Optimalisasi_pembinaan_satuan_batalyon_t (1).doc

  • Uploaded by: Adhimas Dwijatama Maktiyana
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Optimalisasi_pembinaan_satuan_batalyon_t (1).doc as PDF for free.

More details

  • Words: 2,803
  • Pages: 13
TERBATAS

OPTIMALISASI PEMBINAAN SATUAN BATALYON TNI AD DALAM RANGKA MENDUKUNG TUGAS POKOK SATUAN

PENULIS

: DAMAI ADI SETIAWAN, S.I.P

PANGKAT/KORPS

: MAYOR/CZI

NRP

: 11040038660383

Medan,

Mei 2017

TERBATAS

TERBATAS OPTIMALISASI PEMBINAAN SATUAN BATALYON TNI AD DALAM RANGKA MENDUKUNG TUGAS POKOK SATUAN

Pendahuluan. Sesuai UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, disebutkan bahwa tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, serta melindungi segenap Bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman,gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. TNI AD yang merupakan bagian dari TNI, berperan sebagai komponen utama kekuatan pertahanan negara di darat, diharapkan dapat menunaikan tugas pokok sesuai yang diamanatkan oleh Undang-Undang tersebut. Guna mendukung pencapaian tugas pokok TNI AD tersebut, seyogyanya dibutuhkan pembinaan satuan yang optimal, terukur dan terarah oleh satuan setingkat batalyon, sehingga kesiap siagaan operasional satuan dapat terwujud dalam mendukung tugas pokok TNI AD, yang meliputi pembinaan organisasi, pembinaan personel, pembinaan materiil, pembinaan pangkalan, pembinaan piranti lunak, dan pembinaan latihan. Namun kenyataannya, pembinaan satuan di Batalyon jajaran TNI AD saat ini belum berjalan optimal. Beberapa indikasi yang menunjukkan belum optimalnya kegiatan binsat, antara lain ditemukannya kemampuan perorangan prajurit yang masih rendah, masih terdapat materiil dan kendaraan yang tidak siap pakai untuk mendukung kegiatan serta masih adanya kondisi pangkalan yang belum layak dan tidak tertib. Oleh karenanya, optimalisasi pembinaan satuan di jajaran Batalyon TNI AD sangat menentukan untuk menjaga kesiapan operasi dalam rangka mendukung tugas pokok satuan. Sehubungan dengan latar belakang di atas, belum optimalnya pembinaan satuan tersebut terjadi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : Pertama, belum optimalnya pembinaan latihan di satuan batalyon yang ditandai dengan rendahnya kemampuan prajurit yang masih di bawah standart. Kedua, belum optimalnya pembinaan materiil satuan, hal ini ditandai dengan materiil dan kendaraan yang masih tidak dapat dioperasionalkan dengan baik. Ketiga, belum optimalnya pembinaan pangkalan, hal ini ditandai dengan masih adanya kondisi pangkalan yang belum layak ditempati prajurit dan keluarganya, serta kondisi pangkalan yang tidak tertib. Dari uraian permasalahan tersebut, dapat dirumuskan suatu pokok permasalahan yaitu “Bagaimana optimalisasi TERBATAS

