buahnya yang cukup besar. Beligo biasanya dimakan dan dianggap sebagai sayuran. Buah ini terasa halus dan berbulu ketika masih mentah, ketika sudah matang buah ini kehilangan bulunya dan melunak, dan dapat bertahan lama. Panjang beligo dapat mencapai 1-2 meter. Buah ini awalnya di budidaya kan di

Asia Tenggara, namun saat ini juga ditanam di Asia Timur dan Selatan.* Bligo (Benincasa hispida) adalah tumbuhan merambat dari keluarga labu. Ciri khas tumbuhan ini adalah buahnya yang bisa mencapai hingga 2 meter. Bligo biasanya dimanfaatkan sebagai sayuran. Orang Tiongkok memanfaatkan buah ini untuk manisan. Bagi kesehatan, Bligo memiliki efek farmakologis yang berkhasiat untuk menguatkan ginjal, liver, dan peluruh dahak.** Kulit labu Bligo digunakan untuk melancarkan kemih, menyembuhkan radang ginjal. Sedangkan bijinya untuk mengobati batuk.

20. Poslen

Poslen banyak ditemukan sebagai gulma di daerah tropika, atau dibudidayakan sebagai tanaman sayur atau tanaman obat. Tanaman asli dari Amerika tropis ini pada tahun 1915 didatangkan ke Jawa dari Suriname, dan dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 1.000 m dpl. Terna menahun, tumbuh tegak atau pangkainya berbaring, tinggi 35-60 cm dengan akar yang menggelembung seperti wortel. Batangnya lunak, banyak bercabang, bagian pangkal berwarna cokelat-kemerahan, sedangkan batang muda berwarna hijau. Daun bertangkai pendek, letak tersebar, panjang 3-13 cm, lebar 1,5-5 cm, bentuknya bulat telur sungsang, ujung tumpul, pangkal runcing, tepi rata, warnanya hijau. Bunganya bunga majemuk berkumpul dalam malai, keluar dari ujung tangkai. Bunga mekar diwaktu siang hari, dengan 5 daun mahkota yang warnanya ungu kemerah-merahan. Buahnya bulat memanjang, warnanya hijau kekuningan bergaris merah, berisi banyak biji. Daun dan batang muda dapat dimakan sebagai lalab atau sayur. Perbanyakan dengan biji atau stek batang yang tua. PEMAKAIAN : Untuk minum : 9-15 g umbi direbus, minum.

Related Documents


More Documents from "Nuriyah Inoy"