"Memilih Suara" (Strategi Pemenangan Pemilu Legislatif Berbasis Pengorganisasian) 17 Maret 2014 01:32 Diperbarui: 24 Juni 2015 00:52 3215 0 0
"MEMILIH SUARA" (STRATEGI PEMENANGAN PEMILU LEGISLATIF BERBASIS PENGORGANISASIAN) PENDAHULUAN Berdasar pada pengalaman Pemilu tahun 2009 dan sebelumnya, boleh dikatakan, strategi pemenangan yang dilakukan dan diupayakan partai dan caleg adalah strategi MENEMBAK KE UDARA. Artinya, Sasaran dari kerja-kerja pemenangan adalah massa secara umum, tanpa tahu siapa sesungguhnya “massa” tersebut. Strategi semacam itu, dalam beberapa hal tentu saja masih layak dilakukan, namun demikian, dimasa “satu pemilih bisa mengenakan 5 atau 10 kaos partai yang berbeda-beda” kampanye semacam itu saja tidak cukup, diperlukan sebuah strategi yang mampu mengetahui dan mengenal calon pemilih, bahkan harus mampu mengenal pemilih satu-persatu (bahkan by name-by adress), sehingga calon pemilih dapat diketahui jumlah dan juga presentesinya dalam pemilihan. Dan untuk itu dibutuhkan tidak saja sebuah kampanye, melainkan juga sebuah pengorganisasian yang solid, terarah, dan disiplin. MEMILIH SUARA adalah sebuah strategi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan tersebut. TUJUAN Tujuan Utama dari Strategi ini adalah memenangkan Pemilihan Umum Legislatif dalam arti pemenangan satu (1) orang Calon Legislatif untuk masing-masing Daerah Pemilihan (Dapil) untuk tiap-tiap tingkatan (DPR-RI, DPRD Tingkat I, DPRD tingkat II). Dan karena strategi ini berbasis pada pengorganisasian, sesungguhnya strategi ini sekaligus dapat dijadikan ajang rekruting kader partai dalam kepentingan jangka panjang, terutama bagi partai kecil atau partai baru. Namun demikian, Strategi ini, dalam format yang sedikit berbeda, dapat dipakai untuk memenangkan Partai dan tidak caleg saja (tergantung kebutuhan). TARGET Adapun target dari strategi ini adalah: 1. (Jika strategi ini digunakan oleh partai) Meraih suara minimal sejumlah kebutuhan 1 kursi pada tiap-tiap Daerah Pemilihan pada masing-masing tingkat (suara untuk memenuhi kebutuhan 1 kursi tidak harus sejumlah BPP, bisa jadi hanya membutuhkan 50% BPP). 2. (Jika digunakan oleh Personal Caleg) Meraih sekurang-kurangnya 30% BPP atau sejumlah suara yang dikehendaki sang Caleg. Keterangan :
* Target dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan juga realistis dan tidaknya. Semakin tinggi suara yang ingin dicapai, semakin sulit pelaksanaannya, dan semakin besar pembiayannya. DESKRIPSI SINGKAT Strategi pemenangan MEMILIH SUARA ini berdasar pada suatu proses pengorganisasian team yang dibentuk sampai pada level desa atau bahkan RW/RT. Kerja-kerja colecting suara sepenuhnya berada pada team paling bawah (tingkat desa atau RW/RT). Sedang team yang berada pada level kecamatan, kabupaten, dan di atasnya sesungguhnya hanya berperan sebagai pendukung dari kerja-kerja team pada tingkat desa atau dibawahnya. Contoh: Untuk memenuhi angka 30% BPP caleg DPR-RI Daerah Pemilihan DIY, suara yang dibutuhkan adalah 97,296 Suara. Jika target perolehan suara ini dibagi per wilayah administrasi, maka seorang caleg harus memperoleh suara rata-rata per kecamatan sebesar 1,247 suara, 222 suara per desa/kelurahan, 9,47 suara per RW, dan 3,8 suara per RT. Untuk memudahkan, kita bulatkan kebutuhan suara rata-rata per RT adalah 4 suara. Dengan demikian maka suara yang akan diraih adalah sebesar 108,512 suara. Untuk memperoleh suara rata-rata 4 suara per RT, maka dibutuhkan minimal 1 orang anggota team yang mengkoordinir 5 RT di wilayahnya, atau setara dengan 20 suara. Dengan demikian, sedikitnya dibutuhkan 5,425 orang anggota team yang tersebar secara merata pada tiap-tiap 5 RT di seluruh desa/kelurahan. Sesungguhnya, semakin kecil jumlah suara yang menjadi tanggung jawab 1 anggota Team, semakin mudah menjaga dan merawatnya. Adapun tahapan yang harus dilakukan adalah: 1.) Pemetaan medan, termasuk penentuan jumlah suara dan pembagiannya menurut wilayah administrasi, 2.) kemudian menentukan keinginan dan kebutuhan pemilih, sebelumnya harus dilakukan survey. 3.) Rekruting Team dan Pendidikan, dan mulai menandai calon pemilih dan tokoh-tokoh yang dapat menjadi jembatan komunikasi 4.) Melaksanakan acara pertemuan-pertemuan, hal-hal karikatif, dan juga sedikit “kampanye udara”. 5.) team desa mencatat dan menentukan pemilih (nama, alamat, dan no telp jika ada), 6.) Turba, Bantuan, dan agenda-agenda lain (tentu yang diarah hanya mereka yang sudah dipilih oleh team desa). 7.) evalusi kerja kampanye - cheking suara – evaluasi. 8.) serangan terakhir. Tentu saja, improvisasi akan sangat banyak terjadi sesuai dengan perkembangan lapangan, dan aksi-aksi yang dilakukan tidak mesti runtut sebagaimana di atas, sangat dimungkinkan ada beberapa aksi yang dilakukan bersamaan, dan ada yang berganti urutan; sesuai kebutuhan lapangan. TEAM PEMENANGAN Sebagaimana di atas, Inti daripada kerja-kerja pencarian dan penjagaan suara dilakukan oleh team pada tingkat desa. Namun demikian tanpa dukungan dari team yang berada di level atasnya, team tingkat desa tidak akan mampu melakukan penyisiran dan pencarian suara secara maksimal. Team tingkat desa adalah “pasukan lapangan” dan boleh dikatakan sebagai “pasukan infanteri” garis depan yang membutuhkan support dan dukungan penuh dari teamteam lainnya. oleh karenanya akan dijabarkan disini beberapa team pendukung yang supportnya dibutuhkan: 1. Team Olah Data (Intelijen)
Team ini merupakan team yang bertanggung jawab menyediakan semua informasi dan data yang dibutuhkan team lain. Beberapa tugas utama team ini adalah : a. Collecting Data Akurat dan tidaknya sebuah kampanye terletak pada sebanyak dan seakurat apa data yang dimiliki team. Seperti Sun Tzu, mengenal medan, diri sendiri, dan musuh adalah setengah dari kemenangan. Data yang harus dimiliki team sekurang-kurangnya adalah: 1. Data Monografi, meliputi jumlah penduduk, jumlah pemilih, agama, suku, organisasi, mata pencaharian, kultur, dan sebagainya. 2. Data Geografi, peta kabupaten/kota, peta desa. 3. Data Administrasi, pembagian wilayah administrasi sampai pada level terkecil, yaitu RT. 4. Data perolehan suara Pemilu 2009 untuk semua tingkatan legislatif. 5. Data calon legislatif kompetitor yang meliputi biodata rinci, kans perolehan suara. b. Survey Survey dimaksudkan untuk mengetahui dan memetakan kebutuhan dan keinginan pemilih, sehingga nanatinya Slogan Kampanye, Program, Pernyataan dan komentar caleg, dan lainlain dapat langsung menyentuh otak dan hati pemilih. Selain itu dalam Strategi MEMILIH SUARA survey juga bermaksud untuk menandai kontak-kontak yang dapat menjadi jembatan komunikasi. c. Analisis Selain mengumpulkan data dan survey, team juga harus menganalisis data yang sudah dimiliki, termasuk melakukan perencanaan strtagis terkait dengan program kampanye dan peta medan. d. Rekomendasi Selain itu semua, tentu saja team harus punya kekuatan untuk memberikan rekomendasi dan petunjuk kepada team lain dan team pengumpul suara. Pada level ini, team menjadi markas yang memberikan peta jalan kepada tiap-tiap “agen lapangan”. Team ini cukup di bentuk pada level paling tinggi, artinya pada tiap-tiap Dapil untuk DPRRI. Anggota Team adalah orang-orang yang memiliki kemampuan yang dibutuhkan sebuah team olah data, paling pas jika team ini diisi oleh mahasiswa atau sarjana (belum menikah). 2. Team Event Organizer Team ini bertanggung jawab untuk melakukan seluruh rangkaian kegiatan kampanye, terutama kampanye programatik yang melibatkan massa. Namun tenaga dari team ini juga harus dapat diperbantukan untuk melakukan survey dan konsolidasi. Kualifikasi anggota team ini adalah : Sekurang-kurang 75% adalah perempuan dengan kategori Cantik, sehat, segar, ramah, dan smart. Posisi ini paling cocok di tempati Mahasiswi atau siswi SMA. Intinya, team ini sekaligus dapat menjadi “gula” bagi berkumpulnya “Semut-semut” kampung. Team ini dapat dibentuk pada tiap-tiap kabupaten atau juga ditambah pada team di atasnya. 3. Team Kreatif Team ini bertanggung jawab untuk menyediakan disain bahan-bahan publikasi dan sosialisasi mediatik yang diolah dari rekomendasi team olah data. Team ini cukup dibentuk pada level Koordinator Dapil DPR-RI. Tentu saja paling cocok diisi para desainer dan orang-orang komunikasi (sedapat mungkin belum menikah).
