I.
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Tanah ditemukan dimana-mana di sekitar kita dan mempunyai arti yang sangat penting bagi kehidupan semua makhluk hidup di muka bumi ini, termasuk manusia. Manusia sangat tergantung pada tanah karena tanpa adanya tanah semua makhluk hidup di muka bumi tidak akan bisa mempertahankan hidupnya. Profil tanah adalah penampang vertical tanah yang dimulai dari permukan tanah sampai lapisan induk dalam tanah. Tanah yang terbentuk dipermukaan bumi berkembang dari bahan mineral yang berasal dari batu-batuan melalui proses pelapukan, baik secara fisis maupun kimia yang dibantu oleh pengaruh dari atmosfer, sehingga di dalam tanah terdapat empat komponen utama yaitu bahan mineral, bahan organik, udara, dan air tanah. Manusia menemukan ciri-ciri tanah pada tempat tertentu yang berbeda-beda jenisnya baik warna, tekstur dan sebagainya. Misalnya saja tanah yang terbentuk dari batuan pasir cenderung memilki kandungan pasir yang tinggi yang menyebabkan tanahnya kurang subur dibandingkan dengan tanah yang berasal dari pelapukan batuan. Pendekatan dengan berbagai macam praktek baik yang dilakukan di lapangan maupun di laboratorium dengan cara menganalisa merupakan cara yang baik. Dari analisa tersebut masalah yang dibahas tentang sifat-sifat fisik dan kimia tanah dapat diketahui dengan baik pula.
Berdasarkan dari uraian di atas maka perlu dilakukan percobaan profil tanah untuk mengetahui sifat fisik, kimia dan biologi tanah itu. I.2 Tujuan dan Kegunaan Berdasarkan hal tersebut diatas maka dilakukan percobaan profil tanah yang bretujuan untuk mengetahui sifat fisik, kimia dan biologi serta factor-faktor yang mempengaruhinya. Kegunaanya adalah untuk memberikan pengertian atau pemahaman tentang profil tanah.
III. KEADAAN UMUM LOKASI
3.1. Letak Administratif dan Geografis Lokasi pengamatan profil tanah terdapat pada dua lokasi. Lokasi yang pertama terletak di dalam wilayah Ex-Farm (kebun percobaan) Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian dan Kehutanaan Universitas Hasanuddin, Tamalanrea, Makassar dengan batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah utara
: Kampus Politeknik Negeri Makassar
- Sebelah timur
: Area Ex-Farm Fakultas Pertanian dan Kehutanan UNHAS
- Sebelah selatan
: Areal pemukiman warga
- Sebelah barat
: Kebun
Lokasi pengamatan II yaitu di areal persawahan yang letaknya tidak terlalu jauh dari Ex-Farm, Universitas Hasanuddin, Tamalanrea, Makassar dengan batasbatas wilayah sebagai berikut : - Sebelah utara
: Areal pemukiman warga
- Sebelah timur
: Areal permukiman warga
- Sebelah selatan
: Areal persawahan
- Sebelah barat
: Kebun
3. 2. Iklim
Keadaan iklim sangat berpengaruh pada saat pengambilan profil, dimana curah hujannya berkisar antara 800-2500mm/tahun. Keadaan curah hujan
yang
demikian termasuk dalam kategori tipe C2-SF menurut tipe iklim Koppen. 3. 3. Topografi Topografi lokasi pengamatan profil tanah dalam dan tanah dangkal berada pada ketinggian 10-20 meter diatas permukaan laut dan bentuk wilayahnya datar sampai berombak 0-3 %. 3. 4. Vegetasi Keadaan vegetasi pada daerah pengambilan profil tanah itu terdapat vegetasi yang dominan adalah rumput. Namun selain itu juga vegetasi lain yaitu bambu, pisang, lamtoro dan rumput gajah. 3. 5. Jenis Tanah Jenis tanah pengambilan sampel profil tanah pada wilayah Ex-Farm adalah jenis tanah Mediteran merah kuning (ISSS) atau alfisol (USDA).
3. 6. Penggunaan Lahan (Land Use) Pemanfaatan lahan tempat pengamatan profil merupakan tanah perkebunan makanan ternak dengan tanaman yang dominan rumput. Lahan ini juga dipergunakan sebagai kebun percobaan.
VI.
