Kepentingan_politik_china_dalam_konflik.docx

  • Uploaded by: Adhimas Dwijatama Maktiyana
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kepentingan_politik_china_dalam_konflik.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,592
  • Pages: 10
KEPENTINGAN POLITIK CHINA DALAM KONFLIK REGION : SENGKETA PEREBUTAN TERRITORIAL KAWASAN LAUT CHINA SELATAN

PENDAHULUAN

Laut China Selatan merupakan kawasan lautan yang memiliki luas sekitar 648.000 persegi. Laut China Selatan telah lama menjadi perairan laut bebas yang menjadi pebutan bagi beberapa negara. Terhitung sejak tahun 1974 telah terjadi konflik secara langsung yang melibatkan kemiliteran. Sengketa Laut China Selatan telah menjadi pertentangan

beberapa

negara yang terlibat secara langsung maupun secara tidak langsung antara lain : China, Taiwan, Vietnam, Kamboja, Fhilipina, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Laut China Selatan merupakan salah satu perairan laut bebas yang mempunyai peranan penting dalam ekonomi dan politik global. Daerah ini merupakan salah satu jalur perdagangan yang sangat sibuk. Perairan ini merupakan salah satu peraira paling sibuk di dunia. Hampir dari setengah kapal–kapal dunia melalui Laut China Selatan yang merupakan penghubung penting perdagangan Asia dan Eropa. Sebagian besar dari kapal–kapal tersebut berlayar dari kawasan Timur Tengah membawa muatan minyak bumi. Didalam kawasan laut ini selain sebagai salah satu jalur perdagangan yang paling sibuk seta krusial, kawasan laut ini juga menyimpan banyak harta karun yang masih belum tersentuh, harta karun yang dimaksud adalah kekayaan sumber daya alam yang begitu besar. Sebut saja kandungan gas alam, dan minyak bumi yang demikian melimpah dan belum tereksplorasi sama sekali yang tentu saja akan sangat menjadi sebuah keberuntungan yang besar bagi siapa saja yang memilikinya. Dengan besarnya potensi yang dimiliki dalam kawasan ini telah banyak diramalkan bahwa kawasan ini akan menjadi kawasan perebutan serta kawasan sengketa. Karenanya bagi banyak negara, kawasan ini sangat strategis untuk dijaga keamanannya. Ditambah pula dengan keadaan bahwa perairan ini termasuk dalam perairan laut bebas. Hal ini secara tidak langsung

memperparah keadaan. Karena negara mana saja saling mengklaim kepemilikan teitorial tersebut khususnya negara–negara yang berada di sekitar atau mengelilingi peraira tersebut. Dengan adanya saling klaim kepemilikan antar negara sengketa ini semakin memuncak tiap tahunnya. China merupakan salah satu negara yang gencar melancarkan misinya dalam hal klaim kepemilikian batas territorial. Terhitung sejak tahun 1974–2002 terdapat 17 kali konflik senjata di Laut China Selatan, 12 diantaranya melibatkan China. Di tahun 1990–an China menerbitkan peta resmi versi China yang mengambil hampir seluruh perairan laut China Selatan termasuk dalam territorial wilayah China. Dalam beberapa tahun terakhir ini China menampakkan sekali aksinya. Bisa diamati bawha aktivitas China di Laut China Selatan telah bertambah, baik dari segi frekuensi maupun keagrasifan.

PEMBAHASAN

Pada tanggal 27 Mei 2011, Kementrerian Luar Negeri Vietnam mengkonfirmasikan bawha pada 26 Mei 2011 kapal Binh Minh 02 milik PetroVietnam melakukan survey seismic dalam wilayah perairannya, kapal–kapal milik China memotong kabel–kabel eksplorasinya. Kejadian yang terjadi pada 120 mil laut dari Dai Lanh, provinsi Phu Yen1. Ini bukanlah yang pertama atau satu–satunya. Konfrontasi–konfrontasi yang mirip sering terjadi antara Chian dan negara–negara tetangganya. Mengingat kembali bahwa belum lama ini, China mendelarasikan bahwa Laut China Selatan merupakan salah satu “core interest” negara China. Artinya salah satu priorotas Beijing adalah menguasai wlayah laut China Selatan dan tidak segan untuk mengabaikan kepentingan negara tetangga dan hukum laut internasional2. Persengketaan China di wilayah ini mencakup dua persoalan utama yaitu kedaultan territorial dan kedaulatan maritime. Kedaulatan territorial membahas tentang kepemilikan wilayah daratan yang ada di daerah ini semntara persengketaan kedaulatan maritime berhubungan dengan penetapan batas yang diijinkan oleh Konvensi Hukum 1

