Struktur Civil Society Di Negara Kuba.docx

  • Uploaded by: Adhimas Dwijatama Maktiyana
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Struktur Civil Society Di Negara Kuba.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,723
  • Pages: 17
STRUKTUR CIVIL SOCIETY DI NEGARA KUBA Diajukan Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Democracy & Civil Society Dosen : Mudiyati Rahmatunnisa, M.A.,Ph.D.

Disusun Oleh : Adhimas Dwijatama Maktiyana

JURUSAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PADJAJARAN BANDUNG

Kuba merupakan sebuah negara kecil yang terletak di Karibia utara. Kuba berada pada 9 mil sebelah selatan dari pulau-pulau rendah di Barat dan terletak di pintu masuk Meksiko antara Florida dan Amerika Tengah. Kuba merupakan pulau terluas di Hindia barat. Kuba pertama kali dikunjungi oleh bangsa Eropa ketika Christoper Colombus mendarat di ujung timur Kuba pada 28 Oktober 1492, kemudian Spanyol mengrimkan pasukannya untuk melakukan invasi terhadap Kuba yang dipimpin oleh Diego Velazquez de Ceullar. Sejak itu Spanyol menaklukan penduduk pribumi dan berkuasa atas Kuba. Diego Velazque de Ceullar ditunjuk sebagai Gubernur Kuba untuk Spanyol pada 1511 dan Baracoa menjadi ibukota pertama pulau ini.(Ferdinand Zaviera, 2007:20) Spanyol dapat menguasai Kuba, mereka membuat koloni baru sehingga banyak dari penduduk pribumi yang harus tersingkir dari tanah airnya. Sekitar 16000 sampai 60000 penduduk asli dari suku bangsa Taino dan Siboney menjadi korban kebrutalan imperalisme dan penjajahan. Setelah Spanyol dapat menguasai pulau ini banyak dari sumber daya alam yang mereka rampas mulai dari emas dan perak mereka keruk, barang berharga dan produk-produk penting mereka angkut menuju Spanyol, hingga akhirnya banyak pemberontakan yang dilakukan oleh rakyat. Puncaknya saat terjadinya revolusi besar-besaran yang dilakukan oleh Jose Marti pada tahun 1859. Dengan adanya revolusi ini menyebabkan intervensi Amerika terhadap Kuba. Dan setelah lebih dari setengah abad Amerika banyak ikut campur dalam urusan dalam negeri Kuba. Amerika pun menjadikan dominan peran politik dan ekonominya. Negara Kuba diberi kemerdekaan tahun 1902. Akan tetapi, Kuba baru diperkenalkan memperoleh kemerdekaan resmi setelah menerima Amandemen Platt sebagai bagian dari konstitusi militer Amerika serikat di pulau itu. Amandemen ini mencakup syarat-syarat sebagai berikut: “Pemerintah Kuba sepakat untuk memperkenankan Amerika Serikat memperoleh hak untuk melakukan intervensi untuk melindungi kemerdekaan Kuba, pelestarian suatu pemerintahan yang layak untuk melindungi kehidupan, hak milik, dan kebangsaan perorangan…(Szulc: 1988,245). Namun, hal ini membuat seraya Kuba dalam cengkraman Amerika dan menjadi sebab terjadinya revolusi 1953. Semenjak kemerdekaannya, Kuba dipimpin oleh presiden yang korup salah satunya adalah Fulgencio Batista y Zaldivar. Setelah Batista gagal memperoleh legitimasi kekuasaannya melalui pemilu demokratis kemudian melakukan kudeta dan memperoleh kekuasaan. Namun,

saat Batista berkuasa muncul gerakan anti Batista yang di motori oleh seorang pengacara yang berasal dari Santiago de Cuba yaitu Fidel Alejandro Castro Ruz atau akrab dengan panggilan Fidel Castro. Tanggal 26 juli 1953 merupakan langkah awal revolusi yang di suarakan oleh Castro. Fidel Castro dan 119 orang yang tergabung dalam kelompok tersebut menyerang Barak Moncada yang terletak di Santiago de Cuba. Banyak dari mereka yang meninggal dalam penyerangan ini dan yang masih hidup termasuk Fidel Castro beserta adiknya Raul Castro divonis hukuman penjara 15 tahun dalam persidangan yang sarat muatan politik. Namun setelah pemilu 1955 mereka dibebaskan beserta tahanan politik lainnya. Pada tahun itu, Castro juga bertemu dengan Dr. Che Guevara dari argentina dan bergabung dengan angkatan mereka. Mereka pun melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan yang dipimpin oleh Batista, hingga pada puncak pemberontakan 26 Juli atau yang lebih dikenal Movimiento 26 de Julio. Ditengah perayaan dan kekacauan yang terjadi di Havana akibat tumbangnya pemerintahan Batista, Amerika mulai memperdebatkan cara terbaik untuk menangani tindakan radikal yang dilakukan oleh Castro karena merebaknya anti Amerikanisme di Kuba. Amerika Serikat khawatir dengan ideologi yang dibawa oleh Fidel Castro dan Che Guevara yang membantunya kekiri-kirian tujuan utamanya adalah menyerang investasi dan properti penting Amerika Serikat di Kuba, maka dari itu dalam keputusannya mereka menentang gerakan revolusioner tersebut. Setelah kepemimpinan dipegang oleh Castro, Amerika Serikat mulai curiga dan frontal terhadap pemerintahan revolusioner Kuba akibat Castro menasionalisasi properti-properti yang dimiliki oleh Amerika Serikat, bersekutu dengan partai komunis dan bersahabat dengan Uni Soviet, dan akhirnya Amerika Serikat memutuskan hubungan diplomatik dengan Kuba dan memberlakukan embargo perdagangan dan perjalanan.(Ismanto,2011). Castro menjadi salah satu pemimpin dunia yang berkuasa paling lama. Castro berkuasa dari tahun 1967 hingga 2008 walaupun secara de facto berakhir pada 31 juli 2006 dan menyerahkan kekuasaannya pada adiknya Raul Castro karena kesehatannya yang bermasalah. Dan dibawah kepemimpinan Raul Castro Kuba menjadi lebih baik karena Raul memiliki pandangan berbeda dalam hal ekonomi walaupaun halauan politik keduanya sama.

