Studi Kasus Strategi Pemasaran.docx

  • Uploaded by: NurulRamadanti
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Studi Kasus Strategi Pemasaran.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,545
  • Pages: 15
STUDI KASUS ASPEK PEMASARAN PADA TRANSPORTASI GO-JEK ONLINE BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis aplikasi online sangat marak digunakan saat ini [diminati oleh masyarakat di era teknologi seperti sekarang karena dapat mendukung kelancaran aktifitas mereka]. [harus ada spasi setelah tanda titik] Begitu banyak perubahan yang terjadi sekarang yang dapat mendukung kelancaran aktifitas masyarakat.[spasi] Di jaman era teknologi ini [Sebagai contoh,] banyak masyarakat [secara perlahan meninggalkan] transportasi konvensional [antara lain metromini, angkot, bus, kopaja] yang [dan] beralih kepada transportasi online [seperti Grab atau GO-Jek] daripada yang lebih membuat jengah dan ribet [karena lebih efektif dan efisien].Dengan adanya tekonologi masyarkat tinggal memilih ingin menggunakan aplikasi transportasi online karena transportasi online memiliki beragam aplikasi seperti grab dan GO-JEK.Perlu diketahui bahwa bisnis tidak lagi dimonopoli oleh metromini,angkot,kopaja dan bus-bus. Salah satu transportasi online karya anak bangsa yang tengah naik daun adalah GO-Jek. Berdasarkan data yang dari KompasTekno, ada 100 juta transaksi yang terjadi di platform GO-Jek setiap harinya. Tidak hanya layanan transportasi online, Go-Jek juga membuka layanan Transportasi mobil (Go-Car), Pengiriman barang (Go-Send), Pemesanan makanan (Go-Food), Berbelanja (Go-Send), Pengiriman barang jumlah besar (Go-Box), Layanan mobile ticketing (GoTix), Pembelian atau penebusan obat (Go-Med), Layanan pijat (Go- Massage), Layanan kebersihan profesional (Go-Clean), Layanan perawatan, servis kendaraan (Go-Auto), Layanan kecantikan (Go-Glam) dan Taksi Bluebird (Go-Bluebird). Banyaknya industri transportasi saat ini mendorong banyaknya persaingan yang cukup ketat. Dalam hal ini perusahaan harus lebih kompetitf dengan menciptakan stretegi pemasaran yang bagus dan menarik. Strategi adalah suatu seni dan ilmu merumuskan, melaksanakan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional sehingga memungkinkan organisasi untuk mencapai tujuannya. Maka dari itu, setiap perusahaan membutuhkan strategi bersaing agar dapat menemukan peluang yang baru dan berbeda di masa yang mendatang.

Commented [STS1]: Huruf kecil saja karena bukan nama brand

Perusahaan transportasi online milik Nadiem Makari ini pun memiliki kompetitor yaitu Grab. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang [yang] sama, Go-Jek dan Grab kerap kali [sering] dibanding-bandingkan, baik dari segi tarif, kualitas pelayanan, hingga berbagai fitur inovasi yang diluncurkan keduanya. Berdasarkan data dari Google Trend, minat masyarakat untuk menggunakan Go-Jek mengalami trend yang negatif jika dibandingkan dengan perusahaan

Commented [STS2]: Bahasa Inggris harus di italic

kompetitornya. Hal yang mendorong sehingga GO-JEK mengalami penurunan minat masyarakat daripada [dibanding] Grab karena dipengaruhi oleh tarif dan promo yang lebih sedikit dan terkadang tidak

Commented [STS3]: Penulisan Go-Jek harus KONSISTEN dari awal hingga akhir

ada sistem promonya tidak seperti dengan Grab yang memiliki banyak promo yang membuat masyarakat tertarik dan ketika kita perhatikan di sekeliling lingkungan banyak masyarkat yang terutama laki-laki lebih memilih menjadi supir Grab karena adanya kenaikan jabatan jika memiliki

Commented [STS4]: Ini pengulangan. Hindari pemborosan kata dan pengulangan penjelasan

banyak bintang yang diberikan oleh pelanggan ketika sudah melakukan transportasi Grab.Sehingga minat masyarakat kepada GO-JEK akibat pelayanan dalam hal promo dan lainnya lebih rendah yang menyebabkan minat masyarakat terhadap GO-JEK akan semakin berkurang

Commented [STS6]: Ini sudah tidak membahas mengenai minat masyarakat menggunakan Grab/Go-Jek tapi sudah masuk ke driver.

apabila tidak ada perubahan yang dapat mendorong kemajuan aplikasi GO-JEK.