4. Team Pengumpul Suara Inilah team yang bertanggung jawab penuh di dalam pencarian, pengumpulan, dan penjagaan suara. Team ini dapat dibagi ke dalam: a. Rekruting dan Diklat Setelah mengetahui target suara yang dibutuhkan pada masing-masing wilayah administrasi. Pertama-tama yang harus dilakukan adalah rekruting team. Tentu saja ini adalah PEKERJAAN BERAT, karena dalam tiap Dapil untuk DPR-RI sedikitnya dibutuhkan 6000an anggota team yang tersebar di seluruh wilayah administrasi. Selain itu, jika salah menentukan kualifikasi dan sistem yang diterapkan keliru, agenda rekruting ini akan memakan biaya tinggi, sekaligus nantinya perawatannya pasti akan lebih tinggi lagi. Oleh karenanya dibutuhkan teknik, mekanisme, perencanaan, dan perawatan khusus yang Murah, Solid dan cepat pembentukannya. (Metode Rekruting dan Pengorganisasian Team akan dijelaskan dalam tulisan khusus). b. Program Team ini layaknya adalah “Pasukan Artileri” yang harus selalu siap-sedia melakukan back up terhadap team yang berada di garis depan. c. Penyisir Suara Dalam keseluruhan team, inilah sesungguhnya team inti dari seluruh team yang ada. Team ini adalah pasukan garis depan. Di tangan tiap-tiap 1 orang dari merekalah 20 suara dipegang. Mereka adalah warga dari 5 RT yang paling dekat secara geografis. Kualifikasi dari anggota team ini adalah: pemuda dan belum menikah, sedapat mungkin bukan tokoh pemuda, apalagi tokoh masyarakat. Sedikitnya ada 3 (tiga) kegiatan untuk Penyisir Suara yang harus dilakukan secara bertahap dan "door to door" (Silaturrahmi): 1. Popularitas. "Tak kenal maka tak sayang" begitulah kata pepatah. Tahap pertama yang harus dilakukan oleh Penyisir Suara adalah memperkenalkan biografi, visi dan misi serta program-program Caleg kepada masyarakat luas. 2. Akseptabilitas/Likeabilitas. Setelah masyarakat mengenal sosok atau biografi, visi dan misi serta program-program Caleg maka tahap selanjutnya adalah "sayang", yakni: membuat masyarakat simpati dan empati kepada Caleg. 3. Elektabilitas. Setelah "sayang" tahap berikutnya adalah mengajak masyarakat untuk memilih Caleg dengan hati dan kesadarannya. Dalam melaksanakan kegiatan tersebut di atas, Team Penyisir Suara perlu dibekali properti atau souvenir sebagai alat bantu peraga untuk mengkomunikasikan sosok Caleg yang harus dipilih kepada masyarakat, diantaranya: 1. Kartu Nama Caleg 2. Stiker Caleg 3. Seragam pemilih suara Caleg berupa kaos atau baju 4. Kalender Caleg 5. Baliho Caleg atau Bendera Caleg, dll Keseluruhan Team yang dimaksud diatas adalah team pemenangan independen dan HARUS
INDEPENDEN, artinya berada di luar institusi partai namun harus bergerak sinergi dengan team pemenangan pemilu milik partai. Mudahnya bolehlah team ini disebut sebagai RELAWAN. PENDANAAN Setiap orang tentu saja akan beranggapan, pendanaan dari bangunan team yang berjumlah 6000an atau bahkan lebih untuk hanya 1 Dapil DPR-RI pastilah sangat mahal. Hal itu benar sejauh orang berpikir bahwa seluruhnya harus dirawat dengan uang. Dan sejauh orang berpikir seluruhnya ditanggung oleh 1 orang. Karena Strategi ini berbasis pada sistem pengorganisasian, maka uang sesungguhnya hanyalah back up saja. Namun tentu saja, uang tetap dibutuhkan. Itu pertama, kedua, sistem ini mengandaikan diterapkannya kerja bertingkat. Artinya 1 bagunan sistem dengan 1 team pelaksana, dapat mengerjakan kepentingan beberapa caleg sekaligus, yakni caleg dengan nomor urut sama dari seluruh level. Contoh: Team membutuhkan dana 100 juta. Karena team bekerja untuk memenangkan caleg no urut 3 untuk DPR-RI, nomor urut 3 untuk DPRD Tingkat 1 dan Caleg no urut 3 DPRD Kabupaten/kota maka pendanaan yang dikeluarkan oleh masing-masing caleg tentu tidak sampai 100 juta. Ilustrasi: untuk memenuhi kebutuhan survey di Dapil Jatim III, team membutuhkan 20 juta untuk tiap kabupaten. Jatim III ada 3 kabupaten. Maka dana yang dibutuhkan adalah 60 Juta. Adapun untuk seluruh Caleg semua level yang bernomor urut sama dari 1 partai jumlahnya adalah: 1. 1 orang Caleg DPR-RI 2. 1 orang Caleg DPRD Tingkat I 3. 16 orang caleg DPRD Tingkat II jumlah = 18 orang. Jika kebutuhan dana tersebut di bagi rata maka jumlah urunan masingmasing caleg kl. Rp 3.400.000. tapi tentu saja urunan Caleg dari level yang lebih tinggi juga lebih tinggi nominalnya. Demikianlah seterusnya. STRATEGI KAMPANYE PEMENANGAN PEMILU LEGISLATIF Bangunan Sistem kampanye sejatinya sangat berpengaruh terhadap perolehan suara pada pemilu. Secara sederhana dan singkat barangkali beberapa model dibawah ini jamak ditemui: 1. Pencitraan Pencitraan biasanya dilakukan guna mengenalkan (sosialisasi) tokoh atau partai. Biasanya menggunakan media : Iklan (Baik cetak ataupun elektronik), Papan Reklame, Spanduk, Poster, Stiker, dan media-media promo lainnya. Catatan: Hal ini penting sejauh dimaknai sebagai sebuah “serangan udara” yang tidak terpisah dari program lainnya. Namun, metode ini tidak mampu mengukur efektifitas dirinya sendiri. Diperlukan bantuan perangkat lain untuk mengukurnya, dan kuantitasnya tidak selalu berbanding lurus dengan hasilnya. 2. Kampanye Publik Yang dimaksud kampanye publik adalah kampanye yang dilakukan dengan pengumpulan massa. Biasanya berbentuk: Vergadering (rapat akbar), Konvoi, Mujahadah, Istighatsah,
