Sudah Jadi Bab I,ii,iii.docx

  • Uploaded by: Rostiyanti Tahabu
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sudah Jadi Bab I,ii,iii.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,909
  • Pages: 19
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Tujuan informasi tersebut adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi. Namun, pemilihan dan penetapan suatu keputusan bisnis juga melibatkan aspek-aspek keperilakuan dari para pengambil keputusan. Dengan demikian, akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi yang dapat dihasilkan oleh akuntansi. Studi perilaku organisasi adalah telaah tentang pribadi dan dinamika kelompok dan konteks organisasi, serta sifat organisasi itu sendiri. Manusia adalah salah satu faktor penting dalam organisasi. Kinerja organisasi sangat tergantung pada kinerja individu yang ada didalamnya. Dalam seluruh pekerjaan, anggotalah yang menentukan keberhasilannya, sehingga berbagai upaya meningkatkan produktivitas organisasi harus dimulai dari perbaikan produktivitas anggota. Oleh karena itu, pemahaman tentang perilaku organisasi menjadi sangat penting dalam rangka meningkatkan kinerjanya. Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Dengan demikian, akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi akuntansi. Kesempurnaan teknis tidak pernah mampu mencegah orang untuk mengetahui bahwa tujuan jasa akuntansi bukan hanya sekedar teknik yang didasarkan pada efektivitas dari segala prosedur akuntansi, melainkan bergantung pada bagaimana perilaku orangorang di dalam organisasi itu sendiri.

1

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan Latar belakang masalah yang telah ditulis diatas maka untuk memudahkan dan memperjelas makalah ini, penulis akan merumuskan masalahmasalah sebagai berikut : 1. Apa pengertian perilaku organisasi ? 2. Apa pengertian organisasi ? 3. Apa Tujuan Organisasi ? 4. Apa Target Organisasi ? 5. Dimensi apa saja yang terdapat di dalam organisasi ? 6. Bagaimana Kerangka Dasar Konsep Perilaku Organisasi ? 7. Seperti apa Keterlibatan Peran Manager dalam Organisasi ? 8. Apa Perbedaan Perilaku Organisasi dengan Ilmu Perilaku Lainnya ? 9. Bagaimana Studi Kasus Perilaku Organisasi pada Perusahaan Enron ?

1.3 Tujuan Penulisan Berdasarkan masalah diatas maka tujuan pembuatan makalah ini antara lain sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengertian perilaku organisasi 2. Untuk mengetahui pengertian organisasi 3. Untuk mengetahui Tujuan Organisasi 4. Untuk mengetahui Target Organisasi 5. Untuk mengetahui Dimensi apa saja yang terdapat di dalam organisasi 6. Untuk mengetahui Kerangka Dasar Konsep Perilaku Organisasi 7. Untuk mengetahui Keterlibatan Peran Manager dalam Organisasi 8. Untuk mengetahui Perbedaan Perilaku Organisasi dengan Ilmu Perilaku Lainnya Untuk mengetahui Studi Kasus Perilaku Organisasi pada Perusahaan Enron.

2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perilaku Organisasi Perilaku organisasi adalah suatu studi yang menyelidiki bagaimana individu-individu,

kelompok-kelompok

serta

struktur

memengaruhi

dan

dipengaruhi oleh perilaku dalam organisasi. Perilaku mengacu pada apa yang ingin dilakukan oleh orang dalam organisasi, bagaimana orang-orang tersebut dibentuk, dan apa sikap mereka.

2.2 Pengertian Organisasi Organisasi adalah pengaturan yang disengaja terhadap sejumlah orang untuk mencapai tujuan tertentu. Pertama, tiap organisasi memiliki tujuan yang khas. Tujuan itu biasanya dinyatakan dalam sasaran atau sekelompok sasaran yang oleh organisasi tersebut diharapkan untuk dicapai. Kedua, tiap organisasi terdiri atas orang-orang. Seseorang yang bekerja sendirian bukanlah suatu organisasi, dan diperlukan lebih dari satu orang agar dapat melakukan pekerjaan yang diperlukan oleh organisasi untuk mencapai sasarannya. Ketiga, semua organisasi menyusun struktur yang disengaja sehingga anggotanya dapat melakukan pekerjaan mereka.

2.3 Tujuan Organisasi Tujuan organisasi merupakan hasil terukur yang harus dicapai. Tujuan tersebut menggambarkan hasil yang harus dicapai dalam jangka pendek guna mewujudkan visi jangka panjang. Tujuan tersebut langsung diturunkan dari faktor penentu keberhasilan agar menciptakan terobosan yang realistis.