2 pembinaan satuan Batalyon TNI AD dalam rangka mendukung tugas pokok satuan?” untuk menjawab hal tersebut, maka penulis mencoba untuk menganalisa permasalahan tersebut dari beberapa sudut pandang yang ada. Dari penjelasan tersebut di atas, maka pentingnya penulisan esai tentang Binsat Batalyon untuk dibahas guna menjamin tercapainya tugas pokok secara terarah dan sesuai harapan, sehingga didapat keberhasilan dalam setiap pelaksanaan tugas di masa yang akan datang. Adapun metode penulisan yang digunakan penulis kali ini adalah analisis diskriptif, studi empiris dan kepustakaan serta pengalaman penulis di satuan. Adapun nilai guna yang dapat diambil adalah memberi manfaat bagi para Komandan Batalyon dalam melaksanakan Binsat di satuannya. Maksud penulisan Essai ini adalah untuk memberi gambaran tentang kondisi Binsat saat ini serta dampaknya terhadap pencapaian tugas pokok TNI AD. Sedangkan tujuannya adalah sebagai sumbangan pemikiran bagi organisasi TNI AD. Adapun ruang lingkup dalam penulisan Essai ini adalah pendahuluan, pembahasan, dan penutupan. Penulisan Essai ini dibatasi pada pembahasan Binsat ditingkat Yonif pada bidang pembinaan latihan, materil, dan pembinaan pangkalan. Pembahasan. Tingkat kemantapan siap operasional suatu satuan pasti berbanding lurus dengan pelaksanaan pembinaan satuan, sehingga beberapa sasaran pencapaian dalam aspek pembinaan satuan yang diharapkan, diantaranya adalah kondisi kemampuan prajurit yang sesuai dengan standar dengan kegiatan latihan yang didukung oleh materi yang siap operasional serta pangkalan yang layak dan tertib. Untuk dapat mewujudkan semua itu, dibutuhkan kerja keras yang dilakukan oleh komandan satuan dan didukung semua unsur prajurit di satuan dalam meningkatkan integritas dan rasa kepedulian terhadap semua aspek pembinaan satuan, antara lain aspek pembinaan latihan, pembinaan materiil, dan pembinaan pangkalan. Pembinaan latihan. Di dalam pelaksanaan lomba antar peleton tangkas TNI AD Tahun 2016 yang menjadi tolak ukur pelaksanaan binsat di jajaran TNI AD, dari fakta di lapangan masih

3 terdapat kemampuan prajurit yang di bawah standard. Masih adanya prajurit yang tenggelam dalam pelaksanaan renang militer, sehingga tidak sampai 50 meter yang distandarkan jarak tempuhnya. Kemudian juga masih adanya prajurit yang nilai menembaknya di bawah 80%, bahkan ada prajurit yang dapat nilai 0 (nol) pada kegiatan menembak pistol. Hal tersebut menunjukan kualitas dari pembinaan latihan belum berjalan secara optimal dan terarah sesuai harapan yang ingin di capai. Latihan yang dilaksanakan asal-asalan, tidak direncanakan, disiapkan, dilaksanakan diawasi, dan dievaluasi dengan baik, akan berimbas pada hasil yang tidak maksimal. lndikasi lainnya dapat berupa pencatatan dan pelaporan hasil latihan yang dimanipulasi dan tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Untuk mendapatkan kemampuan prajurit yang sesuai standar yang diharapkan dari komando atas, satuan Batalyon jajaran TNI AD diharapkan dapat menyelenggarakan pembinaan latihan yang optimal, sehingga dapat dengan maksimal meningkatkan kemampuan prajurit. Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan perencanaan, penyiapan, pelaksanaan, dan pengawasan latihan secara baik dan benar. Selain itu dalam latihan harus tercatat dan dilaporkan secara benar dan dapat dipertanggung jawabkan. Sehingga kebijakan Bapak Kasad Jenderal TNI Mulyono, bahwa prajurit harus mahir dalam menembak, jago bela diri, jago perang, dan memiliki fisik yang prima dapat diwujudkan di satuan. Pembinaan

latihan

merupakan

upaya

kegiatan

dan

pekerjaan

dalam

merencanakan dan menyusun program latihan, mengelola sumber daya latihan, dan mengatur serta mengendalikan, oleh para pembina latihan, sehingga prajurit dan satuan TNI AD memiliki kemampuan yang handal sampai tingkat kesiapan operasional dan dapat melaksanakan tugas-tugas operasi peperangan di darat. Sasaran penyelenggaraan latihan yang salah satunya adalah tercapainya kemampuan standar prajurit dan satuan dalam melaksanakan tugas-tugas baik bersifat teknis dan taktis sehingga dapat dipergunakan

dalam

menghadapi

tugas-tugas

yang

diemban,

(Bujuk

Mingarlat

Perkasad/35-02/XII/2012, tanggal 27 Desember 2012). Berdasar 2 ( dua) teori di atas, menegaskan dapat dianalisa tentang kemampuan prajurit dapat memenuhi standar latihan harus dilaksanakan kegiatan latihan yang tertuang dalam pembinaan latihan di suatu satuan harus dilaksanakan dengan baik dan benar. Dalam pelaksanaan di lapangan, kegiatan latihan yang diprogramkan oleh satuan sering kali mendapatkan beberapa kendala, beberapa hal yang menjadi kendala dalam