Dialog Publik, dan lain semacamnya. Catatan: Hal ini menjadi berarti sejauh juga dimaknai sebagai “Serangan Udara” atau “Serangan Laut” yang juga tidak terpisah dari program lainnya. sebagaimana pada metode pencitraan, model ini juga tidak mampu mengukur jumlah suara yang bakal diraih dari hasil kampanye. Kalaupun ada sejumlah massa berkumpul, hal tersebut juga tidak dapat dijadikan patokan jumlah suara yang akan diraih, apalagi ditengah maraknya fenomena “satu orang pemilih dapat mengenakan 5 atau 10 kaos partai yang berbeda-beda”. Lain daripada itu, kampanye semacam ini tidak mengarah ke 1 orang Caleg, melainkan partai secara umum. 3. Meraih Simpati Tokoh Tokoh Masyarakat (Tokoh Agama, Tetua Adat, Pemimpin Pergerakan, Ketua Perhimpunan Profesi, Pemimpin Teritorial Pemerintahan) seringkali juga menjadi rebutan partai atau caleg. Harapannya dengan meraih “Kepalanya”, “Leher sampai ujung Kakinya” juga akan ikut. Catatan: Hal ini juga menjadi penting sejauh diposisikan sebagai jembatan penghubung atau pelempang jalan bagi program dan “serangan” lainnya. dalam mendongkrak perolehan suara, sedikit banyak upaya ini efektif sejauh tidak ada hal-hal memaksa dari eksternal (lawan) yang mengacaukan soliditasnya. Namun demikian penting diperhatikan bahwa ada fenomena pembangkangan diam-diam dari massa terhadap patron tokoh-tokoh yang disebut di atas. Selain itu, biasanya para tokoh-tokoh tersebut “harga simpati dan dukungannya” mahal, sedang kerjanya minim. (disini peluang Strategi MEMILIH SUARA nantinya dapat mengobok-obok pengaruh para tokoh tersebut). 4. Turba Selain Beberapa Hal di atas, yang biasanya tidak satupun Partai atau lebih tepatnya Caleg melupakan adalah Turba alias Menyapa Pemilih. Bagi Caleg yang memiliki investasi sosial yang tinggi diluar kepentingan pemilu tentu dapat mengandalkan teknik ini. Teknik ini juga sering dimaknai sebagai “Serangan Darat”. Singkatnya hal ini dilakukan dengan mengunjungi pemilih dengan cara : Dari pintu ke pintu mengunjungi kerabat, teman, kolega, dsb. Hadir di acara komunitas (baik yang natural ataupun direkayasa), hadir di forumforum, baik formal ataupun non formal, dsb. Catatan: Bagi Caleg yang memiliki investasi sosial tinggi, hal ini efektif, namun pengukuran jumlah raihan massa hanya berdasar asumsi. Bagi Caleg yang minim investasi sosialnya, harus lebih rajin dan berhati-hati menggunakan teknik ini, jangan sampai menjadi boomerang, serta harus didukung dengan perangkat dan teknik lainnya. 5. Program Salah satu bagian dari agenda kampanye yang juga tidak pernah dilupakan adalah Program, program bentuknya dapat bermacam-macam: dari penyedian air bersih, pembuatan sumur, perbaikan jalan kampung, pembangunan listrik desa, bio energy, pengolahan sampah dan limbah industri, bantuan alat-alat pertanian, bantuan ternak, perbaikan rumah ibadah, dan lain sebagainya. Harapannya, warga yang telah dibantu tersebut dapat semakin mantap untuk memberikan dukungannya. Pada beberapa hal, hal ini dapat diposisikan sebagai “back up artileri bagi pasukan infanteri”. Catatan: Upaya ini pasti ada hasilnya, tapi semua partai pasti sama-sama melakukan, jika celaka, sang caleg justru hanya buang rupiah, karena ternyata suaranya justru lari ke caleg lain karena nyumbangnya lebih banyak. Tapi jika diatur dengan baik dan sinergi dengan
agenda dan bagian lainnya, hal ini mampu mengikat pemilih. Tapi tentu, biasanya urunannya juga lumayan. 6. Money Politic Money politics atau politik uang adalah suatu bentuk pemberian atau janji menyuap seseorang baik supaya orang itu tidak menjalankan haknya untuk memilih maupun supaya dia menjalankan haknya dengan cara tertentu pada saat pemilihan umum. Perwujudan tindakan money politics dalam pemilu diantaranya: -Serangan fajar -Mobilisasi dana pemilu -Influence buying -Bantuan religius -Entertaining penyelenggara pemilu -Mahar (beli kursi, seat buying) Secara hukum, praktik politik uang tegas dilarang, dan termasuk tindak pidana dengan jerat hukuman seperti di atas. Secara etika, politik uang merupakan sebuah praktik kotor, karena di situ ada hak orang yang dibeli dengan harga murah. Di dalam KUHP (induk pidana umum) terdapat 5 pasal mengenai tindak pidana “Kejahatan Terhadap Pelaksanaan Kewajiban dan Hak Kenegaraan” yang ada hubungannya dengan pemilihan umum. Di sini saya akan mengutip 1 pasal terkait delik money politik — yaitu pada Pasal 149 yang berbunyi; “...menyuap atau berjanji menyuap seseorang agar jangan menggunakan haknnya untuk memilih; diancam pidana penjara selama-lamanya 9 (sembilan) bulan atau denda Rp. 4.500 (empat ribu lima ratus rupiah”. Kemudian dari KUHP tsb, delik dirumuskan dan dikodifikasi ulang dalam undang undang khusus pemilu (UU Pemilu) 1999, dan diperbaharui lagi dalam UU Pemilu 2008 yang diterbitkan oleh Presiden SBY dalam lembar Negara Republik Indonesia Nomor 10. Berikut bunyi lengkapnya; “barang siapa pada waktu diselenggarakannya pemilihan umum menurut undang-undang ini dengan pemberian atau janji menyuap seseorang, baik supaya orang itu tidak menjalankan haknya untuk memilih maupun supaya ia menjalankan haknya dengan cara tertentu, dipidana dengan pidana hukuman penjara paling lama tiga tahun. Pidana itu dikenakan juga kepada pemilih yang menerima suap berupa pemberian atau janji berbuat sesuatu.” — Pasal 73 ayat 3 UU Pemilu No. 3/1999. “pelaksana peserta atau petugas kampanye dilarang menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya kepada peserta pemilu” – Pasal 84, Ayat 1 Huruf J, UU Pemilu No. 10 Tahun 2008. Delik money politik juga diatur dalam undang undang Pilkada Tahun 2004 dengan bunyi; “setiap orang yang dengan sengaja memberi atau menjanjikan uang atau materi lainnya kepada seseorang supaya tidak menggunakan hak pilihnya, atau memilih pasangan calon tertentu, atau menggunakan hak pilihnya dengan cara tertentu sehingga surat suaranya tidak
sah, diancam dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) bulan dan /atau denda paling sedikit Rp satu juta rupiah (1.000.000) “ – UU Pilkada No. 32 Tahun 2004 Pasal 117. Catatan: Butuh duit banyak dan juga beresiko tinggi terkena sanksi administratif atau bahkan sanksi pidana. (dalam Strategi MEMILIH SUARA teknik ini juga diberi tempat, tapi tidak seperti menabur pupuk, akan tetapi untuk menutupi kekurangan suara yang error dalam pengorganisasian. Jadi jumlah amplop yang ditebar sesuai dengan jumlah kekurangan suara yang ditargetkan). PENUTUP Demikianlah deskripsi singkat tentang Strategi MEMILIH SUARA, agar tidak salah dalam memilih suara demi kemenangan yang dapat diukur dan terukur. Selanjutnya tinggal do’a, usaha dan pasrah. Good Luck...!!!