2.4 Target Organisasi Target merupakan tujuan kuantitatif atau tolak ukur kinerja. Target merupakan nilai yang ingin dicapai oleh organisasi, dan perwujudannya dapat diukur dengan menggunakan tolak ukur kinerja.

3

2.5 Dimensi-dimensi Dalam Berorganisasi  Teori Peran Susunan atau tanggapan perilaku yang kita harapkan dan kehendaki disebut sebagai peranan sosial. Peranan dapat digunakan secara sederhana sebagai bagian dari orang-orang yang saling berinteraksi. Peranan sosial menggambarkan hak, tugas kewajiban dan perilaku yang sesuai dengan orang yang memegang posisi tertentu dalam konteks sosial tertentu. Dalam kelompok formal suatu organisasi, peran digambarkan secara eksplisit dalam manual organisasi dimana peran tersebut umumnya diatur berdasarkan hukum. Peran membedakan perilaku dari

orang

yang

mempersatukan

menduduki

kelompok

posisi

dengan

organisasi

menyediakan

tertentu

dan

spesialisasi

berfungsi

dan

fungsi

koordinasi. Dalam organisasi bisnis pembagian kerja dan peran adalah sesuatu yang rumit. Suatu aspek penting dari teori peran adalah identitas dan perilaku dianugerahkan secara sosial pada dukungan sosial.  Struktur Sosial Studi keperilakuan manusia yang sistematis bergantung pada dua fakta. Pertama, orang-orang bertindak secara teratur dengan pila berulang. Kedua, orang-orang tidak mengisolasikan bentuk, tetapi mereka saling berhubungan. Untuk mempelajari sejumlah aturan dalam perilaku manusia, konsep masyarakat dan budaya perlu dipertimbangkan. Masyarakat mungkin digambarkan sebagai penjumlahan dari total hubungan manusia. Konsep masyarakat menyiratkan suatu kesinambungan dan kompleksitas dari hubungan kelembagaan dan hubungan antar pribadi.  Budaya Budaya merupakan suatu sudut pandang yang pada saat yang bersamaan dijadikan jalan hidup oleh suatu masyarakat. Tidak terdapat masyarakat suatu budaya dan budaya tidak eksis diluar masyarakat. Jika demikian, maka budaya atau jalan hidup meliputi sistem kepercayaan umum yang sesuai dengan gaya dan perilaku atau pada pemikiran dan pengetahuan teknis yang diharapkan, serta menentukan cara melakukan sesuatu. Budaya mempengaruhi pola teladan perilaku

4

manusia yang teratur karena budaya menggambarkan perilaku yang sesuai untuk situasi tertentu. Budaya telah didefinisikan dengan berbagai cara, tetapi sampai sekarang belum dapat ditentukan definisinya secara pasti. Budaya merupakan norma-norma dan nilai-nilai yang mengarahkan perilaku anggota organisasi. Ada dua jenis praktik organisasi yang dilakukan dan menghasilkan nilainilai budaya. Kedua jenis praktik tersebut adalah proses seleksi dan proses sosialisasi. Proses seleksi terdiri dari dua komponen, yaitu persekutuan dan seleksi individu. Untuk memahami perbedaan antar-bangsa Hofstede menggunakan kerangka berpikir yang dinamakan dimensi budaya nasional. Budaya nasional didefinisikan sebagai nilai-nilai kepercayaan dan asumsi yang dipelajari sejak masa anak-anak yang membedakan antara satu kelompok dengan kelompok lain. Menurut Hofstede (1980 – 1991), ada empat dimensi budaya nasional, yaitu : 1. Jarak Kekuasaan (Power Distance) Jarak kekuasaan yaitu sejauh apa orang percaya bahwa kekuasaan dan status didistribusikan secara tidak merata dan bagaimana orang menerima distribusi kekuasaan yang tidak merata tersebut sebagai cara yang tepat untuk mengorganisasikan sistem sosial. 2. Penghindaran Ketidakpastian (Uncertain Avoidance) Penghindaran ketidakpastian yaitu sejauh apa orang merasa terancam dengan keadaan yang tidak tentu (tidak pasti) atau tidak diketahui. 3. Maskulinitas dan Feminitas (Masculinity And Femininity) Maskulinitas yaitu suatu situasi yang ditandai dengan nilai-nilai yang dominan dalam masyarakat yang lebih menekankan dan mementingkan uang, harta benda, atau materi. Sementara itu, feminitas adalah suatu situasi yang menjelaskan nilai-nilai yang dominan dalam masyarakat, yang lebih menekanan pada pentingnya hubungan antar manusia, kepedulian orang lain dan ketentraman hidup. 4. Individualisme dan Kolektivisme (Individualism and Collectivism)