-Kebijakan politik yang dilakukan pemerintah Kuba Fidel Castro yang berpaham komunis menjadikan Kuba sebagai Negara Komunis yang menganut sistem satu partai, sistem ini menimbulkan reaksi keras dari pemerintah Amerika Serikat yang mengecam seluruh warganya yang berkunjung ke Kuba. Namun walaupun demikian setelah revolusi Kuba mendapat perkembangan besar diberbagai sudut dan dan komponen yang mengarah ke arah kemakmuran. Modernisasi pun tercipta sangat pesat dinegara ini. Tapi tidak terlalu bebas karena adanya kontrol sosial dan struktural negara berperan sangat penting. Dengan jatuhnya Rezim batista maka berdirilah negara sosialis pertama di belahan barat dunia, dan paham ini pun memiliki dampak dalam berbagai bidang seperti bidang politik, ekonomi, sosial, pendidikan dll. Walaupun memunculkan ideologi komunisme, rezim Castro memang lebih toleran daripada bekas rezim eropa timur, mereka tidak memobilisasi kaum buruh dan rakyat pekerja lainnya untuk mengambil alih pemerintahan sendiri, namun mengundang partai komunis untuk bersatu dengan mereka. Partai komunis sudah lama tidak revolusioner lagi, dan tidak begitu antusias dengan pemberontakan yang dilakukan Castro, tetapi mereka bermanfaat menjadi sebuah birokrasi seperti di Rusia. Selama pemerintahan Fidel Castro, Kuba mendapatkan embargo dari Amerika Serikat, rakyatpun tidak dapat menikmati film Amerika, perusahan asing pun masih sulit untuk berinvestasi ke negara Kuba, namun sekarang di pemerintahan yang dipimpin oleh Raul Castro Kuba mencoba untuk membuka ekonomi namun terhambat dengan masalah politik dan struktur negara. Raul pun akan merubah sedikit sistem yang berkenaan dengan poltik dan ekonomi. Dalam hal politik, ia sementara ini mengganti sebagian besar jajaran pimpinan partai komunis dan melakukan kampanye memerangi korupsi negara. Selain itu, membatasi masa jabatan pemegang mandat politik. Setelah lima tahun masa jabatan mereka hanya dapat terpilih satu masa jabatan lagi. Dalam hal ekonomi, ia membuka sektor swasta kecil yang sebelumnya tidak pernah ada, mengizinkan pembelian dan penjualan rumah-rumah dan mobil-mobil bekas serta mulai dilakukannya industri swasta. Konstitusi Kuba menyatakan bahwa, "Partai Komunis Kuba... adalah kekuatan pembimbing utama masyarakat dan negara". Para anggota Partai Komunis Kuba dipilih partai dalam proses

yang ketat yang mencakup wawancara dengan rekan kerja dan para tetangga. Mereka yang terpilih dianggap sebagai warga negara teladan karena dipandang sebagai pendukung kuat revolusi. Partai juga membuat rekomendasi mengenai pembangunan masa depan revolusi, dan mengkritik kecenderungan-kecenderungan yang dianggap kontra-revolusioner. Partai ini mempunyai pengaruh yang relatif luas di Kuba, namun otoritasnya lebih bersifat moral, bukan legal. Partai Komunis Kuba adalah satu-satunya partai politik yang legal; partai lain tidak diizinkan berdiri. Pemilihan umum diadakan dengan surat suara rahasia, dan rakyat berusia 16 tahun ke atas berhak memilih. Rakyat mencalonkan dan memilih kandidat untuk dewan perwakilan munisipal. Kandidat-kandidat untuk Dewan Nasional dicalonkan oleh dewan munisipal dan dipilih dengan ya/tidak. Bila calon tidak mendapatkan lebih dari 51% suara, pemilu akan diulang. Kekuasaan legislatif secara nominal berada di tangan Dewan Nasional Kekuasaan Rakyat. Namun, kecuali untuk dua sesi dalam setahun, kekuasaan legislatif dilaksanakan oleh 31 orang anggota dari Dewan Negara yang dipilih oleh Majelis Nasional dari anggota-anggotanya. Kekuasaan eksekutif resminya berada pada Dewan Menteri, sebuah kabinet besar yang terdiri dari 8 anggota Dewan Negara, kepala-kepala departemen nasional, dan orang-orang lainnya. Sebuah Komite Eksekutif yang lebih kecil, terdiri dari anggota-anggota yang lebih penting dari Dewan Menteri, mengawasi urusan-urusan biasa. Sejak