STRATEGI JITU, SUKSES JADI CALEG 2019 AppleMark Oknews.co.id, Malang – Inilah Catatan bahwa ditengah-tengah tekanan ternyata siapapun dengan langkah dan strategi yang tepat, dengan niat yang benar, akan mampu meraih kemenangan. Inilah 2 Zona Sengit Persaingan Pemilu Legislatif Pernahkan Anda mendeteksi adanya kenyataan ini, jelang persaingan di pemilu 2014. Anda mungkin sudah memiliki sederet daftar kira-kira siapa saja prosfek pemilih Anda. Anda melihat yang jauh, padahal orang-orang dekat Anda sendiri ternyata belum tentu akan memilih Anda. Siapa saja mereka dan apa alasannya? Bila kurang piawai mengelola strategi dan langkah kemenangan, maka banyaknya uang bukan lagi menjadi sebuah jaminan untuk menang di pemilu 2019. Pemilu sekarang adalah sebuah wilayah persaingan total yang dilakukan secara individu,
caleg itu sendiri. Persaingan total terjadi karena harus menghadapi pihak internal dan eksternal. Pihak internal yang harus anda hadapi adalah caleg lain di partai anda. Pihak eksternal adalah caleg-caleg dari partai lain. Makin berat lagi adalah sebagaimana disebutkan di awal. Orang-orang dekat anda yang belum tentu memilih Anda.Ini memang kondisi membingungkan, namun benarbenar nyata terjadi. Seperti yang mungkin sudah Anda pikirkan. Persaingan sengit dalam Pemilu Legislatif tergolong menjadi 2 zona persaingan. Anda perlu bertarung di dua zona itu sekaligus. Partai dipastikan tidak menjamin caleg mana yang pasti menang. Pertama, zona internal. Anda bersaing dengan internal. Dengan teman-teman satu partai. No urut tidak banyak membantu kemenangan Anda. Anda kini harus bersaing untuk mendapatkan suara terbanyak, menyingkirkan rekan-rekan Anda. Struktur partai tidak menjamin akan mendukung Anda, kecuali Anda punya power di struktur. Bila tidak, jangan harap. Ada yang mungkin pro Anda, tapi lihatlah, bisa dihitung dengan jari. Mereka tentu memilih netral. Namun berdasarkan pengalaman saya Yang pernah menjati Ketua Tum Sukses Caleg di pileg 2009, Netral itu tidak pernah Ada. Struktur meskipun secara lisan netral tapi tindakan dilapangan, sangat bisa di amati, bercerita lain. Kedua, Zona Eksternal. Anda bersaing dengan caleg di partai lain. Ini tentu suatu kewajaran. Jadi tak perlu ada pembahasan lebih detail disini. Anda harus bersaing total disini, dan kelihatannya, persaingan pemilu kali ini, lebih cenderung, merupakan persaingan individu. Makanya semakin hebat strategi dan langkah, maka berpeluang akan mampu menyaingi para saingan. Semoga Anda menemukan langkah dan strategi yang mantap.
BAGAIMANA DENGAN STRATEGI MEMBAGIKAN UANG? Sangat mungkin akan salah perhitungan. Bila seorang caleg, yang membagikan uang, mengira dirinya akan dipilih, sebaiknya angapan ini perlu dipikir ulang?Asumsi ini salah besar. Bila tidak menang, ya kalah. Tidak ada pilihan lain, hanya dua pilihan. Sementara kenyataan yang Ada saat ini strategi money politik hanya akan mengotori tangan saja, namun Menang belum tentu. Ini sangat memungkin terjadi karena bukan satu caleg saja di dapil itu yang bagi-bagi uang. Beberapa caleg pesaing juga sangat mungkin melakukannya. Bagi yang awalnya tidak akan melakukan pun hampir-hampir akan tergoda untuk melakukannya karena melihat suasana dilapangan, pesaing melakukan langkah ini. Bila perang uang, hingga satu orang hak pilih mendapatkan 3-4 amplop, maka tentu yang akan dipilih hanya satu, tidak mungkin semuanya. Siapa kira?Tidak ada yang tahu. Bisa jadi yang paling besar isi amplopnya. atau, Bisa jadi justru yang tidak ngasih amplop, tapi ada kedekatan dengan sang caleg. Ini benar-benar terjadi dilapangan. Atau……..?blank, tak ada yang tau, hanya dia dengan Tuhan. Memilih Zona Garapan Kampanye Biar Menang Ada sebuah pemahaman yang mungkin perlu menjadi pertimbangan sang caleg dalam kampanye yaitu ia tidak perlu melakukan kampanye di semua wilayah, kampung atau desa. Fokuskan hanya menggarap wilayah-wilayah tertentu berdasarkan hasil pemetaan kekuatan dan peluang suara Anda.
Anda bisa melihat sebuah fakta dari pemilu legislatif tahun 2009 yang menunjukkan ternyata untuk bisa menang meraih satu kursi tidak perlu suara puluhan ribu. Dengan suara di bawah 5000 saja sudah bisa berhasil mendapat satu kursi. Tentu bukan berarti Anda berlenggang kangkung tanpa kerja keras. Hanya saja ini untuk memperlengkap data sehingga Anda tidak buang-buang waktu dan tenaga sehingga Anda menjadi fokus wilayah mana saja yang perlu di optimalkan pada periode kampanye. Pada daerah pemilihan Anda, yang terdiri dari beberapa kecamatan dan terdiri dari puluhan desa. Maka Anda bisa memilah kecamatan dan desa mana yang harus jadi prioritas. Demikian juga dalam satu desa tidak semua kampung menjadi wilayah garapan. Wilayah-wilayah yang bukan prioritas, posisinya hanya untuk suara tambahan saja. Ada yang milih sang caleg, Alhamdulillah. Tida juga, tidak ada masalah. Namun bila ada kemungkinan mereka masih mau memilih partai maka mereka diorientasikan untuk menambah angka pada suara partai saja. Jadi suara sang caleg di jagokan dari wilayah-wilayah yang sedang fokus menjadi sasaran kampanye. Presentase Kampanye Dengan Teknologi Apakah Anda pernah melihat sesuatu yang tidak lajim dilakukan saat seorang calon anggota legislatif ketika menyampaikan presentasi kampanye di tengah kumpulan masyarakat? Presentase kampanye yang benar-benar berbeda dengan kampanye yang dilakukan kebanyakan caleg.
Tidak banyak program secara komprehensif yang mereka paparkan, yang ada hanya ngobral janji mau ngasih ini dan itu sebelum pemilihan dilakukan. Terkadang ada pula yang memberi sumbangan kepada mushola berupa karpet, misalnya. Visi misi mereka tidak jelas, ngambang. Langkahnya kelihatan timpang dan rapuh. Ini terlihat dari penguasaan sang caleg terhadap konsep yang mentah bahkan nyaris tidak ada. Berbicara langkah dan strategi apalagi, nyaris tidak pernah terucap. Ada yang berbeda cara kampanyeu yang dilakukan salah satu caleg. Jadwal kampanye disiapkan; setiap pertemuan kampanye di dampingi oleh tim teknologi, pembawa acara, dan tim-tim lainya. Sebelum jam kampanyeu tiba, peralatan dipastikan sudah disiapkan oleh tim khusus kampanye. Meliputi, pengeras suara, laptop, infocus, dan layar. Isi materi kampanyeu di periksa sehingga dipastikan sudah siap. Termasuk film-film yang menghibur untuk mencairkan suasana dan tidak terkesan terlalu formal. Jadi metode kampanye-nya tidak hanya lisan saja. Ini sudah menjadi prosedur standar kampanye caleg tersebut. Salah satu film atau dokumen yang disampaikan diantaranya film atau dokumen kegiatan-kegiatan sang caleg, prestasi-prestasinya, profilenya dan sebagainya. Diramu menjadi sebuah rangkaian yang tidak menjemukan. Di salah satu sesi acara disediakan waktu khusus untuk tanya jawab, curah pendapat, dan menampung keluhan-keluhan masyarakat. TIM SUKSES UJUNG TOMBAK KEMENANGAN
Anda mungkin sudah membayangkan dan mengukur posisi TIM SUKSES caleg merupakan sisi yang harus sangat diperhatian secara serius untuk menembus kabut pekat persaingan pemilu. Mereka memiliki posisi kunci untuk memenangkan Anda. Seperti yang sudah Anda maklumi keberadaannya. Peranan Tim Sukses dalam pemilihan Umum (Presiden , Gubernur, Bupati/Walikota), Bahkan hingga ke tinggkat pemilihan Kepala Desa dan karang taruna, merupakan UJUNG TOMBAK bagi kandidat untuk MENANG pemilu. Yang sangat tampak adalah tanpa tim sukses yang baik dan solid, kelihatannya sulit bagi calon kandidat untuk bisa meraih suara dari masyarakat. Inilah pekerjaan rumah politik bagi CALEG dalam menghadapi pemilu.Lihatlah banyak hal, diantaranya melalui tim sukses, tidak terlepas publikasi yang giat kepada masyarakat umum, berharap mendapat apresiasi masyarakat luas. Tentu sudah disadari pula, Tim sukses mengatur strategi komunikasi politik sehingga visi dan misi yang dijanjikan dapat didengarkan dan diterima publik dan basis dukungannya. Dalam proses sosialisasi keliling, turun lapangan, perkenalan caleg kepada masyarakat, tim sukses sangatlah menentukan.Tim sukses adalah ujung tombak untuk merebut kemenangan. HATI-HATI, TIM SUKSES YANG KONTRA PORUKTIF SANGAT MEMBAHAYAKAN Dua pengalaman dalam kasus pemilu legislatif 2009 dan Pilkades ini diharapkan jadi pelajaran penting untuk caleg dalam memilih dan menyeleksi TIM SUKSESnya. Kami mengistilahkannya “CALO POLITIK”.