5

Individualisme adalah situasi yang menjelaskan orang-orang dalam suatu masyarakat yang cenderung memperhatikan dirinya sendiri dan keluarga dekatnya saja. Sementara, kolektivisme adalah situasi yang menjelaskan orang-orang dalam masyaraat yang cenderung merasa memiliki ikatan kuat dengan satu kelompok berbeda dengan kelompok lainnya. Orang dalam suatu kelompok cenderung mempedulikan dan melindungi anggotanya, dan mengharapkan kesetiaan para anggotanya terhadap kelompok tersebut. Keempat dimensi budaya nasional tersebut mengandung nilai-nilai tertentu. Artinya budaya nasional suatu bangsa akan memengaruhi pandangan, sikap, dan kemudian perilaku dari bangsa tersebut.

2.6 Kerangka Dasar Konsep Perilaku Organisasi Kerangka dasar pada perilaku organisasi adalah terletak pada dua komponen, yaitu : ·

Komponen yang pertama adalah individu-individu yang berperilaku, baik itu perilaku secara individu, perilaku kelompok, dan perilaku organisasi. Komponen yang kedua adalah organisasi formal sebagai wadah dari perilaku itu, yaitu sebagai sarana bagi individu dalam bermasyarakat ditandai dengan keterlibatannya pada suatu organisasi dan menjalankan perannya dalam organisasi tersebut. Perubahan pada Tingkat Individu Pada tingkat individu, manajer dan karyawan perlu mempelajari bagaimana cara bekerja dengan cara bekerja dengan orang-orang yang mungkin memiliki perbedaan dengan diri mereka sendiri dalam berbagai dimensi. Individu juga memiliki perbedaan tingkat dari kepuasan kerja dan motivasi dan ini mempengaruhi bagaimana cara manajer mengatur karyawannya. 1. Perbedaan Individu Orang-orang memasuki kelompok dan organisasi dengan karakteristik tertentu seperti karakteristik kepribadian, persepsi, nilai dan sikap yang akan mempengaruhi perilaku mereka sendiri. Karakteristik ini sebenarnya tetap utuh ketika individu menggabungkan diri ke suatu organisasi, tetapi terdapat

6

kemungkinan bahwa organisasi dapat menimbulkan perubahan terhadap diri individu tersebut, dimana perubahan itu berdampak sangat nyata terhadap perilaku individu yang bersangkutan. 2. Motivasi Secara umum, motivasi dapat diartikan sebagai sesuatu yang ada pada diri seseorang yang dapat mendorong, mengaktifkan, menggerakkan dan mengarahkan perilaku seseorang. Motivasi yang ada didalam manusia terdorong karena :  Keinginan untuk hidup  Keinginan untuk memiliki sesuatu  Keinginan akan kekuasaan  Keinginan akan adanya pengakuan 3. Pemberdayaan Pemberdayaan berarti menajer sedang menempatkan karyawan yang berwenang terhadap apa yang mereka lakukan. Terdapat beberapa faktor yang mendorong organisasi dalam melaksanakan pemberdayaan, diantaranya :  Tuntutan pelanggan yang semakin tinggi terhadap kualitas produk maupun layanan  Jaminan keamanan  Perlindungan konsumen  Persaingan dalam efisiensi dan inovasi produk  Penggunaan teknologi baru yang canggih  Peraturan pemerintah, dan lain-lain Dibawah ini terdapat kesamaan tujuan pemberdayaan dalam organisasi, yaitu : 1. Meningkatkan motivasi guna mengurangi kesalahan dan mendorong karyawan untuk bertanggung jawab terhadap tindakannya. 2. Meningkatkan dan mengembangkan kreativitas dan inovasi. 3. Mendorong peningkatan kualitas produk dan jasa. 4. Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan mendekatkan karyawan ke pelanggan sehingga karyawan dapat melayani dengan lebih baik.