http://english.vovnews.vn/Home/Vietnam-accuses-china-of-violating-marine-sovereinty/20115/126991.vov Athansius Aditya Nugraha. “Manuver Politik China dalam Konflik Laut China Selatan,” Jurnal pertahanan Ed. http://unhan.cda-interactive.com hal. 55 2

Laut PBB (UNCLOS III) 19823. Yang mana UNCLOS telah menetapkan batas territorial laut adalah 12 mil dari tepi pantai dan Zona Ekonomik Eksklusif (ZEE) sejauh 200 mil. Wilayah Laut China Selatan terdiri dari, antara lain, beberapa pulau kecil yang tersebar luas. Dua kelompok pulau yang banyak diperebutkan adalah kepulauan Spartly dan Paracel. Tetapi apabila dilihat, sebenarnya nilai ekonomis dua kepulauan tersebut, dalam konteks sumber daya alam yang ada di daratannya tidak begitu signifikan. fitur–fitur fisik utama dari pulau–pulau tersebut adalah batuan, terumbu karang, pasir dan beberapa lainnya yang berada dibawah laud an tanahnya tidak sesuai untuk bercocok tanam dan dalam sejarahnya pulau–pulau tersebut juga tidak mampu menyokong kehidupan dan aktivitas manusia4. Namun, pada tahun 1968 ditemukan cadangan minyak bumi yang menaikkan nilai Laut China Selatan secara dramatis5. Cadangan minyak di Laut China Selatan diperkirakan sebesar 7,5 barrel dan saat ini produksi minyak bumi mencapai 1.3 juta barrel per hari, yang setengahnya adalah hasil produksi Malaysia. Produksi minyak juga terlihat meningkat pada tahun–tahun terakhir Karen adanya produksi tambahan dari China, Malaysia dan Vietnam. Ditemukannya cadangan–cadangan minyak di negara–negara tersebut menimbulkan spekulasi bahwa kepulauan Spartly dan Paracel merupakan daerah kaya minyak yang belum dieksplorasi. Cadangan minyak potensial di kepulauan Spartly dan Paracel diperkirakan sampai 105 milyar barrel dan diseluruh Laut China Selatan sebanyak 213milyar barrel6. Meskipun belum ada data pasti tentang berapa banyak kandungan yang terdapat didalamnya, perkiraan–perkiraan yang telah muncul sudah memicu adanya perebutan wilayah ini. Sangat penting untuk diingat bahwa kepentingan China di Laut China Selatan tidak terbatas pada energy security maupun wilayah perikanan dan perdagangan. Daerah tersebut juga penting untuk strategy militer, khususnya maneuver kapal selam nuklir dan deterrence. Dalam pembicaraan soal konflik Laut China Selatan yang cenderung menjadi focus adalah persoalan

3

Ibid hal.55 Knut snildal http://www.prio.no/upload/MCA/Publications/pdf-format/Snildalthesis.pdf 5 http://blog.canpan.info/oprf/img/858/prof.ban laoi_presentation.pdf 6 http://www.globalsecurity.org/military/world/war/spartly-oil.htm 4

energy security, perdagangan dan perikanan. Namun sifak fisik dari Laut China Selatan, yaotu wilayah perairan yang semi–tertutup, merupakan unsure penting dalam strategi nulkir China7. Kemampuan deterrence nuklir berbasis laut merupakan prioritas dalam strategi militer China.

