STUDI KASUS BAB 1 Studi Kasus Pendirian Badan Usaha pada PT TELKOM SIGMA CIPTA CARAKA PT Sigma Cipta Caraka atau telkomsigma adalah sebuah perusahaan yang menyediakan solusi TIK (teknologi informasi dan komunikasi &) dan jasa di Indonesia. Sejak pendiriannya pada tahun 1987, telkomsigma terus memberikan berbagai produk dan layanan inovatif berbasis TIK dan komputasi awan. MODAL DASAR DAN BIAYA Pendapatan terbesar pada Telkom sigma bersumber pada tiga portofolio yang biasa disingkat dengan sebutan SDM. Ketiga bidang ini adalah Sistem Integrasi, Data Center, dan Managed Services. Sekitar 50% pendapatan telkomsigma berasal dari sistem integrasi. Dan sudah bekerja sama dengan berbagai partner seperti IBM dan Accenture, memiliki klien yang tersebar mulai dari bidang perbankan, keuangan, telekomunikasi, hingga transportasi. Walau berada dibawah Telkom Group, tapi hanya 30% dari total klien telkomsigma adalah BUMN. Tahun lalu, misalnya menangani berbagai proyek besar seperti sistem e-ticketing di PT KAI Commuter Jabodetabek, juga proyek dari PT Garuda Indonesia dan PT Pelindo. PERSIAPAN PENDIRIAN BADAN USAHA PADA TELKOM SIGMA Pada Tahun 2013 lalu, Telkomsigma sudah memiliki data center seluas 33.000 meter persegi yang didapat setelah mengakuisisi data center di kawasan Sentul dan Serpong. Nah, selama 2014, perluasan data center milik telkomsigma ditargetkan bisa tumbuh ke angka 70.000 meter persegi. Kami melakukannya lewat melalui pembangunan infrastruktur data center di Balikpapan seluas 40.000 meter persegi, Bekasi seluas 30.000 meter persegi, dan Batam seluas 1.000 meter persegi. Puncaknya, Pada 2015 nanti telkomsigma total data center yang dimiliki oleh telkomsigma sudah harus menembus 100.000 meter persegi.
STUDI KASUS BAB 2
Analisa Kasus Kejahatan Pasar Modal PT. Reliance Securities Dan Bank Magnus Capital Analisa Kasus Kejahatan Pasar Modal PT. Reliance Securities Dan Bank Magnus Capital
A. POSISI KASUS
Kasus Dugaan penipuan ini berawal pada akhir tahun 2014, nasabah mendapatkan tawaran produk investasi obligasi atau surat utang FR0035 oleh EP Larasati, ia menyebutkan bahwa ia adalah karyawan dari PT Reliance Securities. Selanjutnya dana nasabah di transfer melalui Magnus Capital yang merupakan pihak penampung dana, dan yang menjadi titik permasalahan adalah investor tidak bisa menarik uang investasi mereka. Saat ini Otoritas Jasa Keuangan telah memeriksa dan memanggil beberapa pihak terkait mulai dari pidhak perusahaan sampai juga nasabah. Menurut mantan direktur Utama Reliance Securities, Nicky Hogan, yang ikut diperiksa oleh OJK menyebutkan. Bahwa ia merasa namanya di catut oleh larasati yang merupakan Mantan anak buahnya di PT Reliance Securities. Pihak OJK pun telah melakukan pemeriksaan terhadap Larasati terkait kasus ini.
B. ANALISA KASUS Kasus ini diduga merupakan kasus penipuan dalam pasar modal yang merujuk pada pasal 90 uu no 8 tahun 1995 tentang pasar modal karena nasabah mendapatkan tawaran produk investasi obligasi atau surat utang FR0035 oleh EP Larasati, yang mana ia menyebutkan bahwa ia adalah karyawan dari PT Reliance Securities. Selanjutnya dana nasabah di transfer melalui Magnus Capital yang merupakan pihak penampung dana, dan yang menjadi titik permasalahan adalah investor tidak bisa menarik uang investasi mereka. Dalam pasal 90 menyatakan bahwa Dalam kegiatan perdagangan efek setiap pihak dilarang secara langsung atau tidak langsung : Menipu atau mengelabui pihak lain dengan menggunakan sarana lain dan atau cara apapun. Unsur dalam pasal 90 huruf a, yaitu :
- Unsur Kegiatan Perdagangan Efek Unsur kegiatan perdagangan efek yang terjadi dalam kasus PT Reliance Securities Tbk yakni EP Larasati menawari produk obligasi FR0035 kepada dua nasabah yang bernama Alwi Susanto dan Sutanni, dengan demikian unsur kegiatan perdagangan efek telah terpenuhi
- Unsur setiap pihak Unsur setiap pihak yang dimaksudkan dalam kasus ini yakni seorang Oknum yang mengaku sebagai karyawan PT Reliance, dengan demikian unsur setiap pihak telah terbukti Unsur dalam pasal 90 huruf a, yaitu :
- Unsur Kegiatan Perdagangan Efek Unsur kegiatan perdagangan efek yang terjadi dalam kasus PT Reliance Securities Tbk yakni EP Larasati menawari produk obligasi FR0035 kepada dua nasabah yang bernama Alwi Susanto dan Sutanni, dengan demikian unsur kegiatan perdagangan efek telah terpenuhi
