Survey Geolistrik Daerah Grobogan

  • Uploaded by: lusy
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Survey Geolistrik Daerah Grobogan as PDF for free.

More details

  • Words: 14,791
  • Pages: 88
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi ( PUSDIKLAT MIGAS CEPU-BLORA )

PENDUGAAN ADANYA LAPISAN PEMBAWA AIR (AKUIFER) BERDASARKAN SURVEY GEOLISTRIK DI DAERAH KRADENAN-GROBOGAN

Disusun Oleh : Lusiyati

105097003204

PROGRAM STUDI FISIKA JURUSAN MIPA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008

i

PENDUGAAN ADANYA LAPISAN PEMBAWA AIR (AKUIFER) BERDASARKAN SURVEY GEOLISTRIK DI DAERAH KRADENAN-GROBOGAN

Lusiyati

105097003204

Laporan Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Pada Program Studi Fisika Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008

i

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KERJA LAPANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MINYAK DAN GAS BUMI (PUSDIKLAT MIGAS) CEPU, JAWA TENGAH Tanggal 1 Juli – 30 Juli 2008 PENDUGAAN ADANYA LAPISAN PEMBAWA AIR (AKUIFER) BERDASARKAN SURVEY GEOLISTRIK DI DAERAH KRADENAN-GROBOGAN

Oleh : Lusiyati

105097003204

Laporan ini telah diperiksa dan disahkan oleh : Pembimbing Lapangan

Fx Yudi Triyono, ST NIP: 100013501

Mengetahui, a.n. Kepala Bidang Pelatihan Kepala Sub Bidang Pelaksanaan Pelatihan

Ir. HENK SUBEKTI, Dipl. Eng. NIP : 100011657

ii

KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil ’alamin dengan mengucap syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah melimpahkan rahmat dan karunia serta hidayahNya akhirnya Praktek Kerja Lapangan dan penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan ini dengan judul “PENDUGAAN ADANYA LAPISAN PEMBAWA AIR (AKUIFER)

BERDASARKAN

SURVEY

GEOLISTRIK

DI

DAERAH

KRADENAN-GROBOGAN ” dapat terselesaikan dengan baik. Penulisan laporan

Praktek Kerja Lapangan ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan kuliah wajib diikuti oleh mahasiswa Prodi Fisika jurusan MIPA fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Islam Syarif Hidayatullah Jakarta, yang terpadu dalam kurikulum selain perkuliahan dan tugas akhir yang bertujuan guna memberikan pengalaman dan wawasan bagi para mahasiswa bagaimana kerja sesungguhnya. Banyak pihak yang telah terlibat dan banyak memberikan konstribusi moril dan material baik secara langsung maupun tidak langsung kepada kami dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan ini.

Dalam kesempatan ini kami

dengan penuh ketulusan, mengucapkan banyak terima kasih yang sebesarbesarnya kepada : 1. Ayahanda yang selalu memberi semangat dan cintanya, terima kasih ayah untuk senyum terakhirmu yang begitu indah yang akan selalu menjadi sang penghibur dikala hati gundah, untuk Bundaku atas do’a, Ridho dan kasih sayang yang tak pernah terputus sehingga aku dapat belajar mengerti hidup ini serta kakak dan adik tercinta “ walaupun kalian nun jauh disana tetapi tetap dihati”. 2. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi. 3. Bapak Drs. Sutrisno, M.Si selaku Ketua Program Studi Fisika. 4. Ibu Tati Zera,M. Si selaku Dosen Pembimbing atas motivasi dan bimbingannya.

iii

5. Bapak Ir. Henk Subekti, Dipl. Eng. Selaku kepala bidang Latihan dan Sertifikasi Minyak dan Gas Bumi di PUSDIKLAT MIGAS CEPU. 6. Bapak Yuan Kanis Caya, ST. Yang telah membimbing kami selama proses Kerja Praktek di PUSDIKLAT MIGAS CEPU. 7. Bapak

Fx Yudi Triyono selaku pembimbing lapangan yang telah

membimbing kami pada Kerja Praktek di PUSDIKLAT MIGAS CEPU. 8. Segenap karyawan PUSDIKLAT MIGAS CEPU, khususnya Unit Lab Geologi. 9. Teman-teman PKL dari berbagai Universitas : Fungky dan Dadan “UII” atas keceriaannya selama kami di kosan, Ika, Fitri dan Yuni “UII” atas persahabatan yang bermakna ini, Mas Arif, Mas Erik dan Mas Teguh “ITS” yang selalu kami repotin, terima kasih atas persahabatan yang singkat namun berkesan ini, teman-teman team PKL dari UII, ITS, UI, dll. 10. Teman-teman di kampus: Wulan, Hasty, Fitri, Iil, Hety, Irma, Isty, Dessy “kesebelasan girl”, Hady, Mano, Udin, Daeroby, Salim, Haykal dll atas kegokilan, do’a dan semangatnya untuk kami selalu. 11. Orang terdekat kami : Bukhory atas bantuannya selama kami di Cepu, Fadly yang telah menginspirasi perjalanan hidup kami, Kak Fajar, Kak Rasul atas dukungan dan do’anya. 12. Berbagai pihak yang telah membantu penyusun dalam menyelesaikan laporan ini yang tak dapat kami sebutkan satu persatu. Kami

menyadari dalam laporan Praktek Kerja Lapangan ini masih

terdapat beberapa kesalahan untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi tercapainya kesempurnaan laporan Praktek Kerja Lapangan ini. Semoga laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak terutama mahasiswa Fisika. Cepu, Juli 2008

Penyusun

iv

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................. i LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... ii KATA PENGANTAR ...............................................................................

iii

DAFTAR ISI ..............................................................................................

v

BAB I

PENDAHULUAN

BAB II

1.1 Latar Belakang .....................................................................

1

1.2 Topik yang Dipilih ...............................................................

1

1.3 Tujuan Praktek .....................................................................

2

1.4 Manfaat Kerja Lapangan .....................................................

2

DESKRIPSI PUSDIKLAT MIGAS CEPU

2.1 Penjelasan Umum Pusdiklat Migas Cepu ................................. 3 2.1.1 Tugas Pokok .................................................................. 3 2.1.2 Fungsi ............................................................................. 4 2.1.3 Program Kegiatan 2.1.3.1 Program Diklat Reguler ......................................

4

2.1.3.2 Pendidikan Non Reguler......................................

5

2.1.4 Sertivikasi Tenaga Teknik Khusus Bidang Minyak .......

5

2.1.5 Jasa Teknologi ................................................................. 6 2.1.6 Hubungan Kerjasama ......................................................

6

2.2 Sejarah Singkat PUSDIKLAT Cepu .........................................

6

2.2.1 Jaman Hindia Belanda ....................................................

7

2.2.2 Jaman Jepang ..................................................................

8

2.2.3 Masa Indonesia Merdeka ................................................

9

2. 3 Lokasi PUSDIKLAT MIGAS Cepu ......................................... 11 2.4 Kualifikasi Lapangan yang terletak didaerah Cepu ................... 12 2.5 Struktur Oraganisasi dan Kepegawaian ..................................... 12

v

2.6 Unit Wax plant ........................................................................... 13 2.7 Unit Destilasi .............................................................................

17

2.8 Peralatan Proses ......................................................................... 17 2.9 Uraian Proses Produksi .............................................................. 19 2.10 Perpustakaan ............................................................................ 20 2.11 Unit Keamanan ........................................................................

27

2.12 Unit Power Plant ...................................................................... 33 2.13 Water Treatment ......................................................................

36

2.14 Unit Boiler Plant ...................................................................... 39 2.15 Unit Fire and Safety.................................................................. 44 2.16 Struktur Orgainisasi Fire and Safety .......................................

51

BAB III KEGIATAN SELAMA PRAKTEK KERJA LAPANGAN 3.1 Orientasi Khusus ......................................................................

55

3.2 Proses Pengolahan Data ……………………………………… 56 3.3 Pembuatan Laporan …………………………………………...

56

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1PengolahanData ………………………………………………..

57

4.2 Interpretasi Data ………………………………………………

57

4.3 Hasil Interpretasi ……………………………………………… 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan …………………………………………………… 63 5.2 Saran …………………………………………………………..

63

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..

64

vi

LAMPIRAN Lampiran A Dasar Teori …………………………………………65 Lampiran B : -

Data Survey Geolistrik ………………………….... 71

-

Hasil Output Program Progress …………………… 73

-

Penampang litologi ………………………………... 78

Lampiran C : -

Struktur Organisasi PUSDIKLAT MIGAS Cepu … 79

vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persediaan air, baik air permukaan, air tanah maupun air tanah maupun air bawah tanah mempunyai peranan yang sangat penting sebagai sumber daya air baku untuk pasokan kebutuhan air bersih guna berbagai keperluan. Pemanfaatan tersebut cenderung terus meningkat dari waktu kewaktu seiring dengan pertambahan jumlah penduduk serta pembangunan disegala bidan. Meningkatnya kebutuhan air tersebut menjadikan air bawah tanah sebagai sumber alternatif untuk berbagai keperluan seperti air bersih untuk perkotaan, industry, air irigasi, jasa dan sebagainya. Air bawah tanah yang semula merupakan barang bebas yang dapat digunakan dengan begitu mudahnya saat ini telah menjadi barang alternative yang diperdagangkan seperti komiditi lainnya, bahkan dibeberapa daerah mempunyai nilai strategis. Pemakaian air bersih di lingkungan tempat tinggal telah menyebabkan permintaan akan air bersih meningkat. Dalam menganbtisipasi dampak pembangunan secara umum serta mengantisipasi kebutuhan air baku, irigasi dan industry di daerah Kradenan Kabupaten Grobogan, dalam hal ini Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas (Pusdiklat Migas) Cepu berusaha meningkatkan pemenuhan kebutuhan air bersih dengan upaya survey geolistrik yang bersifat kontinu untuk mengetahui potensi dan konservasi kandungan air bawah tanah di daerah tersebut guna memberikan informasi tentang lapisan pembawa air didaerah itu.

1.2. Topik yang Dipilih Topik yang dipilih penulis dalam laporan Praktek Kerja Lapangan ini adalah bagaimana menduga keberadaan lapisan pembawa air (Akuifer) di daerah penyelidikan Kradenan Kabupaten Grobogan yang didasarkan pada nilai resistivitas tiap lapisan batuan terukur. Adapun nilai resistivitas diperoleh berdasarkan survey Geolistrik dengan metode konfigurasi Schlumberger dengan teknik pengambilan data vertical sounding. 1

1.3.

Tujuan Praktek Tujuan survey ini untuk memberikan dugaan bahwa di daerah Kradenan

Kabupaten Grobogan tedapat lapisan pembawa air (Akuifer) yang nantinya dapat memberikan letak keberadaan air tanah yang dapat digunakan untuk mendukung kebutuhan air bersih bagi masyarakat dan sebagai penunjang pekerjaan pemboran.

1.4.

Manfaat Kerja Praktek Survey geolistrik daerah Kradenan Kabupaten Grobogan merupakan

survey awal mengenai pendugaan mengenai pendugaan adanya lapisan pembawa air (Akuifer) yang nantinya diharapkan dapat memberikan informasi bagi berbagai pihak dalam pengembangan pencarian air tanah pada masa yang akan datang.

2

BAB II DESKRIPSI PUSDIKLAT MIGAS CEPU

2.1.

Penjelasan Umum Pusdiklat Migas Cepu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi (PUSDIKLAT

MIGAS) Cepu merupakan instansi pemerintah yang mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang minyak dan gas bumi. berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 150 tanggal 2 Maret 2001 maka PPT. MIGAS telah berubah nama menjadi PUSDIKLAT MIGAS berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 0030 tahun 2005 tanggal 20 Juli 2005. 2.1.1. Tugas Pokok Melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang minyak dan gas bumi seperti kursus-kursus, penataran dan penemuan ilmiah, pelaksanaan operasional kerja pertambangan minyak dan gas bumi serta pengusahaan panas bumi.sebagai pelaksana tugas Pusdiklat Migas Cepu bertanggung jawab langsung kepada Kepala Badan Diklat Energi dan Sumber Daya Mineral. ¾

Visi Menjadi pusat pendidikan dan pelatihan minyak dan gas bumi yang unggul

dengan mewujudkan tata kepemerintahan yang bersih, baik, transparan dan terbuka. ¾

Misi Misi utama PUSDIKLAT MIGAS Cepu adalah : a. Meningkatkan kapasitas aparatur negara dan PUSDIKLAT MIGAS untuk mewujudkan tata kepemerintahan yang baik. b. Meningkatkan kompetensi tenaga kerja sub sektor migas untuk berkompetisi melalui mekanisme ekonomi pasar. c. Meningkatkan kemampuan perusahaan minyak dan gas bumi menjadi lebih kompetitif melalui program pengembangan sumber daya manusia.

3

2.1.2. Fungsi Fungsi Pusdiklat Migas Cepu : a.

Perumusan dan pelaksanaan rencana dan program serta kerja sama pendidikan dan pelatihan.

b.

Perumusan dan pelaksanaan standart, pedoman, norma, prosedur, kriteria pendidikan dan pelatihan.

c.

Penyiapan Akreditasi program lembaga pendidikan dan pelatihan lainnya, serta penyelenggaraan uji kompetensi tenaga khusus dan teknis keperluan lembaga sertifikasi profesi.

d.

Pemberian pelayanan jasa, sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan.

e.

Pengelolaan sistem informasi pendidikan dan pelatihan.

f.

Pembinaan kelompok jabatan fungsional pusat.

g.

Pengolahan ketatausahaan, administrasi keuangan dan kepegawagaian serta rumah tangga pusat.

h.

Evaluasi pendidikan dan pelatihan bidang minyak dan gas bumi.

2.1.3. Program Kegiatan 2.1.3.1. Program Diklat Reguler Program Diklat regular terdiri dari : -

Diklat Aparatur Negara yang pesertanya terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS), Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), yang berada di lingkungan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) maupun Pemerintah Daerah (Pemda).

-

Diklat Teknis

-

Diklat Fungsional

-

Diklat Struktural

Diklat tersebut selalu diberi anggaran oleh sektor Migas.

4

2.1.3.2. Program Diklat Non Reguler Program kursus-kursus yaitu mendidik dan melatih tenaga kerja di dalam kelas, kerja praktek, dan latihan lapangan berupa : a. Bimbingan untuk kaderisasi dan pra jabatan b. Penataran, kursus yang berupa up grading kepada karyawan c. Peningkatan keahlian program DPKK Pendidikan Non Reguler pesertanya terdiri dari : -

Karyawan Pertamina

-

Mahasiswa

-

Karyawan KPS

-

Industri Petrokimia

-

Pemerinta Daerah

Di samping itu Pusdiklat Migas juga menyelenggarakan kursus-kursus yang meliputi : a.

Kursus pra jabatan ( Pre Employment Training ).

b.

Kursus singkat bidang migas ( Crash Program Training ).

c.

Kursus singkat bidang penunjang / Umum.

d.

Technical Cooperation Among Development Countries ( TCDC ).

e.

Penjenjangan pegawai negeri sipil.

f.

Kursus penyegaran ( Refreshing Course ), sertifikasi tenaga pemboran, seimik, pesawat angkat dan aviasi, dll.

2.1.4. Sertifikasi Tenaga Teknik Khusus (STTK) Bidang Migas Pemberian tanda pengakuan oleh Pemerintah melalui Lembaga Sertifikasi Profesi Terakreditasi atas tingkat keahlian atau keterampilan khusus di bidang pertambangan minyak dan gas bumi serta pengusahaan panas bumi.

