Tanah Dasar.docx

  • Uploaded by: Junier
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tanah Dasar.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,884
  • Pages: 5
TANAH DASAR (SUB GRADE) MAKSUD Yang dimaksud dengan lapis tanah dasar (sub grade) adalah bagian badna jalan yang terletak di bawah lapis pondasi (sub base) yang merupakan landasan atau dasar konstruksi perkerasan jalan. TUJUAN Tujuan dari lapis dasar (sub grade) adalah mendukung konstruksi perkerasan jalan di atasnya. FUNGSI Lapis tanah dasar berfungsi sebagai tempat perletakan lapis perkerasan JENIS-JENIS TANAH DASAR Jenis Dilihat dari sifat-sifat dan gradasi butiran tanah dasar, maka tanah dasar dapat dibedakan atas 3 (tiga) jenis sebagai berikut: a. Tanah dasar berbutir kasar (Cohesionless Subgrade); b. Tanah dasar berbutir halus (Cohesion Subgrade); c. Tanah dasar dengan sifat mengembang yang besar (High Swelling Subgrade). SUB TANAH DASAR BERBUTIR KASAR 1. Bahan/Material yang Digunakan Material Perkerasan Jalan Perkerasan jalan, baik fleksibel (lentur) maupun rigid (kaku), pada umumnya merupakan susunan batuan pasir (sand), kerikil (gravel), lanau (silt), lempung (clay), dan sebagainya yang menjadi bahan pembentukan kerak bumi , di dalam istilah geologi disebut “batuan”. 

Tanah galian adalah pekerjaan yang dilaksanakan dengan membuat lubang di tanah membentuk pola tertentu untuk keperluan pondasi bangunan. Galian tanah yang dibuat harus dilakukan sesuai perencanaan dan mencapai lapisan tanah yang keras. Jika dibutuhkan, tanah tersebut juga perlu dipadatkan agar kondisinya lebih kokoh serta mampu menahan beban bangunan dengan baik.

Sebelum mengerjakan penggalian tanah, ada faktor-faktor yang wajib Anda perhatikan demi mendukung keselamatan dan kesehatan kerja tersebut, antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

Perhatikan aspek keamanan di sekitar lokasi proyek dengan membuat pagar pelindung. Para pekerja harus melakukan pekerjaan sesuai dengan tanggungjawabnya masing-masing. Pemeriksaan terhadap batas tanah wajib dilakukan secara tepat dan akurat. Perhatikan lokasi pembuangan tanah galian terutama di lokasi yang berukuran sempit. Pemeriksaan terhadap dimensi dan elevasi kedalaman galian. Pengaturan metode penggalian, pembuangan, dan penumpukan tanah. Penyediaan tangga sementara untuk galian tanah yang memiliki kedalaman lebih dari 1 meter. Penyesuaian tipe galian tanah dengan kondisi tanah yang aktual. Pembuatan galian sisi miring dan pelebaran lubang untuk jenis tanah yang berlumpur. Pemasangan struktur penahan tanah sesegera mungkin pada jenis tanah runtuhan. Penyediaan mesin pompa air untuk tanah yang mengandung sumber mata air. Pengecekan kembali ketepatan ukuran dan elevasi kedalaman galian tanah.



Tanah urugan adalah dengan menimbun tanah dari suatu tempat ke tempat lain yang akan diurug. Sehingga tempat yang diurug tersebut mempunyai bentuk dan ketinggian yang sesuai dengan keinginan. Namun perlu diingat, tidak sembarang tanah cocok digunakan untuk mengurug suatu tempat. Tanah tersebut harus memenuhi kriteria-kriteria tertentu.

Di bawah ini syarat-syarat tanah yang bagus dimanfaatkan untuk pekerjaan pengurugan tanah antara lain : 1. 2. 3. 4. 5.