Commented [STS7]: Pengulangan. Kalimat ini sama dengan yang diatas. Bisa diganti dengan sbb:

Perbandingan Minat Go-Jek dan Grab 120 100 80 60 40 20 0

Commented [STS5]: Disini kalian menjelaskan 2 hal yaitu minat masyarakan dan driver. Baiknya dijelaskan secara terpisah.

Go-Jek perlu merubah kebijakan dan strategi bisinisnya agar dapat mendorong kamajuan aplikasi Go-Jek untuk menarik minat masyakarat.

4/1/2018 4/15/2018 4/29/2018 5/13/2018 5/27/2018 6/10/2018 6/24/2018 7/8/2018 7/22/2018 8/5/2018 8/19/2018 9/2/2018 9/16/2018 9/30/2018 10/14/2018 10/28/2018 11/11/2018 11/25/2018 12/9/2018 12/23/2018 1/6/2019 1/20/2019 2/3/2019 2/17/2019 3/3/2019 3/17/2019

Go-Jek

Gambar 1.1 Sumber Google Trend, minat seiring waktu 12 bulan terakhir (tahun)

Grab

Commented [STS8]: Data tahun berpa?

Oleh karena itu, tulisan ini berusaha menganalisis kebijakan dan strategi yang sesuai untuk menghadapi kompetitor sehingga dapat meningkatkan transaksi di Go-Jek.

Commented [STS9]: Kenapa ukuran font lebih kecil?

BAB 2 ANALISIS KASUS 2.1.

SEGMENTASI PASAR, TARGETTING DAN POSITIONING 1. Segmentasi Pasar Segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang dibedakan menurut kebutuhan, karakteristik atau tingkah laku yang mungkin membutuhkan produk yang berbeda. Pada dasarnya ada 2 pendekatan segmentasi yaitu berdasarkan karakteristik konsumen dan berdasarkan respons konsumen. Berikut ini adalah pendekatan segmentasi yang dilakukan oleh Go-Jek. A. Segmentasi Berdasarkan Karakteristik Konsumen Dalam penetapan segmentasi pasar ada beberapa hal yang menjadi dasarnya yaitu: a.

Variabel Geografi Segmentasi menurut geografi, gojek beroperasi di lebih dari 10 kota besar yang tersebar di Indonesia.

b. Variabel Demografi Segmentasi menurut demografi, segmentasi pasar gojek yaitu konsumen dari usia produktif, berbagai tingkat pendapatan, dan berbagai latar belakang pendidikan, seperti Pelajar, Mahasiswa, pekerja kantoran, pengguna transportasi public dan generasi melek internet. c. Variabel Psikografs Segmentasi pasar secara psikologis yaitu gojek di peruntukkan untuk konsumen yang menginginkan transportasi yang dapat membantu mengatasi kemacetan, kemudian transportasi gojek di peruntukkan untuk kalangan sosial menengah.

B. Segmentasi Berdasarkan Respons Konsumen a. Segmentasi Manfaat Awalnya konsumen berfikir mencari alat transportasi yang memberikan banyak kemudahan dan manfaat maka dari itu Go-jek datang untuk menjawab itu