5

2.1.5. Jasa Teknologi Dalam bentuk melaksanakan jasa pengelolaan crude oil menjadi bahan bakar (BBM) dan pemasaran hasil sampingnya, mengikutsertakan tenaga-tenaga ahli pada penelitian-penelitian terapan, studi-studi proses rancang bangun, dsb.

2.1.6. Hubungan Kerjasama Dalam rangka upaya mensukseskan berbagai program Diklat, Pusdiklat Migas menjalin hubungan kerjasama dengan berbagai instansi pemerintah dari pihak perguruan tinggi seperti : UI, UIN, UGM, ITB, Universitas Trisakti, ITS, ITN Malang, UNDIP, UMS, UPN Surabaya, UPN “Veteran” Yogyakarta dan sebagainya. Tujuan kerja sama tersebut adalah saling memberikan bantuan dalam hal-hal tertentu yang menguntungkan kedua belah pihak. Kerja sama dengan pihak luar negeri antara lain : a. Kerjasama Diklat dengan ASEAN (Kamboja, Laos, Vietnam, Myanmar) b. Kerjasama Pelatihan dan Sertifikasi dengan Iran. c. Kerjasama

dengan

IFF

Germany

dalam

menyusun Environment

Performance Assesment dan Evironment Performence Indicator. d. Kerjasama dengan CCOP untuk Petroleum Policy Management. e. Kerjasama dengan GSI/GIWI untuk sertifikasi pengelesan. f. Kerjasama Sertifikasi Tenaga Pemboran dengan IADC Wellcap USA.

2.2. SEJARAH SINGKAT PUSDIKLAT MIGAS CEPU Sejak berdiri sampai sekarang Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi mengalami beberapa pergantian nama. Dalam perkembangannya, lapangan Cepu dan sekitarnya telah dikelola (dieksploitasikan) oleh beberapa perusahaan dan instansi. Umur kilang minyak di Cepu telah mencapai seratus tahun lebih dan pengolahannya telah mengalami beberapa periode pengolahan yaitu :

6

2.2.1. Jaman Hindia Belanda ( 1886 – 1942 ) Pada tahun 1886 seorang sarjana pertambangan Mr. Andrian Stoop berhasil mengadakan penyelidikan minyak bumi di jawa yang kemudian mendirikan DPM (Dutsche Petroleum Maatschappij) pada tahun 1887. Pengeboran pertama dilakukan disurabaya kemudian pada tahun 1890 didirikan penyaringan minyak didaerah Wonokromo. Selain disurabaya Mr. Andrian Stoop juga menemukan minyak didaerah Rembang. Pada bulan Januari 1893 Mr. Andrian Stoop mengadakan perjalanan dengan rakit dari Ngawi menyelusuri Solo menuju Ngareng, Cepu yang merupakan kota kecil ditepi Bengawan Solo, diperbatasan jawa Timur dan Jawa Tengah. Konsesi minyak didaerah ini bernama Panolan yang diresmikan pada tanggal 28 Mei 1893 atas nama AB Versteegh. AB Versteegh tidak mengusahakan sendiri sumber minyak tersebut tetapi mengontrakan kepada perusahaan yang sudah kuat pada masa itu yaitu perusahaan DPM di Surabaya. Kontrak berlangsung selama 3 tahun dan baru syah menjadi milik DPM pada tahun 1899. Penemuan sumur minyak bumi bermula dari desa Ledok sekitar 10 km dari Cepu. Sumur ledok I dibor pada bulan Juli 1893 yang merupakan sumur pertama di daerah Cepu. Mr. Adrian Stoop menyimpulkan bahwa didaerah panolan terdapat ladang minyak berkualitas tinggi dalam jumlah yang besar. Namun daerah tersebut telah dikuasai perusahaan lain. Luas area dan kosesi panolan adalah 11.977 bahu yang meliputi distrik panolan sampai dengan perbatasan dengan kosesi Tinawun. Yang termasuk lapangan Ledok adalah area Gelur dan Nglebur yang produkktif sepanjang 2,5 km dan lebar 1,25 km. Pada tahun 1893 oleh Mr. Adrian Stoop, pengeboran pertama dilakukan dengan kedalaman pertama 94 m dengan produksi 4 m3 per hari. Pengeboran berikutnya di Gelur pada tahun 1897 dengan kedalaman 239 -295 m dengan produksi 20 m3 per hari, sedangkan pengeboran lainnya dapat mernghasilkan 2050 m3per hari ( sebanyak 7 sumur). Minyak mentah yang dihasoilkan diolah di kilang Cepu. Sebelumnya perusahaan dicepu dan Wonokromo terpusat di Jawa Timur, namun pada perkembangannya usaha diperluas meliputi lapangan minyak Kawengan, Wonocolo, Ledok, Nglobo, Semanggi dan Lusi.

7

2.2.2. Jaman Jepang (1942-1945) Perang Eropa merangsang pemerintah jepang memperluas kekuasaan di Asia. Pada tanggal 8 desember 1941 Pearl Harbour yang terletak di Hawaii dibom jepang. Pengeboman ini menyebabkan meluasnya peperangan di Asia. Pemerintah belanda di Indonesia merasa kedudukannya terancam, sehingga untuk menghambat laju serangan jepang mereka menghancurkan instalasi atau kilang minyak yang menunjang perang, karena pemerintah jepang sangat memerlukan minyak untuk diangkut ke negerinya, perusahaan minyak terakhir yang masih dikuasai Belanda yang terdapat dipulau Jawa yaitu Surabaya, Cepu, Cirebon. Dimana pada waktu itu produksi di Cepu merupakan produksi yang paling besar dengan total produksi 5,2 Juta Barel/tahun. Jepang menyadari bahwa pengeboman atas daerah minyak akan merugikan diri sendiri sehingga perebutan daerah minyak jangan sampai menghancurkan fasilitas lapangan dan kilang minyak. Meskipun sumber-sumber minyak dan kilang sebagian besar dalam keadaan rusak akibat taktik bumi hangus Belanda, Jepang berusaha agar minyak mengalir kembali secepatnya. Tentara Jepang tidak mempunyai kemampuan di bidang perminyakan sehingga untuk memenuhi kebutuhan tenaga terampil dan terdidik dalam bidang perminyakan sehingga mendapat bantuan tenaga sipil jepang yang pernah bekerja diperusahaan minyak Belanda, kemudia menyelenggarakan pendidikan di Indonesia. Kehadiran Lembaga Pendidikan Perminyakkan di Cepu Diawali oleh belanda bernama Midlebare Petroleum School dibawah bendera NV. Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM). Setelah belanda menyerah dan Cepu diduduki Jepang maka lembaga itu dibuka kembali dengan nama ”Shokko Gakko”

8

2.2.3. Masa Indonesia Merdeka Pada Jaman kmerdekaaan kilang minyak di Cepu mengalami beberapa perkembangan sebagai berikut, yaitu: a.

Periode 1945-1950 Pada tanggal 15 November 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu. Hal ini

menyebabkan terjadinya kekosongan kekuasaan di Indonesia. Pada tanggal 17 November 1945, Indonesia memproklamirkan kemerdekaaan sehingga kilang minyak Cepu diambil alih oleh Indonesia. Pemerintah kemudian mendirikan Perusahaan Tambang Minyak Nasional (PTMN) berdasarkan maklumat Menteri Kemakmuran No.5 pada bulan Desember 1949 dan menjelang 1950, setelah adanya penyerahan kedaulatan, kilang minyak Cepu dan lapangan Kawengan diserahkan dan diusahakan kembali oleh BPM. b.

Periode 1950-1961 Kilang Cepu dan lapangan minyak Kawengan dikuasai oleh BPM

sedangkan lapangan minyak lainnya seperti Ledok, Ngelogo dan Semanggi tetap dipertahankan oleh pemerintah RI dan pelaksanaan dilakukan oleh ASM (Administrasi Sumber Minyak), tetapi pada tahun 1951 diserahkan kembali kepada pemerintah RI. Pada tahun 1957 didirikan PT MRI (Perusahaan Tambang Minyak Replublik Indonesia), tetapi kemudian diganti dengan Tambang Minyak Nglobo CA (Combie Anexsis). c.

Periode 1961-1965 Pada tahun 1961 Tambang Minyak ngelobo diganti menjadi PERMIGAN

(Perusahaan Minyak Gas Negara). Pemurnian minyak dilapangan minyak Ledok dan Ngolobo dihentikan. Pada tahun 1962, kilang Cepu dan lapangan minyak Kawengan dibeli oleh Pemerintah RI dari SHELL dan diserahkan ke PNPERMIGASAN. d.

Periode 1965-1978 Pada tahun 4 Januari tahun 1966, kilang Cepu dan lapangan minyak

Kawengan dijadikan Pusat Pendidikan dan Latihan Lapangan Perindustrian Minyak dan Gas Bumi (PUSDIK MIGAS). Kemudian pada tanggal 7 Februari

9

1967 diresmikan Akademi Migas dan Gas Bumi (AKA MIGAS) Cepu angkatan pertama. e.

Periode 1978-1984 Berdasarkan SK Menteri Pertmabangan dan Energi No. 646 tanggal 26

Desember 1977, LEMIGAS diubah menjadi bagian dari Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS (PPT MGB LEMIGAS). Dan berdasarkan SK Presiden No. 15 tanggal 15 Maret 1984 Pasal 107, Cepu ditetapkan sebagai pusat pengembangan tenaga perminyakan dan gas bumi (PPT MIGAS). f.

Periode 1984-2001 Berdasarkan SK Menteri Pertambangan dan Energi No. 0177/1987 tanggal

5 Maret 1957, dimana wilayah PPT MIGAS yang dimanfaatkan Diklat Operasional/Laboratorium lapangan Produksi diserahkan ke PERTAMINA UEP III, Lapangan Cepu, sehingga kilang Cepu mengoperasikan pengolahan crude oil milik PERTAMINA. Kedudukan PPT MIGAS dibawah Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi, Departemen Pertambangan dan Energi, yang merupakan pelaksanaan teknis MIGAS dibidang pengembangan tenaga perminyakan dan gas bumi. Keberadaan PPT MIGAS ditetapkan berdasarkan Kepres No. 15/1984 tanggal 18 Maret 1984. Dan strukur organisasinya ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No. 1092 tanggal 5 November 1984. g.

Periode Tahun 2001 – sekarang Berdasarkan Surat Keputusan Menteri ESDM No. 150/2001 tanggal 2

Maret 2001, dan PPT MIGAS diganti menjadi PUSDIKLAT MIGAS dan telah diperbaharui dengan Peratuan Mentri ESDM No.0030 Tahun 2005 tanggal 20 Juli 2005.

10

2.3. Lokasi PUSDIKLAT MIGAS Cepu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perminyakan dan Gas Bumi berlokasi di : Desa

:

Karangboyo

Kecamatan

:

Cepu

Kabupaten

:

Blora

Propinsi

:

Jawa Tengah

Tepatnya berada di jalan Sorogo No.1 Cepu Lokasi tersebut sangat strategis karena adanya beberapa faktor yang mendukung, antara lain : a.

Bahan baku

Sumber bahan baku berasal dari Kawengan, Ledok, Nglobo, dan Semanggi yang dioperasikan oleh PT. PERTAMINA EP Region Jawa Area Cepu serta Wonocolo yang merupakan pertambangan rakyat di bawah pengawasan PT. PERTAMINA EP Region Jawa Area Cepu. b.

Air

Sumber air berasal dari Bengawan Solo yang dekat dengan kilang, sehingga kebutuhan air untuk proses pengolahan atau untuk air minum lebih mudah terpenuhi. c.

Transportasi

Letak kilang tidak begitu jauh dari jalan kereta api maupun jalan-jalan raya yang menghubungkan kota-kota besar, sehingga dapat memperlancar distribusi hasil produksi. d.

Tenaga kerja

Karena letaknya tidak jauh dari kota-kota pendidikan, sehingga mudah untuk memperoleh tenaga-tenaga terdidik dan terampil. e.

Fasilitas pendidikan Fasilitas untuk pendidikan cukup memadai meskipun peralatan sarananya

sudah tua, misalnya: Kilang, Laboratorium, Bengkel.

11

2.4. Kualifikasi Lapangan yang Terletak di daerah Cepu Menurut tingkat pengekploitasiannya, lapangan Cepu dapat dibagi menjadi tiga pengusahaannya yaitu: 2.4.1. Lapangan-Lapangan Status Produksi Lapangan status produksi adalah lapangan-lapangan yang masih memproduksi minyak dan gas yang terdiri dari lapangan Kawengan, lapangan Ledok, lapangan Nglobo, lapanbagan Semanggi, lapangan Wonocolo, dan lapangan Gas Balun. 2.4.2. Lapangan-Lapangan Status Semi Ekplorasi Yang dikategorikan pada status ini merupakan lapangan yang telah dipelajari mempunyai cadangan awal, tetapi masih belum diproduksi atau dikembangkan lebih lanjut seperti lapangan Balun, lapangann Togo, lapangan Ngasem dan Dander, serta lapangan Alas Dara dan Kemuning (Mobil Cepu Limited-Exxon Mobil Indonesia ). 2.4.3. Lapangan-Lapangan Status ditinggalkan Sementara Lapangan-lapanagna status ditinggalkan sementara adalah lapanganlapangan yang ditinhggalkan sementara karena adanya masalah teknis dan non teknis. Terdaftar sekitar 15 lapangan, yaitu; lapangan Metes, lapangan Banyuasin, lapangan Banyuabang, lapangan Ketringan, lapangan Tungkul, lapangan Kedinding, lapangan Ngraho, lapangan Tambi, lapangan Kadewan, lapangan Dandangilo, lapangan Kidangan, lapangan Petak, lapangan Kluwih, dan lapangan Gabus.

2.5. STRUKTUR ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN Pusdiklat Migas mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan bidang minyak dan gas bumi, berdasarkan SK Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 0030 tahun 2005 tanggal 20 Juli 2005. Pusdiklat Migas Cepu dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Energi dan Sumber Daya Mineral. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, dibagi menjadi bagian-bagian sebagai berikut:

12

1.

Bagian Tata Usaha, yang dibagi menjadi dua sub bagian yaitu : a. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum b. Sub Bagian Keuangan dan Rumah Tangga

2.

Bidang Sarana Kilang dibagi menjadi dua sub bagian yaitu : a. Sub Bidang Kilang b. Sub Bidang Utilitas

3.

Bidang Sarana Laboratorium dan Bengkel, terdiri dari dua sub bagian yaitu : a. Sub Bidang Bengkel b. Sub Bidang Laboratorium

4.

Bidang Pelatihan terdiri dari dua sub bagian : a. Sub Bidang Penyiapan Pelatihan b. Sub Bidang Pelaksanaan Pelatihan

5.

Kelompok Jabatan Fungsional

2.6. Unit Wax Plant Wax Plant Cepu dibangun pada tahun 1962 oleh PERMIGAN. Wax Plant merupakan unit pengolahan PH solar menjadi batik wax yang banyak digunakan pada industri batik. Pertimbangan lain untuk mengolah PH solar adalah kesulitan dalam menampung dan tidak dapat langsung dipasarkan. Wax atau lilin adalah kristal hidro karbon yang sebagian besar tersusun dari senyawa normal parafine dan sedikit senyawa iso-parafine. Jalannya Proses : Untuk mengolah PH solar menjadi batik wax yang siap dipasarkan, dilakukan melalui beberapa tahapan proses pengolahan sebagai berikut : 1. Proses Dewaxing Proses dewaxing atau proses pengambilan wax merupakan proses pemisahan wax dari minyak untuk mengurangi kadar minyak dalam umpan. Proses ini terdiri dari 2 tahap yaitu proses pendinginan dan chiller dan proses penyaringan filter proses.