4 pelaksanaan latihannya itu, pertama, kegiatan non program yang cukup padat dan kegiatan protokoler yang harus dilaksanakan oleh satuan, sehingga ada kalanya mengesampingkan kegiatan latihan yang diprogramkan. Kedua, keterbatasan latihan yang dimiliki oleh satuan menyebabkan tidak optimal pelaksanaan latihan. Sebagai contoh itu tidak semua satuan jajaran se-Indonesia yang sudah memiliki kolam renang dan lapangan tembak senapan dengan kondisi yang represtatif. Latihan renang militer yang harus menempuh jarak 50 meter tidak dapat dilaksanakan dan dilatihkan kepada prajurit dengan baik, hal yang sama akan terjadi pada kegiatan latihan menembak, pada satuan yang tidak memiliki lapangan tembak dengan jarak yang dibutuhkan, dapat dipastikan hasil peningkatan kemampuan menembak prajurit tidak akan tercapai. Ketiga, tipologi dan disposisi satuan yang tersebar jauh, sehingga pengawasan satuan dalam memastikan latihan dilaksanakan dengan baik dan sesuai aturan menjadi sangat terbatas. Sementara itu, di sisi kelemahan yang menghambat pelaksanaan latihan adalah rendahnya motivasi prajurit dalam meningkatkan dan memelihara kemampuan yang dimilikinya di satuan. Berangkat dari analisa terhadap permasalahan yang ada dan kendala serta kelemahan yang ditemukan, maka upaya yang dapat dilakukan guna meningkatkan pembinaan latihan dalam rangka mendapatkan hasil kemampuan prajurit yang sesuai dengan standart antara lain, pertama, merencanaan waktu latihan yang matang dan detail serta adakan koordinasi yang ketat, agar kegiatan latihan tidak terhambat oleh kegiatan non program juga kegiatan protokoler; kedua, mengoptimalkan sarana latihan yang tersedia dan berinovasi untuk tetap mendapatkan peningkatan kemampuan sesuai yang diharapkan; ketiga, memberdayakan Komandan Satuan Bawah serta unsur Bintara Pelatih untuk memaksimalkan kegiatan latihan di satuan yang tersebar dari induk pasukannya; keempat, berbuat inovasi dan kreativitas untuk menjadikan latihan menjadi lebih menarik dan tidak jenuh serta memberikan reward bagi yang berprestasi dan punishment bagi prajurit yang tidak memenuhi standar atau lalai dalam latihan. Pembinaan Materiil. Membahas permasalahan kedua adalah pembinaan materiil, dalam pelaksanaan lomba tontangkas TNI AD 2016. Pada materi menembak pistol ditemukan gangguan dan kendala yang dialami prajurit terhadap senjata sehingga sangat merugikan satuan tersebut. Selain hal tersebut, fakta lain yang terjadi adalah laporan bentuk 16 yang dihimpun oleh staf logistik masing-masing kotama ditemukannya data yang tidak sesuai