semua bukan hanya menyediakan jasa antar jemput tetapi juga personal shopping dan kurir instan. Sehingga sekarang Go-jek dirasa sangat memiliki manfaat yang tinggi karena sangat membantu masalah-masalah yang dialami masyarakat yang membutuhkan kepraktisan. b. Loyalitas Dalam hal segmentasi ini Go-jek akan membagi konsumen dalam 2 kelompok yaitu konsumen Loyal dan kurang Loyal. Konsumen loyal yaitu konsumen yang menjadikan Go-jek adalah transportasi utama bagi mereka, sehingga mereka selalu menggunakan jasa Go-jek dalam kegiatan sehari-harinya, bahkan hampir tiap hari menggunakan jasa Go-jek. Konsumen kurang loyal yaitu konsumen yang masih menggunakan alat transportasi lain selain Go-jek. 2. Targeting Setelah mengevaluasi berbagai macam segmen pasar yang ada, Go-jek memutuskan melakukan pasar target dengan melakukan strategi pemasaran tanpa perbedaan yaitu mengabaikan perbedaan segmen pasar dan menawarkan satu macam produk (Jasa) kepada seluruh pasar, karena jasa yang ditawarkan oleh Go-jek ini dirasa bisa di nikmati atau dipakai untuk semua kalangan mulai dari pelajar, mahasiswa, pegawai, karyawan, dan masyarakat biasa. 3. Positioning Menurut kotler sebuah keunggulan yang patut ditampilkan harus memenuhi kriteria: penting, berbeda, Lebih unggul, dapat dikomunikasikan, tidak mudah ditiru, terjangkau dan menguntungkan. Go-jek dalam positioning melakukan diferensiasi sebagai dasar dalam positioning. Diferensiasi yang dilakukan antara lain : a. Diferensiasi Produk Dalam diferensiasi produk, Go-Jek menawarkan beberapa layanan Jasa yang dapat dinikmati dan digunakan oleh masyarakat. Seperti Go-Jek, Go-Shopping, Go-Food dll, sehingga dapat memudahkan kegiatan-kegiatan masyarakat. Dengan adanya statement

Commented [STS10]: italic

yang dikeluarkan oleh Go-Jek bahwa “Go-Jek-GO ANYWHERE TANPA NGURAS KOCEK” tarif Go-Jek inipun tergolong murah agar fasilitas Go-Jek ini dapat dinikmati oleh semua kalangan. b. Diferensiasi Jasa Calon pelanggan dapat menggunakan jasa Go-Jek dengan mudah, karena telah disediakan aplikasi yang dapat digunakan untuk memesan Go-Jek secara online. Go-Jek juga memiliki pelayanan yang nyaman bagi penggunanya, contohnya ketika ada penumpang Go-Jek mereka akan difasilitasi perlengkapan safety seperti helm, masker dan jaket. Kemudian adanya jasa di jemput di tempat yang dikehendaki oleh konsumen dan akan diantarkan sampai tujuan yang diinginkan sehingga pelanggan akan merasa nyaman dengan layanan yang diberikan. c. Diferensiasi Citra Perusahaan Go-Jek memiliki tagline yaitu “An ojek for every need”. Tagline ini dimaksudkan agar masyarakat menggunakan Go-Jek di setiap memenuhi kebutuhan mereka. Contohnya seperti ketika kita ingin berpergian diharapkan kita menggunakan jasa Go-Jek, kemudian ketika kita ingin membeli tiket bioskop atau membeli makan diharapkan juga kita menggunakan jasa Go-Jek. Selain itu, perusahaan Go-Jek juga memiliki tagline “Karya Anak Bangsa” yang dimaksudkan agar masyarakat Indonesia mendukung produk local dan meningkatkan rasa kecintaan terhadap tanah air. d. Diferensiasi Personil Perusahaan Go-Jek memiliki pegawai/pengendara yang sudah berpengalaman, telah memiliki SIM C, memiliki kepribadian yang baik serta ramah kepada pelanggan. 2.2.

SALURAN DISTRIBUSI Go-JEK INDONESIA Saluran Distribusi Jasa yang Go-Jek gunakan adalah saluran langsung karena jasa yang

Go-Jek lakukan adalah jasa murni (Pure Service) merupakan jasa yang tergolong High Contact jadi jasa ini tidak memerlukan saluran distribusi yang sampai memerlukan saluran satu tingkat ataupun saluran dua tingkat, karena jasa yang kami tawarkan ini sangat memberikan kemudahan kepada konsumen mulai dari jasa antar jemput, kurir instan, dan personal shopping, dll. Pelanggan

tinggal memesannya lewat handphone maka kami akan datang menghampiri konsumen/pelanggan tersebut dan langsung dapat menikmati jasa yang kami tawarkan. 2.3.