13

PH solar merupakan produk bawah dari kolom C/A yang ditampung pada tangki penampung T-119, kemudian dipompa ke wax plant untuk ditampung pada tangki T- 201 dan T-202. Untuk menjaga PH solar dalam keadaan cair maka penampungan tersebut dilengkapi dengan coil pemanas. Dengan pemanas steam, dari tangki penampung kemudian dialirkan menuju chiller untuk didinginkan dengan suhu masuk 450C - 470C dan suhu keluar 300C – 320C. Solar masuk ke dalam bagian tube dengan bantun srew conveyor yang digerakkan oleh motor listrik. Sebagai pendingin digunakan air mengalir dengan suhu masuk 290C dan suhu keluar dalam bentuk cairan kristal wax dan minyak (slurry), yang kemudian ditampung dalam tangki. Selanjutnya campuran tadi di pompa dengan tekanan discharge 2 – 3 2

kg/cm menuju filter press dengan popmpa plunger untuk memisahkan kristal wax dan minyaknya. Akibat adanya tekanan minyak lolos menembus kain saring plate dan ditampung sebagai A filter oil (AFO), sedangkan wax akan tertinggal dalam kain saring dan membentuk A cake. Dengan umpan PH solar sebesar 90 – 100 m3/day dihasilkan 65 – 75 AFO dan 30 – 35% A cake. Setelah enam jam atau jika AFO yang keluar dari filter press sangat sedikit, maka filter press dibongkar untuk melepaskan A Cake dari kain filter dan ditampung pada saluran yang dilengkapi dengan srew conveyor yang ada pada bagian bawah filter press sedangkan AFO dipompa lagi ke tangki umpan untuk diolah kembali jika secara keseluruhan jelek. AFO dengan congeling point <320, diproses ulang untuk diambil waxnya, AFO dimasukkan kembali ke chiller pada suhu 400C dan keluar pada suhu 200C, bedanya media pendingin yang digunakan adalah air dengan bantuan udara dingin dari kompresor freon yang suhunya ± 100C keluar dari chiller, slurry ditampung dalam tangki T-240 dan T-205 yang selanjutnya dipompa menuju filter press, proses penyaringannya sama proses pertama hasil dari proses penyaringan berupa B Cake dengan titik leleh 480C yang kemudian dicampur dengan A Cake pada tangki T-217 dan T-128, hasil sampingnya berupa B filter oil (BFO) yang ditampung dalam tangki T-216 sebagai komponen blending, campuran BFO dan residu dipasarkan dalam bentuk R 38 sebagai bahan bakar.

14

2. Proses Sweating Proses Sweating atau proses pengeringan yang bertujuan untuk menurunkan kadar minyak yang masih terkandung dalam slak wax (A cake), sehingga diperoleh wax dengan mutu tinggi. Cara menurunkan kadar minyak adalah dengan cara melelehkan wax yang telah dibekukan secara perlahan-lahan dan dipisahkan berdasarkan titik lelehnya. Proses ini berlangsung didalam AMS (Allan More Stove) yang berkapasitas 56 m3 dengan sistem batch. AMS dilengkapi dengan coil yang dapat digunakan untuk proses pemanasan sekaligus pendinginan slak wax. Proses sweating diawali dengan pengisian tangki AMS dengan slak wax cair kemudian dilanjutkan dengan pendinginan selama lebih kurang 30 jam, pendinginan dilakukan dengan cara mengalirkan air ke dalam tangki melalui coilcoil yang berbentuk spirai, sehingga pendingin dapat merata di semua umpan. Proses pendinginan tidak boleh berlangsung terlalu cepat karena akan menjebak cairan minyak. Hal ini akan merugikan karena ada kemungkinan fraksi yang mempunyai titik leleh tinggi terjebak dalam pori-pori dan tetap cair. Proses pendinginan ini diakhiri jika suhu yang masuk sudah sama dengan suhu yang keluar. Selanjutnya dilakukan secara berlahan-lahan dengan jalan menginjeksikan steam ke dalam sirkulasi air, kenaikan suhu diharapkan tidak terjadi secara mendadak. Sehingga pemisahan berlangsung sesuai titik lelehnya. Pada proses pemanasan akan berlangsung sesuai titik lelehnya, pada proses pemanasan secara perlahan-lahan akan diperoleh produk sebagai berikut : a)

Foots oil titik beku 32 – 470C di kembalikan ke AMS atau tangki umpan,

produk ini sekitar 40% dari umpan yang masuk ke tangki feed dewaxing. b)

Recycle oil titik beku 48 – 550 dan dikembalikan ke tangki AMS sekitar

30%. c)

Sweet wax, titik beku oil diatas 550C produk sekitar 30% dan akan

diproses lebih lanjut dengan menghentikan sirkulasi air panas dan diganti dengan mengalirkan steam ke dalam tangki sehingga semua umpan yang membeku dapat dicairkan.

15

3. Proses Treating Proses Treating bertujuan untuk memperbaiki warna wax dari coklat kehitam-hitaman menjadi coklat kekuning-kuningan dengan cara mencampur natural day sehingga warnanya lebih cerah. Sweat wax hasil proses dimasukkan ke dalam tangki yang dilengkapi coil pemanas untuk menjaga agar warna wax tetap cair (Suhu 800C). Kemudian ditambah clay dengan konsentrasi 3 – 5 wt dari berat wax, selanjutnya dilakukan pengadukan dengan udara bertekanan selama lebih kurang 2 jam agar terjadi kontak yang baik. Setelah pengadukan dihentikan campuran wax dengan clay dibiarkan mengendap selama 1 jam selanjutnya disaring dengan menggunakan filter press, pada proses ini cairan wax yang mengalir menembus kain filter diproses lebih lanjut pada proses moulding, sedangkan yang tertinggal diambil dengan membongkar filter press. 4. Proses Moulding Moulding adalah proses pencetakan wax dengan tujuan mempermudah proses penyimpanan, pengangkatan dan pemasaran. Wax cair yang telah disaring dimasukkan ke dalam loyang-loyang yang disusun dimulai pada bagian atas, setelah penuh kelebihan wax akan mengalir menuju loyang di bawahnya sampai seluruh loyang terisi, selanjutnya loyang yang telah terisi didinginkan pada udara bebas selama 24 jam. Wax yang telah membeku dikeluarkan dari loyang dan dimasukkan ke dalam karung untuk dipasarkan, berat masing-masing wax tercetak 4-5 kg dengan kandungan minyak 19 – 20%. Produksi batik wax dari wax plant PUSDIKLAT MIGAS CEPU berkisar 1000 ton/bulan.

16

2.7. Unit Destilasi Unit kilang Cepu adalah unit distilasi atmosferis yang mengolah minyak mentah dari lapangan Kawengan dan Ledok secara bergantian. Kedua jenis dari minyak mentah tersebut mempunyai komposisi yang berbeda. Lapangan kawengan termasuk jenis NEPTHANIS, sedangkan minyak mentah dari Ledok termasuk PARAFINIS. Kapasitas total yang dihasilkan adalah 600 m3 / hari. Dengan produksi yang dihasilkan antara lain : 1.

Pertamina SOLVENT A

2.

Pertamina SOLVENT B

3.

Pertamina SOLVENT C

4.

Kerosine ( Minyak Tanah )

5.

Gasoline (Bensin)

6.

Solar

7.

pH Solar

8.

Residu

2.8. Peralatan Proses Untuk terlaksana proses pengolahan tersebut, maka dibutuhkan peralatanperalatan kilang antara lain : 1)

Pompa Fungsi pompa dikilang adalah untuk mengalirkan cairan dari suatu tempat

ketempat lain. Yang digunkan adalah pompa RECIPROCATING (Torak) dengan penggerak uap air (Steam) dan pompa SENTRIFUGAL dengan penggerak motor listrik. Penggunaan pompa menurut fungsinya adalah : -

Pompa Umpan (feed) Digunakan untuk memompa umpan (feed)

-

Pompa Reflux Digunakan untuk memompa gasoline reflux ke kolom C-1 ke C-2

17

- Pompa Fuel Oil Digunakan untuk memompa bahan bakar minyak (fuel oil) ke dapur / furnace dan boiler. -

Pompa Produksi Digunakan untuk memompa produk dari satu tanki ke tanki lain.

2)

Alat Penukar Panas / HE ( Heat Exchanger ) Adalah alat untuk memanaskan minyak mentah dengan memanfaatkan

panas produk yang dihasilkan kilang. HE ini berfungsi sebagai pemanas awal (preheater) minyak untuk tujuan efisiensi panas. HE yang digunakan adalah jenis SHELL and Tube Heat Exchanger dimana minyak mentah dilewatkan ke dalam tube dan residu didalam shell. Jumlah HE yang dioperasikan ada 3 unit, 2 diantaranya memanfaatkan panas produk residu dan satu buah memanfaatkan panas produk solar sehingga temperatur minyak mentah naik dari ± 35 oC menjadi ± 150 oC. 3)

Furnace / Dapur Berguna untuk memanaskan crude air dari susu ± 310 oC menjadi 330 oC

dimana pada temperatur tersebut sebagian besar fraksi-fraksi yang terkandung dalam crude oil naik dari ± 35 C pada tekanan sedikit diatas 1 atm telah berubah uap kecuali residu. 4)

Evaporator Untuk memisahkan uap dan cairan (residu) dari crude oil yang sudah

dipanaskan dari dapur. Jumlah evaperator ada 1 unit. 5)

Kolom Fraksinasi Untuk memisahkan fraksi-fraksi tersebut. Jumlah kolom fraksinasi ada 3

unit dimana 2 unit dioperasikan dan 1 unit idle untuk memisahkan fraksi-fraksi tersebut, kolom fraksinasi dilengkapi dengan BUBLE CAP.

18

6)

Kolom Stripper Untuk menguapkan kembali fraksi ringan yang terikat kedalam suatu

produk, ada 3 unit stripper yang dioperasikan 1 stripper kerosine, 1 stripper solar dan 1 stripper residu. 7)

Kondensor Mencairkan produk gas / uap solvent ringan (pertasol CA) dari puncak

kolom C-2 ada 12 unit kondensor yang dioperasikan. 8)

Cooler Mendinginkan produk cair panas menjadi produk dingin sesuai dengan

suhu yang dikehendaki. Ada 16 unit cooler type Shell and Tube 6 box cooler yang dioperasikan. 9)

Separator Untuk memisahkan air dan gas yang tercampur didalam produk. Ada 8

unit separator yang dioperasikan. 10)

Tanki Menampung / menyimpan crude oil dan produk. Produknya solvent /

pelarut yang dihasilkan kilang Cepu dinamakan pertasol (Pertamina Solvent).

2.9. Uraian Proses Produksi Minyak mentah dari tangki dihisap pompa feed dan dipompakan melalui HE, furnace dan Evaporator. Di furnace minyak mentah mengalami pemanasan sampai temperatur ± 330oC, sedangkan di Evaporator dipisahkan antara uap dan cairan (residu). Residu ke residu stripper, HE, Box Cooler kemudian ke tangki penampung residu. Dari evaporator uap minyak yang merupakan campuran dari fraksi-fraksi solvent (pertasol), korosine, solar dan PH solar masuk ke kolom fraksinasi C-1 untuk dipisahkan sesuai fraksi-fraksi tersebut. Yaitu dari kolom fraksi C-1 keluar produk uap pertasol yang diumpankan kembali ke kolom C-2 untuk dipisahkan menjadi solvent ringan (pertasol CA). Solvent sedang (Pertasol CB). Uap pertasol

19

CA yang keluar melalui top kolom C-2 dicairkan ke kondensor dan didinginkan cooler terus keseparator lalu masuk ke tangki penampung produk pertasol CA, T114, 115, 116, 117. Dari side steam kolom C-2 dan bottom kolom C-2 diambil sebagai produk pertasol CB, terus masuk cooler, separator kemudian ke tangki penampung pertasol CB, T-109, 110. Dari side steam bagian tengah ke kolom C-1 diambil produk kerosine lalu masuk stripper kerosine. Dari bottom stripper kerosine masuk ke cooler, separator terus ke tangki penampung kerosine T-106, 124, 125, 126. Dari side steam bagian bawah kolom C-1 diambil produk solar lalu masuk ke stripper. Solar dari bottom stripper solar masuk ke HP – 1, cooler separator terus ke tangki penampung produk solar T-111, 120, 127. Dari bottom kolom fraksinasi C-1 keluar produk PH solar terus ke tangki penampung PH solar, T-118, 119. Selanjutnya dipompa ke pabrik lilin / wax plant, untuk diambil lilin atau waxnya. Produk utama yang dihasilkan : 1. Solvent ringan (pertasol CA), solvent sedang (pertasol CB), dan solvent berat (pertasol CC). Yang semuanya digunakan sebagai bahan pelarut. 2. Kerosine untuk minyak lampu atau kompor. 3. Solar untuk bahan bakar diesel. 4. Residu untuk bahan bakar residu. 5. PH solar untuk feed wax plant. 2.10. Perpustakaan Perpustakaan Akamigas pada tahun 1967. Perpustakaan ini mempunyai sistem pelayanan terbuka (Open Acces) yang meliputi : 1. Pelayanan Reguler (Mahasiswa Akamigas, pegawai, dosen) 2. Pelayanan non Reguler (Peserta kursus, praktikan)

20

Koleksi Perpustakaan antara lain : 1. Buku-buku diklat 2. Majalah Ilmiah 3. Laporan Penelitian 4. Skripsi 5. Laporan Kerja Praktek 6. Bahan Audio-Visual (Video Program, sude program, CD, dll). Sejarah berdirinya perpustakaan PUSDIKLAT MIGAS CEPU erat kaitannya dengan berdirinya AKAMIGAS yang ada pada awalnya terkenal dengan nama AMGB. AKAMIGAS, yang berdiri pada tahun 1967 sebagai salah satu wadah untuk membina kader-kader perminyakan nasional yang siap pakai. AKAMIGAS tersebut didirikan oleh PPT. MIGAS CEPU. Yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai satu-satunya Akademi Perminyakan di Indonesia yang dipandang mempunyai fasilitas yang lengkap dan memenuhi syarat-syarat antara lain : - Fasilitas belajar berupa ladang minyak - Fasilitas unit kilang - Fasilitas workshop (Bengkel reparasi) dan sarana lainnya. Karena latar belakang tersebut maka sebagai pelengkap untuk memacu kegiatan belajar serta untuk menambah pengetahuan peserta didik maka di dirikan perpustakaan AKAMIGAS. Tahun 1968 – 1978 perpustakaan AKAMIGAS masih menjadi bagian dari perpustakaan PPT MIGAS CEPU. Dan menjadi satu-satunya pusat pendidikan tenaga Perminyakan di Indonesia. Awal tahun 2001 struktur organisasi berubah lagi menjadi PUSDIKLAT MIGAS CEPU, dengan Peraturan Mentri ESDM No. 0030 Tahun 2005, Perpustakaan menjadi bagian dari PTK AKAMIGAS. Adapun tugas-tugas perpustakaan PUSDIKLAT MIGAS CEPU yaitu :

21

1. Melakukan perencanaan, pengembangan koleksi, yang mencakup buku, majalah ilmiah, laporan penelitian, skripsi, laporan kerja praktek, diklat / hand out serta bahan Audio Visual. 2. Melakukan pengolahan dan proses pengolahan bahan pustaka meliputi registrasi / inventari, katalogisasi, klasifikasi, shelfing, failing. 3. Melakukan tugas pelayanan pembaca meliputi : - Peminjaman dan Pengambilan (Sirkulasi) - Layanan referensi - Layanan informasi - Penagihan - Penelusuran Koleksi 4. Laporan penggunaan laboratorium bahasa untuk : - Mahasiswa - Pegawai - Dosen - Instruksi - Peserta Khusus, dll. 1. Layanan Audio Visual -

Pemutaran film dan kaset video ilmiah untuk mahasiswa Akamigas pegawai, dosen, instruksi, peserta khusus, dll.