5 dengan kenyataannya. Kendaraan yang ada di dalam satuan yang menjadi tanggung jawab komandan banyak yang dalam kondisi rusak. Sehingga kegiatan pelayanan yang harus mendukung pergeseran personel sering terhambat. Hal tersebut menunjukkan bahwa upaya Dansat di bidang pembinaan materiil tidak dilaksanakan dengan maksimal. Pembinaan materill yang ada di satuan apabila satuan operasional seperti batalyon diharapkan dapat dilaksanakan dengan baik secara kualitas dan terpenuhi secara kuantitas. Dengan kondisi material yang optimal, maka kesiapan satuan dalam melaksanakan tugas yang diberikan satuan atas dapat dilaksanakan secara masksimal. Pembinaan matriil dilaksanakan selaras dengan penentuan kebutuhan, penelitian dan pengembangan, pengadaan, distribusi, pemeliharaan, dan penghapusan secara berlanjut. (Bujukmin Log; 2014; 10). Dansat wajib melaksanakan pengecekan matriil di satuan dalam rangka memelihara dan mencegah minimal 1 (satu) bulan sekali dalam rangka pembinaan materiil. (Bujuklak Binsat; 2006). Berdasarkan hal tersebut di atas, untuk dapat memenuhi kebutuhan matriil yang baik secara kualitas dan terpenuhi juga secara kuantitas menjadi tanggungjawab Komandan Satuan yang dilaksanajkan dan direncanakan dengan baik dan optimal. Membahas mengenai pembinaan materiil, terdapat kendala yang dihadapi satuan yaitu; pertama. Anggaran yang dialokasikan untuk memenuhi matriil yang terbatas. Anggaran menjadi faktor yang sangat krusial dalam pembinaan materiil, mulai dari pengadaan materiil baru sampai dengan peralatan dan pemeliharaan membutuhkan anggaran biaya yang tidak sedikit; kedua. Dukungan Materil yang juga tidak semua sama di Batalyon jajaran TNI AD. Keterbatasan materil yang ada membuat komando atas menerapkan skala perioritas dalam pendistribuan ke satuan Batalyon jajaran TNI AD. Di sisi lain terdapat kelemahan dalam pelaksanaan pembinaan materil yaitu kondisi sumber daya personel yang belum mumpuni dalam kegiatan pemeliharaan dan perawatan materil satuan. Sehingga materil dapat diperpanjang masa usia pakainya dan juga kegiatan Harcegah untuk menjaga materil tetap dalam kondisi siap digunakan tidak akan optimal pelaksanaannya. Adapun cara yang dapat dilaksanakan sebagai upaya untuk mengatasi kendala dan kelemahan pelaksanaan pembinaan materil di satuan antara lain, pertama. Pemberdayaan staf/bidang terkait dalam perencanaan pemenuhan kebutuhan materil, rutin dalam pencatatan menginventaris kondisi nyata materil dan selanjutnya dituangkan dan rencana RKA untuk diajukan ke komando atas; kedua. Pemanfaatan dan

6 penggunaan materil serta perawatan/pemeliharaannya yang menjadi tanggung jawab inventaris satuan dilaksanakan dengan prosedur ketentuan yang

berlaku; ketiga.

Menyiapkan personel dan memberikan pelatihan pelatihan dalam satuan maupun dengan bekerja sama dengan instansi di luar satuan seperti BLK, bengkel kendaraan bermotor, dan lain sebagainya, guna meningkatkan kemampuan pemeliharaan dan perawatan materiil di satuan. Pembinaan Pangkalan. Permasalahan berikutnya yaitu pembinaan pangkalan, penekanan Bapak Kasad pada kunjungan ke Satuan-satuan jajaran TNI AD tahun 2016, berulang kali disampaikan bahwa kebersihan dan ketertiban pangkalan, perawatan bangunan, dan penataan ruangan butuh peran aktif dan juga sebagian dan tanggung jawab Komandan Satuan. Masih banyak dijumpai di berbagai pangkalan satuan yang tidak tertata dengan tertib dan rapi sehingga kondisi satuan yang tidak layak menjadi hunian prajurit dan keluarganya. Masih di jumpai prajurit yang tidak mendapat perumahan yang layak, bahkan masih ada penghuni dari rumah dinas yang sudah tidak patut lagi tinggal di rumah dinas tersebut. Hal tersebut menunjukan bahwa pelaksanaan kegiatan pembinaan pangkalan kurang menjadi perhatian oleh Komandan Satuan. Idealnya, sebuah pangkalan bagi prajurit TNI AD beserta keluarganya adalah pangkalan yang tertata rapi, bersih, dan layak untuk ditempati. Mulai dari kuantitas yang sesuai jumlah personel sampai dengan kualitas pangkalan yang dapat meningkatkan moril prajurit beserta kelurganya, sehingga dapat meningkatkan semangat anggota dalam melaksanakan kegiatan di satuan. Berbicara idealnya sebuah pangkalan, selain memberikan tempat yang layak bagi anggota, juga harus memiliki sarana fasilitas penunjang kegiatan. Hal tersebut dapat berupa sarana ibadah, fasilitas pergudangan dan logistik sampai dengan fasilitas penunjang pelaksanaan latihan. Untuk dapat mewujudkan pembinaan pangkalan yang dapat memberikan dukungan maksimal dalam pelaksanaan tugas pokok satuan, maka perlu direncanakan dan dikelola dengan baik oleh seorang Komandan Satuan berdasarkan Bujuklak Binsat tahun 2006, yang menjelaskan bahwa pembinaan pangkalan adalah segala usaha, pekerjaan, dan kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan, penyusunan, pembangunan, pengembangan, dan pengunaan lokasi pada suatu medan tertentu di darat, laut, dan udara yang merupakan suatu areal, wadah atau fasilitas, dan instalasi