1959 Fidel

Castro telah

menjadi kepala

negara Kuba,

pertama-tama

sebagai perdana menteri dan, setelah dihapuskannya jabatan itu dengan disahkannya Konstitusi 1976, sebagai Presiden Dewan Negara, yang juga berfungsi sebagai kepala negara. Ia pun menjabat sebagai Sekretaris Pertama Partai Komunis Kuba, dan sejak 1976, anggota Majelis Nasional dari munisipalitas Santiago de Cuba. (Konstitusi 1976 dan revisinya pada 1992 menyatakan bahwa Presiden Dewan Negara adalah anggota Majelis Nasional).

Jika kita mendefinisikan aktor (sosial, politik, ekonomi) sebagai kelompok yang memiliki profil publik dan kepentingan tertentu yang berbeda terhadap sistem yang mereka inginkan untuk melestarikan, mengganti, atau hanya mengubahnya, maka sangat sulit untuk berbicara tentang aktor di Kuba . Karena cara masyarakat Kuba berkembang selama beberapa dekade terakhir dan karakteristik unik dari sistem politiknya, pelaku yang muncul di sini (yang telah muncul dalam dekade terakhir sebagai hasil dari masyarakat yang terus berubah) semuanya adalah larva , dengan sedikit atau tanpa organisasi, dan skrip begitu sembunyi-sembunyi sehingga tidak bisa dimengerti oleh orang yang belum tahu. Sebagai pelaku larva, kelompok ini tidak dapat diharapkan untuk menjaga integritas mereka dalam situasi yang berbeda. Kedekatan mereka selalu lebih besar saat mengkritisi daripada saat mengartikulasikan proposal, dan yang terakhir, kecuali urusan serikat pekerja secara ketat, belum menjadi fokus utama profil publik kelompok tersebut. Sistem politik saat ini di Kuba adalah hasil akhir dari kristalisasi institusional berturutturut dari aliansi sosial dasar yang membawa Revolusi. Sejak awal, sejak awal, telah menjadi aliansi asimetris yang nyata antara massa dan kelas politik yang muncul dari pemberontakan. Aliansi ini berfungsi dengan efektifitas yang luar biasa selama beberapa dekade, mengkonsolidasikan hubungan yang stabil dan unik di mana kelas politik memastikan kemerdekaan nasional dan mobilitas sosial massa sebagai pertukaran kesetiaan mutlak terhadap dasar program proses revolusioner dan setiap kebijakan. Namun, ini adalah aliansi yang dipanggil untuk berfungsi dalam tiga kondisi yang sangat spesifik: basis populasi yang sebagian besar tidak terampil, sumber daya ekonomi yang relatif melimpah dan kelas politik terpadu. Kondisi ini mulai berubah pada pertengahan tahun 1980an. Mobilitas sosial yang dipupuk oleh Revolusi telah menciptakan populasi yang lebih berpendidikan - termasuk kelas profesional dan intelektual - sementara generasi baru Kuba memasuki kehidupan publik. Pada awal tahun 1990an, dukungan eksternal menguap, mengambil sebagian besar subsidi ekonomi Soviet dan bantuan militer, bersamaan dengan paradigma teleologis tentang sosialisme ekspansionis yang tidak dapat dipulihkan, yang telah menginformasikan produksi ideologis selama beberapa dekade. Pada akhirnya, kelas politik menghadapi kondisi eksternal yang luar biasa keras pada saat kondisi internal sangat merugikan.