PENETAPAN HARGA

1. Tahap bagi sebuah perusahaan dalam menetapkan harga dari produk dan layanannya Menurut Kottler dan Keller (tahun), ada 6 tahap bagi sebuah perusahaan dalam menetapkan harga dari produk dan layanannya. Tahap pertama adalah apa tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Apakah ingin mengambil market share, memaksimalkan pendapatan, atau meningkatkan kualitas dari produk atau layanan. Jika kita lihat dari “goncangnya” berbagai moda transportasi lain seperti taksi ataupun “ojek pangkalan”

Commented [STS11]: Tahap apa?? Commented [STS12]: Setiap menggunakan referensi harus ada tahunnya. Misalkan, Kottler dan Keller (2010) Begitupun kalau kalian menggunakan data. Misalkan, BPS (2018) Commented [STS13]: Cek kembali semua istilah dalam bhs. Inggris dan italic semuanya Commented [STS14]: Apa maksudnya???

karena banyaknya warga Jakarta yang menggunakan Gojek ataupun Grab Bike, maka besar kemungkinan dapat kita prediksi bahwa tujuan dari penetapan harga yang “kelewat miring” adalah untuk meningkatkan market share. Gojek dan Grab Bike bisa dikatakan mengorbankan keuntungan untuk bisa mendapatkan market share. Kehadiran Gojek & Grab Bike yang telah menganggu penghasilan “Ojek Pangkalan” dan Supir Taksi bisa jadi

Commented [STS15]: Saya tidak paham maksud dari kalimat ini. Commented [STS16]: Jangan menggunakan simbol

sebuah justifikasi atas tujuan Gojek dan Grab Bike. Tahap kedua adalah menentukan demand dari calon konsumen. Seperti apa kebutuhannya, seperti apa sensitivitas konsumen dan pasar terhadap harga, dan juga seberapa tinggi tingkat elistisitas demandnya. Jika kita perhatikan bahwa bermunculannya pesaing Gojek dan Grab Bike seperti Blue Jek, Ojesy (Ojek Syari), Lady Jek dan kini menyusul Jeger Taksi merupakan bukti bahwa demand terhadap layanan “ojek digital” masih besar. Terganggunya penghasilan “Ojek Pangkalan” dan supir taksi menandakan adanya perubahan prilaku konsumen terhadap moda transportasi apa yang dipergunakan. Hal ini juga menandakan tingginya sensitivitas harga, dan tingkat demand yang sangat elastic. Persaingan semakin meningkat, adanya perubahan harga bahkan kekurangan pada satu provider “Ojek Digital” dapat menyebabkan konsumen berpindah hati. Tahap ketiga adalah menentukan biaya yang mencakup biaya yang dibebankan kepada konsumen termasuk biaya apa saja serta apa saja yang dikorbankan untuk bisa mencapai kepada tingkat harga tertentu. Jika kita lihat dari harga miring yang diterapkan oleh Gojek dan Grab Bike dengan tarif yang terbilang tidak normal (bahkan cenderung dianggap tidak etis) bisa dikatakan bahwa Gojek dan Grab Bike mengorbankan tingkat

Commented [STS17]: ????