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada profil tanah pertama yang diamati di area persawahan pada lapisan I memilki kedalaman 0-19 cm dan lapisan II memiliki kedalaman 19-47 cm dengan batasan lapisan nyata. Topografi batas lapisan masing-masing rata. Warna tanah pada lapisan I cokelat, pada lapisan II cokelat abu-abu dan memiliki tekstur liat berpasir dengan konsistensi agak plastis pada lapisan I dan liat dengan konsistensi yang sama pada lapisan II, struktur tanah pada lapisan I kasar dan pada lapisan II halus dalam profil ini terdapat karatan mangan (Mn) pada lapisan I dan II. 2. Pada profil tanah kedua yang letaknya di Ex-farm, pada lapisan I yang diamati memiliki kedalaman 0-30 cm, dan lapisan II memilki kedalaman 30-60 cm, dan lapisan III memilki kedalaman 60-140 cm dengan batas horizon masingmasing baur. Warna tanah pada lapisan I 5/6 cokelat kemerahan, lapisan II 4/6 cokelat kemerahan, dan lapisan III 5/8 cokelat kekuningan. Tekstur tanah liat dengan konsisten plastia pada lapisan I, liat dengan konsistensi agak plastis pada lapisan II, dan debu dengan konsistensi agak plastis pada lapisan III. Struktur tanah pada lsangat halus pada lapisan I, lapisan II dan III.dan erdapat karatan besi (Fe), mangan (Mn) pada lapisan I dan II serta lapisan III. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah yaitu iklim, jasad hidup, vegetasi, watak bahan induk(tekstur dan struktur susunan kimia dan mineral), topografi, waktu yang diperlukan bahan induk untuk membentuk tanah.
6.2 Saran Saran saya adalah sebaiknya pada saat pengambilan sampel dan pengamatan profil tanah tidak dilakukan pada saat sore hari karena akan menghalangi praktikum untuk melihat warna yang sebenarnya. Dan untuk menjaga keseimbangan sifat fisik, kimia dan biologi tanah dijaga dan diolah sebaik-baiknya agar dapat dipergunakan dengan baik pula.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. 1. Hasil Hasil yang diperoleh berdasarkan hasil pengamatan profil taanh di lapangan dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1. Hasil Pengamatan Profil Tanah Dalam di Sekitar Areal Ex-Farm Jurusan Ilmu Tanah Universitas Hasanuddin No Parameter Pengamatan 1. Kedalaman lapisan (cm)
Lapisan I 0 - 30 cm
Lapisan II 30 – 60 cm
Lapisan III 60 – 140 cm
2.
Batasan Lapisan
Baur
Baur
Baur
3.
Topografi batas lapisan
Datar
Datar
Datar
4.
Warna (Munsell)
Cokelat merah Cokelat kuning (4/6) (5/8)
5.
Tekstur
Cokelat kemerahmerahan (5/6) Liat pasir
Liat pasir
Liat debu
6.
Struktur
Elastis halus
Agak halus
Agak halus
7.
Konsistensi
Plastis
Agak plastis
Agak plastis
8.
Karatan
Fe dan Mn
Fe dan Mn
Fe dan Mn
Sumber : Data Primer, 2006
Tabel 2. Hasil Pengamatan Profil Tanah Dangkal Pada Areal Persawahan No
Parameter Pengamatan
Lapisan I
Lapisan II
Lapisan III
1.
Kedalaman lapisan (cm)
0 - 25 cm
25 – 47 cm
2.
Batasan Lapisan
Nyata
Nyata
3.
Topografi batas lapisan
Berombak
Berombak
4.
Warna (Munsell)
Cokelat
5. 6.
Tekstur Struktur
Liat pasir Kasar
Cokelat abuabu Liat Halus
7.
Konsistensi
Agak Plastis
Plastis
8.