Meskipun ada seruan untuk "proses pembetulan" (1986-1990) yang bersatu di sekitar tujuan ambisius untuk menemukan "jalur yang benar" dan angin liberal yang melanda Kuba dari tahun 1990 sampai 1995, tidak ada indikasi bahwa pemerintah berencana untuk membuka sistem politiknya untuk mengakomodasi beragam pendapat yang mengerami masyarakat atau menawarkan kesempatan kepada orang Kuba setiap hari untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi masa depan masyarakat nasional mereka. Apa yang terjadi hanyalah kontrol santai, yang saya sebut "toleransi oleh kelalaian," yang membuka jalan bagi reformasi legal-politik dan ekonomi tertentu dan untuk munculnya beragam aktor yang menikmati jendela lima tahun untuk bertindak dalam singkat tapi menarik konteks kesempatan politik.1 Bingung dengan keadaan baru ini, kelas politik tidak punya pilihan kecuali mundur, membuka ruang yang kurang dibatasi yang ditempati oleh aktor lain; Dalam beberapa kasus ini dilakukan sebagai bagian dari kebijakan yang ada, dan di lain pihak hanya dengan kelalaian. Fraktur internal terlihat: ketidakstabilan yang tidak biasa dalam komposisi elit politik, ketidaksepakatan umum mengenai tindakan terbaik dan pemindahan anggota partai dan aparatur negara yang menonjol. Namun elit politik secara naluriah tidak mundur melewati batas cetak biru untuk mendapatkan kekuasaan, sehingga memungkinkan kemungkinan, setidaknya secara matematis, untuk menaklukkan kembali medan yang hilang. Inti dari tidak kembali adalah 1996 ketika, didorong oleh sedikit pemulihan ekonomi dan penyesuaian internal yang berasal dari Kongres Partai Kelima tahun 1997, kelas politik meluncurkan sebuah serangan terhadap pembukaan politik lima tahun sebelumnya. Untuk tujuan kita, ini diterjemahkan ke dalam pembubaran kelompok pembuat opini berpengaruh dalam masyarakat, penghentian pendaftaran organisasi nonpemerintah baru (LSM) dan pengenaan kontrol tambahan terhadap peraturan yang ada sekarang, kecaman publik atas sumber pendanaan eksternal, dan penciptaan yang sombong , dengan keputusan, tentang "masyarakat sipil sosialis" yang sangat sesuai dengan status politik quo. Beruntung bagi masyarakat Kuba dan warisan Revolusi semangatnya, tidak mungkin situasinya kembali ke tingkat suram tahun 1980an. Kelompok intelektual yang kuat di dalam negeri memperkenalkan gagasan dan kritik berani dan tajam ke dalam panorama. Beberapa LSM telah berhasil bertahan; mereka telah membayar harga tembus pandang, tapi mereka ada.

Komunitas yang terorganisir pada tahun 1990an menghasilkan pemimpin dan aktivis yang mewakili sumber berharga untuk masa depan negara tersebut dan untuk membela kepentingan akar rumput. Tapi aktor yang muncul dalam masyarakat sipil Kuba terfragmentasi dan memiliki kemampuan terbatas untuk menciptakan opini publik. Organisasi Sosial dan Akar Rumput Organisasi sosial dan akar rumput sebagian besar terdiri dari apa yang oleh pemerintah Kuba disebut sebagai "masyarakat sipil sosialis," yang merupakan ambang batas yang tidak jelas antara masyarakat sipil dan negara - bukan karena tujuan politik bersama mereka, melainkan karena otonomi kecil yang telah mereka tunjukkan di masyarakat mereka. profil. Untuk kredit mereka, organisasi-organisasi ini kadang-kadang telah mengadopsi posisi otonom pada masalah spesifik yang mempengaruhi bidang tindakan mereka. Dan sementara mereka secara teratur berbaur dengan badan pembuat keputusan pemerintah atau partai di mana mereka memiliki perwakilan, mereka juga menunjukkan tingkat otonomi dinamis tertentu pada tingkat akar rumput dimana kapasitas mereka untuk kepemimpinan dan tindakan kolektif telah matang. Tren otonom ini ditekankan pada paruh pertama tahun 1990an, sebagaimana dibuktikan oleh kegiatan serikat pekerja dan asosiasi profesional tertentu, khususnya Uni Nasional Penulis dan Seniman Kuba (UNEAC). Kemungkinan kebijakan penyesuaian dan reformasi ekonomi secara resmi akan mempengaruhi konstituensi organisasi ini di masa depan. Oleh karena itu, sejauh mana mereka dapat secara efektif mewakili kepentingan sektor akar rumput di bawah keadaan baru ini - bahkan jika hal itu mengandung perbedaan substansial dengan kebijakan spesifik - dapat berubah menjadi skenario uji coba yang harus mereka hadapi di masa depan. Sektor Intelektual Selama paruh pertama tahun 1990 an, para intelektual memainkan peran penting dalam usaha menghasilkan komunikasi politik otonom dan mengembangkan proposal untuk perubahan. Yang sangat menarik adalah perkembangan di sektor artistik, yang telah menghasilkan kritik paling kuat dan berpengaruh, serta upaya awal organisasi otonom. Tetapi meskipun sektor-sektor ini jelas memiliki lebih banyak lintang untuk dikritik daripada kelompok intelektual lainnya, namun mereka harus menghormati batasan organisasi ketat dari negara anggota UNEAC dan membatasi pesan mereka pada fungsi seni tradisional, yang pernah didefinisikan oleh Carpentier