keuntungan tertentu atau memindahkan biaya pemasaran dalam bentuk potongan harga. Dampak positifnya adalah Gojek dan Grab Bike menimbulkan “kehebohan” dan menjadi pembicaraan yang ramai di media mainstream dan social media. Tahap keempat adalah menganalisa kompetitor dengan mencoba memahami bagaimana dinamika kompetisinya, mulai dari berapa biaya dari pesaing, berapa harga yang ditawarkan dan apa saja yangditawarkan oleh para pesaingnya. Ilustrasi dari persaingan harga dapat dilihat dalam gambar diatas menandakan bahwa dari sisi harga, Gojek dan Grab Bike memiliki keunggulan dan hanya bisa disaingi oleh kereta api. Tahap kelima adalah metode penetapan harganya. Ada beberapa metode yang dapat dipergunakan dalam menetapkan harga yakni, mark up pricing, target-return pricing dan perceived-value pricing serta value pricing. Gojek & Grab Bike menggunakan metode Value Pricing – every day low pricing. Tahap terakhir adalah menetapkan harga akhir dengan senantiasa memperhatikan apa dampak dari penetapan harga akhir tersebut terhadap pesaing serta konsistensi terhadap kebijakan perusahaan. Penetapan harga rendah sesuai dengan tujuan penetapan harga yakni untuk meningkatkan market share. Harga rendah tersebut memiliki risiko terjadinya perang harga dengan produsen lain, dan menimbulkan isu etika usaha. Harga rendah tersebut tidak berpengaruh pada tukang ojek sebagai mitra Go-Jek dan Grab Bike, karena biaya yang seharusnya dibebankan kepada konsumen ditanggung oleh Gojek dan Grab Bike. Bahkan Gojek dan juga Grab Bike masih memberikan pembagian keuntungan kepada mitra. 2. Perang Harga Go-Jek Vs Grab Ada beberapa elemen yang harus diperhatikan dalam melakukan adaptasi terhadap perubahan harga. Yang pertama adalah adanya price discount dan allowances yang diberikan kepada konsumen, promotional pricing, differentiated pricing, dan terjadinya potongan harga. Yang paling kentara dari persaingan harga antara Gojek dan Grab Bike adalah pada aspek promotional pricing, differentiated pricing serta, adanya potongan harga. Jika diperhatikan Gojek dan Grab Bike sama-sama melakukan promotional pricing. Ada beberapa cara melakukan promotional pricing, yakni loss leader pricing, special event pricing, special customer pricing, cash rebates, longer payment terms. Gojek dan Grab Bike

melakukan promotional pricing pada special event yakni pada saat hari raya idul fitri kemarin. Differentiated pricing merupakan pembedaan harga yang diterapkan oleh sebuah perusahaan terhadap produk dan layanannya berdasarkan berbagai pengkategorian konsumen. Aspek-aspek yang dibedakan biasanya meliputi segmentasi kelas dan karakteristik konsumen, bentuk produk, tempat sebuah produk itu dikonsumsi, berdasarkan lokasi dan waktu. Cara terakhir inilah yang dipergunakan oleh Gojek dan Grab Bike dimana Gojek dan Grab Bike sama-sama memberikan batas layanan untuk maksimal 25 km dan menetapkan harga berdasarkan regular time dan peak hour. Terkait dengan penetapan potongan harga yang menyebabkan harga atau tarif GoJek dan Grab Bike kelewat rendah bisa jadi menimbulkan sejumlah “jebakan-jebakan” kepada para pesaing yang ingin masuk. Jebakan yang pertama adalah fragile market share trap dimana Gojek dan Grab Brike menerapkan harga rendah untuk meningkatkan market share. Jebakan lainnya adalah shallow pocket trap yakni jebakan yang sepenuhnya menggantungkan pada kekuatan finansial dari masing-masing perusahaan. Berdasarkan sejumlah isu, Gojek di biayai oleh Northstar dan NSI Venture dan Sequoia Capital. Rumornya investasi mencapai 20 Juta USD, sedangkan Grab Bike Indonesia merupakan afiliasi dari Grab Bike Malaysia. Menarik untuk disimak, seperti apa kekuatan pesaingnya seperti Lady Jek, Ojesy, Blue Jek ataupun Jeger Taxi, apakah bisa menyaingi kekuatan para pemodal Gojek dan Grab Bike. Jebakan lain yang bisa muncul adalah perang harga. Gojek dan Grab Bike terjebak dalam perang harga. Ketika awal Gojek menetapkan harga Rp10.000, Grab Bike menetapkan harga Rp5.000. Untuk hal ini, Nadiem Makarim, CEO dari Gojek Indonesia bahkan sampai melontarkan pernyataan disalah satu media kepada Grab Bike. Saya lempar ke mereka (GrabBike) kapan kita mau sama-sama merasionalkan harga demi kepentingan sosial masyarakat – Nadiem Makarim, CEO Go-Jek Namun kita juga melihat bahwa disaat Gojek menaikkan tarifnya dari Rp10.000 menjadi 15.000, Grab Bike juga menaikkan harga promosinya dari Rp5.000 menjadi Rp10.000. Apakah ini pertanda bahwa Gojek dan Grab Bike akan sama-sama menyeimbangkan harga kepada tarif normal yang sesungguhnya? Hanya waktu yang akan menjawabnya.