Karatan
Mn
Mn
Sumber : Data Primer, 2006 5. 2. Pembahasan Berdasarkan data yang diperoleh kedalaman tanah dalam untuk lapisan I adalah 0-30 cm, lapisan II 30-60 cm, dan lapisan III 60-140 cm, lapisan-lapisan tersebut berbaur karena sulitnya membedakan batas antar lapisan. Sedangkan untuk tanah dangkal, pada lapisan I adalah 0-25 cm dan lapisan II adalah 25-47 cm. Hal ini berarti tanah dalam kedalamannya lebih dalam dari pada tanah dangkal. Hal ini disebabkan tanah dalam mengalami pelapukan yang lebih hebat dari pada tanah dangkal. Dapat dibedakan atau diukur antar lapisan I dan lapisan II dengan melihat perbedaan warna yang jelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Foth (1998), bahwa suatu batas nyata dari biasanya antara lapisan yang satu dengan lapisan yang lain dapat dilihat dari warna tanah. Pada tanah dalam, lapisan I berwarna cokelat kemerah-merajhan (Munsell = 5/6), lapisan II berwarna cokelat merah (Munsell = 4/6), lapisan III berwarna cokelak
kuning (Munsell = 5/8). Sedangkan pada tanah dangkal pada lapisan I berwarna cokelat dan lapisan II-nya berwarna cokelat abu-abu. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan kandungan bahan organik dan kandungan karatan. Menurut Kartasapoetra (1987) bahwa warna gelap tanah umumnya disebabkan oleh kandungan tinggi dari bahan organik yang terdekomposisi, bahan organic dalam tanah akan menghasilkan warna kelabu gelap, cokelat gelap, kecuali terdapat beberapa pengaruh mineral seperti besi oksida ataupun akumulasi garam-garam sehingga sering terjadi modifikasi dari warna-warna diatas. Pada tanah dalam, lapisan I dan II memiliki tekstur tanah berpasir dan pada lapisan III adalah liat berdebu. Sedangkan pada tanah dangkal, pada lapisan I tekstur tanahnya liat berpasir dan pada lapisan II adalah liat. Hal ini disebabkan karena kandungan air pada tanah alfisol yang maksimum. Pada saat pengolahan akan saangat mudah tetapi bila sangat basah maka alat yang digunakan mudah lengket, sedangkan pada saat kering tanah tersebut akan sangat keras sehingga sukar untuk diolah. Tanah alfisol memiliki horizon B yang kaya akan liat. Hal ini sesuai dengan pendapat Foth (1994), bahwa tanah yang berada pada horizon B cenderung mengandung tekstur tanah yang liat. Dari hasil pengamatan menunjukkan batas lapisan tanah dalam pada lapisan I adalah baur begitu pula pada lapisan II dan Lapisan III. Sedangkan pada lapisan tanah dangkal, pada kedua lapisannya memiliki lapisan tanah nyata. Hal ini disebabkan karena proses pelapukan sisa-sias mikroorganisme yang mati dan berakumulasi di lapisan ini sehingga dapat menentukan warnanya sehingga dapat dibedaakn lapisan-
lapisannya dan dilihat batas lapisannya. Hal ini sesuai pendapat Pairunan (1997), bahwa lapisan yang paling atas batasnya terlihat jelas atau nyata dengan warna gelap. Pada tanah dalam, lapaisan I terdapat karatan yaitu Fe dan Mn begitu pula pada lapisan II dan III. Sedangkan tanah dangkal, pada lapisan I dan II mempunyai karatan yang sama yaitu Mangan (Mn). Kandungan karatan akan mempengaruhi warna tanah. Apabila tanah mengandung Fe atau Mn akan berwarna abu-abu Hal ini sesuai pendapat Buckman dan Brady (1982), bahwa proses oksidasi dapat terjadi karena adanya kandungan Mn, Al, dan Fe akan berpengaruh pada warna lapisan tersebut Berdasarkan hasil pengamatan konsistensi tanah dalam, lapisan I adalah plastis dan lapisan II dan III agak plastis. Sedangkan pada tanah dangkal, lapisan I konsistensinya agak plastis dan lapisan II plastis. Perbedaan konsistensi tanah disebabkan oleh perbedaan daya kohesi antar partikel tanah. Hal ini sesuai pendapat Pairunan, dkk (1997) bahwa pada umumnya tanah yang banyak mengandung liat dalam keadaan kering menjadi keras karena butiran liat merekat kuat satu dengan yang lain dan juga pada butiran pasir dan debu.
Dari hasil pengamatan struktur tanah dalam, pada lapisan I struktur tanahnya elastis halus sedangkan pada lapisan II dan III adalah agak halus. Pada tanah dangkal, struktur tanah lapisan I kasar dan lapisan II halus. Hal ini disebabkan kandungan air
pada tanah alfisol yang maksimum. Penetuan struktur tanah dengan cara mengambil segumpal tanah kemudian tanah tersebut diberikan tekanan secara perlahan-lahan sehingga membentuk ukuran yang kecil yang tidak dapat terpisah lagi dan memiliki sudut yang tajam..
DAFTAR PUSTAKA Buckman, H. O., N, C Brady, 1982. Ilmu Tanah. Penerbit Bharata Karya Aksara : Jakarta. Foth., 1991. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta. Foth., 1995. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta. Hardjowigeno. S., 1987. Ilmu Tanah. Penerbit Madyatama Sarana : Yogyakarta. Pairunan, Anna, K., Nanere, J, L., Arifin., Solo, S, R. Samosir, Romoaldus Tangkaisari, J. R Lalapia Mace, Bachrul Ibrahim., Hariadji Asnadi., 1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur : Makassar Wani H. U, 1989,Konservasi Tanah di Indonesia, Rajawali Press: Jakarta.