- Unsur setiap pihak Unsur setiap pihak yang dimaksudkan dalam kasus ini yakni seorang Oknum yang mengaku sebagai karyawan PT Reliance, dengan demikian unsur setiap pihak telah terbukti
- Menggunakan sarana lain dan atau cara apapun Yang dimaksud menggunakan sarana lain dan atau cara apapun adalah dalam kasus ini EP Larasati mengaku sebagai karyawan Reliance dalam hal ini ep larasati menggunakan perusahaan reliance sebagai sarana untuk meyakinkan pemodal untuk mentransfer dana investasi. Ø C. Membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta yang material atau tidak mengungkapakan fakta yang material agar pernyataan yang dibuat tidak menyesatkan mengenai keadaan yang terjadi pada saat pernyataan dibuat dengan maksud untuk menguntungkan atau menghindarkan kerugian untuk diri sendiri atau pihak lain atau dengan tujuan memengaruhi pihak lain untuk membeli atau menjual efek. Ø Jika dilihat dari pasal 90 huruf c maka sudah jelas kasus ini masuk dalam tindakan penipuan dalam kejahatan pasar modal karena semua unsur dalam pasal 90 huruf c telah terpenuhi yang mana ep larasati selaku oknum telah membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta yang material atau tidak mengungkapakan fakta yang material terkait ep larasati masih berstatus karyawan reliance untuk dapat mengelabui pemodal untuk mentransfer dana investasi kepadanya namun ternyata oleh reliance sendiri menyatakan bahwa ep larasati telah mengundurkan diri dan sudah bukan lagi merupakan karyawan reliance. Ø Bukan hanya itu saja pernyataan yang dibuat oleh ep larasaty bertujuan untuk tidak menyesatkan mengenai keadaan yang terjadi pada saat pernyataan dibuat dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri dengan tujuan memengaruhi pihak lain untuk membeli atau menjual efek keadaan yang dibuat buat oleh ep larasaty telah meyakinkan pihak pemodal yaitu Alwi Susanto dan Sutanni (nasabah PT Reliance Securities Tbk) yang mana setelah kedua nasabah selaku pemodal tersebut telah mentransfer dana investasi kepada ep larasati, ep larasati secara otomatis mendapatkan keuntungan dari dana investasi tersebut.
Ø Kasus ini juga dapat dikaitkan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 378 tentang penipuan, disebutkan bahwa penipuan adalah tindakan untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan cara:
- Melawan hukum; Yang dimaksud dengan melawan hukum adalah pihak ep larasaty melakukan penipuan terhadap 2 pihak yang termasuk dalam nasabah PT Reliance securities Tbk
- Memakai nama palsu atau martabat palsu; Dalam hal ini ep larasati mmakai martabat palsu yaitu mengaku sebagai karyawan dan mengatas namakan PT Reliance securities Tbk yang mana oleh PT Reliance securities Tbk menyatakan bahwa ep larasaty sudah tidak termasuk karyawan di PT Reliance lagi.
- Tipu muslihat; Tipu muslihat dalam hal ini mempengaruhi ke 2 nasabah tersebut dengan mengaku sebagai karyawan agar ke 2 nasabah dari PT tersebut mengirimkan dana investasi pada akunnya yang berada di magnus capital.
- Rangkaian kebohongan; Rangkaian kebohongan yang dimaksud dalam kasus ini adalah ep larasati berbohong sebagai karyawan dari PT Reliance securities Tbk yang mana oleh PT Reliance securities Tbk menyatakan bahwa ep larasaty sudah tidak termasuk karyawan di PT Reliance lagi.
KESIMPULAN ¢ Jika dilihat kesamaan unsur dalam pasal 90 huf a dan c dengan kasus yang terjadi, maka ep larasati benar-benar terbukti telah melakukan penipuan yang termasuk dalam kejahatan dan pelanggaran dalam pasar modal, dan seharusnya ep larasati selaku pelaku yang terbukti melakukan penipuan dalam kegiatan perdagangan efek dapat dikenakan pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda maks 15.000.000.000,00. ¢ Ancaman pidana dan denda yang begitu berat dapat membuat efek jera, mengingat kegiatan perdagangan efek melibatkan banyaknya pemodal dan jumlah uang yang amat besar, bila dibandingkan
dengan KUHP pasal 378 ancaman hukumannya paling lama 4 tahun penjara bagi mereka yang terbukti melakukan penipuan. Sedangkan dalam KUHP pasal 390 ancaman hukumannya adalah paling lama 2 tahun 8 bulan penjara.