.

Jadi, jika boleh disimpulkan dalam memandang Gojek dan Grab Bike dari

perspektif harga, Gojek dan Grab Bike bersaing tidak hanya dengan satu sama lain, tetapi juga bersaing dengan “ojek digital” lainnya, “ojek pangkalan dan sarana transportasi lainnya. Gojek dan Grab Bike menetapkan harga rendah (every day low pricing) untuk mengambil market share sebesar-besarnya dan “mencuri” pangsa pasar moda transportasi lainnya. Gojek dan Grab Bike berada dalam pasar yang sangat sensitif terhadap harga dan sangat elastic. Gojek dan Grab Bike terjebak dalam “perang harga”. Menarik untuk disimak sejauh mana kekuatan pemodal “dibelakang” mereka mampu mempertahankan keunggulan harga murah tersebut. 2.4.

Strategi Go-Jek menghadapi Grab Dalam menghadapi kompetitornya, Go-Jek perlu memerhatikan hal-hal sebagai berikut :



Go-Jek menetapkan harga lebih tinggi untuk Go-Ride dari pada GrabBike. Beberapa pelanggan, khususnya mahasiswa, mengunduh kedua aplikasi ini dengan tujuan mendapatkan tansportasi ojek dengan harga yang murah. Sehingga, GrabBike biasanya menjadi pilihan para mahasiswa karena harga yang murah dan menawarkan promo yang lebih banyak dibanding Go-Jek.



Sebagai startup raksasa milik anak bangsa, Go-Jek perlu lebih menggendor-gendorkan strategi nasionalisme dengan Tagline “Karya Anak Bangsa” kepada rakyat Indonesia layaknya perusahaan Maspion. Selain untuk meningkatkan transaksi di Go-Jek, hal ini juga dapat berdampak pada meningkatnya kesadaran rakyat indonesia khususnya generasi milenial untuk cinta pada produk dalam negeri dan mendorong pula generasi milenial untuk berkarya.

2.5.

Bergaining Power dari Konsumen 

Harga : Konsumen dari Go-Jek adalah untuk segmen menengah ke bawah sehingga penentuan harga tidak boleh terlalu mahal, karena sangat berpengaruh terhadap daya tarik konsumen (pricing sensitivity)



Kualitas : Driver Go-jek dapat menjamin keselamatan penumpang sampai di tujuan dengan kecepatan tertentu. Begitu pun dengan layanan lainnya, Go-jek dapat menjamin pelayanan yang diberikan mudah, cepat, nyaman dan aman.

2.6.

Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan identifikasi berbagai factor secara sistematis yang bertujuan untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini mengidentifikasikan berbagai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan sekaligus peluang dan ancaman yang dihadapinya. Kekuatan merupakan keunggulan yang dimiliki perusahaan yang tidak dimiliki pesaingnya, sedangkan kelemahan adalah kondisi yang tidak mendukung perusahaan dalam memenangkan persaingan. Peluang merupakan kondisi di mana perusahaan dapat memperoleh imbalan potensial dengan tingkat risiko tertentu. Sebaliknya, ancaman merupakan hal atau peristiwa yang akan menghambat keberlangsungan hidup perusahaan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan pesaingnya. Dengan mengkombinasikan kekuatan, dan kelemahan maka suatu perusahaan dapat menerapkan strategi internal yang tepat, sedangkan peluang dan ancaman akan menentukan tingkat persaingan yang harus diantisipasi oleh perusahaan. Analisis SWOT digunakan untuk menyusun strategi jangka panjang perusahaan. Berikut adalah hasil analisis SWOT dari transportasi online Go-Jek 