2. Layanan kerja sama antara perpustakaan / inter library loan dan jaringan informasi nasional. 2.10.1. Kekuatan Pegawai a. Menurut Golongan : Golongan IV

: 2 orang

Golongan III

: 8 orang

Golongan II

: 2 orang

b. Tingkat Pendidikan S2

: 2 orang

S1

: 4 orang

22

SLTA

: 5 orang

SLTP

: 1 orang

2.10.2. Koleksi dan Sarana a.

Koleksi bahan tercetak / Print collection

Buku

: 12.232 judul : 35.131 eks

Majalah luar negeri

: 21 judul

Majalah dalam negeri

: 23 judul

Diktat / Handout

: 337 judul

Skripsi / Laporan KP

: 1.143 judul

b.

Koleksi Bahan Terekam / Recorded Materials

1.

Perangkat Lunak

Kaset Video Ilmiah

: 197 judul

Film Movie 16 mm

: 32 judul

Slide Program ( Sound)

: 59 buah

CD

: 7 judul

2. Perangkat Keras Video Camera U-matic

: 3 set

Video Camera Handycam

: 2 set

Peralatan Editing

: 1 set

TV Monitor

: 3 set

Peralatan Duplicating/VTR : 3 set Projector Film 16 mm

: 2 set

Slide Projector

: 2 set

3. Laboratorium Bahasa Kapasitas

: 72 booth

CD-Player

: 2 set

Tape Recorder

: 5 set

Komputer

: 3 set

TV

: 2 buah

23

Koleksi buku

: 894 eks

Koleksi kaset

: 405 buah

c.

Sarana

Perpustakaan menempati 3 (tiga) bagian gedung, terdiri atas: 1. Ruang Pustaka Cetak : Ruang koleksi dan sirkulasi, Ruang Dokumentasi/Skripsi & laporan, Ruang Pengolahan bahan pustaka, Ruang Administrasi, Ruang perawatan buku/majalah. 2. Ruang Laboratorium Bahasa : Laboratorium (2 ruang), Audio Visual (1 ruang), Koleksi Buku dan Administrasi. 3. Ruang Pustaka Rekam: Administrasi, Pemutaran Film/Kaset Video/CD, Koleksi, Editing. 2.10.3. Jenis, Sistem Pelayanan dan pengolahan Bahan Pustaka a. Jenis : Perpustakaan khusus Minyak dan Gas Bumi/Special Library of Oil and Gas. b. Layanan Sirkulasi memakai : Sistem terbuka/Open Access. c. Program otomasi memakai User Manual Windows DUTAVIPOP. d. Katalogisasi memakai sistem “ Subject Heading – Library of Congress “. Volume I dan II. e. Klasifikasi dengan sistem UDC (Universal Decimal Classificxation). 2.10.4. Peraturan dan Tata Tertib Perpustakaan a. Waktu Pelayanan Sirkulasi 1. Hari Senin s.d. Kamis

: jam 07.30 - 13.30 WIB

2. Hari Jum’at

: jam 07.30 – 10.30 WIB

3. Hari Sabtu

: jam 07.30 – 12.00 WIB

4. Hari Minggu / Besar

: Libur

b. Sistem Pelayanan 1. Memakai Sistem Pelayanan Terbuka (open Access), khusus untuk layanan Audio Visual menggunakan Sistem Pelayanan Tertutup (Closed Acces).

24

2. Pembuatan Katalog Buku menggunakan aturan “Subject Heading Library of Conggress” Volume I dan II. 3. Klasifikasi

menggunakan

Sistem

UDC

(Universal

Demical

Classification). 4. Otomasi Perpustakaan menggunakan program User Manual Windows Duta-Vipop.

c. Keanggotaan 1. Seluruh Mahasiswa Akamigas dan Pesrea Kursus yang mendaftarkan diri. 2. Pegawai PUSDIKLAT MIGAS yang mendaftarkan diri (termasuk Dosen, Widyaiswara, Instruktur, dan Jabatan Fungsional lainnya). 3. Institusi dari luar yang mendapat rekomendasi dari Kepala PUSDIKLAT MIGAS

d. Syarat-syarat Menjadi Anggota Mengisi Formulir Pendaftaran yang disediakan oleh perpustakaan. Untuk keabsahannya : 1. Mahasiswa Akamigas diketahui oleh Ketua Jurusan / Program Studi. 2. Pegawai dan semua jabatan fungsional lainnya diketahui oleh atasan masingmasing. 3. Peserta Kursus diketahui Pimpinan Kursus. 4. Dari Instansi luar diketahui oleh Kepala Institusi masing-masing. 5. Menyerahkan pas foto ukuran 3x3 sebanyak 2 (dua) lembar. 6. Bersedia mentaati aturan dan tatatertib perpustakaan.

e. Aturan Layanan Peminjaman 1. Mahasiswa Akamigas berhak meminjam koleksi sebanyak 3 (tiga) buah buku / majalah dalam jangka angka waktu 3 (tiga) minggu. 2. Dosen / Widyaiswara / Instruktur berhak meminjam koleksi sebanyak 6 (dua) buah buku / majalah selama satu semester / 6 (enam) bulan.

25

3. Pegawai non job berhak meminjam koleksi sebanyak 2 (dua) buah buku/ majalah selama 2 (dua) minggu. 4. Mahasiswa Praktikan hanya boleh membaca koleksi di perpustakaan, tidak bisa meminjam untuk dibawa keluar ruangan (kecuali untuk difotokopi). 5. Koleksi buku yang berlabel merah / kopi satu dan berlabel (R) / Referens tidak untuk dipinjamkan, hanya boleh dibaca dalam perpustakaan. 6. Semua koleksi Dokumenasi (Skripsi, Laporan Kerja Praktek, Laporan PKL / KKN, Laporan Penelitian) tidak untuk dipinjamkan keluar, hanya boleh dibaca di dalam perpustakaan. Semua koleksi Dokumentasi tidak boleh difotokopi. 7. Semua koleksi Audio Visual tidak untuk dipinjam keluar. f. Sanksi Keterlambatan Peminjaman 1. Dilakukan penagihan berdasarkan batas waktu peminjaman, baik melalui telepon atau surat (Tagihan ke 1, ke 2, ke 3), jangka waktu tiap-tiap tagihan tiap 1 (satu) minggu. 2. Jika sudah dilakukan tagihan ke 3 belum dikembalikan, akan dikenai sanksi administrasi berupa penghentian sementara untuk hak meminjam koleksi. 3. Setelah batas waktu 1 (satu) bulan dari batas tanggal penagihan ke 3 belum dikembalikan, akan dikenai denda berupa uang sebesar

Rp 200,-

/buku/hari dihitung sampai tanggal bahan pustaka dikembalikan ke perpustakaan. 4. Mahasiswa Akamigas pada setiap akhir masa pendidikan akan diberikan Surat Keterangan Bebeas Pinjam Pustaka bila mereka telah tidak mempunyai pinjaman koleksi. g. Sanksi Menghilangkan Buku 1. Mengganti dengan buku yang sama sesuai judul, pengarang dan edisi. 2. Mengganti buku yang sesuai dengan subyek / isi yang sama berdasarkan edisi yang terbaru (bila buku sudah tidak diterbitkan lagi).

26

h. Tata tertib di Ruang Baca 1. Pemakai / users harus menjaga ketenangan di dalam ruangan. 2. Tidak diperkenankan makan, minum, merokok, dan aktivitas yang mengganggu pemakai lain. 3. Wajib ikut merawat dan menjaga keutuhan bahan pustaka yang dibaca / dipinjam. 4. Peraturan dan Tata tertib ini berlaku sejak ditetapkan. 2.11. Unit Keamanan a. Tugas Pokok Satpam Menyelenggarakan keamanan dan ketertiban di lingkungan atau kawasan kerjanya khususnya pengarahan fisik.

b. Struktur Organisasi Kepala Pusat Ka. Kel. Ops. Keamanan Unit PAM FIK Unit Investigasi Unit Operasi Log Shif I

Shift II

Unit Bin TA

Shift III

Shift IV

c. Geografi No Situasi 1. Luas Kawasan 2. Batas Wilayah : Utara Timur Selatan Barat 3. Iklim : Kemarau Hujan

Jumlah 120 ha

Keterangan

-

Desa Karang Boyo Desa Ngelo Desa Cepu

7 bulan 5 bulan

d. Job Diskription

27

Unit AD

1.

Urusan Keamanan

a)

Ruang Lingkup Bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan `pengamanan terhadap

instalasi dan pers PUSDIKLAT MIGAS. b)

Uraian Tugas

9 Melaksanakan system pengamanan dan melaksanakan pengamanan terhadap instalasi dan pers PUSDIKLAT MIGAS Cepu dari semua bentuk ancaman, gangguan dan hambatan baik dari dalam maupun dari luar. 9 Melaksanakan pengamanan terpadu dengan instalasi terkait. 9 Mengusut setiap kejadian yang mengakibatkan kerusakan, kehilangan dan kecelakaan yang menimpa harta kekayaan serta pegawai sewaktu melaksanakan tugas. 9 Mengadakan pemeriksaan terhadap para pegawai yang melaksanakan pelanggaran di lingkungan kantor PUSDIKLAT MIGAS. 9 Menyiapkan dan menyusun berita acara pemeriksaan yang diperlukan untuk setiap kejadian. 9 Mengkoordinir pelaksanaan upacara pada hari peringatan nasional di kantor. 9 Menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan semua aparat keamanan Negara terutama di lingkup WKP PUSDIKLAT MIGAS Cepu. 9 Melaksanakan peningkatan ketrampilan pegawai di lingkungan urusan keamanan. 9 Membuat laporan tentang giat urusan keamanan secara berkala. Dalam melaksanakan tugasnya kepala urusan keamanan membawahi Sub. Urusan Penjagaan, Sub. Informasi dan Data serta Sub Urusan Administrasi Keamanan. 2.

Urusan Jaga Keamanan

a.

Mengatur dan melaksanakan pengamanan dengan sistem shift (sundulan) terhadap lokasi-lokasi yang harus diamankan

b.

Melaksanakan pengecekan di pintu besar terhadap KBM, pegawai dan tamutamu yang keluar masuk kantor

c.

Melaksankan pengecekan terhadap kantor setelah jam kerja, meliputi : o Pintu jendela

28

o Lampu-lampu o AC dan peralatan lain d.

Mengadakan introgasi atas pegawai yang melanggar hokum dan mengusut suatu kejadian

e.

Membuat jadwal latihan fisik, guna meningkatkan keterampilan dalam pengamanan fisik

3. a.

Urusan Administrasi Meningkatkan kegiatan tata usaha keamanan, meliputi : 9 Mengagendakan / register surat masuk atau keluar 9 Melaksanakan pengetikan 9 Filling kearsipan setiap kejadian 9 Melaksanakan proses administrasi permintaan kebutuhan perkantoran (alatalat tulis, alat kantor, dll)

b.

Melaksanakan kegiatan administrasi pegawai urusan keamanan, meliputi: 9 Absensi, cuti, lembur 9 Penyampaian gaji pegawai 9 Mengurus administrasi kerja / perjalanan dinas dan pertanggungjawaban.

4. ™

Urusan Informasi dan Data Menerima, menilai, dan menyelidiki info yang berasal dari sumber maupun pembawa informasi

™

Mencari data guna penelitian suatu info yang meliputi klasifikasi berita sebagai berikut : a. Dibenarkan oleh berita yang lainnya b. Sangat boleh jadi c. Mungkin jadi d. Disangsikan kebenarannya e. Tidak mungkin jadi f. Kebenarannya belum atau tidak dapat dipastikan

™

Menerima dan menganalisa dari suatu pengaduan yang dituangkan dalam bentuk laporan kejadian

29

™

Mengadakan kerjasama dengan aparat keamanan Negara guna kelancaran pelaksanaan tugas

™

Membantu Sub. Urusan Jaga Keamanan dalam mengawasi keamanan di lingkungan PUSDIKLAT MIGAS

™

Sosial Budaya No 1.

2.

3. 4. ™

Situasi Jumlah tempat ibadah : ¾ Masjid ¾

Gereja

¾

Wihara

¾

Pura

Jumlah 4 buah 4 buah 4 buah 4 buah

Jumlah pemeluk ibadah : ¾ Islam ¾

Kristen

¾

Hindu

¾

Budha

Keterangan

952 orang 125 orang 1 orang 1 buah -

Akademi / PT Lain-lain

Akamigas Peserta kursus

FKK (Faktor Korolatif Kriminal) No

FKK

1.

Bangunan : ¾ Gedung Utama

2.

Keterangan 1 buah

¾

Gedung Pertemuan

¾

Gedung Wisma

¾

Gedung Olahraga

¾

Gedung Perkuliahan

3 buah 6 buah 2 buah

Perminyakan: ¾ Kilang

3 buah 1 unit

¾

Pom

¾

Pengisian by product

¾

Perpipaan

1 buah 1 lokasi 1 jalur

30

3. 4.

™

Genset : ¾ Power Station

1 unit

PAM ¾ Pompa air minum

1 lokasi

Prinsip-prinsip Penuntun Satpam ST. Kapolri, No Polisi : T/842/1988, tanggal 20 December 1988 1) Kami anggota satuan pengamanan memgang teguh disiplin, patuh dan taat pada pimpinan, jujur dan bertanggung jawab. 2) Kami anggota satuan pengamanan senantiasa menjaga kehormatan diri dan menjunjung tinggi kehormatan satuan pengamanan. 3) Kami anggota satuan pengamanan senantiasa waspada melaksanakan tugas, sebagai pengaman dan penertib di lingkungan kerja. 4) Kami anggota satuan pengamanan senantiasa bersikap terbuka, tidak menganggap remeh sesuatu yang terjadi di lingkungan kerja. 5) Kami anggota satuan pengamanan adalah petugas yang tangguh dan senantiasa bersikap etis dalam menegakkan peraturan.

™

Jumlah Personil -

PNS

: 61 orang

-

Honoran

: 30 orang

-

Jumlah

: 91 orang

™

PH (Police Hazard)

No

FKK

1.

Rawan Kecelakaan Lalu Lintas

Tempat / Lokasi ¾ Pintu gerbang

¾

Jalan

Jumlah

Keterangan

1

2 petugas satpam; jam dinas

1

1 petugas satpam;jam dinas

1

1 petugas satpam; jam dinas

di

dalam lingkungan

2.

Rawan Kebakaran

perusahaan (utama) ¾ Kilang

31

minyak ¾ ¾ 3.