sebagai teknik untuk menunjukkan tanpa mengungkapkan Sebaliknya, para intelektual dan seniman yang terkait dengan UNEAC telah menganggapnya sensitif terhadap tuntutan dan kekuatan progresif mereka dalam hal kebijakan budaya dan kesempatan untuk pemenuhan profesional dan ekonomi. Terlepas dari dunia seni, lingkungan profesional dan intelektual Kuba diatur dalam berbagai asosiasi, yang tidak dapat dibandingkan dengan UNEAC dalam hal ruang lingkup, otonomi atau keistimewaan. Khususnya pada ilmu sosial - bidang lain dari mana orang bisa mengharapkan sikap kritis - situasinya kurang menjanjikan. Hal ini terutama karena bidang di bidang ini mendapat perhatian cermat oleh aparat ideologis, yang sangat terkait dengan fakta bahwa, tidak seperti seniman, ilmuwan sosial memiliki kewajiban profesional untuk menunjukkan, dan juga godaan untuk dipecahkan. Jika memungkinkan untuk memilih aktor tertentu di bidang ini, orang harus mencari penelitian dan institusi akademis yang telah memainkan peran penting dalam produksi gagasan, biasanya berkat hubungannya dengan beberapa sektor politik. Ini adalah kasusnya, misalnya, dengan Sekolah Tinggi Partai, yang secara konsisten menjabat sebagai dewan pemeras akademis untuk sektor partai dan aparatur negara yang paling konservatif. Ini juga memainkan peran penting dalam meletakkan fondasi untuk serangan birokrasi 1996 terhadap masyarakat sipil yang baru muncul. Contoh lainnya adalah Pusat Studi Amerika yang digulingkan, advokat utama untuk mengambil keuntungan dari peluang politik pada paruh pertama tahun 1990an dan penghasil proposal untuk pembaruan sosialis. Organisasi non-pemerintah ( NGO) Dari tahun 1989 sampai 1995, entitas non-negara berkembang di negara ini pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, berjumlah lebih dari 2.000 pada tahun 1993. Sebagian besar adalah asosiasi kecil dan individual yang tidak memiliki profil publik sama sekali, sementara yang lainnya adalah front untuk instansi pemerintah yang mencari dana internasional. Masih ada lagi yang lain - dan inilah yang ingin saya diskusikan secara lebih mendalam - adalah LSM aksi publik yang secara efisien mengambil keuntungan dari peluang politik yang dipresentasikan oleh "toleransi oleh kelalaian."

LSM Kuba memiliki momen kemuliaan mereka dari tahun 1992 sampai 1996. Terinspirasi (dan didanai dengan baik) oleh rekan-rekan mereka yang belahan dan Eropa, organisasi-organisasi ini mencoba membangun sebuah masyarakat sipil yang didasarkan pada sebuah hubungan baru antara negara dan masyarakat, namun dengan dosis yang kuat dari elitisme karena keterbatasan hukum pada hubungan mereka dengan gerakan masyarakat yang muncul serta latar belakang sosial dan kepercayaan ideologis para protagonis mereka. Meskipun LSM melaporkan adanya sekitar 50 organisasi semacam itu, jumlah sebenarnya mungkin tidak lebih dari 20. Dari tahun 1990 sampai 1992, organisasi-organisasi ini menerima dan menyalurkan sekitar $ 7 juta; Angka ini naik menjadi $ 42 juta untuk periode tiga tahun berikutnya. Pada tahun 1994, 108 proyek pembangunan terdaftar berdasarkan kesepakatan dengan 66 LSM asing. Sekitar setengah dari proyek ini dikelola oleh LSM Kuba, hanya tiga di antaranya mengelola sebagian besar proyek dan pendanaannya. Proyek-proyek ini dilaksanakan di enam bidang prioritas: energi alternatif, pengembangan masyarakat, lingkungan hidup, pendidikan rakyat, promosi perempuan dan pembangunan institusi. LSM Kuba menunjukkan sikap agresif yang tidak biasa dalam menanggapi birokrasi birokrasi dan kontrol politik yang dipaksakan oleh pemerintah Kuba yang menghambat aktivitas mereka. Mereka secara eksplisit mengkritik pembatasan yang dilakukan pada pembentukan LSM baru dan pengawasan tindakan negara yang berlebihan, dan mereka menganjurkan otonomi yang lebih besar dalam administrasi dan koordinasi proyek. LSM Kuba juga menyatakan perlunya koordinasi yang lebih baik dengan LSM asing dan pelatihan tambahan. Pada saat yang sama, mereka dengan suara bulat menyatakan penolakan mereka terhadap pengenaan proyek-proyek asing yang akan mendukung kebijakan A.S. melawan Kuba. Baik posisi terakhir maupun kepatuhan mereka terhadap sosialisme menyelamatkan LSM Kuba dari serangan birokratis tahun 1996. Kebanyakan dari mereka dikurangi menjadi peran yang sangat bijaksana, hampir dapat dipungkiri, sementara yang lain ditutup dengan pembenaran bahwa fungsinya akan diambil alih secara langsung oleh negara. Pendaftaran LSM dibekukan dan beberapa di antaranya dalam proses pembentukan diberi tahu bahwa mereka tidak relevan.

