Studi Kasus Leadership_anti Wacana_kelas04.docx

  • Uploaded by: Nanda Pramuja
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Studi Kasus Leadership_anti Wacana_kelas04.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,230
  • Pages: 5
STUDI KASUS LEADERSHIP “KEPEMIMPINAN YANG MEMBANGUN TIM”

Oleh : Kelompok “Anti Wacana” : 1. Wahyu Bagas Yuniarto 2. Nanda Sih Pramuja 3. Edwar Rekanop 4. Lambang Air Biyantoro 5. Heda Vebriani 6. Hani Viola

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 2017

Di Bawah Kepemimpinan Indra Sjafri, Timnas Indonesia Pernah Cetak Gol 25-0! Berhasil mengalahkan Filipina dengan skor 9 - 0 tanpa balasan, posisi Indonesia berada di puncak klasemen grup B Piala AFF U-18. Tidak hanya Timnas U-19 yang jadi percaya diri, namun masyarakat Indonesia memiliki harapan yang besar pada Garuda Nusantara. Kesuksesan Timnas U-19 tak terlepas dari pelatihnya Indra Sjafri. Di tangan pria berkumis tersebut, Timnas muda sering meraih kejayaan besar. Indonesia pernah memiliki rekor gol fantastis, 25 - 0! Pastinya informasi ini membuat kita semua melongo. Pencapaian uraian prestasi skor Timnas U-19 di bawah asuhan Indra Sjafri.  Piala Pelajar Asia U-18 (2015), Indonesia vs Pakistan, 25 - 0 Luar biasa! Hanya itu yang bisa dikatakan pada momen tersebut. di gelaran Piala Pelajar Asia 2015. Peristiwa ini mencatatkan sejarah di sepakbola bangsa Indonesia. Negeri ini mampu menyetir pertandingan dan mencetak gol hingga 25 tanpa balasan sama sekali ketika melawan Pakistan. Kabar ini tersiar setelah Sjarif memberikan kabar melalui akun Twitter miliknya. "INDONESIA 25 vs 0 pakistan #PialaPelajarU18 #garudajaya" tulis Sjafri. "Alhamdulillah pemain mampu mencetak 25 gol ke gawang pakistan #PialaPelajarU18" lanjut Sjafri. Gol tersebut tercipta dari Sabeq Fahmi Fahrezy. Sementara, sisanya masingmasing dua gol dilesakkan oleh Jali, Muchlis, Zulfikar, Daolo, Mariando. Serta Hagi, Eriyanto, dan Syamsul dengan masing-masing satu gol. Keren!  Piala Asia U-16 (2011), Indonesia vs Guam, 17 - 0 Pada kualifikasi Piala Asia U-16 2011 silam, Timnas U-16 menghajar Guam dengan skor gak tanggung-tanggung. 17 gol tanpa balas. Membuat Indonesia ada di puncak klasemen ketika itu. Pada laga itu, striker Ichsan Hari Kurniawan mencetak lima gol pada menit ke13, 14, 61, 75, dan 85. Tandemnya, Terens Owang Priska Puhuri, melesakkan empat gol pada menit ke-20, 25, 72, dan 87.

Hal serupa ditorehkan gelandang cadangan Tedi, yang mulai tampil sejak menit ke-48. Tedi menyumbang juga empat pada menit ke-48, 56, 57, dan 80. Bek cadangan Marthinus Asso, yang turun sejak menit ke-62 pun, tak ketinggalan ikut memanen dua gol menit ke-73 dan 89.  Piala AFF U-18 (2017), Indonesia vs Filipina, 9 - 0 Laga Indonesia vs Filipina kemarin terhitung pertandingan yang mencetak gol banyak untuk Indonesia. Bermain dalam skema 4-4-1-1, Timnas Indonesia U-19 langsung mengambil inisiatif untuk menyerang ke jantung pertahanan Filipina. Timnas bermain sangat progresif dan rapat. Sehingga mampu mencetak skor yang mengacakacak Filipina. Dari Kasus di atas kita dapat menfsirkan atau menyimpulkan bahwa pada dasarnya kepemimpinan tidak dapat berjalan sendiri, melainkan harus adanya kerja sama TIM yang solid serta koordinasi antar anggota. Dari kasusu di atas Seorang Pelatih meberikan kepemimpinan untuk memimpin suatu TIM sepak bola dengan memberikan / mempengaruhi agar sebuah tujuan TIM tercapai. TIM yang yang hebat adalah memiliki tjuan yang sama, terdapat kerjasama, komunikasi yang baik dan memiliki komitmen. Kinerja TIM tergantung pad prestasi kerjasama dan juga presttasi individu masig – masing anggota. Karena individu yang baik akan melahirkan soso sesorang yang bertanggung jawab dalam sebuah ikatan. Tanggung jawab ini berkenaan dengan setiap anggota yang menyumbangkan upaya terbaik untuk membuat kelompok berhasil. Para anggota TIM mengerti dengan baik tujuan TIM dan arahan pemimpin sehingga rasa saling memiliki dan memahami dapat tercapai dan terwujud dalam fase mencapai tujuan. TIM juga biasanya bisa bekerja dengan baik ketika keahlian dari berbagai fungsi di libatkan, skill dari masing – masing individu dalam benggocek bola pun berbeda sehingga kelebihan tersebut dapat menutupi atau kelemahan dari anggota lain yang kurang memiliki skill tersebut begitupun sebaliknya.