Strength ( Kekuatan )

1.Sebagai perusahaan yang pertama mengembangkan transportasi online, gojek sudah lebih dulu memiliki mitra driver dan pelanggan setia yang lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan lain. 2.Pilihan yang di tawarkan melalui aplikasi kepada konsumen lebih lengkap dibandingkan perusahaan lain. Gojek menawarkan jenis layanan yang beragam seperti, Go-Ride, Go-Car, Go-Box, Go-Food, Go-Send, Go-Mart, Go-Shop, Go-Med, dll. 3.Banyaknya pengusaha kuliner yang tertarik bergabung menjadi mitra gojek membuat layanan Go-Food dari gojek menjadi salah satu daya tarik konsumen untuk menggunakan aplikasi gojek.

Commented [STS18]: Rapihkan semua! Kalimat dibawah nomor tidak boleh sejajar dengan nomor diatasnya. Dan harus ada sapsi setelah titik (cek semua dan perbaiki karena banyak sekali yang tidak diberi spasi). Mengingatkan kembali, bhs. Inggris harus di italic

4.Banyaknya bentuk layanan untuk mitra driver gojek membuat loyalitas driver menjadi meningkat. Seperti layanan asuransi untuk mitra gojek, BPJS, dll. 

Weakness ( Kelemahan )

1.Dibandingkan perusahaan laiinya, biaya yang dikeluarkan untuk layanan gojek sedikit lebih mahal terutama untuk layanan Go-Ride, Go-Car, dan Go-Send. 2.Untuk pelanggan Go-Food harus bersedia menunggu lebih lama untuk memesan makanan yang disuka. karena beberapa rumah makan yang bekerja sama dengan gojek membutuhkan waktu yang lama untuk menyiapkan pesanan tersebut. 3.Masih sering adanya order fiktif yang merugikan mitra driver gojek.



Opportunity ( Kesempatan )

1.Memperluas jaringan dan kerja sama dengan lebih banyak rumah makan atau resto lagi karena masih banyak rumah makan/resto pilihan konsumen yang belum masuk layanan Go-Food. 2.Apabila selama ini layanan gojek lebih banyak dipergunakan oleh konsumen perorangan. Maka perlu dipertimbangan untuk meningkatkan layanan konsumen dalam berntuk perusahaan, khususnya untuk Go-Send, Go-Car, Go-Box. Karena Gojek masih memiliki peluang besar untuk terjun di bisnis logistik untuk memenuhi pelanggan berbentuk perusahaan. 

Threat ( Ancaman )

1.Ancaman timbul dari pemerintah berupa peraturan dan penertiban tarif online. Meskipun tidak terlalu mempengaruhi layanan kepada konsumen. 2.Ancaman timbul dari pesaing penyedia layanan online lainnya, hal ini bisa menimbulkan perang tarif yang tidak sehat.

3.Ancaman untuk mitra driver gojek timbul dari penyedia jasa transportasi konvensional seperti ankutan kota, taksi, ojek pangkalan yang tidak jarang melakukan penyerangan fisik atau verbal kepada mitra driver gojek. Meskipun sudah disepakati bersama mengenai wilayah yang menjadi zona larangan bagi mitra driver gojek. 2.7. Analisis terhadap Bauran Pemasaran Hasil analisis SWOT dapat digunakan untuk menentukan alternative strategi pemasaran bagi Go-Jek. Berdasarkan analisis maka strategi yang dapat diterapkan Go-Jek untuk meningkatkan transaksi di platform Go-Jek, khususnya Go-Ride.adalah sebagai berikut. 1.Produk Fitur beragam yang ditawarkan Go-Jek merupakan salah satu kelebihan dari GoJek. Oleh karena itu, Go-Jek sebaiknya lebih meningkatkan kualitas pelayanan dari tiap fitur sehingga dikemudian hari dapat membangun cabang dari tiap fitur yang ditawarkan. Misalnya ketika Go-Send, Go-Box dan Go-Car dapat dibentuk cabang khusus yang dapat melayani perorangan maupun perusahaan. 2.Harga Go-Jek memberikan harga yang terjangkau dengan menyadari bahwa konsumen Indonesia sangat price sensitive terutama kalangan menengah ke bawah yang menjadi target marketnya, Selanjutnya, Go-jek juga perlu mempertimbangkan tarif yang ditetapkannya dengan tarif yang ditetapkan competitor lain. Sehingga, konsumen lebih memilih Go-Jek dibanding competitor lain,seperti Grab. 3.Distribusi Jalur distribusi terus dikembangkan dan diperkuat, sehingga semakin menguasai pasar sasaran dengan terus memfokuskan diri pada meningkatkan persebaran jumlah mitra dan meningkatkan kualitas pelayanan secara merata di tiap daerah. Strategi yang dapat dilakukan yaitu dengan push strategy dengan memberikan bonus, jaminan social dan jaminan kesehatan kepada driver Go-Jek dan menawarkan berbagai keuntungan kepada mitra yang berhubungan dengan Go-Jek sehingga akan lebih meningkatkan transaksi di