Organisasi Berbasis Masyarakat Organisasi berbasis masyarakat yang muncul di jendela lima tahun pantas mendapat perhatian khusus. Kelompok-kelompok ini unik karena mereka tumbuh dari program masyarakat yang dilaksanakan oleh entitas teknis (lokakarya transformasi lingkungan yang diperluas di ibukota); profesional lokal atau pejabat yang mengembangkan peran kepemimpinan yang lebih komprehensif (dokter komunitas, teknisi pertanian, aktivis budaya); atau entitas pemerintah subpemerintah bergerak menuju proses yang lebih partisipatif di luar lingkup resmi mereka (circunscripciones, popular council). Dari

asal-usul

tersebut,

organisasi-organisasi

ini

berhasil

memperluas

basis

kepemimpinan dan agenda mereka untuk memiliki dampak yang cukup besar di tingkat lingkungan dan masyarakat. Sekitar tahun 1996, sebuah survei empiris (yang dilakukan oleh penulis dan terbatas pada provinsi pusat dan barat) menunjukkan adanya 74 proyek masyarakat, 25 di antaranya telah matang menjadi organisasi formal. Dimulai pada tahun 1997, kecenderungan pemerintah untuk mengasimilasi proyek semacam itu menjadi struktur kota dan sub-kota resmi. Dengan demikian, sementara banyak dari proyek ini masih ada dan berdampak, mereka menjadi macet dalam struktur kontrol birokrasi, yang selanjutnya membatasi inisiatif mereka. Pelaku Pasar Reformasi ekonomi telah menyebabkan munculnya aktor baru yang beroperasi terutama di pasar, meskipun mereka memiliki afiliasi pemerintah. Yang paling menonjol adalah sektor bisnis teknokratik baru, terutama sektor bisnis asing (dianggap internal karena keterlibatan mereka dalam tindakan yang mempengaruhi masyarakat nasional) dan mitra nasional mereka, yang telah mengakar dalam ratusan perusahaan yang didirikan di seluruh negara. Karena posisi unik mereka dalam spektrum sosial, aktor di sektor ini memelihara komunikasi yang sangat lancar antara mereka dan dengan teman bicara mereka dan ini mengubahnya menjadi aktor masyarakat sipil yang baru jadi. Relevansi sektor teknokratik di masyarakat terletak pada beberapa kualitas uniknya, terutama di antaranya adalah satu-satunya aktor yang mampu menghasilkan ideologis tanpa

otorisasi politik selain yang memungkinkan keberadaannya. Ini perlu dilakukan tidak lebih dari melakukan, sebelum mata penduduk miskin, kehidupan sehari-hari yang memuaskan dalam kaitannya dengan pasar. Pada saat yang sama, ini adalah satu-satunya aktor yang muncul dengan jaminan panjang umur tertentu, karena ini penting untuk pertumbuhan ekonomi. Kelemahan utama sektor ini terletak pada fragmentasi politik pasar, yang bertindak sebagai penghalang efektif antara komponennya. Meskipun ada individu dan institusi di arena politik yang mendukung liberalisasi pasar yang meningkat, sektor bisnis yang sedang tumbuh tidak memiliki perwakilan politik langsung. Pertumbuhannya sebagai sektor, oleh karena itu, bergantung pada kemauan kelas politik untuk berkolaborasi. Oposisi terorganisir Aktor lain yang berbeda adalah kelompok organisasi yang mendukung beragam kepercayaan, isu, dan posisi yang terdiri dari oposisi terhadap rezim politik Kuba dan, berbeda dengan kelompok anti-pemberdayaan 1960-an, ditandai oleh posisi non-kekerasannya. Aktor ini juga sangat terfragmentasi, sangat disusupi oleh aparat keamanan negara Kuba dan memiliki profil internasional yang jauh melampaui pengaruh politiknya di dalam negeri.Oposisi yang terorganisir telah mencapai keberhasilan yang tak terbantahkan termasuk pembentukan koalisi dan dukungan publik dalam bentuk 25.000 tanda tangan untuk Proyek Varela, sebuah petisi yang menyerukan reformasi hukum. Meskipun demikian, tidak mampu menyalurkan ketidakpuasan yang berkembang di antara orang Kuba. Analis asing dan ekspatriat bersikeras bahwa oposisi tetap dalam keadaan larva karena ditekan dengan keras dan dicaci maki oleh pemerintah Kuba, dan tidak diragukan lagi bahwa represi menghambat pengaruh publik aktor ini. Namun, pada saat yang sama, dapat dikatakan bahwa jika pemerintah Kuba berhasil menindas kelompok oposisi, hal itu karena biaya melakukannya lebih rendah daripada biaya toleransi, bahkan jika mempertimbangkan dampak internasional terhadap analisis biaya-manfaat . Pemerintah Kuba, pada bagiannya, menegaskan bahwa kelompok-kelompok ini tidak memiliki legitimasi karena hubungan internasional mereka dengan negara-negara dan organisasiorganisasi tidak hanya bermusuhan dengan pemerintah Kuba, namun juga proses perubahan revolusioner yang bersejarah. Dan sementara argumen tersebut dapat diterapkan secara wajar

