KASUS 1 ‘Hey loe ga macho banget Sam, masa tiap jajan loe dibayarin terus sama si Leli” Kata Andi. “Loe cowok men… jangan ngerendahin martabat kite – kite banget..!! Yoga ikut komentar. “Loe pada salah brow, si Leli biar yang bayarin jajan gue, kan uang jajan gue bisa buat nraktir si Viola, he….. , kata Sam Wey…. Canggih bener otak jahat loe..! kalau si Leli tahu loe selingkuh, mati loe brow…!! Kata Yoga. “ Kalem aja loe pada.., gue dah tahu taktik naklukin si Leli, kata Sam. “Bulan kemaren aja gue ketahuan lagi sama si Viola, sedikit jurus Rayuan Onta gue keluarin, si Leli langsung nempel lagi. “Jadinya sebenarnya loe cinta ama siapa…? Kata Andi. “sama si Aprilia….., kata Sam Sambil mesem. “Busyet dah ni anak makin ngaco kelakuannya” kata Aldi. “Kalo si Aprilia tahu kelakuan bejat loe, mau ngapain hayoh…” kata Yoga. “Gua kasih tahu loe pada ya.., cewek toe pada prinsipnya leuma…h banget kalo urusan cinta” kata Sam. “Cewek toe seneng banget dibohongin, loe bilang aja, cintaku hanya untuk mu oh my darling…. Aku tak mungkin meningalkanmu”. Kata Sam sambil memeragakannya pada Aldi. “Padahal brow…..., di sini hanya untuk mu Leli, di sana untuk Viola dan di sananya lagi untuk Aprilia” jelas Sam. “Yang penting brow ni….” Kata Sam sambil menunjukkan tangannya ke atas. “Ente – ente harus bisa rayu toe cewek, pegang tangannya, Yakinkan kalau kita kelihatan betul – betul mencintainya” “Sudahlah mendingan kita pulang…!!, makin sableng loe Sam ngomongnya, entar kita ketularin” Kata Yoga. “Gini – gini juga gua setia pada satu pasangan, kata Yoga. “Satu yang bener – bener gua cintai, satunya lagi buat cadangan” . .. Sam, Andi Dan Aldi #$@#*$^$~ Pusing……..
KASUS 2 “Kenapa kamu nagis San” ? Tanya Tanti pada Santi. “Pasti deh si Brandi mu itu selingkuh lagi” kata Tanti seperti yang sudah tahu apa yang terjadi pada Santi. “Iya Tan…. Ini yang ketiga kalinya…, tapi sekarang aku sudah bulat mau ninggalin Brandi” kata Santi. “Basi..loe San! Kata Tanti. “Waktu si Brandi selingkuh yang kedua kalinya, kamu juga nangis, terus mau mutusin Brandi, buktinya…?? “Waktu itu Brandi janji ga akan ngulangin lagi, dan…….dan… aku terlanjur cinta, tan” Isak Santi. “Makan Tu Cinta” Kata Tanti kesal. “Kamu ini San, …jangan hanya karena loe cewek,… loe lemah, …bulan kemaren pipimu lebam, kamu bilang kejedot tembok, tapi aku tahu dari sohibmu, si Penty , katanya kamu ditampar sama si Brandi” tegas Tanti. “Apalagi yang mau kamu pertahanin dari si Brendi….” Kata Tanti makin kesal. Tapi Tanti juga merasa kasihan dengan nasib cinta sohibnya. “Kamu tidak ngerti Tan,….” Aku gak mungkin putus sama Brandi, isak Santi. “Nah loe bilang tadi mau ninggalin Brandi”, tukas Tanti. “Kamu tidak ngerti Tan….”, kata Santi. Tangisnya makin keras. “ Aku …… aku…. Sudah terlanjur memberikan segalanya pada Brandi”. “Maksudmu…? Kata Tanti kaget. “Aku ….. aku sudah tidak gadis lagi Tan !!” tangis Santi makin keras Astagfirul…..lah …… Santi…..!!! teriak Tanti sekeras tangisan Santi. Tangannya meraih bahu Santi dan meremasnya saking kesalnya. “Kamu ini….. ya Allah….. kenapa …. Kenapa kamu sebodoh ini.. !!! “Dia janji mau bertanggung jawab Tan….” “Buktinya…???? Kamu terus disakiti, diacuhkan…, diselingkuhi…, ditampar.., dan entah apa lagi..!!!, Pu….tus….kan !! “Tapi…. Tapi ….. aku sudah terlanjur…” belum tuntas Santi Berucap, Tanti menghardik “terus loe mau tetap bertahan, terus disakiti….!!, Loe masih percaya dia pasanganmu yang baik …??? Ya… Allah Santi…… Keduanya terdiam, Santi tersungkur di atas bantal kursi dengan isak tangisnya yang tak henti. Ia tak kuasa membayangkan masa depannya yang telah hancur. Tanti menatap langit – langit membayangkan apa yang mungkin terjadi pada kehidupan sohibnya di kemudian hari. Tanti meraih pundak Santi, dipeluknya dan diusap – usap kepalanya. “Sudahlah San……” Suara Tanti melemah. “Masih banyak laki – laki yang bisa menerima kondisimu, asal kamu jujur pada pasangan yang kamu yakini baik untuk pendamping hidupmu”. Asal dari sekarang, loe jangan mudah kebujuk rayuan gombal laki – laki buaya. “Loe sekarang banyak berdo’a untuk yang terbaik bagi hidupmu ke depan…….., Aku janji untuk terus menjagamu. Kata Tanti.