China

diperkirakan

akan

memperoleh

kemampuan

second–strike

dengan

memperkenalkan rudal SLBM JL–2 yang memiliki jangkauan 8000 km dan ICBM DF–31 dan DF–31A. China juga sekarang sedang membangun base kapal selam di Hainan 8. Menurut International Assessment and Strategy Center di Washington, pangkalan kapal induk pertama aka nada di Pulau Hainan dan akan mempatroli rute–rute pelayaran. China ingin wilayah itu sebagai zona territorial yang dijaga dengan ketat untuk operasi SSBN. Dengan dibangunnya kemampuan maritime tersebut akan memastikan bahwa kapal–kapal dari negara lain akan bertemu dengan kapal perang China9. Kapal selam tenaga nuklir China cenderung tidak terdengar dan tidak terdeteksi pergerakannya serta dapat memutus jalur komunikasi musuh atau negara–negara tetangga yang juga mempunyai kepentingan di perairan Laut China Selatan. U–Shaped Line atau

sering disebut Garis 9 dash merupakan garis demerkasi yang

digunakan pemerintah China yang mencakup fitur–fitur utama Laut China Selatan. Wilayah di dalam batas garis tersebut dianggap oleh pemerintah China sebagai wilayah kedaulatan China. Termasuk didalamnya adalah kepulauan Dongsha dan Zousha10. Wilayah ini juga mencakup kepulauan Spartly (Nansha), yang diperebutkan baik sebgian maupun secara keseluruhan oleh Filipina, China, Brunei, Malaysia, Taiwan dan Vietnam, dan kepulauan Paracel (Xisha) yang diduduki China maupun diperebutkan Vietnam dan Taiwan. Diperkirakan bahwa kepulauan Spartly, terutama, kaya akan sumber daya alam, termasuk minyak bumi11. Jika dilihat dari sudut pandang hukum internasional atas kepulauan Spartly, maka kita bisa mengacu kepada hukum laut internasional PBB, yaitu UNCLOS (United Nations Convention on the Law of the Sea) 1982 yang berkaitan dengan klaim kepemilikan kepulauan

7

http://crisisboom.com/201107/18/why-china-wants-south-china-sea/ ibid 9 Opcit Hal.59 10 http://www.chinadaily.com.cn/opinion/2011-07/22/content_12956861.htm 11 http://www.malaya.com.ph/apr14/news4.html 8

Spartly dan sekitarnya yang terkandung pada pasal : Pasal 15, Pasal 76, Pasal 122, pasal 289. Pasal 279, 280, 283, dan 287 yang membahsa juga tentang penyelesaian sengketa.12 Menurut China, sebagian besar wilayah perairan Laut China Selatan, terutama termasuk kedua pulau tersebut, termasuk dalam zona teritorialnya berdasarkan pada peta zaman dahulu yang telah ada. Dan menurut sejarah, orang–orang China sudah menemukan pulau–pulau yang terletak di Laut China Selatan sekitar ribuan tahun yang lalu. China juga berasumsi bahwa orang–orang China terdahulu juga sering melakukan berbagai aktivitas yang melibatkan daerah sekitar Laut China Selatan tersebut. China semakin mengukuhkan pendapatnya dalam kepemilikan territorial dengan asumsi bahwa merekalah yang paling gencar dalam pembangunan disekitar wilayah tersebut. Akhir–akhir ini China juga memperkuat militernya. Tiap tahunnya anggaran negara untuk militer semakin meningkat. Bahkan anggaran militer China terhitung merupakan anggaran dalam bidang milter terbesar di seluruh dunia. Mengingat penduduk China yang begitu padat, maka hal ini juga secara tidak langsung berpengaruh pada militer China. China merupakan salah satu negara dengan prajurit militer terbanyak di seluruh dunia. Selain ekonomi, China juga mulai memfokuskan negaranya pada perkembangan sarta kemajuan dalam bidang militer berupa prajurit / pasukan, angkatan militer, persenjataan, teknologi maupun fasilitas kendaraan militer. Ditandai dengan perkembangan militer yang dilakukan oleh China, membuat negara– negara yang ikut bersengketa dan bersangkutan