Peristiwa ini menimpa pada orang yang sama. Ditemukan dari pengamatan sederhana kami di lapangan. Dan dua kali pencalonan itu selalu kalah. Inilah bagaimana potret memilih tim sukses yang sembarangan. Asal Comot. 1. Tim sukses ini, tidak pernah menujukkan secara tegas bahwa ia mendukung sang kandidat. “Milih boleh siapa saja.” Dari pembicaraannya, ia tidak punya kepercayaan diri untuk menujukkan dirinya berada di pihak siapa, padahal semua orang tahu ia berada di pihak sang kandidat. Anehnya ia tidak pernah menunjukkannya dengan tegas. 2. Tidak pernah memanfaatkan kesempatan saat berkumpul dengan rekan-rekannya untuk menyampaikan, setidaknya, permintaan bantuan, pada saat hari H, mereka memilih sang kandidat. 3. Kebanyakan waktu, hanya duduk di rumah sang kandidat, kumpul dengan orangorang yang hampir tiap waktu datang ke rumah sang kandidat. 4. Tim Sukses tersebut, sangat kentara terlihat tidak punya konsep marketing politik, sama sekali. Anehnya masih saja dipelihara. Mungkin ada kualitas tertentu yang dilihat sehingga orang ini tetap dipilih menjadi tim sukses. 5. Tim sukses itu, terlihat semangat saat ketika dikasih uang jalan, atau uang operasional. Ada uang baru bergerak. Disuruh baru bergerak, seperti goong, yang baru berbunyi setelah ada yang memukul. 6. Tim Sukses itu, apa2 minta ongkos. Tak ada ongkos tak bergerak. Bergerak hanya asal terlihat tidak diam. 7. Tidak ada jalur komunikasi yang jelas, Tidak ada ring yang jelas, sehingga sang kandidat sangat mudah di manfaatkan oleh orang-orang yang tiba-tiba mengaku2
mendukung dirinya. Yang ujung-ujungnya minta ongkos atau minta opersional untuk kegiatan pendukungannya. 8. Tim sukses kelihatan ada gerak program berkeliling, di malah hari H, itu pun saat bagi-bagi uang saja, selebihnya tidak tampak. Suatu saat dimalam hari H pemilihan, seorang TIM SUKSES ditugaskan untuk membagikan Amplop. Setelah beberapa hari diketahui ia bekanja beberapa furnitur rumah. Kometar orang bermacam-macam bernada miring. “Wah ia dapat uang besar rupanya, soalnya tumben belanja perlengkapan rumah.” Kemudian terdengar kabar, tidak semua amplop dibagikan sesuai rencana. Dan Amplop diganti, sementara jumlah isi amplopnya dikurangi. Hasil pemilihan mengatakan, Setelah selesai perhitungan, suara di lokasi TPS tempat untuk bagi-bagi uang, yang ditargetkan mendapat ratusan pemilih, buktinya, hanya dapat belasan. KEMANA uang itu larinya. Kemana target pemilih itu memberikan suaranya. Setidaknya, ada dua kemungkinan jawabannya : Pertama, Kemungkinan uang itu tidak di bagikan Kedua, Kemungkinan orang yang di kasih uang, ternyata memilih kandidat lain yang ternyata memberikan uang lebih besar. Seperti inikah TIM SUKSES yang Anda harapkan? Pengorbanan waktu, uang, tenaga, dan pikiran, ternyata sia-sia. Terbuang begitu saja. Inilah Strategi Kampanye Pemilu Legislatif Murah Meriah Dan Efektif Bagian ini memang akan mengungkapkan sesuatu yang mengejutkan dan sedikit tidak lajim dalam melakukan kampanye pemilu legislatif. Bagian ini menyajikan strategi kampanye pemilu legislatif yang murah meriah, bermanfaat sekaligus efektif.
Ingatkan Anda, ini mungkin sangat menarik. Mari ingat-ingat, berapa kali Anda mendiskusikan bersama-sama secara serius rencana strategi dan taktik membahas topik mengenai strategi kampanye atau strategi kemenangan Anda? Kampanye Cara Lama Beberapa kampanye cara lama tentu sudah Anda kenal. Anda bisa mengidentifikasinya sendiri. Bagi kaos, sebarkan uang, memasang baliho dengan gambar-gambar yang aneh, bagi-bagi sembako, sosialisasi keliling. Dsb. Ini tentu sah-sah saja untuk Anda lakukan. Ternyata ada juga strategi lain yang mungkin belum Anda sentuh, atau bahkan baru kali ini melihat kemungkinanya, yaitu sebuah strategi kampanye yang mungkin belum lazim dilakukan dalam kampanye di pemilu-pemilu sebelumnya. Strategi Kampanye Yang Tak Lajim Berikut ini strategi yang tidak lajim dilakukan pada pemilu legislatif sebelumnya. Anda mungkin melihatnya ini sebuah terobosan baru yang sangat bagus. Menurut Hendra Sipayung, di politik.kompasiana.com, menyebutkan 3 strategi yang mungkin bisa Anda terapkan jelang pemilu legislatif. Strategi ini mungkin yang paling murah untuk dilakukan dibanding cara-cara lama. Cara yang paling murah adalah dengan berbagi “hal yang produktif”. Apa itu? Pertama, Pengetahuan Kedua, Alat produktif Ketiga, Menyampaikan visi dan misi melalui sarana tertulis. Pengetahuan. Untuk berbagi pengetahuan, Anda bisa membuat pelatihan untuk menjawab tantangan yang sedang dihadapi dapil Anda. Misalnya untuk target pemilih kaum Ibu, Anda bisa berbagi pengetahuan tentang usaha, kesehatan anak, dsb.