Tekstur yang dimiliki cenderung remah Strukturnya berbentuk butiran-butiran Bebas dari kandungan humus Bukan berupa lumpur Bersih dari sampah

6. Tidak mengandung batu berdiameter lebih dari 10 cm           

             

 

                

Tanah asli adalah 2. Efisiensi penggunaan material. Material pondasi bawah relatif murah dibandingkan dengan lapisan perkerasan di atasnya. 3. Mengurangi tebal lapisan di atasnya yang lebih mahal. 4. Lapisan peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi. 5. Lapisan pertama, agar pekerjaan dapat berjalan lancar. Hal ini sehubungan dengan kondisi lapangan yang memaksa harus segera menutup tanah dasar dari pengaruh cuaca, atau lemahnya daya dukung tanah dasar menahan roda-roda alat berat. 6. Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapis pondasi atas. Untuk itu lapis pondasi bawah haruslah memenuhi syarat filter yaitu:

Dimana: D15 : diameter butir pada keadaan banyaknya persen yang lolos = 15%. D85 : diameter butir pada keadaan banyaknya persen yang lolos = 85%. Jenis lapisan pondasi bawah yang umum digunakan di Indonesia adalah: 1. Agregat bergradasi baik, dibedakan atas sirtu/pitrunyang terbagi dalam kelas A, kelas B dan kelas C. Sirtu kelas A bergradasi lebih kasar dari sirtu kelas B, yang masing-masing dapat dilihat pada spesifikasi yang diberikan. 2. Stabilitas yang terdiri dari:

Stabilitas agregat dngan semen (cement treated subbase)

Stabilitas agregat dengan kapur (lime treated subbase)

Stabilitas tanah dengan semen (soil cement stabilization)

Stabilitas tanah dengan kapur ( soil lime stabilization) 4. Lapisan Tanah Dasar (subgrade)



        

     

  

  

  

  

Lapisan tanah setebal 50-100 cm dimana di atasnya akan diletakkan lapisan pondasi bawah dinamakan lapisan tanah dasar (subgrade) yang dapat berupa tanah asli yang dipadatkan (jika tanah aslinya baik), tanah yang didatangkan dari tempat lain dan dipadatkan atau tanah yang distabilisasi dengan kapur atau bahan lainnya. Pemadatan yang baik akan diperoleh jika dilakukan pada kondisi kadar air optimum dan diusahakan kadar air tersebut konstan selama umur rencana. Ditinjau dari muka tanah asli, lapisan tanah dasar dapat dibedakan atas:

Lapisan tanah dasar, tanah galian

Lapisan tanah dasar, tanah timbunan

Lapisan tanah dasar, tanah asli Sebelum lapisan-lapisan lainnya diletakkan, tanah dasar (subgrade) dipadatkan terlebih dahulu sehingga tercapai kestabilan yang tinggi terhadap perubahan volume, sehingga dapat dikatakan bahwa kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat ditentukan oleh sifat-sifat daya dukung tanah dasar. Masalah-masalah yang sering dijumpai menyangkut tanah dasar (subgrade) adalah:

Perubahan bentuk tetap dari jenis tanah tertentu akibat beban lalu lintas. Perubahan bentuk yang besar akan mengakibatkan jalan tersebut rusak. Tanah-tanah dengan plastisitas tinggi cenderung untuk mengalami hal ini. Lapisan-lapisan tanah lunak yang terdapat di bawah tanah dasar harus diperhatikan. Daya dukung tanah dasar yang ditunjukkan oleh nilai CBR nya dapat merupakan indikasi dari perubahan bentuk yang dapat terjadi.

Daya dukung tanah dasar yang tidak merata pada daerah dengan macam tanah yang sangat berbeda. Penelitian yang seksama atas jenis dan sifat tanah dasar sepanjang jalan dapat mengurangi akibat tidak seragamnya daya dukung tanah dasar. Perencanaan tebal perkerasan dapat dibuat berbeda-beda dengan membagi jalan menjadi segmen-segmen berdasarkan sifat tanah yang berlainan.