pada beberapa kelompok ini, namun hal itu hampir tidak menjelaskan penindasan kelompok lain dan individu yang tidak memiliki hubungan seperti itu dan usulannya lebih bersifat sosialis daripada kebijakan pemerintah itu sendiri. Jika kelompok-kelompok ini ada dan mampu bertahan di lingkungan yang represif, itu karena ribuan orang, untuk alasan apapun, percaya bahwa perubahan sistemik diperlukan. Hal ini terbukti dalam (atau setidaknya disarankan oleh) temuan dari beberapa survei yang dapat diandalkan yang dilakukan di Kuba dan hasil pemilihan umum. Komunitas ekspatriat Diaspora Kuba terdiri dari hampir dua juta orang dan telah memperoleh profil yang menonjol di masyarakat inangnya. Pengiriman uang dikirim kembali ke Kuba, yang diperkirakan ekonom antara $ 500 juta dan $ 1 miliar per tahun, merupakan batu penjuru pemerintahan di Kuba dan paliatif ekstra-pemerintah untuk pemiskinan penduduk. Fakta ini, dan penguatan hubungan antara kedua komunitas tersebut, menempatkan komunitas ekspatriat Kuba sebagai aktor yang dapat dilihat di panggung nasional kontemporer. Perannya kemungkinan akan meningkat jika kebijakan migrasi Kuba diliberalisasi, jika ada pelonggaran blokade yang berlanjut, dan jika peluang investasi pada usaha kecil dan menengah disediakan. Pada saat yang sama, penting untuk diingat bahwa komunitas ini sangat anti-terbelakang dan akan menggunakan kekuatan kooptasi ekonomi dan budaya untuk perubahan politik di pulau ini, walaupun mungkin tidak dengan cara yang sama seperti sektor sayap kanan tradisional dan spekulan di pengasingan diimpikan Sampai sekarang, kita telah menggambarkan, secara implisit atau eksplisit, sebuah proses transisi yang tujuan akhirnya harus didiskusikan dengan pandangan untuk lebih memahami peran yang mungkin dimainkan aktor-aktor ini dalam jangka menengah. Beberapa orang menggambarkan transisi ini sebagai bagian dari sosialisme yang tidak sempurna yang berkembang di tahun 1970an dan paruh pertama tahun 1980an menuju versi yang superior. Ini adalah interpretasi yang terus terang menarik, meski salah satu yang sulit untuk dikonfirmasi secara empiris. Yang lain menekankan sebuah model transisi yang dilalui dengan aman dalam pengalaman Eropa Timur dengan titik akhir yang demokratis, yang tidak mudah diverifikasi daripada teori pertama. Hipotesis ini mungkin mencerminkan dua posisi ideologis daripada dua persepsi realitas yang berbeda.

Menurut pandangan saya, Kuba bergerak dari sistem sosialis yang terpusat, terpusat, dan birokratis ke sistem kapitalis perifer. Menggambarkan transisi ini sebagai langkah menuju demokrasi hanya naif. Peralihan ke kapitalisme niscaya akan melibatkan munculnya struktur politik liberal, tapi yang tunduk pada tuntutan akan akumulasi kekayaan yang hampir tidak sesuai dengan sistem demokrasi di mana orang-orang sehari-hari membuat, daripada sekadar mengkonsumsi, kebijakan. Untuk percaya bahwa hasil ini dapat diubah untuk mendapatkan "sosialisme superior" tidak lebih realistis. Kemungkinan alternatif sosialis sangat dibatasi oleh iklim internasional yang tampaknya mengingatkan kita pada pemikiran Marxis bahwa sosialisme tidak dapat ada hanya di satu negara, dan oleh kebijakan pemerintah Kuba bahwa, walaupun dirumuskan atas nama sosialisme, Melenyapkan alternatif apapun ke arah itu. Potensi sistem masa depan ini agar lebih demokratis dan merata terlepas dari logika kapitalisme perifer, atau bahkan kemungkinan alternatif sosialis baru diusulkan di arena politik, akan sangat bergantung pada kedewasaan dan panggilan para aktor yang saat ini sedang muncul. (atau mengubah diri mereka sendiri) dalam masyarakat Kuba. Tapi beberapa tantangan sistemik tetap ada. Tantangan pertama ditemukan di bidang ekonomi. Tanpa pertumbuhan ekonomi yang signifikan, defisit kumulatif konsumsi bisa menjadi eksplosif, sehingga sangat sulit mempertahankan tingkat pengeluaran sosial saat ini. Sementara konteks internasional yang merugikan - yang ditandai oleh blokade AS - adalah faktor yang memberatkan dalam hal ini, dengan syarat teknis yang ketat, pemerintah Kuba memiliki sejumlah besar tindakan domestik untuk menopang ekonomi yang akan memberi efek positif pada produksi. , layanan dan pekerjaan. Tindakan ini mencakup desentralisasi lebih lanjut dari perusahaan pemerintah besar berdasarkan perluasan program "perampingan" bisnis yang dirancang oleh pemerintah, melegalkan usaha kecil dan menengah dan memberikan otonomi asli ke sistem koperasi pedesaan. Meskipun demikian, pemerintah Kuba telah menunjukkan sikap keras kepala untuk menerapkan jenis tindakan ini. Ini telah mengemukakan pertimbangan ideologis (implikasi prokapitalis mereka) sambil mengabaikan fakta bahwa tindakan semacam ini dapat disertai oleh pendekatan lain (seperti model pengelolaan bersama dan partisipasi pekerja, koperasi dan sebagainya) yang akan memperkuat ruang sosialis dan aktor yang berpartisipasi dengan cara