Rawan Kriminalitas

Pengisian by product Gedung

utama ¾

1 petugas satpam; jam dinas

1

1 petugas satpam; di luar jam dinas

1

1 petugas satpam; di luar jam dinas

1

1 petugas satpam; di luar jam dinas 1 petugas satpam; di luar jam dinas 1 petugas satpam; di luar jam dinas

Gedung

pertemuan ¾

1

Gedung

wisma ¾

GOR

1

¾

Power station

1

¾

Pompa

air 1

minum

1 petugas satpam; di luar jam dinas

Bagian-bagian pada keamanan PUSDIKLAT MIGAS Cepu : 1. Pengamanan Personil Pengamanan personil meliputi seluruh karyawan peserta didik, peserta Kerja Praktek, maupun tamu. Hal ini karena orang-orang yang berada di wilayah PUSDIKLAT MIGAS Cepu berasal dari berbagai daerah dan suku budaya, supaya tidak terjadi Culture Crash. 2. Pengamanan Material Pengamanan material meliputi seluruh benda yang berada pada PUSDIKLAT MIGAS Cepu. Dalam pengamanan material ini di khususkan pada 3 hal, antara lain pagar, pintu gerbang, dan pencahayaan. Dalam hal pengamanannya menggunakan sistem gotong royong, dalam arti, bukan hanya petugas keamanan berseragam (Satpam) yang bertanggung jawab sepenuhnya, akan tetapi dibentuk anggota security khusus untuk investigasi dengan cara berkeliling setiap harinya. Selain itu biasanya mereka memakai alat penglihatan jarak jauh.

32

3. Pengamanan Informasi Pengamanan informasi meliputi dokumen-dokumen penting negara atau perusahaan yang sangat perlu untuk diamankan. 4. Pengamanan Operasional Pengamanan operasional meliputi beberapa area/zona, yaitu : a. Zona Pengawasan Pada zona ini meliputi pintu gerbang atau pos satpam jika ada peserta atau tamu diwajibkan untuk melapor terlebih dahulu dan jika membawa kendaraan harus diparkir pada tempat yang telah disediakan. b. Zona Terbatas Pada zona ini meliputi area Laboratorium Perpustakaan, Laboratorium Instrumentasi dan Kalibrasi, Laboratorium Elektronika dan Telekomunikasi, dan unit Fire & Safety. c. Zona Terlarang Pada zona ini meliputi area Kilang, dimana tidak setiap orang diijinkan untuk memasuki area ini, kecuali mendapatkan ijin dari kepala security dan pembimbing. Bagian unit keamanan PUSDIKLAT MIGAS Cepu dibagi menjadi beberapa kepala unit, antara lain : 1.

Ka. Unit Investigasi

2.

Ka. Unit Pembinaan Anggota

3.

Ka. Unit Pengamanan Fisik

4.

Ka. Unit Administrasi dan Logistik

5.

Ka. Unit Operasi

2.12. Unit Power Plant Power plant adalah suatu unit di PUSDIKLAT MIGAS Cepu yang menangani penyediaan tenaga listrik. Peranan unit ini sangat penting karena tidak hanya digunakan di unit kilang saja, tetapi juga digunakan di PERTAMINA. Sebagai pembangkit tenaga listrik, power plant menggunakan tenaga diesel dengan pertimbangan teknis antara lain :

33

a. Bahan bakar yang dipakai adalah solar, yang disediakan oleh PUSDIKLAT MIGAS Cepu b. Sistem startingnya lebih mudah dan mesinnya relatif kuat c. Daya yang dihasilkan besar d. Tidak ada ketergantungan terhadap instalasi lain PUSDIKLAT MIGAS Cepu menyediakan tenaga pembangkit listrik sendiri, sebab : a) Perlu adanya kontinuitas pelayanan tenaga listrik yang ada pada PUSDIKLAT MIGAS Cepu ,sehingga dapat menunjang operasi kilang dan pendidikan b) Semakin besar kebutuhan tenaga listrik yang digunakan untuk keperluan operasional dalam rangka operasi kilang dan semakin majunya pendidikan yang ada di PUSDIKLAT MIGAS Cepu. • Tugas dan fungsi Power Plant antara lain : Fungsi PLTD yang ada di PUSDIKLAT MIGAS Cepu adalah untuk melayani kebutuhan tenaga listrik di beberapa daerah antara lain : 1.

PUSDIKLAT MIGAS Cepu :

a.

Kebutuhan dalam pabrik, yaitu :

-

Kebutuhan untuk operasi kilang

-

Kebutuhan di water treatment

-

Kebutuhan di kantor

-

Kebutuhan di wax plant

-

Kebutuhan di boiler plant

-

Kebutuhan di bengkel-bengkel operasional dan pendidikan

-

Kebutuhan di laboratorium

b.

Kebutuhan di luar pabrik, diantaranya : - Gedung kuliah STEM - Asrama STEM - Perumahan dinas - Aula dan GOR - Rumah sakit Pusdiklat Migas Cepu

34

- Penerangan kompleks Cepu - STM MIGAS Cepu 2.

PERTAMINA a.

PT. PERTAMINA EP Region Jawa Area Cepu.

b.

PT. PERTAMINA DEPOT Cepu.

PLTD di PUSDIKLAT MIGAS Cepu mulai didirikan pada tahun 1973 dan hingga kini telah memiliki 8 buah generator sebagai mesin yang digunakan untuk pembangkit listrik dan terdiri dari : 9 3 buah mesin Diesel MAN dari Jerman berkapasitas 180 KVA, mulai dioperasikan pada tahun 1973. (dengan kondisi satu rusak) 9 2 buah mesin Diesel Mitsubishi dari Jepang berkapasitas 400 KVA mulai dioperasikan pada tahun 1992 yang merupakan bantuan dari PERTAMINA. 9 3 buah mesin Diesel Coumen’s berkapasitas 1000 KVA, mulai dioperasikan pada tahun 1995/1997/1998. Genset yang beroperasi ada lima buah, tetapi pada siang hari menjadi enam buah dengan mengoperasikan satu buah genset berkapasitas 400 KVA. Total kapasitas dari genset adalah 6260 KVA dengan beban terpasang sebesar 3678 KW. Sedangkan satu buah genset lagi sebagai cadangan apabila ada genset yang sedang diperbaiki. Generator yang beroperasi dipasang secara parallel. Service dilakukan setiap 250 jam sekali untuk generator 1,5,6,7 dan 8. Sedangkan untuk generator 2, 3 dan 4 service dilakukan setiap 1000 jam sekali. Pelumas yang digunakan adalah Mediteran Street untuk semua mesin diesel. Distribusi tenaga listrik dari generator ke beban tersebut melalui transformator yang jumlahnya ada 16 buah dengan menggunakan instalasi bawah tanah (kabel bawah tanah). Hal ini disebabkan diinginkan kontinuitas tenaga listrik yang tinggi. Bahan bakar yang digunakan adalah solar dimana untuk operasi selama 24 jam membutuhkan sebanyak 9000-10000 liter/hari dan minyak pelumas yang dibutuhkan sebanyak 150 liter/hari. System operasi secara kontinu (24 jam) dan dijaga oleh 4 shift, denagn masing shift terdiri dari 3 orang karyawan.

35

2.13. Water Treatment Water treatment plant merupakan tempat pengolahan air dan air yang masih mengandung berbagai kotoran menjadi air yang dibutuhkan dalam proses pengolahan di lingkungan PUSDIKLAT MIGAS CEPU. Air yang diperoleh dari sungai bengawan solo. Fungsi dari water treatment adalah : -

Pengolahan air minum

-

Pengolahan air pendingin

-

Air umpan untuk ketel

-

Air untuk pemadam kebakaran Unit ini bertugas untuk menghasilkan air bersih yang memenuhi

persyaratan sebagai air minum yang steril, tidak berbau dan tidak berwarna. Secara umum proses ini adalah :

a.

Screening Proses ini merupakan proses fisis, yaitu proses penyaringan terhadap air

untuk memisahkan partikel-partikel yang berukuran besar yang terikut oleh air. Tujuan proses ini adalah : 1. Mencegah terikutnya partikel-partikel besar yang dapat menyebabkan kebuntuan pada instalasi perpipaan. 2. Mencegah kerusakan pada pompa sentrifugal. b.

Sedimentasi (pengendapan) Adalah proses pengendapan partikel-partikel padat yang terkandung dalam

air yang menyebabkan kekeruhan, partikel tersebut dapat berupa lumpur atau zat padat lainnya. Proses ini bertujuan untuk : 1. Menghilangkan kekeruhan 2. Mengurangi kesadahan 3. Menghemat bahan kimia Beberapa hal yang mempengaruhi proses pengendapan adalah : 1. Waktu Pengendapan 2. Perbedaan Berat Jenis Partikel atau Lumpur dengan Air

36

3. Adanya Gaya Gravitasi 4. Kecepatan Aliran c.

Koagulasi dan Flockulasi Adalah proses terbentuknya flock dengan jalan menambahkan bahan koagulan

pada air, kemudian flock mengendap. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses koagulasi adalah : 1. Macam koagulasi dan dosisnya 2. Suhu 3. Pengadukan 4. Pemberian waktu untuk menggumpal 5. Derajat keasaman Faktor-faktor yang menentukan flockulasi adalah : 1.

Penambahan bahan kimia

2.

Pengadukan yang sempurna

3.

Kontak yang baik

d.

Floatasi Adalah proses pemisahan partikel-partikel yang lebih ringan dengan jalan

pengapungan berdasarkan perbedaan berat jenis, partikel ringan akan naik keatas dan bisa dibuang dengan over flow. e.

Klarifikasi Adalah proses penjernihan. Jadi proses ini bisa berupa gabungan antara

proses sedimentasi, koagulasi, dan flockulasi. Proses ini dapat dilakukan dengan memperbesar konsentrasi flock dan recycle sludge. Untuk memperbesar flock dapat dilakukan dengan memberikan kontak yang baik dengan partikel, berupa pengadukan atau sirkulasi. f.

Aerasi Adalah proses penambahan oksigen pada air agar dapat menghilangklan

bau busuk, dan menetralkan racun dengan jalan menspraykan air pada ujung pipa agar air dapat kontak langsung dengan udara luar.

37

g.

Filtrasi Adalah proses pemisahan dengan proses penyaringan. Dalam proses

klarifikasi masih ada partikel-partikel yang masih belum mengendap, sehingga untuk mendapatkan hasil air yang baik dilakukan penyaringan. Ada dua dasar metode filtrasi, yaitu : 1.

Gravity Filter, yaitu filtrasi melewati berbagai media berpori

2.

Presure Filter, yaitu filtrasi menggunakan bejana tertutup

h.

Desinfektan Adalah proses pembunuhan kuman yang bersifat patogen (penyebab

penyakit). Proses ini dilakukan pada proses pengolahan air minum.

i.

Penimbunan dan Pengumpulan Tujuan dari pada pengumpulan air dalam jumlah banyak, yaitu : 1. Menjaga kelangsungan produksi 2. Membantu pengendapan 3. Sebagai persediaan / cadangan Air yang ditimbun adalah :

j.

1)

Air baku

2)

Air setengah jadi

3)

Air produk

Distribusi Adalah pembagian / penyaluran dimana air setelah diproses dari

penimbunan ketempat dimana air digunakan. Metode distribusi yang digunakan meliputi : 1) Metode distribusi secara gravitasi 2) Metode distribusi dengan pompa langsung 3) Metode distribusi dengan pompa dan tangki timbun, metode ini merupakan gabungan dari dua metode diatas.

38

2.14. Unit Boiler Plant Water treatment juga bertugas dalam menyediakan air umpan boiler. Air ini diperoleh dari hasil penyaringan, tetapi masih banyak mengandung pengotorpengotor yang akan mengganggu proses. Khusus untuk air umpan boiler dilakukan dua proses pengolahan yaitu : a.

Eksternal Treatment

Artinya air umpan diolah sebelum masuk ke boiler. Adapun hal yang perlu diperhatikan meliputi : 1. Kesadahan, untuk menghilangkan kesadahan, air umpan diproses dengan menggunakan softener 2. Kandungan O2 dan CO2, dihilangkan dengan alat deaerator b.

Internal Treatment Artinya air umpan diolah pada waktu berada didalam boiler. Adapun

hal-hal yang perlu diperhatikan meliputi : 1. Tingkat keasaman air Air didalam ketel cenderung bersifat asam sehingga pH nya perlu dinaikkan agar air yang digunakan tidak korosif 2. Penambahan Na3PO4 Dilakukan untuk melunakkan kerak yang terbentuk. Na3PO4 akan bereaksi dengan ion-ion Ca 2+ dan Mg2- membentuk garam kompleks. 3. Penambahan Na2SO3 Berfungsi untuk mengikat O2 yang kemungkinan masih berada dalam air •

Unit Penyedia Steam (Boiler Plant) Boiler atau ketel uap adalah suatu alat yang terbuat dari baja, berbentuk

bejana tertutup yang digunakan untuk menghasilkan steam. Steam diperoleh dengan memanaskan bejana yang berisi air dengan bahan bakar residu. Kilang Cepu menggunakan Boiler Wanson (Perancis) yang termasuk jenis boiler pipa api (fire tube). Spesifikasi Boiler Wanson adalah sebagai berikut : 1) Tipe

: fire tube (pipa api)

2) Tekanan Operasi

: 7 kg/cm3

39

3) Tekanan Maksimum

: 10 kg/cm3

4) Kapasitas Operasi

: 5 ton/jam

5) Kapasitas Maksimum

: 6 ton/jam

6) Temperatur Steam Normal

: 180 – 190 °C

Boiler yang ada berjumlah 3 buah, 2 buah beroperasi dan 1 buah sebagai cadangan. Steam dari boiler dalam keadaan superheated, berfungsi antara lain : 1) Sebagai fluida kerja untuk menggerakkan mesin uap, turbin uap, dan pompa torak. 2) Sebagai media pemanas, untuk memanaskan cairan yang mudah beku agar tetap cair dan mudah untuk dipompa, misalnya residu; untuk memanaskan air pada deaerator agar terhindar dari gas – gas terlarut. 3) Sebagai media Bantu untuk membantu proses fraksinasi di kilang, menurunkan titik didih crude oil. Boiler Plant, suatu unit yang bertugas untuk : 1. Penyediaan steam 2. Penyediaan udara bertekanan 3. Air pendingin untuk kilang •

Penyediaan Steam (Uap Bertekanan) Air umpan boiler harus melalui pengolahan terlebih dahulu untuk

memenuhi syarat sebagai air umpan boiler. Pengolahan tersebut meliputi pengolahan eksternal dan internal. Air steam yang dihasilkan boiler bertekanan 7 kg/cm2 dan temperaturnya 180 °C. steam yang diperoleh, dimasukkan ke accumulator untuk kemudian didistribusikan sesuai dengan kebutuhan kilang, wax plant, dan lokal boiler. Air umpan boiler mempunyai syarat – syarat : a. Mempunyai pH antara 8.5 – 9.5 b. Kesadahan total diusahakan seminimal mungkin / nihil. c. Alkalinitas total max 10 ppm. d. Phosphate 20 - 40 ppm. e. Chlorine 75 ppm.