7

5. Meningkatkan kesetiaan dan pada saat yang sama mengurangi tingkat kemangkiran. 6. Mendorong kerja sama yang lebih baik dengan sesama rekan kerja dalam meningkatkan pengawasan dan produktivitas. 7. Mengurangi

tugas

pengawasan

(pengendalian)

dari

manajemen

menengah dalam pekerjaan operasional sehari-hari sehingga para manajer lebih mempunyai waktu dan perhatian terhadap masalahmasalah yang lebih besar. 8. Menyiapkan karyawan untuk berkembang dan menghadapi perubahan, suksesi dan tuntutan persaingan 9. Meningkatkan daya saing bisnis. Untuk melaksanakan pemberdayaan tersebut, maka organisasi biasanya menyusun dan menentukan visi dan misi organisasi, serta melaksanakan perencanaan

strategis

dan

berbagai

pelatihan

yang

berkaitan

dengan

pemberdayaan. 4. Berperilaku etis Etika merupakan seperangkat aturan/norma/pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan, yang dianut oleh sekelompok atau segolongan manusia/masyarakat/profesi. Etika juga sebanding dengan moral, dimana keduanya merupakan filsafat tentang adat kebiasaan. Jadi, secara umum, etika atau moral adalah filsafat, ilmu, atau disiplin tentang tingkah laku manusia atau tindakan manusia. Etika sebenarnya meliputi suatu proses penentuan yang kompleks tentang apa yang harus dilakukan seseorang dalam situasi tertentu. Proses itu sendiri meliputi penyeimbangan dari berbagai pertimbangan dari sisi dalam (inier) dan sisi luar (outner) yang didasari oleh sifat dari kondisi unik, baik melalui pengalaman maupun pembelajaran setiap individu.

Perubahan pada Tingkat Kelompok Perilaku dari orang-orang dalam kelompok lebih dari jumlah total dari seluruh tindakan-tindakan individu dengan cara mereka sendiri. Oleh karena itu,

8

langkah berikutnya dalam mengembangkan suatu pemahaman dari perilaku organisasi adalah studi terhadap perilaku kelompok. 1. Bekerja dengan yang lainnya Banyak keberhasilan dalam setiap pekerjaan melibatkan pengembangan hubungan atau keterampilan antar pribadi yang baik dari orang-orang didalamnya. Keterampilan-keterampilan dasar yang membentuk kekuatan-kekuatan kerja yang berkualitas tinggi melibatkan komunikasi, pemikiran, pembelajaran, dan bekerja dengan yang lainnya. 2. Perbedaan kekuatan kerja Organisasi mencoba untuk mengakomodasi kelompok berbeda dari orangorang dengan mengakui perbedaan gaya hidup mereka, kebutuhan keluarga, dan gaya kerja.

Perubahan pada Tingkat Organisasi Ada banyak faktor lain yang saling berinteraksi pada batasan perilaku individu dan kelompok,antara lain : 1. Produktivitas Produktivitas menggambarkan suatu keprihatinan terhadap efektivitas (mencapai tujuan) dan efisiensi (memperhatikan biaya). 2. Pengembangan efektivitas karyawan Salah satu tantangan utama yang dihadapi organisasi pada 20 abad pertama adalah bagaimana cara melibatkan karyawan secara efektif sehingga mereka berkomitmen terhadap organisasi. 3. Menempatkan orang pertama Seorang manajer menekankan kebutuhan terhadap penempatan “orang pertama” dalam mempertimbangkan tujuan organisasi dan saran strategis orangorang pertama tidak hanya menghasilkan kekuatan dalam pendirian kerja, melainkan juga berpengaruh signifikan terhadap laba. 4. Mengelola dan bekerja dalam dunia multikultural

9

Satu implikasi dari semua perubahan yang terjadi adalah Anda dapat menemukan

sendiri

pengelolaan

atau

pekerjaan

pada

satu

lingkungan

multikultural. 5. Fleksibilitas Fleksibilitas dalam manajemen sumber daya manusia dapat diartikan perusahaan memerlukan pengembangan sistem desentralisasi yang mengutamakan pelimpahan wewenang dan tanggung jawab secara berjenjang. Fleksibilitas juga menyangkut penggunaan tenaga kerja dengan mengurangi kecenderungan mengangkat pekerja reguler (pekerja tetap). Pengangkatan sebaiknya lebih difokuskan pada penggunaan tenaga kerja temporer.

Karakteristik Utama Bidang Perilaku Organisasi

Karakteristik Tiga tingkatan analisis

Pusat Perhatian Individu, kelompok, dan organisasi adalah sama

pentingnya

untuk

penelaahan

dan

pemahaman perilaku dalam organisasi. Sifat

dasar Prinsip, konsep, dan model ilmu perilaku yang

interdisipliner

dipakai

yaitu

psikologi,

sosiologi,

dan

antropologi budaya. Orientasi humanistik

Penekanan atas pentingnya sikap dan persepsi dalam

pemahaman

perilaku

di

dalam

organisasi. Orientasi prestasi kerja

Perhatian

yang

berlanjut

diberikan

atas

pencarian cara-cara meningkatkan, memelihara, dan mendorong prestasi kerja yang efektif. Pengakuan kekuatan luar

adanya Pengidentifikasian dan pengamatan berlanjut lingkungan atas kekuatan lingkungan luar penting untuk meningkatkan organisasi.