7 untuk keperluan pengumpulan, pemeliharaan, penyiapan dan pembinaan personel, serta materil sebagai sarana dan prasarana untuk mendukung pencapaian tugas suatu satuan militer berdasarkan Bujuklak Binsat tahun 2006, dijelaskan tentang sarana pembinaan pangkalan yaitu terwujudnya pangkalan satuan yang siap digunakan untuk pelaksanaan tugas dan dapat menjamin efektifitas kegiatan serta memelihara kesejahteraan prajurit dan keluarganya. Berdasarkan buku petunjuk pelaksanaan Binsat tersebut, kondisi pangkalan yang ada sekarang ini masih perlu untuk dioptimalkan lagi. Di dalam pelaksanaan pembinaan pangkalan yang dijalankan oleh seorang komandan Satuan terdapat kendala yang dihadapi yaitu, 1. Kondisi usia atau umur dari bangunan pangkalan yang sudah lama atau; 2. Lokasi satuan yang

terpisah-pisah,

sehingga pangkalan satu dengan lainnya berjauhan tempat bahkan terdapat di beda pulau, bila satuan tersebut tersebar di kepulauan; 3. Alokasi anggaran pemeliharaan dan perawatan pangkalan terbatas. Selain itu, juga ditemukan kelemahan yang dihadapi satuan, yaitu; 1. Kesadaran dari prajurit untuk memelihara dan merawat pangkalan masih rendah, hal ini tercermin dari rasa untuk memperbaiki dan merapihkan di sekitar perumahan mereka sendiri tidak dilaksanakan dengan baik, dan; 2. Budaya untuk menjaga kebersihan pangkalan yang dimiliki prajurit dengan keluarganya masih rendah, terlihat masih banyak dijumpainya sampah puntung-puntung rokok, sampah makanan ringan anak anak berupa plastik-plastik di lingkungan perumahan prajurit. Bila hal ini dibiarkan saja akan menjadi kebiasaan buruk yang berlarut akan sangat merugikan satuan. Ada beberapa upaya yang dapat dilaksanakan untuk mengatasi kendala dan kelemahan dalam pembinaan pangkalan yaitu: 1. Mengoptimalkan bangunan yang sudah dalam kondisi tua dengan melaksanakan pemeliharaan dan perawatan semampu satuan, dapat dengan memanfaatkan potensi wilayah yang ada dengan tenaga prajurit yang memiliki kemampuan dibidang bangunan, 2. Mengoptimalkan Komando bawahan yang berada di pangkalan yang terpisah dengan memberikan program pemeliharaan dan perawatan terpadu selain itu juga pengawasan melekat pada satuan-satuan yang terpisah terutama pada bidang pembinaan pangkalan; 3. Membuat perencanaan yang detail dan terprogram serta bertahap juga disusun sesuai skala prioritas yang selanjutnya dituangkan dalam RKA satuan; dan 4. Menumbuhkan kesadaran pemeliharaan dan perawatan pangkalan melalui kegiatan kurve massal satu minggu sekali, dapat dilaksanakan pada hari sabtu dengan program sabtu bersih yang melibatkan prajurit dan keluarganya, selain itu juga dapat diadakan lomba yang menjadi media untuk