Perbedaan penurunan (differensial settlement) akibat terdapatnya lapisan-lapisan tanah lunak di bawah tanah dasar akan mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk tetap. Hal ini dapat diatasi dengan melakukan penyelidikan tanah dengan teliti. Pemeriksaan dengan menggunakan alat bor dapat memberikan gambaran yang jelas tentang lapisan tanah di bawah lapis tanah dasar.

Sifat mengembang dan menyusut dari tanah tertentu akibat perubahan kadar air. Hal ini dapat dikurangi dengan memadatkan tanah pada kadar air optimum mencapai kepadatan tertentu sehingga perubahan volume yang mungkin terjadi dapat dikurangi. Kondisi drainase yang baik dapat menjaga kemungkinan berubahnya kadar air pada lapisan tanah dasar.

Daya dukung yang tidak merata akibat pelaksanaan yang kurang baik. Hal ini akan lebih buruk pada tanah dasar dari jenis tanah berbutir kasar dengan adanya tambahan pemadatan akibat pembebanan lalu lintas ataupun akibat berat tanah dasar itu sendiri (pada tanah dasar tanah timbunan). Hal ini dapat diatasi dengan melakukan pengawasan yang baik pada saat pelaksanaan pekerjaan tanah dasar.

  

Kondisi geologis dari lokasi jalan perlu dipelajari dengan teliti, jika ada kemungkinan lokasi jalan berbeda pada daerah patahan.

Tanah dasar (subgrade) adalah merupakan permukaan dasar untuk perletakan bagian-bagian perkerasan lainnya. Kekuatan dan keawetan maupun tebal dari lapisan konstruksi perkerasan jalan Tanah dasar ini dapat terbentuk dari tanah asli yang dipadatkan (pada daerah urugan). Mengenai persyaratan teknik untuk material tanah sebagai pembentuk tanah dasar ini adalah sebagai berikut: Bukan tanah organis Sebaiknya tidak termasuk tanah yang plastisitanya tinggi (klasifikasi A-7-6) dari persyaratan klasifikasi MSHTO atau CH dalam sistim klasifikasi unified. Bahan yang mempunyai plastisitas tinggi hanya boleh digunakan pada daerah/lapisan dibawah 80 cm dari tanah dasar atau bagian dasar dari urugan. Atau urugan kembali yang tidak memerlukan daya dukung tinggi. Memiliki harga CBR tidak kurang dari 6% setelah perendaman 4 hari dan dipadatkan 100% dari kepadatan kering maximum. Persyaratan kepadatan : Harus dipadatkan dengan 95% dari kepadatan kering maximum pada lapisan 30 cm ke bawah dari subgrade (Proctor standard). 30 cm keatas harus dipadatkan 100% dari kepadatan kering maximum(proctor standard).

Sub grade atau tanah dasar merupakan fondasi yang menopang beban perkerasan yang berasal dari kendaraan yang melewati suatu jalan. Oleh karena itu perencanaan suatu perkerasan jalan sangat ditentukan oleh kondisi tanah dasar atau sub grade. Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan Sub Grade Sub grade adalah tanah dasar di bagian bawah lapis perkerasan jalan. Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya baik, atau tanah urugan yang didatangkan dari tempat lain atau tanah yang distabilisasi dan lain lain. Sebelum kegiatan penghamparan perkerasan dilakukan, bagian sub grade harus sudah dalam keadaan siap (kuat, padat, bersih, dan dibentuk sesuai rencana). Langkah-langkah pelaksanaannya : 1. Apabila tanah exsisting lebih tinggi dari elevasi rencana, maka dilakukan pekerjaan galian. Sedangkan apabila tanah exsisting lebih rendah dari elevasi rencana, maka dilakukan pekerjaan timbunan.  Pada pekerjaan galian, tanah dasar dibentuk permukaan tanahnya dengan cara mengupas dengan cangkul. Pekerjaan galian dimaksudkan untuk mendapatkan bagian tanah dasar (subgrade) yang akan menentukan kekuatan dari susunan perkerasan di atasnya yang sesuai dengan rencana struktur.  Pada pekerjaan timbunan, bagian-bagian yang harus ditimbun sampai mencapai ketinggian yang ditentukan, harus di timbun menggunakan tanah timbunan yang cukup baik, bebas dari sisa (rumput/akar-akar lain-lainya). Penimbunan harus dilakukan lapis demi lapis. Tebal