10

Penggunaan

metode Jika mungkin, metode ilmiah digunakan untuk

ilmiah

melengkapi pengalaman dan intuisi.

Orientasi aplikasi

Pengetahuan

yang

dikembangkan

dalam

perilaku organisasi akan sangat permanfaat bagi manajer praktikus jika mereka dihadapkan kepada

masalah

individu,

kelompok

dan

organisasi.

2.7 Keterlibatan Peran Manager dalam Organisasi Manajer adalah seseorang yang bekerja dengan dan melalui orang lain dimana dapat mengoordinasikan kegiatan-kegiatan pekerjaan guna mencapai sebuah tujuan organisasi tersebut. Hal ini dapat berarti mengoordinasikan pekerjaan dari suatu kelompok atau departemen, atau dapat berarti menyelia satu orang saja. Pengoordinasian tersebut dapat juga mencakup pengoordinasikan kegiatan-kegiatan pekerjaan suatu tim yang terdiri atas orang-orang dari beberapa departemen berbeda atau bahkan orang-orang dari organisasi berbeda, seperti karyawan temporer atau karyawan yang bekerja di pemasok dari organisasi tersebut. Keterlibatan peran manajer dalam suatu organisasi terletak pada kebutuhan akan koordinasi dan kendali. Untuk tujuan perbaikan kinerja, peranan yang dimainkan oleh manajer sangatlah besar. Perbaikan kinerja secara terus-menerus dapat dilakukan dengan komunikasi yang harmonis. Dengan keterlibatan manajer dalam suatu organisasi karyawan percaya seorang manajer bisa menjadi pendorong bagi penyelesaian masalah yang dihadapi oleh suatu organisasi, baik itu organisasi bisnis, departemen (divisi) tertentu dalam sebuah perusahaan tersebut. Secara umum, tingkatan manajer diklasifikasikan sebagai manajer tingkat bawah, tingkat menengah, dan tingkat atas. 

Manajer Tingkat Bawah ( Lower Manajement)

11

Manajer ini merupakan orang yang menduduki posisi di tingkatan paling bawah dan mengelola pekerjaan individu non-manajerial yang terlibat dalam produksi atau penciptaan produk organisasi. Mereka bisa disebut penyelia, tetapi bisa disebut manajer lini, manajer kantor, atau bahkan mandor. 

Manajer Tingkat Menengah ( Midle Manajement )

Bisa mencakup semua tingkatan manajemen antara tingkatan paling rendah dengan tingkat puncak pada organisasi tertentu. Dan bisa mengelola pekerjaan para manajer lini pertama dan mempunyai sebutan, seperti kepala bagian atau kepala biro, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi. 

Manajer Tingkat Atas ( Top Manajement ) Manajer yang menduduki posisi ini biasanya disebut manajemen puncak,

yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan yang mencakup seluruh organisasi dan menyusun rencana serta sasaran yang akan mempengaruhi keseluruhan organisasi itu.

2.8 Perbedaan Perilaku Organisasi dengan Ilmu Perilaku Lainnya Perilaku Organisasi (PO) adalah ilmu terapan, sehingga ilmu perilaku organisasi tidak terlepas dari pengaruh ilmu perilaku sehingga berkontribusi dengan beberapa ilmu perilaku lain, diantaranya :  Perbedaan antara perilaku organisasi dengan psikologi industri atau organisasi, yaitu perilaku organisasi mempelajari perilaku manusia dengan tidak diawali pada psikologi manusia yaitu dengan menggunakan multidisiplin, sedangkan psikologi industri mempelajari perilaku manusia dengan diawali dari psikologi manusia itu sendiri. Namun, keduanya sama-sama mempelajari perilaku manusia.  Perbedaan antara perilaku organisasi dengan psikologi dengan teori organisasi terletak pada dua perbedaan diantaranya, yaitu analisisperilaku organisasi terpusat pada variabel tak terbatas. Perilaku organisasi mempelajari tingkah laku individu dan kelompok di dalam suatu organisasi dan penerapan dari lmu pengetahuan tertentu. Teori organisasi adalah studi tentang susunan, proses, dan hasil organisasi itu sendiri.