mau tidak mau merasa resah. Di dunia

internasional yang biasa disebut dengan security dilemma. Security dilemma merupakan keadaan dimana dipilihkan pada beberapa pilihan yang akhirnya menimbulkan sebuah dilemma. Dalam kasus ini bisa dikatakan bahwa negara–negara seperti Vietnam, Taiwan, Brunei dan negara sengketa lainnya akan merasa terganggu oleh adanya perkembangan militer China. Beberapa negara akan mulai lebih agresif terhadap kemiliteran mereka. Seperti halnya pengembangan militer, membentuk aliansi, maupun peningkatan anggaran militer. Menurut analisis hal ini dilakukan karena adanya rasa insecure terhadap perkembangan militer musuh sehingga secara tidak langsung negara akan mengembangkan militer untuk melindungi negara. Disis lain juga untuk menunjukkan adanya respon terhadap aksi suatu negara dalam sebuah persaingan.

12

http://www.un.org/Depts/los/convention_agreements/texts/unclos/closindx.htm

Jika dilihat dalam kacamata Hubungan Internasional, akan sangat kental terlihat benturan kepentingan setiap negara–negara yang bersangkutan di wilayah sengketa tersebut. menurut paradigm realisme, dalam segala kebijakan serta perlakuan negara selalu bersifat rasional dan monolith, jadi bisa memperthitungkan cost dan benefit dari setiap tindakannya demi kepentingan keamanan nasional sehingga fokus dari para penganutnya adalah struggle of power atau realpolitik. Kemudian realisme berpendapat bahwa sifat dasar interaksi dalam sistem internasional yakni anarki, kompetitif, kerap kali konflik, dan kerjasama dibangun hanya untuk kepentingan janngka pendek. Ketertiban dan stabilitas hubungan internasional hanya akan dicapai melalui distribusi kekuatan (power politics).13 Setiap negara memiliki kepentingan yang berbeda dan dengan adanya sengketa ini, maka kepentingan setiap negara akan bertumpu dan bertitik pada satu fokus. Yang mana akan banyak menyebabkan konflik yang mempunyai pengaruh secara langsung dalam bidang politik, ekonomi, sosial, pembuatan kebijakan dan akan diperparah jika dengan adanya aktivitas militer. Peningakatan militer China yang diikuti dengan negara–negara lainnya dapat dikategorikan dalam bentuk balancing of power. Salah satu bentuk balancing of power terlihat pada apa yang dilakukan oleh Vietnam. Baru–baru ini Vietnam mengadakan kerjasama dalam bentuk militer yang ditandai dengan adanya berbagai aktivitas militer seperti latihan militer serta laithan perang bersama di laut China Selatan. Tentu saja aksi menuai kritik pedas dari China yang menganggap Vietnam memancing–mancing serta pihak Amerika yang dituding terlalu ikut campur. Dilansir pada tanggal Senin, 07 Oktober 2013 China menyatakan kepada Amerika Serikat, Australia dan Jepang tidak boleh menggunakan pengaruh persekutuannya sebagai alas an mencampuri sengketa wilayah di laut China Timur dan Laut China Selatan. China juga mendesak tiga negara tersebut menahan diri dari tindakan yang dapat memperparah ketegangan kawasan tersebut. Selain itu, tiga negara juga mendesak pihak–pihak yang mengklaim wilayah tertentu di Laut China Selatan untuk menahan diri dari tindakan yang dapat mendestabilisasi wilayah. “tindakan intervensi hanya akan memperumit persoalan dan merugikan kepentingan masing–masing pihak,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chungying. 14

13

DR. Perwita Banyu Agung Anak dan DR. Yani Mochammad Yanyan.2006. Pengantar Hubungan Internasional.Bandung:PT Remaja Rosdakarya 14 M.republika.co.id/berita/internasional/global/13/10/07muayiu-china-peringatkan-sekutu-as-jauhi-isu-sengketalaut-china-selatan