Dengann beberapa aspek di atas ada beberapa tinjauan yang dapat di lihat sebagai acuan dalam membangun kerjasama dan koordinasi antara pemimpin dengan TIM yang demi tercapai nya tujuan. Di antaranya  Membangun TIM kerja Dalam upaya membangun tim kerja adalah kesamaan Visi, misi dan tujuan yang ingin dicapai dengan terus melakukan brainstorming agar kesepakatan bersama dapat tercapai. Salah satu aspek yang dibangun adalah pembagian tugas yang jelas sehinggamasing-masing anggota mengerti kewajibannya. Aspek utama yang dibawa oleh individu ke dalam sebuah tim, yaitu: Kompetensi (Competency), keahlian anggota tim pada suatu bidan tertentu yang dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan tim, Kemampuan belajar (Learning), kemampuan belajar anggota tim yang berpengaruh langsung terhadap kemampuan belajar tim. Kesungguhan (Commitment), kesungguhan yang dapat diberikan anggota tim dalam melaksanakan tugas yang diberikan.. Kerjasama (Team work), kemampuan bekerjasama setiap individu sebagai anggota tim. Kolaborasi (Collaboration), kemampuan berkolaborasi di dalam tim dan di antara tim. Komunikasi (Communication), tingkat kemampuan komunikasi setiap anggota tim. Kepercayaan (Trust), tingkat kepercayaan terhadap sesama anggota tim. Motivasi (Motivation), motivasi yang dimiliki setiap anggota tim.

 Membangun Hubungan Antar Manusia Fondasi dari sebuah tim kerja yang sukses adalah hubungan antar manusia, tim kerja yang efektif adalah saling mempedulikan satu dengan lainnya. Hubungan interaksional, atau yang sering disebut hubungan antar manusia (human relation) yangdilandasi kecintaan kepada sesama akan menghasilkan hubungan manusia mutualismeyang tidak dapat digantikan oleh motif apapun. Kejujuran merupakan tali pengikat organisasi yang paling kuat. Kemampuan membina hubungan antar manusia menjadi perekat untuk menyatukan anggota tim. Dalam membangun hubungan yang terpenting adalah sikap saling menghargai, yang selanjutnya dapat meletakkan landasan bagi suatu hubungan yang baik. Hubungan yang baik membutuhkan pengalaman bersama diantara rekan-rekan satu tim seiring dengan berjalannya waktu.

 Membangun Disiplin Pemimpin harus membuat perubahan pribadi pada dirinya sendiri, sebelum meminta orang lain berubah. Para pemimpin sukses bukan hanya mengatakan apa yang harus dilakukan. Tidak ada individu yang sukses tanpa disiplin, sama halnya tidak ada tim yang sukses tanpa disiplin. Kedisiplinan dapat dibangun dengan menetapkan prioritas-prioritas, menempatkan prioritas dalam kalender, menyediakan sedikit waktu untuk hal-hal yang tidak terguga, mengerjakan masalah satu persatu, mengembangkan sistem yang berlaku, memiliki rencana untuk setiap kegiatan serta berfokus pada hasil, bukan pada kegiatan. Tim

membutuhkan anggota-anggota yang berdisiplin. Untuk menjadi tim yang berdisiplin harus memiliki pikiran yang disiplin. Pikiran pemimpin harus aktif, secara teratur menghadapi tantangan-tantangan mental, dan terus memikirkan hal-hal yang tepat. Tindakan yang disiplin. Disiplin berarti melakukan hal-hal yang tepat disaat yang tepat dengan alasan yang tepat. Para pemimpin besar menyadari bahwa kapan harus memimpin adalah sama pentingnya dengan apa yang harus diperbuat dan harus menuju kemana. Setiap kali seorang pemimpin membuat suatu gerakan, hanya ada empat kemungkinan : 1) Tindakan keliru di saat keliru hanya akan membawa kepada bencana. 2) Tindakan benar di saat yang keliru hanya akan ditentang. Mengetahui apa yang perlu dilakukan adalah satu hal, memahami kapan itu harus dilakukan adalah hal lain lagi. Jika seorang pemimpin berulangulang memperlihatkan pertimbangan yang buruk, bahkan dalam hal-hal kecilpun, orang mulai menyesalinya sebagai pemimpin. 3) Tindakan keliru di saat yang tepat adalah keliru. 4) Tindakan yang tepat di waktu yang tepat mendatangkan sukses.Jika pemimpin yang tepat bertindak di saat yang tepat, hal-hal yang luar biasa akan terja.

 Membangun Komitme Komitmen (commitment) yang berarti janji untuk mengerjakan sesuatu adalah sebuah karakter dalam mencapai tujuan. Arti lainnya adalah kesanggupan untuk bertanggung jawab terhadap hal-hal yang dipercayakan kepada seseorang. Komitmen tidak ada hubungannya sama sekali dengan bakat, kepintaran atau talenta. Dengan komitmen yang kuat akan memungkinkan seseorang bisa mengeluarkan sumber daya fisik, mental, dan spiritual tambahan yang bisa diperoleh. Sebaliknya, tanpa komitmen maka pekerjaan-pekerjaan besar akan sulit terlaksana. Selain harus dimiliki para pemimpin, komitmen juga harus dimiliki oleh segenap anggota tim. Dengan menjadi orang yang berkomitmen terhadap pekerjaan, bukan sebagai beban dan kewajiban, tetapi sarana berkarya dalam mengembangkan diri, bahwa biasanya orang-orang yang berkomitmen akan mencapai kepuasan kerja.

Related Documents

Studi Kasus
October 2019 31
Studi Kasus
June 2020 23
Studi Kasus
August 2019 52
Studi Kasus Cqi.docx
December 2019 9
Studi Kasus Yoga.docx
June 2020 2

More Documents from "Iyam Mustafa"