12

 Perbedaan antara perilaku organisasi dengan personnel dan human resources adalah bahwa perilaku organisasi lebih menekankan pada orientasi konsep, berdasarkan teori, sedangkan personnel dan human resources menekankan pada teknik dan teknologi. Variabel-variabel tak bebas, seperti misalnya tingkah laku dan reaksi-reaksi yang efektif dalam organisasi, yaitu pada pengelolaan sumber daya manusia itu sendiri agar berkualitas. Keduanya tetap mengacu pada pengembangan dan kemajuan motivasi serta kualitas dari, individu, kelompok dan organisasi agar terjadi perubahan yang signifikan.

2.9 Studi Kasus Perilaku Organisasi pada Perusahaan Enron Profil Perusahaan Enron Corporation

adalah

Amerika yang berbasis di

Houston,

inididirikan

pada

sebuah

perusahaan

Texas, Amerika

tahun 1930 dengan

energi

Serikat. Perusahaan

nama Northern

Natural

Gas

Company, sebuah konsorsium dari Northern American Power and Light Company, Lone Star Gas Company, dan United Lights and Railways Corporation. Kepemilikan

konsorsium

ini

secara

bertahap

dibubarkan

antara 1941 dan 1947 melalui penawaran saham kepada publik. Pada tahun 1979, Northern

Natural

Gas mengorganisir

dirinya

sebagai

sebuah holding

company, InterNorth yang menggantikan Northern Natural Gas di Pasar Saham New York (New York Stock Exchange). Pada tahun 1985 oleh Kenneth Lay perusahaan ini berubah nama menjadi Enron

Corporation. Enron

Corporation

dipimpin

olehStephen

F.

Cooper selaku CEO dan CRO sementara, dengan Ketua John J. Ray, III dan Wakil

Komisaris Clifford

Baxter.

Majalah Fortunemenyebut Enron sebagai

“Perusahaan Amerika yang Paling Inovatif ” selama enam tahun berturutturut. Enron Corporation menjadi salah satu dari perusahaan besar yang paling berpengaruh di Amerika Serikat. Kasus Enron Corporation

13

Pada akhir tahun 2001, Enron Corporation menjadi sorotan masyarakat luas ketika terungkap bahwa perusahaan ini diduga telah memanipulasi laporan keuangan yang dilaporkannya selama ini, dengan didukung oleh penipuan akuntansi yang sistematis, terlembaga, dan direncanakan secara kreatif. Hal tersebut melibatkan Kantor Akuntan Publik Arthur Andersen, perusahaan akuntan ternama di Amerika Serikat, yang mengaudit laporan keuangan Enron dan juga sebagai konsultan manajemen Enron. Kantor Akuntan Publik

tersebut

memiliki

kebijakan

pemusnahan

dokumen yang tidak menjadi bagian dari kertas kerja audit formal. Hal inilah yang menjadi peluang bagi Enron untuk memanipulasi laporan keuangannya sehingga tidak sesuai dengan kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya. Puncaknya adalah saat Kantor Cabang Operasi Enron di Eropa melaporkan kebangrutannya

pada 30

November

2001, dan

dua

hari

kemudian

pada 2 Desember 2001 Enron Corporation secara resmi mengajukan permohonan perlindungan sekaligus mengumumkan kebangkrutannya. Pemerintah

Amerika

Administration) akhirnya

Serikat (The

melakukan

US

investigasi

General

secara

Services

mendalam

untuk

mengungkap kasus Enron. Enron Corporation dan KAP Arthur Andersen dituduh telah

melakukan kriminal

berkaitan dengan

dalam

investigasi

atas

bentuk penghancurandokumen yang kebangkrutan Enron

(penghambatan

terhadap proses peradilan). Pemerintah

Amerika (The

US

General

Services

Administration) melarang Enron dan KAP Andersen untuk melakukan kontrak pekerjaan

dengan

Andersen diberhentikan namun KAP

lembaga

pemerintahan di Amerika

sebagai auditor Enron

Andersen menyatakan

sebagai Auditoroleh Enron telah

pada

Serikat.KAP

pertengahan

Juni2002,

bahwa

penugasannya

berakhir

pada

saat Enron mengajukanproses kebangkrutan pada 2 Desember 2001. Pada tanggal 28 februari 2002

KAP

Andersen

menawarkan

ganti

rugi 750 juta US dollar untuk menyelesaikan berbagai gugatan hukum yang diajukan

kepada

KAP

Arthur

14

Andersen. Tanggal 22

Maret 2002

mantan ketua Federal

Reserve,

Paul

Volkcer,

yang

direkrut

untuk

melakukan revisi terhadap praktek audit dan meningkatkan kembali citra KAP Andersen, mengusulkan agar manajemen KAP Andersen yang ada diberhentikan dan membentuk

suatu komite untuk

menyusun

manajemen

baru.