yang pada akhirnya lebih bersifat sosialis daripada rekan-rekan mereka yang berpusat pada negara. Perhatian pemerintah Kuba untuk bergerak ke arah ini tidak berasal dari sentimen antikapitalis, melainkan dari naluri kelangsungan hidup perusahaannya, sejauh bahwa setiap langkah maju akan menghasilkan dinamika sosial otonom dan penyatuan pasar yang saat ini terfragmentasi, yang terakhir penting untuk memantau sektor teknokratik yang muncul. Akibatnya, kepemimpinan Kuba menemukan dirinya berada di persimpangan jalan yang kompleks dimana satu-satunya jalan menuju pertumbuhan ekonomi yang meningkat menyiratkan melemahnya kekuatannya sendiri. Tantangan kedua ditemukan di kancah internasional. Agresi A.S. terhadap Kuba mengikuti pendekatan bergaya Monroe dan mencerminkan ketertarikannya untuk menjatuhkan protagonis politik internal. Amerika Serikat ingin menyerah, bukan negosiasi. Tapi sama jelasnya bahwa pemerintah Kuba telah mengetahui bagaimana menggunakan variabel ini untuk mengkonsolidasikan dukungan internal. Sebenarnya, setelah berlatih selama empat dasawarsa dalam seni konfrontasi, sulit untuk membayangkan kebijakan Kuba tanpanya, atau konsensus di pulau tersebut tidak mengetahui persepsi ancaman asing (nyata atau tidak disadari). Namun, meski Gedung Putih saat ini berada di bawah kendali sektor irilateral unilateralis dan ultrakanan, blokade A.S. terus berlanjut menuju kepunahan. Isu utama di sini adalah sejauh mana normalisasi hubungan dengan Amerika Serikat, atau setidaknya pengurangan substansial dalam ketegangan, akan melemahkan wacana politik yang sebagian besar didasarkan pada pertimbangan

nasionalistik.

Mungkinkah,

dalam

skenario

yang

lebih

santai,

untuk

mempertahankan kontrol birokrasi atas ungkapan berbagai aktor, dan khususnya mengenai oposisi politik? Ini merupakan kemajuan lain yang jelas bertentangan dengan kepemimpinan Kuba. Area kontradiksi ketiga berpusat pada kepemimpinan politik itu sendiri. Krisis tersebut secara mencolok menekankan pendekatan personal terhadap politik yang berputar di sekitar figur Fidel Castro. Presiden Kuba telah menjadi pilar dalam mempertahankan aliran penting dukungan aktif dan melestarikan kesatuan kelas politik. Dengan ketangkasannya yang biasa, Castro telah berhasil menindas atau menjinakkan perbedaan pendapat di kalangan elit pasca-revolusioner, mengawasi rekrutmen anggota baru dan sekaligus meyakinkan sebagian besar masyarakat bahwa masa depan kritis lebih baik daripada potensi masa depan potensial yang tersedia di pasar politik.

Mudah dilihat bahwa sentralisme ekstrem ini akan menjadi dilema yang tak terpecahkan ketika Presiden Kuba lenyap seluruhnya atau sebagian dari panggung politik, terutama karena sistem tersebut tidak memiliki mekanisme rekonsiliasi dan negosiasi internal. Hal ini dapat menyebabkan perpecahan antara orang-orang aktif Fidelistas - orang-orang yang motivasi politiknya sangat terkait dengan sosok presiden Kuba - atau di dalam kelas politik yang dugaan kebulatan suara bergantung pada perawatan waspada dari orang yang berusia pensiun. Jika penegasan mengenai liberalisasi sistem politik Kuba yang tak terelakkan bukanlah untuk tetap sepenuhnya pesimistis, maka orang harus percaya bahwa peluang baru akan terbuka bagi aktor-aktor ini dan bahwa mereka akan memenuhi sistem politik Kuba dengan banyak warna yang dibutuhkan oleh sebuah pasar politik liberal Bukti fakta tentang kekuatan ideologis dan budaya Revolusi Kuba akan berbohong persis sejauh nilai dan tujuan sosialis dapat bertahan sebagai alternatif asli dan bukan hanya sebagai referensi .

Daftar Pustaka Haroldo Dilla, “Cuba: los escenarios cambiantes de la gobernabilidad,” in Los recursos de la gobernabilidad en la Cuenca del Caribe, ed. H. Dilla. (Caracas: Nueva Sociedad, 2002). Diakses 1 November 2017 Alexander J. Gray and Antoni Kapcia The changing Dynamic of Cuban civil society eds., 2008, University Press of Florida, 208 "The Constitution of the Republic of Cuba, 1976 (as Amended to 2002)" (PDF). National Assembly of People's Power. Diakses tanggal August 1 november 2017. Rangel, Carlos (1977). The Latin Americans: Their Love-Hate Relationship with the United States. New York: Harcourt Brace Jovanovich. pp. 3–5. ISBN 978-0-15-1487950. Skidmore, Thomas Peter H. Smith (2005). Modern Latin America (6 ed.). Oxford and New York: Oxford University Press S. Milgram, Obedience to Authority: An Experimental View , New York, Harper & Row,1969. Z. Su, On Latin America’s Process of Democratization”, dalam Latin AmericaPerspective , 58,15,summer, 1988

Related Documents


More Documents from ""