Anda juga bisa menyebarkan buku atau hal-hal yang bermanfaat dimana Anda sebagai narasumbernya, melalui buku atau internet. Internet mampu menjangkau orang dimanapun berada. Anda bisa bayangkan kemungkinanya. Tapi apakah dengan strategi itu cukup? Tidak. Anda harus membuat sebuah sistem dan strategi. Misalnya Anda mengajarkan petani cara berbisnis maka Anda bisa melatih mereka untuk berusaha dengan modal pinjaman kecil, yang Anda titipkan melalui koperasi. Atau Anda bisa membantu masyarakat untuk menjual produk kerajinannya setelah Anda mengajarkan tentang membuat sebuah hiasan unik. Dengan strategi ini Anda hanya mungkin mengeluarkan biaya untuk mendatangkan narasumber, dan akan lebih murah jika Anda lakukan sendiri. Mungkin untuk penerbitan buku atau website modalnya juga tidak terlalu mahal, bahkan beberapa diantaranya gratis. Alat Produktif. Anda bisa menyediakan peralatan yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk melakukan tindakan produktif. Misalnya mesin pengolahan untuk petani, mesin untuk membuat minuman, dsb. Dimana peralatan tersebut bisa dimanfaatkan masyarakat secara kolektif. Visi dan Misi. Mengenai visi-misi Anda sampaikan kepada target Anda secara tertulis. Untuk golongan yang terdidik Anda bisa menyajikannya dalam bentuk buku yang memberikan penjelasan secara rasional. Namun untuk masyarakat kurang terdidik, Anda bisa menyampaikan visi secara lebih umum, dalam tulisan yang singkat dan tidak terlalu tebal dan lebih banyak visual dan ilustrasi. Jadi ada banyak strategi yang bisa Anda lakukan untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat. Diantaranya memberikan hal yang produktif bagi masyarakat sebelum Anda menjadi anggota legislatif. Dan telah bisa mendatangkan solusi sebelum Anda memiliki power untuk menghasilkan penyelesaian masalah yang lebih besar.
Apakah Anda sudah memperhatikan setidaknya ada 6 kategori calon pemilih Anda, dimana dari masing-masing kategori itu memerlukan sentuhan yang berbeda satu sama lain, untuk menggiring mereka sehingga memilih Anda. Beda kategori beda cara menyentuhnya. Untuk mengetahui 6 kategori calon pemilih Anda dan bagaimana langkah yang perlu dilakukan untuk menyentuh masing-masing, luangkah waktu untuk membaca buku “Menang Cemerlang Tanpa Uang Merebut Kursi Legislatif”. Mengelola Perode Waktu Jelang Pemilu Apakah Anda pernah memperhatikan waktu yang masih luang ini. Setidaknya ada 3 pembagian periode waktu yang perlu Anda perhatikan yang kemudian menggunakannya se-efektif mungkin untuk merebut kemenangan. Sudahkah anda mengamati? Pemilu legislatif 2014, juga 2009, sudah masuk kedalam wilayah zona persaingan individu. Maka sudah seharusnya Anda lebih jeli lagi memperhatikan berbagai segi kemungkinan untuk dimanfaatkan menjadi sarana pendulang suara. Pertama, waktu sebelum Anda ditetapkan jadi CALEG. Bila ada wacana kuat dan memang Anda pasti akan menjadi caleg di partai Anda. Maka manfaatkan waktu ini untuk membangun opini, membangun citra. Anda bisa membuat alat produktif sebagai mana sudah Anda ketahui di bagian Atas. Anda bisa mempelajari cara obama bekampanye saat jelang pemilihan presiden yang pertama. Ada beberapa kategori calon pemilih dimana masing-masing diberikan sentuhan yang berbeda. Satu hal yang dilakukan pada saat-saat awal adalah, melakukan kampanye, namun tidak pernah ada kata-kata atau himbauan berupa ajakan untuk memilih Obama. Tahap ini yang disampaikan adalah kisah-kisah Obama, dan hal lainnya diluar tema ajakan memilih. Bahkan kadang kegiatan yang sama sekali kelihatannya tidak nyambung
dengan tema kampanye atau tema politik, seperti kisah lucu atau humor. Tak melulu tema-tema serius. Kedua, Waktu Setelah Penetapan Caleg. Sekarang Anda sudah ditetapkan menjadi Caleg oleh partai dan sudah resmi terdata di KPU. Saat penetapan Caleg tentu waktu yang Anda miliki masih sangat banyak. Masih sangat luang. Waktu yang masih sangat jauh untuk kampanye habis-habisan. Kelihatannya merupakan langkah yang sangat tidak efektif dan pemborosan jika waktu diperode ini Anda langsung melakukan sosialisasi. Bayangkan berapa uang yang harus Anda gelontorkan dalam waktu yang sangat lama ini. Tahap ini langkah Anda adalah harus sudah mulai melakukan kategorisasi calon pemilih Anda. Manfaatkan buku “Menang Cemerlang Tanpa Uang Merebut Kursi Legislatif” untuk mengetahui 6 kategori calon pemilih Anda. Mungkin buku ini bisa membantu Anda. Gerakkanlah tim sukses Anda untuk melakukan beberapa hal. Salah satunya mengindentifikasi 6 calon pemilih Anda. Berikut Tips Manajemen Tim Sukses. – Jangan semua tim sukses Anda langsung berhubungan dengan Anda, buat sistem terkoordinasi melalui TIM SUKSES Ring 1 – Buat Ring 2, 3 dan 4…..4 Lapis Ring sudah cukup – Pilih Tim Sukses yang bisa digerakkan dan menggerakkan – Pahamkan TIM SUKSES mengenai 6 kategori calon pemilih (Bisa lihat di buku”Menang Cemerlang Merebut Kursi Legislatif), dan diskusikan cara untuk menyentuhnya supaya memilih. Bukan hanya memilih tapi mereka mau mengajak orang lain untuk memilih – Fungsi TIM SUKSES : * Mengajak
* Mengkaunter (Fitnah/Opini/Isu Kontraprodukti) * Menggerakkan * Membangun Citra * Pribadi Sebagai Simbol * Spionase Lebih jelasnya klik sekarang ikuti di facebook. Setelah Anda sudah mengidentifikasi 6 calon pemilih maka ini senjata yang memudahkan Anda untuk melakukan langkah yang efektif dan tepat sasaran. Ketiga, Waktu Dekat Jelang Hari Pemilihan. Periode ini kira-kira sekitar 1 tahun atau 6 bulan menjelang hari H Pemilihan. Jangan heran bila diperiode ini mulai terlihat spanduk, dan berbagai macam bentuk kampanye. Di periode ini saatnya mulai melakukan pertarungan sesungguhnya. Periode ini masa-masanya sengit dan ketat. Namun Anda sudah berhasil melakukan start sejak awal tanpa tertangkap radar. Pada periode ini mulai banyak dermawan dadakan. Mulai banyak program-program sosial dadakan, dengan berbagai cara dan bentuk. Inilah pertarungan terberat, bila Anda baru memulai. Mungkin ada nilai positifnya. Namun kelihatannya tidak ada cara lama yang dianggap efektif di periode ini. Dengan berbekal identifikasi 6 kategori calon sangat membantu sekali. Diperiode ini tidak mungkin semua wilayah, RT, atau Desa, di dapil Anda digarap semua. Maka anda bisa menyimpulkan mana yang tidak perlu lagi disentuh, mana yang perlu sentuhan sekedarnya, dan mana yang perlu intens disentuh dan ini yang harus menjadi prioritas Anda. 6 Jenis Calon Pemilih Anda Pertama Tipe : Antipati Orang dalam kategori ini dipastikan tidak akan memilih Anda, bukan hanya itu ia
mungkin menjelek-jelekan Anda yang pada intinya orang lain supaya tidak memilih Anda. Kedua Tipe : Acuh Orang dalam kategori ini mungkin karena tidak kenal Anda atau masa bodoh dengan Anda. Orang dalam kategori ini kemungkinan tidak memilih Anda. Ketiga Tipe : Memperhatikan Orang dalam kategori ini berpeluang besar akan memilih Anda. Ia akan mempelajari latar belakang Anda, kehidupan sehari-hari Anda dan lainnya. Ada rasa penasaran mereka yang ingin diketahui dari Anda. Orang dalam kategori ini berpeluang besar memilih Anda. Keempat Tipe : Simpati Orang dalam kategori ini simpatik dengan Anda. Mungkin tidak bisa dipastikan alasannya. Bisa jadi karena Anda dipandang orang baik, tepat janji, punya kinerja bagus, pemberani, punya prestasi yang dianggap bisa diandalkan, dsb. Hampir dipastikan orang dalam kategori ini akan memilih Anda. Kelima Tipe : Loyal Orang dalam kategori ini apapun isu dilapangan tentang Anda, apapun kejadian yang menimpa Anda-positif atau negative- ia tetap akan memilih Anda. Keenam Tipe : Mengajak Orang dalam kategori ini merupakan orang-orang yang sebaiknya anda himpun. Bila Anda memiliki semakin banyak orang-orang pada kategori ini maka Anda berpeluang besar dapat meraih kemenangan secara gemilang.