8 menambahkan kesadaran dan mendukung kebersihan pangkalan,diantaranya: a. Lomba rumah sehat; b. Lomba lingkungan bersih antar RT; c. Lomba kebersihan dan ketertiban kantor. Penutup. Dari beberapa uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembinaan satuan Batalyon jajaran TNI AD dalam rangka mendukung tugas pokok satuan adalah, pertama. Ditinjau dari aspek pembinaan latihan upaya yang dapat dilaksanakan yaitu: a. perencanan waktu latihan yang matang dan detail serta koordinasi keatas agar kegiatan latihan tidak terhambat oleh kegiatan non program jaga kegiatan protokoler; b. Mengoptimalkan sarana latihan yang tersedia dan berinovasi untuk meningkatkan kemampuan prajurit; c. Pemberdayaan Komandan Satuan Bawah dan Bintara Pelatih; dan d. Berinovasi dan menungkatkan kreativitas untuk menjadikan latihan menjadi lebih menarik. Kedua, ditinjau dari segi pembinaan material, upaya yang dapat dilaksanakan yaitu: a. Pemberdayaan staf/bidang terkait dalam perencanaan pemenuhan kebutuhan material; b. Penggunaan dan perawatan materiil satuan dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai prosedur yang berlaku; dan c. Menyiapkan personel anggota dan memberikan bekal keterampilan melalui LDS atau dengan bekerjasama antara satuan dan instasi di luar satuan seperti BLK. Dan ketiga, ditinjau dari pembinaan pangkalan upaya yang dapat dilaksanakan yaitu: a. Pengoptimalan bangunan yang ada di pangkalan dengan melaksanakan pemeliharaan dan perawatan sesuai kemampuan satuan, b. Pengoptimalan Komandan Satuan Bawah dengan program pemeliharaan dan perawatan terpadu serta pengawasan melekat terhadap pembinaan pangkalan pada satuan yang terpisah dari induk pasukan; c. Penyusunan perencanaan yang detail dan terprogram serta bertahap disusun sesui dengan skala prioritas yang kemudian diterangkan dalam RKA satuan, dan d. Menumbuhkan kesadaran para prajurit dan keluarganya dalam turut serta merawat dan memelihara pangkalan. Ada beberapa hal yang perlu campur tangan dan komando atas yang tidak dapat dilaksanak oleh komandan satuan. Untuk itu penulis menyarankan beberapahal yaitu: 1. Pada program kegiatan Rakernis yang dilaksanakan tahunan, agar dapat diakomodir, sumbang saran dan masukan dari satuan bawah dalam konteks pembinaan satuan; 2. Adanya penambahan dukungan anggaran pemeliharaan dan perawatan materiil satuan, dan 3. Pemenuhan fasilitas dan sarana prasarana pangkalan satuan bawah. Sehingga pembinaan satuan yang dilaksanakan oleh satuan jajaran TNI AD dapat berjalan lancar

TERBATAS 9

serta dapat menunjang pelaksanaan tugas pokok satuan. Demikian tulisan ini dibuat, penulis sadari bahwa masih terdapat kekurangan yang perlu dibenahi dan dilengkapi demi kesempurnaan tulisan ini serta diharapkan kritik dan masukan bagi penulis dalam penyempurnaan selanjutnya.

Medan, 30 Mei 2017 Penulis,

Damai Adi Setiawan, S.I.P Lampiran:

Mayor Czi NRP 11040038660383

1. Alur Pikir. 2. Daftar Pustaka.

TERBATAS

TERBATAS

Lampiran – 2 ( Daftar Pustaka ) DAFTAR PUSTAKA 1.

UU NO 34 Tahun 2004.

2.

Bujuklak Binsat Tahun 2006.

3.

Bujukmingarlat Perkasad / 35-02 / XII / 2012.

4.

Bujukin Log Tahun 2004.

Penulis, Damai Adi Setiawan, S.I.P Mayor Czi NRP 11040038660383

TERBATAS

TERBATAS

Alur Pikir

Lampiran – 1 ( Alur Pikir ) DALAM RANGKA MENDUKUNG TUGAS POKOK SATUAN OPTIMALISASI PEMBINAAN SATUAN BATALYON TNI AD

PENGARUH EXTERNAL PEMBINAAN LATIHAN

PEMBINAAN SATUAN SAAT INI

PEMBINAAN MATERIIL

PEMBINAAN PANGKALAN PENGARUH INTERNAL

TUPOK SATUAN TERCAPAI

- UU TNI NO. 34 TH 2004 - Bujukmingarlat Perkasad/35-02/XII/2012 -Bujuklat Binsat Th 2006 -Bujukin Log th 2004

PROSES

PEMBINAAN LATIHAN, MATERIIL DAN PANGKALAN MENINGKAT

PEMBINAAN SATUAN OPTIMAL

ENVIROMENTAL INPUT

Penulis, Damai Adi Setiawan, S.I.P Mayor Czi NRP 11040038660383

Related Documents


More Documents from "Julen"