Komite

ini diketuai oleh Paul Volkcer. Hasil investigasi menyatakan bahwa Enron Corporation terbukti telah melakukan beberapa kecurangan, diantaranya : 

Window dressing (Memanipulasi akun-akun laporan keuangan) agar nampak

menarik di mata investor dengan cara menyembunyikan hutang-hutangnya yang senilai US$ 12 billion. 

Teknik off balance sheet (mencatat di buku besar sehingga tidak nampak di

laporan keuangan). 

Special purpose partnership (Mendirikan ± 90 Perusahaan diluar Enron

untuk mengalihkan hutang-hutang Enron ke perusahaan-perusahaan tersebut). Kasus ini akhirnya dapat terungkap dengan kurun waktu yang cukup singkat. Penyebabnya, yaitu : 

Masalah kepentingan pemegang saham mayoritas dan manajemen transaksi

dengan pihak beberapa perusahaan afiliasi. 

Pembelian Opsi Saham (stock option plan) yang masif, tidak hanya kepada

karyawan kunci, namun juga komite audit dan karyawan biasa dapat melakukannya, bahkan diadakan juga program pensiun karyawan dengan memperoleh opsi saham perusahaan. 

Penjualan saham dalam skala besar oleh pihak orang dalam.

Dampak Terungkapnya Kasus Enron Keruntuhan Enron Corporation cukup berdampak bagi dunia bisnis internasional. Akibat kebangkrutan Enron sedikitnya 4.000karyawan kehilangan pekerjaan. Kolapsnya

Enron juga

kreditornya yang telah mengucurkan Chase dan Citigroup yang

mengguncang milyaran

merupakan dua 15

neraca

dolar

keuangan

seperti

JP

kreditorterbesar

para

Morgan Enron.

Para karyawan Enron dan investor minoritas juga dirugikan karena simpanan hari tua mereka yang musnah. Sebagian besar dana pensiun dan tabungan 20.000 karyawan Enron terikat dalam saham yang kini tak bernilai. Arthur Andersen LLP (member di AmerikaSerikat) yang dianggap ikut bersalah dalam kebangkrutan Enron juga terkena imbasnya. Member Arthur Andersen di beberapa negara telah membuat kesepakatan dengan Kantor Akuntan Publik

lain

yang

merupakan

saingan

Seperti Jepangdan Thailand yang

KAP

telah

Andersen. membuat

kesepakatan merger dengan KPMG, di Australia dan Selandia Baru dengan Ernst & Young, dan Spanyol dengan Deloitte Touche Tohmatsu. Di Amerika sendiri aktivitas

seluruh

member Andersen

dibekukan

pemerintah.

Akibatnya, menurut Asian Wall Street Journal, semua klien Andersen LLP beralih ke berbagai auditor lain. Antara lain Deloitte and Touche Tohmatsu (10 persen), KPMG (11 persen), Price Water House Cooper (20 persen), dan Ernst & Young (28 persen). Sedangkan, 40 persen lainnya belum menentukan sikap. Dan banyak hal-hal

lain yang terpengaruh

seperti

munculnya traumadalam bursa saham

terhadap efek domino skandal Enron. Hal ini membuat para investor mengurangi aktivitasnya di bursa saham sehingga gairah bursa saham dunia menjadi lesu. Analisa terhadap Kasus Enron Kasus Enron Company dilihat dari sudut perilaku organisasinya mencerminkan sikap perusahaan yang tidak terpuji serta tidak menunjukkan komitmen bisnis yang bersih, jujur dan bijaksana. Enron Company telah melakukan manipulasi yang bertujuan untuk menipu masyarakat serta pemerintah mengenai kondisi perusahaannya yang sebenarnya diambang kebangkrutan. Setelah kasus penipuan yang dilakukan oleh Enron Company terungkap menyebabkan kerugian yang besar tidak hanya bagi perusahaan namun juga bagi karyawannya serta memberikan dampak buruk pada perekonomian Amerika Serikat. Kasus Enron memberikan pelajaran bagi para perusahaan untuk lebih berhati-hati dalam menjalankan bisnis serta janganlah melakukan kecurangan dan penipuan yang nantinya akan menimbulkan dampak yang merugikan banyak pihak.