Orang dalam kategori ini bukan hanya akan memilih Anda tetapi mereka akan mengajak orang lain untuk memilih Anda. Bahkan mereka akan mengklarifikasi fitnah-fitnah yang akan menjatuhkan Anda. Langkah Anda tentu semakin mantap dan penuh optimis meraih kemenangan begitu Anda memiliki banyak orang dalam kategori mengajak. Untuk itu langkah-langkah Anda yang perlu dilakukan adalah mengarahkan orangorang dari kategori Antipati menjadi kategori Acuh dan seterusnya, hingga mereka berada pada kategori “mengajak”. 14 Tip Membangun Tim Sukses hebat Bagian ini akan menunjukkan 14 resep untuk membangun sebuah tim sukses yang efektif. Seperti yang Anda lihat, TIM SUKSES merupakan salah satu kunci yang menentukan apakah sang caleg meraih kemenangan atau tidak.Mengelola tim secara tidak tepat setidaknya dapat merugikan sang caleg. Rugi yang paling tidak diharapkan adalah KALAH, rugi lainnya, setidaknya uang yang dirogoh selama ini, mubajir tanpa hasil. Pemilu 2014 sebentar lagi datang. Karenanya, memerlukan ambil langkah segera. Ada pemaparan menarik dari Djajendra, Apr 27, 2009, di djajendramotivator.com/?p=1093, mengatakan dalam setiap tindakkan untuk merealisasikan rencana menjadi hasil yang diharapkan, pemimpin harus fokus untuk mempekerjakan orang-orang yang kreatif, proaktif, strategis, disiplin, dan optimistis di dalam sebuah tim sukses. Kecerdasan pemimpin dalam membangun tim sukses yang efektif akan sangat membantu si pemimpin untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan strategis yang membutuhkan konsentrasi dan fokus yang lebih intensif.
Kemampuan pemimpin untuk menempatkan pribadi-pribadi yang loyal, antusias, selalu berjuang dalam motivasi yang tinggi, dan yang mau bekerja keras untuk menyelesaikan semua tugas dan tanggung jawab, adalah sebuah syarat terpenting di dalam pembentukan tim sukses yang efektif. Berikut ini 14 tips untuk membangun tim sukses yang efektif dan yang dapat memberikan keberhasilan buat si pemimpin. 1. Pemimpin wajib menetapkan tujuan utama tim, kemudian memotivasi tim untuk membangun mind set bahwa tujuan utama dari tim adalah membuat sukses setiap program . 2. Tim sukses harus menetapkan tujuan yang spesifik, terukur, terdefinisi, dan konsisten. 3. Setiap anggota tim sukses harus berkomitmen untuk Menunaikan tanggung jawab mereka secara total. 4. Pemimpin harus cerdas dalam memilih karakter dari pribadi-pribadi yang akan berada di dalam tim sukses. 5. Pemimpin harus memiliki pemahaman yang jelas tentang bakat dan potensi dari masing-masing pribadi tim sukses tersebut. 6. SOP, aturan, dan kebijakan wajib ditetapkan sebagai fondasi dasar untuk membangun etos kerja tim sukses yang efektif. 7. Setiap anggota tim sukses harus tahu tentang fungsi dan peran mereka di dalam tim sukses. 8. Tim sukses harus bekerja melalui sebuah proses kerja yang selalu fokus dalam menjaga keutuhan dan kekompakkan tim sukses. 9. Setiap melakukan tindakan tim harus melakukan pertemuan di antara anggota dan pemimpin, baru kemudian membuat keputusan yang tepat sasaran, dan mendefinisikan semua perkembangan baru dalam sebuah rencana kerja yang disetujui oleh semua anggota dalam tim.
10. Apapun perbedaan di antara anggota tim. Setiap orang wajib saling menghormati, saling mendengar, dan saling peduli. 11. Setiap konflik harus dikelola dengan besar hati dan penuh empati, kemudian diselesaikan dengan menghormati semua pihak secara profesional. 12. Pemimpin harus menggunakan kekuatan intuisi untuk melihat hal-hal yang tak terlihat oleh panca indera. Lalu, membuat tindakan-tindakan yang memotivasi anggota tim untuk bekerja dengan emosi baik dan pikiran terang. 13. Tim sukses dan pemimpin harus membangun hubungan dan komunikasi positif dengan “stakeholder” dalam sebuah suasana yang saling menguntungkan. 14. Tim sukses harus membuat tabel rencana kerja dengan memasukan semua tips di atas sebagai faktor-faktor kerja tim yang harus diperhatikan secara terus-menerus.
STRATEGI MEMENANGKAN PILEG 2019 ALA NUGRAHA HADI KUSUMA Tahapan pemenangan Caleg secara Garis Besar disampaikan Nugraha Hadi Kusuma sebagai berikut ,
PEMETAAN POLITIK 1. Pemetaan Perilaku Pemilih •Memetakan pemilih berdasarkan demografi dan preferensi politik (menentukan market, atau konstituen secara tepat dengan mengikuti aturan wilayah dan pandangan politiknya) •Memetakan isu-isu strategis lokal (Menyusun Visi dan Misi yang sesuai dengan keadaan masyarakat atau konstituen di daerah pemilihan) •Memetakan nama-nama yg berpotensi menjadi kawan dan lawan (Menginventarisir kekuatan dan kelemahan yang berasal baik dari konstituen atau kompetitor) •Memetakan media komunikasi yg efektif digunakan oleh pemilih (Penyesuaian penggunaan media dalam dalam memberikan informasi yang bersifat sebagai promosi) Output: Strategi Mempengaruhi Perilaku Pemilih 2. Pemetaan Jaringan •Inventarisir Jaringan yang potensial jadi mesin politik (Internal dan Eksternal, baik dari kader partai internal maupun dari konstituen bebas) •Memetakan wilayah dari masing2 jaringan ( Jika diperlukan adanya Maping) •Inventarisir Nama-nama yang memiliki potensi menjadi tim sukses (susun dan bentuk tim sukses dengan komponen terstruktur) Ouput: Strategi Mobilisasi STRATEGI MOBILISASI
A. PEMBANGUNAN JARINGAN DAN ORGAN POLITIK Design Struktur tim sukses,Pembentukan tim sukses tingkat kecamatan dan desa, dan Perluasan jaringan sosial. B. PELATIHAN MANAJEMEN TIM SUKSES Pemahaman perilaku pemilih,Organisasi tim sukses,Media kampanye,Targeting, dan Penyusunan dan evaluasi program C. PENYUSUNAN PROGRAM PEMENANGAN Design program kunjungan, Orasi Politik (penyampaian visi dan misi), Aksi sosial, Peresmian, Kontrak politik, Turnamen, Pawai, Hiburan, Komunikasi tradisional,dan Komunikasi multimedia dan alternatif D. PEMENUHAN PERSYARATAN PENCALONAN Dukungan partai politik, persyaratan administrasi KPU E. PEMBENTUKAN TIM KAMPANYE F. PEMBENTUKAN TIM SAKSI G. PEMBENTUKAN TIM MOBILISATOR TUJUAN : 1. Membangun organisasi pemenangan Caleg yang Efektif dan Efisien 2. Mendesign kerangka kerja organisasi yang jelas dan terukur 3. Menentukan target-target pemenangan dan jadwalnya. STRATEGI PENCITRAAN · PEMBENTUKAN MEDIA CENTER Meliputi : Mengorganisasi program dan Membuat target dan evaluasi program pencitraan kandidat ·