Keagresifan militer China yang semakin meningkat mendapat banyak tentangan dari berbagai pihak, terutama negara–negara yang terlibat sengketa. Banyak negara tetangga China menuduh negara itu menjadi semakin agresif dalam beberapa tahun ini guna mempertahankan klaim amritimnya di Laut China Selatan. Asumsi ini timbul karena China telah mengirim kapal induk “Liaoning” dalam misi latihan di Laut China Selatan, di mana China terlibat dalam sengketa wilayah yang tegang dengan eberapa negara tetangganya. Kantor berita China Xinhua mengatakan Liaoning berangkat hari Selasa dari pelabuhan utamanya di kota Qindao, ditemani dua kapal perusak dan sebuah kapal peluncur misil. pejabat–pejabat tinggi Angkatan Laut China menggambarkan misi kapal induk itu dengan dalih sebagai hal yang rutin, dengan mengatakan “Liaoning” akan melakukan riset, uji–ilmiah, dan latihan militer.15 Sengketa perebutan teitorial ini dinilai semakin meluas dan semakin sengit saja. Ditambah lagi dengan adanya tokoh baru yang ikut dalam lingkaran permasalahan, Amerika serikat. Apabila China menggunakan kekuatan militer secara berlebih untuk memaksakan kehendak penguasaan sebagian besar wilayah Laut China Selatan, maka tidak mustahil akan terjadi konflik militer yang tentunya secara langsung akan melibatkan Amerika Serikat sebagai salah satu negara Super power yang mempunyai kepentingan strategis secara ekonomi, politik dan militer di kawasan Laut China Selatan terlebih lagi pada aliansinya. Begitu pentingnya kawasan Laut China Selatan bagi Amerika Serikat, sehingga kebijakan A.S mengenai Laut China Selatan dituangkan di buku strategi pertahanan Amerika Serikat 2012 hal 2, yang menyatakan “militer Amerika akan terus memberikan kontribusi terhadap keamanan global, tetap menyeimbangkan kepentingan terhadap kawasan Asia–Pasifik. Hubungan dengan sekutu dan mitra kunci di Asia sangat penting bagi stabilitas masa depan serta pertumbuhan kawasan. Terciptanya perdamaian, stabilitas, jalur bebas perdagangan, serta pengaruh Amerika Serikat di kawasan yang dinamis akan tergantung pada keseimbangan yang mendasari kemampuan militer dan kehadiran. Munculnya China sebagai kekuatan regional dalam jangka panjang akan memiliki potensi yang mempengaruhi perekonomian dan keamanan Amerika Serikat dalam berbagai aspek”.16

15

m.voaindonesia.com/a/1797898.html Jurnal 1960_Kolonel Karmin Suharna, SIP., MA-Konflik dan Solusi Laut China Selatan dan dampaknya bagi ketahanan nasional 16

Ketegasan sikap Chian dalam mempertahankan klaimnya atas wilayah Laut China Selatan juga berkaitan dengan niatnya untuk meperoleh status sebagai kekuatan mariti yang handal bukan hanya ditingkat regional (Asia Timur dan Asia Tenggara) tapi juga internasional. Sebagai salah satu sasaran program modernisasi, Cjina berusaha mengembangkan kemampuan Angkatan Laut guna meningkatkan statusnya dari “kekuatan pantai” menjadi kekuatan laut biru (blue water navy), suatu kekuatan yang memiliki kemampuan proyeksi jauh ke wilayah samudra luas. Artinya kekuatan aut biru dapat dijadikan sebagai penyeimbang kekuatan ekonomi yang semakin dipertimbangkan di arena internasional. Kepentingan China terhadap Laut China Selatan terutama kepulauan Spartly dan Paracel tidak hanya dimaksudkan untuk memnuhi dan menunjang program modernisasi namun juga upaya penyatuan Taiwan. Apabila China berhasil menguasai dan mengontrol lalu lintas kapal yang melintasi Laut China Selatan, maka negara ini mampu mempertahankan integritas Taiwan sebagai teritorinya yang terwujud dalam semboyan “satu China”.17