STUDY KASUS 3 Dalam sebuah pemilihan kepanitian untuk penyelenggaran Pekan Olah Sekolah yang biasa diadakan di sebuah SMU dalam mengisi liburan Semester, terpilih struktur kepengurusan sebagai berikut. Ketua : Vicky Sania Wakil Ketua : Aldianto Bendahara : Popo Sunarto Sie Acara : Markus Sie Humas : Antoni Sie Peralatan : Petricia Sie Akomodasi/Konsumsi : Velicia Vicky sebagai ketua menyerahkan struktur tersebut kepada pak Hendri sebagai guru bidang kesiswaan untuk disahkan. “ini struktur ngga salah…?? Kata pak Hendri. “emang gimana gitu pak… ??? Tanya Vicky kebingungan. “Kalu Sie Konsumsi ga salah, tapi ini Sie peralatan sama bendahara ga salah…?? Terus …. Emang kamu yakin bisa jadi ketua..?, setahu bapak, sampai saat ini belum pernah ketuanya perempuan ! kata pak Hendri. “Oh… gitu ya pak”, kata Vicky kesal. “Tapi saya yakin bisa, pak, asal kawan – kawan mendukung saya dan tentunya juga bapak” kata Vicky memohon. “Baiklah kalau ini sudah kesepakatan bersama”, kata pak Hendri. Tapi Vicky tahu, Pak Hendri masih meragukan kepemimpinannya. Pada pelaksanaannya, setiap kali Vicky dan kawan – kawan mau minta tanda tangan untuk surat – surat yang dibutuhkan, Pak Hendri selalu menyuruh menyimpannya di Meja. Baru seminggu kemudian dikasihkan, kalau diminta atau setiap kali dihubungi untuk nanyain surat itu, pak Hendri seringkali bilang tidak ada atau lagi sibuk. Padahal teman – teman Vicky tahu, pak Hendri selalu ada di sekolah dan tidak terlalu sibuk. Akhirnya untuk kelancaran kegiatan, Vicky mengambil inisiatif untuk langsung berkoordinasi dengan Kepala Sekolah. Dengan segala usahanya, Vicky dan kawan – kawan berhasil menyelenggarakan Pekan Olarh Raga sekolah dengan sukses. Semua gembira, banyak kawan – kawan Vicky yang saling mengucapkan selamat atas kesuksesan acaranya., Tapi…. Tiba - tiba pak Hendri memanggil Vicky. “Kenapa kamu tidak berkoordinasi dengan Bapak untuk acara ini..? Vicky bingung. “Maafin Saya pak, tapi kan saya sudah sering ngehubungi bapak, tapi kan bapak selalu bilang tidak ada atau lagi sibuk”. “Gak usah ngeles deh.. kan kamu bisa datang langsung ke ruangan bapak. Vicky semakin bingung, padahal dia sering datang ke ruangan pak Hendri untuk minta tanda tangannya, tapi seringkali suratnya di suruh disimpan dulu. Kalau di tanyain seringkali pak Hendri Bilang lupa lagi nyimpen suratnya. Ah sudahlah, mendingan diam.