40

f. Sulphate 200 ppm. g. Tidak mengandung gas terlarut seperti CO2 dan O2 yang bersifat korosif. h. Turbidity sekecil mungkin. Persyaratan tersebut harus dipenuhi untuk mencegah terjadinya korosi dan timbulnya kerak di dalam boiler yang dapat menghambat transfer panas dan menurunkan efisiensi boiler serta menimbulkan pemanasan setempat (hot spot) yang akan mengakibatkan kerusakan pada peralatan. Hal ini akan menyebabkan waktu operasi boiler tidak memiliki lifetime yang lama. •

Proses Pengolahan Air Umpan Boiler a. 1)

External Treatment Filtrasi / Filter Press

Air dari unit water treatment dilewatkan pada Pressed Sand Filter yang berisi pasir silica (SiO2). Proses penyaringan ini bertujuan agar lumpur – lumpur yang belum terendapkan dapat disaring, sehingga diharapkan turbidity atau kekeruhannya sekecil mungkin, di bawah 10 ppm SiO2. untuk membersihkan kotoran pada pasir silica maka diadakan pencucian secara backwash. 2)

Softening

Air dari Pressed Sand Filter dimasukkan ke softener, yaitu suatu bejana yang berisi resin atau zeolite (Na2R) yang akan mengikat garam – garam Ca dan Mg agar tidak sampai masuk ke dalam boiler karena akan menyebabkan terjadinya kerak. Reaksinya adalah : CaCO3 + Na2R



CaR + Na2CO3

MgCO3 + Na2R



MgR + Na2CO3

Air yang keluar dari softener harus mempunyai tingkat kesadahan maksimum 0.5 °DH. Bila melebihi syarat yang ditentukan, berarti resin tersebut telah jenuh (biasanya setelah 7 – 8 hari) dan tidak dapat mengikat ion Ca dan Mg lagi. Oleh karena itu, resin perlu diregenerasi dengan menambahkan larutan NaCl dengan reaksi sebagai berikut : CaR + 2 NaCl



Na2R + CaCl2

41

MgR + 2 NaCl



Na2R + MgCl2

Proses softening dilakukan selama ± 2 jam. Setelah itu, air lunak dimasukkan ke dalam tangki penampung air lunak untuk mengendapkan partikel – partikel yang masih ada selama pelunakan. 3)

Degerator

Ditujukan untuk menghilangkan gas – gas terlarut agar tidak ikut masuk ke dalam boiler. Alat yang digunakan berupa deaerator. Gas – gas tersebut dapat menimbulkan karat terutama gas O2, sedangkan gas lain yaitu CO2, dan lain – lain akan mengakibatkan foam / busa yang merusakkan peralatan seperti pompa dan turbin. Cara penghilangan gas terlarut dalam deaerator adalah dengan pemanasan air umpan hingga ± 80 °C dan mengurangi tekanan di atas cairan sampai ± 0.01 kg/cm2. Cara ini dikenal dengan Sistem Fisis. b.

Internal Treatment

Yaitu penambahan zat – zat kimia pada air umpan boiler, antara lain : 1) NaOH untuk menaikkan pH air agar memenuhi persyaratan air umpan boiler antara 8.5 – 9.5. 2) Na3PO4 untuk melunakkan garam – garam Ca dan Mg yang terbawa menjadi lumpur agar mudah dibuang lewat blow down. 3) Na2SO3 untuk mengikat oksigen dan menghindari korosif. 4) Sistem Chemis Yaitu dengan penambahan zat kimia berupa hydrazine (N2H4) dan Natrium Sulfit (Na2SO3) yang akan mengikat gas oksigen terlarut dengan reaksi sebagai berikut : N2 H4 + O 2



N2 + 2 H2O

Na2SO3 + ½ O2



Na2SO4

Setelah melalui berbagai proses pengolahan tersebut, air diumpankan ke boiler. Steam yang diperoleh kemudian dimasukkan ke accumulator untuk didistribusikan sesuai dengan kebutuhan di kilang, wax plant, dan local boiler.

42

c.

Penyediaan Udara Bertekanan

Udara bertekanan digunakan sebagai back wash filter pada unit water treatment dan wax plant, udara bertekanan juga digunakan sebagai instrumen pneumatic untuk membuka kontrol valve. Untuk memperoleh udara bertekanan, maka udara atmosfer setelah dilewatkan filter, dimasukkan ke kompressor. Keluar dari kompresor, udara bertekanan 4 kg/cm2 dengan temperatur 115 °C dilewatkan heat exchanger untuk didinginkan dengan media pendingin air sehingga temperaturnya menjadi ± 30 °C. setelah itu, masuk ke separator untuk membuang tetesan embun, selanjutnya dimasukkan ke dalam air dryer untuk mengeringkan udara, yang dapat dilakukan dengan dua system, yaitu : 1) Sistem Fisis, yaitu udara didinginkan dengan media freon sampai mencapai temperatur 4 °C sehingga bintik air mengembun, kemudian dipisahkan dengan air uap. 2) Sistem Chemis, yaitu udara dilewatkan pada zat higrokopis yaitu alumina gel (Al2O3) atau silica gel (Al2SiO5) yang berfungsi menyerap bintik – bintik air. Setelah jenuh alumina gel tersebut diregenerasi dengan menyemprotkan udara dengan tekanan

± 4 kg/cm2 dari atas ke

bawah sampai bintik – bintik air yang menempel pada alumina gel tersebut terlepas. d.

Proses Penyediaan Air Pendingin

Sistem pendinginan di PUSDIKLAT MIGAS Cepu menggunakan sistem semi open sirkuit. Pada sistem ini air dingin dari bak penampungan dipompa ke alat penukar panas (cooler, condensor, dan lain – lain). Setelah digunakan, air pendingin yang sudah menjadi panas tidak dibuang, namun didinginkan dengan udara melalui rak air terbuka. Karena pada saat pendinginan kembali tersebut terjadi penguapan sebagian kecil air maka perlu make up water ± 5 m3/jam. Pada keadaan normal air pendingin mempunyai pH antara 6 – 7.

43

2.15. Unit Fire and Safety Unit fire and safety dibentuk dengan tujuan untuk mencegah dan menanggulangi segala sesuatu yang menyebabkan kecelakaan kerja yang mempengaruhi terhadap proses produksi, sehingga sumber-sumber produksi dapat digunakan secara efisien dan produksi dapat berjalan lancar tanpa adanya hambatan yang berarti. Unit Fire and Safety PUSDIKLAT MIGAS CEPU mempunyai tugas yang meliputi : 1.

Tugas rutin • Menyusun rencana pencegahan terhadap kecelakaan kerja. • Melakukan inspeksi secara berkala atau khusus • Melakukan pemeriksaan alat-alat pemadam kebakaran. • Mengadakan safety training baik kepada personil pemadam api maupun pegawai biasa.

2.

Tugas Non Rutin • Melaksanakan pelayanan pemadaman api dan keselamatan kerja diluar PUSDIKLAT MIGAS CEPU. • Melakukan penyelidikan terhadap kecelakaan kerja yang pernah terjadi kecelakaan kerja yang sama. • Mengungkap terjadinya kebakaran dengan membuat laporan mengenai kecelakaan kerja dari hasil data yang diperoleh. • Menanamkan kesadaran kepada semua pegawai akan pentingnya pencegahan kebakaran dan keselamatan kerja. • Melakukan kampanye keselamatan kerja kepada para pegawai.

3.

Tugas Darurat • Memberikan pertolongan dan penanggulangan terhadap terjadinya kecelakaan kerja. • Memadamkan api jika terjadi kebakaran baik dilingkungan PUSDIKLAT MIGAS CEPU maupun diluar.

44

¾

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah segala daya upaya atau

pemikiran yang ditujukan untuk menjamin kondisi kerja yang nyaman baik jasmani maupun rohani, tenaga kerja khususnya dan manusia umumnya, hasil karya dan budaya untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja menuju masyarakat yang adil dan makmur.. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah : -

Agar semua orang, baik yang bekerja maupun ornag lain yang berada ditempat kerja, selalu dalam kondisi sehat dan selamat.

-

Agar proses produksi dapat berjalan secara efektif dan efisien.

-

Agar sumber produkasi dapat berjalan dengan lancar dan aman. •

Keselamatan Kerja Suatu kejadian yang tidak diduga tidak dikehendaki yang mengganggu

suatu proses dari aktifitas yang telah ditentukan dan dapat mengakibatkan kerugian baik korban manusia maupun harta benda. Penyebab kecelakaan kerja yaitu : - Tindakan yang tidak aman - Keadaan yang tidak aman Program-program Pencegahan Kecelakaan Kerja : a.

Peraturan

b.

Standarisasi

c.

Pengawasan

d.

Penelitian Teknik

e.

Penelitian Psikologis

f.

Penelitian Statistik

g.

Pendidikan

h.

Training

i.

Asuransi Setiap pembagian tugas di pemadam api, dibagi berdasarkan shift yang

berganti setiap 8 jam dengan jumlah regu shift sebanyak 3 regu.

45

2.15.1 Pemadam Api dan Keselamatan Kerja Pengertian dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah segala daya upaya atau pemikiran yang ditujukan untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani, tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya, untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja menuju masyarakat adil dan makmur. Keselamatan kerja merupakan tanggung jawab setiap pekerja, yang mengandung pengertian usaha mengubah kondisi kerja yang semula tidak aman menjadi aman, sehingga para pekerja dalam melaksanakan tugasnya dapat terhindar bahaya-bahaya kecelakaan kerja. Peraturan-peraturan yang berkenaan dengan keselamatan kerja yang ada di Pusdiklat Migas Cepu adalah berdasarkan atas : 1.

PP No.11 tahun 1979, pasal 36

2.

UU No.1 tahun 1970 Bab III, pasal 3 dan 4

Adapun tujuan dari keselamatan kerja adalah sebagai berikut : 1. Menjamin setiap pekerja atas hak keselamatannya dalam melaksanakan tugas untuk

kesejahteraan

hidupnya

sehingga

dapat

meningkatkan

hasil

produksinya. 2. Menjamin keselamatan orang yang berada di lokasi kerja. 3. Menjamin agar sumber produksi dapat terpelihara dengan baik dan dapat dipergunakan secara efisien. 2.15.2 Kecelakaan Kerja Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak kita harapkan yang dapat mangganggu suatu proses atau sistem yang telah kita tentukan yang dapat mengakibatkan suatu kerugian di mana kerugian tersebut dapat menimpa manusianya atau peralatan kerja dan bangunan.

46

1. Kecelakaan Kerja Menurut Kejadiannya a. Kecelakaan biasa Merupakan kejadian yang menimpa manusia di lingkungan masyarakat umum, di mana dari segi biaya akibat kecelakaan ditanggung oleh masing-masing individu. b. Kecelakaan industri 1. Kecelakaan kompensasi, yaitu kecelakaan yang terjadi di luar jam kerja namun kerugian akibat kecelakaan tersebut ditanggung oleh perusahaan. 2. Kecelakaan perusahaan, yaitu kecelakaan yang terjadi pada waktu jam kerja dan kerugian karenanya adalah tanggung jawab perusahaan. 2. Kecelakaan Kerja Menurut PP No. 11 Tahun 1979 a. Kecelakaan ringan, adalah kecelakaan yang tidak menimbulkan hilangnya hari kerja. b. Kecelakaan sedang, adalah kecelakaan yang menimbulkan cedera atau sakit, sehingga mengakibatkan hilangnya hari kerja namun tidak menyebabkan cacat jasmani atau rohani. c. Kecelakan berat, adalah kecelakaan yang menimbulkan cacat serta dapat mengakibatkan hilangnya hari kerja sehingga dapat menerima santunan atau asuransi sesuai cacat yang diderita. d. Kecelakaan yang menimbulkan kematian, memperoleh santunan atau asuransi. 3. Hal-Hal yang Dapat Menimbulkan Kecelakaan Kerja a. Faktor manusianya (unsafe) Merupakan perbuatan atau tindakan manusia yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja, misalnya : 1) Bekerja tanpa adanya rencana yang baik. 2) Bekerja dengan cara yang ceroboh. 3) Bekerja dalam kecepatan yang salah (misalnya putaran mesin tidak sesuai dengan kebutuhannya).

47

4) Bekerja tanpa menggunakan alat pelindung keselamatan kerja. 5) Mengoperasikan mesin atau peralatan yang bukan menjadi

tanggung

jawabnya. 6) Menggunakan peralatan atau perkakas yang tidak sesuai kegunaannya. 7) Kelalaian atau kecerobohan. 8) Bekerja sambil bergurau. 9) Bersikap acuh tak acuh atau masa bodoh. 10) Bekerja dalam kondisi mabuk 11) Kegagalan dalam menggunakan APD 12) Tidak mentaati prosedur atau peraturan b. Faktor tempat pekerjaan (unsafe condition ) Merupakan keadaan atau kondisi kerja yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja, misalnya : 1) Mesin atau perkakas yang tanpa pelindung 2) Tempat kerja yang kotor, licin dan bising 3) Lingkungan kerja dengan paparan B3 atau radiasi 4) Ruang kerja yang terlalu sempit dan tidak bisa digunakan untuk bergerak bebas. 5) Penerangan yang kurang memadai sehingga penglihatan dapat terganggu. 6) Ruangan yang ventilasinya tidak memenuhi syarat yang telah ditentukan. 7) Peralatan yang tidak memungkinkan lagi untuk digunakan. 8) Ruangan kerja yang terlalu ramai sehingga dapat mengganggu konsentrasi dari para pekerja.

4. Pencegahan Kecelakaan Kerja Usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk pemeliharaan kerja secara keseluruhan adalah sebagai berikut: a.

Mencegah terjadinya kecelakaan terhadap peralatan operasi yang digunakan.

b.

Mencegah cederanya karyawan yang ada sangkut pautnya dengan suatu pekerjaan tertentu.

48

Pusdiklat Migas Cepu memusatkan kegiatan keselamatan kerja pada hal-hal : a.

Mengadakan pengecekan terhadap peralatan yang sifatnya berbahaya pada setiap saat.

b.

Imussing Safety Rule, yaitu menentukan langkah-langkah dalam pengoperasian unit atau peralatan yang mana diperhitungkan pada faktorfaktor keselamatan pekerja maupun alatnya. Good House Keeping, yaitu menciptakan tempat atau lingkungan kerja

bersih serta aman, sehingga dapat dihindari terjadinya kecelakaan dan kebakaran Pencegahan kecelakaan kerja juga meliputi : a. Secara umum pola pencegahan kecelakaan kerja dapat dilakukan melalui program-program berikut : 1)

Peraturan-peraturan

2)

Standarisasi

3)

Penelitian teknik

4)

Penelitian medis

5)

Penelitian psychology

6)

Penelitian statistic

7)

Pendidikan

8)

Training

9)

Persuasi

10)

Asuransi

b. Untuk mencegah kecelakaan kerja, para pekerja di areal kilang menggunakan alat pelindung diri yang berupa : 1) Alat pelindung kepala 2) Alat pelindung muka dan mata 3) Alat pelindung pernapasan 4) Alat pelindung pendengaran 5) Alat pelindung badan 6) Alat pelindung anggota badan (tangan dan kaki) 7) Alat pencegah jatuh 8) Alat pencegah tenggelam

49

c. Hal-hal yang harus diperhatikan di areal kilang, yaitu ; 1) Mematuhi rambu-rambu dilarang merokok. 2) Tidak diperbolehkan merokok di perjalanan (lokasi PUSDIKLAT MIGAS Cepu). 3) Mematuhi rambu-rambu batasan kecepatan. 4) Mematuhi rambrambu larangan membawa korek api dan sebagainya yang dapat menimbulkan api. 5) Tidak diperbolehkan bergurau berlebihan di tempat kerja. 6) Tidak diperbolehkan beristirahat diareal TEL (kilang) 7) Jika perlu kebagian lain meminta ijin kepada pembimbing. 8) Tidak

diperbolehkan

mencoba

peralatan/instrumen

tanpa

seijin

pembimbing. 9) Menghindari suatu tempat yang di atasnya tergantung suatu beban. 10) Tidak diperbolehkan memotret tanpa seijin pembimbing. 11) Mematuhi tata tertib dan prosedur kerja di tempat praktek. 12) Segera melapor jika mendapati sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya.