KESIMPULAN

Kawasan perairan Laut China Selatan memiliki banyak potensi yang sangat besar dan masih belum tereksplorasi. Hal ini yang membuat kawasan ini juga memiliki potansi yang sangat besar untuk mengundang konflik. Dengan kekayaan alam yang sangat berlimpah seperti gas alam, minyak bumi, serta vatiatif jenis ikan. Dengan beradanya kawasan ini pada laut bebas, hal itu berarti bahwa kawasan ini bukan milik suatu atau masuk dalam territorial negara tertentu, negara-negara sekitar kawasan tersebut saling berebut untuk mengklaim kepemilikan territorial atas kawasan tersebut. selain dengan adanya sumber kakayaan alam yang tersimpan, jalur kwasan ini merupakan salah satu titik kawasan perdagangan tersibuk. Jalur ini merupakan jalur hilir mudiknya perdagangan dari Asia menuju Eropa. Dari gambaran gambling diatas bisa disimpulkan, apabila negara dapat menguasai kawasan tersebut maka akan mendapat untung yang sangat besar serta sangat berpengaruh dalam dunia internasional dari segi sosial, ekonomi

17

Jurnal-Setyasih Harini/staf pengajar Ilmu Hubungan Internasional Fisip Unsri Surakarta/kepentingan-nasionalChina-dalam-konflik-laut-china-selatan

maupun politik. Dengan adanya konflik antar negara ini, ketegangan terjadi dimana mana. Bahkan menyeret Amerika Serikat turut dalam jalannya konflik ini. Semakin tahun semakin memanas dan dengan belum ditemukannya titik temu penyelesaian sengketa ini. Inti dari semua permasalahan yang terdapat dalam kawasan ini adalah adanya ketidakpastian hak kepemilikan atas pulau-pulau dan perairan di sekililing wilayah kepulauan spartly.18

18

Bateman, Sam, Ralf Emmers, Security and International Politics in the South China Sea, New York: Routledge, 2009. (hal.6)

DAFTAR PUSTAKA



http://english.vovnews.vn/Home/Vietnam-accuses-china-of-violating-marinesovereinty/20115/126991.vov



Athansius Aditya Nugraha. “Manuver Politik China dalam Konflik Laut China Selatan,” Jurnal pertahanan Ed. http://unhan.cda-interactive.com hal. 55



Knut snildal http://www.prio.no/upload/MCA/Publications/pdf-format/Snildalthesis.pdf



http://blog.canpan.info/oprf/img/858/prof.ban laoi_presentation.pdf



http://www.globalsecurity.org/military/world/war/spartly-oil.htm



http://crisisboom.com/201107/18/why-china-wants-south-china-sea/



http://www.chinadaily.com.cn/opinion/2011-07/22/content_12956861.htm



http://www.malaya.com.ph/apr14/news4.html



http://www.un.org/Depts/los/convention_agreements/texts/unclos/closindx.htm



DR. Perwita Banyu Agung Anak dan DR. Yani Mochammad Yanyan.2006. Pengantar Hubungan Internasional.Bandung:PT Remaja Rosdakarya



M.republika.co.id/berita/internasional/global/13/10/07muayiu-china-peringatkan-sekutuas-jauhi-isu-sengketa-laut-china-selatan



m.voaindonesia.com/a/1797898.html



Jurnal 1960_Kolonel Karmin Suharna, SIP., MA-Konflik dan Solusi Laut China Selatan dan dampaknya bagi ketahanan nasional



Jurnal-Setyasih Harini/staf pengajar Ilmu Hubungan Internasional Fisip Unsri Surakarta/kepentingan-nasional-China-dalam-konflik-laut-china-selatan



Bateman, Sam, Ralf Emmers, Security and International Politics in the South China Sea, New York: Routledge, 2009. (hal.6)



Prof.Mr.Dr. Gautama Sudargo, tafsiran undang undang pokok agrarian, Bandung: Penerbit Alumni, 1980

More Documents from "Adhimas Dwijatama Maktiyana"