KASUS 4 : “Mak, kapan si kaka pulang..? Tanya Mamay. “ya…. Biasanya juga kalo uang jajannya sudah habis baru pulang” jawab emaknya. “Mak, Mamay mau kaya si kaka, bisa kuliah ke kota, punya banyak temen dan nantinya jaddi orang yang dihormati” pinta Mamay pada Emaknya. “Ya…h kamu ini non, kakakmu kan laki – laki, langkahnya panjang, kalau sudah beres dia bisa cari kerja ke sana kemari dan kalo sudah dapet kerjaan dia bisa bantu ekonomi kita”. “Emang Mamay ngga bisa kaya si kaka ya mak” Tanya Mamay. “Ya… bisa aja, tapi kamu lihat to si Dara sama si Entin, sudah jauh – jauh kuliah, belum lagi biayanya mahal, e….. dapetnya orang sini juga, Cuma punya took kecil lagi suaminya tuh. “Itu kan Dara sama Entin, Mamay kan bisa aja setelah kuliah dapet kerjaan yang lebih baik, lagian si kaka juga kan belum tentu dapet kerjaan yang lebih baik, mak..” kata Mamay meyakinkan. “Ah… sudahlah non”, emak menyela. Prempuan itu, setinggi – tingginya sekolah pasti ke dapur juga dan ngasuh anak”. “Coba kamu bayangkan Non, kalau kamu tidak bisa masak dan ngasuh anak, mana ada suami yang suka”? emak meyakinkan Non. “jadi kamu gak usah tinggi – tinggi sekolah, yang penting bisa masak dan gurus rumah, biar suamimu yang ngurus nafkah”. “Andai ni mak… andai ya… suami Mamay meninggal, sedangkan Mamay punya 2 anak, siapa nanti yang bisa ngurus bisa nafkahi Mamay dan anak – anak”? Mamay kan ngga kerja, pendidikan rendah, ngelamar kerjaan paling Cuma jadi pembantu, yang repot nanti emak sama bapak juga ikut nanggung biaya hidup Mamay sama anak - anak”. “Kamu tinggal cari suami lagi, kan gampang” kata emak. “itu kalau suami Mamay mau nerima juga anak – anak Mamay, tapi jarang kan Mak laki – laki yang bisa kaya gitu, belum lagi dia punya anak” kata Mamay. “Coba kalo anak – anaknya gak suka, yang repot kan Mamay juga, tetep harus cari kerja buat anak – nak Mamay sendiri”. “Iya .. ya…, tapi sudahlah bagaimana nanti saja”, kata emak juga bingung.
KASUS 5 : Andrea dan Yulia adalah dua orang sahabat dan sama – sama lulus dari sebuah SMU dengan bidang studi yang sama, yaitu social. Karena orang tuanya tidak mampu menyekolahkan keduanya, setelah lulus sekolah, Andrea dan Yulia memutuskan untuk melamar ke sebuah pabrik di kotanya. Keduanya memperoleh informasi adanya lowongan pekerjaan untuk staf administrasi. Secara kebetulan, keduanya juga pernaha ikut kursus computer di sebuah lembaga Kursus. Mereka kemudian menyiapkan kelengkapan lamaran pekerjaan dan bersama – sama menyerahkannya ke bagian HRD pabrik tersebut. Beberapa minggu kemudian, keduanya memperoleh panggilan dari pabrik tersebut. Yulia dipanggil ke ruangan oleh HRD. “Oke, berdasarkan kriteria yang dibutuhkan, kamu diterima di sini untuk bagian admin”. Kata Kepala Bagian HRD. “Gaji pertama mu Rp. 700.000,- dan kalau kerjamu bagus, 3 bulan berikutnya gajimu naik jadi Rp.1000.000,-“. “Baik pak, saya sepakat dan mudah – mudahan saya bisa bekerja sesuai dengan tugas saya” Setelah Yulia dipanggil, HRD kemudian memanggil Andrea. “Andrea, Kamu diterima di sini dan tugasmu di bagian administrasi” Kata HRD. “baik pak, sebelumnya saya ucapkan terima kasih” kata Andrea. “kamu minta gaji berapa” kata HRD. “kerja saya belum teruji, jadi biar bapak yang menentukan gaji saya” kata Andrea merendah. “Oke, gaji pertamamu Rp. 1.000.000,- kalau nanti kerjamu bagus, naik jadi 1.350.000,-, kata HRD menegaskan “ Oke pak, saya sepakat” kata Andrea. Diperjalanan pulang Andrea dan Yuli berdiskusi kenapa di pekerjaan yang sama dan juga jam kerja yang sama, gaji keduanya beda. “Aku Juga ga ngerti Yul, kenapa ya gajih kita bisa beda” kata Andrea. “Iya ya…. Padahal kerjaan kita sama, jam kerjanya pun sama” kata Yulia. “Entahlah, Yul, tapi sudahlah yang penting kita masih bisa bersama – sama” kata Andrea menutup pembicaraan.