5. Kerugian akibat dari kecelakaan kerja Terdiri dari : a. Yang menimpa manusia 1) Kecelakaan kerja dapat mengakibatkan kematian atau cacat 2) Kecelakaan kerja dapat mengakibatkan kerusakan mental 3) Kecelakaan kerja dapat dijadikan beban bagi masa depan 4) Kecelakaan kerja dapat menimbulkan kesusahan b. Yang menimpa perusahaan 1) Pengeluaran biaya pertolongan 2) Pengeluaran biaya perawatan dan g anti rugi 3) Akibat kecelakan kerja ,perusahaan tetap memberikan gaji kepada penderita tersebut 4) Pihak perusahaan harus mencari pengganti dari si pekerja yang mengalami kecelakaan

50

5) Perusahaan mengalami penurunan produktifitas c.

Yang menimpa masyarakat

1) Kehilangan harta benda bahkan nyawa 2) Dapat terjadi adanya kerusakan lingkungan

2.16. Struktur Organisasi Kelompok Fire and Safety Seksi ini mempunyai tugas diantaranya : 1.

Menyusun rencana pencegahan, antara lain menyusun peraturan, instruksi, petunjuk atau prosedur dan meningkatkan keterampilan.

2.

Mengadakan

penyelidikan

terhadap

keselamatan

kerja

dan

penanggulangannya. Kelompok ini dibagi menjadi beberapa kelompok yang masing-masing memiliki tugas-tugas umum, yaitu : a.

Kelompok Pemadam Api

Tugas-tugas umum dari Sub. Seksi ini adalah : 1. Menanggulangi

segala

macam

bentuk

bahaya-bahaya

kebakaran,

peledakan, keselamatan kerja dan masalah pencemaran. 2. Melaksanakan tugas-tugas non rutin, yaitu mengadakan latihan-latihan Pemadam Api (PA). 3. Melaksanakan tugas darurat yang mendadak seperti kebakaran, peledakan, kecelakaan kerja dan lain-lainnya. 4. Maintenance yang bertugas melaksanakan perawatan, pemeliharaan dan perbaikan terhadap peralatan-peralatan kerja dari Pemadam Api (PA) yang mengalami kerusakan. 5. Pengelolaan gudang dan mengurusi pengadaan barang-barang yang diperlukan untuk operasi pemadaman kebakaran. 6. Mendata setiap 6 bulan sekali untuk memeriksa APAR (Alat Pemadam Api Ringan). 7. Memeriksa jaringan hydrant di seluruh lokasi rawan kebakaran di Pusdiklat Migas Cepu.

51

Pada industri minyak dan gas bumi, bahaya kebakaran dapat terjadi setiap waktu, oleh karena itu alat pemadam api harus tersedia di tempat yang strategisdan dalam jumlah yang memadai. Kebakaran dapat terjadi jika terdapat bahan bakar oksigen, dan sumber api atau panas dalam konsentrasi yang tepat. a.

Sebab- sebab kebakaran antara lain :

1) Nyala api dan bahan-bahan lain yang berpijar 2) Reaksi kimia 3) Zat-zat yang mudah terbakar 4) Bahan-bahan yang mudah meledak 5) Gesekan benda-benda logam 6) Kerusakan jaringan listrik b.

Upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran antara lain:

1) Menjauhkan benda-benda yang mudah terbakar 2) Membuat bangunan tahan api 3) Mencegah kecelakaan lain yang terjadi akibat panik 4) Mengadakan pengawasan secara teratur dan berkala c.

Media pemadam kebakaran yang digunakan :

1) Padat : pasir, tanah, selimut api (fire blanket) serta dry chemical 2) Cair

: air, busa, cairan yang mudah menguap tapi tidak mudah terbakar

3) Gas

: CO2, N2, Ar dan gas-gas lain yang tidak mudah terbakar

d.

Beberapa sarana yang disediakan untuk keperluan keselamatan kerja dan pemadam kebakaran di PUSDIKLAT MIGAS antara lain:

1) 3 unit mobil unit truck (pemadam kebakaran) 2) 2 unit mesin pompa air 3) ± 60 buah hydran dan jaringannya 4) ± 500 buah APAR (Alat Pemadam Api Ringan) 5) 3 buah mesin pompa merk Codiva, dll b.

Kelompok Peraga Pemadam Api

Tugas umum dari unit ini adalah melaksanakan pendidikan dan latihan bagi karyawan-karyawan di lingkungan Pusdiklat Migas Cepu dan instansi-

52

instansi yang sedang melaksanakan pelatihan dan pendidikan di Pusdiklat Migas Cepu. c.

Kelompok Lindungan Lingkungan

Tugas umum dari unit ini adalah : 1. Memantau kondisi lingkungan agar tetap aman. 2. Memantau kondisi dari limbah sehingga prosentase minyak yang terkandung di dalamnya kecil dan layak untuk dibuang ke lingkungan. d.

Kelompok Keselamatan Kerja

Tugas-tugas umum dari unit ini adalah : 1. Menjamin keselamatan kerja yang ada di lokasi kerja. 2. Mendata masalah kecelakaan kerja yang terjadi sebagai laporan ke DEPNAKER dan DIRJEN MIGAS di Jakarta 3. Melaksanakan tugas rutin, yaitu untuk mengawasi pekerja yang ada di lingkungan Pusdiklat Migas Cepu. Adapun pekerjaan yang ditangani adalah masalah listrik, sipil, mekanik dan sebagainya. 4. Mengadakan pengarahan dan bimbingan kepada para praktikan, mahasiswa AKAMIGAS maupun perguruan tinggi lainnya. 5. Mengadakan inspeksi kerja di seluruh lokasi Pusdiklat Migas Cepu (listrik, mekanik, sipil, dan lain sebagainya). 6. Mengadakan pengarahan kepada para pekerja yang akan melakukan atau melaksanakan pekerjaan di daerah-daerah rawan atau berbahaya. Dalam industri minyak dan gas bumi keselamatan kerja merupakan hal yang penting, karena itu PUSDIKLAT MIGAS mendirikan bangunan khusus yang menangani keselamatan kerja dan pemadam kebakaran. Keselamatan kerja ini meliputi keselamatan yang berhubungan dengan alat kerja , bahan dan proses pengolahannya, tempat kerja serta cara melakukan pekerjaan yang merupakan tanggung jawab bersama. Pengertian dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah segala daya upaya atau pemikiran yang bertujuan untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya dan manusia

53

pada umumnya, hasil karya dan budayanya, untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja menuju masyarakat adil dan makmur. Tujuan dari keselamatan kerja berdasarkan undang-undang keselamatan kerja no. 1 tahun1970 adalah : 1.

Melindungi agar semua orang, baik pekerja maupun orang lain yang berada ditempat kerja selalu dalam kondisi sehat dan selamat.

2.

Melindungi agar proses produksi dapat berjalan secara efektif dan efisien.

3.

Melindungi agar sumber produksi berjalan dengan lancar dan aman.

4.

Jadi keselamatan kerja ditujukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang dapat merugikan baik secara langsung maupun tidak langsung.

2.16.1. Fasilitas dan Penunjang Kelompok Fire and Safety Pusdiklat Migas Cepu telah menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang pelaksanaan pemadam api dan keselamatan kerja. Adapun fasilitasfasilitas yang dimiliki oleh kelompok pemadam adalah sebagai berikut: 1. Mobil pemadam kebakaran. 2. Jaringan hydrant di semua lingkungan Pusdiklat Migas (60 buah hydrant). 3. 3 unit fasilitas jaringan pompa hydrant (2 listrik, 1 diesel). 4. Mesin pompa air merek Godiva sebanyak 3 buah. 5. Mesin kompresor pengisi tabung Briting Aperatus. 6. Mobil penembak busa. 7. APAR (Alat Pemadam Api Ringan), kurang lebih berjumlah 500 buah.

54

BAB III KEGIATAN SELAMA PRAKTEK KERJA LAPANGAN

3.1. ORIENTASI KHUSUS Di PUSDIKLAT MIGAS Cepu semua mahasiswa yang melaksanakan praktek kerja lapangan wajib mengikuti kegiatan orientasi umum. Orientasi umum ini bertujuan untuk memperkenalkan apa saja yang ada di PUSDIKLAT MIGAS Cepu mulai dari system keamanan sampai dengan system pengolahan minyak. Kami melaksanakan kegiatan tersebut selama empat hari. Pada saat melakukan orientasi umum kami dapat mengetahui bagaimana prosedur pelaksaan praktek kerja lapangan di perusahaan tersebut serta struktur organisasi yang ada di PUSDIKLAT MIGAS Cepu. Dalam orientasi umum ini, kami ditunjukkan tempat-tempat atau bagian-bagian yang ada di PUSDIKLART MIGAS Cepu, antara lain: 1. Bagian Hubungan Masyarakat (HUMAS) Pada bagian ini kami deberi pengarahan tentang tugas pokok bagian hubungan masyarakat, stuktur organisasinya seperti yang telah dibahas pada diskripsi tentang perusahaan. 2. Bagian Keamanaan Pada bagian ini kami diterangkan tentang system keamanan yang ada di PUSDIKLAT MIGAS Cepu. System keamanan PUSDIKLAT MIGAS Cepu dibagi beberapa kelompok yaitu kelompok pertama untuk menjaga keamanan para karyawan Pusdiklat Migas, kedua menjaga lingkungan kantor, ketiga menjaga keamanan pabrik dalam hal ini terdiri dari keamanan kilang, wax plant, air minum. 3. Unit-unit pengolahan Unit-unit pengolahan di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, yaitu unit kilang, unit wax plant, unit boiler dan unit utilitas yang didalamnya terdapat unit water plant dan tenaga listrik, serta unit laboratorium. Ini semua dijelaskan pada diskripsi tentang perusahaan.

55

4. Bagian Perpustakaan Bagian perpustakaan ini tempatnya diluar PUSDIKLAT MIGAS, yaitu berada di AKAMIGAS. Perpustakaan ini berisi banyak buku-buku yang berkaitan dengan dunia minyak dan gas bumi.

3.2. PROSES PENGOLAHAN DATA Setelah kegiatan orientasi selesai, kami kemudian mendapatkan tugas khusus sesuai dengan tema yang akan kita ambil pada praktek kerja lapangan. Kami melaksanakan pengolahan data, yaitu data geolistrik di laboratorium geofisika dengan data sekunder yang berasal dari PUSDIKLAT MIGAS Cepu berada di daerah Kradenan Kabupaten Grobogan. Sebelum masuk ke program tersebut data diplot secara manual dalam bentuk grafik hubungan nilai resistivitas (ρ) dengan panjang lintasan (AB/2) pada kertas semi-log. Kemudian grafik di smoothing dengan bantuan kurva matching. Lalu hasilnya dibandingkan dengan komputer dengan program IP2WIN. Dari program tersebut dapat menentukan kedalaman lapisan sesuai dengan nilai resistivitasnya. Selanjutnya nilai-nilai depth dan resistivitas yang didapat dimasukkan pada program Progress yang hasilnya diperoleh kedalaman maksimum yang dicapai dan harga resistivitas tiap lapisan tanah.

3.3. PEMBUATAN LAPORAN Setelah selesai semuanya, kami menyusun laporan sementara untuk mempresentasikan hasil yang didapat dari pengolahan data tersebut. Dari hasil interpretasi tersebut dapat dilihat letak air tanah atau lapisan akuifernya.

56

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengolahan Data Pengolahan data meliputi input data lapangan kemudian diolah dengan menggunakan software geolistrik IP2WIN dan progress. Dari data lapangan yang dimasukkan akan diolah oleh software dengan memperhatikan kondisi geologi setempat sehingga akan didapatkan gambaran vertical sebaran tahanan jenis batuan lokasi titik pengamatan dan dari nilai tahanan jenis masing-masing lapisan (data pengolahan terlampir) dilakukan kita interpretasi.

4.2. Interpretasi Data Dari hasil pengolahan kemudian kita interpretasikan dan dikaji berdasarkan data kondisi geologi daerah survey. Data geologi berguna sebagai data penunjang untuk mengetahui kondisi geologi regional daerah tersebut sehingga dapat kita tentukan pola sebaran batuan dan target yang akan dicapai. Hasil akhir yang diharapkan adalah penampang tahanan jenis batuan secara vertical dari masing-masing lokasi pengukuran sehingga dapat dijadikan acuan untuk pendugaan lapisan batuan pembawa air tanah (akuifer).

4.3. Hasil interpretasi Hasil interpretasi geolistrik metode VES di dasarkan pada pada kontras tahanan jenis semu batuan (apparent resistivity) dimana lapisan batuan dengan tahanan jenis batuan tinggi diduga sebagai lapisan pembawa air tanah (akuifer) dan lapisan batuan dengan tahanan jenis rendah sebagai lapisan impermeable. Pengukuran geolistrik dilakukan di daerah Kradenan Kabupaten Grobogan terdiri dari lima titik pengukuran (KLJ 01-05). Setiap titik pengukuran tersebut dibuat penampang litologinya dengan tahanan jenis dan kedalamannya masingmasing untuk tiap titik pengukuran.dari penampang litologi tersebut dapat

57

diketahui jenis batuan yang menyusun tiap lapisan tanahnya. Berikut adalah perinciannya :

4.3.1. Lokasi survey KLJ 01 Lokasi

: Kradenan, Kabupaten Grobogan

Koordinat

: X= 0519627 m ; Y= 9213390 m

Pada lokasi di KLJ 01 berdasarkan hasil pengolahan data disimpulkan bahwa pada titik pertama ini agak sulit menafsirkan keberadaan lapisan akuifer karena respon resistivity yang diberikan dari masing-masing lapisan memberikan nilai tahanan jenis yang relative kecil atau tidak begitu besar, sehingga tidak dapat dijadikan sebagai rekomendasi. Walaupun begitu dari data dapat dimungkinkan terdapat lapisan akuifer pada kedalaman 12 meter kebawah yang diharapkan berasal dari lapisan batuan napal dengan tekstur kasar.

Gambar 4.1 Kurva hasil pengolahan data lokasi KLJ 01

58

4.3.2. Lokasi survey KLJ 02 Lokasi

: Kradenan, Kabupaten Grobogan

Koordinat

: X= 0519589 m ; Y= 9213572 m

Dari hasil pengolahan data pada lokasi KLJ 02 diduga lapisan akuifer berada pada kedalaman ± 2.3 meter – 8 meter yang ditunjukkan dengan perubahan tahanan jenis batuan dari 0.59 ohm meter naik menjadi 52.29 ohm meter. Nilai resistivitas semu batuan yang mencapai 52.29 ohm meter mengindikasikan adanya lapisan napal bertekstur kasar yang letaknya dangkal yang kemungkinan dipengaruhi oleh kondisi permukaan.

Gambar 4.2 Kurva hasil pengolahan data lokasi KLJ 02

59

4.3.3. Lokasi survey KLJ 03 Lokasi

: Kradenan, Kabupaten Grobogan

Koordinat

: X= 0519362 m ; Y= 9213439 m

Dari hasil pengolahan data dapat diinterpretasikan bahwa di lokasi KLJ 03 tersusun oleh beberapa lapisan batuan yang memberikan respon resistivity yang berbeda-beda, dimana semakin tinggi tahanan jenis batuan maka diduga lapisan batuan tersebut merupakan pembawa air tanah (akuifer). Dari hasil analisa tersebut maka di lokasi KLJ 03 dapat disimpulkan bahwa lapisan pembawa air tanah adalah lapisan batuan yang berada pada kedalaman ± 2 meter - 4.7 meter dengan nilai tahanan jenis semu batuan 100.42 ohm meter diduga merupakan batu gamping yang berpotensi sebagai akuifer.