maksimal hamparan 30cm setiap lapisan. Kemudian tanah tersebut dilembabkan sebelum dilakukan pemadatan. 2. Pemadatan sub grade menggunakan Vibrator Roller atau Static Roller (sambil diberi air secukupnya untuk mencapai kadar air optimum). 3. Setelah pemadatan tanah dasar selesai, lalu dilakukan perataan menggunakan Motor Grader. Cara Pengukuran Kualitas Sub Grade Lapisan tanah dasar (sub grade) adalah lapisan tanah yang berfungsi sebagai tempat perletakan lapis perkerasan dan mendukung konstruksi perkerasan jalan diatasnya. Menurut Spesifikasi, tanah dasar adalah lapisan paling atas dari timbunan badan jalan setebal 30 cm, yang mempunyai persyaratan tertentu sesuai fungsinya, yaitu yang berkenaan dengan kepadatan dan daya dukungnya (CBR). Apabila kondisi tanah pada lokasi pembangunan jalan mempunyai spesifikasi yang direncanakan, maka tanah tersebut dapat langsung dipadatkan dan digunakan. Kekuatan dan keawetan pengerasan jalan itu sangat tergantung pada sifat- sifat dan daya dukung tanah dasar (sub grade). Oleh karena itu, pada perencanaan pembuatan jalan baru harus diadakan pemeriksaan tanah yang teliti ditempat- tempat yang akan dijadikan tanah dasar yang berfungsi untuk mendukung pengerasan jalan. Lebih utama kalau diambil beberapa contoh tanah dari tanah dasar itu dan dikirimkan ke laboratorium penyelidikan tanah untuk diselidiki. Pengujian kepadatan dengan menggunakan metode Sand Cone Test Atau Dynamic ConePenetrometer Test. Subgrade mencapai minimal 95% kepadatan Standard Proctor. Pengujian dilakukan maksimum 200 m² untuk satu titik secara zig-zag hingga kedalaman tertentu. Toleransi permukaan tidak lebih tinggi / rendah dari 10 mm dari elevasi rencana. Penghamparan dilakukan dengan ketebalan setiap lapisan maksimum 20 cm dalam kondisi gembur.

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Persyaratan Material Sub Grade California Bearing Ratio (CBR) minimal 5%. Departemen Pekerjaan Umum (DPU) mensyaratkan bahwa nilai CBR pada kondisi terendam air dari suatu sub grade minimal 5%. Index Plastisitas tanah harus kurang dari 15%. Jenis timbunan tanah tidak boleh termasuk dalam klasifikasi tanah yang tidak stabil. Misalnya klasifikasi tanah bergambut dengan kandungan organik tinggi. Perobahan bentuk permanen (permanent deformation) dari tanah dasar akibat beban lalu lintas dan perkerasan-perkerasan diatasnya harus sekecil mungkin. Tegangan yang timbul pada lapis permukaan tanah dasar harus lebih kecil dari tegangan izin tanah dasar. Sifat mengembang dan menyusut dari tanah dasar akibat perubahan kadar air, harus sekecil mungkin dan konstan. Lendutan dan lendutan balik tanah dasar selama dan sesudah pembebanan lalu lintas harus sekecil mungkin. Tambahan pemadatan akibat pembebanan lalu-lintas dan penurunan yang diakibatkan, pada tanah berbutir yang tidak dipadatkan secara baik, harus sekecil mungkin dan merata.

Related Documents

Tanah Wetland)
May 2020 17
Definisi Tanah
May 2020 15
Analisis Tanah
May 2020 16
Profil Tanah
April 2020 28
Tanah Jawa
June 2020 16
Tanah Dasar.docx
December 2019 20

More Documents from "Junier"

Tanah Dasar.docx
December 2019 20