STRATEGI KOMUNIKASI MEDIA CETAK, RADIO DAN TELEVISI Meliputi : Design, contain, timming, volume dan budgeting (Contoh : Kalender, pamflet, leaflet, sticker, Audiensi ke Surat Kabar atau radio dll) · STRATEGI KOMUNIKASI MEDIA OUTDOOR Meliputi : Design, isi, timming, volume, budgeting (Contoh : Kaos, poster, spanduk, rontag, baliho dll) STRATEGI KOMUNIKASI SOSIAL Meliputi : Design, isi, timming, volume, budgeting (Sosial media di Internet misal : Facebook, Twiter dll), memperbanyak jumlah kunjungan ke daerah pemilihan, dan pengenalan pribadi serta penyampaian visi dan misi. · STRATEGI KOMUNIKASI TATAP MUKA Ø Arisan Ø Rapat warga (RT, RW, dukuh, dlll) · STRATEGI KOMUNIKASI ALTERNATIF Ø Mobilisasi massa melalui seni dan budaya Ø Mengadakan lomba Ø Membentuk barisan, pasukan pemenangan TUJUAN : 1. Membentuk citra diri kandidat sesuai dengan visi, misi dan target pemilih, 2. menentukan media komunikasi politik yang efektif 3. Mendesign isi komunikasi politik 4. Mempengaruhi isi liputan media massa
“Cara promosi paling efektif adalah dari mulut ke mulut. Beriklan itu penting, karena sama dengan berinvestasi. Beriklan politik tidak sama dengan cara kerja petani yang menanam padi lantas 3—4 bulan panen. Beriklan politik seperti menanam jati, lama dan perlu dirawat,” MAPPING WILAYAH YANG DI GARAP oleh Tim Pemenangan Caleg atau Tim Sukses. 1. WILAYAH DALAM : Wilayah ini adalah wilayah dimana domisili anda, yang sangat memungkinkan untuk meraup suara maksimal, dikarenakan faktor populisnya anda di wilayah tersebut, dan menciptakan emosi history ataupun emosi personal. 2. WILAYAH LUAR : Wilayah ini adalah wilayah yang mengelilingi wilayah domisili anda, di luar RT, RW, dukuh dan desa anda, prosentase raupan suara maksimal sekitar 25% dengan asumsi sosialisai dan kunjungan ke daerah tersebut dalam tingkatan kedua setelah wilayah dalam. 3. WILAYAH TAMBAHAN/ SUPLEMEN: Wilayah ini adalah wilayah pemanfaatan terhadap, sodara, kawan (kenalan) ,kader dan kader yang ada di luar wilayah anda dan masih termasuk dalam dapil anda. Asumsi sosialisasi dan kunjungan maksimal hanya ± 15% dari total sosialisai dan kunjungan anda selama waktu efektif. Sehingga pada kesempatan ini pula saya sampaikan konsep baru yang mungkin akan terkesan idealis tetapi sangat realistis dengan keadaan bangsa Indonesia saat ini yaitu sebuah konsep “Edukasi Politik” Edukasi Pollitik adalah strategi politik pemenangan Pilkada, Pileg, dan Pemilu dengan memberikan pendidikan atau pelatihan ataupun sebuah stigma atau pandangan politik
yang bermartabat dan yang bermanfaat untuk masyarakat sehingga memiliki efek jangka panjang dan bermanfaat bagi bangsa Indonesia yang sedang membangun. Dengan kata lain Edukasi Politik adalah pemahaman tentang politik baik dilihat dari fungsi atau manfaat, cara atau tata laksana serta implementasinya kepada masyarakat penerima kebijakan yang dihasilkan dari kerja politik. Saat ini masyarakat terlalu sering dimanfaatkan oleh kepentingan elit politik yang berkuasa sehingga yang terjadi, masyarakat hanya menjadi penonton atas keinginan dan aspirasi mereka yang tidak pernah tercapai. Peluang inilah yang akhirnya ditangkap oleh elit politik untuk “membeli” suara rakyat untuk mendukung mereka menjabat sebagai DPRD, DPR RI, maupun pemegang kekuasaan lainnya. Dari ketidaktahuan masyarakat tentang politik mengakibatkan kesempatan para caleg, cawali, cabup, cagub dan capres membeli suara tersebut, sehingga yang terjadi di periode mereka memimpin merekapun hanya akan diam tanpa melakukan yang sekiranya bisa membela konstituennya atau rakyat pemilihnya karena mereka merasa sudah membeli suara rakyat yang diwakilinya. Contoh lain masyarakat kita terlalu sering menikmati hasil di awal dari pada di belakang, sehingga Konsep KeTuhananpun sering dilupakan. Konsep KeTuhanan merupakan sebuah perintah untuk patuh menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya yang mempunyai hasil di belakang yaitu akherat yang abadi dan yang lebih menyenangkan akan tetapi masyarakat sering tidak menghiraukan kaidah itu dan lebih memilih menikmati yang ada saat ini. Oleh sebab itu perlu ada suatu gebrakan yang berani menantang menuju perubahan yang lebih baik dengan Edukasi Politik. ASUMSI PENGHITUNGAN SUARA DI DAERAH PEMILIHAN CALEG DPRD I Jumlah pemilik suara di daerah pemilihan setelah dilakukan pemutakhiran data dari panwaslu
Misal : 1. Jumlah suara (DP4) Kota Yogyakarta tahun 2009 : 341.000 suara 2. Jumlah Kecamatan di Kota Yogyakarta : 14 Kecamatan 2. Jumlah Partai peserta pemilu : 12 partai 3. Rata-rata Caleg/ partai : 7 orang (7 orang x 12 partai = 84 orang) DP4 : Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu Penghitungan : 341.000 suara : 14 kecamatan = 24.358 suara / kecamatan (Rata-rata dapil terdiri dari 3 kecamatan) 24.358 suara x 3 kecamatan = 73.074 suara 73.074 suara : 12 partai = 6990 suara/partai 6990 suara : 7 orang (caleg) = 870 suara Jika total suara terbagi seperti diatas maka tidak akan ada calon legislatif yang memperoleh suara absolut atau mutlak, dan ini bisa dipastikan akan terjadi. Sehingga yang sangat dimungkinkan dilakukan oleh masing-masing caleg adalah optimalisasi perolehan suara di daerah domisilinya, dan apabila yang terjadi di tiap dapil mendapat jatah kuota anggota legilatif sebanyak 9-10 orang maka nilai suara amanpun akan berubah. Dalam hal ini dapat saya contohkan seperti dibawah ini : v Dapil memiliki 73.074 suara v 12 partai peserta pemilu Kuota anggota legislatif tiap-tiap dapil misal 9 orang, berarti 73.074:12 partai = 6090 suara dan dibagi kepada 9 orang dan misal masing –masing mendapat nilai yang sama yaitu 677suara tiap caleg tiap partai, Maka Angka atau suara 677 tersebut merupaka angka 50% untuk jadi anggota dewan, sehingga mesin politik atau tim sukses harus mampu mencapai target 50% plus 1 untuk dapat mengamankan 1 kursi.
Dengan asumsi total suara belum dikurangi dengan kemungkinannya yang suara rusak, suara tidak digunakan atau abstain, maka sangat dimungkinkan perhitungan suaru tersebut juga akan mengalami perubahan, akan tetapi kewajiban tim sukses minimal mampu mencapai suara aman untuk mendapatkan 1 kursi. Diawal saya sebutkan untuk optimalisasi jumlah suara maka caleg wajib optimalisasi raupan suara di daerah domisillinya, dikarenakan tingkat populis caleg dan emosi personal mudah di dapat dari masyarakat sekitar dimana anda tinggal. Dalam pencapaian suara untuk memenangkan salah seorang kandidat dibagi dalam 3 (tiga) tahapan : 1. Push Political Marketing : strategi pemasaran produk politik secara langsung ke pemilih 2. Pull Political Marketing : Strategi penyampaian pesan yang dilakukan memlaui media massa baik elektronik, cetak, luar ruang, Mobile +Internet. 3. Pass Political Marketing : Strategi penyampaian pesan melalui individu, kelompok atau organisasi yang mempunyai pengaruh.