Gambar 4.3 Kurva hasil pengolahan data lokasi KLJ 03

60

4.3.4. Lokasi survey KLJ 04 Lokasi

: Kradenan, Kabupaten Grobogan

Koordinat

: X= 0519554 m ; Y= 9213034 m

Pada lokasi KLJ 04 berdasarkan hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa yang diduga lapisan akuifer berda pada kedalaman ± 2 meter - 4.5 meter yang diduga merupakan lapisan napal dengan tekstur kasar yang berpotensi air, hal ini tampak dari adanya kenaikan nilai tahanan jenis dari 2.51 ohm meter menjadi 23.31 ohm meter kemudian turun lagi menjadi 5.17 ohm meter.

Gambar 4.4 Kurva hasil pengolahan data lokasi KLJ 04

61

4.3.5. Lokasi survey KLJ 05 Lokasi

: Kradenan, Kabupaten Grobogan

Koordinat

: X= 0519551 m ; Y= 9212911 m

Dari hasil pengolahan data dari lokasi KLJ 05 agak sulit untuk membuat penafsiran karena tidak menunjukkan perbedaan nilai tahanan jenis yang mencolok. Pada kedalaman 0.5 meter-3.3 m didapatkan nilai tahanan jenis semu batuan yang relatif besar 9.34 ohm meter yang letaknya cukup dangkal hal ini dimungkinkan adanya pengaruh kondisi permukaan, akan tetapi ini pun sulit untuk menentukan adanya lapisan akuifer yang produktif, dalam hal ini litologi yang berperan sebagai lapisan pembawa air tanah adalah napal dengan tekstur kasar.

Gambar 4.5 Kurva hasil pengolahan data lokasi KLJ 05

62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil survey yang telah dilakukan dapat disimpulkan penyebaran litologi yang ditunjukkan oleh lapisan-lapisan restivity (resistivity layer) yang terukur untuk masing-masing area pengukuran, sebagai berikut: Dari 5 (lima) pengukuran VES (Ves Electrical Sounding) ditemukan batuan napal dari Formasi Turi menutupi permukaan dari kedalaman 0.5 meter sampai dengan 2 meter. Kemudian pada kedalaman 2 meter sampai 5 meter ditemukan lapisan dengan nilai tahanan jenis yang tinggi yang diperkirakan merupakan lapisan batu gamping yang berpotensi dapat berperan sebagai akuifer yang potensial.

5.2. Saran Berdasarkan bagian geologi dan hasil survey geolistrik dapat disarankan dan direkomendasikan tindak lanjut sebagai berikut: 1. Interpretasi data geologi ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh Kantor Wilayah Departemen Pertambangan dan Energi maupun pihak lain untuk mengembangkan Daerah Kradenan agar nantinya dapat dijadikan salah satu potensial air. 2. Perlu dilakukan pemboran dan Logging untuk memastikan kedalaman atau ketebalan lapisan akuifer masing-masing daerah guna mengetahui secara pasti keberadaan kualitas dan kuantitas air tanah

63

DAFTAR PUSTAKA 1. Dwiningsih, Nunung Isnaini. 2004. Modul Praktikum Geolistrik. Pusat Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah : Jakarta. 2. Hazuardi & Sabardi M. 1991. Survey Geologi & Geolistrik Kota Cepu, Dalam Rangka Pemenuhan Kebutuhan Air di Kompleks Perumahan Migas dan Lapangan Golf. Laporan PPT Migas, Cepu. 3. Soemarto, CD. 1995. Hidrologi Teknik Edisi Kedua. Erlangga : Jakarta. 4. Sosrodarsono, S. ir. 2003. Hidrologi Untuk Pengairan Edisi Kesembilan. PT Pradnya Paramita : Jakarta. 5. Telford, W.M. 1990. Applied Geophysics Edisi Kedua. Cambridge University Press : United Kingdom.

64

A. DASAR TEORI A.1. Pendahuluan Geolistrik adalah salah satu dalam metode dalam geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi. Pendeteksian di atas permukaan meliputi pengukuran medan potensial, arus, dan elektromagnetik yang yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat penginjeksian arus ke dalam bumi. Metode geolistrik yang terkenal antara lain : metode potensial diri (SP), arus telluric, magnetotelluric, elektromagnetik, induce polarization (IP), dan resistivitas (tahanan jenis). Dalam praktek kerja lapangan ini, pembahasan dikhususkan pada metode geolistrik tahanan jenis dengan konfigurasi Schlumberger dalam pengambilan data di lapangan. Pada metode geolistrik tahanan jenis, arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua elektroda arus (terletak diluar konfigurasi). Beda potensial yang terjadi diukur melaluiu dua elektroda potensial yang berada di dalam konfigurasi. Dari hasil pengukuran arus dan beda potensial untuk setiap jarak elektroda tertentu dapat ditentukan variasi harga hambatan jenis masing – masing lapisan di bawah titik ukur (titik sounding). Umumnya, metode resistivitas ini hanya baik untuk eksplorasi dangkal sekitar 100meter. Jika kdalaman lapisan lebih dari harga tersebut, informasi yang diperoleh kurang akurat. Hal ini disebabkan melemahnya arus listrik untuk jarak bentangan yang semakin besar. Karena itu metode ini jarang digunakan untuk eksplorasi dalam, sebagai contoh eksplorasi minyak. Metode resitivitas ini lebih banyak digunakan dalam bidang engineering geology, seperti penentuan kedalaman batuan dasar, pencarian reservoir air, pendeteksian intrusi air laut, dan pencarian ladang-ladang geothermal. Berdasarkan letak (konfigurasi) elektroda potensial dan elektroda arus, dikenal beberapa jenis konfigurasi metode resistivitas tahanan jenis yaitu : 1. Konfigurasi Schlumberger 2. Konfigurasi Wenner 3. Konfigurasi Double Dipole 65

4. Konfigurasi Pole-dipole 5. Konfigurasi Pole-pole Teknik pengambilan data dalam metode resitivitas dibagi atas : 1. Vertikal Sounding 2. Lateral Mapping

A.2. Konfigurasi Elektroda cara Schlumberger Konfigurasi Schlumberger. Konfigurasi Schlumberger merupakan konfigurasi yang paling sering digunakan dalam eksplorasi air tanah dan disebut juga sebagai konfigurasi klasik dan merupakan pokok nbahasan utama dari Praktek kerja lapangan ini.Pada metode ini masing-masing elektroda arus diletakkan di kedua ujung susunan elektroda sedangkan elektroda potensial di letakkan di bagian tengah. Setiap kali pengukuran yang dipindahkan hanya elektroda arus sampai pada jarak tertentu saat penyebaran arus dianggap tidak seimbang lagi barulah elektroda potensial ikut berpindah. Untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar :

C1

C2 P1

A

M

P2

N

B L

66

Pada konfigurasi ini besarnya factor geometri K adalah : K = πMN((L/MN)2 – ¼)

dan L = ½ AB

Harga L berubah sedangkan MN tetap sampai pada harga L tertentu maka MN berubah. Harga MN haruslah lebih kecil dibandingkan harga L, umumnya MN = 2/5 L. Biasanya untuk satu atau dua harga L terakhir pada suatu harga MN akan diulang pada harga MN berikutnya. Misalnya harga MN = 1 m, maka resistivitas diukur pada harg-harga L = 2.5m, 5m, 7.5m, 10m, 12.5m, 15m, 17.5m. Pada harga L = 17.5m dianggap bahwa sensivitas alat berkurang dan penyebaran arus tidak seimbang, maka harga MN diperbesar menjadi 1.5m. Pengukuran diteruskan untuk harga MN=1.5m dan harga L diulang untuk dua pengukuran terakhir yaitu pada harga L=15m dan L=17.5m. selanjutnya diteruskan pada harga-harga L=20m, 22.5m, 25m, 27.5m, 30m, 32.5m, 35m, 37.5m. Pada harga L=37.5m harga MN dianggap harus diubah lagi, misalnya menjadi MN=2m, demikian seterusnya hingga proses pengukuran telah selesai. Keunggulan metode ini adalah pelaksanaan survei di lapangan praktis, kemungkinan adanya kesalahan bentangan lebih kecil, dan dapat menunjukkan ketidakhomogenan tanah di permukaan maupun pada lapisan tanah yang lebih dalam dengan sama jelasnya.

A.3. Prosedur Sounding Schlumberger Prosedur sounding dengan konfigurasi Schlumberger tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tempatkan elektroda-elektroda arus dan tegangan dengan konfigurasi Schlumberger pada bentangan terpendek yang direncanakan (eksentritas b/a < 1/3). Catat kuat arus dan beda potensial yang terukur. Hitung ρa dan plot hasilnya (ρa sebagai fungsi jarak bentangan AB/2) pada kertas skala log-log.

67

2. Pindah elektroda arus (elektroda potensial tetap) pada jarak ke-2 yang telah ditentukan. Catat I dan ∆V yang terukur. Hitung dan plot ρa seperti pada poin 1. 3. Lakukan langkah pada poin 2 (dapat berkali-kali) sampai pembacaan beda potensialnya sukar (karena sangat kecil). Biasanya perpindahan elektroda arus (elektroda potensial tetap) dapat ditetapkan sampai beberapa kali tergantung kemampuan alat ukurnya. 4. Pindahkan elektroda tegangan ke posisi 2 yang sudah ditetapkan dengan elektroda arus tetap. Hitung dan plot ρa yang dihasilkan. Bila harga ρa tidak meloncat terlalu jauh, maka hasil pengukuran kita cukup baik. Akan tetapi jika meloncat cukup jauh, maka hasil pengukuran kita tidak baik sehingga perlu melakukan langkah lain, misalnya mengubah arah bentangan atau berpindah tempat. 5. Jika poin 4 tidak ada masalah, maka lakukan langkah-langkah 2-4 berkalikali sampai dengan jarak bentangan maksimum yang direncanakan. Catatan : Loncatan harga ρa pada saat perpindahan elektroda potensial terjadi jika terdapat ketidakhomoginan secara lateral terutama di sekitar elektroda potensial. Oleh karena itu, jika perpindahan elektroda arus selalu dibarengi dengan perpindahan elektroda potensial, data yang dihasilkan akan mempunyai kemungkinan tidak ”smooth” mengingat ketidakhomoginan secara lateral dekat permukaan hampir selalu ada. Ketidakhomoginan lateral yang cukup besar dapat terjadi jika arah strike perlapisan tanah berbeda dengan arah bentangan. Hal-hal lain yang perlu dihindari pada saat pengukuran di lapangan antara lain : mengukur dengan bentangan sejajar kabel listrik atau pipa (baik di bawah maupun di atas permukaan), mengukur pada saat hujan, dan sebagainya. (Waluyo. Dr,-).

68

B. Nilai Resistivitas Untuk Beberapa Material Jenis material Udara

ρ (ohm meter)

(permk 2.106 – 5.107

Bumi)

Jenis material

ρ (ohm meter)

Mineral : - calcite

5,5.1015

Air :

2.107

- galena

10-3 - 0,25

- air suling

3. 103 - 104

- magnetit

8.10-3 - 0,50

- permukaan

40 - 6.104

- pyrite

2.10-3 - 9

- tambang

21

- quartz

4.1012

- rock salt

106 – 107 1014 – 1017

- laut Perak :

1,7.10-6

- sulfur

- murni (pure)

0,1

Batuan :

- native (ore)

- granite

5.105 – 109

Besi :

10-5

- gabro

106 – 109

- murni

3. 10-6

- gneiss

2.106 – 109

- schist

103 – 3.109

- limestone

6.103 – 3.105

- sandstone

102 – 105

- shale

2.103 – 107

- clay and soil

102 – 106

- meteorit

69

C. Nilai Resistivitas tiap Batuan (Batuan Sedimen) ρ (ohm-cm)

Jenis Batuan

1. Alluvium dan Silt

2.5 x 103 –1.5 x 103

2. Lempung dan Kerikil

4 x 10-2 – 9 x 10-4

3. Batuan Es

8 x 10-2 – 9.5 x 105

4. Konglomerat

2.5 x 103 –1.5 x 106 Sedimen 1 x 103 – 5 x 104

5. Batuan Penguat

(batu

tulis,

kerikil,

batuan

pasir,

batu kapur, dll) 6. Graywacke

2.5 x 105 –1.5 x 106

7. Batuan Kapur

6 x 103 – 5 x 107

8. Tanah Liat

1 x 103 – 4.5 x 104

9. Batuan Semen

0.5 x 102 – 7 x 103

10. Pasir

9.5 x 101 – 5 x 105

11. Batuan Pasir

3 x 103 – 1 x 107

12. Batuan Kerikil

8 x 102 – 1 x 106

13. Batuan Lempung

5 x 102 – 1.5 x 105

70

DATA SURVEY GEOLISTRIK KLJ01 AB/2  1  1.5  2  3  4  5  6  8  10  12  15  20  25  30  40  50  60  80  100  125  150 

ρ

AB/2  4  3.8  3.7  3.4  3.3  2.9  2.75  2.4  2.2  2.09  2.2  2.3  2.6  2.8  2.95  3  2.97  2.86  2.73  2.5  2.37 

KLJ03

KLJ02

1 1.5 2 3 4 5 6 8 10 12 15 20 25 30 40 50 60 80 100 125

ρ

AB/2  3.8 3.9 4.45 5 4.95 4.5 4.77 4.93 5.37 6.33 7.5 9.5 10.71 10.21 9.37 8.88 7.37 6.37 5 4.37

1  1.5  2  3  4  5  6  8  10  12  15  20  25  30  40  50  60  80  125 

ρ 4  3.7  3.5  3.25  3.57  4.07  4.77  6.23  7.53  8.37  9.79  11.47  12.38  13.13  13.9  14.1  13.95  12.95  11.78 

71

KLJ05

KLJ04 AB/2  1  1.5  2  3  4  5  6  8  10  12  15  20  25  30  40  50  60  80  100  125 

ρ

AB/2  3.7  3.3  2.98  3.52  4  4.5  4.95  5.74  6.3  6.75  7.18  7  6.88  6.29  6.1  5.31  4.97  4.34  3.7  3.07 

1 1.5 2 3 4 5 6 8 10 12 15 20 25 30 40 50 60 80 100 125

ρ 2.9 3.7 4.5 5 5.15 5.35 5.3 4.97 4.25 3.5 3 2.95 3.35 3.7 3.9 3.57 3.13 2.7 2.57 2.19

72

HASIL OUTPUT PROGRAM PROGRESS ¾ KLJ 01

73

¾ KLJ02

74

¾ KLJ03

75

¾ KLJ04

76

¾ KLJ05

77

??

?

?? ??

??

78

STRUKTUR ORGANISASI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MINYAK DAN GAS BUMI  BADAN PELATIHAN DAN PENDIDIKAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL      PUSAT PENDIDIKAN DAN  PELATIHAN    MINYAK DAN GAS BUMI        BAGIAN TATA USAHA 

Sub Bagian   Kepegawaian Dan  Umum 

Sub Bagian   Keuangan Dan  Rumah  Tangga 

BAGIAN SARANA  KILANG 

Sub Bidang  Kilang 

Sub Bidang  Utilitas 

BAGIAN SARANA  LABORATORIUM DAN  BENGKEL

Sub Bidang  Laboratorium 

Sub Bidang  Bengkel 

BIDANG PELATIHAN KELOMPOK  JABATAN  FUNSIONAL 

Sub Bidang  Laboratorium 

Sub Bidang  Pelaksanaan Pelatihan

79

67

Related Documents


More Documents from "Munawwar Awe"