platform Go-Jek. Sedangkan melakukan pull strategy dengan memberikan promo yang gencar pada konsumen/pengguna Go-Jek sehingga biaya dalam melakukan transaksi di Go-Jek dapat dipangkas. 4.Promosi Go-Jek dapat mengangkat citranya dengan membuat iklan yang menekankan pada sisi nasionalisme dengan tagline “Karya Anak Bangsa” dengan tujuan meningkatkan rasa cinta terhadap tanah air serta memotivasi pula kepada generasi milenial di Indonesia untuk berkarya. Adapun mengenai iklan promosi, dapat lebih di gencarkan melalui Youtube dan Instagram sebab aplikasi itulah yang paling sering diakses oleh generasi milenial saat ini. Selain itu, strategi peningkatan transaksi melalui pemberian kode promo juga perlu di iklankan melalui media social, spanduk ataupun brosur sehingga masyarakat lebih mudah tahu mengenai info promo yang ditawarkan Go-Jek, layaknya Grab yang menawarkan berbagai macam promo untuk para pelanggannya.

Commented [STS19]: Kenapa di bold???

BAB 3 PENUTUP

Commented [STS20]: Ukuran font berubah

DAFTAR PUSTAKA

Yunanto, Reza,.2016, https://tirto.id/gojek-dan-revolusi-transportasi-umum-b2, 21 Januari 2016 marissta, https://www.coursehero.com/file/26110994/Segmentasi-Pasar-Gojekdocx/ Dewi,Khairani.2016.Analisis Go-Jek. http://mansar5-ti3805.blogspot.com/2016/02/analisis-gojek.html. 16 februari 2016 Choirina.2015. BLUE PRINT PERUSAHAAN JASA TRANSPORTASI “Ojek Online Malang”. http://go-jekindonesia-malang.blogspot.com/p/proposal-usaha.html. Februari 2016 Fakhroji Hasan.2015.Melihat Go-Jek dan Grab Bike dari Perspektif Harga. https://fakhrurrojihasan.wordpress.com. 30 Oketober 2015) Arif.2017. Analisis SWOT Go-Jek. http://tugastarip.blogspot.com/2017/10/swot-pt-gojek-indonesia.html. 19 oktober 2017

Commented [STS21]: Pastikan daftar pustaka diurutkan dari A ke Z dan menggunakan style referencing yang diminta oleh penyelenggara. Misalkan, Harvard Style atau APA Style dan harus konsisten dari awal. Pastikan juga semua sumber yang kamu gunakan dalam studi kasus kamu cantumkan dalam daftar pustaka. Saya lihat Kottler and Keller tidak ada disini padahal kalian gunakan dalam tulisan kalian. Daftar pustaka yang kalian list disini tidak ada saya lihat kalian gunakan dalam isi studi kasus kalian. Kenapa bisa ada di daftar pustaka tapi tidak disebutkan dalam tulisan???

Related Documents

Studi Kasus
October 2019 31
Studi Kasus
June 2020 23
Studi Kasus
August 2019 52
Studi Kasus Cqi.docx
December 2019 9
Studi Kasus Yoga.docx
June 2020 2

More Documents from "Budi Jr"