16

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Perilaku organisasi adalah suatu studi yang menyelidiki bagaimana individu-individu,

kelompok-kelompok

serta

struktur

memengaruhi

dan

dipengaruhi oleh perilaku dalam organisasi. Perilaku mengacu pada apa yang ingin dilakukan oleh orang dalam organisasi, bagaimana orang-orang tersebut dibentuk, dan apa sikap mereka. Dimensi-dimensi dalam berorganisasi, antara lain sebagai berikut : Ø Teori Peran Susunan atau tanggapan perilaku yang kita harapkan dan kehendaki disebut sebagai peranan sosial. Peranan dapat digunakan secara sederhana sebagai bagian dari orang-orang yang saling berinteraksi. Ø Struktur Sosial Studi keperilakuan manusia yang sistematis bergantung pada dua fakta, pertama, orang-orang bertindak secara teratur dengan pila berulang. Kedua, orang-orang tidak mengisolasikan bentuk, tetapi mereka saling berhubungan. Ø Budaya Budaya merupakan suatu sudut pandang yang pada saat yang bersamaan dijadikan jalan hidup oleh suatu masyarakat. Menurut Hofstede (1980 – 1991), ada empat dimensi budaya nasional, yaitu : 1. Jarak Kekuasaan (Power Distance) 2. Penghindaran Ketidakpastian (Uncertain Avoidance) 3. Maskulinitas dan Feminitas (Masculinity And Femininity) 4. Individualisme dan Kolektivisme (Individualism and Collectivism) Keempat dimensi budaya nasional tersebut mengandung nilai-nilai tertentu. Artinya budaya nasional suatu bangsa akan memengaruhi pandangan, sikap, dan kemudian perilaku dari bangsa tersebut. Kerangka dasar pada perilaku organisasi adalah terletak pada dua komponen, yaitu :

17

·

Komponen yang pertama adalah individu-individu yang berperilaku, baik itu perilaku secara individu, perilaku kelompok, dan perilaku organisasi.

·

Komponen yang kedua adalah organisasi formal sebagai wadah dari perilaku itu, yaitu sebagai sarana bagi individu dalam bermasyarakat ditandai dengan keterlibatannya pada suatu organisasi dan menjalankan perannya dalam organisasi tersebut. Perubahan Pada Tingkat Individu

Kelompok

1.

Perbedaan Individu 1.

Bekerja

2.

Motivasi

lainnya.

3.

Pemberdayaan

4.

Berperilaku etis

2.

Organisasi dengan

yang 1. 2.

Perbedaan

Produktivitas Pengembangan

kekuatan efektivitas karyawan.

kerja.

3.

Menempatkan

orang

pertama. 4.

Mengelola dan bekerja dalam

dunia

multikultural. 5.

Fleksibilitas

Secara umum, tingkatan manajer diklasifikasikan sebagai manajer tingkat bawah, tingkat menengah, dan tingkat atas. ·

Manajer Tingkat Bawah ( Lower Manajement)

·

Manajer Tingkat Menengah ( Midle Manajement )

·

Manajer Tingkat Atas ( Top Manajement ) Berdasarkan kasus Enron Company yang sudah dibahas, maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa perilaku organisasi sangat berpengaruhbagi kemajuan suatu perusahaan atau organisasi. Pada kasus Enron memberikan pelajaran bagi para perusahaan atau organisasi untuk lebih berhati-hati dalam menjalankan bisnis atau organisasinya serta janganlah melakukan kecurangan dan penipuan yang nantinya akan menimbulkan dampak yang merugikan bagi banyak pihak.

18

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_organisasi

https://www.ngelmu.co/pengertian-organisasi/

https://www.maxmanroe.com/vid/organisasi/pengertian-organisasi.html

http://bdiyogyakarta.kemenperin.go.id/news/post/2016/10/15/142/pencapaiantarget-organisasi-dengan-manajemen-yang-tepat

https://www.academia.edu/13181120/DIMENSIDIMENSI_KOMUNIKASI_DALAM_ORGANISASI

https://cerdascerdascerdas.wordpress.com/2012/11/21/konsep-dasar-perilakuorganisasi/

https://prezi.com/9u7h6liegg4a/peran-manajer-dalam-organisasi/

http://prismamika.blogspot.com/2012/04/132-perbedaan-ilmu-perilakuorganisasi.html

19

Related Documents


More Documents from "Apriastuti Puspitasari"